i
I. TUJUAN .............................................................................................................. 32
II. LANDASAN TEORI ........................................................................................... 32
III. ALAT/KOMPONEN YANG DIGUNAKAN ................................................. 33
IV. LANGKAH PERCOBAAN ............................................................................. 33
V. RANGKAIAN PERCOBAAN ............................................................................ 37
VI. HASIL PERCOBAAN ..................................................................................... 38
VII. ANALISA/TUGAS .......................................................................................... 42
VIII. REFERENSI..................................................................................................... 42
ii
EKSPERIMEN NO.1
1
I. Tujuan
Penguat operasional (Op-Amp) adalah suatu blok penguat yang mempunyai dua
masukan dan satu keluaran. Penguat operasional (Op-Amp) dikemas dalam suatu
rangkaian terpadu (integrated circuit-IC). Salah satu tipe operasional amplifier (Op-
Amp) yang populer adalah LM741.
IC LM741 merupakan operasional amplifier yang dikemas dalam bentuk dual
in-line package (DIP). Kemasan IC jenis DIP memiliki tanda bulatan atau strip pada
salah satu sudutnya untuk menandai arah pin atau kaki nomor 1 dari IC tersebut.
Penomoran IC dalam kemasan DIP adalah berlawanan arah jarum jam dimulai dari pin
yang terletak paling dekat dengan tanda
bulat atau strip pada kemasan DIP
tersebut. IC LM741 memiliki kemasan
DIP 8 pin seperti terlihat pada gambar
berikut :
...................................................................
..............
2
Gambar 1.0 Konfigurasi Pin Op-AMP 741
Pada IC ini terdapat dua pin input, dua pin power supply, satu pin output, satu
pin NC (No Connection), dan dua pin offset null. Pin offset null memungkinkan kita
untuk melakukan sedikit pengaturan terhadap arus internal di dalam IC untuk memaksa
tegangan output menjadi nol ketika kedua input bernilai nol. IC LM741 berisi satu buah
Op-Amp, terdapat banyak tipe IC lain yang memiliki dua atau lebih Op-Amp dalam
suatu kemasan DIP.
Pada sebuah peguat operasional (Op-Amp) dikenal beberapa istilah yang sering
dijumpai, diantaranya adalah :
Tegangan ofset masukan (input offset voltage) Vio menyatakan seberapa jauh
v+ dan v terpisah untuk mendapatkan keluaran 0 volt.
Arus offset masukan (input offset current) menyatakan kemungkinan seberapa
berbeda kedua arus masukan.
Arus panjar masukan (input bias current) memberi ukuran besarnya arus basis
(masukan).
Harga CMRR menjamin bahwa output hanya tergantung pada (v+) – (v-),
walaupun v+ dan v- masing-masing berharga cukup tinggi.
3
Untuk menghindari keluaran yang berosilasi, maka frekuensi harus dibatasi,
unity gain frequency memberi gambaran dari data tanggapan frekuensi. hal ini hanya
berlaku untuk isyarat yang kecil saja karena untuk isyarat yang besar penguat
mempunyai keterbatasan sehingga output maksimum hanya dihasilkan pada frekuensi
yang relative rendah.
1. Op-Amp 741C
2. Resistor 100 KΩ dan I MΩ
3. Kapasitor Polar 10 µF
4. Voltmeter
Voltmeter
4
Gambar 1.1 Rangkaian Input offset voltage
Design Basic
𝑉
Input Offset Voltage : 𝑉𝑜𝑖 = 𝐴𝑜𝑠
𝐶𝐿
𝑅
Closed loop Gain : 𝐴𝐶𝐿 =𝑅2
1
5
V. Rangkaian Percobaan
1.000.000 Ω
= 100.000Ω 70.10
= = 7.010 mV
10
= 10
VII. Analisis
6
inverting. Input offset voltage merupakan perbandingan Tegangan Output ( Vos
) dan Penguatan close loop ( Acl ) sebesar 7.010 mV.
7
EKSPERIMEN NO.2
8
I. Tujuan
Semua op-amp, termasuk op-amp 741C memiliki masukkan arus bias. Arus ini
merupakan arus yang ‘ditarik’ oleh terminal input. Hal ini dikarenakan kebocoran
arus pada sumber atau hilangnya arus pada kedua terminal input. Tergantung pada
jenis input transistor, arus bias dapat mengalir kedalam atau keluar dari terminal
input.
