Anda di halaman 1dari 31

LAPORAN PRAKTIKUM

LABORATORIUM FISIKA ATOM

JUDUL PERCOBAAN : RADIASI GELOMBANG


ELEKTROMAGNETIK
NAMA : NURUL SYAFINA LUBIS
NIM : 180801047
KELOMPOK/GRUP : 4/A
HARI/TANGGAL PERCOBAAN : SELASA / 24 SEPTEMBER 2019
ASISTEN : SRI NINGSIH Y.PAKPAHAN

DEPARTEMEN FISIKA S1
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2019
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Radiasi infra merah ditemukan oleh Sir William Herschel pada tahun 1880, yang
melaporkan penemuannya kepada Royal Society. Hampir selama satu abad teori,teknik
dan instrumentasi untuk analisis infra merah dikembangkan. Daerah infra merah antara
spektrum elektromagnetik cahaya tampak dan spektrum radio, yakni antara 4,000 dan
400 cm-1. Sumber sinar infra merah pada umumnya berupa zat padat inert yang
dipanaskan dengan listrik, hingga mencapai suhu antara 1.500-2.000⁰ K.Jika dilihat
dengan dengan spektroskop cahaya maka radiasi cahaya infra merah akan nampak pada
spektrum elektromagnet dengan panjang gelombang di atas panjang gelombang cahaya
merah.
Adapun dapat kita temui pada deteksi sensor yang berguna bagi kesehatan, bagi
industri dan kehidupan sehari-hari pada bidang yang berkaitan dengan infra merah. Kita
memanfaatkan detektor infra red pada setiap beda yang dipancarkan infra red akan
memantulkan dan atau menyerap infra red sehingga detektor menangkap panjang
gelombang yang berbeda sesuai suhu yang dikeluarkan benda. Karena sumber utama
sinar infra red merupakan radiasi termal ataupun radiasi panas, tidak cukup panas tertentu
bahkan tidak cukup panas untuk meradiasikan cahaya tampak dapat mengeluarkan energi
dan terlihat pada infrared. Inilah yang menjadi dasar pendeteksian suhu badan manusia
dan menjadi bahan utama sensor untuk mengidentifikasikan virus tesebut.

1.2 Tujuan

1. Untuk menentukan perbandingan energi untuk masing-masing tapis dari tabung yang
polos dan tabung yang dihitamkan karena perbedaaan suhu.
2. Untuk menentukan perbandingan suhu kalor untuk masing-masing tapis dari tabung
yang polos dan tabung yang dihitamkan karena perbedaan suhu.
3. Untuk mencari panjang gelombang untuk masing-masing tapis dari
tabung yang polos dan tabung yang dihitamkan karena perbedaan suhu.
BAB II

