DAFTAR ISI
BAB I ................................................................................................................................................. 3
PENDAHULUAN ............................................................................................................................... 3
A. TUJUAN UMUM ........................................................................................... 3
B. TUJUAN KHUSUS ........................................................................................ 3
BAB II ............................................................................................................................................... 4
MEMPERSIAPKAN AREA KERJA INSPEKSI UNTUK UJI PENETRANT ...................................... 4
A. Pengetahuan yang diperlukan dalam mempersiapkan area kerja
inspeksi untuk uji penetran ............................................................................... 4
1. Prinsip Kerja Dye Penetrant.............................................................................. 4
2. Pre-Cleaning ................................................................................................... 8
3. K3 Uji Dye Penetrant ....................................................................................... 9
4. Jenis – Jenis Diskontinuitas Bidang Inspeksi.......................................... 12
B. Keterampilan Yang Diperlukan Dalam Mempersiapkan Area Kerja
Inspeksi Untuk Uji Penetran ............................................................................ 15
C. Sikap Yang Diperlukan Dalam Mempersiapkan Area Kerja Inspeksi
Untuk Uji Penetran ........................................................................................... 15
BAB III ............................................................................................................................................ 16
MELAKUKAN PENGUJIAN DYE PENETRANT ............................................................................. 16
A. Pengetahuan yang diperlukan untuk melakukan pengujian Dye
Penetrant........................................................................................................... 16
1. Jenis-Jenis Dye Penetran ................................................................................... 16
2. Perangkat Uji Dye Penetrant .......................................................................... 22
3. Prosedur Pengujian Dye Penetrant ................................................................. 28
B. Keterampilan yang diperlukan dalam melakukan pengujian dye penetrant ........... 40
C. Sikap kerja yang diperlukan dalam melakukan pengujian dye penetrant . 40
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................................ 41
A. BukuReferensi .......................................................................................... 41
B. Referensi Lainnya .................................................................................... 41
DAFTAR ALAT DAN BAHAN ......................................................................................................... 42
DAFTAR PENYUSUN ..................................................................................................................... 42
BAB I
PENDAHULUAN
A. TUJUAN UMUM
Setelah mempelajari modul ini peserta diharapkan mampu melakukan pengujian
dengan Dye Penetrant.
B. TUJUAN KHUSUS
Adapun tujuan mempelajari unit kompetensi melalui buku informasi modul
Melakukan Pengujian dengan Dye Penetrant ini guna memfasilitasi peserta sehingga
pada akhir diklat diharapkan memiliki kemampuan sebagai berikut:
1. Mempersiapkan area kerja inspeksi untuk uji penetrant
2. Melakukan pengujian dye penetrant
3. Melakukan interpretasi dan mencatat hasil-hasil uji dye penetrant
BAB II
a.Tahap-Tahap Pelaksanaan
Uji cairan penetran dilaksanakan dengan tahapan sebagai berikut :
1. Benda kerja yang hendak diuji disiapkan terlebih dahulu
2. Permukaan yang diperiksa dibersihkan dari kotoran yang mungkin
menyumbat/menutupi celah.
3. Permukaan dibiarkan dalam keadaan bersih dan kering.
4. Permukaan yang telah bersih dilapisi oleh cairan penetran dalam waktu
tertentu agar cairan penetran dapat masuk ke dalam celah.
Pelapisan dapat dilakukan melalui penyemprotan ,pengolesan atau
pencelupan .
5. Sisa cairan penetran di permukaan yang tidak masuk ke dalam celah yang
dibersihkan.
6. Permukaan benda uji dipastikan sudah bersih dari sisa-sisa cairan penetran
7. Permukaan dilapisi developer untuk menyedot keluar cairan penetran yang
berada dalam celah ,agar menghasilkan indikasi.
8. Permukaan diinspeksi secara visual untuk mendeteksi adanya indikasi.
Terakhir benda uji dicuci/dibersihkan dari bekas / sisa bahan yang
dipergunakan dalam uji cairan penetran , bila perlu diberi perlakuan anti
karat.
Viskositas
Viskositas tinggi menyebabkan turunya daya penetrasi , sedangkan viskositas
rendah menyebabkan cairan terlalu cepat menyebar atau mengalir ke tempat
lain.
Tegangan permukaan
Efektivitas cairan penetran sangat dipengaruhi oleh tegangan permukaan. Bila
harga tegangan permukaan tinggi ,daya melarutkam zat warna sangat baik
sedangkan bila tegangan permukaannya rendah kemampuan penetrasi dan
penyebarannya sangat baik.
