Non destrtructive testing (NDT) adalah aktivitas tes atau inspeksi terhadap suatu benda untuk
mengetahui adanya cacat, retak, atau discontinuity lain tanpa merusak benda yang kita tes
atauinspeksi. Pada dasarnya, tes ini dilakukan untuk menjamin bahwa material yang kita gunakan
masih aman dan belum melewati damage tolerance. Material pesawat diusahakan semaksimal
mungkin tidak mengalami kegagalan (failure) selama masa penggunaannya.NDT dilakukan paling
tidak sebanyak dua kali. Pertama, selama dan diakhir proses fabrikasi, untuk menentukan suatu
komponen dapat diterima setelah melalui tahap-tahap fabrikasi. NDT ini dijadikan sebagai bagian
dari kendali mutu komponen. Kedua, NDT dilakukan setelah komponen digunakan dalam jangka
waktu tertentu. Tujuannya adalah menemukan kegagalan parsial sebelum melampaui damage
tolerance-nya.
Visual Inspection
Sering kali metode ini merupakan langkah yang pertama kali diambil dalam NDT. Metode ini
bertujuan menemukan cacat atau retak permukaan dan korosi. Dalam hal ini tentu saja adalah
retak yang dapat terlihat oleh mata telanjang atau dengan bantuan lensa pembesar ataupun
boroskop.
Metode Liquid Penetrant Test merupakan metode NDT yang paling sederhana. Metode ini
digunakan untuk menemukan cacat di permukaan terbuka dari komponen solid, baik logam
maupun non logam, seperti keramik dan plastik fiber. Melalui metode ini, cacat pada material
akan terlihat lebih jelas. Caranya adalah dengan memberikan cairan berwarna terang pada
permukaan yang diinspeksi. Cairan ini harus memiliki daya penetrasi yang baik dan viskousitas
yang rendah agar dapat masuk pada cacat dipermukaan material. Selanjutnya, penetrant yang
tersisa di permukaan material disingkirkan. Cacat akan nampak jelas jika perbedaan warna
penetrant dengan latar belakang cukup kontras. Seusai inspeksi, penetrant yang tertinggal
dibersihkan dengan penerapan developer.
Kelemahan dari metode ini antara lain adalah bahwa metode ini hanya bisa diterapkan pada
permukaan terbuka. Metode ini tidak dapat diterapkan pada komponen dengan permukaan kasar,
berpelapis, atau berpori.
Dengan menggunakan metode ini, cacat permukaan (surface) dan bawah permukaan (subsurface)
suatu komponen dari bahan ferromagnetik dapat diketahui. Prinsipnya adalah dengan
memagnetisasi bahan yang akan diuji. Adanya cacat yang tegak lurus arah medan magnet akan
menyebabkan kebocoran medan magnet. Kebocoran medan magnet ini mengindikasikan adanya
cacat pada material. Cara yang digunakan untuk memdeteksi adanya kebocoran medan magnet
adalah dengan menaburkan partikel magnetik dipermukaan. Partikel-partikel tersebuat akan
berkumpul pada daerah kebocoran medan magnet.
Kelemahannya, metode ini hanya bisa diterapkan untuk material ferromagnetik. Selain itu, medan
magnet yang dibangkitkan harus tegak lurus atau memotong daerah retak serta diperlukan
demagnetisasi di akhir inspeksi.
Inspeksi ini memanfaatkan prinsip elektromagnet. Prinsipnya, arus listrik dialirkan pada kumparan
untuk membangkitkan medan magnet didalamnya. Jika medan magnet ini dikenakan pada benda
logam yang akan diinspeksi, maka akan terbangkit arus Eddy. Arus Eddy kemudian menginduksi
adanya medan magnet. Medan magnet pada benda akan berinteraksi dengan medan magnet pada
kumparan dan mengubah impedansi bila ada cacat.
Keterbatasan dari metode ini yaitu hanya dapat diterapkan pada permukaan yang dapat dijangkau.
Selain itu metode ini juga hanya diterapkan pada bahan logam saja.
