Anda di halaman 1dari 15

MACAM –MACAM CACAT LAS

1. Cacat Las Undercut.

Cacat Las Undercut


Undercut adalah sebuah cacat las yang berada di bagian permukaan atau akar,
bentuk cacat ini seperti cerukan yang terjadi pada base metal atau logam induk. Jenis
cacat pengelasan ini dapat terjadi pada semua sambungan las, baik fillet, butt, lap,
corner dan edge joint.

Penyebab Cacat Las Undercut:

 Arus pengelasan yang digunakan terlalu besar.


 Travel speed / kecepatan las terlalu tinggi.
 Panjang busur las terlalu tinggi.
 Posisi elektroda kurang tepat.
 Ayunan tangan kurang merata, waktu ayunan pada saat disamping terlalu
cepat.

Cara mencegah Cacat Undercut:


 Menyesuaikan arus pengelasan, Anda dapat melihat ampere yang
direkomendasikan di bungkus elektroda atau wps (Welding Procedure
Specification).
 Kecepatan las diturunkan.
 Panjang busur diperpendek atau setinggi 1,5 x diameter elektroda.
 Sudut kemiringan 70-80 derajat (menyesuaikan posisi).
 Lebih sering berlatih untuk mengayunkan yang sesuai dengan kemampuan.

2. Porosity (Porositas).

Porositas
Cacat Porositas adalah sebuah cacat pengelasan yang berupa sebuah lubang lubang
kecil pada weld metal (logam las), dapat berada pada permukaan maupun
didalamnya. Porosity ini mempunyai beberapa tipe yaitu Cluster Porosity, Blow Hole
dan Gas Pore.

Penyebab Cacat Las Porositas:

 Elektroda yang digunakan masih lembab atau terkena air.


 Busur las terlalu panjang.
 Arus pengelasan terlalu rendah.
 Travel Speed terlalu tinggi.
 Adanya zat pengotor pada benda kerja (karat, minyak, air dll).
 Gas Hidrogen tercipta karena panas las.
Cara Mengatasi Cacat Las Porositas:

 Pastikan elektroda yang digunakan sudah dioven (jika disyaratkan), jangan


sampai kawat las terkena air atau lembab.
 Atur tinggi busur kurang lebih 1,5 x diameter kawat las.
 Ampere disesuaikan dengan prosedur atau rekomendasi dari produsen
elektroda.
 Persiapan pengelasan yang benar, memastikan tidak ada pengotor dalam
benda kerja.
 Untuk material tertentu panas tidak boleh terlalu tinggi, sehingga perlu
perlakukan panas.

3. Slag Inclusion.

Slag Inclusion
Welding Defect Slag Inclusion adalah cacat yang terjadi pada daerah dalam hasil
lasan. Cacat ini berupa slag (flux yang mencair) yang berada dalam lasan, yang sering
terjadi pada daerah stop and run (awal dan berhentinya proses pengelasan). Untuk
melihat cacat ini kita harus melakukan pengujian radiografi atau bending.

Penyebab Cacat Las Slag Inclusion:

 Proses pembersihan Slag kurang, sehingga tertumpuk oleh lasan.


 Ampere terlalu rendah.
 Busur las terlalu jauh.
 Sudut pengelasan salah.
 Sudut kampuh terlalu kecil.

Cara Mencegah Cacat Slag Inclusion:

 Pastikan lasan benar benar berseih dari slag sebelum mengelas ulang.
 Ampere disesuaikan dengan prosedur.
 Busur las disesuaikan.
 Sudut pengelasan harus sesuai.
 Sudut kampuh lebih dibesarkan (50-70 derajat).

4. Tungsten Inclusion.

Cacat las Tungsten Inclusion adalah cacat pengelasan yang diakibatkan oleh
mencairnya tungsten pada saat proses pengelasan yang kemudian melebur menjadi
satu dengan weld metal, cacat ini hampir sama dengan slag inclusion namun saat diuji
radiografi tungsten inclusion berwana sangat terang (karena berat jenisnya lebih besar
dibanding logam lasnya). Untuk jenis cacat las ini hanya terjadi pada proses
pengelasan GTAW.

Penyebab Tungsten Inclusion:

 Tungsten sudah tumpul saat proses pengelasan.


 Jarak tungsten terlalu dekat.
 Ampere terlalu tinggi.
Cara Mengatasi Cacat Las Tungsten Inclusion:

 Tungsten harus diruncingkan sebelum digunakan untuk mengelas.


 Jarak harus disesuaikan.
 Ampere mengikuti range yang ada di prosedur.

5. Incomplete Penetration.

Incomplete Penetration (NDT Resource)


Incomplete Penetration (IP) adalah sebuah cacat pengelasan yang terjadi pada
daerah root atau akar las, sebuah pengelasan dikatakan IP jika pengelasan pada
daerah root tidak tembus atau reinforcemen pada akar las berbentuk cekung.

