Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Hambatan gelombang adalah hambatan yang terjadi akibat pergerakan kapal baik pada fluida ideal
(tanpa viskositas) maupun non ideal (berviskositas), gaya yang bekerja adalah gaya potensial. Untuk
kedalaman laut yang sangat dalam hingga tidak terhingga gelombang akan membentuk suatu lintasan
berbentuk lingkaran. Hambatan Gelombang Kapal yang bergerak dalam air akan mengalami hambatan
sehingga menyebabkan terbentuknya suatu sistem gelombang. Sistem gelombang ini terbentuk akibat
terjadinya variasi tekanan air terhadap lambung kapal pada saat kapal bergerak dengan kecepatan tertentu.
Energi yang dibutuhkan untuk membentuk sistem gelombang ini diperoleh dari gerakan kapal ini sendiri.
Pemindahan energi ini dianggap menggambarkan adanya suatu gaya yang menghambat gerak maju dari
kapal dan dianggap sebagai hambatan gelombang.
Pada kapal-kapal yang didesain dengan bulbous bow akan mereduksi wave making resistance ini
secara signifikan, karena bulbous bow akan menghasilkan sistem gelombang tersendiri yang akan
mengintervensi sistem gelombang kapal secara negatif. Dan intervensi dari kedua sistem gelombang ini
akan saling meniadakan masing-masingnya.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Hambatan Gelombang

Hambatan gelombang merupakan hambatan gelombang yang disebabkan oleh


gerakan pola gerakan kapal. Bagi kapal yang berkecepatan rendah dan sedang hambatan akibat timbulnya
ombak hanya sekitar 25% dari hambatan total kapal. Sedangkan untuk kapal yang berkecepatan tinggi
hambatan gelombang bisa mencapai F0G dari hambatan total kapal. Ombak sisi kapal yang sedang berlayar
terdiri dari ombak haluan, ombak bahu, muka,ombak, bahu belakang, dan ombak buritan. Ombak haluan
dan buritan terdiri dari:

 Seri ombak yang memancar

Ombak ini memancar menjauhi kapal, yang mana garis-garis puncak ombak condong ke belakang terhadap
garis tengah kapal.
 Seri ombak yang melintang

Ombak ini berjalan kearah membelakangi kapal dan garis-garis puncak ombak tegak lurus terhadap
garis tengah kapal.
Berdasarkan pengamatan pada sebuah titik tunggal yang bergerak sepanjang garis lurus pada
permukaan air, terdiri dari 2 jenis gelombang :
1. Gelombang melintang (Transverse Wave) yang tegak lurus terhadap arah gerak dan gelombang ini
bergerak bersama benda.
2. Gelombang divergen (Diverging Wave) yang bergerak menyebar ke samping dari benda atau kapal
yang bergerak sepanjang garis lurus pada permukaan air.

2
B. Penyebab Terjadinya Hambatan Kapal
Kapal yang bergerak dalam air akan mengalami hambatan sehingga menyebabkan terbentuknya
suatu sistem gelombang. Sistem gelombang ini terbentuk akibat terjadinya variasi tekanan air terhadap
lambung kapal pada saat kapal bergerak dengan kecepatan tertentu. Ada tiga jenis gelombang yang
biasanya akan terbentuk pada saat kapal bergerak yaitu gelombang haluan, gelombang melintang
pada sisi lambung dan gelombang buritan. Energi yang dibutuhkan untuk membentuk sistem
gelombang ini diperoleh dari gerakan kapal ini sendiri. Pemindahan energi ini dianggap
menggambarkan adanya suatu gaya yang menghambat gerak maju dari kapal dan dianggap
sebagai hambatan gelombang.

