Anda di halaman 1dari 45

WELDING ENGINEERING

WELDING DEFECTS

WELDING TECHNOLOGY
POLITEKNIK PERKAPALAN NEGERI SURABAYA

Moh. Syaiful Amri, S.ST., MT


WELDING DEFECTS

Defect :
Sebuah cacat atau kekurangan yang menurut sifatnya atau
akumulasi efek membuat bagian atau produk dapat memenuhi
standar kelulusan yang berlaku minimum atau spesifikasi. Istilah
menunjuk rejectability.

Discontinuity:
Gangguan dari struktur bahan, seperti kurangnya homogenitas
dalam karakteristik mekanik, metalurgi, atau fisik. Sebuah
diskontinuitas belum tentu cacat.

Moh. Syaiful Amri, S.ST., MT


WELDING DEFECTS

Cacat Las
Semua proses pengelasan dapat menghasilkan cacat pengelasan
seperti; inklusi, porositas, undercutting, pembekuan tidak
sempurna, penetrasi tak sempurna, retak dll.

Penyebab terjadinya ;
teknik pengelasan yang tidak baik,
pemilihan parameter las yang tidak tepat,
logam induk dan kawat las yang tidak tepat
tidak sesuainya gas pelindung yang digunakan.
dll.

Moh. Syaiful Amri, S.ST., MT


WELDING DEFECTS

Weld Discontinuities
Profile Defects
Undercut, Underfill, Overlap, Concavity, Convexity, Excess
reinforcement
Volumetric Defects
Porosity, Inclusions, Incomplete Fusion, Incomplete
Penetration
Planar Defects
Incomplete Fusion, Incomplete Penetration, Delamination,
Cracks

Moh. Syaiful Amri, S.ST., MT


WELDING DEFECTS

Tipe-tipe cacat pengelasan

Moh. Syaiful Amri, S.ST., MT


WELDING DEFECTS

Weld Distortion
Distorsi ialah perubahan bentuk atau penyimpangan
bentuk yang diakibatkan oleh panas, yang diantaranya adalah
akibat proses pengelasan. Pemuaian dan penyusutan benda
kerja akan berakibat melengkungnya atau tertariknya bagian-
bagian benda kerja sekitar pengelasan, misalnya pada saat
proses las busur manual
DISEBABKAN
1.Persiapan sambungan kurang
tepat.
2.Las ikat kurang baik.
3.Urutan las tidak tepat.
4.Alur las terlalu besar.

Moh. Syaiful Amri, S.ST., MT


WELDING DEFECTS

Weld Distortion
Pencegahan pada tahapan desain :
1. Mengurangi jumlah sambungan las, panjang dan ketebalan dari
sambungan
2. Mengurangi ukuran fillet lasan, dan modifikasi dari weld groove
(reduksi dari luas groove dan keseimbangan antara luas back
dan face side)
3. Mengubah dari kontinyu fillet menjadi intermitten fillet, jika
mungkin
4. Meningkatkan restraint (dengan menambahkan reinforcing
member atau stiffening member)
5. Susunan dari sambungan las untuk mereduksi weld distortion

Moh. Syaiful Amri, S.ST., MT


WELDING DEFECTS

Pencegahan Pada tahapan fabrikasi:


1. Untuk mencegah deformasi pada material atau bagian selama
penyimpanan dan transpotasi
2. Untuk mencegah deformasi selama pemotongan (seleksi proses
dan prosedur pemotongan)
3. Meningkatkan akurasi dari setiap bagian atau komponen
4. Meningkatkan akurasi dari weld groove (bevel angle, root face)
5. Meningkatkan akurasi dari fitting (root gaps)
6. Adoption of pre-bending (pre-setting) (Gambar 4.34)
7. Seleksi proses pengelasan (proses pengelasan dengan spesifik
masukan panas lebih rendah, misalnya, pengelasan MAG lebih
baik daripada pengelasan MMA)
8. Penggunaan jigs untuk mencegah distorsi (Gambar 4.35)
9. Adopsi rangkaian fitting yang sesuai, rangkaian pengelasan dan
deposisi
10. Mencegah ukuran fillet weld yang berlebih dan kelebihan
reinforcement
Moh. Syaiful Amri, S.ST., MT
WELDING DEFECTS

Metode perbaikan terhadap weld distortion:


