PETUNJUK PRAKTIKUM
NAMA :……………………………………………………….
NIM :……………………………………………………….
KARTU PRAKTIKUM
MESIN ARUS SEARAH
NAMA :
NIM :
TANGGAL PRAKTIKUM :
KELOMPOK :
JURUSAN :
PROGRAM STUDI :
ASISTEN :
Tugas Test
No. Percobaan Rumah Awal Laporan Jurnal Presentasi
Mahasiswa Asisten
(..........................................) (..........................................)
DAFTAR ISI
DC MOTOR
DC GENERATOR
DC MOTOR
DC PERMANENT MAGNET–CONNECTION AND DIRECTION
CONTROL
I. TUJUAN
Setelah menyelesaikan percobaan, Praktikan diharapkan mampu menjelaskan hubungan permanent
magnet motor DC dengan kontrol arah putar motor, dan hubungan tegangan dengan kecepatan putar.
III. TEORI
Permanent-Magnet, jenis motor DC ini menggunakan magnet permanen sebagai sumber medan
magnetnya. Motor ini memiliki kelebihan dari pada motor arus searah jenis lainnya seperti :
a. Rugi tembaga rangkaian medan tidak ada, karena tidak memiliki rangkaian medan penguat
eksternal.
b. Karena tidak ada kumparan medannya, maka ukuran motor ini lebih kecil dari pada motor
searah parallel.
Adapun kerugiannya :
a. Tidak dapat menghasilkan kerapatan fluks seperti pada penguat medan parallel, sehingga kopel
induksi per Ampere arus jangkar lebih rendah daripada motor arus searah parallel yang sama
ukurannya.
b. Selain itu akibatnya reaksi jangkar yang membuat demagnetisasi, dapat menyebabkan panas
berlebihan ketika terjadi kondisi bebanberlebih.
Karena pemilihan materi sangat mempengaruhi keandalan mesin jenis ini, kerapatan fluks (B sisa)
harus sebesar-besarnya agar dapat dihasikan kopel induksi yang leih tinggi, begitu juga dengan
koersivitas dari intensitas pemagnetan (Hc) yang tinggi, sehingga proses demagnetisasi hanya akan
dimungkinkan kalau dipasok arus yang sangat besar.
IV. REFERENSI
Wijaya, Mochtar. 2001. Dasar-Dasar Mesin Listrik. Jakarta : Djambatan
V. TUGAS RUMAH
1. Apa yang dimaksud dengan motor PMDC?
2. Jelaskan prinsip kerja dan jenis dari motor DC!
3. Jelaskan apa yang dimaksud dengan permanent magnet dan elektromagnet, serta
gambarkan rangkaian ekivalen dari PMDC !
4. Gambarkan dan jelaskan bagian-bagian PMDC!
5. Sebutkan tiga pengaplikasian pada motor DC !
6. Jelaskan cara mengubah arah putar pada motor PMDC !
7. Sebutkan dan Jelaskan fungsi alat yang kita gunakan pada percobaan kali ini (minimal 5) !
8. Sebutkan dan Jelaskan hukum-hukum yang berlaku pada motor PMDC !
9. Apa yang dimaksud dengan Armatur dan Field serta sebutkan letaknya pada motor PMDC !
10. Jelaskan perbedaan antara Motor DC dengan Generator DC !
EM – 3330 – 1A
PERHATIAN: Dalam percobaan ini menggunakan tegangan tinggi! Jangan mengubah rangkaian
apapun dalam keadaan daya aktif tanpa tujuan yang spesifik. Jika terjadi bahaya, segera tekan
tombol merah EMERGENCY OFF pada modul catu daya tiga fasa.
1. Tempatkan Permanent-Magnet DC pada Laboratorium Table dan kemudian instal modul yang
diperlukan pada Experimental Frame. Rangkai rangkaian sesuai dengan diagram rangkaian pada
gambar 1-6-1 dan diagram hubungan pada gambar 1-6-2. Mintalah asisten untuk memeriksa
rangkaian tersebut.
3. Secara berurutan Nyalakan 3-P Current Limit Protection Switch, Three-phase Power Supply, dan DC
Power Supply Module.
5. Pada DC Power Supply Module, secara perlahan putar kenop V.adj untuk meningkatkan Voltage E
motor. Amati dan lihat putaran dari motor PM.
