Anda di halaman 1dari 8

Service TEAM-PATRiA

Panduan Pelaksanaan Uji Welder/Refreshing Skill


For Site Operation ( Standart ASME IX )

Latar Belakang

Untuk medapatkan kualitas las lasan yang sesuai standart, ada 3 faktor yang harus
diperhatikan, yaitu peralatan/tools,welding coordinator dan welder/operator. Welder sebagai
salah satu dari 3 faktor utama tersebut, harus benar-benar diperhatikan kualitas/skillnya.
Requalifikasi dan upgrading welder hendaknya dilakukan secara berkelanjutan dengan
pengawasan penuh dari inspector.

Project repair LV PATRiA sangat bergantung kepada kualitas skill dari welder, selain
tentunya ditunjang oleh peralatan/tools yang memadai serta welding koordinator yang
mumpuni. Dengan memperhatikan gambaran diatas, maka sangat perlu dilakukan
requalifikasi, maintenance serta upgrading welder di site.

Harapannya adalah welder yang mempunyai skill yang sesuai standart dan mampu
bekerja dengan baik, sehingga memberikan kontribusi dalam meningkatkan kualitas hasil las
lasan. Lebih dari itu customer satisfaction juga akan meningkat seiring dengan menurunnya
kuantitas repair LV.

Prosedur Welder Test

 Persiapan Sebelum Pengelasan


a. Peralatan Pengelasan
i. Mesin Las
Bisa menggunakan mesin las merek ESAB, Kobe, Panasonic yang
tersedia di lapangan. Minimal mampu untuk ᵙ 500ampere ( Sesuaikan
dengan kondisi di lapangan ). Pastikan mesin las dalam kondisi yang
bagus. Kalibrasi mesin las jika memang dibutuhkan. Gunakan tang
ampere unt memastikan bahwa output dari mesin las sesuai dengan
panel yang terdapat pada badan mesin.

1
Service TEAM-PATRiA

ii. Material (ASME IX QW.461.9)


Baja A36/SS400
Plate : 300x125x12mm (2pcs)
Pipe : Tebal min 13mm
Buat kampuh dengan sudut kampuh 30º, root gap 2-3mm, root face 2-
3mm ( lihat gbr )
Ketengan :
a. Sudut kampuh : Sudut champer material terhadap garis
vertikal
b. Root gap : Jarak antara material 1 dan material 2
(besarnya ± sesuai diamater elektroda)
c. Root face : Tinggi jalur tembusan (semakin besar
root face tembusan semakin sulit)

iii. Elektroda/Filler metal


Untuk SMAW Ø elektroda 2.6 (root) 3.2, 4 (capping)
 E7016 (LB-52U) unt tembusan/root
 E7018 (LB-52-18) untuk isian/capping

Untuk GMAW gunakan ER70S (optional-repair lv site mayoritas


menggunakan proses las SMAW)

iv. APD (Alat Pelindung Diri)


Apron, sarung tangan, google, safety shoes, masker dll

2
Service TEAM-PATRiA

v. Tools penunjang
Gerinda potong, sikat baja, palu, electrical oven, meja kerja, ragum,
meja las, mistar, kikir dll

vi. Data welder ( data peserta )


Digunakan untuk merecord proses pelaksanaan qualifikasi. Nantinya
data welder ini akan berfungsi untuk mempermudah identifikasi welder

 Pelaksanaan Pengelasan
 Persiapan Welder
 Briefing singkat oleh instruktur, induksi, doa, absen dll.
 Pemberian nomor urut unt pengetesan ( jika welder yang akan
direfresh banyak ) hal ini dimaksudkan proses tes berjalan lancar dan
rapi, tidak adanya tumpukan welder di satu tempat.
 Persiapan alat dan material
 Pemberian test plate untuk setiap welder.
 Welder diberi kebebasan unt sekedar merapikan test plate yang telah
diberikan.
 Seluruh peralatan dan APD telah siap digunakan, gunakan chek list unt
memastikan bahwa setiap welder telah menerima seluruh APD.
 Proses Pengelasan
 Setting parameter pengelasan. Semua parameter pengelasan mengacu
kepada WPS (Welding Procedure Specification) yang telah ada.
Namun WPS bukan sebagai acuan unt penilaian tes welder. WPS
hanyalah sebagai pedoman/rambu2 dalam pengerjaan pengelasan
spesimen uji. Jika WPS belum tersedia, silahkan kontak Inspector.
 Posisi pengelasan (Welding Positions QW431.1 and QW461.2).
Sebenarnya posisi bukanlah esesensial variable menurut ASME,
namun menurut standart lain, posisi merupakan esenssial variable.
Posisi pengelasan yang akan diujikan adalah 3G-6G dan 3F-4F.
Penentuan posisi ini didasarkan pada sertifikat yang dimiliki oleh
welder. Jika welder memilik sertifikat 3G, berikan mereka
perintah untuk melakukan pengelasan dengan posisi 3G,
begitupun jika 4G, 5G dan 6G.
 Perhatikan gbr berikut :
 Posisi pengelasan untuk PLATE
- Posisi 3G (Vertical up atau down progression)
- Vertical up biasanya memilik tingkat kesulitan yang lebih kecil
dibandingkan vertical down.