1. Perbaikan Metode Mekanis
Lasan dan bagian yang berdekatan di-ekstensi dengan pengerjaan dingin, dengan
menggunakan roller atau press. Kelebihannya proses ini, efisiensi dan akurasi
perbaikan lebih baik, sedangkan kerugiannya, resiko terjadinya rusak pada lasan

2. Perbaikan Metode Thermal


Temperatur maksimum yang diizinkan untuk pemanasan terdapat dalam beberapa
standar. Misalnya, pada standar AWS D1.1, ditentukan tidak melebihi 600 0C untuk
QT steels dan untuk baja lainnya tidak boleh melebihi 650 0C. Oleh karena itu,
sebelum dimulai fabrikasi, harus ditentukan standar yang digunakan

Moh. Syaiful Amri, S.ST., MT


WELDING DEFECTS

Cold Cracking
Retak dingin adalah retak yang terjadi di daerah las dan HAZ
pada suhu dibawah suhu transformasi martensit (Ms) yang
tingginya kira2 3000C .Retak ini terjadi beberapa saat hingga
48 jam setelah pengelasan selesai.
Penyebab :
Kekerasan hasil lasan( biasanya pada daerah HAZ); struktur
mikro yang lebih keras; patahan yang berlebihan
Diffuse hydrogen, kandungan yang berlebih akan
menyebabkan cracking
Tegangan pada daerah sambungan yang berlebih akan
menyebabkan crack yang berlebih pula

Moh. Syaiful Amri, S.ST., MT


WELDING DEFECTS

Cold Cracking
Pencegahannya :
Menurunkan komposisi kimia pada material baja (carbon
equivalent (Ceq) atau dengan menggunakan cracking
parameter material (PCM) ).
Pengurangan kandungan hydrogen pada proses pengelasan
dengan cara meenggunakan tipe elekroda standard (low
hydrogen) dan penggunaan pengelasan MAG dengan kawat
padat.
Preheating.
Post heating dengan segera setelah pengelasan (post heating
berfungsi untuk terjadinya rilis hidrogen). Kondisi post
heating disesuaikan dengan ketebalan lasan, tetapi biasanya
pada temperature 250-350 C selama 30-60 menit.
Pengurangan regangan pada daerah sambungan.
Moh. Syaiful Amri, S.ST., MT
WELDING DEFECTS

Hot Cracking
Retak panas adalah retakan yang biasanya timbul pada saat cairan
las mulai membeku karenaluas penampang yang terlalu kecil
dibandingkan dengan besar benda kerja yang akan dilas dan terjadi
pada temperature dibawah titik leleh dan 800 0C. hot cracking biasa
terjadi pada daerah lasan dan jarang terjadi pada daerah HAZ.
Penyebab :
- Pembebasan tegangan di haz pada suhu 550C ~ 700 C
- Pembekuan logam pada suhu 900C
- Pembebasan tegangan di daerah terimbas panas
- Kandungan ferrite pada stainless steel dibawah 5% atau diatas 12
% setlah pengelasan
- Pertumbuhan kristal didaerah fusi
- Baja memiliki Ceq yang cukup besar
- Terdapat unsur belerang dalam baja
- Kandungan logam paduan yang tinggi
- Tegangan termal terlalu tinggi
- Pemanasan awal tidak dilakukan atau sangat kurang
- Tidak ada perlakuan panas paska las

Moh. Syaiful Amri, S.ST., MT


WELDING DEFECTS

Hot Cracking
Pencegahannya :
Laju pemanasan dan Kandungan belerang rendah
pendinginan terkontrol Kurangi tegangan
Pemanasan awal Desain sambungan baik
Kurangi tegangan Naikkan arus las
Perbandingan mangan Pemanasan awal tinggi
dengan sulfur 50 : 1
Masukan panas seimbang
Kandungan sulfur rendah
Penyetelan sangat baik
Desain sambungan baik
Urut-urutan pengelasan
Kecepatahn pengelasan sistimatis/baik
rendah

Moh. Syaiful Amri, S.ST., MT


WELDING DEFECTS

Lamellar Tearing
Penyebab :
Tegangan tarik pada arah ketebalan pelat, yang mana hal
tersebut diakibatkan oleh shrinkage selama/setelah
pengelasan untuk sayatan yang rumit seperti pada
sambungan silang butt joint, T butt joint atau multi pass fillet
joint.