C. Rumus Hambatan Gelombang


 Hambatan gelombang Rw timbul karena adanya gelombang yang berpengaruh pada gerakan kapal
pada permukaan cairan, sedangkan kecepatan energi gelombang (u) lebih kecil dari kecepatan
perlambatan gelombang (c).
 Kecepatan energi bergantung dari dalamnya (H) cairan, dan berubah dalam interval :
1
uc
2

1
 Untuk cairan dengan kedalaman H =`  u = C
2
 Hambatan gelombang Rw dapat dihitung dengan tekanan hidrodinamic (Pd) pada permukaan
benda.

Rw = 
s
Pd. Cos (P,X) . ds

Dari formula energi balance :

Rw . Vo + W = Vo . Eo

Dimana : Eo = Energi penuh gelombang

Vo = Kecepatan gelombang

W = Besaran yang berhubungan dengan kecepatan energi u

W = U .Eo

3
Vo  u
Sehingga diperoleh : Rw = . Eo
Vo

Dalam keadaan sesungguhnya bila ditulis formula untuk hambatan gelombang :

2kH 
 .g . a 2 1 
1
Rw = 
4  sin 2kH 

Dimana : a = amplitudo gelombang


K=2

 = panjang gelombang

Untuk keadaan cairan tak terhingga ( H = `), didapat :

1
Rw =  .g . a 2
4

D. Pengaruh Hambatan pada Gelombang pada Gerakan Kapal


Gelombang dapat menimbulkan masalah untuk kapal, diantaranya :
- Menyebabkan getaran pada kapal sebagai akibat dari turbulensi.
- Tidak memaksimalkan kinerja propeller secara optimal.
- Houging dan Shaging dan puntiran pada kapal.
- Menyebabkan stabilitas kapal kurang baik.
- Meningkatkan kemungkinan terjadinya korisi pada lambung yang terkena turbulen.

Untuk mencegahnya yaitu dengan cara :

- Menghindari adanya bentuk lambung yang menghasilkan turbulen.


- Menentukan sudut masuk yang sesuai pada kapal.
- Dengan memberikan spray strip pada haluan untuk mencegah spray resistance.
- Memberikan boulbous pada haluan.

4
E. Cara Mengatasi Hambatan Gelombang

Salah satu cara menguragi hambatan gelombang adalah dengan menggunakan


bulbous bow. bulbous bow akan mereduksi wave-making resistance ini signifikan,
karena bulbous bow akan menghasilkan sistem gelombang tersendiri yang akan
mengintervensi sistem gelombang kapal secara negative. Dan intervensi dari kedua
sistem gelombang ini akan saling meniadakan masing-masingnya.
Secara teoritis bulbousbow dengan bentuk tertentu bekerja dengan cara
mempercepat aliran fluida di daerah permukaan di atas bulb, sehingga menimbulkan
daerah dengan tekanan yang rendah di permukaan fluida. Daerah bertekanan rendah
tersebut kemudian bereaksi dengan tekanan gelombang di haluan di mana reaksi yang
terjadi bersifat mengurangi efek dari gelombang yang datang dari haluan. Yang pada
akhirnya akan mengurangi tekanan pada lambung dan mengurangi hambatan, pada
kasus-kasus yang umumnya terjadi, pemasangan bulbousbow dapat mempengaruhi
nilai daya dorong efektif yang diperlukan untuk menggerakkan kapal, hal ini dapat
dimengerti karena seperti yang diketahui bahwa daya dorong efektif berhubungan
langsung dengan fungsi besarnya resistance pada lambung kapal serta kecepatan
kapal.
Bulbous bow hanya menunjukkan peranannya pada kondisi kecepatan yang
relative tinggi, pengurangan effective power akibat berkurangnya resistance terjadi
secara signifikan pada kondisi ini, namun sebaliknya ketika kapal berlayar dengan
kecepatan rendah bulbousbow sama sekali tidak bermanfaat jika dibandingkan dengan
kapal tanpa bulb karena pemasangannya hanya akan menambah hambatan dan berat
kapal. Pada kecepatan tertentu dan tidak terlalu rendah bulbousbow tidak memberikan
efek apapun, hal ini disebabkan adanya keseimbangan antara nilai pengurangan efek
tekanan gelombang haluan dengan penambahan hambatan oleh bulb itu sendiri.
Peranan bulbousbow dalam merubah tekanan dan daya pendorong kapal dapat
dituliskan dengan beberapa penyebab. Secara prinsip adalah sebagai berikut :
1. Terjadi pengurangan tekanan akibat gelombang di daerah pressure field oleh
bulbousbow yang kemudian mengakibatkan pengurangan besarnya wave making
resistance.

