Anda di halaman 1dari 51

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Kegiatan
Semakin majunya teknologi di sektor perindustrian,tentu membutuhkan
teknologi yang menunjang proses produksi. Suatu industri sangat membutuhkan
teknologi yang dapat membuat pekerjaan mereka menjadi cepat, praktis, dan
efisien. Ini dimaksud agar dapat menghemat waktu dan biaya yang dikeluarkan.
Seperti halnya mesin CNC (Computer Numeric Control) adalah salah satu
teknologi yang sangat membantu bagi perindustrian, karena dapat dioperasikan
secara otomatis dan manual, sehingga mempermudah dalam melakukan produksi
suatu barang bagi industri. CNC sendiri hadir sebagai salah satu sistem kontroler
yang dapat mempermudah dan mengefisiensikan segala sesuatu yang tadinya
rumit dan memerlukan tenaga yang besar untuk menjalankannya produk, cukup
dimasukkan program gerakan tools, lalu mesin CNC akan beroperasi secara
otomatis dengan menggunakan akuator motor listrik.
Saat ini CNC telah digunakan dibeberapa industri. Aplikasi mesin CNC pada
dunia industri terbagi menjadi dua bagian besar, yaitu:
1. Mesin perkakas: bubut (lathe/turning), frais (milling), drilling, dan
pengerjaan logam lainnya.
2. Non-mesin perkakas: perakitan, penggambaran dan lain-lain.
Sinamic G120 merupakan salah satu perangkat sistem pendukung untuk mesin
CNC yang dikembangkan oleh Siemens. Sinamic G120 adalah inverter motor
dengan keluaran ampere yang tinggi,sehingga sangat pas digunakan sebgagai
pengatur kecepatan putaran motor spindle pada mesin CNC.
1.2 Ruang Lingkup Kegiatan
Pokok pembahasan dalam Praktek Kerja Lapangan mengenai aplikasi Sinamic
G120 pada mesin CNC 808D advance T (Turning),sebagai inverter motor spindle.
1.3 Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Waktu dan tempat pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan penulis
laksanakansebagai berikut :
a. Waktu
: 20 Juni 2016 sampai dengan 15 Agustus 2016.
b. Perusahaan : PT.CNC Disain Nusantara.
c. Alamat
: Kawasan Industri Pulogadung,
1

Jl.Pulo Buaran V N0.8B Jakarta 13920 Jakarta


1.4 Tujuan dan Kegunaan
Tujuan dan kegunaan dari diadakannya Praktek Kerja Lapangan ini
adalahsebagai berikut:
a) Untuk mempelajari dan memahami materi yang telah didapat di
perkuliahan dalam dunia kerja,agar dapat menambah wawasan dan
keterampilan dari apa yang didapat di perkuliahan.
b) Mengetahui cara kerja inverter Sinamic G120 sebagai pengatur gerak pada
motor spindle pada mesin CNC 808d advance Turning.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Mesin Turning (Mesin Bubut)

Pada zaman sekarang ini manusia sudah melakukan pekerjaan menggunakan


mesin atau aoutomatis. Mungkin masih ada sebagian yang masih bekerja
menggunakan tenaga manusia atau manual. Mesin CNC adalah salah satu mesin
yang dapat bekerja secara automatis, karena mesin CNC digerakan menggunakan
control untuk memotong suatu benda secara rapi dan bersih.
2.1.1 Pengertian Mesin Turning (Mesin Bubut)
Mesin bubut adalah salah satu jenis mesin perkakas yang digunakan untuk
proses pemotongan benda kerja yang dilakukan dengan membuat sayatan pada
benda kerja dimana pahat digerakkan secara translasi dan sejajar dengan sumbu
dari benda kerja yang berputar.Mesin bubut merupakan mesin perkakas yang
memiliki populasi terbesar di dunia ini dibandingkan mesin perkakas lain seperti
mesin freis, drill, sekrap dan mesin perkakas lainnya.

Gambar 2.1 Mesin Turning (Mesin Bubut)

2.1.2 Prinsip Kerja Mesin Turning (Mesin Bubut)


Prinsip kerja mesin bubut ialah menghilangan bagian dari benda kerja untuk
memperoleh bentuk tertentu dimana benda kerja diputar dengan kecepatan

tertentu bersamaan dengan dilakukannya proses pemakanan oleh pahat yang


digerakkan secara translasi sejajar dengan sumbu putar benda kerja. Gerakan putar
dari benda kerja disebut gerak potong relatif dan gerakkan translasi dari pahat
disebut gerak makan (feeding).
2.1.3 Bagian-bagian Mesin Turning (Mesin Bubut)
Pada dasarnya mesin bubut terdiri dari beberapa komponen utama antara
lain:
1.

Meja mesin

2.

Headstock

3.

Tailstock

4.

Compound slide

5.

Across slide

6.

Toolpost

7.

Leadscrew

Gambar berikut ini diperlihatkan nama-nama bagian atau komponen yang


umum dari mesin bubut:

Gambar 2.2 Bagian-bagian Mesin Turning (Mesin Bubut)

Fungsi masing-masing bagian mesin bubut ialah sebagai berikut:


1. Tailstock untuk memegang atau menyangga benda kerja pada bagian
ujung yang berseberangan dengan chuck (pencekam) pada proses
pemesinan di mesin bubut.
2. Lead crew adalah poros panjang berulir yang terletak agak dibawah dan
sejajar dengan bangku, memanjang dari kepala tetap sampai ekor tetap.
Dihubungkan dengan roda gigi pada kepala tetap dan putarannya bisa
dibalik. Dipasang ke pembawa (carriage) dan digunakan sebagai ulir
pengarah untuk membuat ulir saja dan bisa dilepas kalau tidak dipakai.

3.

Feedrod terletak dibawah ulir pengarah yang berfungsi untuk

menyalurkan daya dari kotak pengubah cepat (quick change box) untuk
menggerakkan mekanisme apron dalam arah melintang atau memanjang.
4.

Carriage terdiri dari tempat eretan, dudukan pahat dan apron.

Konstruksinya kuat

karena harus menyangga dan mengarahkan pahat

pemotong. Dilengkapi dengan dua cross slide untuk mengarahkan pahat


dalam arah melintang. Spindle yang atas mengendalikan gerakan dudukan
pahat dan spindle atas untuk menggerakkan pembawa sepanjang landasan.
5.

Toolpost digunakan sebagai tempat dudukan pahat bubut, dengan

menggunakan pemegang pahat.


6. Headstock adalah tempat terletaknya transmisi gerak pada mesin bubut
yang mengatur putaran yang dibutuhkan pada proses pembubutan.
2.2 Sinumerik 808D Advance T
Sinumerik 808D Advance T adalah sebuat sistem kontrol atau disebut CNC
(Computer Numerical Control) yang dibuat oleh SIEMENS. Sama dengan mesin
CNC lainnya akan tetapi Sinumerik 808D Advance T ini kusus diprogram untuk
mesin bubut sebagai kontrol penggerak pada mesin bubut tersebut. Didalam mesin
kontrol ini terdapat NC dan PLC yang sudah terpasang didalam control tersebut.
Numerical Control / NC (berarti "kontrol numerik") merupakan sistem
otomatisasi. Mesin perkakas yang dioperasikan oleh perintah yang diprogram
secara abstark dan disimpan dimedia penyimpanan, hal ini berlawanan dengan
kebiasaan sebelumnya dimana mesin perkakas biasanya dikontrol dengan putaran
tangan atau otomatisasi sederhana menggunakan cam. Kata NC sendiri adalah
singkatan dalam Bahasa inggrisdari kata Numerical Control yang artinya Kontrol
Numerik. Mesin NC pertama diciptakan pertama kali pada tahun 40-an dan 50-an,
dengan memodifikasi Mesin perkakas biasa. Dalam hal ini Mesin perkakas biasa
ditambahkan dengan motor yang akan menggerakan pengontrol mengikuti titiktitik yang dimasukan kedalam sistem oleh perekam kertas. Mesin perpaduan
antara servo motor dan mekanis ini segera digantikan dengan sistemanalog dan
kemudian komputer digital, menciptakan Mesin perkakas modern yang disebut

Mesin CNC (computer numerical control)

yang dikemudian hari telah

merevolusi proses desain. Saat ini mesin CNC mempunyai hubungan yang sangat
erat dengan program CAD. Mesin-mesin CNC dibangun untuk menjawab
tantangan di dunia manufaktur modern. Dengan mesin CNC, ketelitian suatu
produk dapat dijamin hingga 1/100 mm lebih, pengerjaan produk masal dengan
hasil yang sama persis dan waktu permesinan yang cepat.

Gambar 2.3 Sinumerik 808D Advance T

2.3 Sinamics G120


Sinamics G120 merupakan inverter yang berfungsi untuk mengatur kecepatan
pada motor spindle pada mesin CNC.Sama halnya dengan inverter lain dimana
frekuensi dan tegangan yang masuk ke inverter dapat di ubah agar kecepatan
motor spindle sesuai dengan keinginan operator.
Prinsip dasar inverter yaitu tegangan AC yang masuk ke inverter diubah menjadi
tegangan DC kemudian diubah kembali ke tegangan AC yang sudah di ubah
frekuensi yang berbeda.

Gambar 2.4 Sinamics G120 dan Blok Diagram Sinamics G120

2.4 Motor Spindle

Spindle merupakan bagian dari mesin turning CNC. Spindle itu sendiri
merupakan sumbu yang bergerak secara berputar. Untuk memutar sumbu tersebut
digunakan motor induksi 3 fasa. Motor induksi 3 fasa adalah alat penggerak yang
paling banyak digunakan dalam dunia industri. Hal ini dikarenakan motor induksi
mempunyai konstruksi yang sederhana, kokoh,harganya relatif murah, serta
perawatannya yang mudah. Motor induksi memiliki beberapa parameter yang
bersifat non-linier, terutama resistansi rotor yang memiliki nilai bervariasi untuk
kondisi operasi yang berbeda.

Gambar 2.5 Motor Induksi 3 Fasa

Motor induksi tiga fasa memiliki dua komponen dasar yaitu stator dan rotor,
bagian rotor dipisahkan dengan bagian stator oleh celah udara yang sempit (air
gap) dengan jarak antara 0,4 mm sampai 4 mm. Tipe dari motor induksi tiga fasa
berdasarkan lilitan pada rotor dibagi menjadi dua macam yaitu rotor belitan
(wound rotor) adalah tipe motor induksi yang memiliki rotor terbuat dari lilitan
yang sama dengan lilitan statornya dan rotor sangkar tupai (Squirrel-cage rotor)

10

yaitu tipe motor induksi dimana konstruksi rotor tersusun oleh beberapa batangan
logam yang dimasukkan melewati slot-slot yang ada pada rotor motor induksi,
kemudian setiap bagian disatukan oleh cincin sehingga membuat batangan logam
terhubung singkat dengan batangan logam yang lain.
Apabila sumber tegangan 3 fasa dipasang pada kumparan stator, akan timbul
medan putar. Medan putar stator tersebut akan memotong batang konduktor pada
rotor. Akibatnya pada batang konduktor dari rotor akan timbul induksi GGL (Gaya
Gerak Listrik). Karena batang konduktor merupakan rangkaian yang tertutup,
maka GGL akan menghasilkan arus. Adanya arus di dalam medan magnet akan
menimbulkan gaya pada rotor. Bila kopel mula yang dihasilkan oleh gaya pada
rotor cukup besar untuk memikul kopel beban, rotor akan berputar searah dengan
medan putar stator. Induksi GGL timbul karena terpotongnya batang konduktor
(rotor) oleh medan putar stator. Artinya agar induksi GGL tersebut timbul,
diperlukan adanya perbedaan relatif antara
kecepatan medan putar stator dengan kecepatan berputar rotor. Perbedaan tersebut
disebut slip.
2.5 Encoder

Sensor Encoder digunakan untuk mengubah gerakan linear atau putaran


menjadi sinyal digital, dimana sensor putaran memonitor gerakan putar dari
suatu alat. Sensor ini biasanya terdiri dari 2 lapis jenis penyandi :
1. Penyandi Rotari tambahan yang akan membangkitkan gelombang kotak pada
objek yang diputar.
2. Penyandi Absolut mempunyai cara kerja yang sama dengan perkecualian, lebih
banyak atau lebih rapat pulsa gelombang kotak yang dihasilkan. 1. Prisip Kerja
Sensor Encoder
Prinsip Kerja Sensor Enkoder
Prinsip Kerja dari sensor ini adalah saat rangkaian sumber cahaya diberi
VCC 5 Volt dan menghasilkan cahaya, cahaya masuk pada photodioda tidak
terhalangi maka akan menghasilkan tegangan 5V dan begitu juga sebaliknya
saat terhalangi maka akan menghasilkan tegangan 0V. Dimana tegangan
menjadi inputan untuk mikrokontroler.
Berikut ini adalah gambar Rangkaian sensor yang digunakan :

11

Gambar 2.6 Rangkaian Sensor

Pada gambar diatas Led Inframerah kita gunakan untuk menembakkan


cahaya sedangkan disisi kanan light receive dapat kita gunakan sensor cahaya
seperti photodiode atau phototransistor.

Gambar 2.7 Encoder

Pada mesin bubut encoder dipasang pada motor spindle, dimana pada sisi
spindle encoder akan membaca kecepatan dan posisi, dan akan memberikan
feedback langsung berupa angka keCNC.

12

BAB III
HASIL PELAKSANAAN PKL
3.1 Unit Kerja PKL
Dalam pelaksananaan PKL (Praktek Kerja Lapangan) di PT. CNC Desain
Nusantara penulis ditempatkan pada bagian enginering divisi commisioning.
Dibagian Comissioning (Persiapan) bertugas untuk mengintegrasi setiap bagianbagian mesin dengan controllernya. Selain itu bagian commisioning juga untuk
meng set-up mesin CNC.
3.2 Uraian Peraktek Kerja Lapangan
Pelaksanaan praktek kerja lapangan berada di PT. CNC Disain Nusantara.
Dimana peraktek kerja lapangan, menjelaskan tentang apa-apa saja yang ada di
mesin CNC, SIMOTION, dan cara mengcommissioning mesin CNC serta mesin
yang menggunakan SIMOTION. Peraktek kerja lapangan dibagi atas dua tempat
yaitu memperdalam CNC dan SIMOTION. Pada bagian CNC dijelaskan apa-apa
saja komponen dan penggerak yang digunakan pada mesin CNC tersebut.
Sedangkan SIMOTION dijelaskan cara menggunakan dan memprogram PLC
yang ada pada SIMOTION itu sendiri.
3.3 Pembahasan Hasil PKL
Disini akan dijelaskan tentang prinsip kerja inverter, bagian-bagian pada
inverter (Sinamics G120), instalasi inverter(Sinamics G120), dan koneksi
inverter(Sinamics G120) ke motor spindle.
3.3.1 Prinsip kerja inverter
Inverter adalah Rangkaian elektronika daya yang digunakan untuk
mengkonversikan tegangan searah (DC) ke suatu tegangan bolak-balik (AC). Ada

13

beberapa topologi inverter yang ada sekarang ini, dari yang hanya menghasilkan
tegangan keluaran kotak bolak-balik (push-pull inverter) sampai yang sudah bisa
menghasilkan tegangan sinus murni (tanpa harmonisa). Inverter satu fasa, tiga
fasa sampai dengan multifasa dan ada juga yang namanya inverter multilevel
Ada beberapa cara teknik kendali yang digunakan agar inverter mampu
menghasilkan sinyal sinusoidal, yang paling sederhana adalah dengan cara
mengatur keterlambatan sudut penyalaan inverter di tiap lengannya

Gambar 3.1 Gelombang PWM

Cara yang paling umum digunakan adalah dengan modulasi lebar pulsa
(PWM). Sinyal kontrol penyaklaran di dapat dengan cara membandingkan sinyal
referensi (sinusoidal) dengan sinyal carrier (digunakan sinyal segitiga). Dengan
cara ini frekuensi dan tegangan fundamental mempunyai frekuensi yang sama
dengan sinyal referensi sinusoidal.
Dalam industri, Inverter merupakan alat atau komponen yang cukup banyak
digunakan karena fungsinya untuk mengubah listrik DC menjadi AC.

14

Meskipunsecara umum kita menggunakan tegangan AC untuk tegangan masukan/


input dari Inverter tersebut. Inverter digunakan untuk mengatur kecepatan motormotor listrik/servo motor atau bisa disebut converter drive. Cuma kalau untuk
servo lebih dikenal dengan istilah servo drive. Dengan menggunakan inverter,
motor listrik menjadi variable speed. Kecepatannya bisa diubah-ubah atau
disetting sesuai dengan kebutuhan.Inverter seringkali disebut sebagai Variabel
Speed Drive (VSD) atau Variable Frequency Drive (VFD).
Pada dunia otomatisasi industri, inverter sangat banyak digunakan. Aplikasi
ini biasanya terpasang untuk proses linear (parameter yang bisa diubah-ubah).
Linear nya seperti grafik sinus, atau untuk sistem axis (servo) yang membutuhkan
putaran/aplikasi yang presisi. Prinsip kerja inverter adalah mengubah input motor
(listrik AC) menjadi DC dan kemudian dijadikan AC lagi dengan frekuensi yang
dikehendaki sehingga motor dapat dikontrol sesuai dengan kecepatan yang
diinginkan. Fungsi Inverter adalah untuk merubah kecepatan motor AC dengan
cara merubah Frekuensi Outputnya. Jika sebelumnya banyak menggunakan sistem
mekanik, kemudian beralih ke motor slip maka saat ini banyak menggunakan
semikonduktor.
Tidak seperti softstarter yang mengolah level tegangan, inverter menggunakan
frekuensi tegangan keluaran untuk mengatur speed motor pada kondisi ideal
(tanpa slip).
Merubah kecepatan motor dengan Inverter akan membuat:
1. Torsi lebih besar
2.Presisi kecepatan dan torsi yang tinggi
3. Kontrol beban menjadi dinamis untuk berbagai aplikasi motor
4. Dapat berkombinasi dengan PLC (Programmable Logic Control) untuk fungsi
otomasi dan regulasi
5. Menghemat energi
6. Menambah kemampuan monitoring
7. Hubungan manusia dengan mesin (interface ) lebih baik

15

8. Sebagai pengaman dari motor, mesin (beban) bahkan proses dll.


Semakin besar daya motor maka makin besar torsi yang dihasilkan dan makin
kuat motor menggerakkan beban, Torsi dapat ditambah dengan menggunakan gear
box (cara mekanis) dan Inverter (cara elektronik).
1. Dinamika gerakan rendah (tidak memungkinkan gerakan beban yg kompleks)
2 Motor sering overload (motor rusak atau thermal overload relay trip)
3. Hentakan mekanis (Mesin/beban rusak, perlu perawatan intensif)
4. Lonjakan arus (Motor rusak atau Breaker Trip)
5. Presisi dalam proses hilang
6. Proteksi tidak terjamin

n=

120 . f
P

dimana : n = Putaran per menit


f = Frekuensi
p = Kutup
Pada mesin turning/mesin bubut menggunakan inverter untuk mengubah dan
mengatur kecepatan putar motor spindle.
Maka dapat disimpulkan, peranan inverter pada mesin turning/mesin bubut
sangatlah penting, untuk mengatur kecepatan pada motor spindle.
3.3.2 Bagian-bagian inverter (Sinamics G120)
Sinamics G120 terdiri dari 2 bagian yaitu CU(Control Unit), PM(Power
Modul).
CU/Control Unit pada Sinamics G120 terdiri dari beberapa jenis CU yaitu:
Kontrol Unit CU230P seri-2 - digunakan untuk pompa, kipas angin dan
kompresor.
16

Kontrol Unit CU240B seri-2 - untuk aplikasi dasar dengan variabel


kecepatan drive.
Kontrol Unit CU240E seri-2 - untuk aplikasi standar.
Kontrol Unit CU250S seri-2 - untuk aplikasi dasar dengan variabel
kecepatan dan posisi.
Untuk mengontrol motor sesuai dengan berbagai prosedur pengendalian diatur
melalui CU. . Untuk Sinamics G120, terdiridari beberapa CU yang telah didisain:
Control Units CU230P-2 series - untuk pompa, kipas angin dan kompresor.

Gambar 3.2 CU230P-2

CU (CU230P-2) sangat ideal untuk digunakan pada mesin pompa, kipas dan
kompresor aplikasi.
Tabel 3.1 Data teknis CU230P-2

CU230P-2 ...

HVAC

DP

PN

Digital inputs

Digital outputs

Analog inputs

Analog outputs

Yes

Yes

Yes

PTC/KTY

PTC/KTY

PTC/KTY

Thermo-Click

Thermo-Click

Thermo-Click

MMC/SD card Slot


Motor temperature sensors

17

CU230P-2 ...
Communication

HVAC

DP

PN

RS485/USS,

PROFIBUS

PROFINET

PROFIdrive

PROFIdrive

MODBUS RTU,
BACnet MS/TP
Profiles

PROFIenergy

Control Units CU240B-2 series - untuk aplikasi dasar dengan variabel


kecepatan.

Gambar 3.3 CU240B-2

The basic control unit (CU240B-2) digunakan untuk aplikasi tanpa menggunakan
encoder.

Tabel 3.2 Data teknis CU240B-2

CU240B-2

CU240B-2 DP

Digital inputs

Digital outputs

Analog inputs

Analog outputs

Yes

Yes

PTC/KTY

PTC/KTY

Thermo-Click

Thermo-Click

MMC/SD card slot


Motor temperature sensors

18

Communication

CU240B-2

CU240B-2 DP

RS485/USS

PROFIBUS

Modbus RTU
Profiles

PROFIdrive

Control Units CU240E-2 series - untuk aplikasi standar.

Gambar 3.4 CU240E-2

CU (CU240E-2) standar untuk aplikasi tanpa encoder dengan keselamatan.


Tabel 3.3 Data teknis (1) CU240E-2

CU240E-2

CU240E-2 F

Digital inputs

Fail-safe

Digital outputs

Analog inputs

Analog outputs

Yes

Yes

PTC/KTY

PTC/KTY

Thermo-Click

Thermo-Click

RS485/USS

RS485/USS

digital inputs

MMC/SD card slot


Motor temperature sensors

Communication

19

CU240E-2

CU240E-2 F

Modbus RTU

Modbus
RTU

Safety Integrated

STO

STO, SS1,
SLS, SSM, SDI without Encoder

Tabel 3.4 Data teknis (2) CU240E-2

CU240E-2 ...

DP

DP-F

PN

PN-F

Digital inputs

Fail-safe

Digital outputs

Analog inputs

Analog outputs

Yes

Yes

Yes

Yes

PTC/KTY

PTC/KTY

PTC/KTY

PTC/KTY

Thermo-Click

Thermo-Click

Thermo-Click

Thermo-Click

Communication

PROFIBUS

PROFIBUS

PROFINET

PROFINET

Profiles

PROFIdrive

PROFIdrive

PROFIdrive

PROFIdrive

PROFIsafe

PROFIsafe

PROFIenergy

PROFIenergy

PROFIsafe

PROFIsafe

STO

STO, SS1,

digital inputs

MMC/SD card slot


Motor temperature sensors

Safety Integrated

STO

STO, SS1,
SLS, SSM, SDI -

SLS, SSM,

without Encoder

SDI without Encoder

20

Control Units CU250S-2 series - untuk aplikasi performant di mesin umum

Gambar 3.5 CU250S-2

Control Unit tertentu (CU250S-2) sangat cocok untuk kecepatan dan torsi akurasi.
Tabel 3.5 Data teknis CU250S-2

CU250S-2 ...

USS

DP

PN

CAN

Digital inputs

11

11

11

11

Digital in-/outputs

Analog inputs

Analog outputs

Fail-safe
digital inputs

Encoder
MMC/SD card slot
Motor temperature sensors
Communication

Profiles

Resolver, TTL/HTL Encoder,


EnDaT absolute encoder,

SSI asolute encoder

Yes

Yes

Yes

Yes

PTC/KTY

PTC/KTY

PTC/KTY

PTC/KTY

Thermo-Click

Thermo-Click

Thermo-Click

Thermo-Click

USS/Modbus RTU

PROFIBUS

PROFINET

CANopen

PROFIdrive

PROFIsafe

Safety Integrated
Basic

SIN/COS Encoder,

STO, SS1, SBC

21

PROFIdrive
PROFIenergy
PROFIsafe

CU250S-2 ...

USS

Advanced

DP

PN

SLS, SDI, SSM

IOP (Intelligent Operasion Panel) adalah alat kontrol yang digunakan untuk
memasukan parameter pada CU.

Gambar 3.6 Instalasi IOP

Untuk inputan ke CU bisa menggunakan Potensiometer, RS485,


PROFIBUS, dan PROFINET.
PM/Power Modul adalah bagian utama yang sangat penting pada sebuah
inverter. Ketika tegangan AC 3 fasa yang masuk ke inverter akan melalui power
module, dipower module tegangan di ubah menjadi tegangan DC, dan diubah
kembali menjadi tegangan AC yang frekuinsinya sudah sesuai dengan keinginan.
Ada 3 tipe PM yaitu :
1. PM 240 3 400V dengan braking resistor dan dc braking function
2. PM 250 3 400V dengan regenerative braking function
3. PM 260 3 690V dengan regenerative braking function
22

CAN

PM 240 braking resistornya tidak terdapat didalam PM akan tetapi terpisah/


diluar dari PM. Sedangkan PM 250 dan PM 260 braking resistor sudah terdapat
didalam PM itu sendiri sehingga dalam segi ukuran PM 250 dan PM 260 lenih
kecil di bandingkan dengan PM 240.

23

24

(a)

25

26

(b)

27

28

(c)
Gambar 3.7 Rangkaian (a) PM240, (b) PM250, (c) PM260.

3.3.3 Instalasi inverter (Sinamics G120)


Dalam instalasi inverter terdiri dari 2 bagian instalasi:
1. Instalasi Power Module (PM)
2. Instalasi Control Unit (CU) ke Power Module

Instalasi Power Module (PM)


Kondisi Instalasi

29

Dalam menginstalasi PM Sinamics G120, ada aturan umum


perlindungan terhadap PM itu sendiri. Untuk memastikan bahwasanya
PM terinstalasi dengan benar, ada beberapa hal yang harus
diperhatikan :
1. Pastikan PM menggunakan proteksi IP20, untuk perlindungan
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

dari masuknya benda padat 12,5mm.


PM ini tidak terlindung dari masuknya air.
PM ini dirancang untuk di letakkan di dalam kabin listrik.
Hindari atau jauhi PM dari kotoran dan debu.
Jauhi PM dari zat-zat cair.
Jauhi PM dari kondisi suhu operasi Max dan Min.
Pastikan adanya ventilasi udara untuk PM.
Pastikan adanya pembumian pada PM.

1. Kebutuhan Pendingin Udara


Pastikan bahwa ada aliran udara yang memadai melalui panel
sebagai berikut:
1. Tambahkan nilai-nilai aliran udara yang dibutuhkan untuk setiap
Power Module (lihat
tabel berikut) dalam bilik.
2. Hitung aliran udara yang dibutuhkan oleh komponen sebagai
reaktor, filter, Control Unit dan perangkat elektronik lainnya
dengan menggunakan rumus aliran udara (l / s) = (Power loss
(Watt) / AT) x 0.86 (T = kenaikan suhu yang diijinkan dalam
bilik di C).Untuk tenaga kerugian dari komponen lihat tabel
berikut
3. Tambahkan nilai aliran udara dari semua komponen dalam bilik
untuk mendapatkan
aliran udara yang lengkap diperlukan
4. Tidak ada peralatan harus dipasang yang dapat memiliki efek
negatif pada aliran udara
pendingin
5. Pastikan bahwa ventilasi pendingin di Modul Power posisi yang
benar untuk
memungkinkan pergerakan bebas dari udara
6. Hindari pendingin udara sirkuit pendek menggunakan hambatan
udara.

30

Gambar 3.8 Hambatan udara untuk menghindari pendinginan udara

7. Memberikan bilik memadai dengan ventilasi udara yang cukup


dan saringan udara yang cocok
Persyaratan Air Cooling untuk PM
Tabel 3.6 Kebutuhan pendinginan udara untuk operasi.
Frame size

HO power rating

Required cooling air flow

5.5 kW - 11 kW

38 l/s

80 CFM

18.5 kW - 22 kW

22 l/s

47 CFM

30 kW

39 l/s

83 CFM

30 kW

22 l/s

47 CFM

37 kW

39 l/s

83 CFM

45 kW - 55 kW

94 l/s

200 CFM

75 kW

117 l/s

250 CFM

E
F

Tabel 3.7 Kerugian daya komponen Power Module.


For Power Module
Power losses of

FSC

FSD

FSE

FSF

Power Module

240 - 400

440 - 720

1000 - 1300

1500 - 2400

Control Unit

<40

Line filter class B

7.5 - 15

Output reactor

60

200

200 - 270

500

Sine-wave filter

120 - 200

235 - 190

305

350 - 575

31

2. Dimensi dan pola bor

Gambar 3.9 Dimensi dan pola bor, FSC (HO 5,5 kW - 11kW)
Tabel 3.8 Jarak minimum untuk pemasangan FSC
Minimum distances FSC

Note

side
by
side

50 mm

At max. environmental temperature of 40 C (104 F) and with


max. HO

above

125 mm

below

125 mm

front

40 mm

Additional distance to the front with Control Unit CU240E

65 mm

Additional distance to the front with Control Units CU240S


32
and

Gambar 3.10 Dimensi dan pola bor, FSD tanpa filter (HO 15kW ... 22 kW)
Tabel 3.9 Jarak minimum untuk pemasangan FSD tanpa filter
Minimum distances FSD

Note

side
by
side

0 mm

above

300 mm

below

300 mm

front

40 mm

Additional distance to the front with Control Unit CU240E

65 mm

Additional distance to the front with Control Units CU240S


and

2.56 inches

CU230P-2

33

Gambar 3.11 Dimensi dan pola bor, FSD dengan filter (HO 15 kW ... 22 kW)

Tabel 3.10 Jarak minimum untuk pemasangan FSD dengan filter


Minimum distances FSD

Note

side
by
side

0 mm

above

300 mm

below

300 mm

front

40 mm

Additional distance to the front with Control Unit CU240E

65 mm

Additional distance to the front with Control Units CU240S


and

34

Gambar 3.12 Dimensi dan pola bor, FSE tanpa filter (HO 30 kW ... 37 kW)
Tabel 3.11 Jarak minimum untuk pemasangan FSE tanpa filter

Minimum distances FSE

Note

side
by
side

0 mm

above

300 mm

below

300 mm

front

40 mm

Additional distance to the front with Control Unit CU240E

65 mm

Additional distance to the front with Control Unit CU240S and

35

Gambar 3.13 Dimensi dan pola bor, FSE dengan filter (HO 30 kW ... 37 kW)
Tabel 3.12 Jarak minimum untuk pemasangan FSE dengan filter
Minimum distances FSE

Note

side
by
side

0 mm

above

300 mm

below

300 mm

front

40 mm

Additional distance to the front with Control Unit CU240E

65 mm

Additional distance to the front with Control Unit CU240S and

Gambar 3.14 Dimensi dan pola bor, FSF tanpa filter (HO 45 kW ... 75 kW)

36

Tabel 3.13 Jarak minimum untuk pemasangan FSF tanpa filter


Minimum distances FSF

Note

side
by
side

0 mm

above

350 mm

below

350 mm

front

40 mm

Additional distance to the front with control unit CU240E

65 mm

Additional distance to the front with control unit CU240S and

Gambar 3.15 Dimensi dan pola bor, FSF dengan filter (HO 45 kW ... 75 kW)
Tabel 3.14 Jarak minimum untuk pemasangan FSF dengan filter

Minimum distances FSF

Note

side
by
side

0 mm

above

350 mm

below

350 mm

front

40 mm

Additional distance to the front with control unit CU240E

65 mm

Additional distance to the front with control unit CU240S and

37

Instalasi Control Unit (CU) ke Power Module


Jepitkan CU ke PM seperti gambar di bawah ini. Dan untuk membuka CU
tekan tombol di atas PM.

Gambar 3.16 Pemasangan CU ke PM

3.3.4 Instalasi inverter (Sinamics G120) ke motor spindle

38

Gambar 3.17 (1) Power and motor terminals FSC, (2) Power and motor terminals FSD FSF

3.3.5 Komponen tambahan untuk perlindungan bagi Inverter (Sinamics


G120)

39

Ada 4 komponen tambahan yang penting guna melindungi inverte dari


gangguan:
1. Line Filter digunakan pada Power Module yang kelas gangguan radio
yang lebih tinggi.
Instalasi Line Filter sebagai komponen dasar. Dimana Line Filter terkait
dengan Power Modul dari nilai daya (HO) hingga 11 kW yang dirancang
sebagai komponen dasar. Line Filter melekat pada permukaan
pemasangan dan Power Module dipasang langsung pada filter line. Kabel
ke Power Module sudah terhubung ke filter line. Line Filter terhubung ke
catu line melalui terminal.

Gambar 3.18 Koneksi Line Filter ke Power Module

40

Gambar 3.19 Instalasi Line Filter

2. Output Reactor digunakan untuk mengurangi beban tegangan pada


gumparan motor.Dimana Output Reaktor Power Module dengan nilai
daya (HO) hingga 11 kW, dirancang sebagai komponen dasar. Output
41

Reaktor melekat pada permukaan pemasangan dan Power Module


dipasang langsung pada Output Reaktor. Kabel ke Power Module sudah
terhubung ke Output Reaktor. Output Reaktor terhubung ke motor
melalui terminal.

Gambar 3.20 Koneksi Output Reactor ke Power Module

42

Gambar 3.21 Instalasi Output Reactor

43

3. Sine-wave Filter dirancang untuk membatasi laju kenaikan tegangan dan


muatan kapasitif atau debit arus ketika inverter beroperasi. Sine-wave
Filter untuk Power Module dengan nilai daya (HO) hingga 11 kW, Sinewave Filter dirancang sebagai komponen dasar. Sine-wave Filter
melekat pada permukaan pemasangan dan Power Module dipasang
langsung pada Sine-wave Filter gelombang sinus. Kabel ke Power
Module sudah terhubung ke Sine-wave Filter. Sine-wave Filter
terhubung ke motor melalui terminal.

Gambar 3.22 Koneksi Sine-wave Filter ke Power Module

44

Gambar 3.23 Instalasi Sine-wave Filter

45

4. Brake
Brake perangkat mekanis yang menghambat gerak dengan menyerap
energi dari sistem bergerak. Hal ini digunakan untuk memperlambat atau
menghentikan kendaraan bergerak, roda, as roda, atau untuk mencegah
gerak, paling sering dilakukan dengan cara gesekan, yang akan
mengakibatkan panas yang tinggi. Apabila tidak adanya Brake Sytem
maka dapat merusak Power Module akibat besarnya arus balik yang
ditimbulakan ketika motor direm atau di hentikan.
Pada motor induksi yang dipasang di mesin bubut, mengunakan sistem
pengereman
menghentikan

dinamik.
putaran

Pengereman
rotor

motor

dinamik

digunakan

untuk

induksi. Tegangan pada stator

diubah dari sumber tegangan AC menjadi tegangan 24V DC dalam waktu


yang sangat singkat. Torsi yang dihasilkan dari pengereman tergantung
pada besar arus DC yang diinjeksikan pada belitan stator. Pada gambar
3.24 menunjukan bentuk rangkaian pengereman dengan injeksi arus
searah pada motor induksi 3fasa.

Gambar 3.24 Pengereman dinamis dengan injeksi arus searah pada motor
induksi 3 fasa.
46

Arus

searah

yang

diinjeksikan

pada

kumparan

stator

akan

mengembangkan medan stasioner untuk menurunkan tegangan pada


rotor. Oleh karena kumparan

rotor

terhubung

mengalir menghasilkan medan magnet. Medan

singkat, arus yang

magnet akan berputar

dengan kecepatan yang sama dengan rotor tetapi dengan arah yang
berlawanan
medan

untuk

resultan

menjadikan
dan

stasioner terhadap

gerak

mengembangkan torsi yang berlawanan

gaya

stator. Interaksi

magnet

rotor akan

dengan torsi

motor sehingga

pengereman terjadi. Torsi pengereman yang dihasilkan

tergantung pada

besarnya arus injeksi DC pada belitan stator, karena torsi pengereman


sebanding dengan arus injeksi. Sedangkan nilai tahanan (R) berpengaruh
pada nilai kecepatan torsi pengereman

terjadi. Semakin kecil nilai

tahanan (R), semakin cepat torsi pengereman terjadi.


Pada motor induksi di mesin bubut brake sistem terbagi atas 2 yaitu
Brake Relay dan Safe Brake Relay. Bedan dari Brake Relay dan Safe
Brake Relay adalah:

1. Brake

Relay

hanya

memberikan

fungsi

untuk

pengontrolan

pengereman dasar.
2. Safe Brake Relay menyediakan fungsi kontrol pengereman dalam
sistem keamanan terintegrasi. Untuk mematuhi persyaratan sistem
keamanan terintegrasi, Safe Brake Relay telah dirancang untuk
memungkinkan tegangan variabel yang akan diberikan kepada Safe
Brake Relay untuk memungkinkan sistem menentukan apakah Safe
Brake Relay berfungsi dengan benar tanpa benar-benar mengaktifkan
pengereman.

47

Gambar 3.25 (1) Brake Relay, (2) Safe Brake Relay.

(1)

48

(2)
Gambar 3.26 (1) Koneksi Brake Relay, (2) Koneksi Safe Brake Relay.

3.4 Identifikasi Kendala yang Dihadapi

Dalam pelaksanaan PKL di PT. CNC Disain Nusantara, banyak hal yang
didapatkan yaitu keterampilan dan pengalaman. Hal ini sangat berguna sebagai
bekal di dunia kerja yang sesungguhnya.
1.

Memahami cara kerja dari Mesin CNC beserta perangkat kontroler


yang digunakan.

2.

Melihat proses perakitan mesin yang ada di PT.CNC disain.

3.

Mengetahui apa-apa saja alat atau komponen yang ada dimesin CNC

49

3.5 Kendala Pelaksanaan Tugas


Terdapat beberapa kendala yang dihadapi dalam melaksanakan PKL di
PT.CNC disain yaitu:
1. Kurang memahami materi tentang CNC dan inverter.
2. Jadwal kegiatan di perusahaan merupakan kendala
yang terjadi. Hal ini menyebabkan mentor tidak dapat
memberikan pengajaran secara bebas.
3.6 Cara Mengatasi Kendala
Untuk mengatasi kendala yang terjadi selama Peraktek Kerja Lapangan
(PKL), dapat dilakukan dengan cara mempelajari dan memahami mesin CNC dan
inverter melalui buku manual, internet, dan, buku tentang SINAMICS G120. Aktif
bertanya kepada pekerja disaat sedang istirahat.

50

BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Kegiatan PKL yang dilaksanakan, sangat membantu dalam memperluas
pengetahuan tentang inverter dan mesin CNC. Menambah pengalaman bagi
penulis sebelum terjun didunia kerja nantinya.
Penulis dapat mengetahui cara memasang dan instalasi SINANAMICS G120,
cara memilih komponen pendukungnya.
4.2 Saran
a) Untuk Mahasiswa
Mahasiswa PKL haruslah mempelajari dahulu tentang teori-teori yang
akan mendukung saat PKL.

b) Untuk Perusahaan
Sebelum dilaksanakan praktek kerja lapangan, akan lebih baik jika
mahasiswa diberikan orientasi (pengenalan) yang cukup terhadap
lingkungan kerja. Bimbingan yang diberikan kepada mahasiswa yang
sedang melaksanakan praktek kerja lapangan juga perlu ditingkatkan
lagi, agar mahasiswa dapat memahami lebih jelas mengenai materi dan
tugas yang diberikan.

51

Anda mungkin juga menyukai