Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Non destructive testing (NDT) adalah aktivitas tes atau inspeksi terhadap
suatu benda untuk mengetahui adanya cacat, retak atau diskontinuitas lain
tanpa merusak struktur benda yang diinspeksi. Pada dasarnya, tes ini
dilakukan untuk menjamin bahwa material yang kita gunakan memiliki mutu
yang baik sesuai dengan standar yang berlaku. NDT ini dijadikan sebagai
bagian dari kendali mutu komponen dalam proses produksi terutama untuk
indusri fabrikasi.
Dalam pengujian ini, kita akan menggunakan metode Ultrasonic Testing
(UT) yaitu pengujian yang dilakukan untuk mengetahui cacat permukaan
(Surface) dan permukaan bawah (Subsurface) suatu komponen dari
material.. Dengan menggunakan prinsip gelombang ultrasonik yang
dipantulkan dan dibiaskan oleh permukaan batas antara dua bahan yang
berbeda. Dari sifat pantulan tersebut dapat ditentukan tebal bahan, lokasi
cacat serta ukuran cacat. Cacat yang mudah dideteksi oleh gelombang
ultrasonik adalah cacat yang tegak lurus terhadap arah rambatan gelombang
karena cacat tersebut mudah memantulkan kembali gelombang untuk
diterima oleh probe. Dalam penggunaannya probe dapat dikotakan langsung
dapat pula dengan teknik rendam (immersion teknik) dimana jarak antara
probe dan benda kerja cukup jauh sehingga kuplan cukup tebal, misal probe
dan benda uji direndam didalam bak berisi kuplan.

1.2 Tujuan
Tujuan praktikum pada metode ini adalah untuk mendeteksi cacat surface
maupun subsurface pada benda kerja dengan menggunakan gelombang suara
ultrasonik yang memiliki frekuensi antara 250 kHz 25 MHz.
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Dasar Teori


Ujiultrasoni adalah pengujian baik pengukuran tebal maupun pendeteksian
cacat internal (flawdetection) dengan menggunakan getaran ultra, yakni
gelombang mekanis yang berfrequensi diatas 20 KHz. Gelombang ultrasonic
dihasilkan oleh suatu transducer yang biasanya bekerja berdasarkakan konversi
enerji listrik (piezo electric) menjadi enerji mekanik.
Gelombang ultrasonic akan terdifraksi (tersimpangkan) sedemikian besar
didalam udara sehingga untuk mendapatkan perambatan yang konsisten dari
transducer kebenda uji, kedua permukaan benda yang berhimpitan (interface)
harus diberi zat perantara yang dapat menghantarkan gelombang ultrasonic yang
berupa cairan ( air ,gemuk , minyak pelumas , dll) yang disebut couplant.
Perambatan gelombang ultrasonic ini dapat dimanipulasikan untuk
maksud pengukuran ketebalan bahan, bentuk dan besaran serta lokasi ketidak
sesuaian/ cacat internal , dan homoginitas bahan yang dilewatinya.
Seperti telah disebutkan pada halaman sebelumnya, bahwa metoda
ultrasonic digunakan untuk mengidentifikasi adanya cacat dibawah permukaan
komponen yang diuji, yang tidak tampak dari bagian luar permukaan. Adanya
cacat dibawah permukaan suatu bidang/komponen dapat di indikasikan melalui
penurunan angka ketebalan daripada bagian yang sedang diuji, terhadap nilai
normal rerata pada bagian disekitarnya, atau terhadap tebal sesuai data
spesifikasinya. Teknik pengujian ini, didasarkan pada teori perambatan
gelombang ultrasonik, yaitu gelombang yang memiliki frekuensidi atas 20 kHz.
Secara ringkas prinsip kerjanya dijelaskan melalui gambar 2.1:

Gambar 2.1. Perambatan Gelombang Ultrasonik pada Bidang Datar


Gambar
2.2
Diagram
rangkaian pada sistem peralatan ultrasonik.

