Anda di halaman 1dari 6

Konverter AC / AC dengan Kontrol Digital

Nur Muhammad Adam


21060114120037
Departemen Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro
Jl. Prof. Sudharto, Tembalang, Semarang, Indonesia
nurmuhadam@gmail.com power application (aplikasi dengan daya rendah). Alternatif
AbstrakSemua jenis konverter AC/AC (AC/DC/AC) lain yaitu dengan dengan dua buah dioda dan dua SCR yang
termasuk dalam element first order-hold (FOH) pada sistem terhubung secara common cathode seperti gambar 2.1(c), dan
kontrol digital. Konverter AC/AC dan/atau AC/DC/AC pada gambar 2.1 (d) rangkaian dengan empat buah dioda dan
merupakan perkembangan baru dalam teknologi power sebuah SCR yang tujuannya untuk mengurangi biaya tetapi
switching circuit (rangkaian pemicuan daya) yang diaplikasikan dengan akibat meningkatnya rugi-rugi konduksi /losses pada
di industri dibandingkan dengan jenis rangkaian pemicuan daya peralatan. Kombinasi dioda dan SCR, dikenal dengan thyrode
yang lain. Meskipun chopper telah lama popular digunakan controller seperti terlihat pada gambar 2.1 (e), memberikan
dalam rangkaian catu daya, tetapi converter AC/DC/AC baru
digunakan sekitar tahun 1980 semenjak perkembangan pengontrolan tidak langsung asimetris setengah gelombang
manufaktur semiconductor yang menghasilkan beberapa (undirectional half-wave asymmetrical control) dengan biaya
peralatan Daya seperti Gate Turn Off (GTO), Triac, Bipolar yang lebih ekonomis tetapi menghasilkan komponen DC dan
Transistor ( BT), IGBT, MOSFET, dll. Dalam makalah ini telah lebih banyak harmonisa sehingga jarang digunakan kecuali
dijelaskan secara lengkap mengenai konverter AC/AC dengan untuk beban yang daya panasnya lebih kecil.
kontrol digital. Dengan pengontrolan fasa, saklar (switch) mengalirkan arus
Kata KunciKonverter, AC, Cycloconverter, Single Phase, beban selama periode yang ditentukan pada setiap siklus
Three Phase tegangan dan dengan on/off controller, switch akan
menghubungkan beban untuk beberapa siklus tegangan dan
I. PENDAHULUAN memutuskan (disconected) pada siklus selanjutnya. (integral
cycle control) atau dengan kata lain switch akan menyala dan
mati beberapa kali secara bergantian pada beberapa siklus
A C/AC Converter digunakan untuk mengkonversi atau tegangan.
merubah suatu daya AC ke dalam bentuk daya listrik AC yang
lain. Biasanya digunakan pada aplikasi single phase AC/AC
voltage controller (pengontrol tegangan AC/AC satu fasa),
three phase AC/AC voltage controller (pengontrol tegangan
AC/AC 3 fasa), Single-phase Input Single phase Output
(SISO) cycloconverter, Three-phase Input Single phase
Output (TISO) cycloconverter, Three-phase Input Three phase
Output (TITO) cycloconverter, AC/DC/AC Pulse Width
Modulation (PWM) converter, dan matrix converter.