Dalam datasheet op-amp biasanya menentukan masukkan arus bias sebagai nilai
rata-rata dari input bias yang IB+ saat di terminal non pembalik dan input bias yang
IB- saat di terminal pembalik.
Op-amp ideal
Op-amp pada dasarnya adalah sebuah differential amplifier (penguat
diferensial) yang memiliki dua masukan. Input (masukan) op-amp ada yang
dinamakan input inverting dan non-inverting. Op-amp ideal memiliki open loop
gain (penguatan loop terbuka) yang tak terhingga besarnya. Seperti misalnya op-
amp LM741 yang sering digunakan oleh banyak praktisi elektronika, memiliki
karakteristik tipikal open loop gain sebesar 104 ~ 105. Penguatan yang sebesar
9
ini membuat op-amp menjadi tidak stabil, dan penguatannya menjadi tidak
terukur (infinite). Disinilah peran rangkaian negative feedback (umpan-balik
negatif) diperlukan, sehingga op-amp dapat dirangkai menjadi aplikasi dengan
nilai penguatan yang terukur (finite).
Impedasi input op-amp ideal mestinya adalah tak terhingga, sehingga
mestinya arus input pada tiap masukannya adalah 0. Sebagai perbandingan
praktis, op-amp LM741 memiliki impedansi input Zin = 106 Ohm. Nilai
impedansi ini masih relatif sangat besar sehingga arus input op-amp LM741
mestinya sangat kecil.
Ada dua aturan penting dalam melakukan analisa rangkaian op-amp
berdasarkan karakteristik op-amp ideal. Aturan ini dalam beberapa literatur
dinamakan golden rule, yaitu :
10
Pada rangkaian diatas, dapat diketahui tegangan output (Vout) adalah
Vout = A(V1-V2) dengan A adalah penguatan dari penguat diferensial ini. Titik
input V1 dikatakan sebagai input non-iverting, sebab tegangan vout satu phase
dengan V1. Sedangkan sebaliknya titik V2 dikatakan input inverting sebab
berlawanan phasa dengan tegangan vout.
Simbol op-amp adalah seperti pada gambar 2 (b) dengan 2 input, non-
inverting (+) dan input inverting (-). Umumnya op-amp bekerja dengan dual
supply (+Vcc dan –Vee) namun banyak juga op-amp dibuat dengan single
supply (Vcc – ground). Simbol rangkaian di dalam op-amp pada gambar 2 (b)
adalah parameter umum dari sebuah op-amp. Rin adalah resitansi input yang
nilai idealnya infinit (tak terhingga). Rout adalah resistansi output dan besar
11
resistansi idealnya 0 (nol). Sedangkan AOL adalah nilai penguatan open loop
dan nilai idealnya tak terhingga.
Saat ini banyak terdapat tipe-tipe op-amp dengan karakteristik yang
spesifik. Op-amp standar type 741 dalam kemasan IC DIP 8 pin. Untuk tipe
yang sama, tiap pabrikan mengeluarkan seri IC dengan insial atau nama yang
berbeda. Misalnya dikenal MC1741 dari motorola, LM741 buatan National
Semiconductor, SN741 dari Texas Instrument dan lain sebagainya. Tergantung
dari teknologi pembuatan dan desain IC-nya, karakteristik satu op-amp dapat
berbeda dengan op-amp lain.
Gambar IC LM741CN
12
Op-Amp LM741 dapat membuat beberapa fungsi rangkaian seperti gambar berikut.
13
III. Alat / Komponen yang Digunakan
V. Rangkaian Percobaan
14
VA = 573,476 µV = 0,573476 mV
VB = -573,491 µV = -0,573491 mV
VA
𝐈𝐁𝟏 =
R1
573,476 × 10−6 V
=
104 A
= 57,3476 × 10−9 A
= 𝟓𝟕, 𝟑𝟒𝟕𝟔 𝐧𝐀
VB
𝐈𝐁𝟐 =
R3
−573,491 × 10−6 V
=
104 A
= −57,3491 × 10−9 A
= −𝟓𝟕, 𝟑𝟒𝟗𝟏 𝐧𝐀
𝐼𝐴 + IB
𝐈𝐑𝐀𝐓𝐀−𝐑𝐀𝐓𝐀 =
2
57,3476 + (−57,3491)
=
2
15
−0,0015
=
2
= −𝟎, 𝟎𝟎𝟎𝟕𝟓 𝐧𝐀
Untuk memperoleh op-amp yang ideal yang mana arus biasnya harus sama.
