2020-11-077
MODUL I
PERCOBAAN KARAKTERISTIK TORSI-KECEPATAN DENGAN RUNNING DAN
STARTING KAPASITOR
I. TUJUAN
Setelah menyelesaikan latihan, Anda harus bisa menunjukkan hubungan karakteristik Torsi-
Kecepatan Motor Induksi satu fasa split phase dengan running dan starting kapasitor
1 Coupling EM-3390-2A
Sebuah motor induksi untuk operasinya bergantung pada induksi tegangan dan arus pada
rangkaian rotornya dari rangkaian stator (tindakan transformator). Karena induksi tegangan dan
arus pada rangkaian rotor motor induksi pada dasarnya adalah operasi transformator, rangkaian
ekivalen motor induksi akan menjadi sangat mirip dengan rangkaian ekivalen transformator.
Motor induksi disebut mesin eksitasi tunggal karena daya disuplai hanya ke rangkaian stator.
Karena motor induksi tidak memiliki rangkaian medan independen, modelnya tidak akan
mengandung sumber tegangan internal seperti tegangan yang dibangkitkan internal EA dalam
mesin sinkron.
Kita dapat memperoleh rangkaian ekivalen motor induksi dari pengetahuan tentang
transformator dan dari apa yang telah kita ketahui tentang variasi frekuensi rotor dengan
kecepatan pada motor induksi. Model motor induksi akan menjadi :
Gambar 1. Rangkaian motor induksi dengan rotor dan stator dihubungkan oleh rasio putaran
dari transformator ideal
Untuk mengetahui besar slip yang pada motor induksi jenis rotor sangkar digunakan rumus
sebagai berikut:
N S−N R
S= x 100%
NR
Keterangan:
S : slip motor.
Nr : kecepatan putar rotor (rpm).
Ns : kecepatan putar stator (rpm)
Untuk mengetahui nilai daya dan torsi pada dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:
Daya mekanik :
S
Torsi yang dihasilkan :
Pmek
T=
ωr
Untuk menghitung efisiensi :
P out
η= x 100%
P¿
Keterangan:
Prot : daya pada rotor.
Pmek = Pout : daya mekanik rotor.
T : torsi.
I2 : arus pada rotor.
R2 : hambatan pada rotor.
η : efisiensi.
Klasifikasi Motor Induksi
Motor induksi dapat diklasifikasikan menjadi dua kelompok utama (Parekh, 2003):
1. Motor induksi satu fase.
Motor ini hanya memiliki satu gulungan stator, beroperasi dengan pasokan daya satu fase,
memiliki sebuah rotor kandang tupai, dan memerlukan sebuah alat untuk menghidupkan
motornya. Sejauh ini motor ini merupakan jenis motor yang paling umum digunakan dalam
peralatan rumah tangga, seperti kipas angin, mesin cuci dan pengering pakaian, dan untuk
penggunaan hingga 3 sampai 4 Hp.
2. Motor induksi tiga fase. Medan magnet yang berputar dihasilkan oleh pasokan tiga fase yang
seimbang. Motor tersebut memiliki kemampuan daya yang tinggi, dapat memiliki kandang tupai
atau gulungan rotor (walaupun 90% memiliki rotor kandang tupai); dan penyalaan sendiri.
Diperkirakan bahwa sekitar 70% motor di industri menggunakan jenis ini, sebagai contoh,
pompa, kompresor, belt conveyor, jaringan listrik, dan grinder. Tersedia dalam ukuran 1/3
hingga ratusan Hp.
Komponen Motor Induksi
Motor induksi memiliki dua komponen listrik utama sebagai berikut :
A. Rotor
Rotor adalah bagian dari motor listrik atau generator listrik yang berputar pada sumbu rotor.
Rotor dihubungkan dengan beban yang akan diputar dengan sebuah shaft yang terpasang pada
pusat rotor. Berdasarkan konstruksinya, rotor dibagi menjadi 2 macam
a. Rotor kandang tupai terdiri dari batang penghantar tebal yang dilekatkan dalam petak-petak
slots paralel. Batang-batang tersebut diberi hubungan pendek pada kedua ujungnya dengan
Sejumlah motor induksi yang beredar dipasaran maupun yang banyak digunakan sekitar 90%
adalah motor induksi dengan ”Rotor Sangkar”. Alasan umum yang diperoleh adalah karena
konstruksi yang sederhana dan juga lebih murah harganya. Konstruksi rotor sebagaimana
gambar 6 berikut ini, menunjukkan konstruksi batangbatang konduktor dari bahan tembaga
atau alumunium yang dihubungkan singkat.
b. Rotor Belitan (Wound Rotor) Rotor yang terbuat dari laminasi-laminasi besi dengan alur-alur
sebagai tempat meletakkan belitan (kumparan) dengan ujung-ujung belitan yang juga
terhubung singkat seperti gambar 6
Motor dengan jenis rotor belitan biasanya diperlukan pada saat pengasutan atau pengaturan
kecepatan dimana dikehendaki torsi asut yang tinggi.
