Anda di halaman 1dari 14

PRAKTIKUM MESIN-MESIN DAN

PENGAMAN

Generator DC

DISUSUN OLEH :

Nama : Andi Resmi Amalia Rahmat


NIM : 421 17 028
Kelas : 3B / D4 Teknik Listrik
Semester :5

PROGRAM STUDI TEKNIK LISTRIK


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
2019
PRAKTIKUM IV

GENERATOR DC

4.1 Tujuan Percobaan

a. Mengamati gejala timbulnya tegangan pada generator DC penguat luar


tanpa beban.
b. Menentukan karakteristik generator DC penguat luar berbeban.
c. Menentukan karakteristik generator DC penguat sendiri berbeban.

4.2 Teori Dasar

Generator DC merupakan sebuah perangkat mesin listrik dinamis yang


mengubah energi mekanis menjadi energi listrik. Generator DC menghasilkan
arus DC / arus searah. Generator DC dibedakan menjadi beberapa jenis
berdasarkan dari rangkaian belitan magnet atau penguat eksitasinya terhadap
jangkar (anker),

1. Konstruksi Generator DC
Pada umumnya generator DC dibuat dengan menggunakan magnet permanent
dengan 4-kutub rotor, regulator tegangan digital, proteksi terhadap beban lebih,
starter eksitasi, penyearah, bearing dan rumah generator atau casis, serta bagian
rotor. Gambar 1 menunjukkan gambar potongan melintang konstruksi generator
DC.
Gambar 4.1 konstruksi generator dc

Generator DC terdiri dua bagian, yaitu stator, yaitu bagian mesin DC yang
diam, dan bagian rotor, yaitu bagian mesin DC yang berputar. Bagian stator terdiri
dari: rangka motor, belitan stator, sikat arang, bearing dan terminal box.
Sedangkan bagian rotor terdiri dari: komutator, belitan rotor, kipas rotor dan poros
rotor.
Bagian yang harus menjadi perhatian untuk perawatan secara rutin adalah
sikat arang yang akan memendek dan harus diganti secara periodic / berkala.
Komutator harus dibersihkan dari kotoran sisa sikat arang yang menempel dan
serbuk arang yang mengisi celah-celah komutator, gunakan amplas halus untuk
membersihkan noda bekas sikat arang.
2. Prinsip kerja generator DC

Pembangkitan tegangan induksi oleh sebuah generator diperoleh melalui dua cara:

a. dengan menggunakan cincin-seret, menghasilkan tegangan induksi bolak-


balik.
b. dengan menggunakan komutator, menghasilkan tegangan DC.
Proses pembangkitan tegangan tegangan induksi tersebut dapat dilihat pada
Gambar berikut:

Gambar 4.2 pembangkitan tegangan induksi


Jika rotor diputar dalam pengaruh medan magnet, maka akan terjadi
perpotongan medan magnet oleh lilitan kawat pada rotor. Hal ini akan
menimbulkan tegangan induksi. Tegangan induksi terbesar terjadi saat rotor
menempati posisi seperti Gambar 2 (a) dan (c). Pada posisi ini terjadi perpotongan
medan magnet secara maksimum oleh penghantar. Sedangkan posisi jangkar pada
Gambar 2.(b), akan menghasilkan tegangan induksi nol. Hal ini karena tidak
adanya perpotongan medan magnet dengan penghantar pada jangkar atau rotor.
Daerah medan ini disebut daerah netral.

Gambar 4.3 Tegangan Rotor yang dihasilkan melalui cincin-seret dan


komutator.
Jika ujung belitan rotor dihubungkan dengan slip-ring berupa dua cincin
(disebut juga dengan cincin seret), seperti ditunjukkan Gambar 4.3.(1), maka
dihasilkan listrik AC (arus bolak-balik) berbentuk sinusoidal. Bila ujung belitan
rotor dihubungkan dengan komutator satu cincin Gambar 4.3.(2) dengan dua
belahan, maka dihasilkan listrik DC dengan dua gelombang positip.
a. Rotor dari generator DC akan menghasilkan tegangan induksi bolak-balik.
Sebuah komutator berfungsi sebagai penyearah tegangan AC.
b. Besarnya tegangan yang dihasilkan oleh sebuah generator DC, sebanding
dengan banyaknya putaran dan besarnya arus eksitasi (arus penguat medan).

