PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hambatan gelombang adalah hambatan yang terjadi akibat pergerakan kapal baik pada fluida ideal
(tanpa viskositas) maupun non ideal (berviskositas), gaya yang bekerja adalah gaya potensial. Untuk
kedalaman laut yang sangat dalam hingga tidak terhingga gelombang akan membentuk suatu lintasan
berbentuk lingkaran. Hambatan Gelombang Kapal yang bergerak dalam air akan mengalami hambatan
sehingga menyebabkan terbentuknya suatu sistem gelombang. Sistem gelombang ini terbentuk akibat
terjadinya variasi tekanan air terhadap lambung kapal pada saat kapal bergerak dengan kecepatan tertentu.
Energi yang dibutuhkan untuk membentuk sistem gelombang ini diperoleh dari gerakan kapal ini sendiri.
Pemindahan energi ini dianggap menggambarkan adanya suatu gaya yang menghambat gerak maju dari
kapal dan dianggap sebagai hambatan gelombang.
Pada kapal-kapal yang didesain dengan bulbous bow akan mereduksi wave making resistance ini
secara signifikan, karena bulbous bow akan menghasilkan sistem gelombang tersendiri yang akan
mengintervensi sistem gelombang kapal secara negatif. Dan intervensi dari kedua sistem gelombang ini
akan saling meniadakan masing-masingnya.
1
BAB II
PEMBAHASAN
Ombak ini memancar menjauhi kapal, yang mana garis-garis puncak ombak condong ke belakang terhadap
garis tengah kapal.
Seri ombak yang melintang
Ombak ini berjalan kearah membelakangi kapal dan garis-garis puncak ombak tegak lurus terhadap
garis tengah kapal.
Berdasarkan pengamatan pada sebuah titik tunggal yang bergerak sepanjang garis lurus pada
permukaan air, terdiri dari 2 jenis gelombang :
1. Gelombang melintang (Transverse Wave) yang tegak lurus terhadap arah gerak dan gelombang ini
bergerak bersama benda.
2. Gelombang divergen (Diverging Wave) yang bergerak menyebar ke samping dari benda atau kapal
yang bergerak sepanjang garis lurus pada permukaan air.
2
B. Penyebab Terjadinya Hambatan Kapal
Kapal yang bergerak dalam air akan mengalami hambatan sehingga menyebabkan terbentuknya
suatu sistem gelombang. Sistem gelombang ini terbentuk akibat terjadinya variasi tekanan air terhadap
lambung kapal pada saat kapal bergerak dengan kecepatan tertentu. Ada tiga jenis gelombang yang
biasanya akan terbentuk pada saat kapal bergerak yaitu gelombang haluan, gelombang melintang
pada sisi lambung dan gelombang buritan. Energi yang dibutuhkan untuk membentuk sistem
gelombang ini diperoleh dari gerakan kapal ini sendiri. Pemindahan energi ini dianggap
menggambarkan adanya suatu gaya yang menghambat gerak maju dari kapal dan dianggap
sebagai hambatan gelombang.
1
Untuk cairan dengan kedalaman H =` u = C
2
Hambatan gelombang Rw dapat dihitung dengan tekanan hidrodinamic (Pd) pada permukaan
benda.
Rw =
s
Pd. Cos (P,X) . ds
Rw . Vo + W = Vo . Eo
Vo = Kecepatan gelombang
W = U .Eo
3
Vo u
Sehingga diperoleh : Rw = . Eo
Vo
2kH
.g . a 2 1
1
Rw =
4 sin 2kH
K=2
= panjang gelombang
1
Rw = .g . a 2
4
4
E. Cara Mengatasi Hambatan Gelombang
5
2. Pengaruh bagian atas bulbousbow dan daerah perpotongannya dengan lambung
menyebabkan menurunnya komponen aliran fluida di daerah haluan kapal.
3. Terdapat penambahan hambatan gesek antara permukaan lambung kapal dengan
fluida karena bertambahnya surface area oleh luasan bulbousbow.
4. Berubahnya efisiensi propulsi oleh peran bulbousbow pada area aliran fluida di sekitar
lambung kapal.
5. Terjadinya perubahan pada wave braking resistance.
Bentuk bulbous bow memegang peranan penting dalam menentukan besarnya
manfaat yang diberikan. Bentuk yang optimum sangat bergantung pada besarnya
Froude number. Bulbousbow cenderung memberikan performa yang baik ketika kapal
bergerak melampaui batas kecepatan tertentu dalam artian kapal bergerak dengan
kecepatan yang relative tinggi. Froude number sendiri merupakan fungsi dari kecepatan
kapal yang secara detail ditunjukkan bahwa kecepatan kapal berbanding lurus dengan
nilai bilangan ini, jadi ketika kapal tersebut memiliki bilangan Froude number yang besar
maka tingkat keoptimuman bulb akan lebih besar untuk bentuk yang sama, namun nilai
Fn tidak hanya ditentukan oleh kecepatan kapal tetapi juga oleh panjang kapal.