Ultrasonic Inspection
Prinsip yang digunakan adalah prinsip gelombang suara. Gelombang suara yang dirambatkan pada
spesimen uji dan sinyal yang ditransmisi atau dipantulkan diamati dan interpretasikan.Gelombang
ultrasonic yang digunakan memiliki frekuensi 0.5 ± 20 MHz. Gelombang suara akan terpengaruh
jika ada void, retak, atau delaminasi pada material. Gelombang ultrasinic ini dibnagkitkan oleh
tranducer dari bahan piezoelektri yang dapat mengubah energi listrik menjadi energi getaran
mekanik kemudian menjadi energi listrik lagi.
Radiographic Inspection
Metode NDT ini dapat untuk menemukan cacat pada material dengan menggunakan sinar X dan
sinar gamma. Prinsipnya, sinar X dipancarkan menembus material yang diperiksa. Saat menembus
objek, sebagian sinar akan diserap sehingga intensitasnya berkurang. Intensitas akhir kemudaian
direkam pada film yang sensitif. Jika ada cacat pada material maka intensitas yang terekam pada
film tentu akan bervariasi. Hasil rekaman pada film ini lah yang akan memeprlihatkan bagian
material yang mengalami cacat.
Kemampuan untuk memeriksa coran, weldments, tebal dinding dan kerang gulungan secara akurat
dan secara komprehensif sangat penting, dan bahkan lebih penting ketika mesin telah digunakan
selama beberapa tahun, mungkin dengan perubahan yang dibuat untuk kerangka asli, dan kondisi
operasi yang sekarang menempatkan lebih banyak tekanan pada peralatan dari desain asli
diperbolehkan.
NDT menggunakan beberapa metode, termasuk: inspeksi visual, ultrasonik, dye penetrant, partikel
magnetik, emisi akustik, elektromagnetik dan radiografi. Alat umum yang digunakan meliputi:
mata ahli yang terlatih, caliper mikrometer, pengukur ketebalan dinding ultrasonik, dan penggiling
portabel di samping spesifik alat yang digunakan untuk metode pengujian yang lebih kompleks.
Kertas putih ulasan proses NDT seperti yang dilakukan oleh personil Metso terampil, dengan
contoh-contoh masalah yang ditemukan dan tindakan yang diambil untuk mengatasi masalah ini.
Pengujian non-destruktif, juga dikenal sebagai pemeriksaan non-destruktif dan dikenal dengan
singkatan nya NDT atau NDE, berkaitan dengan pemeriksaan bahan untuk kelemahan tanpa
merugikan obyek yang diuji. sebagai metode pengujian industri, NDT menyediakan biaya cara
yang efektif untuk pengujian sekaligus melindungi obyek yang kegunaan untuk tujuan yang
dirancang.
• Ultrasonik,
• Dye Penetrant,
• Magnetic Particle,
• Emisi Akustik,
• Eddy Current (elektromagnetik), dan
• Radiografi.
Metode yang paling umum digunakan oleh adalah visual, ultrasonik, dan
dye penetran, dengan partikel magnetik dan emisi akustik yang hanya digunakan dalam keadaan
khusus.
Pengujian tak merusak (NDT) adalah aktivitas pengujian atau inspeksi terhadap suatu
benda/material untuk mengetahui adanya cacat, retak atau discontinuity lain tanpa merusak benda
yang kita uji. Karena NDT secara permanen mengubah material yang sedang diperiksa. Teknik
yang dapat menghemat uang dan waktu dalam evaluasi produk, pemecahan masalah, dan
penelitian. NDT umumnya memiliki metode termasuk ultrasonik, magnetik-partikel, penetran cair,
radiografi, dan pengujian eddy. Saat ini NDT adalah alat yang sering digunakan dalam rekayasa
forensik, teknik mesin, teknik elektro, teknik sipil, teknik sistem, teknik aeronautika, obat-obatan,
dan seni.
Metode NDT dapat mengandalkan pada penggunaan radiasi elektromagnetik, suara, dan sifat
bahan untuk memeriksa sampel. Ini mencakup beberapa jenis mikroskop untuk memeriksa
permukaan eksternal dalam detail, meskipun teknik persiapan sampel untuk metalografi,
mikroskopi optik dan mikroskop elektron umumnya destruktif sebagai permukaan harus dibuat
halus melalui
polesan atau sampel. Bagian dalam sampel dapat diperiksa dengan penetrasi radiasi
elektromagnetik, seperti X-ray, atau dengan gelombang suara dalam kasus pengujian ultrasonik.
