201811222
GENERATOR SINKRON
ARMATURE RESISTANCE MEASURMENT
I. TUJUAN
Setelah menyelesaikan percobaan ini, praktikan dapat mengukur resistansi jangkar dari generator
sinkron tiga fasa.
Kutub yang ditampilkan di gambar bagian bawah adalah tipe rotor brush yang
menggunakan cincin slip untuk aplikasi arus medan DC aplikasi arus medan DC. Tegangan
rendah DCdigunakan untuk memutar bidang. Tipe tegangan yang tipikal digunakan adalah 120
VDC dan 250 VDC. Polaritas cincin slip tidaklah kritikal dan harus secara berkala dibalik untuk
menyamakan pada pemakaian cincin slip.
Cincin polaritas negatif akan memperlama pemakaian dibandingkan
cincin positif karena faktor elektrolisis. Cincin slip biasanya terbuat dari baja untuk umur
pemakaian yang lama.
Pada generator sinkron, arus DC diterapkan pada lilitan rotor untuk mengahasilkan medan
magnet rotor. Rotor generator diputar oleh prime mover menghasilkan medan magnet berputar
pada mesin. Medan magnet putar ini menginduksi tegangan tiga fasa pada kumparan stator
generator. Rotor pada generator sinkron pada dasarnya adalah sebuah elektromagnet yang besar.
Kutub medan magnet rotor dapat berupa salient (kutub sepatu) dan dan non salient (rotor silinder).
Gambaran bentuk kutup sepatu generator sinkron diperlihatkan pada gambar di bawah ini.
Gbr.3 Gambaran bentuk (a) rotor Non-salient (rotor silinder),(b) penampang rotor pada
generator sinkron
Arus DC disuplai ke rangkaian medan rotor dengan dua cara:1. Menyuplai daya DC ke
rangkaian dari sumber DC eksternal dengan sarana slip ringdan sikat.2. Menyuplai daya DC dari
sumber DC khusus yang ditempelkan langsung pada batang rotor generator sinkron.
Jika sebuah kumparan diputar pada kecepatan konstan pada medan magnet homogen, maka
akan terinduksi tegangan sinusoidal pada kumparan tersebut. Medan magnet bisa dihasilkan oleh
kumparan yang dialiri arus DC atau oleh magnet tetap. Tegangan AC tiga fasa dibangkitan pada
mesin sinkron kutub internal pada tiga kumparan stator yang diset sedemikian rupa sehingga
membentuk beda fasa dengan sudut 120°. Bentuk gambaran sederhana hubungan kumparan 3-fasa
dengan tegangan yang dibangkitkan diperlilhatkan pada gambar di bawah ini
SUMBER :
https://www.scribd.com/document/401451232/Makalah-Pengukuran-Resistansi-Belitan-Pada-
Mesin-Sinkron
Nilai Ra :
E 8V
Ra= = =28,5 Ω
2× I 2 ×0,14 A
E 10 V
Ra= = =2 7 ,7 Ω
2× I 2 ×0,1 8 A
E 14V
Ra= = =2 8 Ω
2× I 2 ×0 , 25 A
VIII. ANALISA
Pada pertemuan pertama dari Praktikum Mesin Arus Searah dan Mesin Sinkron ini, kita
membahas mengenai modul 3 Generator Sinkron yang berjudul Armature Resistance Measurment.
Mesin sinkron itu merupakan mesin rotasi yang berputar dengan kecepatan sinkron atau serempak.
Yang dimaksud dengan sinkron adalah karena saat kondisi normal, putaran rotor sinkron dengan
putaran RMF (Rotating Magnetic Field) yang timbul disisi stator. Mesin sinkron dibagi menjadi dua
berdasarkan konversi energinya yaitu Motor Sinkron (mekanik ke listrik) dan Generator Sinkron
(listrik ke mekanik). Motor sinkron disuplai menggunakan daya AC sedangkan Generator Sinkron
menyuplai daya AC. Generator sinkron adalah sebuah mesin listrik dinamis yang menkonversi enerrgi
mekanik menjadi energi listrik dan kecepatan putaran rotornya sesuai dengan kecepatan RMF atau
kecepatan sinkronnya. Energi mekanik pada generator ini berupa kecepatan dan torsi.
Energi mekanik yang berupa kecepatan dan torsi ini akan diubah pada generator menjadi daya
semu dan frekuensi. Daya semu yang terdapat ada dua karena kita menggunakan arus AC, yakni daya
aktif dan daya reaktif. Generator sinkron dikatakan sinkron karena kecepatan input atau kecepatan
yang masuk pada generator nilainya sebanding dengan keluaran frekuensi yang dihasilkan pada
120 × f
generator. Rumusnya adalah N= . Misalnya 120 dikali f-nya sebesar 50 Hz lalu dibagi
p
kutubnya sebanyak 4, maka hasilnya adalah 1500 RPM. Jika kecepatan inputnya sebesar 1500 RPM,
maka keluaran frekuensinya harus sebesar 50 Hz maka dari itu disebut generator sinkron karena
inputannya sebanding dengan outputannya. Prinsip kerja dari generator sinkron ini sesuai dengan
hukum faraday dimana setiap perubahan medan magnet pada kumparan akan menyebabkan gaya gerak
listrik (GGL) yang diinduksi oleh kumparan tersebut.
