PENDAHULUAN
1.2 TUJUAN
DASAR TEORI
Salah satu sifat mekanik yang sangat penting dalam suatu perancangan
konstruksi dan proses manufaktur adalah kekuatan tarik. Kekuatan tarik suatu bahan
di dapat dari hasil uji tarik (tensile test) yang dilaksanakan berdasarkan standart
pengujian yang telah baku seperti ASTM (Association Society Test and Material),
ASME (American Society of Mechanical Engineers), JIS (Japan Industrial
Standards), DIN (Deutches Institute for Normangee) dan yang lainnya.
1. Spesimen Plat
C
Pot C-C
Ao Bo
Gauge Lenght
P
t = Ao ..(1)
t 100%
L
Lo ....................................................................................
(2)
di mana
t tegangan teknik (kN/mm2)
= L1 - Lo
grafik
t t adalah sebagai berikut:
3. Ambillah 3 titik di daerah elastis, 3 titik di sekitar yield point ( termasuk y),
6 titik di sekitar beban maksimal (termasuk u) dan satu titik patah ( f ).
Tentukan besar beban dan pertambahan panjang ke 13 titik tersebut
berdasarkan skala yang telah di buat di atas. Untuk membuat tampilan yang
baik, terutama pada daerah elastis, tentukan terlebih dahulu kemiringan garis
....................................................................................(3)
= tg ...(4)
ke regangan teknik
t dengan memakai persamaan 2.
5. Buatlah grafik dengan garis horisontal
t dan garis vertikal t berdasarkan
ke 13 titik acuan tersebut. Grafik yang dihasilkan ( gambar 1.6 ) akan mirip
terus naik sampai patah di titik f. Kenaikkan tersebut disebabkan tegangan yang
terjadi diperhitungkan untuk luas penampang sebenarnya sehingga meskipun
beban turun namun karena pengecilan penampang lebih besar, maka tegangan
yang terjadi juga lebih besar.
s=
t (1+ t )..................................................................................................(5)
s =n
(1+
t )............................................................................................................(6)
dalam grafik
s s adalah sebagai berikut:
P
s
A1 .........................................................................................................(7)
A0
s Ln
A1 ..................................................................................................(8)
Py
y
A0 ........(9)
y
di mana = tegangan yield (kN/mm2)
Pu
u
A0 .....(10)
di mana
u = tegangan ultimate (kN/mm2)
3. Regangan
L
100%
L0 ...............................................................................(11)
relatif terhadap yang lain dapat diamati dari sudut kemiringan pada garis
proporsional. Semakin besar , semakin kaku material tersebut.
RA= A 0 - A1 A0 100%
BAB 3
METODOLOGI PRAKTIKUM
3.1.1 Alat
2. Kikir.
3. Jangka Sorong.
4. Ragum.
5. Penitk.
6. Palu.
3.1.2 Bahan
1. Menyiapkan Spesimen
Ambil spesimen dan jepit pada ragum. Ratakan dengan kikir ujung -
ujung permukaan spesimen bekas proses pemotongan agar mendapatkan hasil
pengukuran yang lebih presisi. Ulangi langkah tersebut untuk seluruh
spesimen.
Ambil penitik dan tandai spesimen, untuk spesimen round bar dan plat
sepanjang 50 mm sedangkan beton neser sepanjang 70 mm. Posisikan gauge
lenght tepat di tengah - tengah spesimen. Ulangi langkah tersebut untuk
seluruh spesimen.
Gambar 3.2 Pembuatan gauge lenght
3. Pengukuran dimensi
a. Ambil spesimen tensile test plat dan ukur dimensinya dengan jangka
sorong. Parameter yang harus di ukur meliputi panjang spesimen, panjang
gauge lenght, diameter ( spesimen roundbar), tebal dan lebar ( spesimen
plat ).
a. Nyalakan mesin.
e. Sambil memperhatikan beban pada display, amati grafik yang terjadi dan
terekam pada kertas milimeter.
g. Saat grafik pada kertas milimeter mencapai puncak dan diperkuat dengan
nilai beban yang maksimal pada display beban, catat nilai beban tersebut
pada lembar pengamatan sebagai beban maksimal atau ultimate.
h. Amati terus grafik dan ketika mulai menunjukan tanda tanda akan turun,
amati terus beban pada display, kemudian catat beban yang tampak pada
display pada saat spesimen patah.
i. Ulangi langkah tersebut untuk spesimen roundbar dan spesimen beton neser.
