201811222
GENERATOR SINKRON
SHORT CIRCUIT CHARACTERISTIC
I. TUJUAN
Setelah melakukan percobaan ini, praktikan dapat mengetahui cara kerja karakteristik salient pole
tiga fasa dari generator sinkron dalam kondisi hubung singkat.
2 Coupling EM-3390-2A
Cara menentukan pengaturan tegangan untuk mesin – mesin kecil dapat diperoleh dengan
cara langsung, yaitu generator sinkron diputar pada kecepatan nominal, eksitasi diatur sehingga
menghasilkan tegangan nominal (V) pada beban penuh, kemudian beban dilepas dengan menjaga
agar putaran tetap konstan. Selain itu, arus eksitasi juga harus dijaga konstan. Maka, akan
diperoleh harga tegangan pada beban nol (E0) sehingga regulasi tegangan dapat dihitung.
Untuk mesin – mesin besar, metode yang digunakan untuk menentukan regulasi tegangan
dengan cara langsung seringkali tidak dapat dilakukan. Hal ini disebabkan oleh rating KVA yang
sangat tinggi. Terdapat beberapa metode tidak langsung yang hanya memerlukan sejumlah kecil
daya jika dibandingkan dengan daya yang diperlukan pada metode langsung. Beberapa metode
tersebut antara lain :
a.) Metode impedansi sinkron (EMF)
Dimana, untuk setiap metode tersebut diperlukan data – data sebagai berikut :
Sama seperti kurva magnetisasi pada suatu mesin DC, karakteristik beban nol dari
suatu generator sinkron adalah kurva antara tegangan terminal jangkar (tegangan phasa –
phasa) pada keadaan hubungan terbuka dan arus medan ketika generator sinkron (alternator)
bekerja pada kecepatan nominal.
3.) Karakteristik hubung singkat atau short circuit characteristic (SCC).
Bertambahnya beban yang dilayani generator identik dengan bertambahnya daya nyata
atau daya reaktif yang mengalir dari generator. Maka pertambahan beban akan menambah arus
saluran yang mengalir dari generator, pertambahan arus saluran ini akan mempengaruhi nilai
tegangan terminal Vt. hal yang berpengaruh terutama oleh faktor daya beban, seperti pada Gambar
13 , diperlihatkan diagram fasor untuk penambahan beban dengan faktor daya tertinggal, faktor
daya satu, dan faktor daya terdahulu, dimana Vt' adalah tegangan terminal setelah beban dengan
faktor daya yang sama ditambahkan, dan Vt menyatakan tegangan terminal pada saat awal.
Terlihat bahwa untuk beban induktif, pertambahan beban akan mengurangi tegangan
terminal akan mengecil. Begitu juga jika beban resistif ditambahkan maka tegangan terminal juga
akan mengecil. Jika beban kapasitif ditambahkan, maka tegangan terminal cenderung membesar.
Pada kondisi normal, untuk menjaga tegangan terminal agar tetap konstan meskipun beban
berubah maka dapat dilakukan dengan mengatur nilai Ea, karena Ea=K., maka Ea dapat dijaga
konstan dengan mengatur nilai fluksi. Nilai fluksi tentu dipengaruhi oleh arus medan I f.
bertambahnya If akan menambah fluksi, begitu juga sebaliknya. Beban yang dilayani generator
selalu berubah-ubah. Selain besarnya juga faktor dayanya, ini menuntut penentuan arus eksitasi
yang sesuai dengan faktor dayanya untuk menghasilkan tegangan terminal generator yang stabil.
Gambar 14 menunjukkan contoh hubungan antara Arus Jangkar I l dan Arus Medan If untuk tiga
jenis faktor daya, dalam hal ini generator yang dipakai memiliki tegangan kerja 24 kV dan daya
400 MVA. Terlihat untuk arus beban yang sama, maka arus medan yang harus diberikan berbeda-
beda tergantung pada faktor daya beban.