Kontras antara cacat dan sebagian besar sampel dapat ditingkatkan untuk pemeriksaan visual oleh
mata telanjang dengan menggunakan cairan untuk menembus retakan kelelahan. Salah satu
metode (pengujian penetran cair) melibatkan menggunakan pewarna, fluorescent atau non-
fluorescing, dalam cairan untuk bahan-bahan non-magnetik, biasanya logam. Metode lain yang
umum digunakan untuk bahan magnetik melibatkan menggunakan suspensi cair dari besi halus
partikel diterapkan pada bagian ketika ia di dalam medan magnet.
D. Aplikasi NDT
NDT digunakan dalam berbagai kegiatan yang meliputi berbagai kegiatan industri:
Otomotif, Bagian mesin, Penerbangan, Turbin gas mesin, Peroketan, Konstruksi, Struktur,
Jembatan, Cover Meter, Pemeliharaan, perbaikan dan operasi, Jembatan, Pabrik, Bagian mesin,
Tuang dan tempa, Industri tanaman seperti Nuklir, Petrokimia, Power, Pulp dan Kertas, Fabrikasi
toko, Tambang pengolahan dan Risiko mereka Berdasarkan program Inspeksi, Tekanan kapal,
Tangki penyimpanan, Las, Boiler, Penukar panas, Pemipaan, Bermacam-macam Pipa, Pipeline
integritas manajemen, Leak Deteksi, Kereta Api, Inspeksi Rel, Pemeriksaan roda, Tubular NDT,
untuk sistem pipa-pipa bahan, Korosi Dalam Isolasi (Cui), Kapal selam dan kapal perang
Angkatan Laut lainnya, aplikasi bidang Medis.
E. Metode-Metode NDT
Metode yang digunakan pada NDT memiliki berbagai macam teknik, diantaranya Visual
testing, Liquid Penetrant Testing, Magnetic Particle Testing, Ultrasonic Testing, Radiographic (X-
Ray) Testing, Eddy Current Testing, Thermal Infrared Testing, Accoustic Emision Testing, Leak
Testing, dan sebagainya.
Magnetic Particle Inspection
Inspeksi partikel magnetik (MPI) adalah pengujian non-destruktif (NDT) proses untuk mendeteksi
diskontinuitas permukaan dan bawah permukaan pada material besi. Proses ini menempatkan
sebuah medan magnet ke bagian. bagian ini dapat magnet dengan magnetisasi langsung atau tidak
langsung. magnetisasi langsung terjadi ketika arus listrik dilewatkan pada benda uji dan medan
magnet terbentuk dalam material. magnetisasi tidak langsung terjadi bila tidak ada arus listrik
melewati benda uji, tetapi medan magnet diterapkan dari sumber luar. Garis-garis gaya magnet
tegak lurus terhadap arah arus listrik yang mungkin baik alternating current (AC) atau beberapa
bentuk arus searah (DC) (AC diperbaiki).
Kehadiran permukaan atau bawah permukaan diskontinuitas dalam materi memungkinkan fluks
magnet bocor. partikel besi Fe diterapkan ke bagian. Partikel-partikel mungkin kering atau basah
dalam suspensi. Jika luas kebocoran fluks hadir partikel akan tertarik ke wilayah ini. Partikel-
partikel akan membangun pada daerah kebocoran dan bentuk apa yang dikenal sebagai indikasi.
Sinyalemen kemudian dapat dievaluasi untuk menentukan apa itu, apa yang mungkin
menyebabkannya, dan tindakan apa yang harus diambil jika ada.
@ Demagnetisasi
Setelah bagian telah magnet kebutuhan untuk menjadi demagnetized. Ini membutuhkan peralatan
khusus yang bekerja kebalikan dari peralatan magnetizing. Magnetizing biasanya dilakukan
dengan pulsa saat ini tinggi yang sangat cepat mencapai puncak saat ini dan segera mematikan
meninggalkan bagian magnet. Untuk demagnetize bagian arus medan atau magnet yang
dibutuhkan, harus sama atau lebih besar dari arus medan atau magnet digunakan untuk magnet
bagian, atau arus medan magnet maka perlahan-lahan dikurangi menjadi nol meninggalkan bagian
terdemagnetisasi.