6. Setelah melihat arah putar, perlahan-lahan putar knob V.adj untuk meningkatkan tegangan motor E
hingga nilai pengenal 31V, 62V, 93V, 124V Vdc.
7. Secara perlahan kembalikan kenop V.adj pada DC Power Supply Module pada min.position
8. Secara berurutan matikan DC Power Supply, Three-phase Power Supply, dan 3-P Current Limit
Protection Switch Module.
11. Nyalakan secara berurutan 3-P Current Limit Protection Switch, Three-phase Power Supply, dan DC
Power Supply Module.
13. Secara perlahan putar kenop V.adj Pada DC Power Supply Module untuk meningkatkan Voltage E
motor. Amati dan lihat putaran dari motor PM.
Catatan : Tegangan pada motor tidak boleh melebihi 180 Vdc
14. Secara perlahan kembalikan kenop V.adj pada DC Power Supply Module pada min.position.
15. Secara berurutan matikan DC Power Supply, Three-phase Power Supply, dan 3-P Current Limit
Protection Switch Module.
Tabel 3-1-1
Posisi FORWARD Posisi REVERSE
Tabel 3-1-2
V (Volt) 31 V 62 V 93 V 124 V
N (RPM)
2000
1800
1600
1400
1200
1000
800
600
400
200
0
0 20 40 60 80 100 120 140
Tegangan (V)
4. Apa yang terjadi apabila tegangan pada motor melebihi 180 Vdc dan kecepatan motor melebihi
2500 rpm? Jelaskan!
DC SERIES
TORQUE SPEED CHARACTERISTIC
I. TUJUAN
Setelah menyelesaikan percobaan, Praktikan diharapkan mampu menunjukkan karakteristik
kecepatan torsi dari motor DC seri.
1 Coupling EM-3390-2A
CATATAN: Meskipun Mesin Multifungsi dapat digunakan sebagai mesin seri, shunt, dan
mesin compound , ini lebih rendah daripada mesin individual yang memiliki karakteristik.
III. TEORI
Ta ≈ Ia2
Pada beban yang ringan, Ia dan ϕ bernilai kecil. Tetapi Ta akan naik dengan cepat
sebanding dengan kuadrat arus, sehingga kurva Ta / Ia memiliki kurva seperti parabola. Torsi
jangkar memiliki karakteristik yang sama dengan seperti pada gambar dibawah ini :
Ketika kecepatan tinggi, torsi menjadi kecil. Ini sangat berhubungan dengan karakteristik N/Ia
seperti dilihat pada gambar dibawah ini :
IV. REFERENSI
V. TUGAS RUMAH
1. Apa yang anda ketahui tentang motor DC?
PERINGATAN: Tegangan tinggi (high voltages) digunakan dalam percobaan di Laboratorium ini!
Dilarang membuat atau merubah beberapa rangkaian yang bertegangan kecuali telah ditentukan.
Jika terjadi sesuatu yang membahayakan, segera tekan tombol EMERGENCY OFF yang
berwarna merah pada MODUL POWER SUPPLY TIGA FASA.
1. Siapkan motor DC seri, unit rem bubuk magnetik, dan pengontrol pengereman pada meja
laboratorium. Hubungkan secara mekanis motor DC seri dengan unit rem bubuk magnetik
menggunakan sebuah kopling. Kunci basis mesin dengan aman menggunakan sekrup Delta. Pasang
pelindung kopling dan pelindung ujung poros. Sambungkan pengontrol rem ke unit rem bubuk
magnetik secara elektrik menggunakan kabel. Catatan: Motor seri tidak boleh berjalan tanpa beban
mekanik hal ini dikarenakan dapat menyebabkan kecepatan motor meningkat ke nilai yang sangat
tinggi yang dapat merusak motor.
2. Pasang modul yang diperlukan dalam percobaan. Buatlah rangkaian sesuai dengan diagram rangkaian
pada gambar 4-2-1 dan diagram koneksi pada diagram 4-1-2. Mintalah Asisten memeriksa rangkaian
yang telah Anda selesaikan. Catatan: Saklar termal motor seri dan unit rem bubuk magnetik harus
dihubungkan secara bersamaan.
3. Buatlah diri Anda terbiasa dengan pengoperasian pengontrol rem dengan merujuk kepada
pengoperasian manual EM-3320. Sebelum menggunakan pengontrol rem dan unit rem bubuk
magnetik, Anda harus terlebih dahulu mengkalibrasi tampilan torsi pengontrol rem hingga 0 kg-m
dengan menyesuaikan tombol ADJ nol yang terletak di panel belakang unit rem bubuk magnetik
dalam kondisi menyala.