Massa Jenis
Massa jenis tidak banyak pengaruhnya terhadap kemampuan penetrasi.
Umunya massa jenis-jenis cairan penetran antara 0,96-1,06 pada suhu 16◦c .
Volatilitas
Cairan penetran tidak boleh bersifat volatil . Penguapan sedikit akan
membantu memperkuat pemunculan warna dan menjaga agar indikasi tidak
menyebar secara berlebihan. Bila cairan penetran mengandung solven yang
volatil, penguapan yang cepat akan mengakibatkan :
• Formula tidak stabil ,dapat terjadi perubahan sifat dari cairan penetran
• Mengurangi daya penyebaran sehingga cairan cepat menjadi kering
Kedua hal di atas akan menyebabkan pengurangan sensivitas ,terutama bila
cairan ditempatkan dalam tangki /bak terbuka.
Titik nyala
Titik nyala cairan penetran harus tinggi supaya tidak mudah terbakar .
Umumnya titik nyala tidak mempengaruhi kemampuan penetrasi kecuali bila
ditambahkan sedikit cairan yang titik nyalanya rendah akan mampu
meningkatkan sensitif .
Korosivitas
Cairan penetran non korosif terhadap benda uji maupun tempat
penyimpanannya.Paduan titan dan baja paduan nikel tinggi mudah berkarat
bila cairan mengadungan natrium,belerang dan halogen.
2. Pre-Cleaning
Keberhasilan prosedur pemeriksaan penetran sangat tergantung pada permukaan dan
diskontinuitas bebas dari kontaminan apapun yang mungkin mengganggu proses
penetran. Kontaminan dapat mengakibatkan kegagalan penetran untuk
(a) membasahi permukaan benda uji,
(b) masuk ke dalam diskontinuitas, dan
(c) memunculkan indikasi diskontinuitas. Semua bagian atau area bagiannya
Pre-Cleaning dimaksud untuk mempersiapkan agar permukaan benda uji bersih dari
kotoran yang mungkin penyumbatan celah / cacat atau mengganggu proses penetrasi
serta menghilangkan kontaminan yang mungkin ada pada permukaan benda uji .
Pre-Cleaning dapat dilakukan dengan menggunakan :
Detergen
Detergen yang digunakan dapat bersifat asam , basa, netral asal tidak menimbulkan
korosi / kontaminasi . Pre-Cleaning dilaksanakan antara 10-15 menit pada 75°-95°C
dengan konsentrasi 35-50 kg/m3 atau sesuai dengan rekomendasi pembuatannya.
Kotoran innorganik (senyawa yang tidak memiliki ikatan karbon) umumnya paling baik
dibersihkan dengan detergen.
Solvent
Solvent harus bebas residu, dengan titik nyala mulai 90°C ;baik untuk Pre-Cleaning
cara lap atau pencelupan .Solvent ini cocok untuk membersihkan oli atau grease
tetapi tidak cukup baik untuk membersihkan permukaan yang tertutup kotoran tanah.
Vapour Degreasing
Vapour Degreasing digunakan untuk pembersih minyak berat , Grease / senyawa
organik lainnya.
Larutan pembuang kerak
Pembersihan kerak (scales) dilakukan secara pickling (dipukul-pukul dengan palu
terak ) dengan larutan asam atau basa panas yang tidak bersifat korosi. Setelah
pickling ,benda uji harus dicuci bersih.Larutan dengan inhibitor asam (zat yang
menghambat atau menurunkan laju reaksi kimia) biasanya digunakan pada suhu
ruang dengan konsentrasi 2-3%.
Pembuangan /pengupasan cat
Lapisan cat dapat dibuang atau dibersihkan secara efektif dengan larutan pembuang
cat. Lapisan cat harus dibuang atau dikupas sehingga tidak menutupi benda uji yang
diperiksa . Pembuang cat tipe slovent berviskositas tinggi dipakai dengan cara
disemprotkan /dipoleskan , sedangkan yang viskositasnya rendah dipakai untuk
perendaman . Kedua tipe ini digunakan suhu ruangan . Setelah cat terkupas ,benda
uji harus dicuci bersih untuk menghilangkan kontaminan yang mungkin
tertinggal,kemudian dikeringkan.
Pembersih Ultrasonik
Getaran Ultrasonik dapat melepaskan kotoran yang menempel pada benda uji dengan
cepat dan efisien .
