Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PRAKTIKUM

ELEKTRONIKA DASAR 2
Kelas X

Disusun oleh
Brillianti Asfiyani Romadhona (130210102003)
Ficky Syahrial (130210102060)
Zainal Arifin (130210102077)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA


JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
2015
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Elektronika merupakan ilmu yang sangat penting bagi manusia sebab menyangkut
tentang kelistrikan yang menjadi salah satu energi terpenting dalam kehidupan manusia.
Sebagai bagian dari Fisika, pada elektronika juga tidak cukup jika hanya dipelajari secara
teori sehingga membutuhakan praktek/praktikum untuk membantu kita dalam memahami dan
mengaplikasikannya. Berdasarkan hal tersebut maka dilakukanlah praktikum elektronika
dasar ini sekaligus untuk memenuhi persyaratan dari mata kuliah Elektronika Dasar II.
Komponen elektronika yang paling penting dalam setiap rangkaian elektronika pada
praktikum ini adalah sebuah penguat operasional. Penguat operasional (operational amplifier)
atau yang biasa disebut op-amp merupakan suatu jenis penguat elektronika dengan hambatan
(coupling) arus searah yang memiliki faktor penguatan sangat besar dengan dua masukan dan
satu keluaran. Penguat operasional pada umumnya tersedia dalam bentuk sirkuit terpadu dan
yang paling banyak digunakan adalah rangkaian seri. Penguat operasional dalam bentuk
rangkaian terpadu memiliki karakteristik yang mendekati karakteristik penguat operasional
ideal tanpa perlu memperhatikan apa yang terdapat di dalamnya. Op-Amp ini bisa digunakan
untuk membuat rangkaian elektronika analog apa saja. Untuk mempelajari Op-Amp harus
memahami betul dasar rangkaian elektronika yang lainnya, misalnya rangkaian penguat
sinyal kecil, rangkaian penguat sinyal besar dan lain lainnya. Dapat dikatakan Op-Amp adalah
IC serba guna bisa dirangkai dengan banyak kebutuhan.
Penguat operasional adalah perangkat yang sangat efisien. Contoh penggunaan
penguat operasional adalah untuk operasi matematika sederhana seperti penjumlahan dan
pengurangan terhadap tegangan listrik hingga dikembangkan kepada penggunaan aplikatif
seperti komparator dan osilator dengan distorsi rendah serta pengembangan alat komunikasi.
Aplikasi pemakaian Op-Amp juga meliputi bidang elektronika audio, pengatur tegangan DC,
tapis aktif, penyearah presisi, pengubah analog digital dan pengubah digital ke analog,
pengolah isyarat seperti cuplik tahan, penguat pengunci, kendali otomatik, komputer analog,
elektronika nuklir, dan lain-lain.