II; CONVERTER AC/AC DENGAN KONTROL


DIGITAL
Gambar 2.1 Single Phase AC/AC voltage Controller: (a) full-wave, two
SCRs in inverse parallel; (b) full-wave with Triac; (c) full
A. SINGLE-PHASE AC/AC VOLTAGE CONTROLLER wave with two SCRs and two diodes; (d) full-wave with four
diodes and one SCR and (e) half wave with one diode
Pengontrol tegangan AC-AC satu fasa memiliki 3 buah antiparallel
metode dalam pengontrolannya yaitu phase angel
control/pengontrol sudut fasa on/off control/kontrol dua Untuk kontrol fasa simetris gelombang penuh (full-wave,
kondisi on off PWM AC chopper control. Ketiga metode symmetrical phase control), SCR T1 dan T2 pada gambar
pengontrolan diatas menghasilkan tegangan output dengan 2.1(a) dipicu pada saat dan + , secara bergantian pada
frekuensi output yang sama atau lebih rendah daripada pada setiap setengah siklus tegangan. Saat salah satu SCR
tegangan dan frekuensi inputnya. mengalirkan arus maka SCR yang lain akan menahan
tegangan (reversed bias) sebesar tegangan yang
Phase Angle Control / pengontrol sudut fasa.
dikonduksikan oleh SCR pertama. Prinsip kerjanya sama
Rangkaian daya dari AC-AC voltage controller dengan
dengan penyearah setengah gelombang tekontrol (controlled
phase angle control/ pengontrol fasa seperti terlihat pada
gambar 2.1 (a), terdiri atas sepasang SCR yang terhubung half-wave rectifier) dan untuk analisa rangakiannya dapat
secara antiparalel (back-to-back /inverse paralel) sehingga menggunakan pendekatan yang sama dengan penyearah
memberikan pengontrolan simetris gelombang penuh dua arah tersebut.
(bidirectional full-wave symmetrical) dan SCR dapat diganti
dengan sebuah Triac seperti pada gambar 2.1 (b) untuk low-
Gambar 2.4 Single-phase AC/AC voltage controllers with on/of controller :
(a) typical load-voltage waveforms and (b) power factor with the
duty cycle k

Untuk tegangan input sinusoidal:


v 2Vs sin t
dan tegangan output rms adalah:
VO Vs k
dimana k = n / (n +m) = duty cycle dan Vs = tegangan fasa
rms. Faktor daya nya adalah:
PF = k
Gambar 2.2 Gelombang pengontrol tegangan satu fasa gelombang penuh
dengan beban R
PWM AC Chopper Control
Gambar 2.2 menunjukkan bentuk gelombang tegangan dan Seperti pada kasus penyearah terkontrol, performansi
arus untuk single-phase bidirectional phase controlled AC pengontrol tegangan AC khususnya pada harmonisa, kualitas
voltage control (pengontrol tegangan AC satu fasa dua arah ) arus keluaran (output current) dan faktor daya masukan dapat
ditingkatkan dengan menggunakan PWM Kontrol / PWM AC
pada Gambar 2.1 dengan pembebanan resistif. Output
Chopper. Rangkaian untuk unit satu fasa seperti ditunjukkan
tegangan dan arus berbentuk setengah gelombang yang
pada Gambar 2.5
simetris dan tidak terdapat komponen DC.