Namun, pada kenyataan op-amp tersebut, masukkan arus biasnya tidaklah sama.
Pabrik pembuatnya memberikan nilai arus tersebut dari rata-rata kedua arus input
(inverting input dan non-inverting input). Jadi, masukkan arus bias dari op-amp
741C dapat diketahui dengan mengukur tegangan pada inverting dan non-inverting
input yang kemudian dihitung rata-rata arusnya.
VIII. Referensi
http://microchip.wikidot.com/asp0107:input-bias-offset-current
http://blogahmadyusufyusron.blogspot.co.id/2015/10/op-amp-741.html
16
EKSPERIMEN NO.3
17
I. Tujuan
Penguat operasional (Op-Amp) adalah suatu blok penguat yang mempunyai dua
masukan dan satu keluaran. Penguat operasional (Op-Amp) dikemas dalam
suatu rangkaian terpadu (integrated circuit-IC). Salah satu tipe operasional amplifier
(Op-Amp) yang populer adalah 741. IC 741 merupakan operasional amplifier yang
dikemas dalam bentuk dual in-line package (DIP). Kemasan IC jenis DIP memiliki
tanda bulatan atau strip pada salah satu sudutnya untuk menandai arah pin atau kaki
nomor 1 dari IC tersebut. Penomoran IC dalam kemasan DIP adalah berlawanan arah
jarum jam dimulai dari pin yang terletak paling dekat dengan tanda bulat atau strip pada
kemasan DIP tersebut.
IC 741 memiliki kemasan DIP 8 pin seperti terlihat pada gambar berikut.
Konfigurasi Pin IC Op-Amp 741 Pada IC ini terdapat dua pin input, dua pin
power supply, satu pin output, satu pin NC (No Connection), dan dua pin offset null.
Pin offset null memungkinkan kita untuk melakukan sedikit pengaturan terhadap arus
internal di dalam IC untuk memaksa tegangan output menjadi nol ketika kedua input
bernilai nol. IC 741 berisi satu buah Op-Amp, terdapat banyak tipe IC lain yang
memiliki dua atau lebih Op-Amp dalam suatu kemasan DIP. IC Op-Amp memiliki
karakteristik yang sangat mirip dengan konsep Op-Amp ideal pada analisis rangkaian.
18
Pada kenyataannya IC Op-Amp terdapat batasan-batasan penting yang perlu
diperhatikan. Pertama, tegangan maksimum power supply tidak boleh melebihi rating
maksimum, karena akan merusak IC. Kedua, tegangan output dari IC op amp biasanya
satu atau dua volt lebih kecil dari tegangan power supply. Sebagai contoh, tegangan
swing output dari suatu op amp dengan tegangan supply 15 V adalah ±13V. Ketiga,
arus output dari sebagian besar op amp memiliki batas pada 30mA, yang berarti bahwa
resistansi beban yang ditambahkan pada output op amp harus cukup besar sehingga
pada tegangan output maksimum, arus output yang mengalir tidak melebihi batas arus
maksimum.
Pada sebuah peguat operasional (Op-Amp) dikenal beberapa istilah yang sering
dijumpai, diantaranya adalah : Tegangan ofset masukan (input offset voltage) Vio
menyatakan seberapa jauh v+ dan v terpisah untuk mendapatkan keluaran 0 volt. Arus
offset masukan (input offset current) menyatakan kemungkinan seberapa berbeda kedua
arus masukan. Arus panjar masukan (input bias current) memberi ukuran besarnya arus
basis (masukan). Harga CMRR menjamin bahwa output hanya tergantung pada (v+) –
(v-), walaupun v+ dan v- masing-masing berharga cukup tinggi. Untuk menghindari
keluaran yang berosilasi, maka frekuensi harus dibatasi, unity gain frequency memberi
gambaran dari data tanggapan frekuensi. hal ini hanya berlaku untuk isyarat yang kecil
saja karena untuk isyarat yang besar penguat mempunyai keterbatasan sehingga output
maksimum hanya dihasilkan pada frekuensi yang relative rendah. Dasar. Selain itu
terdapat beberapa jenis IC Amplifier lainnya seperti TL062,
NE5534, LF356, dll.
