2017-11-073
PERCOBAAN 1-2
I. TUJUAN
1 Coupling EM-3390-2A
4A
III. TEORI
Peranan kapasitor start serta running begitu perlu pada motor listrik di piranti elektronik tempat tinggal
yang memakai motor sebut saja umpamanya kompresor pada kulkas, AC, mesin pencuci, maupun
pompa air. Aplikasi kapasitor pada motor dapat dengan pemasangan dengan seri maupun dengan
paralel yangdipadukandengankumparanbantu.
Yang paling banyak dipakai yaitu pada outdoor AC split di mana untuk komponen ini memakai satu
kapasitor dengan kisaran nilai 15 uF sampai 50 uF bergantung berapakah besar pk AC itu serta
tegangan 400 volt memiliki bentuk sendiri cukup gampang dikenali karna berupa tabung dengan
casing di bagian luar komponen ini memakai alumunium serta cukup besar.
Peranan dari starting kapasitor ini yaitu sesuai sama namanya yakni untuk menolong rotasi awal motor
listrik waktu pertama dinyalakan hingga lebih halus, perlu untuk diketahui untuk kompressor waktu
pertama dinyalakan dibutuhkan torsi start atau tenaga yang besar serta kapasitor dalam hal semacam
ini berperan lewat cara memakai muatan listrik yang disimpan untuk dialirkan ke kumparan bantu
motor itu hingga bila motor telah berputar-putar usai lah pekerjaan type kapasitor ini. Karna seperti
yang kita kenali satu diantara peranan kapasitor yaitu menaruh muatan listrik..
Biasanya tegangan kapasitor untuk start cukup besar dapat sekitar 300 – 475 Volt karna segera
tersambung ke jala listrik. Type yang umumnya digunakan dapat dari memiliki bahan kertas, minyak
atau bahkan juga elektrolit. Nilai yang umum dipakai yakni 15 uF sampai 50 uF pada AC, pada
kompresor kulkas atau pompa air nilainya pasti lebih kecil.
Kapasitor motor memiliki konstruksi yang sama atau mirip dengan motor fasa belah. Cuma pada type
kapasitor ini di tambahkan satu unit kapasitor. Kapasitor motor bekerja pada tegangan ac satu fasa
serta biasanya banyak dipakai pada perangkat seperti pompa air, lemari es, mesin cuci, kompresor
udara dan lain sebagainya. Kedudukan kapasitor pada motor terletak di bagian atas motor atau ada juga
yang terletak didalam rangka motor itu sendiri. Kapasitor ini berfungsi untuk mempertinggi kopel awal
serta mengurangi arus awal pada motor kapasitor dan geseran fasa antara belitan utama serta
membantu lebih dipertajam.
V. PROSEDUR
1. Tempatkan Single-phase Induction Motor, Magnetic Powder Brake Unit, and Brake
Controller pada Laboratory Table. Kopel secara mekanik Single-phase Induction Motor
dengan Magnetic Powder Brake Unit dengan Coupling. Kunci basis mesin dengan aman
menggunakan sekrup delta. Pasang Coupling Guard dan Shaft End Guard . Sambungkan
Brake Controller secara elektrik ke Magnetic
Powder Brake Unit menggunakan kabel yang disediakan. Selesaikan Percobaan
laboratorium ini secepat mungkin menghindari kenaikan suhu dalam kondisi
berbeban.
2. Pasang Modul yang diperlukan pada Experimental Frame. Buat Hubungan sirkuit Sesuai
Circuit diagram pada Fig. 11-2-1 dan Connection Diagram pada Fig. 11-2-2. Mintalah
Instruktur untuk mengecek sirkuit tersebut. Catatan : Saklar Termal Single phase Induction
Motor dan Magnetic Powder Brake harus dihubung bersama.
Sebelum mengunakan Brake Controller and Magnetic Powder Brake Unit, Anda harus
terlebih dahulu mengkalibrasi tampilan torsi Brake Controller ke 0 Kg-m dengan
menyesuaikan kenop adj nol yang terletak di panel belakang dari Magnetic Powder Brake
Unit dengan power On.
3. Nyalakan secara berurutan Brake Controller, Magnetic Powder Brake Unit, 3-P Current
Limit Protection Switch dan Three-phase Power Supply Modules. Motor induksi
seharusnya akan segera berjalan. Pada saat ini seharusnya saklar sentrifugal akan aktif. Jika
tidak segera matikan power dan cek ulang sirkuit.