Gambar 2.5 Single Phase PWM as Chopper circuit

Gambar 2.3 Bentuk gelombang pengontrol tegangan AC satu fasa dengan


beban R-L
Gambar 2.6 Bentuk Gelombang tegangan dan arus pada PWM AC Chopper
satu fasa
Gambar 2.3 menunjukkan bentuk gelombang tegangan dan
arus untuk rangkaian pengontrol tegangan pada Gambar 2.1 B. THREE PHASE AC/AC VOLTAGE CONTROLLER
(a) dengan beban R-L . Dengan adanya induktansi, maka arus
yang dialirkan SCR T1 tidak akan menuju nilai nol saat t = Pada umumnya, semua metode pengontrolan tegangan AC
ketika tegangan input menuju negatif dan terus berlanjut satu fasa (single-phase AC/AC voltage controller) dapat
sampai t = gambar gelombang seperti terlihat pada gambar. diaplikasikan untuk pengontrol tegangan AC/AC tiga fasa
( three-phase AC/AC voltage controllers).
On/ Off Control ( Kontrol On/Off )
Phase Angle Control
Sebagai alternative pengontrolan sudut fasa, metode
Beberapa kemungkinan dari konfigurasi rangkaian untuk
integral cycle (siklus integral/ siklus utuh) atau burst-firing
pengontrol tegangan AC tiga-fasa dengan beban terhubung
digunakan untuk beban yang besar. Disini, saklar akan
bintang atau delta seperti terlihat pada Gambar 2.7 (a)-(h).
dinyalakan selama tn dimana n adalah siklus utuh dan
Konfigurasi pada Gambar 2.7 (a) dan (b) dapat dibuat dengan
dimatikan selama tm dengan m adalah siklus utuh (integral
tiga buah tegangan AC satu fasa yang dioperasikan secara
cycle) seperti terlihat pada Gambar 2.4. SCR atau Triac yang
independen dan ini lebih mudah untuk dianalisa. Pada Gambar
digunakan sebagai switch akan dipicu saat zero crossing input
2.7(a), SCR harus mampu mengalirkan arus saluran (line
voltage (tegangan nol) dan dimatikan saat zero current
current IL ) dan menahan tegangan fasa-fasa (phase voltages,
crossing current (arus nol).
Vph), sedangkan pada Gambar 2.7 (b), SCR harus mampu
mengalirkan arus fasa (phase current) dan mampu menahan
tegangan saluran (line voltage, VL).
Rangkaian pada gambar 2.7 (c) dan (d) adalah rangkaian
tiga fasa tiga kawat dan lebih sulit untuk dianalisa. Di kedua
rangkaian ini, setidaknya dua buah SCR (sebuah per phasa)
harus dipicu secara bersamaan untuk mendapatkan arus
saluran. Hal ini memerlukan dua pulsa pemicuan berjarak 600
pada tiap siklus untuk memicu SCR. Mode operasi ditentukan Komponen Penyearah terkontrol Mercury-arc yang digunakan
oleh jumlah SCR yang berkonduksi pada mode tersebut. pada converter ini telah dipasang di Jerman pada tahun 1930an
Kontrol pemicuan berkisar antara 0 150 0 . untuk menghasilkan supply 1 fasa dengan frekuensi 16 2/3 Hz
dari sumber 3 fasa 50 Hz 3 yang dipakai untuk mencatu
Motor Traksi AC, ketika pada waktu yang sama, sebuah
cycloconverter menggunakan 18 Thyratrons mensuplai motor
sinkron 400 Hp yang beroperasi selama beberapa tahun untuk
penggerak pada pembangkit listrik di USA. Meskipun begitu,
rencana pengunaan secara praktis dan komersial
cycloconverter ini sempat tertunda sampai ditemukannya SCR
pada tahun 1960an.

Gambar 2.7 Konfigurasi rangkaian pengontrol tergangan AC tiga fasa


Gambar 2.8 Konfigurasi rangkaian AC/AC cycloconverter satu fasa : (a)
Konfigurasi lain ditunjukkan pada Gambar 2.7 (e) dimana rangkaian daya cycloconverter satu fasa tipe bridge (b) rangkaian
kontroler terhubung delta dan beban terletak diantara supply ekuivalen cycloconverter.
(masukan) dan konverter. Disini, arus dapat mengalir diantara
dua saluran (line) bahkan hanya jika satu SCR saja yang Dengan dikembangkannya SCR untuk daya besar dan
berkonduksi, sehingga masing-masing SCR memerlukan satu dengan berbasis Microprosessor Control, maka cycloconverter
pulsa picuan per siklusnya. Rating tegangan dan arus pada saat ini menjadi converter yang siap digunakan dalam aplikasi
SCR hampir sama dengan tiga buah SCR yang ada pada large-power low-speed variable-voltage variable-frequency
Gambar 2.7 (b). Dimungkinkan untuk mengurangi jumlah (VVVF) AC drive pada industri sement dan rolling mills
SCR sehingga didapatkan hanya ada tiga buah SCR yang industri baja sedangkan untuk aplikasi variable-speed
terhubung secara delta seperti terlihat pada Gambar 2.7 (f) constant-frequency (VSCF) dipakai untuk kapal laut dan kapal
yang menghubungkan sebuah terminal sumber langsung ke terbang. Cycloconverter merupakan konverter komutasi alami
sebuah terminal beban. Tiap SCR dipicu dengan jarak 120 0 (naturally commuted) dengan kemampuan aliran daya dua
setiap siklusnya. arah (bidirectional power flow) dan tidak ada batasan yang
nyata, tidak seperti SCR inverter yang membutuhkan elemen
On / Off Controller komutasi. Rugi akibat pensaklaran (switching losses) diangap
Sama halnya dengan pengontrol tegangan AC satu fasa, rendah dan menghasilkan bentuk gelombang yang mendekati
metode kontrol On /Off dapat diaplikasikan dalam sinus sehingga meminimalkan pulsa-pulsa torsi (pulsating
pengontrolan tegangan AC/ AC tiga-fasa (three-phase AC/AC torque) dan panas akibat efek harmonisa. Cycloconverter ini
voltage controller). Masing-masing fasa memiliki siklus nc mampu beroperasi bahkan dengan salah satu SCR meleleh
yang berkonduksi dan siklus interupsi. (tidak seperti pada inverter ) dan keperluan akan turn-off time,
current rise time dan sensitivitas dv/dt yang rendah.
PWM AC/AC Control Keterbatasan utama cycloconverter komutasi alami (naturally
Seperti halnya pada kontrol satu fasa, metode PWM commuted) adalah range frekuensi yang terbatas untuk operasi
diaplikasikan pada kontrol AC tiga fasa. Masing-masing fasa yang effisien dan bebas subharmonic serta faktor daya rendah,
bisa memiliki metode modulasi yang sama atau berbeda. khususnya untuk tegangan output yang rendah.