1.2 Tujuan
1. Menyusun rangkaian op-amp sebagai rangkaian penjumlah
2. Menyusun rangkaian op-amp sebagai rangkaian pengurang
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
A. Penguat Operasional Op-Amp
Penguat operasional (operational amplifier) mulai digunakan pada tahun 1940-an,
ketika sirkuit elektronika dasar dibuat dengan menggunakan tabung vakum untuk melakukan
operasi matematika seperti penjumlahan, pengurangan, perkalian, pembagian, integral, dan
turunan. Istilah penguat operasional itu sendiri baru digunakan pertama kali oleh John
Ragazzini dan kawan-kawan dalam sebuah karya tulis yang dipublikasikan pada tahun 1947.
Penguat operasional op-amp atau yang biasa disebut (operational amplifier) merupakan suatu
jenis penguat elektronika dengan hambatan (coupling) arus searah yang memiliki bati (faktor
penguatan) sangat besar dengan dua masukan dan satu keluaran. Penguat operasional pada
umumnya tersedia dalam bentuk sirkuit terpadu dan yang paling banyak digunakan adalah
seri 741. Ada beberapa hal menarik tentang sirkuit internal 741 yaitu transistor masukan
terhubung dengan konfigurasi pengikut emiter NPN yang keluarannya terhubung secara
langsung kepada sepasang transistor PNP yang terkonfigurasi sebagai penguat basis bersama.
Konfigurasi ini memisahkan masukan dan mencegah sinyal umpan balik yang mungkin
memiliki efek berbahaya yang bergantung pada frekuensi (Daryanto, 2008:67).
Sebuah op-amp merupakan sebuah rangkaian intergrasi (IC) Linier yang mampu
memberikan penguatan yang sangat besar dan dapat dioperasikan pada interval tegangan yang
cukup lebar. Op-Amp mampu untuk memmberikan penguatan sampai setinggi 100.000 untuk
sebuah op-amp dalam keadaan rangkaian hubung terbuka sampai hanya sebesar 1 (satu) kali
saat digunakan sebagai rangkaian pengikut tegangan (voltage follower) (Anonim, 2013:1).
Penguat Operasional tersusun dari beberapa rangkaian penguat yang menggunakan
transistor atau FET. Biasanya membuat penguat dari Op-Amp lebih mudah dibandingkan
membuat penguat dari transistor karena tidak memerlukan perhitungan titik kerja, bias.
Kelebihan penguat operasional (Op-Amp):