5
2. Pengaruh bagian atas bulbousbow dan daerah perpotongannya dengan lambung
menyebabkan menurunnya komponen aliran fluida di daerah haluan kapal.
3. Terdapat penambahan hambatan gesek antara permukaan lambung kapal dengan
fluida karena bertambahnya surface area oleh luasan bulbousbow.
4. Berubahnya efisiensi propulsi oleh peran bulbousbow pada area aliran fluida di sekitar
lambung kapal.
5. Terjadinya perubahan pada wave braking resistance.
Bentuk bulbous bow memegang peranan penting dalam menentukan besarnya
manfaat yang diberikan. Bentuk yang optimum sangat bergantung pada besarnya
Froude number. Bulbousbow cenderung memberikan performa yang baik ketika kapal
bergerak melampaui batas kecepatan tertentu dalam artian kapal bergerak dengan
kecepatan yang relative tinggi. Froude number sendiri merupakan fungsi dari kecepatan
kapal yang secara detail ditunjukkan bahwa kecepatan kapal berbanding lurus dengan
nilai bilangan ini, jadi ketika kapal tersebut memiliki bilangan Froude number yang besar
maka tingkat keoptimuman bulb akan lebih besar untuk bentuk yang sama, namun nilai
Fn tidak hanya ditentukan oleh kecepatan kapal tetapi juga oleh panjang kapal.
Sehingga memang benar bahwa desain bentuk bulbusbow ditentukan oleh Fn.

6
F. Contoh Perhitungan Hambatan Gelombang

Data Kapal

a. LWL : 130,116 meter

b. LPP : 123,92 meter

c. B : 15,88 meter

d. H : 9,66 meter

e. T : 7,05 meter

f. Cbwl : 0,74

g. Cp : 0,763

h. VS : 7,61 m/s

i. VT : Kecepatan Percobaan
1,06 x Vs
1,06 x 7,61 = 8,07 m/sec

 : Koefisien kekentalan kinematis

: 0,94252.10-6 m/s

(Reff: PNA Vol II hal. 58 tabel 10 untuk suhu air laut yang diasumsikan
normal=25 o C)

8,07 x130,116
Rn =
0,94252
.10 6

= 1.114.060.227,09

7
Jadi koefisien tahanan gesek kapal :

0,075
Cf0 =
(log 1.114.060.227,09  2) 2

= 0,0015

 Perhitungan luas permukaan basah total (Stot)


Stot = Total luas permukaan basah lambung kapal dan appendages

Stot = WSA + Sapp

dimana :

WSA = 2962,7 m2

Sapp = Skemudi + Sboss

TL  B 
2

S kemudi  1  25  
100   L  

7,05 130,116  
2
 15,88 
Skemudi = 1  25  
100   130,116  

Skemudi = 12,589 m2

Sboss = 0 m2

Sapp = 12,589 m2

Stot = 2962,7 + 12,589

= 2975,289 m2

8
 Perhitungan (1+k)
Sapp
(1  k )  (1  k1)  [(1  k 2)  (1  k1)]. (Reff: PNA. Vol II. Hal 92)
Stot
Dimana : 0 ,1216 0 , 3649
 L   L3 
1, 0681 0 , 4611
B T 
 (1+k1) =
0,93  0,4871  C         1  Cp0,6042
L L  LR  V 
Dalam hal ini :

LR = Length of run

(1  Cp  0,06Cp.LCB)
= L.[ ]
(4.Cp  1)

Cp = 0,763 (Data dari TR Hidrostatik dan Bonjean Curve)