4. Hidupkan modul catu daya DC, setel tombol V.adj ke posisi minimum.
5. Nyalakan secara berurutan Brake Controller, Magnetic Powder Brake Unit, 3 -P Current Limit
Protection Switch, Three-phase Power Supply dan DC Power Supply Module. Tekan tombol start DC
Power Supply Module.
6. Memanipulasi pengontrol rem untuk beroperasi dalam mode/loop tertutup/modus torsi konstan dan
mengatur torsi keluaran T ke 0,05 kg-m. Jika controller tidak beroperasi secara normal, reboot dengan
menekan tombol reset. Jika rotor dikunci dengan torsi rem yang berat, segera tekan mati tombol merah
darurat pada modul catu daya tiga fasa dan akhiri latihan ini.
7. Pada modul catu daya DC, perlahan-lahan putar knob V.adj untuk meningkatkan tegangan motor E
hingga nilai pengenal 220 Vdc. Catatan: Kecepetan motor (diperoleh dari pengontrol rem) tidak boleh
8. Catat kecepatan motor N (diperoleh dari pengontrol rem), arus motor I (diperoleh dari meter DCA
digital), dan tegangan motor E (diperoleh dari meter DCV digital) pada tabel 12-2-1.
9. Perlahan-lahan kembalikan kenop V.adj pada modul catu daya DC ke posisi minimum.
10. Memanipulasi pengontrol rem untuk melepaskan pengereman. Maksudnya, lepaskan pengereman
dengan menekan tombol ESC atau BACK pada pengontrol rem.
11. Ulangi langkah percobaan 6 sampai 10 untuk berbagai nilai torsi pada Tabel 4-2-1.
Catatan : Arus motor tidak boleh melebihi 130% dari nilai rating nya. 1.65 A x 1.3 = 2.145A.
12. Matikan secara berurutan DC Power Supply , Three-phase Power Supply, 3 -P Current Limit Protection
Switch, Magnetic Powder Brake Unit, dan Brake Controller.
13. Dengan mengunakan Tabel 4-2-1, plot kurva N vs T pada Grafik Fig. 11-2-3.
14. Dengan mengunakan Tabel 4-2-1, plot kurva I vs T pada Grafik Fig. 11-2-3.
E(V)
I(A)
N(rpm)
2500
2000
1500
N (rpm)
1000
500
T (Kg-m)
2.5
1.5
0.5
T (Kg-m)
1. Dari datapengamatan yang telah didapat buatlah grafik N vs T padafig. 4-2-3 dan
jelaskan hubungan antara kecepatan terhadap torsi pada motor DCtersebut.
2. Dari datapengamatan yang telah didapat buatlah grafik I vs T pada fig. 4-2-4 dan
jelaskan hubungan antara arus terhadap torsi pada motor DCtersebut.
3. Mengapa pada motor DC seri kecepatan motornya sangat tinggi ketika tidak dihubungkan
pada beban? Jelaskan!
4. Apakah pada motor DC seri harus dihubungkan dengan torsi? Jelaskan!
5. Dari kurva karakteristik dan analisa yang didapat sebutkan kekurangan dan kelebihan motor
DC seri! Dan jelaskan penggunaan yang cocok untuk motor DC Seri!
SHUNT DC
SPEED CONTROL
I. TUJUAN
1 Multimeter LM-CD800A-4
1 Coupling EM-3390-2A
CATATAN : Meskipun Mesin Multifungsi dapat digunakan sebagai mesin seri, shunt,
dan mesin compound , ini lebih rendah daripada mesin individual yang memiliki
karakteristik
III. TEORI
Motor dc masih banyak digunakan di lingkungan industri terutama sebagai penggerak
utama mesin-mesin produksi. Jika beban yang diterapkan pada motor dc bertambah maka
kecepatannya akan turun, sehingga motor tersebut harus diatur agar kecepatannya konstan.
Pengaturan motor dc dapat dilakukan melalui tiga cara yaitu pengaturan arus medan,
pengaturan tahanan jangkar dan pengaturantegangan masukan.