Moh. Syaiful Amri, S.ST., MT


WELDING DEFECTS

Lamellar Tearing
Pencegahannya :
Penggunaan material dengan kandungan sulfur rendah, karena S
meningkatkan kerentanan terhadap lamellar tearing.
Mendesain dan pemilihan tipe sambungan yang tepat, sehingga
palat tidak mengalami terpaan terhadap tegangan tarik pada arah
ketebalan pelat yang mungkin dapat terjadi selam pengelasan.
Untuk mengadopsi teknik buttering (sebelum pengelasan,
buttering dibuat sebagai material buffer/penyangga di atas pelat
yg diduga akan mengalami lamellar tearing) atau menggunakan
under-matching pengelasan yang bisa di konsumsi.
Karena retak dingin kadang-kadang menjadi pemicu terjadinya
lamellar tearing, perhitungan yang tepat terhadap retakan dingin
harus dilakukan.

Moh. Syaiful Amri, S.ST., MT


WELDING DEFECTS

Porosity
cacat ini merupakan cacat yang dikarenakan adanya gas yang
terperangkap di daerah lasan dalam jumlah yang melebihi
syarat batas.
Penyebabnya :
1.Permukaan logam dasar kotor.
2.Flux (pelapis) kawat las lembab atau rusak.
3.Panjang busur terlalu panjang dan terlalu pendek.
4.Terkontaminasi gas pelindung, tidak sesuai kecepatannya
(proses GMAW).
5.Pembekuan logam kawatlas terlalu cepat.
6.Lingkungan kerja lembab dan berangin besar

Moh. Syaiful Amri, S.ST., MT


WELDING DEFECTS

Porosity

Moh. Syaiful Amri, S.ST., MT


WELDING DEFECTS

Cluster porosity Herringbone porosity

Moh. Syaiful Amri, S.ST., MT


WELDING DEFECTS

Crater Pipe

Moh. Syaiful Amri, S.ST., MT


WELDING DEFECTS

Crater pipe is a shrinkage defect and not a gas defect, it has the
appearance of a gas pore in the weld crater

Causes:
Too fast a cooling rate
Deoxidization reactions
and liquid to solid volume
change
Contamination

Moh. Syaiful Amri, S.ST., MT


WELDING DEFECTS

Porosity

Pencegahannya :
1.Pencegahan kontaminasi dan pembersihan groove pada pengelasan
2.Pengontrolan absorption kelembaban untuk comsumables pengelasan
3.Pengelasan pada kondisi yang sesuai
4.Perhatikan pada proses pengelasan busur gas terlindung ( MAG welding )

Moh. Syaiful Amri, S.ST., MT


WELDING DEFECTS

Slag Ingklusions

Penyebabnya :
1.Pembersihan kerak las kurang baik pada setiap lapis.
2.Kecepatan terlalu pelan.
3.Teknik welding kurang tepat.(lebar ayunan dan sudut electrode tidak tepat).
4.Amper dan voltasi terlalu rendah.
5.Ukuran kawat las terlalu besar.

Moh. Syaiful Amri, S.ST., MT


WELDING DEFECTS

Moh. Syaiful Amri, S.ST., MT


WELDING DEFECTS

Interpass slag ingclusion Elongated slag line

Moh. Syaiful Amri, S.ST., MT


WELDING DEFECTS

Slag Ingklusions

Pencegahannya :
Untuk menghapus terak sepenuhnya dari setiap tahap pengelasan.
Untuk mencegah terak cair mengalir di depan busur ( terutama di
vertikal turun menurun dan posisi pengelasan )
Untuk memperbaiki bentuk setiap kali passing, terutama dalam hal
bentuk manik cembung. Koreksi harus dilakukan sampai bentuk
groove menjadi cekung.
Untuk membuat lasan yang tidak membentuk lembah yang tajam dan
mendalam antara manik-manik (bead) lasan atau antara manik-manik
lasan dan semua groove. Jika ada lembah, bentuk yang benar benar
sebelum pengelasan selanjutnya.
Untuk mengoperasikan manipulasi busur secara tepat, sudut
elektroda dan teknik weaving.