Pada gambar 2.2 jarak antara IP dan BE mencerminkan waktu tempuh


dari gelombang sepanjang dua kali tebal bidang yang diuji. Gambar 1
memperlihatkan urutan perjalanan gelombang saat masuk dan kembali. Waktu
yang diperlukan untuk mencapai permukaan bagian belakang ditunjukkan pada
tampilan pertama yaitu 4 (dua skala waktu) dan untuk kembali ke permukaan
bagian depan. Tampilan kedua memperlihatkan keadaan setelah kembali dimana
oscilloscope menunjukkan angka 8 (4 skala). Tampilan ketiga memperlihatkan
sesaat setelah gelombang menyentuh permukaan bidang depan dipantulkan
kembali kearah permukaan bidang belakang, yang di indikasikan dengan
munculnya pulsa kedua. Ukuran dari tinggi pulsa ke 2 lebih pendek dari pulsa
pertama, karena sinyal yang terpantul sudah semakin lemah.

Gambar 2.3. Skema Perjalanan Gelombang Didalam Bidang Datar

Prinsip kerja dari Ultrasonic Testing (UT) adalah gelombang ultrasonik


yang dipantulkan dan dibiaskan oleh permukaan batas antara dua bahan yang
berbeda. Dari sifat pantulan tersebut dapat ditentukan tebal bahan, lokasi cacat,
serta ukuran cacat. Cacat yang mudah di deteksi oleh gelombang ultrasonik
adalah cacat yang tegak lurus terhadap arah rambatan gelombang karena cacat
tersebut mudah memantulkan kembali gelombang untuk diterima oleh probe.
Dalam penggunaannya probe dapat dikotakan langsung dapat pula dengan teknik
rendam (immersion techic) dimana jarak antara probe dan benda kerja cukup
jauh sehingga kuplan cukup tebal, misal probe dan benda uji direndam didalam
bak berisi kuplan.
2.1.1 Couplant
Fungsi Kuplan adalah untuk memudahkan perambatan gelombang dari
probe ke dalam benda uji karena bila antara probe dan benda uji terdapat udara
maka hampir 100% gelombang akan dipantulkan kembali kedalam probe. Jenis
jenis kuplan yang sering digunakan dalam pengujian ultrasonik antara lain :
1. Oli
2. Greese
3. Emulsi Plastik
4. Air (Untuk bahan yang tidak bersifat korosi)

2.1.2 Probe
Probe adalah alat yang berfungsi untuk mengubah energi listrik menjadi
energi mekanik menggunaka efek piezo electric dan efek magnet ostriktif.Kedua
efek ini reversible artinya dapat terjadi perubahan dari energy mekanik menjadi
energy listrik dan sebaliknya. Karena proobe dapat berfungsi sebagai sumber dan
penerima gelombang ultrasonik. Probe yang digunakan pada praktikum ini dapat
dilihat pada gambar 2.4:

Gambar 2.4. Straightbeamprobe

2.1.3 Efek Piezoelektrik


Efek piezoelektrik adalah
Efek ini terjadi pada kristal, suatu bahan tertetu seperti barium titanat,
kuarsa dan sebagainya. Bila kristal menerima tegangan listrik, dimensi kristal
akan berubah dan bila tegangan tersebut dimatikan maka kristal akan kembali ke
dimensi semula dan terjadi getaran. Efek piezoelektrik secara skematis ditunjukan
melalui gambar 2.5:

Ga mb
ar. 2.5
Efe kPi
ezo ele
ktri k

2.1.4 EfekMagnetostriktif
Beberapa macam bahan seperti baja, ferit, nikel dan paduannya dapat
berubah dimensinya bila berada dalam medan magnet yang kuat. Bahan tersebut
mempunyai sifat magnet oostriktif. Medan magnet yang timbul diperoleh dari
kumparan yang dilalui oleh arus listrik. Bila arus listrik mengalir, bahan magnet
ostriktif akan berubah dimensinya dan bila arus dihentikan maka bahan akan
kembali ke dimensi semula dan bergetar menimbulkan getaran ultrasonik,
sebaliknya bila gelombang ultrasonik datang pada bahan, dalam bahan akan
terjadi medan magnet.
Medan magnet ini akan menginduksi kumparan sehingga terjadi tegangan
listrik yang selanjutnya diperkuat untuk pendeteksian. Untuk mengurangi panas
sebagai arus eddy yang timbul pada bahan magnet ostriktif, bahhan ini dibuat
berlapis-lapis seperti trasfomator. Jadi bahan magnet ostriktif juga mempunyai
sifat reversible.