3
Service TEAM-PATRiA

Jadi ketika melakukan pengujian, amati welder tersebut menggunakan


metode vertical up atau vertical down. Ini bisa juga dimasukkan
sebagai poin penilaian nantinya.
- Posisi 4G (Overhead)

Material berada diatas welder (kebalikan posisi 1G)


Perhatikan benar APD yang harus dipakai oleh welder, yaitu
pelindung kepala full.
- Posisi 5G (Pipe fixed horisontal)

Pada posisi ini, pipanya diam. Welder yang bergerak mengelilingi


pipa untuk melakukan pengelasan.
- Posisi 6G (Pipe fixed 45 degrees upwards and downwards)

Hampir sama dengan 5G, namun pipa dimiringkan dg sudut 45.


- Posisi 1F-5F
Pengelasan 1F-5F hampir sama dengan posisi pengelasan 1G-5G.
Hanya saja yang membedakan adalah jenis sambungan T joint.
Perhatikan gambar berikut :

Setelah Proses Pengelasan

 Specimen ID
Setelah selesai mengelas, welder menyerahkan material hasil kerjanya kepada
koordinator untuk selanjutnya dilakukan proses penilaian hasil. Pastikan
bahwa welder menyerahkan hasil las lasanya sendiri. Ambil foto jika perlu.
 Pengembalian APD
Proses selanjutnya alah mengembalikan semua tool, APD dan peralatan
lainnya. Pastikan cek list telah terisi dengan benar, jangan sampai ada
tool/PAD yang tidak sesuai dengan cek list

4
Service TEAM-PATRiA

 Pembersihan
Setelah seluruh welder melakukan pekerjannya, workshop/tempat uji welder
harus dirapikan dan dibersikan seperti semula. Pastikan mesin dan peralatan
elektronik telah dimatikan dan dikembalikan ke posisinya masing masing. Ini
dilakukan unt mempermudah tes welder untu keesokan harinya.

Penilaian
Di dalam standart ASME-IX, dalam melakukan kualifikasi terhadap operator
hendaknya dilakukan pengujian berupa destructive dan non-destructive test (DT-
NDT), namun mengingat kondisi dilapangan dan banyak faktor yang lain, DT-NDT
hanya dilakukan sebagian saja.
Ketika Welder berhasil lulus untuk grade posisi 6G, maka sesuai ASME dan AWS
D1.1 , maka dia juga dinyatakan kompeten untuk melakukan pengelasan untuk grade
posisi dibawahnya.
Proses requalifikasi ini akan rutin dilaksanakan setiap 3 atau 6 bulan sekali,
tergantung kondisi dan kesiapan personel di lapangan.
Berikut adalah poin penilaian welder
 Kemampuan/Skill
Visual Inspection
Tujuan: :
Untuk mengetahui apakah hasil pengelasan yang dibuat oleh Welder /
Operator sudah memenuhi persyaratan yang diminta costumer specification
atau codes / standard dengan cara, mencocokan persyaratan yang diminta
dengan kondisi actual dilapanagan ( verifikasi ). Cacat las yang sering ditemui
disini biasanya, berupa undercut, hi-lo, njendol, concavity, spatter, surface
porosity, incomplete penetration dll. Peralatan yang digunakan, welding
gauge, senter, kaca pembesar dll. Untuk teknikal pelaksanaanya bisa
menghubungi inspector
Penetran Tes (Optional)
Tujuan:
Untuk melihat adanya welding deffect pada sub-surface weld metal. Untuk
metode pengaplikasiannya bisa menghubungi inspector.
Pemahaman/Ketrampilan
Tujuan:
Melihat seberapa jauh pemahaman welder tentang arti mengelas. Dimulai
sejak persiapan sebelum pengelasan (pembersihan kampuh, perlakuan tag
weld, pengaturan jarak rootface, menghidupkan mesin dan menyetel
arus/ampere dll), selama pengelasan (pembersihan antar layer, perlakuan
panas,cara penyambungan antar join, cara menyalakan dan mengangkat
elektroda dll), setelah proses pengelasan (pembersihan mahkota las,
pembersihan hasil pengelasan, perlakuan panas, peening dll)