DASAR TEORI

Ketika arus rendah di kawat logam,muatan sedang diangkut oleh gerakan elektron bermuatan
negatif saat merekan bergerak di sepanjang kawat.Fakta-bahwa muatan yang dibawa dalam
logam adalah pengisi daya negatif-diketahui sampai relatif terlambat dalam evolusi listrik saat
ini.Seperti yang telah kita lihat,penjelasan dari sebagian besar pengamat eksperimental yang
melibatkan arus dapat dinyatakan sama baiknya dalam hal muatan positif atau negatif. Untuk
alasan inilah situasi dalam logam tidak diklarifikasi sampai fitur kualitatif dari perilaku
elektron dalam logam yang dipahami.Pengamat eksperimental yang tergantung pada tanda
pembawa isi dan dapat digunakan untuk menentukan tanda mereka.Karena semi-konduktor
,operator muatan tidak prlu negatif (seperti yang kami tunjukkan gambar 20),diperlukan
metode eksperimental untuk menentukan tanda mereka.
Satu metode yang sangat sedikit dibahas sekarang.Pada 1879,saat membaca teks
klasik Maxwell yang berjudul listrik dan daya tarik (kemagnitan),Edwin Hebert Hall mencatat
pernyataan bahwa dia tidak mempertimbangkan yang tidak layak,Maxwell menyatakan
(seperti yang dilakukan sebagian besar orang lain pada waktu itu) bahwa kawat ada ang
membawa pengalaman saat ini pun merupakan gaya ketika ditempatkan di telepon genggam,
muatan yang bergerak melalui kawat tidak dengan sendirinya. Akan tetapi,Hall
mengalami,kekuatan ini masuk akal bahwa gaya pada kawat itu mungkin merupakan hasil
dari gaya pada muatan bergerak.Karena itu ia merancang percobaan untuk menguji
anggapannya.Setelah beberapa berupaya yang gagal,Hall akhirnya memanfaatkan Arus dari
baterai dikirim melalui pita emas ke arah arus yang rendah,karena foil tipis memiliki ketahan
yang cukup besar. Namun, titik M dan N pada sisi yang berlawanan dari pita berada pada
potensial yang sama,sehingga tidak ada perbedaan tegangan yang dicatat oleh voltmeter
sensitif yang terhubung dengan kedua titik ini. Namun,Hall memperhatikan bahwa perbedaan
tegangan tetap anar titik M dan N terjadi segera setelah medan magnet dipasang tegak lurus
ke pita datar,seperti yang diilustrasikan.
Dia menafsirkan sebagai berikut.Eksperimen pada kabel menunjukkan bahwa dalam
situasi ini pengalaman kawat kekuatan ke arah F karena anda dapat dengan mudah
memverifikasi dia tangan kanan aturan jika kekuatan ini benar benar diberikan pada operator
muatan,baik itu positif atau negatif,merka juga akan dipaksa di arah F.Kekuatan ini
menyebabkan pembawa muatan,beban bergerak ke arah tepi foil dengan demikian untuk
mengisi tepi pita.Eksperimen yag diuraikan dalm bagian sebelumnya rumit unuk fakta bahwa
kutub geografis ditentukan oleh sumbu rotasi yang hanya diprkiraka lokasi kutub di daam
bumi yang dapat diberikan tetapi ditunjukkan buah gelombang akan dicirikan pada panjang
gelombangnya λ dan frekuensinya f Panjang gelombang adalah jarak diantara puncak-puncak
gelombang yang berturutan frekuensi adalah banyaknya puncak yang melewati sebuah titik
setiap detik dan dan adalah sama dengan frekuensi getaran dari muatan yang menghasilkan
gelombang elektromagnetik tersebut.
Teori Einstein tentang cahaya menimbulkan dilema bagi ilmuwan.Di satu sisi, teori ini
menjelaskan efek fotolistrik dengan sempurna. Di sisi lain, teori partikel gelombang cahaya
tidak konsisten dengan perilaku gelombang cahaya. Satu-satunya untuk kembali
menyelesaikan kemnali dilema ini adalah dengan menerima gagasan bahwa cahaya
mempunyai sifat seperti gelombang maupun seperti partikel Bergantung pada percobaannya,
cahaya dapat bersifat sebagai gelombang ataupun sebagai aliran partikel.Konsep ini sangat
bertentangan dengan pandangan fisikawan terhadap materi dan radiasi waktu itu dan
diperlukan waktu yang sangat lama agar gagasan ini dapat diterima.Kemudian diketahui
bahwa sifat dualisme (partikel dan gelombang) ini tidak unik untuk tetapi merupakan sifat
semua materi, termasuk partikel-partikel submikroskopis seperti electron.Setiap unsur
mempunyai spektrum pancar yang unik dan khas, karena tidak ada pribadi yang sama.Garis-
garis khas dalam spektrum atom dapat digunakan dalam analisis kimia untuk mengidentifikasi
atom-atom yang belum dikenali, serupa dengan sidik jari yang digunakan untuk
mengidentfikasi seseorang.Bila garis-garis spektrum pancar suatu sampel tepat sesuai dengan
garis-garis spektrum pancar dari unsur yang diketahui, maka identitas sampel dapat dengan
cepat ditentukan. (Ichimaru, 1986)
Meskipun demikian,ada satu enidentitas saja, satu esensi dari gelombangelektromagnetik.
Persamaan Maxwell adalah independen dari panjang gelombang sehingga menunjukkan tidak
ada perbedaan yang mendasar dalam bentuk. Oleh karena itu,itu adalah wajar untuk mencari
sumber mekanisme yang sama untuk semua radiasi. Wajar untuk mencari sumber mekanisme
yang sama untuk semua radiasi. wajar untuk mencari sumber mekanisme yang sama untuk
semua radiasi.
Apa yang kita temukan adalah bahwa berbagai jenis energi radiasi tampaknya
memiliki asal mula yang sama yaitu bahwa mereka semua berhubungan entah bagaimana pun
dengan biaya tidak seragam bergerak. Kita tentu saja berhubungan dengan gelombang di
bidang elektromagnetik, dan biaya adalah yang menimbulkan lapangan, jadi ini sama sekali
tidak mengejutkan. Biaya stasioner memiliki bidang e konstan, ada bidang p, dan karenanya
tidakmenghasilkan radiasi, dari mana energi itu akan datang? Biaya seragam bergerak
memiliki kedua bidang e dan bidang b, tetapi tidak memancarkan.Jika Anda berpergian
dengan muatan, arus akan kemudian lenyap, maka b akan lenyap, dan kami akan kembali
pada kasus sebelumnya, gerak seragam relatif. Itu wajar, iyalah wajar kau pun kek
mananya?Karena akan tidak masuk akal sama sekali jika muatan berhenti memancar hanya
karena anda mulai berjalan di sepanjang sebelahnya.Yang meninggalkan nonbiaya seragam
bergerak, yang melakukan pemancaran.
Pada gambar foton ini ditegaskan oleh keyakinan bahwa interaksi mendasar antara
materi dan energi radiasi adalah antara foton dan biaya.Jika Anda berpergian dengan muatan,
arus akan kemudian lenyap, maka b akan lenyap, dan kami akan kembali pada kasus
sebelumnya, gerak seragam relatif. Itu wajar, karena akan tidak masuk akal sama sekali jika
muatan berhenti memancar hanya karena anda mulai berjalan di sepanjang sebelahnya.Yang
meninggalkan nonbiaya seragam bergerak, yang melakukan pemancaran. Pada gambar foton
ini ditegaskan oleh keyakinan bahwa interaksi mendasar antara materi dan energi radiasi
adalah antara foton dan biaya.Bukti paling meyakinkan dari realitas gelombang
elektromagnetik Hertz terletak pada demonstrasi yang kecepatan mereka yang diperkirakan
oleh persamaan teoritis. kecepatan diukur tidak secara langsung tetapi secara tidak langsung
dengan mengukur panjang gelombang. kemudian dari frekuensi diketahui dari osilasi
kecepatan dapat ditemukan oleh relasi.
Memancarkan suatu radiasi dengan semua besarnya panjang gelombang.Akan tetapi,
jumlah energy yang diradiasikan pada setiap panjang gelombang bergantung pada
temperature. Apa yang kita temukan adalah bahwa berbagai jenis energi radiasi tampaknya
memiliki asal mula yang sama yaitu bahwa mereka semua berhubungan entah bagaimana pun