Pada generator rotor akan tercouple pada prime mover atau turbin yang dimana turbin inilah
yang akan memutar rotor tersebut. Putaran rotor tersebut belum ada eksitasi ata belum ada medannya.
Pada saat rotor sedang berputar masuklah arus DC yang mengakibatkan timbulnya medan magnet
konstan. Medan magnet konstan ini berputar maka terjadilah perubahan fluks yang akan memotong
lilitan di stator tersebut. Hal tersebut mengakibatkan akan timbulnya GGL pada ujung-ujung kawat
pada stator tersebut. Pada generator itu medan magnet yang memotong kumparan atau belitannya,
sementara pada motor sebaliknya dimana kumparan atau belitannya yang memotong medan
magnetnya. Yang dimaksud dengan belitan armature adalah bagian pada mesin listrik sebagai tempat
terjadinya induksi. Armature berada pada stator atau sebagai bagian yang diam sementara belitannya
terinduksi medan magnet.
Terdistorsinya dua medan magnet tersebut dikarenakan pada kumparan rotor atau armature dan
kumparan stator dimana sesuai dengan hukum oersted yang menyatakan bahwa Jika muatan listrik
mengalir pada kawat penghantar konduktor, maka akan timbul gaya magnetik disekitar kawat berarus
tersebut. Medan magnet disekitar kumparan rotor atau armature dan kumparan stator ini akan
menyebabkan saling bertabrakkan atau terdistorsi di celah gap yang dinamakan reaksi jangkar. Pada
belitan jangkar atau armature, terdapat tiga parameter yakni resistansi armature Ra, Reaktansi
kebocoran armature XL/Xm, dan reaktansi sesuai dengan reaksi jangkar (Xa). Pada generator sinkron
biasannya menggunakan hubung wye bukan hubung delta.
Hal tersebut dikarenakan pada hubung delta, saat generator dinyalakan akan terjadi arus
lonjakkan yang sangat besar pada kondisi awal karena pada hubungan delta IL=√3 Iph= 1,73 Iph
makanya digunakan hubungan wye untuk meminimalisir arus lonjakkan. Sementara pada hubungan
wye, digunakan untuk meminimalisir arus lonjakkan pada saat starting karena IL=Iph. Tujuan dari
percobaan Armature Resistance Measurment ini adalah setelah menyelesaikan percobaan ini, praktikan
dapat mengukur resistansi jangkar dari generator sinkron tiga fasa. Alat dan perlengkapan yang
digunakan pada percobaan ini adalah Sistem transformer delta – Y untuk menurunkan tegangan 380 v
menjadi 220 v, three phase current limit protection switch sebagai alat proteksi atau pengaman, three
phase power supply yang berfungsi sebagai sumber tegangan 3 fasa.
Alat dan perlengkapan yang digunakan selanjutnya adalah dc power supply sebagai catu daya
untuk digital voltmeter dan digital dc amperemeter, digital dc voltmeter berfungsi untuk mengukur
tegangan, three phase salient pole synchronous machine sebagai mesin sinkron. Dari video di youtube,
setelah selesai merangkai nyalakan transformator, three phase current limit protection switch, dc power
supply. Pada percobaan Armature Resistance Measurment ini, kita tidak mencari RPM-nya dan yang
dicari adalah tahanan resistansi pada armaturenya maka pada digital DC volmeternya diatur ke angka 8
V. Pada keadaan 8 V, terbaca pada digital DC amperemeternya sebesar 0,14 A. Lanjutkan pada data
pengamatan yang kedua sesuai modul dimana kita atur atau naikkan nilai pada digital DC
voltmeternya yang dari 8 V menjadi 10 V. Pada keadaan 10 V, terbaca pada digital DC
IX. KESIMPULAN
Prinsip kerja dari generator sinkron ini sesuai dengan hukum faraday dimana setiap perubahan
medan magnet pada kumparan akan menyebabkan gaya gerak listrik (GGL) yang diinduksi
oleh kumparan tersebut.
Yang dimaksud dengan belitan armature adalah bagian pada mesin listrik sebagai tempat
terjadinya induksi. Armature berada pada stator atau sebagai bagian yang diam sementara
belitannya terinduksi medan magnet.
Reaksi jangkar itu adalah terdistorsinya dua medan magnet pada celah atau gap-nya.
Terdistorsinya dua medan magnet tersebut dikarenakan pada kumparan rotor atau armature
dan kumparan stator dimana sesuai dengan hukum oersted yang menyatakan bahwa Jika
muatan listrik mengalir pada kawat penghantar konduktor, maka akan timbul gaya magnetik
disekitar kawat berarus tersebut. Medan magnet disekitar kumparan rotor atau armature dan
kumparan stator ini akan menyebabkan saling bertabrakkan atau terdistorsi di celah gap yang
dinamakan reaksi jangkar.
Pada generator sinkron biasannya menggunakan hubung wye bukan hubung delta. Hal tersebut
dikarenakan pada hubung delta, saat generator dinyalakan akan terjadi arus lonjakkan yang
sangat besar pada kondisi awal karena pada hubungan delta IL=√3 Iph= 1,73 Iph makanya
digunakan hubungan wye untuk meminimalisir arus lonjakkan. Sementara pada hubungan
wye, digunakan untuk meminimalisir arus lonjakkan pada saat starting karena IL=Iph.