@ Serbuk Partikel Magnetik
Partikel digunakan untuk mendeteksi retak adalah oksida besi biasanya untuk sistem baik kering
dan basah. Basah sistem partikel berbagai ukuran dari <0,5-10 mikron untuk digunakan dengan air
atau operator minyak. Partikel yang digunakan dalam sistem basah memiliki pigmen yang
berpendar diterapkan pada 365 nm (ultraviolet A) membutuhkan 1000 μW/cm2 (10 W/m2) pada
permukaan bagian untuk pemeriksaan yang tepat. Jika partikel tidak memiliki lampu yang benar
diterapkan di ruang gelap partikel tidak dapat dideteksi. Industri menggunakan kacamata UV
untuk menyaring cahaya UV dan menguatkan spektrum cahaya tampak normal Hijau dan Kuning
diciptakan oleh partikel fluorescing. Fluoresensi hijau dan kuning dipilih karena mata manusia
bereaksi terbaik untuk warna-warna. Partikel bubuk kering berbagai ukuran 5-170 mikron yang
dirancang untuk dilihat dalam kondisi cahaya putih. Partikel-partikel tersebut tidak dirancang
untuk digunakan pada lingkungan basah. bubuk kering biasanya diterapkan menggunakan tangan
aplikator bedak udara dioperasikan Partikel aerosol diterapkan mirip dengan sistem basah, dijual
dalam kaleng aerosol premixed mirip dengan hair spray.
@ Pemeriksaan
Berikut ini adalah langkah-langkah umum untuk memeriksa pada mesin horisontal basah: Bagian
ini dibersihkan dari minyak dan penahanan lainnya. Diperlukan perhitungan dilakukan untuk
mengetahui jumlah arus yang dibutuhkan untuk menarik bagian. Lihat ASTM E1444-05 untuk
formula. Pulsa magnetizing diterapkan selama 5 detik selama operator mencuci bagian dengan
partikel, berhenti sebelum pulsa magnetik selesai. Kegagalan untuk Berhenti sebelum akhir pulsa
magnetik akan membasuh indikasi.
Sinar UV diterapkan operator mencari indikasi cacat yang 0 sampai + / - 45 derajat dari jalan arus
mengalir melalui bagian. Cacat hanya muncul yang 45-90 derajat medan magnet. Cara termudah
untuk mengetahui dengan cepat mana medan magnet berjalan adalah ambil bagian dengan baik
tangan antara saham meletakkan kepala ibu jari Anda terhadap bagian (jangan bungkus ibu jari
Anda di bagian) ini disebut kiri atau aturan ibu jari kanan atau aturan pegangan tangan kanan. titik
arah ibu jari memberitahu kita arah arus mengalir, medan magnetik akan berjalan 90 derajat dari
jalan saat ini. Pada geometri yang kompleks seperti mesin engkol operator perlu
memvisualisasikan perubahan arah medan magnetik saat ini dan dibuat. Arus dimulai pada 0
derajat lalu 45 derajat hingga 90 derajat kembali ke 45 derajat sampai 0 kemudian -45 ke -90 ke
-45 ke 0 dan mengulangi ini untuk crankpin. Jadi pemeriksaan bisa memakan waktu untuk
disimak untuk indikasi yang hanya 45-90 derajat dari medan magnet.
Bagian tersebut diterima atau ditolak berdasarkan pra-ditetapkan menerima dan menolak kriteria
bagian ini demagnetized tergantung pada persyaratan orientasi medan magnet mungkin perlu
diubah 90 derajat untuk memeriksa untuk cacat yang tidak dapat dideteksi dari langkah 3 sampai
5. Cara yang paling umum adalah mengubah orientasi medan magnet adalah penggunaan Coil
Shot. pada Gambar 1 a 36 inch Coil dapat dilihat kemudian langkah 4, 5, dan 6 yang berulang
@ Standar Organisasi Internasional untuk Standarisasi (ISO)
1. ISO 3059, pengujian non-destruktif - pengujian penetran dan pengujian partikel magnetik -
Melihat kondisi
2. ISO 9934-1, pengujian non-destruktif - pengujian partikel magnetik - Bagian 1: Prinsip
Umum
3. ISO 9934-2, pengujian non-destruktif - pengujian partikel magnetik - Bagian 2: media
Deteksi
4. ISO 9934-3, pengujian non-destruktif - pengujian partikel magnetik - Bagian 3: Peralatan
- ISO 17638, pengujian non-destruktif pengelasan - pengujian partikel magnetik
5. ISO 23279, pengujian non-destruktif pengelasan - pengujian partikel magnetik lasan -
Penerimaan tingkat
@ Material
Penetrant diklasifikasikan menjadi tingkat sensitivitas. Terlihat penetrants biasanya berwarna
merah, dan mewakili sensitivitas terendah. penetrants Fluorescent berisi dua atau lebih zat warna
yang berpendar ketika gembira dengan ultraviolet (UV-A) radiasi (juga dikenal sebagai cahaya
hitam). Sejak inspeksi penetran Fluorescent dilakukan di lingkungan yang gelap, dan pewarna
bersemangat memancarkan cahaya kuning-hijau terang yang sangat kontras dengan latar belakang
gelap, bahan ini lebih sensitif terhadap cacat kecil.