Board 1 Buah
Breadbboard 1 Buah
Function Generator 1 Buah
Osiloskop 1 Buah
Resistor 1kΩ 2 Buah
IC 741 1 Buah
IC LF356 1 Buah
Jumper Secukupnya
19
IV. Rangkaian Percobaan
I. Rangkaian 1
Function Osiloskop
Generator
II. Rangkaian 2
Function
Osiloskop
Generator
V. Hasil Percobaan
20
∆V
v vv v
21
∆V
v vv v
VI. Analisis
22
turut 3.142 Volts dan 8 µsec. Nilai Slew rate yang dihasilkan pun sebesar 0.392
𝑣𝑜𝑙𝑡𝑠/µsec. Nilai slew rate ini menyatakan perubahan nilai tegangan maksimum ke
tegangan minimum. Dari tegangan maksimum kek minimum perubahan yang terjadi
sebesar 0.392 𝑣𝑜𝑙𝑡𝑠/µsec . Hal ini terjadi karena waktu pembentukan gelombang
output yang dihasilkan tidak sebanding dengan tegangan input sehingga gelombang
output yang dihasilkan cenderung berbentuk trapezoid. Adanya selisih waktu untuk
sampai ke titik tegangan maksimum atau ke titik tegangan minimum inilah yang
menghasilkan slew rate pada tegangan output. Namun, berbeda dengan hasil
gelombang output yang dihasilkan oleh pratikum 2 ( IC LF356). Gelombang output
yang dihasilkan dari ICLF356 ini sebanding dan cenderung mempertahankan fase
dari input. Hal ini dibuktikan dengan nilai slew rate dari gelombang output bernilai
1 𝑣𝑜𝑙𝑡𝑠/µsec sehingga tidak adanya selisih waktu antara gelombang output dan
gelombang input. Dengan demikian, dapat diketahui bahwa slew rate menyatakan
selisih waktu antar gelombang input dan output. Nilai slew rate bernilai 1
menyatakan tidak adanya selisih (sebanding) antara waktu gelombang input dan
gelombang output. Sedangkan, nilai slew rate dibawah 1 menyatakan adanya selisih
waktu(tidak sebanding) antara gelombang input dan output. Semakin kecil nilai slew
rate, maka selisih perubahan titik maksimum ke minimum semakin besar sehingga
lebar tegangan maksimum dan tegangan minimum pun semakin pendek.
23
EKSPERIMEN NO.4
24
I. Tujuan
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan Common Mode Resistor
Rejection (CMRR)
25
III. Alat dan Bahan
Board 1 Buah
Breadbboard 1 Buah
Function Generator 1 Buah
Resistor 100 k Ω 2 Buah
Resistor 100 Ω 2 Buah
IC 741 1 Buah
AC Voltmeter 1 Buah
I. Desain Basics
𝐴
Common mode rejection ratio: CMRR ( dB ) = 20 𝐿𝑜𝑔10 (𝐴 𝑑 )
𝑐𝑚
𝑅2
Differential Gain: 𝐴𝑑 =
𝑅1
𝑅4
=
𝑅3
𝑉𝑜(𝑐𝑚)
Common mode gain: 𝐴𝑐𝑚 =
𝑉𝑖(𝑐𝑚)
26
Langkah 1
Rangkai rangkaian seperti contoh diatas. Berikan catu daya dan atur frekuensi
masukan ( Input Frequency ) sampai 100 Hz
Langkah 2
Langkah 3
Langkah 4
Acm = .................................