3. Jenis-Jenis Generator DC
a. Generator Penguat Terpisah
Pada generator penguat terpisah, belitan eksitasi (penguat eksitasi) tidak
terhubung menjadi satu dengan rotor. Terdapat dua jenis generator penguat
terpisah, yaitu:
- Penguat elektromagnetik (Gambar 4.4 (a))
- Magnet permanent / magnet tetap (Gambar 4.4 (b))
Gambar 4.4  Generator Penguat Terpisah.
Energi listrik yang dihasilkan oleh penguat elektromagnet dapat diatur
melalui pengaturan tegangan eksitasi. Pengaturan dapat dilakukan secara
elektronik atau magnetik. Generator ini bekerja dengan catu daya DC dari
luar yang dimasukkan melalui belitan F1-F2.

Penguat dengan magnet permanen menghasilkan tegangan output generator


yang konstan dari terminal rotor A1-A2. Karakteristik tegangan V relatif
konstan dan tegangan akan menurun sedikit ketika arus beban I dinaikkan
mendekati harga nominalnya.
b. Generator shunt
Pada generator shunt, penguat eksitasi E1-E2 terhubung paralel dengan
rotor (A1-A2). Tegangan awal generator diperoleh dari magnet sisa yang
terdapat pada medan magnet stator. Rotor berputar dalam medan magnet
yang lemah, dihasilkan tegangan yang akan memperkuat medan magnet
stator, sampai dicapai tegangan nominalnya. Pengaturan arus eksitasi yang
melewati belitan shunt E1-E2 diatur oleh tahanan geser. Makin besar arus
eksitasi shunt, makin besar medan penguat shunt yang dihasilkan, dan
tegangan terminal meningkat sampai mencapai tegangan nominalnya.
Diagram rangkaian generator shunt dapat dilihat pada Gambar berikut :
Gambar 4.5 Diagram Rangkaian Generator Shunt
Jika generator shunt tidak mendapatkan arus eksitasi, maka sisa megnetisasi
tidak akan ada, atau jika belitan eksitasi salah sambung atau jika arah
putaran terbalik, atau rotor terhubung-singkat, maka tidak akan ada
tegangan atau energi listrik yang dihasilkan oleh generator tersebut.
c. Generator kompon
Generator kompon mempunyai dua penguat eksitasi pada inti kutub utama
yang sama. Satu penguat eksitasi merupakan penguat shunt, dan lainnya
merupakan penguat seri. Diagram rangkaian generator kompon ditunjukkan
pada Gambar berikut. Pengatur medan magnet (D1-D2) terletak di depan
belitan shunt.

Gambar 4.6 Diagram Rangkaian Generator Kompon

4.3 Alat dan Bahan


- AC dan DC supply 1 buah
- Shunt wount machine 0.3 kW 1 buah
- Power circuit breaker module 1 buah
- Resistive load 1 buah
- Digital multimeter 2 buah
- Kabel konektor secukupnya
4.4 Rangkaian percobaan

Gambar 4.7 percobaan generator DC penguat luar (tanpa beban) kontrol tegangan
Gambar 4.8 percobaan generator DC penguat luar berbeban

Gambar 4.9 percobaan generator DC penguat sendiri berbeban


4.5 Aspek K3
K3 adalah upaya perlindungan yang ditujukan untuk melindungi dan
mencegah terjadinya kecelakaan dalam bekerja yang dapat merugikan manusia,
lingkungan sekitar maupun peralatan yang digunakan.

