Anda di halaman 1dari 7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
1. Teori Dasar

2.1 Pengertian Signal Conditioning


Suatu rangkaian yang berguna untuk memanipulasi suatu sinyal agar
karakteristik sinyal tersebut sesuai dengan kebutuhan proses selanjutnya.
Misalkan pada sinyal keluaran dari sensor jika sinyal yang terbaca selalu rendah
maka sinyal akan dikondisikan dengan cara dikuatkan (OP AMP) agar dapat
terbaca oleh controller.

Gambar Sinyal Conditioning

2.2 Jenis-jenis Sinyal Conditioning

A. Penguat (OP AMP)

Penguat operasional atau yang biasa disebut op-amp merupakan suatu


jenis penguat elektronika dengan sambatan arus searah yang memiliki bati sangat
besar dengan dua masukan dan satu keluaran. Penguat operasional pada umumnya
tersedia dalam bentuk sirkuit terpadu dan yang paling banyak digunakan adalah
seri 741.

Penguat operasional dalam bentuk rangkaian terpadu memiliki


karakteristik yang mendekati karakteristik penguat operasional ideal tanpa perlu
memperhatikan apa yang terdapat di dalamnya. Karakteristik penguat operasional
ideal adalah:

1. Bati tegangan tidak terbatas.


2. Impedansi masukan tidak terbatas.
3. Impedansi keluaran nol.
4. Lebar pita tidak terbatas.
5. Tegangan offset nol (kondisi ketika masukan sebesar nol).
Gambar Operational Amplifier

B. Pengubah Sinyal (Transducer)

Transducer (Transduser) adalah suatu alat yang dapat mengubah suatu


bentuk energi ke bentuk energi lainnya. Bentuk-bentuk energi tersebut diantaranya
seperti Energi Listrik, Energi Mekanikal, Energi Elektromagnetik, Energi Cahaya, Energi
Kimia, Energi Akustik (bunyi) dan Energi Panas. Pada umumnya, semua alat yang dapat
mengubah atau mengkonversi suatu energi ke energi lainnya dapat disebut sebagai
Transduser (Transducer).

Gambar Transducer

C. Penyaring (Filtering)

Filter adalah sebuah rangkaian yang dirancang agar mengalirkan suatu


pita frekuensi tertentu dan menghilangkan frekuensi yang berbeda dengan pita ini,
atau Filter adalah rangkaian yang dapat memilih frekuensi agar dapat mengalirkan
frekuensi yang diinginkan dan menahan (couple), atau membuang (by pass)
frekuensi yang lain.
Gambar Filtering

2.3 Jenis-jenis penguat (OP-AMP)

1. Inverting Amplifier

Inverting Amplifier merupakan penerapan dari penguat operasional


sebagai penguat sinyal dengan karakteristik dasar sinyal output memiliki phase
yang berkebalikan dengan phase sinyal input. Untuk mengetahui atau menguji
dari penguat membalik (inverting amplifier) dapat menggunakan rangkaian dasar
penguat membalik menggunakan penguat operasional (Op-Amp) seperti pada
gambar berikut.

Gambar Inverting Amplifier


Rangkaian penguat membalik diatas merupakan rangkaian dasar
inverting amplifier yang menggunakan sumber tegangan simetris. Secara
matematis besarnya faktor penguatan (A) pada rangkaian penguat membalik
adalah (-Rf/Rin) sehingga besarnya tegangan output secara matematis adalah :

2.Non Inverting Amplifier

Penguat Tak-Membalik (Non-Inverting Amplifier) merupakan penguat


sinyal dengan karakteristik dasat sinyal output yang dikuatkan memiliki fasa yang
sama dengan sinyal input. Penguat tak-membalik (non-inverting amplifier) dapat
dibangun menggunakan penguat operasional, karena penguat operasional memang
didesain untuk penguat sinyal baik membalik ataupun tak membalik. Rangkain
penguat tak-membalik ini dapat digunakan untuk memperkuat isyarat AC maupun
DC dengan keluaran yang tetap sefase dengan sinyal inputnya. Impedansi
masukan dari rangkaian penguat tak-membalik (non-inverting amplifier) berharga
sangat tinggi dengan nilai impedansi sekitar 100 MOhm. Contoh rangkaian dasar
penguat tak-membalik menggunakan operasional amplifier (Op-Amp) dapat
dilihat pada gambar berikut.

