Anda di halaman 1dari 28

Sesi-9

Welding Quality
(Kualitas hasil pengelasan)
https://www.pengelasan.net/cacat-las/
Welding Inspektor
• Welding Inspector (inspektur las) adalah seorang yang bertugas untuk memeriksa atau
menginspeksi kualitas suatu hasil pengelasan sesuai dengan standar tertentu seperti BKI, API,
AWS, ataupun ASME.
• BKI ,BIRO KLASIFIKASI INDONESIA
• API, American Petroleum Institut
• AWS, American Welding Society
• ASME, The American Society of Mechanical Engineers
• Seorang Welding Inspector memiliki kompetensi mampu menerapkan prosedur pengelasan
(Welding Prosedur) ke dalam produk, sedemikian hingga kualitas hasil las-lasan sesuai kriteria
dan aman jika digunakan. Inspeksi pengelasan sangat direkomendasikan utamanya pada produk
yang rawan terjadi kerusakan dan dapat membahayakan, seperti instalasi perpipaan cair-gas,
produk konstruksi, produk kapal, produk bejana tekan, produk boiler. Tugas welding
inspector pada pelaksanaanya di lapangan tidak hanya menginspeksi, namun mereka juga kadang
bertugas untuk membuat welding map, membuat laporan, melakukan pengujian DT-NDT jika
mereka mempunyai kemampuan atau sertifikat yang sesuai dengan pengujian tersebut.
PELUANG WELDING INSPECTOR
• Setelah mengikuti pelatihan IWelding Inspector ini peserta diharapkan:
• Mendapatkan pengetahuan teoritis dan praktis sebagai Inspektur Pengelasan
• Memahami regulasi dalam pengelasan; uji destruktif dan tidak merusak; Kode Internasional berkaitan dengan ilmu pengelasan;
metalurgi; bahan; lingkungan keamanan kesehatan
1. OutlinePersyaratan dan tanggung jawab untuk Inspektur Las juga sistem laporan las.
2. Prosedur Spesifikasi Las (Teknologi Las, cacat las, proses, konstruksi, logam pengisi).
3. Prosedur Desain Las (Isometri, praktik matriks, WPS & PQR).
4. Inspeksi Berbasis Risiko & Karat.
5. Kualifikasi Las sesuai dengan API 1104.
6. Tangki Penyimpanan API 650 & Pipa (ANSI/ASME) Seri B31.
7. ASME Bagian VIII/IX, AWS D1.1 & Struktur Offshore.
8. Simbol Las, Metalurgi Las.
9. Keselamatan Kerja (K3 Umum & K3 MIGAS) & LSP Migas.
10. Pengujian Hasil Las dengan Uji Merusak atau Uji Non Merusak (DT/NDT), Las & Pipa.
11. SKKNI (Standar Profesi Las), Pengendalian Kualitas Inspeksi.
12. Aturan BKI (Bahan, Las, Konstruksi Kapal).
DISTORSION WELDING
Distorsi adalah terjadinya
perubahan bentuk atau
penyimpangan bentuk oleh
panas, termasuk akibat proses
pengelasan. Terjadinya
pemuaian benda kerja
mengakibatkan melengkung
atau tertarik bagian-bagian
sekitar benda kerja las. Hal ini
karena semua logam akan
mengalami pengembangan jika
terkena panas, terjadi
penyusutan jika mengalami
pendinginan. Sehingga seorang
operator atau pekerja las harus
memiliki kemampuan untuk
mengendalikan pemuaian dan
penyusutan agar tidak
berlebihan pada benda kerja.
FAKTOR PENYEBAB DISTORSI LAS
• Ada penyebab utama distorsi yang sering terjadi pada pengelasn logam
maupun pengelasan industri, yaitu :
• 1. Tegangan Sisa
• Tegangan sisa adalah seluruh bahan logam yang digunakan dalam industri
misalnya batangan, lembaran atau yang lain yang diproduksi dengan proses
menahan tegangan di dalam bahan. Tegangan sisa ini tidak selalu
menimbulkan masalah, namun jika bahan kerja menerima panas akibat
pengelasan atau pemotongan dengan panas, maka tegangan sisa akan
menghilang secara tidak merata dan akan terjadi distorsi.
• 2. Pengelasan Atau Pemotongan Dengan Panas
• Ketika melakukan proses mengelas atau memotong menggunakan api,
sumber panas dari nyala busur akan mengakibatkan pertambahan panjang
dan penyusutan tidak merata dan distorsi.
Jenis – Jenis Distorsi