Penyebab Cacat Incomplete Penetration:

 Travel speed terlalu tinggi.


 Jarak gap atau root opening terlalu lebar.
 Jarak elektroda atau busur las terlalu tinggi.
 Sudut elektroda yang salah.
 Ampere las terlalu kecil.

Cara mencegah cacat Incomplete Penetration:

 Travel speed disesuaikan dengan WPS.


 Standar gap atau root opening 2-4 mm.
 Standar jarak elektroda 1,5 x diameter elektroda.
 Ampere disesuaikan dengan Welding Prosedur.
6. Incomplete Fusion (Lack Of Fusion).

Incomplete Fusion
Cacat Incomplete Fusion adalah sebuah hasil pengelasan yang tidak dikehendaki
karena ketidaksempurnaan proses penyambungan antara logam las dan logam induk.
Cacat ini biasanya terjadi pada bagian samping lasan.

Penyebab Cacat Incomplete Fusion:

 Posisi Sudut kawat las salah.


 Ampere terlalu rendah.
 Sudut kampuh terlalu kecil.
 Permukaan kampuh terdapat kotoran.
 Travel Speed terlalu tinggi.

Cara Mengatasi Cacat Incomplete Fusion:

 Memperbaiki Posisi Sudut Elektroda.


 Menaikkan Ampere sesuai dengan WPS atau Ampere Recomended.
 Sudut kampuh sesuai dengan yang di WPS.
 Melakukan persiapan pengelasan yang benar, membersihkan semua kotoran.
 Mengatur Travel Speed yang sesuai.
7. Over Spatter.

Over Spatter
Spatter adalah percikan las, sebenarnya jika spater dapat dibersihkan maka tidak
termasuk cacat. Namun jika jumlahnya berlebih dan tidak dapat dibersihkan maka
dikategorikan dalam cacat visual.

Penyebab Spater atau percikan las berlebih:

 Ampere terlalu tinggi.


 Jarak elektroda dengan base metal terlalu jauh.
 Elektroda lembab.

Cara mencegah terjadinya cacat pengelasan Over Spatter:

 Arus diturunkan sesuai dengan rekomendasi.


 Panjang busur ( 1,5 x diameter Elektroda ).
 Elektroda dioven sesuai dengan handbook (khususnya kawat las low
hidrogen).
8. Hot Crack.

Hot Crack (leniran.blogspot.co.id)


Hot Crack (retak panas) adalah sebuah retak pada pengelasan dimana retak itu terjadi
setelah proses pengelasan selesai atau saat proses pemadatan logam lasan.

Penyebab Hot Crack:

 Pemilihan elektroda yang salah.


 Tidak melakukan perlakuan panas.

Cara Mencegah Hot Crack:

 Menggunakan elektroda yang sesuai dengan WPS atau Low Hidrogen yang
mempunyai sifat regangan yang tinggi.
 Melakukan perlakuan panas (PWHT dan Preheat)

9. Cold Cracking.
Cold Cracking (retak dingin) adalah sebuah retak yang terjadi pada daerah lasan
setelah beberapa waktu (memerlukan waktu, bisa 1 menit, 1 jam, atau 1 hari) proses
pengelasan selesai. Biasanya untuk mengecek adanya crack dilakukan uji tidak
merusak yaitu dengan uji Penetrant Test atau Magnetic Test.

Penyebab Cold Cracking atau Retak dingin:

 Retak Dingin pada Bahan Las (Cold Cracking).


 Cooling Rate terlalu cepat.
 Arus pengelasan terlalu rendah.
 Travel speed terlalu tinggi.
 Tidak dilakukan pemanasan awal (pre heat).
Cara mencegah terjadinya Cold Cracking:

 Perlambat pendinginan setelah proses pengelasan.


 Panas yang diterima sesuaikan dengan WPS.
 Gunakan Arus yang direkomendasi.
 Travel speed pengelasan tidak terlalu cepat (lihat wps yang ada).
 Lakukan pre heat (untuk material yang karbon ekuivalen diatas 0,40 maka
harus dipreheat).

10. Distorsi.

Distorsi
Pengertian distorsi pada pengelasan adalah sebuah perubahan bentuk material yang
diakibatkan panas yang berlebih saat proses pengelasan berlangsung. Distorsi ini
terjadi saat proses pendinginan, karena adanya panas yang berlebih maka material
dapat mengalami penyusutan atau pengembangan sehingga akan tarik menarik dan
membuat material tersebut melengkung.

Penyebab terjadinya distorsi:

 Panas yang berlebih.


 Ampere terlalu tinggi.
 Take weld (las ikat) kurang kuat.
 Persiapan pengelasan yang salah.

Cara mencegah distorsi las:

 Menyesuaikan arus dengan yang ada di WPS.