1. Impedansi input yang tinggi sehingga tidak membebani penguat sebelumnya.


2. Impedansi output yang rendah sehingga tetap stabil walau dibebani oleh rangkaian
selanjutnya.
3. Lebar pita yang lebar sehingga dapat dipakai pada semua jalur frekuensi audio (woofer,
midle, dan tweeter)
4. Adanya fasilitas offset null sehingga memudahkan pengaturan bias penguat agar tepat dititik
tengah sinyal (Bishop, 2005:79)
Penguat operasional adalah penguat diferensial dengan dua masukan dan satu
keluaran, yang mempunyai penguatan tegangan yang amat tinggi yaitu dalam orde 105.
Dengan penguatan yang amat tinggi ini, penguat operasional dalam rangkaian balikan lebih
banyak digunakan daripada dalam lingkar terbuka. Pemakaian Op-Amp amatlah luas meliputi
bidang elektronika audio, pengatur tegangan DC, tapis aktif, penyearah presisi, konverter
analog ke digital dan sebaliknya, pengintegral, penguat pengunci, kendali otomatik, komputer
analog, dll (Sutrisno, 1987:117-118).
B. Rangkaian Penjumlah Tegangan dan Pengurang
Op-Amp adalah singkatan dari Operational Amplifier. Merupakan salah satu
komponen analog yang sering digunakan dalam berbagai aplikasi rangkaian elektronika. IC
Op-Amp adalah piranti solid-state yang mampu mengindera dan memperkuat sinyal, baik
sinyal DC maupun sinyal AC. Pada Op-Amp memiliki 2 rangkaian feedback (umpan balik)
yaitu feedback negatif dan feedback positif dimana Feedback negatif pada op-amp memegang
peranan penting. Secara umum, umpan balik positif akan menghasilkan osilasi sedangkan
umpan balik negatif menghasilkan penguatan yang dapat terukur. Fungsi dari Op-amp adalah
sebagai pengindra dan penguat sinyal masukan baik DC maupun AC juga sebagai penguat
diferensiasi impedansi masukan tinggi, penguat keluaran impedansi rendah. Op-Amp banyak
dimanfaatkan dalam peralatan-peralatan elektronik sebagai penguat, sensor, mengeraskan
suara, buffer sinyal, menguatkan sinyal, mengitegrasikan sinyal. Selain itu digunakan pula
dalam pengaturan tegangan, filter aktif, intrumentasi, pengubah analog ke digital dan
sebaliknya (Pramudya, 2012:7).
Penguat operasional (operational amplifier) atau yang biasa disebut op-amp
merupakan suatu jenis penguat elektronika dengan hambatan (coupling) arus searah yang
memiliki bati (faktor penguatan) sangat besar dengan dua masukan dan satu keluaran. Penguat
diferensial merupakan suatu penguat yang bekerja dengan memperkuat sinyal yang
merupakan selisih dari kedua masukannya. Penguat operasional pada umumnya tersedia
dalam bentuk sirkuit terpadu dan yang paling banyak digunakan adalah rangkaian seri.
Penguat operasional dalam bentuk rangkaian terpadu memiliki karakteristik yang mendekati
karakteristik penguat operasional ideal tanpa perlu memperhatikan apa yang terdapat di
dalamnya. Penguat operasional adalah perangkat yang sangat efisien dan serba guna.. Contoh
penggunaan penguat operasional adalah untuk operasi matematika sederhana seperti
penjumlahan dan pengurangan terhadap tegangan listrik hingga dikembangkan kepada
penggunaan aplikatif seperti komparator dan osilator dengan distorsi rendah serta
pengembangan alat komunikasi (Turner, 1995:119).
Penguat diferensial merupakan suatu penguat yang bekerja dengan memperkuat sinyal
yang merupakan selisih dari kedua masukannya. Penguat operasional (operational amplifier)
atau yang biasa disebut op-amp merupakan suatu jenis penguat elektronika dengan hambatan
(coupling) arus searah yang memiliki bati (faktor penguatan) sangat besar dengan dua
masukan dan satu keluaran atau keluaran tunggal yang yang ditambah dua terminal untuk
mensuplai daya. Penguat operasional (op-amp) juga sering digunakan dalam operasi
matematika baik penjumlahan maupun pengurang.penguat operasional atau disingkat op-amp
adalah merupakan sutu penguat differensial berperolehan sangat tinggi yang terterkopel dc
langsung yang dilengkapi dengan umpan. Oleh karena itu, penguat operasional lebih banyak
digunakan dengan loop tertutup daripada dalam lingkar terbuka (Chattopadhay, 1989:65).
BAB 3
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Alat dan Bahan
o Resistor : 22 k, 20 k, 10 k
Fungsi : Sebagai hambatan terhadap arus dalam rangkaian
o Potensiometer : 10 k atau 20 k
Fungsi : sebagai sebagai penguat, sirkuit pemutus dan penyambung (switching), stabilisasi
tegangan, modulasi sinyal.
o IC op-amp : A741
Fungsi : Sebagai sebagai komponen utama dalam penguatan operasional
o Osiloskop
Fungsi : Untuk menampilkan sinyal gelombang
o Multitester
Fungsi : Untuk mengukur tegangan, arus atau hambatan listrik
o Pembangkit isyarat AC
Fungsi : untuk membangkitkan frekuensi
o Pencatu daya : : 15 V DC
Fungsi : Sebagai sumber tegangan dan mengaktifkan IC
3.2 Cara Kerja
1. Susun rangkaian op-amp integrator seperti terlihat pada gambar 4.1 pencatu daya : A741
dibuat dengan memasang sumber DC variable.
2. Buatlah rangkaian isyarat masukan sinusosida i1 v dan i2 v dengan menggunakan rangkaian
pembagi tegangan dengan sumber isyarat AC dari function generator (FG) pada frekuensi 1
kHz seperti terlihat pada gambar 4.2. Ra dan Rb diambil dari sebuah potensiometer.
Periksalah dengan osiloskop dan amati bagaimana v (Ch.1) dan i2 v (Ch.2) berubah dengan
adanya perubahan pada Ra dan Rb. Atur amplitudo sumber (FG) dan Ra dan Rb agar dapat
menghasilkan i1 v = i2 v
= 40 mVp-p.
3. Hubungkan sumber x dan y pada rangkaian gambar 4.1 ke sumber i1 v dan i2 v pada
rangkaian gambar 4.2. Buatlah sketsa bentuk gelombang i1 v (Ch.1), i2 (Ch.1) dan keluaran o
v (Ch.2), masing-masing beri label yang jelas.