5
Service TEAM-PATRiA

 Sikap
Amati tingkah laku dari welder. Perhatikan betul gaya berpakaian dan sikap
selama menjalani proses refresh ini. Bapak bapak yang di site tentu lebih
memahami untuk faktor yang ini.
 Lain lain
Amati faktor faktor yang lain, misalkan kerja keras dan kejujuran, serta
sportifitas. Kerapihan dalam bekerja juga bisa menjadi faktor penilaian.
Kejujuran merupakan faktor yang tidak ada toleransinya. Setiap welder harus
jujur dan bertanggung jawan terhadap material hasil las lanya.

Note :
Acceptance Kriteria / Syarat kelulusan hasil las lasan adalah sebagai berikut :
Untuk visual tes, tidak boleh
ada cacat pengelasan berupa
undercut, spatter, incomplete
penetrasi. Manik las tampak
halus dan tidak terlalu tinggi namun juga tidak terlalu flat/datar (±2-3.5mm – gunakan
welding gauge untuk melihat ukurannya).
Below Visual Inspection Acceptance Criteria :
# The crack, of any size or location in the weld, is not a shallow crater crack or star
crack shall be rejected. The crack is a shallow crater crack or star crack with a length
that exceeds 5/32 in. (4 mm) also rejected.
# Undercutting adjacent to the cover or root bead shall not exceed the dimensions
given in Table 4(Maximum Dimension of Undercutting) and Section 9.3.11

# Inadequate Penetration (detail see Section 9.3.1 , 9.3.2, 9.3.3 and figure 13) can’t
exceed 1 inch.
# Incomplete Fusion shall be considered a defect should any of the following
conditions exist:
a. The length of an individual indication of IF exceeds 1 in.(25 mm).
b. The aggregate length of indications of IF in any continuous 12-in. (300 mm) length
of weld exceeds 1 in. (25 mm).
c. The aggregate length of indications of IF exceeds 8% of the weld length in any weld
less than 12 in. (300 mm) in length.
And fore more Incomplete Fusion can see on Section 9.3.5 (figure 17)

6
Service TEAM-PATRiA

# Internal Concavity (Any length of internal concavity is acceptable, provided the


density of the radiographic image of the internal concavity does not exceed that of the
thinnest adjacent parent material. For areas that exceed the density of
the thinnest adjacent parent material, the criteria for burn-through (see 9.3.7) are
applicable) more detailed see Figure 18.
# Burn-Through (The maximum dimension exceeds 1/4 in. (6 mm) and the density of
the BT’s image exceeds that of the thinnest adjacent parent material) more detailed see
Section 9.3.7.1, 9.3.7.2, 9.3.7.3 .
# Slag Inclusions (when the size of a radiographic indication of slag is measured, the
indication’s maximum dimension shall be considered its length) more detailed see
Section 9.3.8.1, 9.3.8.2, 9.3.8.3)
# Porosity (The size of an individual pore exceeds 1/8 in. (3 mm)) more detailed
conditions see Section 9.3.9.2 until 9.3.9.4 and Figure 19 or 20.
# Excluding incomplete penetration due to high-low and undercutting, any
accumulation of imperfections (AI) shall be
considered a defect should any of the following conditions exist:
a. The aggregate length of indications in any continuous 12-in. (300-mm) length of
weld exceeds 2 in. (50 mm).
b. The aggregate length of indications exceeds 8% of the weld length

Untuk pengujian penetran tes (Optional)


acceptance criterianya adalah seperti yang
tampak pada gambar disamping.

Seluruh standart yang digunakan merujuk pada ASME IX, ASME V dan AWS D1.1.

7
Service TEAM-PATRiA

Demikian panduan prosedur pengujian/refreshing welder unt site. Jika ada hal yang belum
jelas dan perlu dibahas lebih lanjut silahkan hubungi contact person saya dibawah ini.

Akhir kata, terima kasih yang sebesar besarnya atas kerja sama dan kerja keras Bapak-
Bapak site operation, benteng pertama PATRiA dalam mengahadapi customer. Sukses
selalu dan tetap semangat.

Sincerely Yours,

Victor Rizal Filosofi


Welding Inspector – PATRiA ۞ PT. United Tractors Pandu Engineering
Jl. Jababeka XI blok H 30-40 Kasawan Industri Jababeka 1 Cikarang, Bekasi 17530
Phone : 085 236 5555 98 ۞ E-mail : victor.filosofi@gmail.com
Website : www.vicriz.co.cc

Anda mungkin juga menyukai