Ketika memilih tingkat sensitivitas seseorang harus mempertimbangkan banyak faktor,
termasuk lingkungan di mana tes akan dilakukan, hasil akhir permukaan spesimen, dan ukuran
dari cacat dicari. Kita juga harus menjamin bahwa bahan kimia yang kompatibel dengan uji
sampel sehingga pemeriksaan tidak akan menyebabkan pewarnaan permanen, atau kerusakan.
Teknik ini bisa sangat portabel, karena dalam bentuk yang paling sederhana inspeksi
membutuhkan kaleng aerosol hanya 3 spray, handuk kertas, dan cahaya tampak memadai. sistem
Tulis dengan aplikasi khusus, mencuci, dan stasiun pengembangan, lebih mahal dan rumit, tapi
menghasilkan sensitivitas yang lebih baik dan sampel yang lebih tinggi melalui-menaruh.
@ Langkah Inspeksi
Berikut adalah langkah-langkah utama Cair Inspeksi penetran:
a. Pembersihan awal (Pre-Cleaning)
Permukaan uji dibersihkan untuk menghilangkan kotoran, cat, minyak, lemak atau skala
longgar yang baik dapat mencegah penetrasi dari cacat, atau menyebabkan indikasi tidak relevan
atau salah. Metode Pembersihan mungkin termasuk pelarut, langkah-langkah pembersihan alkali,
uap degreasing, atau media peledakan. Tujuan akhir dari langkah ini adalah permukaan yang
bersih di mana setiap cacat ini terbuka ke permukaan, kering, dan bebas dari kontaminasi.
b. Pemberian cairan penetrant
Penetran tersebut kemudian diterapkan pada permukaan obyek yang diuji. penetran ini diberi
waktu untuk meresap ke dalam setiap kekurangan (umumnya 5 sampai 30 menit) dengan
temperatur permukaan material 10-52oC. Waktu tinggal terutama tergantung pada penetrasi yang
digunakan, bahan pengujian keberadaan dan ukuran kekurangan dicari. Seperti yang diharapkan,
cacat kecil memerlukan waktu penetrasi lagi. Karena salah satu sifat mereka yang tidak
kompatibel harus berhati-hati untuk tidak menerapkan penetran berbasis pelarut ke permukaan
yang akan diperiksa dengan penetrasi air bisa dicuci.
c. Pembersihan cairan penetrant
Kelebihan itu penetrasi kemudian dihapus dari permukaan. Metode penghapusan dikontrol
oleh jenis penetran digunakan. Air-dicuci, pelarut-removable, lipofilik pasca-emulsifiable, atau
hidrofilik pasca-emulsifiable adalah pilihan umum. Pengemulsi merupakan tingkat sensitifitas
tertinggi, dan kimia berinteraksi dengan penetran berminyak untuk membuatnya dilepas dengan
semprotan air. Ketika remover pelarut menggunakan benang dan kain-bebas adalah penting untuk
tidak menyemprotkan pelarut pada permukaan secara langsung, karena ini dapat dengan
menghapus penetran dari kelemahan. Jika penetran berlebih tidak dibuang dengan baik, sekali
pengembang diterapkan, mungkin meninggalkan latar belakang di daerah maju yang indikasi
topeng dapat atau cacat. Selain itu, ini juga dapat menghasilkan indikasi palsu sangat menghalangi
kemampuan Anda untuk melakukan inspeksi yang tepat.