dengan biaya tidak seragam bergerak. Kita tentu saja berhubungan dengan gelombang di
bidang elektromagnetik, dan biaya adalah yang menimbulkan lapangan, jadi ini sama sekali
tidak mengejutkanTapi ini hanya kecepatan yang diukur dari gelombang elektromagnetik dan
juga setuju persis dengan pengukuran terbaru dari kecepatan cahaya oleh Michielson dan lain-
lain.Kita tentu saja berhubungan dengan gelombang di bidang elektromagnetik. Untuk udara
atau gas lainnya di atmosfer tekanan, sedikit perubahan dalam persamaan diperlukan.Bukti
paling meyakinkan dari realitas gelombang elektromagnetik Hertz terletak pada demonstrasi
yang kecepatan mereka yang diperkirakan oleh persamaan teoritis.Meskipun semua bentuk
radiasi elektromagnetik merambat dengan kecepatan yang sama dalam ruang hampa, tetap
saja berbeda dalam frekuensi dan panjang gelombang.Yang banyak berlaku untuk biaya
mengubah kecepatan sepanjang garis lurus dalam akselerator linier.Seperti yang akan kita
lihat saat ini, bahwa rekening perbedaan bagi keragaman perilaku yang diamati ketika energi
radiasi berinteraksi dengan materi.Yang banyak berlaku untuk biaya mengubah kecepatan
sepanjang garis lurus dalam akselerator linier, berpitar- putar di dalam siklotron, atau hanya
berosilasi. (Bueche, 1982)
Sel Daniell yang disajikan pada setelah tabung U Jembatan garan) yang menghubungkan
beker kedua Bila konsentrasi ZASO, dan CuSO, masing-masing masing-masing 1 molar (IM)
paa 25 C oltase sel adalah Gas pada atm 19.3.Potensi Reduksi Standar ika konsentrasi ion Cu
dan Zn adalah 1.0 M, sebenarnya voltase atau emf dari l Daniell adalah 1,10 V pada 25 C
(lihat). Tegangan ini berhubungan dengan reaksi redoks yang terjadi, tetapi bagaimana?
Sepeti pertimbangan dari sel pemilihan dapat mempertimbangkan jumlah dari reaksi
setengah-sel, gf terukur dari sel pun dapat dipertimbangkan sebagai jumlah dari potensial
listrik pada elektroda Zn dan Cu. Dengan wengetahui salah satu potensi elektroda, kita dapat
memperoleh potensi lain dengan operasi yang diperoleh (dari 1,10 V). Kita tidak mungkin
mengrkur potensi dari satu elektroda uja, tetapi jika kita berkepanjangan mematok nilai
potensial salah satu elektroda menjadi nol, dapat digunakan untuk menentukan potensi relatif
dari elektroda lain. Elektroda bidrogen, yang dibahas pada, bekerja sebagai rujukan untuk
maksud ialGas hidrogen dihembuskan ke dalam larutan asam klorida pada 25 ° C. Elektroda
pladinanya memiliki dua fungsi. Fungsi pertama adalah menyediakan permukaan tempat
rjadinya penguraian molekul hidrogen Elektre Pt adi Cu pada Elektro hidrogen bekerja pada
kondiai standar. Gas hidrogen pada 1 atm dihembuskan melalui HCI 1 M. Elektroda
platinanya adalah bagaikan dari elektroda hidroge edium penghantar dan solusi KCI elektroda
Zn PRihan rujukan untuk potensial potensial elektroda pada analog ini. daratan sebagai sel
meteran di atas atau di permukaan laut. H 2H + 2e Fangsi kedua sebagai penghantar listrik ke
rangkaian eksternal. Pada kondisi kondisi-standar (kompres tekanan H, 1 atm dan konsentrasi
larutan HC potensial reduksi H * pada 25 ° C tepat nol: potensi sel juga atu sel mengandalkan
trasi ion dan suhu 2H * (1 M) +2 H (1 atm ) E = OV Saperskrip "o" menyatakan kondisi
kondisi standar, dan E berpotensi reduksi standar au voltase yang berkaitan dengan reaksi
reduksi pada satu elektroda kompilasi semua zat erlarut 1 M dan semua gas pada I atm Jadi,
potensial reduksi standar dari elektroda drogen Ditetapkan sebagai nol. Elektroda hidrogen
dinamakan elektroda hidrogen fandar (SHE, elektroda hidrogen standar) Kita dapat
menggunakan SHE untuk mengukur potensi dari jenis-jenis elektroda dalam Contohnya,
menggunakan galvanik dengan elektroda seng dan SHE,elektroda seng adalah anoda dan SHE
adalah katoda. Kita bisa menyimpulkan fakta ini dari menurunnya massa dari elektroda seng
selama sel bekerja dan konsisten dengan lepasnya seng ke dalam larutan sebagai ion Zn hasil
reaksi oksidas I sel. (Chang,2004)
Penelitian kami tentang sifat-sifat cahaya sejauh ini membawa kami pada kesimpulan cahaya
itu adalah gerakan gelombang, diperbanyak dengan kecepatan yang sangat tinggi.Dalam
penjelasan gangguan dan difraksi itu tidak perlu setiap asumsi tentang sifat perpindahan
karena dalam mata pelajaran ini kita untuk membuat muncul di persamaan gelombang
kami.Hanya peduli dengan interaksi gelombang cahaya satu sama lain.Dalam bab-bab
selanjutnya kita harus mempertimbangkan mata pelajaran di mana aksi cahaya dengan materi
berperan, dan di sini menjadi perlu untuk menentukan sifat fisik kuantitas y, yang biasanya
diistilahkan vektor cahaya.Freanel, yang pada 1814 pertama kali memberikan penjelasan yang
memuaskan. Gangguan dan reaksi berbeda oleh teori gelombang, membayangkan vektor
cahaya untuk merepresentasikan perpindahan aktual dari material asther,yang dikandung
sebagai zat yang merembes dengan kepadatan sangat kecil dan kekakuan tinggi.Teori "elastis-
padat" ini memiliki banyak keberhasilan Cess dalam menafsirkan fenomena optik dan sangat
didukung oleh banyak penyelidik terkemuka di lapangan, seperti Lord Kelvin, hingga akhir
1880.Teori elastis-solid terletak pada fakta bahwa cahaya telah terbukti khusus tegak lurus
dengan arah gerakan gelombang.
Gelombang cahaya pernah terdeteksi.Sekarang semua benda padat elastis yang kita
kenal mampu memadukan longitudinal serta melintang keadaan tidak memungkinkan untuk
mengatur gelombang transversal tanpa di waktu yang sama memulai yang longitudinal. Di
sisi lain, teori partikel gelombang cahaya tidak konsisten dengan perilaku gelombang cahaya.
Konsep ini sangat bertentangan dengan pandangan fisikawan terhadap materi dan radiasi
waktu itu dan diperlukan waktu yang sangat lama agar gagasan ini dapat diterima.Konsep ini
sangat bertentangan dengan pandangan fisikawan terhadap materi dan radiasi waktu itu dan
diperlukan waktu yang sangat lama agar gagasan ini dapat diterima.Satu-satunya untuk
kembali menyelesaikan kemnali dilema ini adalah dengan menerima gagasan bahwa cahaya
mempunyai sifat seperti gelombang maupun seperti partikel Bergantung pada percobaannya,
cahaya dapat bersifat sebagai gelombang ataupun sebagai aliran partikel.Kemudian diketahui
bahwa sifat dualisme (partikel dan gelombang) ini tidak unik untuk Konsep ini sangat
bertentangan dengan pandangan fisikawan terhadap materi dan radiasi waktu itu dan
diperlukan waktu yang sangat lama agar gagasan ini dapat diterima.tetapi merupakan sifat
semua materi, termasuk partikel-partikel submikroskopis seperti electron. Banyak saran
dibuat untuk mengatasi kesulitan ini, tetapi semuanya tentang gagasan tentang material yang
ether itu sendiri tampaknya agak dipaksakan, sejauh itu properti luar biasa tidak dapat
dideteksi oleh percobaan.Keberatan pokok gerakan gelombang transversal, yaitu getaran
selalu tidak longitudinal ombak; sebenarnya, di bawah beberapa buatan. Selanjutnya,mekanik
biasa setiap garis gaya menunjukkan arah lapangan di setiap titik sepanjang garis dan ini
adalah sedemikian rupa sehingga bersinggungan dengan garis gaya pada setiap titik
memberikan arah gaya pada biaya kecil. (White, 1957)
BAB III