Ch.1 (isyarat masukan)

Time/div = ...................

Volt/div = ....................

vi1 = ..................... Vp-p

Ch.1 (isyaratmasukan)

Time/div = ...................

Volt/div = ....................

vi2 = ....................Vp-p

Ch.2 (isyarat keluaran)

Time/div = ................... .................. vo = ..................................Vp-p

Volt/div = .......................................
4. Ulangi langkah 2 dan 3 untuk berbagai variasi i1 v dan i2 v dan lengkapi table berikut (buat
sebagian masukan i1 v < i2 v dan sebagain i1 v > i2 v ).
No Masukan vi1 (Vp-p) Masukan vi2 (Vp-p) Kaluaran vo (Vp-p)
1
2
3
4
5
6
7
8

5. Susun rangkaian op-amp pengurang seperti terlihat pada gambar 4.3. Pencatu daya A741
dibuat dengan memasang sumber DC variabel.

6. Buatlah rangkaian isyarat masukan menggunakan rangkaian pembagi tegangan dengan


sumber isyarat AC dari function generator (FG) pada frekuensi 1 kHz. Seperti halnya pada
langkah 2, Ra dan Rb diambil dari sebuah potensiometer. Periksalah dengan osiloskop dan
amati bagaimana i+ v (Ch.1) dan i- v (Ch.2) berubah dengan adanya perubahan pada Ra dan
Rb. Atur amplitudo sumber (FG) dan Ra dan Rb agar dapat menghasilkan i+ v > i- v dan i+ v
< i- v .
7. Hubungkan x dan y pada rangkaian gambar 4.3 ke sumber i+ v dan i- v seperti pada rangkaian
gambar 4.4. Buatlah sketsa bentuk gelombang i+ v (Ch.1), i- v (Ch.1) dan keluaran o v (Ch.2)
untuk kasus i+ v > i- v .

Ch.1 (isyarat masukan)

Time/div = ...................

Volt/div = ....................

vi+ = .................... Vp-p

Ch.1 (isyarat masukan)

Time/div = ...................

Volt/div = ....................

vi- = ....................Vp-p

Ch.2 (isyarat keluaran)

Time/div = ................... .................. vo = ..................................Vp-p

Volt/div = .......................................

8. Ulangi langkah 7 untuk kasus i+ v < i- v .

Ch.1 (isyarat masukan)

Time/div = ...................

Volt/div = ....................

vi+ = .................... Vp-p

Ch.1 (isyarat masukan)

Time/div = ...................

Volt/div = ....................

vi- = ....................Vp-p

Ch.2
Ch.2 (isyarat keluaran)

Time/div = ................... .................. vo = ..................................Vp-p

Volt/div = .......................................

3.3 Skema kerja

menyusun rangkaian op-amp integrator seperti terlihat pada gambar 4.1


pencatu daya : A741 dibuat dengan memasang sumber DC variable

membuat rangkaian isyarat masukan sinusosida i1 v dan i2 v dengan


menggunakan rangkaian pembagi tegangan dengan sumber isyarat AC dari
function generator (FG) pada frekuensi 1 kHz seperti terlihat pada gambar 4.2.
Ra dan Rb diambil dari sebuah potensiometer. Periksalah dengan osiloskop dan
amati bagaimana v (Ch.1) dan i2 v (Ch.2) berubah dengan adanya perubahan
pada Ra dan Rb. Atur amplitudo sumber (FG) dan Ra dan Rb agar dapat
menghasilkan i1 v = i2 v= 40 mVp-p

menghubungkan sumber x dan y pada rangkaian gambar 4.1 ke sumber i1 v dan


i2 v pada rangkaian gambar 4.2. Buatlah sketsa bentuk gelombang i1 v (Ch.1), i2
(Ch.1) dan keluaran o v (Ch.2), masing-masing beri label yang jelas

mengulangi langkah 2 dan 3 untuk berbagai variasi i1 v dan i2 v dan lengkapi


table berikut (buat sebagian masukan i1 v < i2 v dan sebagain i1 v > i2 v

menyusun rangkaian op-amp pengurang seperti terlihat pada gambar 4.3.


