PARALEL GENERATOR DC
Disusun oleh :
2021
I. Tujuan percobaan :
1. Membuat watak luar dari dua buah Generator DC pemacu terpisah sebagai
syarat paralel Generator DC.
2. Mengoperasikan kerja Paralel dua buah generator DC pemacu terpisah pada
keadaan tanpa beban.
3. Mengoperasikan kerja Paralel dua buah generator DC pemacu terpisah pada
keadaan berbeban.
III. Teori :
Kerja paralel Generator DC shunt harus memenuhi persyaratan-persyaratan
sebagai berikut:
1. Tegangan terminal Generator harus sama.
2. Polaritas terminal generator harus sama.
3. Watak luar Generator sama / hampir sama.
Generator DC shunt pemacu terpisah bekerja berdasarkan interaksi medan
magnet yang ditimbulkan oleh arus eksitasi atau arus pemacu dengan putaran
kawat konduktor. Tegangan terminal yang dihasilkan berbanding lurus terhadap
konstanta mesin, putaran dan fluks magnet yang dihasilkan adalah :
𝐸 = 𝑐𝑁Φ
Dimana : E = Tegangan terminal
C = Konstanta mesin
n = putaran
Φ= fluks magnet
Watak luar Generator DC shunt, yakni tegangan terminal
Sebagaimana terlihat dari kurve karakteristik diatas, pada saat arus beban
bertambah besar, maka tegangan terminal akan turun mendekati linier, dimana
turun tegangan tersebut disebabkan rugi-rugi tembaga (Cu) pada kumparan
jangkar dan adanya reaksi jangkar.
Regulasi pada Generator DC didefinisikan sebagai :
Setelah dipastikan sumber dapat keluar dan motor dan berputar. Pasang alat
ukur baik voltmeter, amperemeter dan tachometer. Voltmeter digunakan untuk
mengetahui tegangan eksitasi dan tegangan output generator, amperemeter
digunakan untuk mengetahui arus pada output generator dan arus eksitasi
generator.
Untuk mendapatkan data watak luar generator shunt yang harus dilakukan
adalah mengatur putaran motor pada 2700 rpm, kemudian atur arus eksitasinya
agar tegangan output generator mencapai 50 V kemudian hubungkan Kontaktor
1 dan atur beban pada tahanan paling besar yaitu 100%, berarti jika 100% adalah
1200 ohm. Selanjutnya hubungkan kontaktor 3, berarti beban ditopang oleh
generator 1. Catat nilai voltase dan arus yang tertera pada alat ukur. Kemudian
kontaktor dioper ke Kontaktor 2, caranya matikan kontaktor 1 dan nyalakan
kontaktor 2, sehingga beban ditopang oleh generator 2. Kemudian catat data
yang didapat. Kemudian turunkan nilai tahanannya menjadi 75% berarti nilai
tahanannya 900 ohm, catat nilai voltase dan arus yang tertera pada alat ukur.
Jika sudah, pindahkan lagi ke kontaktor 1, kemudian catat data yang diperoleh.
Ulangi langkah demikian hingga nilai tahanannya mencapai 50% pada masing
masing generator.
Untuk data terakhir yaitu parallel generator DC saat berbeban, beban 50%
ditopang oleh generator 2 sehingga akan ada arus pada generator 2 dan
tegangannya akan turun yang sebelumnya diatur pada 50 V menjadi 45,5 V.
kemudian voltase output generator 2 dinaikkan agar mencapai 50V lagi, caranya
dengan menambah arus eksitasinya.
VII. Kesimpulan