METODOLOGI PERCOBAAN

3.1Peralatan dan Fungsi

1. Lampu pijar 100 watt


Fungsi : sebagai sumber cahaya
2. Reflektor
Fungsi : untuk memfokuskan cahaya
3. Tabung aluminium yang dihitamkan dan yang polos
Fungsi : Sebagai wadah (tempat) yang akan diisi cairan
4. Isolator dengan lubang celah
Fungsi : untuk mencegah agar suhu cairan tidak terkontaminasi dengan suhu ruangan
5. Tapis merah dan biru
Fungsi : sebagai penyaring cahaya
6. Termometer digital 1buah
Fungsi : untuk mengukur suhu cairan
7. Gelas ukur
Fungsi : untuk mengukur volume es yang akan digunakan
8. Penggaris
Fungsi : untuk mengukur jarak tabung dengan lampu pijar atau sumber cahaya
9. Tissue
Fungsi : untuk mengelap / membersihkan peralatan
10. Stopwatch
Fungsi : untuk mengukur waktu saat penyinaran
11. Serbet
Fungsi : untuk mengelap / membersihkan peralatan
12. Es batu
Fungsi : sebagai sampel yang akan diukur besar suhunya
3.2 Prosedur Percobaan

3.2.1 Tanpa Tapis


a. Tabung yang polos
1. Disediakan alat dan bahan yang akan digunakan.
2. Diletakkan sumber infra red dengan reflektor yang berisi lampu pijar sebesar
100 watt.
3. Diukur suhu ruangan dengan menggunakan termometer.
4. Diukur sampel (es batu yang telah dicairkan) dengan menggunakan gelas
ukur sebanyak 100 mL.
5. Dituang sampel kedalam tabung yang polos.
6. Ditutup tabung dengan isolator dengan lubang celah.
7. Diukur dan diletakkan tabung yang polos sejauh 10 cm dari sumber infra red
dan reflektor tanpa melepas termometer.
8. Dihitung dan dicatat suhu awalnya dengan menggunakan termometer.
9. Dihidupkan sumber infra red dan reflektor bersamaan dengan stopwatch.
10. Diukur kenaikan suhu air yang ada didalam tabung yang polos setiap 1 menit,
2 menit, 3 menit, 4 menit, 5 menit dan 6 menit.
11. Dicatat hasilnya pada kertas data percobaan.

b. Tabung yang dihitamkan


1. Disediakan alat dan bahan yang akan digunakan.
2. Diletakkan sumber infra red dengan reflektor yang berisi lampu pijar sebesar
100 watt.
3. Diukur suhu ruangan dengan menggunakan termometer.
4. Diukur sampel (es batu yang telah dicairkan) dengan menggunakan gelas
ukur sebanyak 100 mL.
5. Dituang sampel kedalam tabung yang dihitamkan.
6. Ditutup tabung dengan isolator dengan lubang celah.
7. Diukur dan diletakkan tabung yang dihitamkan sejauh 10 cm dari sumber
infra red dan reflektor tanpa melepas termometer.
8. Dihitung dan dicatat suhu awalnya dengan menggunakan termometer.
9. Dihidupkan sumber infra red dan reflektor bersamaan dengan stopwatch.
10. Diukur kenaikan suhu air yang ada didalam tabung yang dihitamkan setiap 1
menit, 2 menit, 3 menit, 4 menit, 5 menit dan 6 menit.
11. Dicatat hasilnya pada kertas data percobaan.

3.2.2 Tapis Merah


a. Tabung yang polos
1. Disediakan alat dan bahan yang akan digunakan.
2. Diletakkan sumber infra red dengan reflektor yang berisi lampu pijar sebesar
100 watt.
3. Diukur suhu ruangan dengan menggunakan termometer.
4. Diukur sampel (es batu yang telah dicairkan) dengan menggunakan gelas
ukur sebanyak 100 mL.
5. Dituang sampel kedalam tabung yang polos.
6. Ditutup tabung dengan isolator dengan lubang celah.
7. Diukur dan diletakkan tabung yang polos sejauh 10 cm dari sumber infra red
dan reflektor tanpa melepas termometer.
8. Dihitung dan dicatat suhu awalnya dengan menggunakan termometer.
9. Diletakkan tapis merah diantara sumber infra red dan tabung yang polos.
10. Dihidupkan sumber infra red dan reflektor bersamaan dengan stopwatch.
11. Diukur kenaikan suhu air yang ada didalam tabung yang polos setiap 1 menit,
2 menit, 3 menit, 4 menit, 5 menit dan 6 menit.
12. Dicatat hasilnya pada kertas data percobaan.

b. Tabung yang dihitamkan


1. Disediakan alat dan bahan yang akan digunakan.
2. Diletakkan sumber infra red dengan reflektor yang berisi lampu pijar sebesar
100 watt.
3. Diukur suhu ruangan dengan menggunakan termometer.
4. Diukur sampel (es batu yang telah dicairkan) dengan menggunakan gelas
ukur sebanyak 100 mL.
5. Dituang sampel kedalam tabung yang dihitamkan.
6. Ditutup tabung dengan isolator dengan lubang celah.
7. Diukur dan diletakkan tabung yang dihitamkan sejauh 10 cm dari sumber
infra red dan reflektor tanpa melepas termometer.
8. Dihitung dan dicatat suhu awalnya dengan menggunakan termometer.
9. Diletakkan tapis merah diantara sumber infra red dan tabung yang
dihitamkan.
10. Dihidupkan sumber infra red dan reflektor bersamaan dengan stopwatch.
11. Diukur kenaikan suhu air yang ada didalam tabung yang dihitamkan setiap 1
menit, 2 menit, 3 menit, 4 menit, 5 menitdan 6 menit.
12. Dicatat hasilnya pada kertas data percobaan.