 Take weld (las ikat) ditambah atau memberikan stopper (penguat pada logam
induk).
 Melakukan Persiapan pengelasan yang benar.
11. Arc Strike.

Arc Strike adalah cacat las yang diakibatkan menempelnya ujung kawat las kedaerah
logam las atau base metal secara singkat, biasanya hal ini tidak disengaja oleh tukang
las. Cacat las Arc Strike ini sangat berbahaya bagi kekuatan logam, karena dapat
mengurangi nilai ketangguhan dan kekuatan logam lasan tersebut.

Berkurangnya kekuatan dan ketangguhan dikarenakan material tersebut mengalami


laju pendingan yang cepat, terdapat daerah HAZ dan juga berkurang ketebalan
material. Meskipun begitu masih banyak tukang las atau welder yang masih belum
memperhatikan akan dampak buruk adanya arc strikes.
12. Underfill.

Cacat yang terjadi pada permukaan, pada permukaan lasan pengisian masih kurang
sehingga permukaan benda kerja lebih tinggi dari daerah lasan atau kampuh las.
Untuk mengatasinya dilakukan proses pengelasan lagi pada area tersebut atau
diratakan semua daerah las dan dilakukan pengelasan secara menyeluruh agar
ketinggian sama.

13. Lack Of Inter Run Fusion.

Cacat Las yang tidak fusi di antar layer atau pass weld metal, cacat ini terjadi dapat
dikarenakan arus yang terlalu rendah, sudut elektroda yang tidak tepat dan
pengelasan terlalu cepat.
14. Misalignment (hi-lo).

Ketinggian antara plat yang dijoint berbeda atau tidak rata. Hal ini disebabkan karena
persiapan pengelasan yang tidak tepat. Untuk mengatasinya material dipotong dan
dipersiapkan kembali secara benar, jika tidak diperbolehkan maka daerah lasan
digerinda sampai habis dan pelat dilakukan setting ulang.

15. Excessive Root Penetration.

Hasil pengelasan pada daerah akar las terlalu tinggi, maksimal ketinggian akar las
adalah 2 mm dan minimum rata atau 0. Penyebabnya dapat karena gap terlalu lebar,
arus pengelasan terlalu tinggi dan root face terlalu tipis.
16. OverLap.

Overlap dapat terjadi pada permukaan dan akar las, cacat ini terjadi jika hasil lasan
lebarnya melebihi dari kampuh las dan pada ujungnya tidak fusi dengan logam induk.
Penyebab Overlap dikarenakan gerakan pengelasan yang salah yaitu terlalu melebar.
17. Root Concavity.

Cacat Las Root Concavity adalah kurang sempurnanya hasil pengelasan pada daerah
akar atau hasil pengelasan penetrasi berbentuk cekung. Seperti terlihat pada gambar,
akar las yang seharusnya muncul sekitar 0-3 mm namun hasil penetrasi tidak
sempurna dan berbentuk cekung.

Penyebab Root Concavity biasanya dikarenakan persiapan sebelum pengelasan


yang kurang baik, seperti root gap yang terlalu sempit, pengaturan arus yang kurang
tepat (biasanya terlalu kecil), arus las yang terlalu besar juga menyebabkan root
concavity, travel speed atau kecepatan las yang terlalu tinggi. Jenis cacat ini biasanya
terjadi pad proses TIG namun tidak menutup kemungkinan pada proses lainnya.

Untuk cara mengatasinya Anda harus mempersiapkan sambungan dengan baik,


Anda dapat melihat wps untuk ketentuan sambungannya, arus pengelasan dan
kecepatan las yang sesuai agar hasil pengelasan yang diperoleh sempurna.

Jika cacat ini sudah terjadi pada produk maka Anda dapat melakukan grinding atau
gouging pada bagian yang cekung. Setelah itu Anda las ulang, umumnya proses ini
disebut dengan Back Weld.
18. Pin Hole

Cacat pengelasan Pin Hole merupakan jenis weld defect yang mirip dengan porositas,
namun yang membedakannya adalah pososity bisa terjadi di bagian permukaan dan
di dalam lasan. Sedangkan Pin Hole hanya terjadi pada bagian permukaan,
mempunyai kedalaman lebih dari 3 mm dan diameter kurang dari 1 mm.

Penyebab Pin Hole karena udara masuk ke dalam weld pool saat dan juga
terbentuknya gas NO2, CO2, SO2 dan CO. Untuk Cara mengatasinya Anda bisa
menggerindanya atau gouging hingga hilang kemudian dilas kembali.

Jenis jenis cacat pengelasan dan penyebabnya di atas dapat terjadi pada las listrik
(SMAW), GMAW, GTAW, SAW, FCAW, OAW. Namun untuk tungsten inclusion hanya
terjadi pada GTAW, karena hanya pengelasan tersebut yang menggunakan logam
tungsten.

Anda mungkin juga menyukai