2. Porosity (Porositas).
Porositas
Cacat Porositas adalah sebuah cacat pengelasan yang berupa sebuah lubang lubang
kecil pada weld metal (logam las), dapat berada pada permukaan maupun
didalamnya. Porosity ini mempunyai beberapa tipe yaitu Cluster Porosity, Blow Hole
dan Gas Pore.
3. Slag Inclusion.
Slag Inclusion
Welding Defect Slag Inclusion adalah cacat yang terjadi pada daerah dalam hasil
lasan. Cacat ini berupa slag (flux yang mencair) yang berada dalam lasan, yang sering
terjadi pada daerah stop and run (awal dan berhentinya proses pengelasan). Untuk
melihat cacat ini kita harus melakukan pengujian radiografi atau bending.
Pastikan lasan benar benar berseih dari slag sebelum mengelas ulang.
Ampere disesuaikan dengan prosedur.
Busur las disesuaikan.
Sudut pengelasan harus sesuai.
Sudut kampuh lebih dibesarkan (50-70 derajat).
4. Tungsten Inclusion.
Cacat las Tungsten Inclusion adalah cacat pengelasan yang diakibatkan oleh
mencairnya tungsten pada saat proses pengelasan yang kemudian melebur menjadi
satu dengan weld metal, cacat ini hampir sama dengan slag inclusion namun saat diuji
radiografi tungsten inclusion berwana sangat terang (karena berat jenisnya lebih besar
dibanding logam lasnya). Untuk jenis cacat las ini hanya terjadi pada proses
pengelasan GTAW.
5. Incomplete Penetration.
Incomplete Fusion
Cacat Incomplete Fusion adalah sebuah hasil pengelasan yang tidak dikehendaki
karena ketidaksempurnaan proses penyambungan antara logam las dan logam induk.
Cacat ini biasanya terjadi pada bagian samping lasan.
Over Spatter
Spatter adalah percikan las, sebenarnya jika spater dapat dibersihkan maka tidak
termasuk cacat. Namun jika jumlahnya berlebih dan tidak dapat dibersihkan maka
dikategorikan dalam cacat visual.
Menggunakan elektroda yang sesuai dengan WPS atau Low Hidrogen yang
mempunyai sifat regangan yang tinggi.
Melakukan perlakuan panas (PWHT dan Preheat)
9. Cold Cracking.
Cold Cracking (retak dingin) adalah sebuah retak yang terjadi pada daerah lasan
setelah beberapa waktu (memerlukan waktu, bisa 1 menit, 1 jam, atau 1 hari) proses
pengelasan selesai. Biasanya untuk mengecek adanya crack dilakukan uji tidak
merusak yaitu dengan uji Penetrant Test atau Magnetic Test.
10. Distorsi.
Distorsi
Pengertian distorsi pada pengelasan adalah sebuah perubahan bentuk material yang
diakibatkan panas yang berlebih saat proses pengelasan berlangsung. Distorsi ini
terjadi saat proses pendinginan, karena adanya panas yang berlebih maka material
dapat mengalami penyusutan atau pengembangan sehingga akan tarik menarik dan
membuat material tersebut melengkung.
Arc Strike adalah cacat las yang diakibatkan menempelnya ujung kawat las kedaerah
logam las atau base metal secara singkat, biasanya hal ini tidak disengaja oleh tukang
las. Cacat las Arc Strike ini sangat berbahaya bagi kekuatan logam, karena dapat
mengurangi nilai ketangguhan dan kekuatan logam lasan tersebut.
Cacat yang terjadi pada permukaan, pada permukaan lasan pengisian masih kurang
sehingga permukaan benda kerja lebih tinggi dari daerah lasan atau kampuh las.
Untuk mengatasinya dilakukan proses pengelasan lagi pada area tersebut atau
diratakan semua daerah las dan dilakukan pengelasan secara menyeluruh agar
ketinggian sama.
Cacat Las yang tidak fusi di antar layer atau pass weld metal, cacat ini terjadi dapat
dikarenakan arus yang terlalu rendah, sudut elektroda yang tidak tepat dan
pengelasan terlalu cepat.
14. Misalignment (hi-lo).
Ketinggian antara plat yang dijoint berbeda atau tidak rata. Hal ini disebabkan karena
persiapan pengelasan yang tidak tepat. Untuk mengatasinya material dipotong dan
dipersiapkan kembali secara benar, jika tidak diperbolehkan maka daerah lasan
digerinda sampai habis dan pelat dilakukan setting ulang.
Hasil pengelasan pada daerah akar las terlalu tinggi, maksimal ketinggian akar las
adalah 2 mm dan minimum rata atau 0. Penyebabnya dapat karena gap terlalu lebar,
arus pengelasan terlalu tinggi dan root face terlalu tipis.
16. OverLap.
Overlap dapat terjadi pada permukaan dan akar las, cacat ini terjadi jika hasil lasan
lebarnya melebihi dari kampuh las dan pada ujungnya tidak fusi dengan logam induk.
Penyebab Overlap dikarenakan gerakan pengelasan yang salah yaitu terlalu melebar.
17. Root Concavity.
Cacat Las Root Concavity adalah kurang sempurnanya hasil pengelasan pada daerah
akar atau hasil pengelasan penetrasi berbentuk cekung. Seperti terlihat pada gambar,
akar las yang seharusnya muncul sekitar 0-3 mm namun hasil penetrasi tidak
sempurna dan berbentuk cekung.
Jika cacat ini sudah terjadi pada produk maka Anda dapat melakukan grinding atau
gouging pada bagian yang cekung. Setelah itu Anda las ulang, umumnya proses ini
disebut dengan Back Weld.
18. Pin Hole
Cacat pengelasan Pin Hole merupakan jenis weld defect yang mirip dengan porositas,
namun yang membedakannya adalah pososity bisa terjadi di bagian permukaan dan
di dalam lasan. Sedangkan Pin Hole hanya terjadi pada bagian permukaan,
mempunyai kedalaman lebih dari 3 mm dan diameter kurang dari 1 mm.
Penyebab Pin Hole karena udara masuk ke dalam weld pool saat dan juga
terbentuknya gas NO2, CO2, SO2 dan CO. Untuk Cara mengatasinya Anda bisa
menggerindanya atau gouging hingga hilang kemudian dilas kembali.
Jenis jenis cacat pengelasan dan penyebabnya di atas dapat terjadi pada las listrik
(SMAW), GMAW, GTAW, SAW, FCAW, OAW. Namun untuk tungsten inclusion hanya
terjadi pada GTAW, karena hanya pengelasan tersebut yang menggunakan logam
tungsten.