a. Faktor penyebab terjadinya kecelakaan dalam bekerja


1. Tindakan tidak aman dari manusia itu sendiri (nsafe act)
Adalah kecelakaan yang disebabkan murni karena tindakan manusia atau
praktikan itu sendiri. Contoh dari tindakan tidak aman dari manusia atau
praktikan yaitu: sengaja melanggar peraturan keselamatan yang
diwajibkan,bergurau dalam bekerja dan sebagainya.
2. Keadaan tidak aman dari lingkungan kerja (unsafe condition)
Contoh dari unsafe condition yaitu: mesin-mesiin yang rusak,tidak diberi
pengamanan, konstruksi kurang aman,bising, dan alat yang kurang baik dan
rusak.
b. Potensi bahaya dan langkah pencegahannya
1. Bahaya sentuhan langsung
Meliputi arus bocor yang mungkin terjadi pada peralatan yang isolasinya
mulai rusak, kelalaian praktikan dalam merangkai rangkaian percobaan.
2. Bahaya tertimpa benda kerja
Bahaya tertimpa benda kerja adalah kemungkinan-kemungkinan terjadinya
kecelakaan akibat terjatuhnya benda kerja dan menimpa anggota tubuh dari
praktikan.
c. Upaya pencegahan
1. Mengikuti prosedur praktikum dengan baik,
2. Tidak melakukan gerakan tambahan di dalam melakukan praktikum,
3. Tidak bercanda atau bergurau saat sedang melakukan praktikum,
4. Menggunakan alat pelindung diri (sepatu safety),
5. Menggunakan pakaian atau jas laboratorium,
6. Menjaga jarak aman dari bagian bergerak mesin-mesin listrik.
4.6 Prosedur Percobaan

a. Percobaan generator DC penguat luar tanpa beban


1. Mempersiapkan alat dan bahan
2. Membuat rangkaian sesuai pada gambar 2. Dalam keadaan generator siap
dioperasikan
3. Operasikan drive motor pada kecepatan 2000 rpm
4. Aturlah regulator medan shunt pada arus eksitasi sesuai tabel 2.1 yang
diawali pada arus eksitasi I err = 0 mA
5. Ukurlah tegangan generator U0 dengan pengaturan kecepatan motor step by
step sesuai dengan tabel 2.1
b. Percobaan generator DC penguat luar berbeban
1. Mempersiapkan alat dan bahan
2. Membuat rangkaian sesuai pada gambar 2. Dalam keadaan generator siap
dioperasikan
3. Operasikan drive motor pada kecepatan 2000 rpm dengan generator
dioperasikan tanpa beban (beban rheostat diset minimum)
4. Aturlah regulator medan shunt pada arus eksitasi sesuai tabel 2.2 dan tabel
2.3/ sebesaar 100% dan 50%
5. Ukurlah tegangan generator U0 dan daya keluaran generator Pout dengan
pengaturan arus eksitasi sesuai dengan tabel 2.2 dan 2.3
c. Percobaan generator DC penguat sendiri berbeban
1. Mempersiapkan alat dan bahan
2. Membuat rangkaian sesuai pada gambar 2. Dalam keadaan generator siap
dioperasikan
3. Operasikan drive motor pada kecepatan 2000
4. Aturlah regulator medan shunt pada arus eksitasi nominal pada pengaturan
regulator medan shunt
5. Ukurlah tegangan generator U0, arus jamgkar Ia dan daya keluaran generator
Pout dengan pengaturan arus eksitasi sesuai dengan tabel 2.2 dan 2.3
4.7 Hasil Percobaan
Tabel 4.1 percobaan generator DC penguat luar tanpa beban
No. Ierr = 0,03 Ierr = 0,08 Ierr = 0,013 Ierr = 0,18
n/(1/min) mA mA mA Ma
Ug/v Ug/v Ug/v Ug/v
1 2000 5,68 90,5 151,4 184,5
2 1800 5,12 81,9 136,7 167,5
3 1600 4,56 73 121,7 149,1
4 1400 4 64,2 106,7 130,9
5 1200 3,45 55,3 91,7 113,1

Tabel 4.2 percobaan generator DC penguat luar berbeban (100%)


Ig/A 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6 0,7 0,8 0,9 1
Ug/V 181,9 171,7 166,2 160,3 154,2 147,5 141,9 135,7 130,3
Pg/W 38,5 50,8 65,1 79,7 92,8 105,1 113,6 121,8 129,3

Tabel 4.3 percobaan generator DC penguat luar berbeban (50%)


Ig/A 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6 0,7 0,8 0,9 1
Ug/V 93 81,4 81,9 75 69,3 63,4 36,6 49,2 40,5
Pg/W 18,3 26,4 81,9 38,5 42,1 44,1 45,1 43,7 40,4