Pencatu daya A741 dibuat dengan memasang sumber DC variabel

membuat rangkaian isyarat masukan menggunakan rangkaian pembagi


tegangan dengan sumber isyarat AC dari function generator (FG) pada frekuensi
1 kHz. Seperti halnya pada langkah 2, Ra dan Rb diambil dari sebuah
potensiometer. Periksalah dengan osiloskop dan amati bagaimana i+ v (Ch.1)
dan i- v (Ch.2) berubah dengan adanya perubahan pada Ra dan Rb. Atur
amplitudo sumber (FG) dan Ra dan Rb agar dapat menghasilkan i+ v > i- v dan i+
v < i- v
Hubungkan x dan y pada rangkaian gambar 4.3 ke sumber i+ v dan i- v seperti
pada rangkaian gambar 4.4. Buatlah sketsa bentuk gelombang i+ v (Ch.1), i- v
(Ch.1) dan keluaran o v (Ch.2) untuk kasus i+ v > i- v

Mengulangi langkah 7 untuk kasus i+ v < i- v

3.4 Gambar kerja


Rangkaian pengurangan

Rangkaian penjumlahan
BAB 4
HASIL DAN ANALISIS DATA
1. Dengan memperhatikan komponen yang terpassang pada rangkaian penjumlahan, turunkan
persamaan matematika yang menggambarkan hubungan antara masukan dan keluaran.

Jawab
Vout = - ( -V12 + (V12 + V11))
= - V12
Vout = -If Rf

Karena terdapat 2 masukan, maka


If = I1 + I2

Vout = -Rf (I1 + I2)


1 2
Vout = -Rf (1 + 2)

karena V1=V2=V, maka



Vout = -Rf (1 + 2)

2. Dengan memperhatikan hasil pada langkah 3 dan 4, verifikasi kebenaran hasil yang anda
peroleh tersebut dengan perhitungan teori. Apakah memang benar keluaran merupakan
jumlah dari masukan? Apakah ada beda fase antara isyarat masukan dan keluaran?
Jawab
Apabila masukan diberikan pada kaki inverting dan kaki non-inverting dihubungkan ke
ground, maka sinyal keluarannya akan memiliki fasa yang berlawanan (180o) dengan sinyal
masukan. Sedangkan apabila kaki non-inverting diberikan sinyal masukan dan kaki inverting
dihubungkan ke ground, maka sinyal keluaran akan memiliki fasa yang sama dengan sinyal
masukan.
a. Pengurangan

b. penambahan
3. Dengan memperhatikan komponen yang terpasang pada rangkaian pengurangan, turunkan
persamaan matematika yang menggambarkan hubungan antara masukan dan keluaran.
Jawab
Vout = -If Rf
Dimana
If = Ix Iy
Sehingga
Vout = -Rf (Ix Iy)

Vout = -Rf ( + )

Karena Rx = Ry = R, maka

Vout = - (Vx Vy )