2.1.5 Tipe Gelombang


Adapun dua tipe gelombang yang terjadi pengamatan osiloskop uji
ultrasonic. Dua gelombang itu adalah sebagai berikut:
1. Gelombang Longitudinal
Gelombang longitudinal terjadi bila gelombang ultrasonik
merambat pada suatu arah sejajar dengan arah gerakan atom digetarkan,
misalnya atom digerakkan kekanan maka gelombang akan merambat
kekanan juga. Gelombang longitudinal (longitudinal/pressurewave) dapat
merambat pada semua jenis bahan.
2. Gelombang Transversal
Gelombanng transversal terjadi bila gelombang ultrasonik
merambat pada suatu arah tegak lurus arah gerakan atom digetarkan,
misalnya atom digetarkan ke atas kebawah maka gelombang rambat dari
kanan ke kiri. Gelombang transversal (transverse/shear wave) hanya dapat
merambat pada benda padat.

2.2 Klasifikasi Metoda Pengujian Ultrasonic


Pada Ultrasonic Testing (UT), untuk memeriksa tebal bahan dan atau adanya
cacat dalam bahan dengan menggunakan gelombang ultrasonik dapat digunakan
beberapa teknik seperti, teknik resonansi, teknik transmisi, dan teknik gema.
Teknik Resonansi
Tebal bahan dapat diukur dengan cara mengukur frekuensi/panjang
gelombang ultrasonik yang dapat menimbulkan resonansi maksimum pada
bahan tersebut. Adanya cacat dapat dideteksi dengan terjadinya perubahan
resonansi karena jarak bahan yang beresonansi berubah.
Teknik Transmisi
Adanya cacat didalam bahan dapat diketahui dari adanya penurunan
intensitas gelombang ultrasonik yang diterima oleh probe penerima,
sedangkan tebal bahan tidak lazim diukur dengan teknik transmisi ini.
Teknik Gema
Tebal bahan, lokasi dan besarnya cacat dapat diketahui dari waktu rambat
dan amplitude gelombang yang diterima oleh probe.

BAB III
METODOLOGI

3.1 Alat-alat
Flow Design blok kalibrasi Probe

Penggaris

3.2Bahan-bahan
1. Benda uji
2. Kuplan (oli )

3.3Prosedur Pengujian
1. Persiapan Pengujia
Sebelum melakukan pengujian dengan menggunakan metode ultrasonik ada
beberapa hal yang perlu dipersiapkan terlebih dahulu yaitu melakukan
kalibrasi pada alat ultrasonik dengan menggunakan blok kalibrasi V1 (K1=II
WBlok), V2 (K2), step wedge dan sebagainya. Apabila ultrasonik sudah
terkalibrasi maka ultrasonik siap digunakan.
2. Langkah pengujian menggunakan probenormal
a. Cleaning
Kondisi permukaan harus dibersihkan terlebih dahulu dari kotoran yang
menempel dipermukaan sehingga tidak mengganggu proses inspeksi
pada benda kerja.
b. Apply kuplan
Setelah permukaan dipastikan bersih dari kotoran maka dilakukan
pengolesan kuplan secara merata pada bagian yang ingin diinspeksi
menggunakan ultrasonik. Hal ini dilakukan untuk memudahkan
merambatnya gelombang ultrasonik dari probe kedalam benda uji.

c. Apply flow detector dengan probe normal


Probe yang sudah dikalibrasi ditempelkan pada benda kerja lalu
digerakkan sedikit demi sedikit secara merata keseluruh permukaan
benda kerja sehingga ditemukan cacat yang berada didalam permukaan
benda kerja.
d. Record
Dimaksudkan untuk merekam atau menginterpretasikan hasil inspeksi
yang dilakukan pada benda kerja sehingga dapat terlihat pada planview
scan A, B, dan C.
e. Post Cleanin
Post cleaning dimaksudkan untuk membersihkan benda uji dari sisa-sisa
pemberian kuplan pada permukaan benda kerja setelah pengujian.