Dengan sinyal input yang diberikan pada terminal input non-inverting,


maka besarnya penguatan tegangan rangkaian penguat tak membalik diatas
tergantung pada harga Rin dan Rf yang dipasang. Besarnya penguatan tegangan
output dari rangkaian penguat tak membalik diatas dapat dituliskan dalam
persamaan matematis sebagai berikut.
3.Summing Amplifier

Summing Amplifier adalah rangkaian elektronika yang berfungsi


untuk menjumlahkan dua buah atau lebih tegangan listrik. Rangkaian ini
dibuat dengan menggunakan IC Operational Amplifier yang memiliki banyak
kegunaan dan aplikatif. Contoh lain rangkaian elektronika yang mengandalkan ic
op-amp adalah seperti rangkaian DAC (Digital Analog Converter) dan ADC
(Analog Digital Converter) serta banyak lagi contoh rangkaian lain. Rangkaian
summing ini juga sebenarnya sama dengan operational amplifier lainnya, hanya
saja bedanya pada pengaturan tahanan input.

Gambar summing amplifier

Rangkaian summing diatas menghasilkan keluaran yang terbalik


(inverting), hal ini dikarenakan rangkaian tersebut diatas menggunakan rangkaian
inverting sebagai rangkaian dasar. Secara definisi keluaran dari rangkaian
summing inverting diatas mungkin dapat anda simpulkan bahwa Vout = Vin1 +
Vin2 + Vin3 + Vdst. Tetapi sebenarnya kondisi rumus tersebut sengaja
dirancang dengan memanfaatkan sifat tahanan parallel pada bagian input
rangkaian.
2.4 Jenis-jenis transducer

1. Transduser Input (Input Transducer)

Transduser Input merupakan Transduser yang dapat mengubah energi


fisik (physical energy) menjadi sinyal listrik ataupun Resistansi (yang kemudian
juga dikonversikan ke tegangan atau sinyal listrik). Energi fisik tersebut dapat
berbentuk Cahaya, Tekanan, Suhu maupun gelombang suara. Seperti contohnya
Mikropon (Microphone), Mikropon dapat mengubah gelombang suara menjadi
sinyal listrik yang dapat dihantarkan melalui kabel listrik. Transduser Input sering
disebut juga dengan Sensor.

Berikut ini beberapa Komponen Elektronika ataupun perangkat


Elektronika yang digolongkan sebagai Transduser Input.

– LDR (Light Dependent Resistor) mengubah Cahaya menjadi Resistansi


(Hambatan)
– Thermistor (NTC/PTC) mengubah suhu menjadi Resistansi (Hambatan)
– Variable Resistor (Potensiometer) mengubah posisi menjadi Resistansi
(Hambatan)
– Mikropon (Microphone) mengubah gelombang suara menjadi sinyal listrik

2. Transduser Output (Output Transducer)

Transduser Output merupakan Transduser yang dapat mengubah sinyal


listrik menjadi bentuk energi fisik (Physical Energy). Seperti contohnya
Loudspeaker, Loudspeaker mengubah sinyal listrik menjadi Suara yang dapat di
dengar oleh manusia. Transduser Output sering disebut juga dengan istilah
Actuator.

Beberapa Komponen Elektronika atau Perangkat Elektronika yang


digolongkan sebagai Transduser Output diantaranya adalah sebagai berikut :

– LED (Light Emitting Diode) mengubah listrik menjadi Energi Cahaya


– Lampu mengubah listrik menjadi Energi Cahaya
– Motor mengubah listrik menjadi Gerakan (motion)
– Heater mengubah listrik menjadi Panas
– Loudspeaker mengubah sinyal listrik menjadi Suara

2.5 Jenis Jenis Filtering

1. LPF ( Low Pass Filter )

Filter Low Pass adalah sebuah rangkaian yang tegangan keluarannya


tetap dari dc naik sampai ke suatu frekuensi cut-off fc. Bersama naiknya frekuensi
di atas fc, tegangan keluarannya diperlemah (turun). Filter Low Pass adalah jenis
filter yang melewatkan frekuensi rendah serta meredam/menahan frekuensi tinggi.

Gambar respon LPF

2. HPF ( High Pass Filter )

Filter High Pass memperlemah tegangan keluaran untuk semua frekuensi


di bawah frekuensi cutoff fc. Di atas fc, besarnya tegangan keluaran tetap. Garis
penuh adalah kurva idealnya, sedangkan kurva putus-putus menunjukkan
bagaimana filter-filter high pass yang praktis menyimpang dari ideal. Pengertian
lain dari High Pass Filter yaitu jenis filter yang melewatkan frekuensi tinggi serta
meredam/menahan frekuensi rendah.

Gambar High Pass Filter

3. BPF ( Band Pass Filter )

Filter Band Pass hanya melewatkan sebuah pita frekuensi saja seraya
memperlemah semua frekuensi di luar pita itu. Pengertian lain dari Band Pass
Filter adalah filter yang melewatkan suatu range frekuensi. Dalam
perancangannya diperhitungkan nilai Q(faktor mutu).

Anda mungkin juga menyukai