Anda di halaman 1dari 14

HAND OUT

PARAMETER DAN CACAT LAS

OLEH

ACH. SYAMSUL HADI SR, S.Pd


PARAMETER LAS

Polaritas listrik mesin las

Polaritas mesin las ada 3 (tiga) yaitu :


 Polaritas bolak balik (AC)
Polaritas ini tidak dipengaruhi oleh pengkutuban, karena tidak
ada kutub + atau -, yang ada pass dan netral

Distribusi panas antara ujung elektroda dan base metal yang


dilas seimbang yaitu 50% ; 50%

Menghasilkan lasan dengan lebar dan penetrasi yang sedang


(tidak terlalu lebar dan tidak terlalu dalam)

Polaritas bolak balik


 Polaritas lurus (DCEN/DCSP)

Polaritas ini terbentuk bila kabel holder/elektroda terpasang


pada kutub negatif dan kabel massa/arde berada dikutub
positif

Distribusi panas diujung elektroda 1/3 (33%) dan di base


metal 2/3 (66%)

Menghasilkan lasan yang lebar dan penetrasi dangkal pada


las busur metal manual

Menghasilkan lasan yang sempit dan penetrasi dalam pada


las gas tungsten

-
+

Polaritas lurus (DCSP/DCEN)


 Polaritas balik (DCEP/DCRP)

Polaritas ini terbentuk bila kabel holder/elektroda terpasang


pada kutub positif dan kabel massa/arde berada dikutub
negatif

Distribusi panas diujung elektroda 2/3 (66%) dan di base


metal 1/3 (33%)

Menghasilkan lasan yang sempit dan penetrasi dalam pada


las busur metal manual

Menghasilkan lasan yang lebar dan penetrasi dangkal pada


las gas tungsten

+
-

Polaritas balik (DCRP/DCEP)


Arus las

Besar arus yang digunakan dalam pengelasan tergantung dari


ukuran vahan yang dilas, geometri sambungan las, dan posisi
pengelasan

Pada saat mengeset arus las perhatikan pada rekomendasi


pabrik pembuat elektroda dan/atau gunakan formula

Panjang elektroda dalam Cm) x diameter elektroda (dalam mm)

Tegangan las

Tegangan las yang terjadi berbanding lurus dengan panjang


busur las, apabila panjang busur las semakin tinggi maka besar
tegangan laspun semakin besar.

Untuk las busur metal manual panjang busur las yang ideal
adalah sama dengan diameter elektroda

Pada las gas tungsten melhat jenis sambungan dan rumah las,
sedekat mungkin asal ujung tungsten tidak menempel pada
benda yang dilas.

Kecepatan pengelasan

Kecapatan pengelasan tergantung dari vahan yang dilas,


geometri sambungan, jenis dan diameter elektroda, serta
ketelitian sambungan

Namun kecepatan pengelasan akan dipengaruhi oleh besar arus


las yang digunakan, semakin besar maka semakin cepat.

Cacat las
Pengelasan yang berkualitas atau sesuai dengan kriteria penerimaan
(acceptance criteria) merupakan harapan sekaligus tanggung jawab
semua pihak. Namun pihak pertama yang bertanggung jawab atas
kualitas hasil pengelasan adalah welder atau juru/operator las itu
sendiri. Oleh karena itu seorang juru las yang profesional harus
dapat melakukan pemeriksaan secara amatan atau visual terhadap
hasil pengelasan yang dilakukannya.
Ada 2 (dua) hal pokok yang harus dilakukan dalam pemeriksaa
secara amatan/visual pada sambungan tumpul V yaitu :
a. Mengidentifikasi cacat atau kerusakan las
b. Mengukur dimensi lasan (lebar las, tinggi las muka dan akar)

Dalam pemeriksaan hasil pengelasan ada 2 (dua) katagori :


a. Diterima (no difect dan/atau discontinuety
yang memerlukan perbaikan)
b. Ditolak (difect dan tidak sesuai dengan
acceptance criteria)