B. Stator
Stator pada motor induksi adalah sama dengan yang dimiliki oleh motor sinkron dan
generator sinkron. Konstruksi stator terbuat dari laminasi-laminasi dari bahan besi silikon dengan
ketebalan (4 s/d 5) mm dengan dibuat alur sebagai tempat meletakan belitan/kumparan, secara
Dalam alur-alur stator diletakkan belitan stator yang posisinya saling berbeda satu dengan
lainnya, sesuai dengan fase derajat listrik yaitu 120° antar fase (motor 3 fase). Jumlah gulungan
pada stator dibuat sesuai dengan jumlah kutub dan jumlah putaran yang diinginkan atau
ditentukan. khusus untuk Stator pada motor-motor listrik dengan ukuran kecil dibentuk dalam
potongan utuh. Sedangkan untuk motor-motor dengan ukuran besar adalah tersusun dari sejumlah
besar segmen-segmen laminasi merupakan komponen yang tidak berputar pada mesin. Pada
komponen ini dipasang stator winding berupa kumparan. Stator ini dihubungkan dengan suplai 3
fasa untuk memutar rotor. Stator dibuat dari sejumlah stampings dengan slots untuk membawa
gulungan tiga fase. Gulungan ini dilingkarkan untuk sejumlah kutub yang tertentu. Gulungan
diberi spasi geometri sebesar 120 derajat.
Sumber :
https://digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/5025-Full_Text.pdf
V. LANGKAH PERCOBAAN
KR=
| P Percobaan |
P Percobaan−PPerhitungan
× 100 %
KR= | P Percobaan |
P Percobaan−PPerhitungan
× 100 %
KR= |185000185000Watt
Watt−15,5 Watt
|×100 %
KR=0,99 × 100 %
KR=99 %
T = 0,2 kg-m
2π
P= NT
60
2π
P= (1451,4 rpm)(0,2 kg /m)
60
P=30,39 WATT
P Percobaan =342000Watt , PPerhitungan=30,39 Watt
KR=
| P Percobaan |
P Percobaan−PPerhitungan
× 100 %
KR= |342000342000Watt
Watt−30,39 Watt
|×100 %
LABORATORIUM MESIN LISTRIK
IT-PLN
ANDI AHYINA ARDINA
2020-11-077
KR=0,99 × 100 %
KR=99 %
N S−N R
%Slip= × 100 %
NR
1.500 Rpm−1.494,6 Rpm
%Slip= ×100 %
1.494,6 Rpm
−3
%Slip=3,61 x 10 ×100 %
%Slip=0,36 %
N S−N R
%Slip= × 100 %
NR
1.500 Rpm−1.485,0 Rpm
%Slip= ×100 %
1.485,0 Rpm
%Slip=0,01 ×100 %
%Slip=1 %
N S−N R
%Slip= × 100 %
NR
1.500 Rpm−1.451,4 Rpm
%Slip= × 100 %
1.451,4 Rpm
%Slip=0,03 ×100 %
%Slip=3,34 %
T vs N
0.25
0.2
0.15
T (kg/m
0.1
0.05
0
1494.6 1485 1451.4
N (rpm
Dimana :
N = Kecepatan Motor (rpm)
Catatan : T = Torsi (Nm)
2π
P= NT
60
2π
P= (1494,6 rpm)(0 kg /m)
60
P=0WATT
P Percobaan=130.000Watt , P Perhitungan=0 Watt
KR=
| P Percobaan |
P Percobaan−PPerhitungan
× 100 %
2π
P= NT
60
2π
P= (1485,0 rpm)(0,1 kg/m)
60
P=15,5 WATT
P Percobaan =185000Watt , PPerhitungan=15,5 Watt
KR=
| P Percobaan |
P Percobaan−PPerhitungan
× 100 %
KR= |185000185000Watt
Watt−15,5 Watt
|×100 %
KR=0,99 × 100 %
LABORATORIUM MESIN LISTRIK
IT-PLN
ANDI AHYINA ARDINA
2020-11-077
KR=99 %
2π
P= NT
60
2π
P= (1451,4 rpm)(0,2 kg /m)
60
P=30,39 WATT
P Percobaan =342000Watt , PPerhitungan=30,39 Watt
KR=
| P Percobaan |
P Percobaan−PPerhitungan
× 100 %
KR= |342000342000Watt
Watt−30,39 Watt
|×100 %
KR=0,99 × 100 %
KR=99 %
3. Jika diketahui Motor induksi 3 fasa frekuensi 50 Hz dan jumlah kutub nya adalah 4, berapa
kecepatan sinkron motor induksi tersebut ?
Jawaban :
120 x f 120 x 50 Hz
NS = = = 1500 rpm
P 4
4. Hitunglah Nilai Slip dengan berbagai nilai torsi pada tabel pengamatan 11-2-1 !
Jawaban :
N S−N R
%Slip= × 100 %
NR
1.500 Rpm−1.494,6 Rpm
%Slip= ×100 %
1.494,6 Rpm
%Slip=3,61 x 10−3 ×100 %
%Slip=0,36 %
N S−N R
%Slip= × 100 %
NR
1.500 Rpm−1.485,0 Rpm
%Slip= ×100 %
1.485,0 Rpm
%Slip=0,01 ×100 %
%Slip=1 %
N S−N R
%Slip= × 100 %
NR
1.500 Rpm−1.451,4 Rpm
%Slip= × 100 %
1.451,4 Rpm
5. Dengan mengunakan data pada tabel 11-2-1 gambarkan kurva T vs N dan jelaskan
hubungan antara Torsi dan kecepatan pada motor induksi tersebut.
Jawaban:
T vs N
0.25
0.2
0.15
T (kg/m
0.1
0.05
0
1494.6 1485 1451.4
N (rpm