PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Tujuan praktikum pada metode ini adalah untuk mendeteksi cacat surface
maupun subsurface pada benda kerja dengan menggunakan gelombang suara
ultrasonik yang memiliki frekuensi antara 250 kHz 25 MHz.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1.2 Probe
Probe adalah alat yang berfungsi untuk mengubah energi listrik menjadi
energi mekanik menggunaka efek piezo electric dan efek magnet ostriktif.Kedua
efek ini reversible artinya dapat terjadi perubahan dari energy mekanik menjadi
energy listrik dan sebaliknya. Karena proobe dapat berfungsi sebagai sumber dan
penerima gelombang ultrasonik. Probe yang digunakan pada praktikum ini dapat
dilihat pada gambar 2.4:
Ga mb
ar. 2.5
Efe kPi
ezo ele
ktri k
2.1.4 EfekMagnetostriktif
Beberapa macam bahan seperti baja, ferit, nikel dan paduannya dapat
berubah dimensinya bila berada dalam medan magnet yang kuat. Bahan tersebut
mempunyai sifat magnet oostriktif. Medan magnet yang timbul diperoleh dari
kumparan yang dilalui oleh arus listrik. Bila arus listrik mengalir, bahan magnet
ostriktif akan berubah dimensinya dan bila arus dihentikan maka bahan akan
kembali ke dimensi semula dan bergetar menimbulkan getaran ultrasonik,
sebaliknya bila gelombang ultrasonik datang pada bahan, dalam bahan akan
terjadi medan magnet.
Medan magnet ini akan menginduksi kumparan sehingga terjadi tegangan
listrik yang selanjutnya diperkuat untuk pendeteksian. Untuk mengurangi panas
sebagai arus eddy yang timbul pada bahan magnet ostriktif, bahhan ini dibuat
berlapis-lapis seperti trasfomator. Jadi bahan magnet ostriktif juga mempunyai
sifat reversible.
BAB III
METODOLOGI
3.1 Alat-alat
Flow Design blok kalibrasi Probe
Penggaris
3.2Bahan-bahan
1. Benda uji
2. Kuplan (oli )
3.3Prosedur Pengujian
1. Persiapan Pengujia
Sebelum melakukan pengujian dengan menggunakan metode ultrasonik ada
beberapa hal yang perlu dipersiapkan terlebih dahulu yaitu melakukan
kalibrasi pada alat ultrasonik dengan menggunakan blok kalibrasi V1 (K1=II
WBlok), V2 (K2), step wedge dan sebagainya. Apabila ultrasonik sudah
terkalibrasi maka ultrasonik siap digunakan.
2. Langkah pengujian menggunakan probenormal
a. Cleaning
Kondisi permukaan harus dibersihkan terlebih dahulu dari kotoran yang
menempel dipermukaan sehingga tidak mengganggu proses inspeksi
pada benda kerja.
b. Apply kuplan
Setelah permukaan dipastikan bersih dari kotoran maka dilakukan
pengolesan kuplan secara merata pada bagian yang ingin diinspeksi
menggunakan ultrasonik. Hal ini dilakukan untuk memudahkan
merambatnya gelombang ultrasonik dari probe kedalam benda uji.
BAB IV
ANALISA DAN PEMBAHASAN
Pada kali ini kami melakukan pratikum tentang ultrasonic test atau bisa
disebut juga dengan memeriksa kerusakan suatu benda uji yang dimana tidak bisa
dilihat oleh mata. Benda yang di uji terlebih dahulu di bersihkan menggunakan
kain supaya mudah untuk melakukan pengujian. Lalu setelah benda kerja di
bersihkan kita olesi dengan pelumas supaya sinyal yang dipancarkan tidak
terpencar dan mudah mendeteksi bagaian mana yang mengalami kerusakan atau
cacat. Setelah benda kerja maka kita melakukan percobaan dengan meletakan
probe ke benda kerja dan digeser dengan perlahan-lahan apabila muncul sinya yang
mendahului sinyal pada benda yang normal atau muncul dua sinyal yaitu
menandakan bahwa bada bagaian benda tersebut mengalami kerusakan atau cacat.
Beri tanda pada benda yang mengalami cacat sehingga nanti memudahkan kita
untuk menganalisa benda yang mengalami kerusakan atau cacat. Setelah selesai
baru kita mengambil data dan menganalisa seberapa besar cacat yang ada pada
benda tersebut.
4.2 Pembahasan
Ujiultrasonic adalah pengujian baik pengukuran tebal maupun
pendeteksian cacat internal (flawdetection) dengan menggunakan getaran ultra,
yakni gelombang mekanis yang berfrequensi diatas 20 KHz. Gelombang
ultrasonic dihasilkan oleh suatu transducer yang biasanya bekerja berdasarkakan
konversi enerji listrik (piezo electric) menjadi enerji mekanik.
Pada praktikum ini kami mendeteksi cacat pada benda uji dengan
menggunakan gelombang ultrasonic dengan cara pada benda uji kami bersihkan
dengan mengelap benda uji tersebut setelah di lap atau dibersihkan maka langkah
selanjutnya yang harus kami lakukan adalah mengkaliberasikan alat setelah
mengkaliberasi kita mengoleskan pelumas pada benda uji karena dengan
mengoleskan pelumas maka sinyal akan mudah muncul, lalu letakan probe pada
benda uji geser secara perlahan-lahan maka sinya akan muncul apabila muncul dua
sinyal maka pada titik tersebut mengalami kecacatan atau kerusakan.
Pada praktikum ini kami kesulitan dalam mkelakukan kaliberasi alat karena
setiap kami melakukan kaliberasi kami bingung dan setelah kami mencoba berkali-
kali akhirnya kami mengerti dan bisa untuk mengkaliberasi alat.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari hasil percobaan yang telah kami lakukan benda uji dengan tebal 30 mm
terdapat cacat yang berbentuk lingkaran dengan kedalaman cacat 7 mm, dan dua persegi
panjang dengan kedalaman masing-masing yaitu 10 mm dan 8 mm.
5.2 Saran
Metode yang dilakukan dapat lebih bervariasi agar dapat mengetahui cara
penggunaannya seperti metode ultrasonic seperti menggunakan probe sudut dan benda uji
yang di tes berbeda bentuk maupun materialnya.