Terdapat tiga jenis utama


perubahan bentuk (ditorsi)
pada pengelasan, yaitu :
A. Distorsi Arah Melintang
adalah jika mengelas salah satu
ujung, dan sisi yang lain akan
bertambah panjang akibat
pemuaian. Kemidian saat
pendinginan, sisi logam akan
saling mnarik satu sama lain.
• B. Distorsi Arah Memanjang
• apabila hasil las
berkontraksi dan kemudian
memendek sepanjang garis
pengelasan setelah
pendinginan.
• C. Distorsi Menyudut
• jika sudut dari benda yang
dilas berubah akibat
kontraksi lebih besar pada
permukaan pengelasan
karena jumlah hasil
pengelasan yang lebih
banyak.
Cara menghindari distorsi
1. Koefisien Muai Panjang
• adalah jumlah pertambahan panjang dari suatu logam karena mengalami perubahan suhu
setiap 1 derajat celcius. Hal-hal yang mempengaruhi perubahan panjang logam adalah :
• jenis logam
• perubahan temperatur
• perubahan panjang yang ke segala arah
• Setiap koefisien muai panjang berbeda-beda dari setiap jenis logam karena perbedaan
sifat masing-masing logam. Misalnya koefisien muai panjang baja = 0,000012 ; aluminium =
0,0000255 ; tembaga = 0,0000167. Untuk baja akan bertambah panjang 0,000012 mm
setiap terjadi perubahan temperatur sebesar 1 derajat celcius.
• Rumus pertambahan panjang adalah = panjang awal x koefisien muai panjang x
perubahan temperatur.
• Sehingga operator atau pekerja las dapat menyiasati terjadinya koefisien muai logam
untuk cara mencegah distorsi las.
2. Pemanasan Dan Pendinginan

• A. Pemanasan Dan Pendinginan Benda Bebas


• Jika pemanasan logam dilakukan secara merata disebut
dalam keadaan bebas atau tidak tertahan maka akan
menyusut kembali ke posisi semuka jika mengalami
pendinginan. Contohnya pada gambar di bawah ini :
B. Pemanasan Dan Pendinginan Benda Tertahan

• jika sebuah benda kerja ditahan atau


dijepit pada ragun kemudian
dipanaskan, maka benda kerja las tidak
akan memuai atau bertambah panjang
secara teratur ke suluruh arah. Sehingga
pertambahan ke arah ragum akan
tertahan, di mana dengan pertambahan
termperatur akan menambah
kekenyalan, bahan menjadi mudah
dibentuk.
• Jika kondisi logam tersebut tertahan
sampai benda dingin kembali, maka
logam akan mengambang atau
bertambah panjang ke arah yang tidak
ada tahanan dan perubahan bentuk
yang bersifat permanen.
Cacat dalam pengelasan
Cacat Las Undercut
• Undercut adalah sebuah cacat las
yang berada di bagian
permukaan atau akar, bentuk
cacat ini seperti cerukan yang
terjadi pada base metal atau
logam induk. Jenis cacat
pengelasan ini dapat terjadi pada
semua sambungan las, baik fillet,
butt, lap, corner dan edge joint.
Penyebab Cacat Las Undercut:
• Arus pengelasan yang digunakan terlalu besar.
• Travel speed / kecepatan las terlalu tinggi.
• Panjang busur las terlalu tinggi.
• Posisi elektroda kurang tepat.
• Ayunan tangan kurang merata, waktu ayunan pada saat disamping terlalu cepat.
Cara mencegah Cacat Undercut:
• Menyesuaikan arus pengelasan, Anda dapat melihat ampere yang direkomendasikan di bungkus
elektroda atau wps (Welding Procedure Specification).
• Kecepatan las diturunkan.
• Panjang busur diperpendek atau setinggi 1,5 x diameter elektroda.
• Sudut kemiringan 70-80 derajat (menyesuaikan posisi).
• Lebih sering berlatih untuk mengayunkan yang sesuai dengan kemampuan.
2. Porosity (Porositas).