C. SISO CYCLOCONVERTER

Pembahasan kali ini berbeda dengan pembahasan


sebelumnya mengenai AC voltage controller yang beroperasi
pada frekuensi yang tetap. Cycloconverter beroperasi sebagai
pengubah frekuensi AC/AC langsung (direct AC/AC frequency
changer) dengan fitur aslinya sebagai pengontrol tegangan.
Prinsip dasar dari converter ini adalah untuk membentuk /
Gambar 2.9 Bentuk gelombang input dan output cycloconverter 50-16 2 Hz
menghasilkan gelombang tegangan bolak-balik berfrekuensi dengan beban Resistif
rendah (Alternating voltage wave of lower frekuensi) dari
sumber tegangan bolak balik dengan frekuensi yang lebih
tinggi yang telah disusun dan dipatenkan pada tahun 1920an.
Gambar 2.13 menunjukkan konfigurasi cycloconverter tiga
fasa setengah gelombang mencatu beban tiga fasa. Proses
dasar dari cycloconverter tiga fasa ini diilustrasikan pada
Gambar 2.14 dengan frekuensi 15 Hz, faktor daya beban 0,6
lagging dari sumber 50 Hz. Sudut penyalaan (firing angle)
Gambar 2.10 Bentuk gelombang cycloconverter satu fasa (50-10 Hz) dengan di siklus dari 0 pada titik a sampai 1800 pada titik j,
beban R dihasilkan setengah siklus tegangan ouput. Untuk beban ini
dapat dilihat bahwa meskipun tegangan output pada posisi
Meskipun jarang digunakan, operasi dari SISO terbalik (reverse) di X, tapi arus outputnya tetap bernilai
cycloconverter bermanfaat untuk didemonstrasikan prinsip positif sampai di Y. Selama XY, SCR A, B, dan C pada P-
kerjanya. Gambar 2.8 (a) menunjukkan rangkaian daya dari converter dalam kondisi inverting. Periode yang sama
cycloconverter satu fasa tipe bridge yang susunannya hampir muncul pada akhir setengah siklus tegangan dimana SCR D,
sama dengan dual converter. Gambar 2.8 (b) menunjukkan E, dan F pada N-converter juga dalam kondisi inverting.
gambar penyederhanan skema kontrolnya. Gambar 2.9 Dengan demikian maka converter akan bersikap sebagai
menunjukkan bentuk gelombang suplai satu fasa 50 Hz - 16 penyearah rectification dan inversion dengan durasi yang
2/3 Hz. Tegangan output memiliki frekuensi sepertiga dari relatif tergantung pada faktor daya beban. Frekuensi output
frekuensi inputnya. Gambar 2.10 menunjukkan bentuk akibat osilasi sudut penyalaan tetap berada pada 90 0 (kondisi
gelombang suplai satu fasa 50-10 Hz. Frekuensi tegangan jika tegangan output rata rata Vo = Vdo cos a adalah 0 ).
output seperlima dari frekuensi tegangan inputnya.
D. TISO CYCLOCONVERTER
Gambar 2.11 menunjukkan diagram skematik dari
cycloconverter tiga fasa (three-pulse) setengah gelombang
(three-phase half-wave) yang mencatu beban satu fasa. Prinsip
kontrolnya sama dengan pengontrolan cylco satu fasa. Gambar
2.12 menunjukkan bentuk gelombang dari operasi
cycloconverter tiga fasa dengan arus sirkulasi (circulating
current).