d. Aplikasi Developer
Setelah penetrasi telah dihapus kelebihan seorang pengembang putih diterapkan pada
sampel. Beberapa pengembang jenis yang tersedia, termasuk: pengembang basah non-air, bubuk
kering, air suspendable, dan larut dalam air. Pilihan pengembang diatur oleh kompatibilitas
penetran (satu pengembang tidak dapat menggunakan air-larut atau suspendable dengan penetrasi
air-dicuci), dan oleh kondisi inspeksi. Bila menggunakan pengembang basah non-air (NAWD)
atau serbuk kering, sampel harus dikeringkan sebelum aplikasi, sedangkan pengembang larut dan
suspendable diterapkan dengan bagian yang masih basah dari langkah sebelumnya. NAWD secara
komersial tersedia dalam kaleng semprot aerosol, dan mungkin menggunakan aseton, alkohol
isopropil, atau propelan yang merupakan kombinasi dari keduanya. Pengembang harus
membentuk, semi-transparan bahkan lapisan pada permukaan.
ndt_visual.jpg
2. Liquid Penetrant
Metode ini sangat sederhana dimana saat melakuan pengujian dilakukan penyemprotan dengan
cairan berwarna terang yang tujuannya untuk mengetahui keretakan atau kerusakan pada material
solid baik logam maupun non logam Cairan ini harus memiliki daya penetrasi yang baik dan
viskousitas yang rendah agar dapat masuk pada cacat dipermukaan material. Selanjutnya,
penetrant yang tersisa di permukaan material disingkirkan. Cacat akan nampak jelas jika
perbedaan warna penetrant dengan latar belakang cukup kontras
ndt_Liquid_Penetrant.jpg
3. Magnetic Particles
Metode ini menggunakan serbuk magnetik yang di sebarkan dipermukaan benda uji atau material.
Pada saat crack ada dalam permukaan benda uji, maka akan terjadi kebocoran medan magnit di
sekitar posisi crack, sehingga dengan mudah akan bisa dilihat oleh mata. Setelah pengujian
magnetic, maka benda uji akan menjadi bersifat magnet, karena pengaruh serbuk magnet tersebut,
maka untuk menghilangkan effek itu digunakan metoda demagnetization (proses menghilangkan
medan magnet pada benda uji), salah satu caranya dengan menggunakan hammering (benda uji
dipikul dengan hammer, sehingga timbul getaran yang akan melepaskan partikel magnet).
Kelemahannya, metode ini hanya bisa diterapkan untuk material ferromagnetik. Selain itu, medan
magnet yang dibangkitkan harus tegak lurus atau memotong daerah retak.
ndt_Magnetic_Particles.jpg
4. Eddy current
Metode ini pada prisipnya hampir sama dengan teknik Magnetic Particles, akan tetapi medan
listrik yang dipancarkan dari arus listrik bolak-balik, ketika ada crack maka medan listrik akan
berubah dan perubahannya itu akan terbaca pada alat pengukur impadance. Prinsip ini erat
kaitannya dengan impedansi, maka hasilnya sangat dipengruhi oleh jarak antara benda uji dengan
alat ukurnya.Keterbatasan dari metode ini yaitu hanya dapat diterapkan pada permukaan yang
dapat dijangkau. Selain itu metode ini juga hanya diterapkan pada bahan logam saja.
ndt_Eddi_current.gif
Jasa Pengujian NDT ini banyak digunakan karena sudah menjadi mandatory beberapa industri
untuk standarisasi keamanan dan keselamatan kerja, sebagai contoh perlakuan NDT pada
Propeller di industri penerbangan yang selalu menjadi hal yang utama ketika akan menginspeksi
baling-baling pesawat tersebut, dan masih banyak lagi contoh cotoh yang lainnya.
1. CACAT TITIK
Cacat titik yang paling sederhana adalah kekosongan (vacancy) disini ada atom yang hilang
dalam kristal. Cacat titik ini merupakan hasil dari penumpukan yang salah sewaktu kristalisasi
atau juga dapat terjadi pada suhu yang tinggi oleh karena energi thermal meningkat. Bila energi
thermal tinggi, ada kemungkinan bagi atom-atom untuk melompat meninggalkan tempatnya
(dimana energi terendah akan ikut naik pula). Maka akan terdapat kekosongan tunggal saat
kristalisasi. Dan bila terdapat kekosongan ada 2 (dua) maka dapat disebut sebagai kekosongan
ganda . Perhatikan gambar dibawah ini
Bila ketidak-sempurnaan seperti kekosongan jumlahnya meliputi 1 (satu) atau beberapa atom
maka ketidak sempurnaan tersebut biasa-nya disebut dengan nama cacat titik atau POINT
DEFECT.