LCB = 1,57 (Data dari TR Hidrostatik dan Bonjean Curve)

(1  0,763  (0,06.0,763 .(1,57))


LR = 130,116.[ ]
(4.0,763  1)

LR = 19,59 m

c = Koefisien bentuk bagian belakang

= 1 + 0,011Cstern

Berikut ini harga Cstern berdasarkan pada tabel “PNA Vol. II hal. 91”

Tabel. 2.1: Koefisien Harga Cstern

Cstern -25 For pram with gondola

Cstern -10 For V-Shaped section

Cstern 0 For normal section shape

Cstern 10 For U-shaped section with hogner stern

9
Karena bentuk potongan stern normal maka :

Cstern =0

c =1

1,0681
B
  = 0.11
L

0,4611
T
  = 0,26
L

0,1216
 L 
  = 1,26
 LR 

0 , 3649
 L3 
  = 6,96


1  Cp 0,6042 = 2,39

Sehingga :

(1+k1) = 0,93 + (0,4871 x 1 x 0,11 x 0,26 x1,26 x 6,96 x 2,39)

= 1,21

 (1+k2) merupakan koefisien akibat pengaruh tonjolan pada lambung kapal di bawah
permukaan garis air.
Harga (1+k2) ini ditunjukan oleh “tabel.25 PNA Vol. II hal.92”

10
Tabel. 2.2: Harga Koefisien (1+k2)

Type of appendages Value of (1+k2)

Rudder of single screw ship 1,3 to 1,5

Spade type rudder of twin screw ship 2,8

Skeg rudder of twin screw ship 1,5 to 2,0

Shaft bracket 3,0

Bossing 2,0

Bilge keel 1,4

Stabilizer fins 2,8

Shafts 2,0

Sonar dome 2,7

Karena kapal direncanakan dengan rudder of single srew ship, shaft bracket, bossing, and
shaft maka diambil harga:

(1+k2) = 1,5 + 3,0 + 2,0 + 2,0 = 8,5

Sehingga didapatkan :

 S app 
(1  k )  (1  k1)  [(1  k 2)  (1  k1)]. 
 S tot 

 12,59 
(1  k )  (1,21)  [(8,5)  (1,21].
 2975,29 

(1+k) = 1,24

RW
W
 C1C2C3e m1Fn  m2 cos Fn 2
d
 
(Reff: PNA. Vol II. Hal 92)

11
Dimana :
Vt
Fn 
gL

8,07
Fn 
9,8.130,116

Fn = 0,23

Untuk Fn ≤ 0,4

C1 = 2223105C43,7861(T/B)1,0796(90 – iE)-1,3757

C4 = koefisien yang tergantung pada rasio B/L

C4 = 0,2296 (B/L)0,3333  Untuk B/L ≤ 0,11

C4 = B/L  Untuk 0,11≤ B/L ≤ 0,25

C4 = 0,5 – 0,0625.(B/L)  Untuk B/L  0,25

B/L = 0,1220 (0,11≤ B/L ≤ 0,25)

Maka, C4 = B/L

C4 = 0,12

C43.7861 = 0,00035
T B 1.0796

= 0,42

iE = Setengah sudut masuk garis air (½.Ɵo)

= ½.22o

= 11o (Reff: lines plan)

= 0,52 rad (dimana 1 o = л/180 rad)

90  iE 1,3757 = 0,0025

12
C1 = 2223105.C43,7861.(T/B)1,0796.(90 – iE)-1,3757
= 2223105.(0,12) 3,7861.(7,05/15,88)1,0796.(0,0025)

= 0,79

C2 = 1 (kapal dirancang tanpa bulbous)

AT
C3 = 1  0,8( )
BTCm

AT = Luas transom yang tercelup air (V=0)

= WSA can part

= 10,30 m2 (Reff: excel tabel E, TR Hidrostatik Bonjean)