Blasting
Proses blasting dapat digunakan pasir, metal ligrocellulose pellet atau oksida
alumunium . Kotoran yang dapat dibersihkan dengan cara ini adalah tanah regas ,
karat , kerak atau arang. Cara ini diperkenankan asal tidak akan menyebabkan luka
pada permukaan atau terkelupas atau tidak akan menutupi celah .
Pembakaran
Pembakaran benda uji pada atmosfer yang bersih dan bersifat pengoksidasi adalah
cara pembersihan yang efektif untuk menghilangkan uap air dan zat organik. Benda
uji keramik dapat dipanaskan sampai 980°C tanpa merusak benda uji tersebut.
Pengeringan setelah pembersihan
Sesudah dibersihkan , benda uji perlu dikeringkan sehingga tidak ada air atau solvent
yang tertinggal dalam celah / cacat atau menutup celah karena bila celah tertutup
oleh atau berisi air / solvent , maka zat tersebut akan menghalangi masuknya cairan
penetran celah / cacat.
a. Keamanan Kimia
Setiap kali bahan kimia harus ditangani, tindakan pencegahan tertentu harus
dilakukan sesuai petunjuk oleh lembar data keamanan material (MSDS) untuk
bahan kimia tersebut. Sebelum bekerja dengan bahan kimia apapun, sangat
disarankan agar MSDS ditinjau ulang sehingga praktik keamanan dan kebersihan
kimia yang tepat dapat diikuti. Beberapa bahan penetran mudah terbakar dan
karenanya harus digunakan dan disimpan dalam jumlah kecil. Mereka hanya boleh
digunakan di tempat yang berventilasi baik dan sumber pengapian dihindari.
Perlindungan mata harus selalu dipakai untuk mencegah kontak bahan kimia
dengan mata. Banyak bahan kimia yang digunakan mengandung deterjen dan
pelarut yang bisa dermatitis. Sarung tangan dan pakaian pelindung lainnya harus
dipakai untuk membatasi kontak dengan bahan kimia.
2. Masker hidung, untuk melindungi pernafasan dari paparan bahan kimia dye
penetrant
a. Retak (Crack)
adalah sebuah patahan yang memiliki karakteristik ujung tajam dan rasio yang
tinggi antara panjang dan lebar pada bagian yang terbuka.
b. Slack
adalah bahan asing (seperti; terak, fluks, tungsten,oksid) yang terperangkap dalam
logam las.
c. Incomplete/Lack of Fusion
adalah sebuah diskontinuitas las yang tidak terjadi fusi/penggabungan antara
logam las dan logam induk.
d. Overlap
adalah tonjolan las diluar kaki dan akar las
e. Undercut
adalah bagian dari kampuh las yang meleleh dan tidak terisi oleh logam las.
f. Porosity
adalah diskontinuitas jenis rongga yang terbentuk karena adanya gas yang terjebak
dalam logam las selama proses pembekuan.
BAB III
Keuntungan :
• Indikasi mudah dilihat dan terang sekali
• Mudah dan ekonomis karena dilapiskan kemudian langsung dapat dicuci
• Cepat terutama untuk benda uji kecil
• Baik digunakan untuk benda uji kecil
• Baik digunakan untuk permukaan kasar.
Kerugian :
• Kurang baik untuk mendeteksi cacat yang dangkal
• Tidak baik bila pencucian berlebihan
• Mudah berubah oleh kontaminan , terutama air.
• Sensivitas dipengaruhi oleh asam terutama asam dan senyawa kromat .
• Bila benda uji tidak boleh kena air, sistim tidak boleh dipakai .
• Pemeriksaan harus menggunakan sinar ultraviolet di ruangan gelap.
Kerugian :
a. Sistem dilakukan dalam 2 tahap sebelum pembersihan akhir, jadi lebih lama
b. Selisih waktu antara pelapisan pentran dan pelapis emulsifier
c. Benda uji seperti ulir sukar dicuci karena emulsifier tidak dapat mencapai
celah yang sempit
d. Lebih mahal
Pemakaian solvent secara berlebihan akan dapat menyedot penetran ke luar dari
cacat. Sistim solvent removable sangat menguntungkan untuk spot test / spot check
Daftar berikut menunjukkan tingkat sensitivitas sistem penetrant, mulai dari yang
paling sensitif dan paling mahal:
1. Post-emulsified – fluorescent.
2. Solvent-removable – fluorescent
3. Water-washable – fluorescent.
4. Post-emulsified – visible.
5. Solvent-removable – visible.
6. Water-washable – visible.
Secara umum kelebihan dari pengujian penetrant ini adalah portable, biaya
yang tidak mahal, sensitifitas baik, serbaguna, hampir semua material padat tidak
berpori dapat diuji, efektif untuk inspeksi tak merusak suatu hasil produksi.