Gambar 2.13 Three pulse cycloconverter mensuplai beban tiga fasa

Gambar 2.14 Bentuk gelombang output untuk satu fasa dari cycloconverter
tiga fasa beroperasi pada frekuensi 15 Hz dari sumber 50 Hz
Gambar 2.11 Cycloconverter tiga fasa setengah gelombang (three pulse) dengan faktor daya beban 0,6 lagging
mensuplai beban satu fasa
Untuk mendapatkan setengah siklus tegangan positif, sudut
penyalaan/ pemicuan (firing angle) di variasikan dar
90osampai 0o dan kemudian sampai 90o, dan untuk setengah
siklus negatif, dari 90o ke 180o dan kembali ke 900 . Variasi
dengan batas 180o otomatis memberikan komutasi alami
pada SCR. Terlihat bahwa siklus lengkap dari tegangan
berfrekuensi rendah dihasilkan dari segmen-segmen tegangan
input 3 fasa dengan menggunakan konverter fasa terkontrol
(phase controlled converters). SCR pada P-converter atau N-
converter mendapat pulsa pemicuan yang dijadwal sedemikian
rupa sehingga tiap konverter akan menyalurkan tegangan rata-
rata output yang sama. Dengan demikian, dalam kasus
cycloconverter satu fasa atau dual converter, untuk
mendapatkan tegangan output yaitu dengan mempertahankan
sudut penyalaan dari kedua grup converter dimana P= (180-
N).
Konfigurasi rangkaian Six-pulse cycloconverter
Gambar 2.12 Bentuk Gelombang cycloconverter tiga fasa dengan arus ditunjukkan pada Gambar 2.15. Bentuk gelombang tegangan
sirkulasi beban untuk 6 pulsa (six-pulse) dengan 36 buah SCR
ditunjukkan pada Gambar 2.16.
E. TITO CYCLOCONVERTER Dimungkinkan menerapkan konverter 12 pulsa (12-pulse
converter) dengan menghubungkan secara seri 2 buah
konfigurasi six-pulse dan trafo penghubung. Terlihat bahwa satu (unity). Fungsi Transfer dalam domain waktu merupakan
dengan jumlah pulsa yang lebih banyak akan dihasilkan Fungsi Eksponensial, dan berada dalam bentuk domain s.
gelombang yag lebih mendekati bentuk sinusoidal dan dengan
frekuensi yang lebih tinggi. G(s) = 1 / 1 sT

Dalam sistem kontrol digital, semua inverter DC/AC PWM


di anggap sebagai FOH (first order-hold) yang memiliki
fungsi transfer dalam domain z :

G(z) = z / ( z/e)

Ini berarti inverter DC/AC PWM adalah elemen orde


Gambar 2.15 Cycloconverter Tiga Fasa enam pulsa dengan beban terisolasi
pertama yang memiliki satu nilai nol zero pada z = 0 dan satu
F. AC/DC/AC CONVERTER kutub pada z = 1 / e, yang terletak pada unit-cycle. Zero dan
pole/kutub pada bidang z ditnjukkan pada Gambar 2.17. Oleh
AC/DC/AC converter adalah konverter layaknya sebuah karena itu, penyearah/ rectifier merupakan critical stable
pengatur kecepatan atau adjustable speed drive (ASD) seperti elemen. Dalam aplikasai industri, kontrol close loop
pada Gambar 6.1. Teknologi berdasar pada teknik penyearah diperlukan untuk meningkatkan margin kestabilan.
AC/DC dan inverter DC/AC. Karena DC/AC inverter tidak
memiliki batasan dalam frekuensi maka AC/DC/AC converter
dapat mengubah sumber AC untuk beban AC dengan tegangan
yang lebih rendah dan frekuensi yang bervariasi.