10,30
C3 = 1  0,8( )
15,88.7,05.0,989

= 0,924

d = -0,90

 L  1 / 3  B
m1 = 0,01404    1,7525   4,7932   C5
T   L  L

Nilai c5 adalah dihitung sebagai berikut :

C5 = 8,0798Cp – 13,8673Cp2 + 6,9844Cp3  Untuk Cp 0,8

C5 = 1,7301 – 0,7067.Cp  Untuk Cp  0,8

Cp = 0,763

C5 = (8,0798. (0,763)– 13,8673.(0,7632)+ 6,9844. (0,7633))


= 1,1942

13
130,116  10793,5 1/3   15,88 
m1 = 0,01404   1,7525   4,7932   1,1942
 7,05   130,116  130,116 
= -1,82

e = 2,7182818
m1Fnd
e = 2,7182818(-1,82.3,81)

= 0,0010
3 , 29
0, 034. Fn
m2 = c6 .0,4.e

Fn-3,29 = 0,23-3.29

= 133,37

3 , 29
e0,034Fn = 0,01

c6 = -1,6939  L3/ 512

c6 = -1,69385 + (L/1/3 – 8)/2,3  512 < L3/ 1727

c6 = 0  L3/> 1727

L3/ = 209,8

c6 = -1,6939

3, 29
m2 =  1,69385.0,4.e 0,034.Fn

m2 = -1,69385.0,4.0,0107

= -0,0073

 = 1,446.Cp – 0,03.L/B  Unt L/B ≤ 12

 = 1,446.Cp – 0,36  Unt L/B > 12

L/B = 8,2

 = (1,446 . 0,763) – (0,03 . 8,2)


 = 0,86

14
Cos (.Fn-2 ) = 0,957

m2. cos(.Fn-2 ) = -0,007

Jadi tahanan gelombang kapal (Rw) adalah :


RW
W

 C1C2 C3 e m1Fn  m2 cos Fn 2
d

W = berat kapal pada muatan penuh =  .  . g

= 1,025 .10499,86. 9,8

= 105.471,05 kg

= 105,471 ton

Rw/W = (1,15 x 1 x 0,93 x 0,0010) + (-0,007)

= -0,0062

Rw = -0,6582

15
BAB III
KESIMPULAN

Hambatan(resistance) kapal pada suatu kecepatan adalah gaya fluida yang bekerja
pada kapal demikian rupa sehingga melawan gerakan kapal tersebut. Melihat bahwa kapal
bergerak di bidang fluida cair yang nilai kerapatan massanya lebih besar dari udara sehingga
semakin besar kecepatan dan dimensi suatu kapal maka semakin besar pula energi yang
dibuang untuk menghasilkan energi berupa gelombang(wave), gelombang inilah yang
kemudian bergesekan dengan lambung kapal dan arahnya melawan arah kapal sehingga
menimbulkan gaya berlawanan.
Hambatan gelombang(RW) adalah hambatan yang diakibatkan oleh adanya gerakan
kapal pada air sehingga dapat menimbulkan gelombang baik pada saat air tersebut dalam
keadaan tenang maupun pada saat air tersebut sedang bergelombang.
Salah satu cara mengurangi hambatan gelombang adalah dengan menggunakan
bulbous bow. Bulbous bow akan mereduksi wave-making resistance ini signifikan, karena
bulbous bow akan menghasilkan sistem gelombang tersendiri yang akan mengintervensi
sistem gelombang kapal secara negative.
Hambatan gelombang Rw dapat dihitung dengan rumus mengacu pada buku Principle of
Naval Architecture Volume I
RW
W
 C1C2C3e m1Fn  m2 cos Fn 2
d
 

16
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA

https://dokumen.tips/documents/makalah-hambatan-gelombang.html
http://dikanggoro.blogspot.co.id/2017/04/hambatan-gelombang.html
https://www.academia.edu/12216853/SHIP_RESISTANCE_HAMBATAN_KAPAL_

Buku Principle of Naval Architecture Volume II

17

Anda mungkin juga menyukai