3.2.3 Tapis Biru


a. Tabung yang polos
1. Disediakan alat dan bahan yang akan digunakan.
2. Diletakkan sumber infra red dengan reflektor yang berisi lampu pijar
sebesar 100 watt.
3. Diukur suhu ruangan dengan menggunakan termometer.
4. Diukur sampel (es batu yang telah dicairkan) dengan menggunakan gelas
ukur sebanyak 100 mL.
5. Dituang sampel kedalam tabung yang polos.
6. Ditutup tabung dengan isolator dengan lubang celah.
7. Diukur dan diletakkan tabung yang polos sejauh 10 cm dari sumber infra
red dan reflektor tanpa melepas termometer.
8. Dihitung dan dicatat suhu awalnya dengan menggunakan termometer.
9. Diletakkan tapis biru diantara sumber infra red dan tabung yang polos.
10. Dihidupkan sumber infra red dan reflektor bersamaan dengan stopwatch.
11. Diukur kenaikan suhu air yang ada didalam tabung yang polos setiap 1
menit, 2 menit, 3 menit, 4 menit, 5 menit dan 6 menit.
12. Dicatat hasilnya pada kertas data percobaan.

b. Tabung yang dihitamkan


1. Disediakan alat dan bahan yang akan digunakan.
2. Diletakkan sumber infra red dengan reflektor yang berisi lampu pijar
sebesar 100 watt.
3. Diukur suhu ruangan dengan menggunakan termometer.
4. Diukur sampel (es batu yang telah dicairkan) dengan menggunakan gelas
ukur sebanyak 100 mL.
5. Dituang sampel kedalam tabung yang dihitamkan.
6. Ditutup tabung dengan isolator dengan lubang celah.
7. Diukur dan diletakkan tabung yang dihitamkan sejauh 10 cm dari sumber
infra red dan reflektor tanpa melepas termometer.
8. Dihitung dan dicatat suhu awalnya dengan menggunakan termometer.
9. Diletakkan tapis biru diantara sumber infra red dan tabung yang dihitamkan.
10. Dihidupkan sumber infra red dan reflektor bersamaan dengan stopwatch.
11. Diukur kenaikan suhu air yang ada didalam tabung yang dihitamkan setiap 1
menit, 2 menit, 3 menit, 4 menit,5 menit dan 6 menit.
12. Dicatat hasilnya pada kertas data percobaan.

3.3 Gambar Percobaan


(Terlampir)
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Data Percobaan

Volume air : 100 mL


Jarak : 10 cm
Tabel Tanpa Tapis

No T (waktu) Suhu awal 14ºC Suhu awal 11ºC

Tabung Polos (ºC) Tabung yang dihitamkan (ºC)

1 1 menit 16ºC 12ºC

2 2 menit 17ºC 15ºC

3 3 menit 20ºC 16ºC

4 4 menit 21ºC 17ºC

5 5 menit 22ºC 18ºC

6 6 menit 19ºC 19ºC

Tabel Tapis Merah

T (waktu) Suhu awal : 12˚C Suhu awal : 11ºC

No Tabung Polos (ºC) Tabung yang dihitamkan (ºC)

1 1 menit 12ºC 11ºC

2 2 menit 13ºC 14ºC

3 3 menit 13ºC 16ºC

4 4 menit 13ºC 17ºC

5 5 menit 17ºC 18ºC


6 6 menit 18ºC 19ºC

Tabel Tapis Biru

No T(waktu) Suhu awal : 13˚C Suhu awal : 11ºC

Tabung Polos (ºC) Tabung yang dihitamkan (ºC)

1 1 menit 13ºC 13ºC

2 2 menit 16ºC 15ºC

3 3 menit 17ºC 16ºC

4 4 menit 18ºC 18ºC

5 5 menit 18ºC 19ºC

6 6 menit 19ºC 20ºC

Medan, 24 September 2019


Asisten Praktikan

(Sri Ningsih Y. Pakpahan) (Nurul Syafina Lubis)


DAFTAR PUSTAKA

Bueche,F. 1982.Principles of Physics. United states of America : Mcgraw-hill,inc


Pages : 487-488
Chang,Raymond. 2005.Kimia Dasar. Edisi Ketiga. Jakarta : Penerbit Erlangga
Halaman :199
Ichimaru, S. 1986. Plasma Physics. Tokyo: The Benjamin/Cummings Publishing
Company,inc
Pages : 53-57
White, H. 1957.Fundamental of Optics.Third Edition. New York : Mc Graw Hill
Book Company
Pages : 407

Medan, 24 September 2019


Asisten Praktikan

(Sri Ningsih Y. Pakpahan) (Nurul Syafina Lubis)


4.2 Analisa Data

1. Menghitung E (intensitas atau energi radiasi) untuk masing – masing tapis dari tabung
yang polos dan tabung yang dihitamkan, dengan persamaan :
E = σ T4 dimana σ = 5,67 × 10−8 W𝑚−2 𝐾 −4