Cacat ini mencakup kekosongan pasangan ion berlawanan, kekosongan pasangan ion dan
kekosongan tunggal mempercepat diffusifitas atom
Cacat titik (point defect) menyebabkan distorsi lokal dalam kristal. Misalnya : Vacancy dapat
menyebabkan KOMPRESSIVE – STRESS. Subsitusi oleh atom-atom yang lebih kecil atau besar
selalu dapat menyebabkan kompressive dan Tensile Stress.
Intertisi menyebabkan strain di sekitar tempat yang diduduki dengan kata lain, cacat titik
menyebabkan meningkatnya energi dalam material secara thermodinamik.
Metode Liquid Penetrant Test merupakan metode NDT yang paling sederhana. Metode ini
digunakan untuk menemukan cacat di permukaan terbuka dari komponen solid, baik logam
maupun non logam, seperti keramik dan plastik fiber. Melalui metode ini, cacat pada material
akan terlihat lebih jelas. Caranya adalah dengan memberikan cairan berwarna terang pada
permukaan yang diinspeksi. Cairan ini harus memiliki daya penetrasi yang baik dan viskousitas
yang rendah agar dapat masuk pada cacat dipermukaan material. Selanjutnya, penetrant yang
tersisa di permukaan material disingkirkan. Cacat akan nampak jelas jika perbedaan warna
penetrant dengan latar belakang cukup kontras. Seusai inspeksi, penetrant yang tertinggal
dibersihkan dengan penerapan developer.
2. metode dengan particle magnet
Dengan menggunakan metode ini, cacat permukaan (surface) dan bawah permukaan (subsurface)
suatu komponen dari bahan ferromagnetik dapat diketahui. Prinsipnya adalah dengan
memagnetisasi bahan yang akan diuji. Adanya cacat yang tegak lurus arah medan magnet akan
menyebabkan kebocoran medan magnet. Kebocoran medan magnet ini mengindikasikan adanya
cacat pada material. Cara yang digunakan untuk memdeteksi adanya kebocoran medan magnet
adalah dengan menaburkan partikel magnetik dipermukaan. Partikel-partikel tersebuat akan
berkumpul pada daerah kebocoran medan magnet.
Kelemahannya, metode ini hanya bisa diterapkan untuk material ferromagnetik. Selain itu, medan
magnet yang dibangkitkan harus tegak lurus atau memotong daerah retak serta diperlukan
demagnetisasi di akhir inspeksi.
3. metode dengan arus Eddy
Inspeksi ini memanfaatkan prinsip elektromagnet. Prinsipnya, arus listrik dialirkan pada kumparan
untuk membangkitkan medan magnet didalamnya. Jika medan magnet ini dikenakan pada benda
logam yang akan diinspeksi, maka akan terbangkit arus Eddy. Arus Eddy kemudian menginduksi
adanya medan magnet. Medan magnet pada benda akan berinteraksi dengan medan magnet pada
kumparan dan mengubah impedansi bila ada cacat.
Keterbatasan dari metode ini yaitu hanya dapat diterapkan pada permukaan yang dapat dijangkau.
Selain itu metode ini juga hanya diterapkan pada bahan logam saja.
4. Pengujian penyinaran
Dengan mempergunakan sinar X , sinar gama dan sinar netron yang memiliki daya tembus besar
melalui benda, memungkinkan untuk mengetahui adanya cacat dari bayangan pada film yang
ditempatkan dibelakang benda, yang menunjukan variasi intensitas, karena perbedaan absorpsi
sinar oleh rongga dan kepadatan didalam benda,kelemahannya mahal dan membutuhkan seorang
yang profesional untuk menciptakan alat tersebut.