Untuk dapat melakukan pemeriksaan secara amatan/visual, seorang


juru las harus memahami macam-macam cacat las, dimensi lasan
dan kriteria penerimaan.
Cacat las permukaan yang sering terjadi pada pengelasan den gan
proses las busur metal manual :

a. Takik las (undercut)


Tepi material termakan oleh busur las tetapi tidak terisi oleh logam
pengisi, sehingga tepi las terjadi cekungan/parit
Penyebab cacat ini antara lain :
 Arus dan busur las terlalu besar
 Ayunan elektroda terlalu cepat
 Posisi elektroda tidak tepat
 Base metal terlalu panas (overheated)
Acceptance criteria : Dalam undercut maksimal 0,8 mm dan
panjang 2” dari 12” atau 1/6 panjang lasan

b. Spatter
Spatter atau percikan las merupakan butiran-butiran logam cair
yang keluar dari rumah/jalur las
Penyeban terjadinya cacat ini adalah :
 Arus dan busur las yang terlalu tinggi
 Material las terlalu panas
 Adanya hembusan angin yang terlalu kecang
 Salutan elektroda terkelupas
 Sudut elektroda terlalu miring
Acceptance criteria : Termasuk discontinuety harus dihilangkan
pakai pahat atau gerinda

c. Surface porosity/keropos
Cacat ini terjadi pada deposit las, dimana deposit las terdapat
rongga-rongga udara
Penyebab cacat las ini adalah :
 Arus las terlalu kecil, sehingga salutan terbakar
 Elektroda lembab atau basah
 Adanya hembusan angin yang terlalu kenang
 Terak yang terbentuk terlalu cepat dihilangkan
 Salutan elektroda rusak/terkelupas
Acceptance criteria : Diameter maksimal 0,06 T untuk setiap
panjang 6” atau 20%T atau 1/8”

d. Lubang
Lubang (pin atau warm hole) merupakan cacat dimana manik
las/deposit las tidak fusi dengan sempurna
Penyebab terjadinya cacat ini adalah :
 Arus las terlalu kecil
 Sudut elektroda salah
 Jalur las kotor
 Ujung elektroda masuk dalam cairan
Acceptance criteria :Semua standar tidak menerima

e. In complete penetration
Cacat ini terjadi pada las akar , dimana deposit las tidak terbentuk
dengan sempurna, sehingga tidak tembus
Penyebab cacat las ini adalah :
 Arus las terlalu kecil
 Celah akar/rot gap sempit atau menyempit
 Lebar muka akar/rot face terlalu lebar
 Diameter elektroda tidak sesuai (kebesaran)
 Ayunan elektroda kurang stabil
 Jalur las kotor
Acceptance criteria : Semua standar tidak mengizinkan

f. Stop start (salah penggantian elektroda


Cacat ini terjadi pada permukaan endapan las atau pada
sambungan las dalam bentuk over deposit atau kurang isi

Penyebab cacat ini :


 Penggantian elektroda t5erlalu mundur
 Penggantian elektroda terlalu maju

g. Root concavity
Cacat ini terjadi pada las akar, dimana deposit las yang terbentuk
cekung
Penyebab cacat las ini adalah :
 Cara penyambungan yang salah
 Laju kecepatan pengelasan tidak stabil
 Gerakan elektroda ke depan terlalu besar
 Arus las pengisian layer pertama terlalu besar
Acceptance criteria : Semua standar tidak mengizinkan

h. Excessive penetration
Cacat ini terjadi pada akar las yang membentuk tonjolan-tonjolan
tidak beraturan
Cacat ini disebabkan oleh ;
 Root gap terlalu besar
 Arus las terlalu tinggi
 Diameter elektroda terlalu kecil
 Kecepatan las terlalu pelan
 Gerakan ujung elektroda terlalu dalam
 Mesin las tidak terkalibrasi

Anda mungkin juga menyukai