 Tanpa tapis
- Tabung yang polos
E1 = σ T4
= 5,67 × 10-8 W𝑚−2 𝐾 −4 . (273 + 16)4 𝐾 4
= 5,67 × 10-8 . 69,75757441 × 108
= 395,525 W𝑚−2
E2 = σ T4
= 5,67 × 10-8 W𝑚−2 𝐾 −4 . (273 + 17)4 𝐾 4
= 5,67 × 10-8 . 70,7281 × 108
= 401,028 W𝑚−2
E3 = σ T4
= 5,67 × 10-8 W𝑚−2 𝐾 −4 . (273 + 20)4 𝐾 4
= 5,67 × 10-8 . 73,70050801× 108
= 417,882 W𝑚−2
E4 = σ T4
= 5,67 × 10-8 W𝑚−2 𝐾 −4 . (273 + 21)4 𝐾 4
= 5,67 × 10-8 . 74,71182096 × 108
= 423,616 W𝑚−2
E5 = σ T4
= 5,67 × 10-8 W𝑚−2 𝐾 −4 . (273 + 22)4 𝐾 4
= 5,67 × 10-8 . 75,73350625 × 108
= 429,409 W𝑚−2
E6 = σ T4
= 5,67 × 10-8 W𝑚−2 𝐾 −4 . (273 + 19)4 𝐾 4
= 5,67 × 10-8 . 72,69949696× 108
= 412,206 W𝑚−2

- Tabung yang dihitamkan


E1 = σ T4
= 5,67 × 10-8 W𝑚−2 𝐾 −4 . (273 +12)4 𝐾 4
= 5,67 × 10-8 . 65,97500625× 108
= 374,078 W𝑚−2
E2 = σ T4
= 5,67 × 10-8 W𝑚−2 𝐾 −4 . (273 +15)4 𝐾 4
= 5,67 × 10-8 . 68,79707136 × 108
= 390,079W𝑚−2
E3 = σ T4
= 5,67 × 10-8 W𝑚−2 𝐾 −4 . (273 + 16)4 𝐾 4
= 5,67 × 10-8 . 69,75757441 × 108
= 395,525 W𝑚−2
E4 = σ T4
= 5,67 × 10-8 W𝑚−2 𝐾 −4 . (273 + 17)4 𝐾 4
= 5,67 × 10-8 . 70,7281 × 108
= 401,028 W𝑚−2
E5 = σ T4
= 5,67 × 10-8 W𝑚−2 𝐾 −4 . (273 + 18)4 𝐾 4
= 5,67 × 10-8 . 71,70871761 × 108
= 406,588 W𝑚−2
E6 = σ T4
= 5,67 × 10-8 W𝑚−2 𝐾 −4 . (273 + 19)4 𝐾 4
= 5,67 × 10-8 . 72,69949696 × 108
= 412,206 W𝑚−2

 Tapis Merah
- Tabung yang polos
E1 = σ T4
= 5,67 × 10-8 W𝑚−2 𝐾 −4 . (273 + 12)4 𝐾 4
= 5,67 × 10-8 . 65,97500625 × 108
= 374,078 W𝑚−2
E2 = σ T4
= 5,67 × 10-8 W𝑚−2 𝐾 −4 . (273 + 13)4 𝐾 4
= 5,67 × 10-8 . 66,90585616 × 108
= 379,356 W𝑚−2
E3 = σ T4
= 5,67 × 10-8 W𝑚−2 𝐾 −4 . (273 + 13)4 𝐾 4
= 5,67 × 10-8 . 66,90585616 × 108
= 379,356 W𝑚−2
E4 = σ T4
= 5,67 × 10-8 W𝑚−2 𝐾 −4 . (273 + 13)4 𝐾 4
= 5,67 × 10-8 . 66,90585616 × 108
= 379,356 W𝑚−2
E5 = σ T4
= 5,67 × 10-8 W𝑚−2 𝐾 −4 . (273 + 17)4 𝐾 4
= 5,67 × 10-8 . 70,7281 × 108
= 401,028 W𝑚−2
E6 = σ T4
= 5,67 × 10-8 W𝑚−2 𝐾 −4 . (273 + 18)4 𝐾 4
= 5,67 × 10-8 . 71,70871761 × 108
= 406,588 W𝑚−2

- Tabung yang dihitamkan


E1 = σ T4
= 5,67 × 10-8 W𝑚−2 𝐾 −4 . (273 + 11)4 𝐾 4
= 5,67 × 10-8 . 65,05390336 × 108
= 368,856 W𝑚−2
E2 = σ T4
= 5,67 × 10-8 W𝑚−2 𝐾 −4 . (273 + 14)4 𝐾 4
= 5,67 × 10-8 . 67,84652161 × 108
= 384,699 W𝑚−2
E3 = σ T4
= 5,67 × 10-8 W𝑚−2 𝐾 −4 . (273 + 16)4 𝐾 4
= 5,67 × 10-8 . 69,75757441 × 108
= 395,525 W𝑚−2
E4 = σ T4
= 5,67 × 10-8 W𝑚−2 𝐾 −4 . (273 + 17)4 𝐾 4
= 5,67 × 10-8 . 70,7281 × 108
= 401,028 W𝑚−2
E5 = σ T4
= 5,67 × 10-8 W𝑚−2 𝐾 −4 . (273 + 18)4 𝐾 4
= 5,67 × 10-8 . 71,70871761 × 108
= 406,588 W𝑚−2
E6 = σ T4
= 5,67 × 10-8 W𝑚−2 𝐾 −4 . (273 + 19)4 𝐾 4
= 5,67 × 10-8 . 72,69949696 × 108
= 412,206 W𝑚−2

 Tapis Biru
- Tabung yang polos
E1 = σ T4
= 5,67 × 10-8 W𝑚−2 𝐾 −4 . (273 + 13)4 𝐾 4
= 5,67 × 10-8 . 66,90585616 × 108
= 379,356 W𝑚−2
E2 = σ T4
= 5,67 × 10-8 W𝑚−2 𝐾 −4 . (273 + 16)4 𝐾 4
= 5,67 × 10-8 . 69,75757441 × 108
= 395,525 W𝑚−2
E3 = σ T4
= 5,67 × 10-8 W𝑚−2 𝐾 −4 . (273 + 17)4 𝐾 4
= 5,67 × 10-8 . 70,7281 × 108
= 401,028 W𝑚−2
E4 = σ T4
= 5,67 × 10-8 W𝑚−2 𝐾 −4 . (273 + 18)4 𝐾 4
= 5,67 × 10-8 . 71,70871761 × 108
= 406,588 W𝑚−2
E5 = σ T4
= 5,67 × 10-8 W𝑚−2 𝐾 −4 . (273 + 18)4 𝐾 4
= 5,67 × 10-8 . 71,70871761 × 108
= 406,588 W𝑚−2
E6 = σ T4
= 5,67 × 10-8 W𝑚−2 𝐾 −4 . (273 + 19)4 𝐾 4
= 5,67 × 10-8 . 72,69949696 × 108
= 412,206 W𝑚−2