5. Pengujian ultrasonic
Prinsip yang digunakan adalah prinsip gelombang suara. Gelombang suara yang dirambatkan pada
spesimen uji dan sinyal yang ditransmisi atau dipantulkan diamati dan interpretasikan.Gelombang
ultrasonic yang digunakan memiliki frekuensi 0.5 ± 20 MHz. Gelombang suara akan terpengaruh
jika ada void, retak, atau delaminasi pada material. Gelombang ultrasinic ini dibnagkitkan oleh
tranducer dari bahan piezoelektri yang dapat mengubah energi listrik menjadi energi getaran
mekanik kemudian menjadi energi listrik lagi.
6. Pengujian Radiographic
Metode NDT ini dapat untuk menemukan cacat pada material dengan menggunakan sinar X dan
sinar gamma. Prinsipnya, sinar X dipancarkan menembus material yang diperiksa. Saat menembus
objek, sebagian sinar akan diserap sehingga intensitasnya berkurang. Intensitas akhir kemudaian
direkam pada film yang sensitif. Jika ada cacat pada material maka intensitas yang terekam pada
film tentu akan bervariasi. Hasil rekaman pada film ini lah yang akan memeprlihatkan bagian
material yang mengalami cacat.
Cacat pada material merupakan ketidaksempurnaan pada material. Cacat pada material
terbagi atas :
1. Cacat titik
Cacat titik adalah cacat berupa titik pada material. Cacat titik terbagi atas :
a. Vacancy (kekosongan), yaitu cacat yang terjadi akibat adanya kekosongan atom dalam
susunan atom.
b. Subtitusi/pergantian, yaitu cacat yang terjadi akibat adanya pergantian atom pada susunan
atom.
c. Intertisi adalah cacat yang terjadi akibat adanya atom lain yang menyusup dalam susunan
atom. Intertisi terbagi atas:
Self Intertisi, yaitu cacat akibat adanya atom yang menyisip pada susunan atom yang berasal dari
atom itu sendiri.
Impurity, yaitu adanya atom asing yang menyusup pada susunan atom yang bersifat mengganggu.
2. Cacat Garis/Dislokasi
Cacat garis adalah ketidaksempurnaan pada material akibat kekosongan pada sebaris atom.
Dislokasi terbagi atas dislokasi sisi dan dislokasi ulir.
a. Dislokasi sisi, adalah cacat garis yang arah pergerakan atomnya tegak lurus terhadap garis
dislokasi. (Dislocation line)
b. Dislokasi Ulir, yaitu cacat gais yang arah pergerakan atomnya sejajar terhadap arah garis
dislokasi (Dislocation line).
3. Cacat Bidang
Cacat bidang yaitu ketidak sempurnaan material pada sebidang struktur atom.
Contohnya;
Twinning
Batas butir
4. Cacat Ruang
Cacat ruang adalah ketidaksempurnaan kristal pada seruang atom yaitu timbulnya rongga antara
batas butir karena orientasi butir dan dapat dilihat secara langsung.
Contohnya :
Porositas
Retak
Ronngga
2. Ketidaksempurnaan material
Misalnya terdapat defect / cacat pada material, contoh pada casting Aluminium misalnya apabila
ada gas hidrogen yang masuk maka akan terdapat porositas-porositas yang dapat menyebabkan
material mengalami failure.
4. Salah desain
Misalnya terdapat siku atau sudut yang tajam yang dapat menimbulkan adanya stress
concentration pada material saat dioperasikan. Atau dimensi yang kurang memperhitungkan
adanya peristiwa korosi atau aus saat pengaplikasian yang dapat mengurangi atau merubah
dimensi dari material saat penggunaannya yang akibatnya dapat membuat material tersebut tidak
dapat bekerja sebagaimana semestinya.
7. Salah Perawatan
Jadwal perawatan yang “bolong-bolong” atau tidak rutin. Atau alat untuk pengukuran tidak
dikalibrasi sehingga salah dalam melakukan perhitungan saat perawatan.
http://fannowidy.blogspot.com/2012/10/penyebab-kerusakankegagalan-pada-suatu.html?m=1
https://sites.google.com/site/metalurgifisikpart2/cacat-dalam-material
http://himawantriraharjo.blogspot.com/2013/03/pengujian-dengan-merusak-dan-tidak.html?m=1
http://ftkceria.wordpress.com/2012/04/21/pengujian-tidak-merusaknon-destrtructive-testing-ndt/