Moh. Syaiful Amri, S.ST., MT


WELDING DEFECTS

Lack of Fusion

Penyebabnya :
1.Arus terlalu rendah.
2.Kecepatan terlalu tinggi.
3.Persiapan sambungan kurang tepat.
4.Ukuran kawatlas terlalu besar.
5.Kawatlas yang tidak sesuai.
6.Gas pelindung tidak tepat dan perpindahan logam cair terlalu lambat (untuk
GMAW).

Moh. Syaiful Amri, S.ST., MT


WELDING DEFECTS

Lack of Fusion

Lack of sidewall fusion + incomplete filled groove

Moh. Syaiful Amri, S.ST., MT


WELDING DEFECTS

Weld Root Imperfections

Lack of Root Fusion Lack of Root Penetration

Moh. Syaiful Amri, S.ST., MT


WELDING DEFECTS

Lack of side-wall fusion Lack of root fusion Lack of inter-run fusion

Lack of penetration
Moh. Syaiful Amri, S.ST., MT
WELDING DEFECTS

Lack of Fusion

Pencegahannya :
Sudut groove yang memadai harus disediakan
Kondisi pengelasan yang tepat harus digunakan sehingga
penetrasi cukup terjamin
Untuk mengoperasikan manipulasi yang tepat dari sudut, busur
elektroda dan teknik weaving
Mengoreksi bentuk cembung bead sepenuhnya sebelum
pengelasan berikutnya.
Untuk membuat lasan agar tidak membentuk lembah yang
tajam dan mendalam antara manik-manik
Menggunakan parameter pengelasan yang memadai,
manipulasi dan sudut elektroda

Moh. Syaiful Amri, S.ST., MT


WELDING DEFECTS

Lack of Penetration

Penyebabnya :
1.Kecepatan terlalu tinggi.
2.Amper terlalu rendah.
3.Panjang busur tinggi.
4.Diameter kawat las terlalu besar.
5.Akar las terlalu sempit.

Moh. Syaiful Amri, S.ST., MT


WELDING DEFECTS

Incomplete Penetration

Moh. Syaiful Amri, S.ST., MT


WELDING DEFECTS

Effect of electrode size on root fusion

a) Large diameter electrode


b) Small diameter electrode

Moh. Syaiful Amri, S.ST., MT


WELDING DEFECTS

Lack of Penetration

Pencegahannya :
Gunakan bentuk weld groove yang tepat.
Ketika melaksanakan kembali gouging, membuatnya cukup dalam sampai
root face benar-benar dihapus.
Kecepatan las agak diperlambat.
Amper disesuaikan jangan terlalu rendah.
Panjang busur rendah.
Diameter kawat las kecil.

Moh. Syaiful Amri, S.ST., MT


WELDING DEFECTS

Undercut

Penyebabnya :
1.Kesalahan kawat las.
2.Amper terlalu besar
3.Kecepatan las terlalu tinggi.
4.Panjang busur terlalu tinggi.
5.Busur las tersembur kembali.

Moh. Syaiful Amri, S.ST., MT


WELDING DEFECTS

Cap Undercut

Moh. Syaiful Amri, S.ST., MT


WELDING DEFECTS

Root undercut Cap undercut

Moh. Syaiful Amri, S.ST., MT


WELDING DEFECTS

Undercut

Pencegahannya :
Gunakanlah arus yang sesuai ( Untuk menghindari penggunaan arus yang
berlebihan)
Jangan melakukan pengelasan dengan kecepatan yang berlibihan
Menjaga arah posisi dari arc, sudut torch dan panjang arc.
Memilih pengelasan yang datar sebisa mungkin

Moh. Syaiful Amri, S.ST., MT


WELDING DEFECTS

Moh. Syaiful Amri, S.ST., MT


WELDING DEFECTS

Moh. Syaiful Amri, S.ST., MT


WELDING DEFECTS

Moh. Syaiful Amri, S.ST., MT


WELDING DEFECTS

Moh. Syaiful Amri, S.ST., MT


WELDING DEFECTS

Moh. Syaiful Amri, S.ST., MT


WELDING DEFECTS

Moh. Syaiful Amri, S.ST., MT


WELDING DEFECTS

5 Metode NDT
Visual Examination (VT)
Penetrant Examination (PT)
Magnetic Particle Examination (MT)
Ultrasonic Examination (UT)
Radiographic Examination (RT)

Moh. Syaiful Amri, S.ST., MT

Anda mungkin juga menyukai