BAB IV
ANALISA DAN PEMBAHASAN

5.1 Data Hasil Praaktikum


Table 5.1 hasil pengukuran specimen uji
4.1 Analisa

Pada kali ini kami melakukan pratikum tentang ultrasonic test atau bisa
disebut juga dengan memeriksa kerusakan suatu benda uji yang dimana tidak bisa
dilihat oleh mata. Benda yang di uji terlebih dahulu di bersihkan menggunakan
kain supaya mudah untuk melakukan pengujian. Lalu setelah benda kerja di
bersihkan kita olesi dengan pelumas supaya sinyal yang dipancarkan tidak
terpencar dan mudah mendeteksi bagaian mana yang mengalami kerusakan atau
cacat. Setelah benda kerja maka kita melakukan percobaan dengan meletakan
probe ke benda kerja dan digeser dengan perlahan-lahan apabila muncul sinya yang
mendahului sinyal pada benda yang normal atau muncul dua sinyal yaitu
menandakan bahwa bada bagaian benda tersebut mengalami kerusakan atau cacat.
Beri tanda pada benda yang mengalami cacat sehingga nanti memudahkan kita
untuk menganalisa benda yang mengalami kerusakan atau cacat. Setelah selesai
baru kita mengambil data dan menganalisa seberapa besar cacat yang ada pada
benda tersebut.

4.2 Pembahasan
Ujiultrasonic adalah pengujian baik pengukuran tebal maupun
pendeteksian cacat internal (flawdetection) dengan menggunakan getaran ultra,
yakni gelombang mekanis yang berfrequensi diatas 20 KHz. Gelombang
ultrasonic dihasilkan oleh suatu transducer yang biasanya bekerja berdasarkakan
konversi enerji listrik (piezo electric) menjadi enerji mekanik.
Pada praktikum ini kami mendeteksi cacat pada benda uji dengan
menggunakan gelombang ultrasonic dengan cara pada benda uji kami bersihkan
dengan mengelap benda uji tersebut setelah di lap atau dibersihkan maka langkah
selanjutnya yang harus kami lakukan adalah mengkaliberasikan alat setelah
mengkaliberasi kita mengoleskan pelumas pada benda uji karena dengan
mengoleskan pelumas maka sinyal akan mudah muncul, lalu letakan probe pada
benda uji geser secara perlahan-lahan maka sinya akan muncul apabila muncul dua
sinyal maka pada titik tersebut mengalami kecacatan atau kerusakan.
Pada praktikum ini kami kesulitan dalam mkelakukan kaliberasi alat karena
setiap kami melakukan kaliberasi kami bingung dan setelah kami mencoba berkali-
kali akhirnya kami mengerti dan bisa untuk mengkaliberasi alat.
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Gelombang ultrasonic adalah gelombang mekanik seperti suara yang mempunyai


frekuensi antara 250 kHz 25 kHz. Gelombang ini dihasilkan oleh probe yang bekerja
berdasarkan perubahan energy listrik menjadi energy mekanik dan sebaliknya. Selama
dalam perambatannya pada material, massa jenis, homogenitas, besar butiran, kekerasan,
dan sebagainya. Dari sifat-sifat tersebut gelombang ini dapat di gunakan untuk
mengetahui jenis bahan, tebal dan tidaknya cacat dalam material tersebut.

Dari hasil percobaan yang telah kami lakukan benda uji dengan tebal 30 mm
terdapat cacat yang berbentuk lingkaran dengan kedalaman cacat 7 mm, dan dua persegi
panjang dengan kedalaman masing-masing yaitu 10 mm dan 8 mm.

5.2 Saran

Metode yang dilakukan dapat lebih bervariasi agar dapat mengetahui cara
penggunaannya seperti metode ultrasonic seperti menggunakan probe sudut dan benda uji
yang di tes berbeda bentuk maupun materialnya.

Anda mungkin juga menyukai