Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN

PRAKTIKUM MEKANIKA BAHAN


“Eddy Current Testing”

Disusun oleh:
Kelompok B

1. Ahmad Fauzi 031900002


2. Aurora Azalea Rania 031900010
3. Defriska Naura Ayu G. 031900013
4. Harizt Rahmansyah 031900020
5. Rico Zaky Zakaria 031900032

Dosen Pengampu:
Tasih Mulyono, SST

ELEKTRO MEKANIKA
TEKNOFISIKA NUKLIR
SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NUKLIR
BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL
YOGYAKARTA
2021
A. TUJUAN
1. Dapat mengoperasikan Alat Eddy Current Testing sesuai prosedur.
2. Dapat menggunakan berbagai macam Probe sesuai dengan fungsinya pada material
uji
3. Dapat mengetahui hasil perbedaan material pada saat pengujian
4. Dapat memahami hubungan antara bentuk/jenis cacat dengan sinyal eddy current
pada tampilan layar CRT.

B. DASAR TEORI
Salah Satu Teknik Pengujian Material Tanpa Merusak Benda Ujinya adalah
pengujian Non Destructive atau sering kita dengar dengan Non-Destructive Testing
atau NDT. Pengujian ini dilakukan untuk menjamin bahwa material yang kita gunakan
masih aman dan belum melewati batas toleransi kerusakan. NDT paling tidak dilakukan
dua kali. pertama, dari awal hingga akhir proses fabrikasi. hal ini bertujuan untuk
menentukan suatu komponen yang dapat diterima setelah melalui tahap-tahap
fabrikasi. Hasil NDT ini dijadikan sebagai bagian dari kendali mutu komponen.
Kedua, NDT evaluation dilakukan setelah komponen digunakan dalam jangka waktu
tertentu. Tujuannya adalah menemukan kegagalan parsial sebelum melampaui damage
tolerance-nya. Dari tipe keberadaannya crack, kerusakan atau cacat pada material NDT
dapat dibedakan dalam 2 macam, yaitu: surface crack dan inside crack. Sebaiknya Pada
saat pengujian maka harus sudah ditentukan dahulu targetnya (misal surface crack atau
inside crack), baru digunakan metoda NDT yang tepat. Beberapa metode digunakan
dalam perngujian NDT, dan memang metode yang digunakan cukup banyak yang salah
satunya adalah Eddy Current Testing

Metode ini pada prisipnya hampir sama dengan teknik Magnetic Particles, akan
tetapi medan listrik yang dipancarkan dari arus listrik bolak-balik, ketika ada crack
maka medan listrik akan berubah dan perubahannya itu akan terbaca pada alat
pengukur impadance. Pengujian Eddy saat ini menggunakan induksi elektromagnetik
untuk mendeteksi kelemahan dalam bahan konduktif. Ada beberapa keterbatasan,
diantaranya : hanya bahan konduktif yang dapat diuji, permukaan material harus dapat
diakses, selesai material dapat menyebabkan pembacaan buruk, kedalaan penetrasi
menjadi bahan terbatas, dan kelemahan yang terletak sejajar dengan probe mungkin tak
terdeteksi. Uji Tak Rusak (UTR) dengan mengunakan teknik arus eddy telah banyak
berkembang dan dapat dipercaya untuk menemukan diskontinuitas material yang
bersifat konduktif. Teknik Eddy Current Testing (ET) dapat digunakan untuk
pemeriksaan: pipa, batang, silinder, lembaran logam, dan bentuk lainnya seperti hasil
casting atau wrought stages.

Gambar 1.1 Pengujian Edy Current Test

Dalam NDT pesawat udara, teknik Eddy Current digunakan untuk:


1. mendeteksi retak pada permukaan.
2. mendeteksi retak pada sub-surface.
3. mendeteksi cacat korosi.
4. memperkirakan kerusakan oleh api.

Kelebihan dan Kekurangan Eddy Current Testing:


a. kelebihan
 Pengukuran yang dilakukan bervariasi
 Sensitivitas pada crack kecil yang tinggi
 Dapat mendeteksi surface dan sub surface detect
 Hasil dapat diperoleh dengan cepat
 Peralatannya dapat dibawa kemana – mana
 Persiapannya sederhana
 Test probe tidak harus kontak langsung dengan benda uji
 Dapat mendeteksi pada material konduktor dengan berbagai bentuk geometri
b. kekurangan
 Hanya untuk materi konduktor
 Permukaanya harus dapat dijangkau oleh probe
 Diperlukan skill yang tinggi dan training yang lebih intens
 Kekasaran dan kehalusan permukaan dapat berpengaruh
 Dibutuhkan standar referensi untuk set up
 Kedalaman penetrasi terbatas
 Cacat seperti delaminasi yang sejajar dengan lilitan coil probe dan scanprobe
tidak dapat dideteksi

C. ALAT DAN BAHAN


a. Alat
1. Layar CRT Eddy Current
2. Kabel Konektor
3. Probe Eddy Current Tensting (permukaan; tube; lasan)
4. Kabel power

