C. SISO CYCLOCONVERTER
Gambar 2.14 Bentuk gelombang output untuk satu fasa dari cycloconverter
tiga fasa beroperasi pada frekuensi 15 Hz dari sumber 50 Hz
Gambar 2.11 Cycloconverter tiga fasa setengah gelombang (three pulse) dengan faktor daya beban 0,6 lagging
mensuplai beban satu fasa
Untuk mendapatkan setengah siklus tegangan positif, sudut
penyalaan/ pemicuan (firing angle) di variasikan dar
90osampai 0o dan kemudian sampai 90o, dan untuk setengah
siklus negatif, dari 90o ke 180o dan kembali ke 900 . Variasi
dengan batas 180o otomatis memberikan komutasi alami
pada SCR. Terlihat bahwa siklus lengkap dari tegangan
berfrekuensi rendah dihasilkan dari segmen-segmen tegangan
input 3 fasa dengan menggunakan konverter fasa terkontrol
(phase controlled converters). SCR pada P-converter atau N-
converter mendapat pulsa pemicuan yang dijadwal sedemikian
rupa sehingga tiap konverter akan menyalurkan tegangan rata-
rata output yang sama. Dengan demikian, dalam kasus
cycloconverter satu fasa atau dual converter, untuk
mendapatkan tegangan output yaitu dengan mempertahankan
sudut penyalaan dari kedua grup converter dimana P= (180-
N).
Konfigurasi rangkaian Six-pulse cycloconverter
Gambar 2.12 Bentuk Gelombang cycloconverter tiga fasa dengan arus ditunjukkan pada Gambar 2.15. Bentuk gelombang tegangan
sirkulasi beban untuk 6 pulsa (six-pulse) dengan 36 buah SCR
ditunjukkan pada Gambar 2.16.
E. TITO CYCLOCONVERTER Dimungkinkan menerapkan konverter 12 pulsa (12-pulse
converter) dengan menghubungkan secara seri 2 buah
konfigurasi six-pulse dan trafo penghubung. Terlihat bahwa satu (unity). Fungsi Transfer dalam domain waktu merupakan
dengan jumlah pulsa yang lebih banyak akan dihasilkan Fungsi Eksponensial, dan berada dalam bentuk domain s.
gelombang yag lebih mendekati bentuk sinusoidal dan dengan
frekuensi yang lebih tinggi. G(s) = 1 / 1 sT
G(z) = z / ( z/e)
Matrix converter adalah pengembangan dari cycloconverter Converter AC/AC satu fasa telah ditunjukkan pada Gambar
komutasi paksa (force-commutated cycloconverter) 8.1 dengan beban R L (resistif - indukti). Blok diagram
berdasarkan pada pensakalaran dua arah terkontrol penuh kontrol open loop seperti ditunjukkan pada Gambar 2.18.
(bidirectional fully controlled switch) digabungkan dengan Interval sampling yang diambil adalah T = 1/3 f, dimana f
PWM voltage control. adalah frekuensi input. Jika f =50 Hz, T = 6.67 ms. Kontrol ini
dapat diwujudkan menggunakan sebuah perangkat komputasi
H. PEMODELAN TRADISIONAL AC/AC (AC/DC/AC) digital yang mampu menghasilkan sebuah pulsa siklus 6,67
CONVERTER ms. Sebagai aktuatornya yaitu beban R L. Parameter final
pada output adalah arus IO seperti ditunjukkan pada gambar
Jika diteliti dengan seksama pada konverter AC/AC
2.18.
(AC/DC/AC) dalam proses inversi PWMnya, maka kita dapat
Blok diagram kontrol close loop ditunjukkan pada Gambar
melihat bahwa dalam setiap lebar pulsa (pulse-width) T = 1/ f ,
rasio modulasi sebanding dengan sinyal kontrol (control 2.19. Interval sampling T = 1/3 f. Diperlukan sebuah
signal ) vC (t). Jika rasio frekuensi mf cukup besar, maka nilai pengontrol arus dalam sistem kontrol loop tertutup atau close
sinyal kontrol vC (t) pada periode sampling T dapat dianggap loop. Pengontrol ini dapat berupa kontrol PI (Proporsional
sebagai nilai konstan. Besar tegangan output sebanding/ Integral) dalam bentuk digital. Kontrol ini dapat diwujudkan
proportional dengan masukan pada sinyal kontrol. Arus output menggunakan sebuah perangkat komputasi digital yang
merupakan bentuk gelombang yang naik dan menurun. Bentuk mampu menghasilkan sebuah pulsa siklus 6,67 ms. Sebagai
gelombang arus dapat dilihat seperti pada Gambar 2.3. Pada aktuatornya yaitu beban R L. Parameter final pada output
kondisi umum untuk rangkaian dengan beban R-L dengan adalah arus IO seperti ditunjukkan pada gambar 2.19.
konstanta waktu = L / R, biasanya lebar pulsa lebih besar
daripada interval sample T. Oleh karena itu, arus output akan
terus kontinu dan umumnya terakumulasi pada tiap interval.
Perumusan dalam sistem per-unit dapat ditulis sebagai
berikut : Gambar 2.18 Blok diagram Kontrol Open loop inverter PWM AC/AC
t/T
iO-k = iO-(k-1) (1 e )
Dimana iO-k adalah k step arus output dan iO-(k-1) step output
arus sebelumnya. Dengan sistem per-unit maka nilai
penguatan transfer tegangan (voltage transfer gain) adalah Gambar 2.19 Blok diagram Kontrol Open loop inverter PWM AC/AC
mengkonversi tegangan dari sebuah sumber AC dengan
III. KESIMPULAN tegangan dan frekuensi yang tinggi ke nilai tegangan dan
frekuensi yang lebih rendah dengan sudut fasa kecil. Semua
Semua voltage converter AC/AC mengkonversi tegangan converter AC/DC/AC mengkonversi tegangan dari sebuah
dari sebuah sumber AC dengan tegangan dan frekuensi yang sumber AC melalui DC link kemudian membaliknya (invert)
tinggi ke nilai tegangan dan frekuensi yang lebih rendah dengan tegangan dan frekuensi yang tinggi ke nilai tegangan
dengan sudut fasa kecil. Semua cycloconverter AC/AC yang lebih rendah dan frekuensi yang variabel.