Motor dc shunt kontrol putaran motor diperoleh dengan memperlemah shunt-arus medan
dari motor dc untuk meningkatkan kecepatan dan mengurangi torsi output untuk angker yang
diberikan saat ini. Karena rating dari motor dc ditentukan oleh pemanasan, arus armature
maksimum yang diijinkan adalah sekitar konstan selama rentang kecepatan. Ini berarti bahwa
pada saat ini dinilai, torsi keluaran motor dc ini berbanding terbalik dengan kecepatan, dan
motor dc memiliki konstan tenaga kuda kemampuan selama rentang kecepatan. Pada motor
shunt, gulungan medan (medan shunt) disambungkan secara paralel dengan gulungan dinamo
(A).
Diagram rangkaian motor DC shunt ditunjukkan di bawah, dan aliran arus dan tegangan
yang dipasok ke motor dari supply dapat diberikan oleh Itotal & E.
Dalam kasus motor DC shunt wound, arus supply akan dibagi menjadi dua cara seperti
Ia, &Ish, di mana 'Ia' akan memasok seluruh belitan angker dinamo resistansi 'Ra'.Dengan
cara yang sama, 'Ish' akan memasok melalui bidang resistansi 'Rsh' yang berliku.
Oleh karena itu, kita dapat menulisnya sebagai Itotal = Ia + Ish
Ish = E/Rsh
Tetapi kita tahu bahwa arus angker dinamo sebanding dengan fluks medan (Ish 𝖺 Φ).
dengan demikian Φtetap lebih tidak stabil, karena alas an ini, motor DC shunt wound dapat
disebut sebagaimotor fluks konstan
IV. REFERENSI
V. TUGAS RUMAH
1. Sebutkan dan jelaskan jenis-jenis motor DC?
2. Gambarkan rangkaian Ekuivalen dari motor DC SHUNT?
3. Suatu mesin arus searah shunt 220 volt mempunyai resistans jangkar sebesar 0,5 ohm. Jika pada
waktu beban penuh arus jangkar sebesar 20 Ampere hitung EMF (GGL) jangkar jika mesin
bekeria sebagai :
a. Generator.
b. Motor.
4. Bagaimanakah cara mengontrol kecepatan pada motor DC SHUNT?
5. Jelaskan karakteristik pada motor dc shunt !
6. Sebutkan keuntungan dan kerugian dari motor dc shunt !
7. Apa pengaruh kecepatan terhadap torsi dari motor dc shunt ?
8. Motor dc shunt termasuk dalam jenis motor electromagnet atau permanen magnet ?
9. Apakah motor dc shunt menggunakan brush ?
10. Sebutkan pengaplikasian motor SHUNT DC dalam kehidupan sehari-hari !
1. Tempatkan DC Shunt wound machine, Magnetic Powder Brake Unit, dan Brake Controller pada
Laboratory Table. Kopel secara mekanik DC Shunt Wound Machine dengan Magnetic Powder Brake
Unit menggunakan coupling. Kunci basis mesin dengan aman menggunakansekrup delta. Pasang
coupling guard dan Shaft End Guard. Sambungkan Brake Controller secara elektrik ke Magnetic
Powder Brak Unit menggunakan kabel yang disediakan.
3. Pada DC power Supply Module, atur knob V.adj ke posisi minimal. Pada DC Motor Field , atur posisi
knob 0Ω
4. Hidupkan secara berurutan Brake Controller,Magnetic Powder Brake Unit,3-P Current Limit Protection
Switch,Three-phase Power Supply dan DC Power Supply Modules.
5. Tekan tombol START pada DC Power Supply Module.
6. Putar perlahan knob V.adj pada DC Power Supply Module untuk meningkatkan tegangan padamotor
hingga mencapai 220 Vdc
7. Buatlah pengaturan Brake Controller untuk dioperasikan ke Mode/Closed Loop/Constant Torque mode
dan atur torsi output ke 0.1 Kg-m. Jika pengontrol tidak bisa dioperasikan secara normal,hidupkan ulang
dengan dengan menekan tombol RESET. Jika rotor terkunci oleh pengereman torsi yang besar,lepaskan
pengereman dengan menekan ESC atau tombol BACK.
8. Catat arus motor I (diperoleh dari meter DCA meter digital), Arus Medan If (diperoleh darimeter
DCA meter digital),Tegangan motor E (diperoleh dari meter DCV meter digital), kecepatan
motor N (diperoleh dari Brake Controller) pada tabel 5-3-1.