Langkah 5
27
1000 (ie, R2/R1) dengan komponen yang telah tersedia. Sekarang tentukan
Common Mode Rejection Ratio (CMRR) dalam satuan Db menggunakan rumus
yang ada dalam “Design Basics” section, dan catat hasilnya dibawah :
CMRR =........................... Db
Untuk 741C Op-amp,Common Mode Rejection Ratio biasanya 90 dB, dengan
minimal 70 dB. Untuk lebih tepat mengenai CMRR dapat dibandingkan dengan
𝐴𝑑 /𝐴𝑐𝑚
Common mode rejection = 20 𝐿𝑜𝑔10 (𝑐𝑜𝑚𝑚𝑜𝑛 𝑚𝑜𝑑𝑒 𝑟𝑒𝑗𝑒𝑐𝑡𝑖𝑜𝑛 𝑟𝑎𝑡𝑖𝑜 )
= 20 𝐿𝑜𝑔10 (31,600)
= 90 𝑑𝐵
𝐴𝑐𝑚 = 0.0858
Maka,
𝐴
CMRR ( dB ) = 20 𝐿𝑜𝑔10 (𝐴 𝑑 )
𝑐𝑚
1000
= 20 𝐿𝑜𝑔10 (0.0858)
= 20 𝐿𝑜𝑔10 (11,655)
= 81,3 dB
V. Hasil Percobaan
28
𝑉𝑖(𝑐𝑚) = 1.414 volts rms
𝑉𝑜(𝑐𝑚) = 0.0486 volts rms
𝑉𝑜(𝑐𝑚) 0.0486
𝐴𝑐𝑚 = = = 0.0343
𝑉𝑖 (𝑐𝑚) 1.414
1000
𝐶𝑀𝑅𝑅 = 20 𝐿𝑜𝑔10 (0.034)
= 20 𝐿𝑜𝑔10 (29,095.6501)
= 89,27 dB
VI. Analisis
Berdasarkan praktikum yang telah kami lakukan bahwa tujuan dari praktikum diatas
adalah tentang bagaimana cara menghilangkan sinyal Common mode. Maka dari itu
semakin besar nilai CMRR maka semakin bagus untuk menghilangkan sinyal yang
tidak diinginkan. Defferential amplifier yang ideal akan mempunyai CMRR yang tak
terhingga. CMRR yang tinggi sangat dibutuhkan ketika differential signal harus
diaplikasikan pada Common mode input yang besar. Pada percobaan yang telah kami
lakukan , dimana dilakukan perhitungan CMRR dari rangkaian gambar diatas dengan
pengaturan frekuensi 100 hz dengan input tegangan 2 V rms dihasilkan 𝑉𝑖(𝑐𝑚) = 1.414
29
volt rms, 𝑉𝑜(𝑐𝑚) = 0.048 volt rms dan 𝐴𝑐𝑚 = 0.0343. dan mengacu pada Rumus yang
ada pada Desain Basics didapatkan hasil perbandingan antara penguatan diferensial dan
36,000 maka semakin mendekati nilai sesuai pabrikan, dimana hasil CMRR didapatkan
hasil sebesar 89,27 dB. Hasil tersebut mendekati angka 90 dB, maka dapat disimpulkan
30
EKSPERIMEN NO.5
31
I. TUJUAN
Tujuan dari percobaan ini adalah menentukan Response Close-loop dari 741C Op-Amp
Op Amp Gain-bandwith Product Gain-bandwith Product adalah gain dari op-amp setelah
separuh titik kerja, dimana gain dari op-amp turun saat laju konstan sama dengan produk dari
gain X frekuensi.
Gambar 5.1 Adalah sebuah diagram dari gain band-with product dari op amp :
Gain-bandwith product adalah daerah, setelah setengah titik kerja atau seluruh kerja bandwith,
dimana kamu melihat garis konstan menolak pada penguatan op amp sebagaimana frekuensi
meningkat.
32
Melebihi frekuensi setengah titik kerja, penguatan menurun seperti pada produk dari gain dan
frekuensi konstan. Garis yang konstan ini yang disebut gain-bandwith product.
1. Op-Amp 741C
2. Resistor :1 kΩ dan 10 KΩ
3. Osiloskop
5. Frekuensi Counter
+ 12 V
Vi
+
R1 10 μF
10 KΩ
- VO
2
- 7
741 C 6
3
+ 4
-
10 μF
+
- 12 V
CH 2
SCOPE
OPTIONAL CH 1
COUNTER
Design Basic
R2
Dimana : Av = = Voltage Gain
R1
Langkah 1
33
Pasang Osiloskop dan atur sesuai berikut :
DC coupling
Langkah 2
Hubungkan rangkaian yang ditunjukkan gambar 1-15. Beri daya di breadboard dan atur
tegangan input sehingga output tegangan puncak ke puncak adalah 0.7 volt pada 1 kHz. Buatlah
pengaturan ini dengan akurat sebisa mungkin. Sebagaimana dijelaskan pada unit 2. Rangkaian
op-amp ini merupakan inverting amplifier , dan dengan komponen yang ditampilkan voltage
gain adalah kesatuan (1.0). Periksalah jika tegangan input dari puncak ke puncak juga 0,7 volt.