Tabel 4.4 percobaan generator DC penguat sendiri berbeban


N Ug(V) Ig(A) Pg(W)
O
1 148,7 0,19 28,4
2 141,8 0,23 33,3
3 135,2 0,28 37,4
4 125,7 0,33 42
5 111,8 0,38 41,8
6 108,1 0,41 44,2
7 95,2 0,44 40,5
500
450
400
350
300 0,18 mA
250 0,13 mA
200 0,08 mA
150 0,03 mA
100
50
0
2000 1800 1600 1400 1200

Gambar 4.10 grafik hasil percobaan penguat luar tanpa beban

300

250

200

150 50%
100%
100

50

0
0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9 1

Gambar 4.11 grafik hasil percobaan penguat luar berbeban

4.8 Analisis

a. Percobaan 1 generator DC penguatan terpisah tanpa beban

Berdasarkan hasil percobaan generator DC penguatan terpisah tanpa beban


dapat dilihat bahwa perubahan nilai eksitasi pada saat kecepatan putar
generator konstan mempengaruhi tegangan yang dihasilkan. Semakin besar
arus eksitasinya dengan kondisi putaran generator konstan maka semakin besar
pula tegangan yang dihasilkan. Hal ini disebabkan karena semakin besar arus
yang mengalir pada belitan medan atau eksitasi semakin besar pula fluks
magnetic yang dibangkitkan.
b. Percobaan 2 generator DC penguatan terpisah berbeban (Ie = 100%)
Berdasarkan hasil percobaan generator dc penguatan terpisah berbeban
dengan Arus eksitasi 100% dapat dilihat penambahan beban pada generator
berpengaruh terhadap yang dibangkitkan. Pada percobaan ini beban yang
digunakan adalah beban dengan resistansi tetap. Sedangkan suatu beban
membutukan arus untuk bekerja. Berbeda dengan keadaan tanpa beban yang
mana tidak terdapat arus yang mengalir pada terminal output generator.
Semakin besar arus berarti semakin besar pula bebannya. Pada percobaan ini
juga dapat kita lihat bahwa semakin besar beban yang terhubung dengan
generator maka semakin tinggi pula daya yang dibangkitkan untuk menyuplai
beban tersebut.
c. Percobaan 3 generator DC penguatan terpisah berbeban (Ie = 50%)

Pada percobaan ini sama seperti percobaan sebelumnya yang menjadi


pembeda antara percobaan 2 dan 3 adalah nilai eksitasi yang digunakan .
Adapun variasi beban yang digunakan sama. Adapun arus eksitasi pada
generator mempengaruhi besar kecinya fluks yang dibangkitkan pada belitan
medan hal ini berbanding lurus dengan besar daya yang dibangkitkan. Jadi jika
sebuah generator dc penguatan luar dengan penguatan terpisah dioperasikan
dengan arus eksitasi separuh dari nominalnya maka besaran-besaran listrik
yang dihasilkan pula akan lebih kecil dibandingkan ketika arus eksitasi 100 %.

d. Percobaan 4 generator DC penguat sendiri berbeban

Berbeda dengan generator penguat terpisah, besar kecilnya arus eksitasi


pada generator penguat sendiri bergantung pada besar kecilnya beban (arus).
Semakin besar arus yang dibangkitkan semakin besar pula arus eksitasi yang
terjadi pada penguatnya. Hal ini sesuai dengan hokum kirchoff tentang
percabangan rangkaian yang mana rangkaian belitan rotor terhubung parallel
dengan belitan penguat dan terminal generator.
4.9 Kesimpulan

Setelah melaksanakan praktikum karakteristik generator DC dapat di simpulkan :


Besar tegangan yang dibangkitkan pada generator DC bergantung pada nilai arus
eksitasi di mana arus eksitasi berbanding lurus dengan fluks yang dibangkitkan
dan putaran jangkar motor. Beban pada generator berpengaruh pada daya yang
dibangkitkan pada generator, semakin besar beban yang terhubung pada generator
maka arus pembangkitan yang di butuhkan juga semakin besar akibatnya nilai
atau besar daya yang dibangkitkan oleh generator untuk menyuplai beban menjadi
besar pula.

Anda mungkin juga menyukai