Catatan: arus motor tidak boleh melebihi 130% dari nilainya, 1.65A x 1.3 = 2.145A
I (A)
If (A)
N (rpm)
Fig. 5-3-3 N vs R
Fig. 5-3-4 If vs R
GENERATOR DC
DC SHUNT GENERATOR LOAD CHARACTERISTIC
I. TUJUAN
1 Coupling EM-3390-2A
CATATAN: Meskipun Multifunction Machine dapat digunakan sebagai series, shunt, dan
compound wound machine, tetapi mutunya lebih rendah dari individual machine dalam
karakteristik.
III. TEORI
Generator arus searah mempunyai komponen dasar yang umumnya hampir sama dengan
komponen mesin – mesin listrik lainnya. Secara garis besar generator arus searahadalah alat
konversi energi mekanis berupa putaran menjadi energi listrik arus searah. Energi mekanik di
pergunakan untuk memutar kumparan kawat penghantar di dalam medan magnet.
Berdasarkanhukum Faraday, maka pada kawat penghantar akan timbul ggl induksi yang besarnya
sebanding dengan laju perubahan fluksi yang dilingkupi oleh kawat penghantar. Bila
kumparan kawat tersebut merupakan rangkaian tertutup, maka akan timbul arus induksi. Yang
membedakannyadengan generator lain yaitu terletak pada komponen penyearah yang terdapat
didalamnya yangdisebut dengan komutator dan sikat.
Berdasarkan Hukum Imbas dari FARADAY yakni apabila lilitan penghantar atau
konduktor diputar memotong garis-garis gaya medan magnit yang diam, atau lilitan penghantar
diam dipotong oleh garis-garis gaya medan magnet yang beqputar; maka pada penghantar
tersebut timbul EMF (Elektro Motoris Force) atau GGL (Gaya Gerak Listrik) atau Tegangan
Induksi.
EMF yang dibangkitkan pada penghantar jangkar adalah tegangan bolak-balik, tegangan
bolak- balik tersebut kemudian disearahkan oleh komutator. Tegangan searah tersebut oleh sikat
dikumpulkan kemudian diberikan ke terminal generator untuk di transfer ke beban. Arus yang
mengalir pada penghantar jangkar kanena beban tersebut akan membangkitkan medan yang
melawan, atau mengurangi medan utama yang dihasilkan oleh kutub sehingga tegangan terminal
turun, hal ini yang disebut reaksi Jangkar.
Persamaan yang menyatakan hubungan besaran tegangan, arus, daya dan resistans
sebagaiberikut:
Eg = Vt + Ia . Ra + ∆ v si (1-1)
Vf = If (Rf + R) (1-2)
𝑃 𝑜𝑢𝑡𝑝𝑢𝑡
𝐼𝑎 = 𝐼 = (1-3)
𝑉𝑡
Dengan,
IV. REFERENSI
Ir. Hamzah Berahim, 1996, Pengantar Teknik Tenaga Listrik
Moh. Dahlan, ST. MT., 2018, Buku Ajar Mesin-Mesin Listrik
V. TUGAS RUMAH
1. Sebutkan jenis-jenis klasifikasi generator arus searah berdasarkan eksitasi yang diberikan !
2. Gambarkan rangkaian ekivalen generator arus searah penguat terpisah, generator arus searah
paralel, generator arus searah seri !
3. Dapatkah motor DC digunakan sebagai generator DC, jelaskan !
4. Jelaskan macam-macam belitan jangkar pada mesin DC !
5. Jelaskan perbedaan antara generator DC dengan generator Sinkron!
6. Jelaskan beban yang digunakan pada Generator DC !
7. Jelaskan perbedaan antara Generator arus searah seri dan Generator arus searah parallel !
8. Apa yang dimaksud dengan Jatuh Tegangan ?
9. Apa penyebab terjadinya Jatuh Tegangan ?
10. Jelaskan bagaimana cara mengatasi Jatuh Tegangan !
Jangan mengubah rangkaian apapun dalam keadaan daya aktif tanpa tujuan yang spesifik. Jika
terjadi bahaya, segera tekan tombol merah EMERGENCY OFF pada modul catu daya tiga fasa.