Keterbatasan dari pengujian penetrant adalah hanya diskontinuitas yang membuka
kepermukaan spesimen yang dapat di deteksi, banyak variable proses yang harus
dikontrol, hasil dipengaruhi oleh temperatur yang bervariasi, kondisi permukaan
dan konfigurasi benda yang diuji, sangat membutuhkan persiapan permukaan.
Penetrant visible maupun fluorescent tersedia dalam bentuk paket yang dapat
dipakai memeriksa di lokasi terbuka, atau saat menguji bagian dari benda
berukuran besar. Keduanya dikemas dalam bentuk kaleng semprot bertekanan.
Paket penetrant visible terdiri dari:
• Kaleng berisi solvent pembersih.
• Kaleng berisi penetrant.
• Kaleng berisi nonaqueous wet developer
• Kain lap dan kuas
• Light meter
Aplikasi:
• Dirancang untuk area permukaan yang besar dan permukaan kasar
dimana kelebihan penetran sulit dilepas
• pembersih pelepas atau pengemulsi pelarut, dapat dilepas dengan
semprotan air, secara manual
• Menghasilkan kontras warna merah yang terlihat untuk identifikasi
diskontinuitas, dan juga memiliki karakteristik penetrasi yang luar
biasa.
• Cocok digunakan pada lasan, tempa, bejana tekan,coran dan pekerjaan
logam umum, dan cocok untuk lingkungan produksi di mana banyak
komponen yang diperiksa setiap hari.
Contoh Cacat :
• Cracks
• Leaks
• Incomplete weld penetration
• Incomplete weld fusion
• Undercutting
• Slag inclusions
• Flux inclusions
• Weld porosity
Post-emulsifiable penetrant
Memiliki kemampuan penetrasi yang bagus, berupa minyak fluorescent atau
visible yang tidak larut dalam air. Emulsifier harus diaplikasikan pada
permukaan penetrant agar dapat dibilas dengan air.
Aplikasi :
• Pengujian komponen kritis yang lebih besar sensitivitas dan
reproduksifitasnya untuk produktifitas yang tinggi. Misalkan poros
mesin jet.
• Permukaan bidang uji tidak kasar
• Cocok untuk komponen yang mengalami proses las, cor, tempa, rol,
termasuk bahan keramik.
Solvent-removable penetrant
Berupa minyak penetrant yang tidak mengandung zat pengemulsi, dan hanya
bisa dibersihkan dengan solvent yang khusus digunakan untuk tujuan
tersebut.
Zat Pengemulsi
Jika diaplikasikan pada lapisan penetrant di permukaan spesimen
menghasilkan campuran yang dapat dibilas dengan air. Emulsifier memiliki
sifat penetrasi yang buruk sehingga tidak menghilangkan indikasi dari
permukaan benda uji.
Remover (solvent)
Didisain untuk digunakan bersama dengan jenis penetrant khusus. Remover
tertentu dijual dalam jumlah besar atau dalam kaleng semprot bertekanan.
Developer kering
Serbuk penyerap, halus, berwarna putih yang dipakai bersama dengan
pengujian penetrant visible dan fluorescent. Fungsinya adalah untuk menarik
penetrant dari dalam diskontinuitas sehingga tampak di permukaan.
Developer basah
Fungsinya mirip dengan developer kering, hanya saja merupakan
campuran serbuk developer dengan air.
Nonaqueous wet developer
Berbeda dengan developer basah, dimana serbuk developer dicampur dengan
cairan solvent yang mudah menguap.
meresap ke dalam diskontinuitas permukaan. Semua cat, karbon, oli, pernis, oksida,
lapisan, air, kotoran dan cat sejenisnya harus dihilangkan sebelum aplikasi
penetrant. Cairan penetrant di atas permukaan benda uji tidak semata-mata
meresap ke dalam diskontinuitas. Penetrant tertarik ke dalamnya oleh gaya kapiler.
Inilah mengapa permukaan bagian bawah dari suatu benda masih dapat diperiksa
dengan penetrant dan memperoleh hasil yang valid.