- Tabung yang dihitamkan


E1 = σ T4
= 5,67 × 10-8 W𝑚−2 𝐾 −4 . (273 + 13)4 𝐾 4
= 5,67 × 10-8 . 66,90585616 × 108
= 379,356 W𝑚−2
E2 = σ T4
= 5,67 × 10-8 W𝑚−2 𝐾 −4 . (273 +15)4 𝐾 4
= 5,67 × 10-8 . 68,79707136 × 108
= 390,079W𝑚−2
E3 = σ T4
= 5,67 × 10-8 W𝑚−2 𝐾 −4 . (273 + 16)4 𝐾 4
= 5,67 × 10-8 . 69,75757441 × 108
= 395,525 W𝑚−2
E4 = σ T4
= 5,67 × 10-8 W𝑚−2 𝐾 −4 . (273 + 18)4 𝐾 4
= 5,67 × 10-8 . 71,70871761 × 108
= 406,588 W𝑚−2
E5 = σ T4
= 5,67 × 10-8 W𝑚−2 𝐾 −4 . (273 + 19)4 𝐾 4
= 5,67 × 10-8 . 72,69949696 × 108
= 412,206 W𝑚−2
E6 = σ T4
= 5,67 × 10-8 W𝑚−2 𝐾 −4 . (273 + 20)4 𝐾 4
= 5,67 × 10-8 . 73,70050801× 108
= 417,889 W𝑚−2

2. Menghitung energi rata – rata untuk masing-masing tapis dari tabung yang dihitamkan
dan tabung yang dipolis, dengan persamaan :
𝐸1 + 𝐸2 + 𝐸3
Ē=
𝑛
 Tanpa Tapis
- Tabung yang polos
(395,525+401,028+417,889+423,616+429,409+412,206 )W𝑚−2
Ē= 6
2479,673
= 6
= 413,279 W𝑚−2

- Tabung yang dihitamkan


(374,078+390,079+395,525+401,028+406,588+412,206)W𝑚−2
Ē= 6
2379,504
= = 396,584 W𝑚−2
6

 Tapis Merah
- Tabung yang polos
(374,078+379,356+379,356+379,356+401,028+406,588)W𝑚−2
Ē= 6
2319,762
= = 386,627 W𝑚−2
6

- Tabung yang dihitamkam


(368,856+384,699+395,525+401,028+406,588+412,206)W𝑚−2
Ē= 6
2368,902
= = 394,817 W𝑚−2
6

 Tapis Biru
- Tabung yang polos
(379,356+395,525+401,028+406,588+406,588+412,206)W𝑚−2
Ē= 6
2401,291
= = 400,215 W𝑚−2
6

- Tabung yang dihitamkan


(379,356+390,079+395,525+406,588+412,206+417,889)W𝑚−2
Ē= 6
2401,643
= = 400,274 W𝑚−2
6

3. Menghitung kalor (Q) untuk masing – masing tapis dari tabung yang polos dan tabung
yang dihitamkan, dengan persamaan :
Q = m c ∆T
Dimana c = 4200 J Kg-1 K-1
m = 0,1 Kg
∆T = T – T0

 Tanpa tapis
- Tabung yang polos
To = 287 K
Q1 = m c ∆T
= 0,1 Kg . 4200 J Kg-1 K-1 . (289 - 287)K
= 840J
Q2 = m c ∆T
= 0,1 Kg . 4200 J Kg-1 K-1 . (290 - 287)K
= 1260 J
Q3 = m c ∆T
= 0,1 Kg . 4200 J Kg-1 K-1 . (293 - 287)K
= 2520 J
Q4 = m c ∆T
= 0,1 Kg . 4200 J Kg-1 K-1 . (294 - 287)K
= 2940 J
Q5 = m c ∆T
= 0,1 Kg . 4200 J Kg-1 K-1 . (295 - 287)K
= 3360 J
Q6 = m c ∆T
= 0,1 Kg . 4200 J Kg-1 K-1 . (292 - 287)K
= 2100 J

- Tabung yang dihitamkan


To = 284 K
Q1 = m c ∆T
= 0,1 Kg . 4200 J Kg-1 K-1 . (285 - 284)K
= 420 J
Q2 = m c ∆T
= 0,1 Kg . 4200 J Kg-1 K-1 . (288 - 284)K
= 1680 J
Q3 = m c ∆T
= 0,1 Kg . 4200 J Kg-1 K-1 . (289 - 284)K
= 2100 J
Q4 = m c ∆T
= 0,1 Kg . 4200 J Kg-1 K-1 . (290 - 284)K
= 2520 J
Q5 = m c ∆T
= 0,1 Kg . 4200 J Kg-1 K-1 . (291 - 284)K
= 2940 J
Q6 = m c ∆T
= 0,1 Kg . 4200 J Kg-1 K-1 . (292 - 284)K
= 3360 J

 Tapis Merah
- Tabung yang polos
To = 285 K
Q1 = m c ∆T
= 0,1 Kg . 4200 J Kg-1 K-1 . (285 – 285)K
=0J
Q2 = m c ∆T
= 0,1 Kg . 4200 J Kg-1 K-1 . (286 – 285)K
= 420 J
Q3 = m c ∆T
= 0,1 Kg . 4200 J Kg-1 K-1 . (286 – 285)K
= 420 J
Q4 = m c ∆T
= 0,1 Kg . 4200 J Kg-1 K-1 . (286 – 285)K
= 420 J
Q5 = m c ∆T
= 0,1 Kg . 4200 J Kg-1 K-1 . (290 – 285)K
= 2100 J
Q6 = m c ∆T
= 0,1 Kg . 4200 J Kg-1 K-1 . (291 – 285)K
= 2520 J