4. Manipulasi Brake Controller untuk mengoperasikan dalam mode\Closed Loop\Constant
Torque Mode dan atur torsi keluaran ke 0 kg-m. Jika controller tidak berkerja secaa normal,
reboot lah dengan menekan tombol RESET. Jika rotornya terkunci oleh torsi pengereman
yang berat, lepas braking dengan menekan tombol ESC atau BACK.
5. Mengunakan Digital Power Analysis, Ukur dan catat nilai Daya (P), Arus motor (I),
kecepatan Motor (N), dan faktor daya (Cos phi) pada Table 11-2-1.
6. Manipulasi Brake Controller untuk melepas pengereman. Yakni melepas pengeraman
dengan menekan tombol ESC atau BACK pada Brake Controller.
7. Ulangi langkah percobaan 4 sampai 6 untuk berbagai nilai torsi pada Tabel 11-2-1. Catatan
: Arus motor tidak boleh melebihi 130% dari nilai rating nya. 2.37 A x 1.3 =
3.08 A.
8. Nyalakan secara berurutan Three-phase Power Supply, 3-P Current Limit Protection Switch
Modules, Magnetic Powder Brake Unit and Brake Controller.
9. Dengan mengunakan Tabel 11-2-1, plot kurva T vs N pada Grafik Fig. 11-2-3.
1. Dengan mengunakan data pada tabel 11-2-1 hitunglah besarnya daya yang di hasilkan
oleh motor!
2. Bandingkan nilai daya yang terukur pada wattmeter dan nilai daya hasil perhitungan dari
tabel.
Catatan :
2𝜋
𝑃= 𝑁𝑇
60
Dimana
T : Torsi (N.m)
3. Jika diketahui Motor induksi 3 fasa frekuensi 50 Hz dan jumlah kutub nya adalah 4,
berapa kecepatan sinkron motor induksi tersebut ?
4. Hitunglah Nilai Slip dengan berbagai nilai torsi pada tabel pengamatan 11-2-1 !
5. Dengan mengunakan data pada tabel 11-2-1 gambarkan kurva T vs N dan jelaskan
hubungan antara Torsi dan kecepatan pada motor induksi tersebut.
JAWABAN :
2. Pada saat percobaan kami tidak melakukan pengukuran daya pada wattmeter. Sehingga tidak
dapat membandingkan daya yang terukur pada wattmeter dan juga daya yang diperoleh saat
perhitungan ( pada no.1)
120 . f 120 . 50 Hz
3. ns= =
P 4
= 1500 rpm
= 0,0046 %
= 0,0046 %
= 0,0046%
= 0,0053%
= 0,0073%
= 0,0113%
5. Hubungan antara torsi dan kecepatan yaitu berbanding terbalik. Jika semakin besar torsi yang
diberikan maka kecepatannya akan semakin kecil.
1494 Kurva T vs N
1492
1490
1488
N (rpm)
1486
1484
1483
1482
1480
1478
0 0,01 0,02 0,03 0,04 0,05
VIII. ANALISA
Pada praktikum kali ini berjuduk Karakteristik torsi kecepatan dengan running dan starting
kapasitor. Tujuannya adalah setelah selesai dari praktikum ini kita dapat menunjukkan hubungan
karakteristik torsi kecepatan motor induksi satu fasa split phase dengan running dan starting. Pada
akhir dari percobaan kita akan melihat bagaiama pengaruh torsi terhadap kecepatan putaran rotor.
Motor induksi running dan starting kapasitor termasuk dalam motor satu fasa. Pada motor
kapasitor memiliki kapasitior yang berfungsi untuk meningkatkan torka/putaran awal, mereduksi arus
asut dan membuat putaran motor lebih halus, Sedangkan pada motor induksi fasa belah yang kita
praktikumkan tidak memliki kapasitor. Pada motor starting kapasitor arus disimpan dalam kapasitor
dalam bentuk muatan. Saat melakukan starting kapasitor berfungsi untuk meningkatkan torsi awal
saat starting. Start winding atau lilitan bantu aktif pada saat awal saja. Pada saat mencapai sekitar
75% putaran nominal maka ada sebuah saklar sentrifugal yang memutus lilitan bantu sehingga hanya
lilitan utama saja yang bekerja. Kedua lilitan ini mempunyai perbedaan fasa 90°. Dapat dilihat dari
konstruksinya, motor kapasitor memiliki saklar sentrifugal yang akan memutus lilitan utama pada
saat putaran rotor sudah mencapai 75% batasnya dan juga mencegah atus lebih jari jala-jala lilitan
bantu dan juga melindungi kumparan dari kerusakan yang disebabkan oleh pemanasan yang
disebabkan oleh pemanasan arus yang melewatinya.