7. Pada DC Generator Field Regulator, putar knob Ω dan atur arus field 𝐼𝑓 ke 0,1 A. Pada DC
Generator Load Resistor, putar knob Ω dan atur arus armature 𝐼𝑎 ke 0,3A. Catat arus armature
, arus field 𝐼𝑓, dan tegangan output generator 𝐸𝑜 pada table 8-2-1. Hitung arus output
generator
𝐼𝑓(A) 0,1 0,1 0,1 0,1 0,1 0,1 0,1 0,1 0,1 0,1
𝐼𝑎(A)
𝐸𝑜(V)
𝐼𝑜(A)
GENERATOR DC
DC SEPARATELY-EXCITED GENERATOR
LOAD CHARACTERISTIC
I. TUJUAN
1 Coupling EM-3390-2A
CATATAN: Meskipun Multifunction Machine dapat digunakan sebagai series, shunt, dan
compound wound machine, tetapi mutunya lebih rendah dari individual machine dalam
karakteristik.
III. TEORI
Generator DC merupakan suatu sistem listrik dinamis yang mengubah energi mekanik
menjadi energi listrik. Berdasarkan cara memberikan fluks pada kumparan medannya, generator
DC dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu generator penguat terpisah dan generator penguat
sendiri. Generator DC tipe eksitasi terpisah Mempunyai sumber arus ataupun tegangan DC
pemagnetan yang tidak terpengaruh oleh keluaran generator itu sendiri.
Tegangan DC yang dipasangkan pada kumparan medan berupa tahanan Rf akan
menghasilkan arus If dan menimbulkan fluks pada kedua kutub. Tegangan induksi akan
dibangkitkan pada generator. Sedangkan generator berpenguatan sendiri memperoleh arus
pemagnetan dari dalam generator itu sendiri. Oleh karena itu, arus kemagnetannya tepengaruh
oleh nilai-nilai tegangan dan arus yang terdapat pada generator.
Karakteristik generator DC saat diberi beban maka output pada generator akan
mengalami drop tegangan. Prinsip ini menjadi dasar untuk mengendalikan tegangan medan
sehingga dapat mengatur tegangan luaran.
Efisiensi Generator DC
Efisiensi suatu generator merupakan perbandingan antara keluaran generator terhadap
masukannya. Makin tinggi efisiensi dari sebuah generator, maka generator tersebut dikatakan
makin bagus karena perbandingan daya masukan hampir sama dengan daya keluarannya. Daya
keluaran dari suatu generator merupakan daya beban yang mampu dikopel generator pada
terminalnya. Sedangkan daya masukan generator merupakan daya awal proses terjadinya energi
pada generator. Daya awal pada generator ini adalah daya mekanik yang digunakan untuk
memutar rotor generator :
𝑃𝑖𝑛 = 𝐸𝑎 × 𝐼𝑎
𝑃𝑜𝑢𝑡 = 𝑉𝑡 × 𝐼𝐿
𝑃𝑖𝑛
= × 100%
𝑃𝑜𝑢𝑡
Dengan, P = Daya
Ea = Tegangan Induksi Kumparan Jangkar (Volt)
Ia = Arus Jangkar (Ampere)
Vt = Tegangan Terminal perfasa (Volt)
IL = Arus Beban (Ampere)
IV. REFERENSI
Ir. Hamzah Berahim, 1996, Pengantar Teknik Tenaga Listrik
V. TUGAS RUMAH
1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan Eksitasi dan Sistem Eksitasi!
2. Menurut anda Apakah Sistem Eksitasi ada pada Generator DC? Jelaskan!
7. Apa yang dimaksud dengan Prime mover, serta jelaskan kegunaannya pada Generator DC !
10. Jelaskan masing-masing keuntungan dari penggunaan Eksitasi terpisah dan Eksitasi sendiri
pada Generator arus searah!
7. Pada 3ϕ AC/DC Power Supply, putar knob pengatur tegangan pada 3ϕ AC/DC Power Supply dan
atur arus field 𝐼𝑓 ke 0,1 A. Pada DC Generator Load Resistor, putar knob Ω dan atur arus
armature 𝐼𝑎 ke 0A. Catat arus armature, arus field 𝐼𝑓, dan tegangan output generator 𝐸𝑜 pada
table 9-2-1. Hitung arus output generator
10. Dengan menggunakan hasil dari table 9-2-1, buatlah kurva Eo vs Ia pada grafik Fig. 9-2-3
11. Dengan menggunakan hasil dari table 9-2-1, buatlah kurva Po vs Ia pada grafik Fig. 9-2-4
𝐼𝑓(A) 0,1 0,1 0,1 0,1 0,1 0,1 0,1 0,1 0,1 0,1
𝐸𝑜(V)
P𝑜(W)