Ada dua jenis zat pewarna yang digunakan dalam cairan penetrant:
1. Visible atau color contrast – pewarna merah yang tampak jelas di bawah
kondisi pencahayaan normal.
2. Fluorescent or brightness contrast – pewarna yang akan memancarkan cahaya
tampak apabila dilihat dengan lampu ultraviolet.
Pewarna dengan sensitivitas ganda atau mode ganda atau respon ganda
mengandung kombinasi pewarna visible dan fluorescent. Pewarna visible umumnya
merah menyala dan pewarna fluorescent berwarna kuning-perunggu atau biru-
hijau. Kombinasi ini memungkinkan pengujian penetrant dilakukan di bawah cahaya
biasa dan indikasi yang meragukan diperiksa di bawah cahaya ultraviolet.
Penetrant, baik fluorescent maupun visible dapat diaplikasikan dengan salah satu
dari cara berikut:
Penyemprotan: menggunakan alat penyemprot bertekanan rendah atau dari
kaleng semprot bertekanan.
Kuas atau kain: diaplikasikan dengan kain lap, kapas, atau kuas, apabila
menguji sebagian kecil/lokasi dari suatu benda.
Pencelupan: benda uji dibenamkan ke dalam tangki penetrant, lalu diangkat
dan ditiriskan. Metoda ini tidak cocok untuk benda berukuran besar dan
merupakan pemborosan apabila hanya daerah kecil saja yang diuji.
Penuangan: penetrant dituangkan di atas permukaan benda dan setelah itu
ditiriskan.
Waktu diam didasarkan pada asumsi bahwa penetrant tetap dalam kondisi
basah pada permukaan benda. Penambahan penetrant selama waktu diam
diperbolehkan. Pada tiap kasus, waktu diam ditentukan oleh jenis diskontinuitas
yang akan dicari dan rekomendasi dari pabrik pembuat penetrant.
berat dan rumit. Cara ini sangat memuaskan untuk pemeriksaan pemeliharaan
dan untuk memeriksa bagian dari suatu struktur yang besar. Penetrant seringkali
diaplikasikan dari kaleng semprot bertekanan yang membuat sistem ini sangat
portabel. Setelah waktu diam terpenuhi, penetrant sisa pada mulanya diseka
dengan lap penyerap dan kemudian dibersihkan dengan lap yang dibasahi
dengan solvent. Jangan pernah menyemprotkan solvent secara langsung ke
permukaan benda karena akan menghilangkan penetrant dari dalam
diskontinuitas.
d. Aplikasi Developer
Indikasi adanya diskontinuitas bisa saja nampak sebelum developer
diaplikasikan, namun langkah ini akan memastikan bahwa semua diskontinuitas
akan tampak oleh mata telanjang. Proses developing dilakukan dengan
mengaplikasikan serbuk berdaya serap tinggi ke permukaan benda uji setelah
sisa penetrant dibersihkan. Penetrant akan tertarik keluar dari diskontinuitas
akibat gaya kapiler yang kuat dari serbuk developer.
Penguapan
Penetran yang disimpan di tangki terbuka akan mengalami penguapan terus
menerus, terutama jika disimpan dalam tangki besar dan terkena suhu yang
lebih hangat. Penguapan menyebabkan peningkatan viskositas, yang
meningkatkan waktu tinggal, sehingga meningkatkan waktu kerja dan biaya
inspeksi.
Peralatan rusak
Peralatan yang tidak dikalibrasi atau rusak juga dapat membahayakan sistem
penetran. Misalnya, mengeringkan thermostat oven atau kontrol yang tidak
sesuai diatur dapat menyebabkan pembacaan suhu oven yang salah. Selain itu,
alat pengukur tekanan air dapat mengalami kerusakan atau keluaran dari bola
lampu hitam dapat dikurangi seiring umur lampu.
Efek kontaminasi dan degradasi akan tergantung pada jenis dan jumlah
kontaminasi, namun pengujian rutin bahan penetran sangat penting untuk
menemukan masalah dan mempertahankan kinerja. Setiap perubahan warna,
konsistensi atau kinerja harus segera ditangani untuk memastikan hasil
pemeriksaan yang konsisten dan andal.
DAFTAR PUSTAKA
A. BukuReferensi
B. Referensi Lainnya
A. Daftar Peralatan/Mesin
B. Daftar Bahan
DAFTAR PENYUSUN