Gambar 14. Kurva Arus Jangkar Vs Arus Medan untuk tiga faktor daya
2. Pengaturan governor pada generator akan mempengaruhi frekuensi daya yang dihasilkan.
3. Pengaturan Arus Medan akan mempengaruhi nilai tegangan terminal.
Sumber : https://www.scribd.com/document/366374916/5-Teori-Generator-Sinkron
Tabel 15-3-1
If (A) 0 0.02 0.04 0.06 0.08 0.1
Io (A) 0 0,088 0,158 0,22 0,29 0,392
N (rpm) 1500 1500 1500 1500 1500 1500
2. Untuk apa dilakukan percobaan hubung singkat pada generator arus searah ini ?
Jawab : Tujuan dari pengujian short circuit test adalah sebagai pendekatan untuk mengetahui
total rugi-rugi yang diakibatkan oleh arus armature dan kerugian akibat fluks nyasar
(yang terdistorsi/berantakan)
Pada pertemuan pertama dari Praktikum Mesin Arus Searah dan Mesin Sinkron ini, kita
membahas mengenai modul 4 Generator Sinkron yang berjudul Short Circuit Characteristic. Generator
sinkron adalah sebuah mesin listrik dinamis yang menkonversi enerrgi mekanik menjadi energi listrik
dan kecepatan putaran rotornya sesuai dengan kecepatan RMF atau kecepatan sinkronnya. Energi
mekanik pada generator ini berupa kecepatan dan torsi. Energi mekanik yang berupa kecepatan dan
torsi ini akan diubah pada generator menjadi daya semu dan frekuensi. Daya semu yang terdapat ada
dua karena kita menggunakan arus AC, yakni daya aktif dan daya reaktif. Generator sinkron dikatakan
sinkron karena kecepatan input atau kecepatan yang masuk pada generator nilainya sebanding dengan
120 × f
keluaran frekuensi yang dihasilkan pada generator. Rumusnya adalah N= . Misalnya 120
p
dikali f-nya sebesar 50 Hz lalu dibagi kutubnya sebanyak 4, maka hasilnya adalah 1500 RPM.
Jika kecepatan inputnya sebesar 1500 RPM, maka keluaran frekuensinya harus sebesar 50 Hz
maka dari itu disebut generator sinkron karena inputannya sebanding dengan outputannya. Prinsip
kerja dari generator sinkron ini sesuai dengan hukum faraday dimana setiap perubahan medan magnet
pada kumparan akan menyebabkan gaya gerak listrik (GGL) yang diinduksi oleh kumparan tersebut.
Pada generator rotor akan tercouple pada prime mover atau turbin yang dimana turbin inilah yang akan
memutar rotor tersebut. Putaran rotor tersebut belum ada eksitasi ata belum ada medannya. Pada saat
rotor sedang berputar masuklah arus DC yang mengakibatkan timbulnya medan magnet konstan.
Medan magnet konstan ini berputar maka terjadilah perubahan fluks yang akan memotong lilitan di
stator tersebut. Hal tersebut mengakibatkan akan timbulnya GGL pada ujung-ujung kawat pada stator
tersebut.
Pada generator itu medan magnet yang memotong kumparan atau belitannya, sementara pada
motor sebaliknya dimana kumparan atau belitannya yang memotong medan magnetnya. Tujuan dari
percobaan Short Circuit Characteristic ini adalah setelah melakukan percobaan ini, praktikan dapat
mengetahui cara kerja karakteristik salient pole 3 fasa dari generator sinkron dalam kondisi hubung
singkat.. Alat dan perlengkapan yang digunakan pada percobaan ini adalah Sistem transformer delta –
Y untuk menurunkan tegangan 380 v menjadi 220 v, three phase current limit protection switch
sebagai alat proteksi atau pengaman, three phase power supply yang berfungsi sebagai sumber
tegangan 3 fasa, dc power supply sebagai catu daya untuk digital voltmeter dan digital dc
amperemeter, digital dc voltmeter berfungsi untuk mengukur tegangan, synchronized machine exciter
untuk menyalurkan arus eksitasi pada rotor generator sinkron.