• Cacat Porositas adalah sebuah


cacat pengelasan yang berupa
sebuah lubang lubang kecil pada
weld metal (logam las), dapat
berada pada permukaan
maupun didalamnya. Porosity ini
mempunyai beberapa tipe yaitu
Cluster Porosity, Blow Hole dan
Gas Pore.
Penyebab Cacat Las Porositas:
• Elektroda yang digunakan masih lembab atau terkena air.
• Busur las terlalu panjang.
• Arus pengelasan terlalu rendah.
• Travel Speed terlalu tinggi.
• Adanya zat pengotor pada benda kerja (karat, minyak, air dll).
• Gas Hidrogen tercipta karena panas las.
Cara Mengatasi Cacat Las Porositas:
• Pastikan elektroda yang digunakan sudah dioven (jika disyaratkan), jangan sampai kawat las terkena air atau
lembab.
• Atur tinggi busur kurang lebih 1,5 x diameter kawat las.
• Ampere disesuaikan dengan prosedur atau rekomendasi dari produsen elektroda.
• Persiapan pengelasan yang benar, memastikan tidak ada pengotor dalam benda kerja.
• Untuk material tertentu panas tidak boleh terlalu tinggi, sehingga perlu perlakukan panas.
Slag Inclusion

• Welding Defect Slag Inclusion


adalah cacat yang terjadi pada
daerah dalam hasil lasan. Cacat
ini berupa slag (flux yang
mencair) yang berada dalam
lasan, yang sering terjadi pada
daerah stop and run (awal dan
berhentinya proses pengelasan).
Untuk melihat cacat ini kita
harus melakukan pengujian
radiografi atau bending.
Penyebab Cacat Las Slag Inclusion:
• Proses pembersihan Slag kurang, sehingga tertumpuk oleh lasan.
• Ampere terlalu rendah.
• Busur las terlalu jauh.
• Sudut pengelasan salah.
• Sudut kampuh terlalu kecil.
Cara Mencegah Cacat Slag Inclusion:
• Pastikan lasan benar benar berseih dari slag sebelum mengelas ulang.
• Ampere disesuaikan dengan prosedur.
• Busur las disesuaikan.
• Sudut pengelasan harus sesuai.
• Sudut kampuh lebih dibesarkan (50-70 derajat).
4. Tungsten Inclusion.

• Cacat las Tungsten Inclusion adalah


cacat pengelasan yang diakibatkan
oleh mencairnya tungsten pada saat
proses pengelasan yang kemudian
melebur menjadi satu dengan weld
metal, cacat ini hampir sama dengan
slag inclusion namun saat diuji
radiografi tungsten inclusion
berwana sangat terang (karena berat
jenisnya lebih besar dibanding logam
lasnya). Untuk jenis cacat las ini
hanya terjadi pada proses pengelasan
GTAW.
Penyebab Tungsten Inclusion:
• Tungsten sudah tumpul saat proses pengelasan.
• Jarak tungsten terlalu dekat.
• Ampere terlalu tinggi.
Cara Mengatasi Cacat Las Tungsten Inclusion:
• Tungsten harus diruncingkan sebelum digunakan untuk mengelas.
• Jarak harus disesuaikan.
• Ampere mengikuti range yang ada di prosedur.
Crack
Overlap welding
Overlap dapat terjadi pada permukaan dan akar las, cacat ini
terjadi jika hasil lasan lebarnya melebihi dari kampuh las dan
pada ujungnya tidak fusi dengan logam induk. Penyebab
Overlap dikarenakan gerakan pengelasan yang salah yaitu
terlalu melebar.
Mislignment
• Ketinggian antara plat yang
dijoint berbeda atau tidak rata.
Hal ini disebabkan karena
persiapan pengelasan yang tidak
tepat. Untuk mengatasinya
material dipotong dan
dipersiapkan kembali secara
benar, jika tidak diperbolehkan
maka daerah lasan digerinda
sampai habis dan pelat dilakukan
setting ulang.
REFERENSI
• https://www.lincolnelectric.com/en/welding-and-cutting-resource-ce
nter/welding-how-tos/weld-distortion

Anda mungkin juga menyukai