Adapun alat alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah motor induksi satu fasa sebagai
objek utama percobaan untuk melihat bagaimana daya,arus,tegangan serta faktor daya yang
dihasilkan. Kemudian ada break controller yang berfungsi sebagai rem atau pengaman. Kemudian
ada three fasa power supply sebagai sumber tegangan AC. Kemudian ada digital power analisi meter
untuk melihat keluaran daya ,arus ,teganagn dan faktor daya yang dihasilkan pada saat motor
berputar, dan jumper yang berfungsi untuk menghubungkan antar rangkaian dan komponen.
Pada data pengamatan dapat kita lihat bahwa ketika kita memberikan Torsi beban pada
awalan maka arus (I) juga akan semakin besar. Hal ini disebabkan agar motor dapat berputar pada
saat awalan dengan torsi yang besar. Pada kolom pertama pada tabel dapat kita lihat Torsi bebannya
0 dan arus yang muncul adalah 0,341 A, besar N(rpm) atau kecepatan putaran rotornya masih besar
yaitu 1491,0. Kemudian pada kolom selanjutnya saat torsi beban diberikan 0,05 maka arusnya akan
naik menjadi 0,421 A. Hal ini terjadi karena nilai torsi atau putaran beban diawal meningkat dari 0
menjadi 0,05 sehingga dibutuhkan arus (I) yang lebih besar untuk memutar rotor, pada keadaan ini
nilai N(rpm) atau kecepatan putaran motor turun menjadi 1470,6 atau melambat karena torsi beban
yang dinaikkan sehingga putaran menjadi lambat. Kemudian pada kolom selanjutnya diberikan Torsi
beban 0,1. Karena torsi beban pada rotor meningkat lagi maka arus yang diperlukan akan semakin
besar yaitu 0,510 A. Akibatnya motor akan semakin lambat dari sebelumnya menjadi 1452 rpm.
Kemudian torsi beban diberikan sebesar 0,15 dan arus yang diperlukan untuk menggerakkan rotor
semakin besar yaitu 0,649 A. Pada kondisi ini motor sudah ssemakin melambat dengan kecepatan
1425,6 rpm. Kemudian pada percobaan terakhir diberikan nilai torsi yang besar yaitu 0,2. Maka arus
(I) yang diperlukan untuk memutar motor menjadi sangat besar yaitu 0,839 A. Pada kondisi ini motor
akan semakin melambat dengan kecepatan 1390. Jika percobaan diteruskan maka motor akan mati
sendirinya karena beban torsi yang semakin besar sehingga motor tidak dapat berputar atau sudah
mencapai batasnya. Nilai tegangan yang terbaca dan tercatat pada tabel pengamatan semakin kecil
mulai darisaat Torsi beban blm ada atau 0 hingga torsi beban mencapai 0,2 ,nilai tegangan akan
berbanding terbalik dengan nilai arusnya sesuai dengan persamaan P = V.I cosα.
Berdasarkan analisa data diatas dapat dilihat bahwa semakin besar nilai torsi beban pada motor
maka semakin besar juga nilai arus yang diperlukan. Hal ini menyebabkan kecepatan putar pada
motor lama kelamaan akan melambat dikarenakan beban yang semakin besar yang diberikan pada
rotor.
IX. KESIMPULAN
Jadi Pada data dapat disimpulkan bahwa saat nilai tegangan sama dengan 200 V maka yang
dihubungkan adalah antar fasa dengan fasa, tetapi saat nilai tegangan sama dengan 100 V maka
yang dihubungkan antara fasa dengan netralnya.
Torsi merupakan gaya yang bekerja pada sebuah benda yang menyebabkan benda dapat berputar