Alat dan perlengkapan yang digunakan selanjutnya adalah dc permanent magnet machine
berfungsi sebagai prime mover untuk menggerakkan generator sinkron, three phase salient pole
synchronous machine sebagai objek pengamatan yang digerakkan oleh prime mover atau motor
No-load losses (rugi beban nol) merupakan porsi yang terdiri dari friction ad windage losses
(rugi gesekan dan banalan angin) serta iron core losses ( rugi inti besi). Semakin besar air gap maka
semakin besar juga rugi-ruginya karena fluks magnet memerlukan rintangan yang lebih besar untuk
mencapai bagian rotornya. Jika rotornya lebih kecil dibandingkan air gap, fluks magnetnya akan lebih
berantakan karena seperti yang kita tahu dimana fluks magnet lebih suka melewati material yang
reluktansinya tinggi. Reluktansi merupakan kemampuan suatu benda untuk menghantarkan fluks
magnet sedangkan udara memiliki kemampuan reluktansi yang rendah jadi persebaran fluksnya lebih
berantakan. Semakin berantakan persebaran fluksnya, maka semakin besar juga rugi-ruginya. Pada
open circuit test, kurvanya pada saat awal akan linear lalu lama kelamaan akan landai.
Kondisi landai ini disebut efek saturasi. Efek saturasi adalah keadaan ketika kenaikan arus
eksitasi tidak akan mempengaruhi lagi kenaikan tegangan yang dihasilkan. Efek saturasi ini terjadi
karena komponen elektron yang dipindahkan dari kumparan field ke kumparan stator sudah memenuhi
bagian statornya sebagai rangkaian magnetik. Terpenuhi karena rangkaiannya terbuka jadi fluks-fluks
yang diinduksikan akan menumpuk di stator dan ketika rangkaianna sudah diberi beban atau dishort
barulah elektronnya bergerak karena rangkaiannya loop tertutup. Rumus untuk mengukur tegangan
V line
open circuit adalah V OC = . Tujuan dari pengujian short circuit test adalah sebagai pendekatan
√3
untuk mengetahui total rugi-rugi yang diakibatkan oleh arus armature dan kerugian akibat fluks nyasar
(yang terdistorsi/berantakan) rumusnya adalah rugi karena arus stator= short-circuit losses – friction
and windage losses. Stray losses merupakan salah satu rugi-rugi yang keberadaannya ada tapi tidak
bisa kita ukur nilainya.
Pengujian short circuit test adalah rangkaiannya dishort menjadi sebuah loop tertutup dan tidak
menggunakan voltmeter melainkan amperemeter. Kurva pada short circuit test berbeda dengan kurva
pada open circuit test dimana pada open circuit kurvanya akan naik secara linear pada awal dang akan
landai karena terjadi efek saturasi sedangkan pada short circuit tidak akan terjadi efek saturasi karena
elektronnya bergerak terus. Dari video di youtube, setelah selesai merangkai nyalakan sistem
VIII. KESIMPULAN
Tujuan dari open circuit test adalah untuk mengetahui rugi-rugi inti sedangkan unuk short
circuit tujuannya adalah untuk mengetahui rugi-rugi tembaga.Yang dimaksud dengan belitan
armature adalah bagian pada mesin listrik sebagai tempat terjadinya induksi. Armature berada
pada stator atau sebagai bagian yang diam sementara belitannya terinduksi medan magnet.
Semakin besar air gap maka semakin besar juga rugi-ruginya karena fluks magnet memerlukan
rintangan yang lebih besar untuk mencapai bagian rotornya. Jika rotornya lebih kecil
dibandingkan air gap, fluks magnetnya akan lebih berantakan karena seperti yang kita tahu
dimana fluks magnet lebih suka melewati material yang reluktansinya tinggi. Reluktansi
merupakan kemampuan suatu benda untuk menghantarkan fluks magnet sedangkan udara
memiliki kemampuan reluktansi yang rendah jadi persebaran fluksnya lebih berantakan.
Semakin berantakan persebaran fluksnya, maka semakin besar juga rugi-ruginya.
Efek saturasi adalah keadaan ketika kenaikan arus eksitasi tidak akan mempengaruhi lagi
kenaikan tegangan yang dihasilkan. Efek saturasi ini terjadi karena komponen elektron yang
dipindahkan dari kumparan field ke kumparan stator sudah memenuhi bagian statornya
sebagai rangkaian magnetik. Terpenuhi karena rangkaiannya terbuka jadi fluks-fluks yang
diinduksikan akan menumpuk di stator dan ketika rangkaianna sudah diberi beban atau dishort
barulah elektronnya bergerak karena rangkaiannya loop tertutup.