a. Ambil spesimen plat yang telah mengalami tensile test, satukan lagi tepat
pada patahnya, kemudian ukur dengan jangka sorng.
b. Ukur lebar dan tebal pada daerah necking. Catat hasilnya pada lembar
pengamatan.
c. Ukur gauge length setelah patah dan catat hasilnya pada jobsheet.
d. Ambil spesimen roundbar yang telah mengalami tensile test, satukan lagi
tepat pada patahnya, kemudian ukur dengan jangka sorong.
e. Ukur diameter pada daerah necking dengan dua kali pengukuran pada
lokasi yang berbeda, rata rat hasilnya serta catat pada jobsheet.
f. Ukur gauge length setelah patah dan catat hasilnya pada jobsheet.
g. Ambil spesimen beton neser yang telah mengalami tensile test, satukan lagi
tepat pada patahnya, kemudian ukur dengan jangka sorong.
h. Ukur diameter pada daerah necking dengan dua kali pengukuran pada
lokasi yang berbeda, rata rata hasilnya serta catat pada jobsheet.
i. Ukur gauge length setelah patah dan catat hasilnya pada lembar
pengamatan.
Dari hasil percobaan pengujian tarik yang telah dilakukan, didapatkan data-
data berikut,
Tabel 2. Data hasil percobaan uji tarik
Specification Sample Tensile Test Results
4.2 Pembahasan
= 85 kN
168 mm
= 0,5 1
1 mm = 0,5 kN (skala y)
72,2059,55
=
39
= 0,32 mm/mm
1 mm = 50 mm (skala x)
57.40 kN
= 113 mm
= 0,508 kN/mm
1 mm = 0.508 kN (skala y)
89.90 - 69.90
= 60
= 0.333 mm/mm
Hasil Perhitungan
Diketahui: w0 = 19,5 mm
t0 = 6,2 mm
L0 = 59,6 mm
w1= 12,4 mm
t1 = 3,2 mm
L1 = 82 mm
F yield = 32 kN = 3265 Kgf
F ultimate = 43,5 kN = 4439 Kgf
Ditanya: a. A1?
b. ?
c. ?
d. Ult.Stress?
e. Yield Stress?
Jawab:
a. A1 = W1 x t1
= 12,4 mm x 3,2 mm
= 39,68 mm2
L 1L 0
b. = X 100%
L0
8259,6
= X 100%
59,6
22,4
= X 100%
59,6
= 37,58%
A 0 A 1
c. = X 100%
A0
120,939,68
= X 100%
120,9
81,22
= X 100%
120,9
= 67,08 %
Pmax
d. Ult.Stress =
A0
4439 Kgf
=
120,9 mm2
Kgf
= 36,71 2
mm
Py
e. Yield Stress=
A0
3265 Kgf
= 2
120,9 mm
Kgf
= 27
mm2
2. Spesimen Beton Nezer
Skala beban = Beban maksimum dari mesin uji tarik
Tinggi kurva Maksimum
33,5 kN
=
67 mm
= 0,50 kN/mm
1 mm = 0,50 kN (skala y)
86,868,35
=
55
= 0,34 mm/mm
1 mm = 0,34 mm (skala x)
Tabel 4.3 Perhitungan Grafik Speciment Beton Nezer
Gambar 4.3 Tegangan Regangan Spesimen Beton Nezer
Hasil Perhitungan
Diketahui: d0 = 8,6 mm
L0 = 68,35 mm
L1 = 86,8 mm
F yield =25,5 kN = 2602,04 Kgf
F ultimate = 33,5 kN = 3418,,36 Kgf
Ditanya: a. A1?
b. ?
c. ?
d. Ult.Stress?
e. Yield Stress?
Jawab:
a. A1...?
6,35+ 6,6
Diketahui: d setelah patah = = 6,475 mm
2
2
d
A1 =
4
3,14 x 41,926
=
4
= 32,9 mm2
L 1L 0
b. = X 100%
L0
86,8868,35
= X 100%
68,38
18,53
= X 100%
68,35
= 27,1%
A 0 A 1
c. = X 100%
A0
58,0532,9
= X 100%
58,05
25,15
= X 100%
58,05
= 43,32 %
Pmax
d. Ult.Stress =
A0
3418,36 Kgf
= 2
58,05 mm
Kgf
= 58,89
mm2
Py
e. Yield Stress =
A0
2602,04 Kgf
=
58,05 mm2
Kgf
= 44,82 2
mm