Langkah 3
Sekarang perlahan ubah input frekuensi sampai output tegangan puncak ke puncak turun
menjadi 0,5 volt. Kamu mungkin menemukan tegangan output yang meningkat sedikit sebelum
itu mulai menurun. Ukur frekuensi pada titik dimana output tegangan adalah 0,5 volt dari puncak
Bandwidth ini dari Op-Amp ketika penguat tegangan adalah 1.0. Response frekuensi tinggi
dan sekarang faktor 0,707 kurang dari frekuensi rendah atau DC response, dan setara -3 dB.
Langkah 4
34
Langkah 5
Sekarang putus tegangan di breadboard dan ganti nilai dari R1 ke 5kΩ dengan memasang
resistor 10kΩ lain diparalel dengan itu. Konfigurasi amplifier ini untuk penguat tegangan sebesar
2. Pasang daya pada breadboard dan ukur output amplitude pada 1 kHz. Hal itu pasti sebesar 1,4
volt tegangan puncak ke puncak (0,7V x 2). Naikkan input frekuensi sampai output tegangan
puncak ke puncak menurun sampai 1.0 V (1.4V x 0.707V). Ukurlah frekuensi di titik ini dan
Apakah hasil ini kurang dari hasil pengukuran di step 3? Itu seharusnya kira – kira satu
Langkah 6
Di step 4, menghitung gain-bandwidth product dari circuit (lintasan arus listrik) ini,
Kira – kira sampai 5%, kedua hasil percobaan ini akan sama. Dengan kenaikkan dari
product, yang mana bergantung pada kedua penguatan tegangan dan bandwidthnya, tetap
konstan. Oleh karena itu gain-bandwidth product dibatasi oleh respons frekuensi tinggi
maksimum dari rangkaian op amp yang memberikan nilai penguat tegangan; penguat tegangan
Langkah 7
35
Sekarang ganti resistor R1 hingga 1 kΩ. voltage gain menyediakan 10. 0,7 volt input harus
menghasilkan 7 volt output signal 1kHz. Frekuensi meningkat sampai output tegangan sama 5
Langkah 8
dari 10.
Tidak lebih 5%, apakah banyak perbedaan antara hasil di atas dan hasil mu yang menentukan
di Step 4 dan 6?
Seharusnya hasil sama di semua tiga percobaan. Kamu sekarang menyimpulkan gain-
bandwidth product adalah hasil yang konstan, dengan tergantungan kebalikan dari bandwidth
dan penguat tegangan tersebut. Pernah kamu mengetahui gain-bandwidth product Op-Amp
tertentu, kamu segera mengetahui penguat tegangan maximum itu dengan memberi input
frekuensi, dan sebaliknya. Seperti banyaknya hasil, GBP pengukuran response frekuensi dari Op-
Amp circuit. Dari contoh, jika GBP 500kHz, input frekuensi maximum yang di beri Op-Amp
circuit dan dari penguat tegangan yang beroperasi dari 100 adalah 5 kHz. Bagaimanapun, praktik
biasanya untuk membuat circuit voltage gain tentang waktu kurang dari 10 sampai 20 hasil
mengikuti oleh GBP pada operasi frekuensi tertentu. Seharusnya gain-bandwidth product adalah
500 kHz dan kita ingin dapat amplifier circuit dengan penguat tegangan dari 10. Korespondensi
ini untuk penguat tegangan maximum dari 100 ke 200. Supaya aman,anggap penguat tegangan
maximum adalah 100. Oleh karena itu, frekuensi maximum, yang mana kita dapat
36
𝐺𝐵𝑃
BW =
𝐴𝑣
500 𝑘𝐻𝑧
=
100
= 5 kHz
Dari contoh tertentu ini, amplifier akan bekerja dengan benar penguatan tegangan dari 10
pada 5 kHz.
V. RANGKAIAN PERCOBAAN
Rangkaian 1 ( Rin = Rf = 10 kΩ )
37
Rangkaian 2 (Rin = 5 kΩ, Rf = 10 kΩ )
38
Pengaturan Tegangan input hingga tegangan peak to peak output 0.7 V
Vo Channel A
Frekuensi : 1000 Hz
39
Vo Channel A
Perubahan Rin = 5KΩ dan Amplitude input dan frekuensi tetap ( Amp= 176mVp,
f = 1 KHz)
40
Vo Channel A
Frekuensi : 1000 Hz
5KΩ)
41
Vo Channel A
VII. ANALISA/TUGAS
VIII. REFERENSI
42
43