- Tabung yang dihitamkan


To = 284K
Q1 = m c ∆T
= 0,1 Kg . 4200 J Kg-1 K-1 . (284 – 284)K
=0J
Q2 = m c ∆T
= 0,1 Kg . 4200 J Kg-1 K-1 . (287 – 284)K
= 1260 J
Q3 = m c ∆T
= 0,1 Kg . 4200 J Kg-1 K-1 . (289 – 284)K
= 2100 J
Q4 = m c ∆T
= 0,1 Kg . 4200 J Kg-1 K-1 . (290 – 284)K
= 2520 J
Q5 = m c ∆T
= 0,1 Kg . 4200 J Kg-1 K-1 . (291 – 284)K
= 2940 J
Q6 = m c ∆T
= 0,1 Kg . 4200 J Kg-1 K-1 . (292 – 284)K
= 3360 J

 Tapis Biru
- Tabung yang polos
To = 286 K
Q1 = m c ∆T
= 0,1 Kg . 4200 J Kg-1 K-1 . (286 – 286)K
=0J
Q2 = m c ∆T
= 0,1 Kg . 4200 J Kg-1 K-1 . (289 – 286)K
= 1260 J
Q3 = m c ∆T
= 0,1 Kg . 4200 J Kg-1 K-1 . (290 – 286)K
= 1680 J
Q4 = m c ∆T
= 0,1 Kg . 4200 J Kg-1 K-1 . (291 – 286)K
= 2100 J
Q5 = m c ∆T
= 0,1 Kg . 4200 J Kg-1 K-1 . (291 – 286)K
= 2100 J
Q6 = m c ∆T
= 0,1 Kg . 4200 J Kg-1 K-1 . (292 – 286)K
= 2520 J

- Tabung yang dihitamkan


To = 284 K
Q1 = m c ∆T
= 0,1 Kg . 4200 J Kg-1 K-1 . (286 – 284)K
= 840 J
Q2 = m c ∆T
= 0,1 Kg . 4200 J Kg-1 K-1 . (288 – 284)K
= 1640 J
Q3 = m c ∆T
= 0,1 Kg . 4200 J Kg-1 K-1 . (289 – 284)K
= 2100 J
Q4 = m c ∆T
= 0,1 Kg . 4200 J Kg-1 K-1 . (291 – 284)K
= 2940 J
Q5 = m c ∆T
= 0,1 Kg . 4200 J Kg-1 K-1 . (292 – 284)K
= 3360 J
Q6 = m c ∆T
= 0,1 Kg . 4200 J Kg-1 K-1 . (293 – 284)K
= 3780 J

4. Menghitung panjang gelombang masing–masing tapis dari tabung yang dipolis dan
tabung yang dihitamkan, dengan persamaan :
ℎ𝑐 ℎ𝑐
Ē= 𝜆=
𝜆 Ē

Dimana : h = konstanta planck (6,63 x 10-34 Js)


c = kecepatan cahaya (3 x 108 ms-1)

 Tanpa Tapis
- Tabung yang polos
(6,63 ×10−34 𝐽𝑠)𝑥(3 ×108 ) m/s
𝜆= = 4,8 𝑥10−28 m
413,279 W𝑚−2

- Tabung yang dihitamkan


(6,63 ×10−34 𝐽𝑠)𝑥(3 ×108 ) m/s
𝜆= = 5,015 𝑥10−28 m
396,584 W𝑚−2

 Tapis Merah
- Tabung yang polos
(6,63 ×10−34 𝐽𝑠)𝑥(3 ×108 ) ms−1
𝜆= = 5,14 𝑥10−28 m
386,627 W𝑚−2

- Tabung yang dihitamkan


(6,63 ×10−34 𝐽𝑠)𝑥(3 ×108 ) ms−1
𝜆= = 5,04 𝑥10−28 m
394,817 W𝑚−2

 Tapis Biru
- Tabung yang polos
(6,63 ×10−34 𝐽𝑠)𝑥(3 ×108 ) ms−1
𝜆= = 4,96 𝑥10−28 m
400,215 W𝑚−2

- Tabung yang dihitamkan


(6,63 ×10−34 𝐽𝑠)𝑥(3 ×108 ) ms−1
𝜆= = 4,97 𝑥10−28 m
400,274 W𝑚−2

5. Membuat grafik T - vs – t, E - vs – t, Q – vs – t untuk setiap tabung yang dipakai


LAMPIRAN

1. Tanpa Tapis
- Tabung yang polos

- Tabung yang dihitamkan


2. TapisMerah
- Tabung yang polos

- Tabung yang dihitamkan


3. Tapis biru
- Tabung yang polos

- Tabung yang dihitamkan


BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
1. Perbandingan energi untuk masing-masing tapis dari tabung yang polos dan tabung
yang dihitamkan karena perbedaan suhu adalah semakin besar. Ketika suhu
mengalami kenaikan maka energi radiasi yang dihasilkan akan semakin besar.
2. Perbandingan kalor untuk masing-masing tapis dari tabung yang polos dan tabung
yang dihitamkan karena perbedaan suhu adalah semakin besar. Ketika suhu
mengalami kenaikan maka kalor yang dihasilkan akan semakin besar yang juga
dipengaruhi oleh suhu awal. Pada masing-masing tapis dari tabung yang dihitamkan
memiliki kalor yang nilainya lebih besar dibandingkan dengan tabung yang poloss,
karena tabung yang dihitamkan menyerap semua radiasi yang diberikan.
3. Perbandingan panjang gelombang untuk masing-masing tapis dari tabung yang polos
dan tabung yang dihitamkan karena perbedaan suhu adalah semakin kecil. Ketika nilai
rata-rata suhu yang dihasilkan semakin besar maka panjang gelombang untuk masing-
masing tapis dari tabung yang polos dan tabung yang dihitamkan akan bernilai kecil.

5.2 Saran
1. Sebaiknya praktikan harus melakukan praktikum dengan sungguh-sungguh.
2. Sebaiknya praktikan lebih memperhatikan alat praktikum yang digunakan .
3. Sebaiknya praktikan lebih kompak saaat melakukan praktikum.

Anda mungkin juga menyukai