1. a. Pengurangan
b. penambahan

BAB 5
PEMBAHASAN

Rangkaian Penjumlah dan Pengurang Tegangan


Pada bagian ini Op-Amp sebagai operasi matematika penjumlah dan pengurang.
Rangkaian penjumlah atau adalah rangkaian penjumlah yang dasar rangkaiannya adalah
rangkaian inverting amplifier dan hasil outputnya adalah dikalikan dengan penguatan seperti
pada rangkaian inverting. Pada dasarnya nilai outputnya adalah jumlah dari penguatan masing
masing dari inverting. Untuk operasi penjumlahan, masukan tak membalik dari Op-Amp
dihubungkan dengan tanah sedangkan masukan yang akan dijumlah diumpankan pada
masukan membalik. Pada operasi pengurangan atau penguat diferensial, dengan
mengumpankan isyarat pada masukan tak membalik dan membalik akan didapat selisih
keduanya. Rangkaian penguat ini penguatan tegangan ditentukan oleh resistor (tahanan) pada
masing-masing input dan tahanan umpan baliknya. Sedangkan rangkaian pengurang yang
menggunakan Op-Amp pada dasarnya adalah saling mengurangkan dari dua buah inputnya.
Penguat diferensial biasanya digunakan untuk mencari selisih dari dua tegangan yang telah
dikalikan dengan konstanta tertentu yang ditentukan oleh nilai resistansi. Sedangkan
rangkaian penjumlah, menjumlahkan beberapa tegangan masukan.
Pada percobaan kali ini yang dilakukan, yaitu menyusun rangkaian penjumlah dan
pengurang tegangan . Pada rangkaian Op-Amp sebagai penjumlah memiliki masukan
pembalik dan tak pembalik. Sisi pembalik penguat memiliki dua kanal masukan yaitu x dan y,
dan sisi non pembalik juga memiliki dua kanal masukan yaitu Vi1 dan Vi2. Dalam percobaan
ini, digunakan osiloskop digital agar dapat memudahkan kita untuk melihat nilai Vpp serta
bentuk sinyal gelombang masukan dan keluaran pada rangkaian.
Pada rangkaian penjumlahan tegangan, untuk bentuk gelombang yang dihasilkan
melalui tampilan layar pada osiloskop tampak bahwa gelombang keluaran Vout (pada layar
osiloskop menunjukan layar berwarna biru) memiliki amplitudo yang besar sedangkan pada
gelombang masukan Vin (pada layar osiloskop menunjukan layar berwarna kuning) memiliki
amplitudo yang kecil. Keadaan ini secara teori merupakan ciri khas dari rangkain penjumlah
tegangan. Untuk rangkaian pengurang tegangan, maka bentuk gelombang yang dihasilkan
melalui tampilan layar pada osiloskop tampak bahwa gelombang keluaran Vout (pada layar
osiloskop menunjukan layar berwarna biru) memiliki amplitudo yang kecil sedangkan pada
gelombang masukan Vin (pada layar osiloskop menunjukan layar berwarna kuning) memiliki
amplitudo yang besar. Keadaan ini secara teori merupakan ciri khas dari rangkain pengurang
tegangan.
BAB 6
PENUTUP
hh
6.1 Kesimpulan
1. Besarnya tegangan keluaran pada rangkaian Op-Amp sebagai rangkaian penjumlah
merupakan hasil penjumlahan dari beberapa tegangan inputnya.
2. Rangkaian pengurang yang menggunakan Op-Amp sebagai dasarnya adalah mengurangkan
dari dua buah inputnya. Hasil selisih keduanya merupakan besarnya tegangan outputnya.
6.2 Saran
1. Sebaiknya dosen memberi tutorial dalam penggunaan simulasi praktikum untuk setiap
kelompok guna meminimalisasi kebingungan saat praktikum .
2. Sebaiknya memberikan fasilitas berupa AC atau kipas angin untuk meminimalisir kurangnya
kenyamanan (kepanasan).

DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2012. Penuntun Praktikum Elektronika Dasar II. Laboratorium Pengembangan Unit
Fisika Universitas Haluoleo. Kendari.
Bishop, Owen. 2005. Dasar-Dasar Elektronika Edisi Pertama. Erlangga: Jakarta.
Chattopadhay, D. 1989. Dasar Elektronika. Universitas Indonesia Press: Jakarta
Daryanto. 2008. Pengetahuan Teknik Elektronika Edisi Pertama. Penerbit Bumi
Aksara.
Pramudya. 2012. Op-Amp (Operasional Amplifier). http.//www.Op-Amp-operasional-
amplifier.pdf
Sutrisno. 1987. Elektronika Teori dan Penerapannya Jilid 2. ITB: Bandung.
Turner, R., dkk. 1995. Rangkaian Elektronika. Gramedia. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai