PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Kegiatan
Semakin majunya teknologi di sektor perindustrian,tentu membutuhkan
teknologi yang menunjang proses produksi. Suatu industri sangat membutuhkan
teknologi yang dapat membuat pekerjaan mereka menjadi cepat, praktis, dan
efisien. Ini dimaksud agar dapat menghemat waktu dan biaya yang dikeluarkan.
Seperti halnya mesin CNC (Computer Numeric Control) adalah salah satu
teknologi yang sangat membantu bagi perindustrian, karena dapat dioperasikan
secara otomatis dan manual, sehingga mempermudah dalam melakukan produksi
suatu barang bagi industri. CNC sendiri hadir sebagai salah satu sistem kontroler
yang dapat mempermudah dan mengefisiensikan segala sesuatu yang tadinya
rumit dan memerlukan tenaga yang besar untuk menjalankannya produk, cukup
dimasukkan program gerakan tools, lalu mesin CNC akan beroperasi secara
otomatis dengan menggunakan akuator motor listrik.
Saat ini CNC telah digunakan dibeberapa industri. Aplikasi mesin CNC pada
dunia industri terbagi menjadi dua bagian besar, yaitu:
1. Mesin perkakas: bubut (lathe/turning), frais (milling), drilling, dan
pengerjaan logam lainnya.
2. Non-mesin perkakas: perakitan, penggambaran dan lain-lain.
Sinamic G120 merupakan salah satu perangkat sistem pendukung untuk mesin
CNC yang dikembangkan oleh Siemens. Sinamic G120 adalah inverter motor
dengan keluaran ampere yang tinggi,sehingga sangat pas digunakan sebgagai
pengatur kecepatan putaran motor spindle pada mesin CNC.
1.2 Ruang Lingkup Kegiatan
Pokok pembahasan dalam Praktek Kerja Lapangan mengenai aplikasi Sinamic
G120 pada mesin CNC 808D advance T (Turning),sebagai inverter motor spindle.
1.3 Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Waktu dan tempat pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan penulis
laksanakansebagai berikut :
a. Waktu
: 20 Juni 2016 sampai dengan 15 Agustus 2016.
b. Perusahaan : PT.CNC Disain Nusantara.
c. Alamat
: Kawasan Industri Pulogadung,
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Meja mesin
2.
Headstock
3.
Tailstock
4.
Compound slide
5.
Across slide
6.
Toolpost
7.
Leadscrew
3.
menyalurkan daya dari kotak pengubah cepat (quick change box) untuk
menggerakkan mekanisme apron dalam arah melintang atau memanjang.
4.
Konstruksinya kuat
merevolusi proses desain. Saat ini mesin CNC mempunyai hubungan yang sangat
erat dengan program CAD. Mesin-mesin CNC dibangun untuk menjawab
tantangan di dunia manufaktur modern. Dengan mesin CNC, ketelitian suatu
produk dapat dijamin hingga 1/100 mm lebih, pengerjaan produk masal dengan
hasil yang sama persis dan waktu permesinan yang cepat.
Spindle merupakan bagian dari mesin turning CNC. Spindle itu sendiri
merupakan sumbu yang bergerak secara berputar. Untuk memutar sumbu tersebut
digunakan motor induksi 3 fasa. Motor induksi 3 fasa adalah alat penggerak yang
paling banyak digunakan dalam dunia industri. Hal ini dikarenakan motor induksi
mempunyai konstruksi yang sederhana, kokoh,harganya relatif murah, serta
perawatannya yang mudah. Motor induksi memiliki beberapa parameter yang
bersifat non-linier, terutama resistansi rotor yang memiliki nilai bervariasi untuk
kondisi operasi yang berbeda.
Motor induksi tiga fasa memiliki dua komponen dasar yaitu stator dan rotor,
bagian rotor dipisahkan dengan bagian stator oleh celah udara yang sempit (air
gap) dengan jarak antara 0,4 mm sampai 4 mm. Tipe dari motor induksi tiga fasa
berdasarkan lilitan pada rotor dibagi menjadi dua macam yaitu rotor belitan
(wound rotor) adalah tipe motor induksi yang memiliki rotor terbuat dari lilitan
yang sama dengan lilitan statornya dan rotor sangkar tupai (Squirrel-cage rotor)
10
yaitu tipe motor induksi dimana konstruksi rotor tersusun oleh beberapa batangan
logam yang dimasukkan melewati slot-slot yang ada pada rotor motor induksi,
kemudian setiap bagian disatukan oleh cincin sehingga membuat batangan logam
terhubung singkat dengan batangan logam yang lain.
Apabila sumber tegangan 3 fasa dipasang pada kumparan stator, akan timbul
medan putar. Medan putar stator tersebut akan memotong batang konduktor pada
rotor. Akibatnya pada batang konduktor dari rotor akan timbul induksi GGL (Gaya
Gerak Listrik). Karena batang konduktor merupakan rangkaian yang tertutup,
maka GGL akan menghasilkan arus. Adanya arus di dalam medan magnet akan
menimbulkan gaya pada rotor. Bila kopel mula yang dihasilkan oleh gaya pada
rotor cukup besar untuk memikul kopel beban, rotor akan berputar searah dengan
medan putar stator. Induksi GGL timbul karena terpotongnya batang konduktor
(rotor) oleh medan putar stator. Artinya agar induksi GGL tersebut timbul,
diperlukan adanya perbedaan relatif antara
kecepatan medan putar stator dengan kecepatan berputar rotor. Perbedaan tersebut
disebut slip.
2.5 Encoder
11
Pada mesin bubut encoder dipasang pada motor spindle, dimana pada sisi
spindle encoder akan membaca kecepatan dan posisi, dan akan memberikan
feedback langsung berupa angka keCNC.
12
BAB III
HASIL PELAKSANAAN PKL
3.1 Unit Kerja PKL
Dalam pelaksananaan PKL (Praktek Kerja Lapangan) di PT. CNC Desain
Nusantara penulis ditempatkan pada bagian enginering divisi commisioning.
Dibagian Comissioning (Persiapan) bertugas untuk mengintegrasi setiap bagianbagian mesin dengan controllernya. Selain itu bagian commisioning juga untuk
meng set-up mesin CNC.
3.2 Uraian Peraktek Kerja Lapangan
Pelaksanaan praktek kerja lapangan berada di PT. CNC Disain Nusantara.
Dimana peraktek kerja lapangan, menjelaskan tentang apa-apa saja yang ada di
mesin CNC, SIMOTION, dan cara mengcommissioning mesin CNC serta mesin
yang menggunakan SIMOTION. Peraktek kerja lapangan dibagi atas dua tempat
yaitu memperdalam CNC dan SIMOTION. Pada bagian CNC dijelaskan apa-apa
saja komponen dan penggerak yang digunakan pada mesin CNC tersebut.
Sedangkan SIMOTION dijelaskan cara menggunakan dan memprogram PLC
yang ada pada SIMOTION itu sendiri.
3.3 Pembahasan Hasil PKL
Disini akan dijelaskan tentang prinsip kerja inverter, bagian-bagian pada
inverter (Sinamics G120), instalasi inverter(Sinamics G120), dan koneksi
inverter(Sinamics G120) ke motor spindle.
3.3.1 Prinsip kerja inverter
Inverter adalah Rangkaian elektronika daya yang digunakan untuk
mengkonversikan tegangan searah (DC) ke suatu tegangan bolak-balik (AC). Ada
13
beberapa topologi inverter yang ada sekarang ini, dari yang hanya menghasilkan
tegangan keluaran kotak bolak-balik (push-pull inverter) sampai yang sudah bisa
menghasilkan tegangan sinus murni (tanpa harmonisa). Inverter satu fasa, tiga
fasa sampai dengan multifasa dan ada juga yang namanya inverter multilevel
Ada beberapa cara teknik kendali yang digunakan agar inverter mampu
menghasilkan sinyal sinusoidal, yang paling sederhana adalah dengan cara
mengatur keterlambatan sudut penyalaan inverter di tiap lengannya
Cara yang paling umum digunakan adalah dengan modulasi lebar pulsa
(PWM). Sinyal kontrol penyaklaran di dapat dengan cara membandingkan sinyal
referensi (sinusoidal) dengan sinyal carrier (digunakan sinyal segitiga). Dengan
cara ini frekuensi dan tegangan fundamental mempunyai frekuensi yang sama
dengan sinyal referensi sinusoidal.
Dalam industri, Inverter merupakan alat atau komponen yang cukup banyak
digunakan karena fungsinya untuk mengubah listrik DC menjadi AC.
14
15
n=
120 . f
P
CU (CU230P-2) sangat ideal untuk digunakan pada mesin pompa, kipas dan
kompresor aplikasi.
Tabel 3.1 Data teknis CU230P-2
CU230P-2 ...
HVAC
DP
PN
Digital inputs
Digital outputs
Analog inputs
Analog outputs
Yes
Yes
Yes
PTC/KTY
PTC/KTY
PTC/KTY
Thermo-Click
Thermo-Click
Thermo-Click
17
CU230P-2 ...
Communication
HVAC
DP
PN
RS485/USS,
PROFIBUS
PROFINET
PROFIdrive
PROFIdrive
MODBUS RTU,
BACnet MS/TP
Profiles
PROFIenergy
The basic control unit (CU240B-2) digunakan untuk aplikasi tanpa menggunakan
encoder.
CU240B-2
CU240B-2 DP
Digital inputs
Digital outputs
Analog inputs
Analog outputs
Yes
Yes
PTC/KTY
PTC/KTY
Thermo-Click
Thermo-Click
18
Communication
CU240B-2
CU240B-2 DP
RS485/USS
PROFIBUS
Modbus RTU
Profiles
PROFIdrive
CU240E-2
CU240E-2 F
Digital inputs
Fail-safe
Digital outputs
Analog inputs
Analog outputs
Yes
Yes
PTC/KTY
PTC/KTY
Thermo-Click
Thermo-Click
RS485/USS
RS485/USS
digital inputs
Communication
19
CU240E-2
CU240E-2 F
Modbus RTU
Modbus
RTU
Safety Integrated
STO
STO, SS1,
SLS, SSM, SDI without Encoder
CU240E-2 ...
DP
DP-F
PN
PN-F
Digital inputs
Fail-safe
Digital outputs
Analog inputs
Analog outputs
Yes
Yes
Yes
Yes
PTC/KTY
PTC/KTY
PTC/KTY
PTC/KTY
Thermo-Click
Thermo-Click
Thermo-Click
Thermo-Click
Communication
PROFIBUS
PROFIBUS
PROFINET
PROFINET
Profiles
PROFIdrive
PROFIdrive
PROFIdrive
PROFIdrive
PROFIsafe
PROFIsafe
PROFIenergy
PROFIenergy
PROFIsafe
PROFIsafe
STO
STO, SS1,
digital inputs
Safety Integrated
STO
STO, SS1,
SLS, SSM, SDI -
SLS, SSM,
without Encoder
20
Control Unit tertentu (CU250S-2) sangat cocok untuk kecepatan dan torsi akurasi.
Tabel 3.5 Data teknis CU250S-2
CU250S-2 ...
USS
DP
PN
CAN
Digital inputs
11
11
11
11
Digital in-/outputs
Analog inputs
Analog outputs
Fail-safe
digital inputs
Encoder
MMC/SD card slot
Motor temperature sensors
Communication
Profiles
Yes
Yes
Yes
Yes
PTC/KTY
PTC/KTY
PTC/KTY
PTC/KTY
Thermo-Click
Thermo-Click
Thermo-Click
Thermo-Click
USS/Modbus RTU
PROFIBUS
PROFINET
CANopen
PROFIdrive
PROFIsafe
Safety Integrated
Basic
SIN/COS Encoder,
21
PROFIdrive
PROFIenergy
PROFIsafe
CU250S-2 ...
USS
Advanced
DP
PN
IOP (Intelligent Operasion Panel) adalah alat kontrol yang digunakan untuk
memasukan parameter pada CU.
CAN
23
24
(a)
25
26
(b)
27
28
(c)
Gambar 3.7 Rangkaian (a) PM240, (b) PM250, (c) PM260.
29
30
HO power rating
5.5 kW - 11 kW
38 l/s
80 CFM
18.5 kW - 22 kW
22 l/s
47 CFM
30 kW
39 l/s
83 CFM
30 kW
22 l/s
47 CFM
37 kW
39 l/s
83 CFM
45 kW - 55 kW
94 l/s
200 CFM
75 kW
117 l/s
250 CFM
E
F
FSC
FSD
FSE
FSF
Power Module
240 - 400
440 - 720
1000 - 1300
1500 - 2400
Control Unit
<40
7.5 - 15
Output reactor
60
200
200 - 270
500
Sine-wave filter
120 - 200
235 - 190
305
350 - 575
31
Gambar 3.9 Dimensi dan pola bor, FSC (HO 5,5 kW - 11kW)
Tabel 3.8 Jarak minimum untuk pemasangan FSC
Minimum distances FSC
Note
side
by
side
50 mm
above
125 mm
below
125 mm
front
40 mm
65 mm
Gambar 3.10 Dimensi dan pola bor, FSD tanpa filter (HO 15kW ... 22 kW)
Tabel 3.9 Jarak minimum untuk pemasangan FSD tanpa filter
Minimum distances FSD
Note
side
by
side
0 mm
above
300 mm
below
300 mm
front
40 mm
65 mm
2.56 inches
CU230P-2
33
Gambar 3.11 Dimensi dan pola bor, FSD dengan filter (HO 15 kW ... 22 kW)
Note
side
by
side
0 mm
above
300 mm
below
300 mm
front
40 mm
65 mm
34
Gambar 3.12 Dimensi dan pola bor, FSE tanpa filter (HO 30 kW ... 37 kW)
Tabel 3.11 Jarak minimum untuk pemasangan FSE tanpa filter
Note
side
by
side
0 mm
above
300 mm
below
300 mm
front
40 mm
65 mm
35
Gambar 3.13 Dimensi dan pola bor, FSE dengan filter (HO 30 kW ... 37 kW)
Tabel 3.12 Jarak minimum untuk pemasangan FSE dengan filter
Minimum distances FSE
Note
side
by
side
0 mm
above
300 mm
below
300 mm
front
40 mm
65 mm
Gambar 3.14 Dimensi dan pola bor, FSF tanpa filter (HO 45 kW ... 75 kW)
36
Note
side
by
side
0 mm
above
350 mm
below
350 mm
front
40 mm
65 mm
Gambar 3.15 Dimensi dan pola bor, FSF dengan filter (HO 45 kW ... 75 kW)
Tabel 3.14 Jarak minimum untuk pemasangan FSF dengan filter
Note
side
by
side
0 mm
above
350 mm
below
350 mm
front
40 mm
65 mm
37
38
Gambar 3.17 (1) Power and motor terminals FSC, (2) Power and motor terminals FSD FSF
39
40
42
43
44
45
4. Brake
Brake perangkat mekanis yang menghambat gerak dengan menyerap
energi dari sistem bergerak. Hal ini digunakan untuk memperlambat atau
menghentikan kendaraan bergerak, roda, as roda, atau untuk mencegah
gerak, paling sering dilakukan dengan cara gesekan, yang akan
mengakibatkan panas yang tinggi. Apabila tidak adanya Brake Sytem
maka dapat merusak Power Module akibat besarnya arus balik yang
ditimbulakan ketika motor direm atau di hentikan.
Pada motor induksi yang dipasang di mesin bubut, mengunakan sistem
pengereman
menghentikan
dinamik.
putaran
Pengereman
rotor
motor
dinamik
digunakan
untuk
Gambar 3.24 Pengereman dinamis dengan injeksi arus searah pada motor
induksi 3 fasa.
46
Arus
searah
yang
diinjeksikan
pada
kumparan
stator
akan
rotor
terhubung
dengan kecepatan yang sama dengan rotor tetapi dengan arah yang
berlawanan
medan
untuk
resultan
menjadikan
dan
stasioner terhadap
gerak
gaya
stator. Interaksi
magnet
rotor akan
dengan torsi
motor sehingga
tergantung pada
1. Brake
Relay
hanya
memberikan
fungsi
untuk
pengontrolan
pengereman dasar.
2. Safe Brake Relay menyediakan fungsi kontrol pengereman dalam
sistem keamanan terintegrasi. Untuk mematuhi persyaratan sistem
keamanan terintegrasi, Safe Brake Relay telah dirancang untuk
memungkinkan tegangan variabel yang akan diberikan kepada Safe
Brake Relay untuk memungkinkan sistem menentukan apakah Safe
Brake Relay berfungsi dengan benar tanpa benar-benar mengaktifkan
pengereman.
47
(1)
48
(2)
Gambar 3.26 (1) Koneksi Brake Relay, (2) Koneksi Safe Brake Relay.
Dalam pelaksanaan PKL di PT. CNC Disain Nusantara, banyak hal yang
didapatkan yaitu keterampilan dan pengalaman. Hal ini sangat berguna sebagai
bekal di dunia kerja yang sesungguhnya.
1.
2.
3.
Mengetahui apa-apa saja alat atau komponen yang ada dimesin CNC
49
50
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Kegiatan PKL yang dilaksanakan, sangat membantu dalam memperluas
pengetahuan tentang inverter dan mesin CNC. Menambah pengalaman bagi
penulis sebelum terjun didunia kerja nantinya.
Penulis dapat mengetahui cara memasang dan instalasi SINANAMICS G120,
cara memilih komponen pendukungnya.
4.2 Saran
a) Untuk Mahasiswa
Mahasiswa PKL haruslah mempelajari dahulu tentang teori-teori yang
akan mendukung saat PKL.
b) Untuk Perusahaan
Sebelum dilaksanakan praktek kerja lapangan, akan lebih baik jika
mahasiswa diberikan orientasi (pengenalan) yang cukup terhadap
lingkungan kerja. Bimbingan yang diberikan kepada mahasiswa yang
sedang melaksanakan praktek kerja lapangan juga perlu ditingkatkan
lagi, agar mahasiswa dapat memahami lebih jelas mengenai materi dan
tugas yang diberikan.
51