Gambar 2.17 Zero dan pole pada FOH


Gambar 2.16 Skema standar ASD I. SINGLE PHASE AC/AC CONVERTER; KONVERTER
AC/AC SATU FASA
G. MATRIX CONVERTER

Matrix converter adalah pengembangan dari cycloconverter Converter AC/AC satu fasa telah ditunjukkan pada Gambar
komutasi paksa (force-commutated cycloconverter) 8.1 dengan beban R L (resistif - indukti). Blok diagram
berdasarkan pada pensakalaran dua arah terkontrol penuh kontrol open loop seperti ditunjukkan pada Gambar 2.18.
(bidirectional fully controlled switch) digabungkan dengan Interval sampling yang diambil adalah T = 1/3 f, dimana f
PWM voltage control. adalah frekuensi input. Jika f =50 Hz, T = 6.67 ms. Kontrol ini
dapat diwujudkan menggunakan sebuah perangkat komputasi
H. PEMODELAN TRADISIONAL AC/AC (AC/DC/AC) digital yang mampu menghasilkan sebuah pulsa siklus 6,67
CONVERTER ms. Sebagai aktuatornya yaitu beban R L. Parameter final
pada output adalah arus IO seperti ditunjukkan pada gambar
Jika diteliti dengan seksama pada konverter AC/AC
2.18.
(AC/DC/AC) dalam proses inversi PWMnya, maka kita dapat
Blok diagram kontrol close loop ditunjukkan pada Gambar
melihat bahwa dalam setiap lebar pulsa (pulse-width) T = 1/ f ,
rasio modulasi sebanding dengan sinyal kontrol (control 2.19. Interval sampling T = 1/3 f. Diperlukan sebuah
signal ) vC (t). Jika rasio frekuensi mf cukup besar, maka nilai pengontrol arus dalam sistem kontrol loop tertutup atau close
sinyal kontrol vC (t) pada periode sampling T dapat dianggap loop. Pengontrol ini dapat berupa kontrol PI (Proporsional
sebagai nilai konstan. Besar tegangan output sebanding/ Integral) dalam bentuk digital. Kontrol ini dapat diwujudkan
proportional dengan masukan pada sinyal kontrol. Arus output menggunakan sebuah perangkat komputasi digital yang
merupakan bentuk gelombang yang naik dan menurun. Bentuk mampu menghasilkan sebuah pulsa siklus 6,67 ms. Sebagai
gelombang arus dapat dilihat seperti pada Gambar 2.3. Pada aktuatornya yaitu beban R L. Parameter final pada output
kondisi umum untuk rangkaian dengan beban R-L dengan adalah arus IO seperti ditunjukkan pada gambar 2.19.
konstanta waktu = L / R, biasanya lebar pulsa lebih besar
daripada interval sample T. Oleh karena itu, arus output akan
terus kontinu dan umumnya terakumulasi pada tiap interval.
Perumusan dalam sistem per-unit dapat ditulis sebagai
berikut : Gambar 2.18 Blok diagram Kontrol Open loop inverter PWM AC/AC
t/T
iO-k = iO-(k-1) (1 e )

Dimana iO-k adalah k step arus output dan iO-(k-1) step output
arus sebelumnya. Dengan sistem per-unit maka nilai
penguatan transfer tegangan (voltage transfer gain) adalah Gambar 2.19 Blok diagram Kontrol Open loop inverter PWM AC/AC
mengkonversi tegangan dari sebuah sumber AC dengan
III. KESIMPULAN tegangan dan frekuensi yang tinggi ke nilai tegangan dan
frekuensi yang lebih rendah dengan sudut fasa kecil. Semua
Semua voltage converter AC/AC mengkonversi tegangan converter AC/DC/AC mengkonversi tegangan dari sebuah
dari sebuah sumber AC dengan tegangan dan frekuensi yang sumber AC melalui DC link kemudian membaliknya (invert)
tinggi ke nilai tegangan dan frekuensi yang lebih rendah dengan tegangan dan frekuensi yang tinggi ke nilai tegangan
dengan sudut fasa kecil. Semua cycloconverter AC/AC yang lebih rendah dan frekuensi yang variabel.

Anda mungkin juga menyukai