Gambar 1.2 Alat yang digunakan praktikum


b. Bahan

1. Blok kalibrasi aluminium


2. Benda Impedansi Material

3. Lasan Plat dan Lasan Pipa

Gambar 1.3 bahan yang digunakan praktikum

D. LANGKAH KERJA
1. Siapkan peralatan dan bahan Praktikum ET.
2. Rakitlah peralatan eddy current, sambungkan ke power dan nyalakan
dengan menekan tombol power di sisi belakang layar .
3. Pasang probe permukaan dan lakukan setup frekuensi sesuai probe.
4. Lakukan kalibrasi menggunakan probe permukaan dengan blok kalibrasi
sambil mengatur gain untuk mendapatkan sinyal yang bagus pada layar.
5. Gunakan Probe deferensial dan atur frekuensi sesuai dengan frekuensi probe.
6. Lakukan pemeriksaan pada pipa / tube yang telah diberi indikasi cacat,
dengan mengatur gain dan pengatur sudut sinyal 96 deg buatlah tampilan
yang maksimal untuk cacat yang terdeteksi
7. Gunakan probe untuk lasan atur frekuensi dan gain untuk mencoba
deteksi cacat material las.
E. DATA PRAKTIKUM
Jenis Probe Benda Uji Hasil
0,2 mm = 1 Freq = 500
kotak kHz
0,5 mm = 2 Gain = 36,5
Surface Blok Kalibrasi
kotak dB
1 mm = 4
kotak
Freq = 500 kHz
Surface Impedansi Material
Gain = 40 dB
Tengah las = 3 kotak
(horizontal)
Tengah las = 2 kotak
Khusus las Las plat
(vertical)
Pinggir las = 2 kotak
(horizontal)

F. PEMBAHASAN
1. Percobaan pertama dengan melakukan uji pada plat Al dan Fe. Untuk plat Al dari
pengujian ini, hasil dapat dilihat dari besar nya perubahan medan listrik yang
dihasilkan. Setelah diperiksa didapatkan 3 cacat dengan tiap cacat memiliki
kedalaman cacat masing 1 mm, 0,5 mm dan 0,2 mm dengan pengaturan frekuensi
probe 500 kHz dan Gain 36.5 dB sedangkan pada plat Fe dari pengujian ini
terdapat 3 cacat dengan kedalaman 2 mm, 1 mm dan 0,5 mm. Terlihat dari
penggunaan gain untuk alumunium yang cukup besar ternyata dikarnakan hasil
perubahannya loncatan kotak yang kecil sedangkan untuk bahan Fe perubahannya
cukup besar sehingga gain yang digunakan kecil. Maka untuk bahan Fe
sensitivitas terhadap crack nya lebih tinggi dibandingkan dengan bahan
alumunium dan juga Fe memiliki konduktivitas yang tinggi. Semakin baik
konduktivitas bahan, maka akan semakin baik pula aliran arus eddy pada
permukaan bahan.
2. Percobaan kedua dengan melakukan percobaan impedansi material menggunakan
blok kalibrasi. Blok kalibrasi ini memiliki berbagai macam sumber bahan yang
berbeda jenis dalam bentuk coin (Tembaga, Al 7075, Al 1200, Ag, Carbon Steel,
300 Series SS, 400 series SS, ferit). Masing-masing bahan tersebut memiliki nilai
konduktivitas bahan yang berbeda, permeabilitas (seberapa mudah sebuah bahan
dapat dimagnetisasi) yang berbeda, sehingga ketika diuji, setiap bahan
menampilkan hasil grafik yang berbeda pada monitor. Percobaan ini juga
berfungsi sebagai metode kalibrasi, sebelum kita melakukan pengecekan terhadap
bahan yang akan kita inspeksi. Dari hasil mengkalibrasi tersebut kami
mendapatkan probe yang cocok digunakan yaitu Probe = Surface, frukuensi = 500
kHz , Gain = 40dB.
3. Pengecekan pada blok uji plat las, dari pengukuran ini kita mencari cacat beserta
ukuran dan letak cacatnya. Setelah melakukan pengecekan menggunakan eddy
current testing kami mendapatkan 3 cacat dengan ukuran dan letak yang berbeda.
Dari plat las yang berukuran panjang 10 cm, cacat pertama didapatkan di jarak 2
cm dari kanan dengan panjang cacat 1 cm didaerah lasnya atau cacatnya
posisinya vertical, cacat kedua didapatkan dijarak 4,5 cm dari kiri dengan panjang
1,5 cm dan cacat ini berada didaerah bawah las atau antara daerah las dengan
daerah plat yang tidak terkena las, ketiga cacat didapatkan dijarak 1 cm dari
kanan dengan panjang cacat 1,5 cm didaerah las. Pada percobaan ini digunakan
probe las dengan melakukan kalibrasi terlebih dahulu dengan blok kalibrasi
dengan anggapan benda uji (plat cacat) materialnya adalah sama.

G. KESIMPULAN

o Pada praktikum ini mahasiswa dapat mengoperasikan alat eddy current testing
untuk melakukan pengukuran kecacatan pada plat las, blok alumunium dan steel.
Mahasiswa juga dapat menentukan probe sesuai dengan penggunakan
pengukuran sesuai dengan blok yang diuji agar pada saat pengujian mudah
mengukur kecatcatannya.
o Pada pengukuran ini juga sangat bergantung dengan frekuensi, sudut, gain dan
probe karena Semakin besar frekuensi dan gain yang digunakan maka alat
tersebut akan lebih mudah terdeteksi, namun bisa disesuaikan lagi besar kecilnya
gain, karena jika terlalu besar atau kecilnya gain akan mempersulit pembacaan
atau mengetahui letak cacat. Dan pengaturan sudut juga dapat memudahkan
mahasiswa untuk membaca data.
o Pada pengujian ini praktikan mengetahui bahwa bahan material dapat
mempengaruhi hasil perubahan medan listrik yang dihasilkan karena tingkat
konduktivitas dan sensitifitas yang tinggi, sehingga semakin baik konduktivitas
bahan, maka akan semakin baik pula aliran arus eddy pada permukaan bahan

Anda mungkin juga menyukai