Disusun oleh:
Nama : Aurora Azalea Rania
NIM : 031900010
Prodi : Elektro Mekanika 2019
Tanggal praktikum : Selasa, 16 November 2021
ELEKTRO MEKANIKA
TEKNOFISIKA NUKLIR
POLITEKNIK TEKNOLOGI NUKLIR
BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL
YOGYAKARTA
2021
I. Tujuan Praktikum
a. Melakukan kalibrasi batang kendali reaktor KARTINI, yaitu menentukan
reaktivitas batang kendali dengan jalan membuat grafik reaktivitas suatu batang
kendali terhadap kedudukannya () dan membuat grafik
b. Menghitung reaktivitas total ketiga elemen batang kendali di dalam reaktor.
c. Menghitung reaktivitas lebih teras reaktor.
II. Dasar Teori
Di dalam teras reaktor KARTINI, terdapat tiga buah batang kendali, yaitu
sebuah batang kompensasi (ditempatkan di ring C 9), sebuah batang pengatur
(ditempatkan di ring E1), dan sebuah batang pengaman (ditempatkan di ring C 5 ).
Batang kendali tersebut pada dasarnya berisi bahan-bahan yang sangat kuat menyerap
neutron, dalam hal ini dipakai atom-atom boron (σ α =3837 barn). Reaksi
penyerapan antara boron dan neutron dapat ditulis sebagai berikut :
dengan ketentuan
T adalah periode reaktor
P(t) adalah daya reaktor sesuadah detik
P(0) adalah daya reaktor pada saat awal
Di dalam praktikum, ditentukan P(t) / P(0) sebesar 1,5 atau 2 kemudian
diukur waktu yang diperlukan untuk peningakatan daya tersebut. Berdasarkan pada
praktek pengukuran ini, periode reaktor dapat dihitung berdasarkan pada persamaan
dengan ketentuan
t adalah waktu yang diperlukan untuk menaikkan daya reaktor 1,5 atau 2 kali.
Besaran l menyatakan umur generasi neutron yang didefinsikan sebagai umur
neutron sejak dari proses pembelahan sampai penyerapan oleh nuklida di dalam
material bahan bakar atau keluar dari reaktor. Harga untuk reaktor KARTINI menurut
dokumentasi General Atomik sebesar:
−5
l=3,899 ×10 s
Beff adalah fraksi neutron kasip dari U 235 . Besarnya Beff untuk reaktor
KARTINI yang dikategorikan sebagai reaktor termal adalah:
−3
Beff =6,999× 10
Beff adalah gabungan 6 kelompok neutron kasip yang terjadi di reaktor nuklir.
Masing-masing kelompok neutron kasp dan umur paronya dinyatakan dengan besaran
β i dan λ idengan ketentuan β iadalah isotope penghasil neutron kasip kelompok i
sedangkan λ iadalah tetapan peluruhan isotope penghasil neutron kasip kelompok .
Pada Tabel 1. dapat dilihat nilai umur paro dan tetapan peluruhan kelompok nuklida
penghasil neutron kasip dari U 235 .
Tabel 1. Data Kelompok Nuklida Penghasil Neutron Kasip dari Hasil Pembelahan U-235
Apabila reaktor kritis pada daya Po , kemudian salah satu batang Kendali
dinaikkan sehingga terjadi keadaan sedikit super kritis, maka kenaikan daya reaktor
sebagai fungsi waktu seperti terlihat pada Gambar 1.
Dari Gambar 1 dapat diterangkan bahwa daerah 1, adalah daerah dimana
reaktor dioperasikan pada daya tetap Po , sedangkan daerah II adalah daerah
perpindahan naik yaitu kejadian ketika batang kendali dinaikkan sebesar ∆ h. Dari itu,
tampak bahwa pada keadaan ini terjadi percepatan perubahan daya pada saat kenaikan
batang kendali sebesar ∆ h . Pada keadaan ini, tidak dibolehkan mengukur periode T
atau waktu 1,5 kali atau 2 kalinya. Pada daerah III, tampak bahwa daya reaktor naik
dengan periode mendekati stabil. Pada daerah ini dilakukan pengukuran besar periode
T atau waktu 1,5 kalinya atau waktu 2 kalinya. Daerah IV adalah daerah dimana
reaktor naik mendekati daya asimtotnya, yaitu nilai daya yang bam setelah batang
kendali dinaikkan sebesar ∆ h dan telah terjadi kesetimbangan reaktivitas di teras.
Gambar 1. Kenaikan Daya Reaktor sebagai Fungsi Waktu t Akibat Ditariknya Batang Kendali Keluar
Teras sebesar ∆ h
Pada percobaan dilakukan pengukuran waktu 1,5 kali atau 2 kali, yaitu waktu
antara daya mula-mula Po sampai waktu ketika menunjukkan daya 1,5 Po atau 2 Po .
Pengukuran nilai waktu ini lebih praktis apabila dibandingkan dengan pengukuran
secara langsung periode reaktor .
Nilai ∆ ρ yang sesuai dengan waktu 1,5 kali atau 2 kali dapat dicari dengan
menggunakan persamaan (2) atau dengan menggunakan Tabel 1 sebagai fungsi waktu
1,5 kali atau 2 kali yang tersedia. Apabila diketahui besarnya kenaikan posisi batang
kendali (∆ h) yang mengakibatkan timbulnya ∆ ρ , dapat dibuat grafik reaktivitas
versus posisi kenaikan batang kendali yang disebut sebagai kurval integral dan kurva
∆ ρ vs ∆ h disebut sebagai kurva diferensial. Kurva integral dan kurva diferensial
dapat dilihat pada Gambar 2 dan Gambar 3.
Kurva Divrensial
3
2.5
1.5
0.5
0
0 20 40 60 80 100 120
Kurva Integral
160
140
120
Reactivity (cent $)
100
80
60
40
20
0
0 20 40 60 80 100 120
Control Rod Position (%)
Reakt. Reakt.
(c$) ($)
total 583,23 5,8323
core excess (reak. lebih) 155,59 1,5559
shutdown margin 141,75 1,4175
stuck rod 285,89 2,8589
Keterangan :
Total = total reaktivitas batang kendali pengaman, kompensasi, dan pengatur
Core excess = Reaktivitas total batang kendali – reaktivitas reaktor pada daya 0
Shutdown margin = total reaktivitas 3 batang kendali – reaktivitas terbesar – core
excess
Stuck rod = reaktivitas terbesar
VI. Pembahasan
VII. Kesimpulan
VIII. Daftar Pustaka
1. Budisantoso, Edi Trijono, Petunjuk Praktikum Fisika Reaktor, Universitas
Gadjah Mada, Yogyakarta, 1998.
2. 2. Widarto, Operasi Reaktor Nuklir Kartini, Pusat Penelitian Nuklir
Yogyakarta – BATAN, Yogyakarta, 2003.
IX. Lampiran