Sehingga memang benar bahwa desain bentuk bulbusbow ditentukan oleh Fn.
6
F. Contoh Perhitungan Hambatan Gelombang
Data Kapal
c. B : 15,88 meter
d. H : 9,66 meter
e. T : 7,05 meter
f. Cbwl : 0,74
g. Cp : 0,763
h. VS : 7,61 m/s
i. VT : Kecepatan Percobaan
1,06 x Vs
1,06 x 7,61 = 8,07 m/sec
: 0,94252.10-6 m/s
(Reff: PNA Vol II hal. 58 tabel 10 untuk suhu air laut yang diasumsikan
normal=25 o C)
8,07 x130,116
Rn =
0,94252
.10 6
= 1.114.060.227,09
7
Jadi koefisien tahanan gesek kapal :
0,075
Cf0 =
(log 1.114.060.227,09 2) 2
= 0,0015
dimana :
WSA = 2962,7 m2
TL B
2
S kemudi 1 25
100 L
7,05 130,116
2
15,88
Skemudi = 1 25
100 130,116
Skemudi = 12,589 m2
Sboss = 0 m2
Sapp = 12,589 m2
= 2975,289 m2
8
Perhitungan (1+k)
Sapp
(1 k ) (1 k1) [(1 k 2) (1 k1)]. (Reff: PNA. Vol II. Hal 92)
Stot
Dimana : 0 ,1216 0 , 3649
L L3
1, 0681 0 , 4611
B T
(1+k1) =
0,93 0,4871 C 1 Cp0,6042
L L LR V
Dalam hal ini :
LR = Length of run
(1 Cp 0,06Cp.LCB)
= L.[ ]
(4.Cp 1)
LR = 19,59 m
= 1 + 0,011Cstern
Berikut ini harga Cstern berdasarkan pada tabel “PNA Vol. II hal. 91”
9
Karena bentuk potongan stern normal maka :
Cstern =0
c =1
1,0681
B
= 0.11
L
0,4611
T
= 0,26
L
0,1216
L
= 1,26
LR
0 , 3649
L3
= 6,96
1 Cp 0,6042 = 2,39
Sehingga :
= 1,21
(1+k2) merupakan koefisien akibat pengaruh tonjolan pada lambung kapal di bawah
permukaan garis air.
Harga (1+k2) ini ditunjukan oleh “tabel.25 PNA Vol. II hal.92”
10
Tabel. 2.2: Harga Koefisien (1+k2)
Bossing 2,0
Shafts 2,0
Karena kapal direncanakan dengan rudder of single srew ship, shaft bracket, bossing, and
shaft maka diambil harga:
Sehingga didapatkan :
S app
(1 k ) (1 k1) [(1 k 2) (1 k1)].
S tot
12,59
(1 k ) (1,21) [(8,5) (1,21].
2975,29
(1+k) = 1,24
RW
W
C1C2C3e m1Fn m2 cos Fn 2
d
(Reff: PNA. Vol II. Hal 92)
11
Dimana :
Vt
Fn
gL
8,07
Fn
9,8.130,116
Fn = 0,23
Untuk Fn ≤ 0,4
C1 = 2223105C43,7861(T/B)1,0796(90 – iE)-1,3757
Maka, C4 = B/L
C4 = 0,12
C43.7861 = 0,00035
T B 1.0796
= 0,42
= ½.22o
12
C1 = 2223105.C43,7861.(T/B)1,0796.(90 – iE)-1,3757
= 2223105.(0,12) 3,7861.(7,05/15,88)1,0796.(0,0025)
= 0,79
AT
C3 = 1 0,8( )
BTCm
10,30
C3 = 1 0,8( )
15,88.7,05.0,989
= 0,924
d = -0,90
L 1 / 3 B
m1 = 0,01404 1,7525 4,7932 C5
T L L
Cp = 0,763
13
130,116 10793,5 1/3 15,88
m1 = 0,01404 1,7525 4,7932 1,1942
7,05 130,116 130,116
= -1,82
e = 2,7182818
m1Fnd
e = 2,7182818(-1,82.3,81)
= 0,0010
3 , 29
0, 034. Fn
m2 = c6 .0,4.e
Fn-3,29 = 0,23-3.29
= 133,37
3 , 29
e0,034Fn = 0,01
c6 = 0 L3/> 1727
L3/ = 209,8
c6 = -1,6939
3, 29
m2 = 1,69385.0,4.e 0,034.Fn
m2 = -1,69385.0,4.0,0107
= -0,0073
L/B = 8,2
14
Cos (.Fn-2 ) = 0,957
= 105.471,05 kg
= 105,471 ton
= -0,0062
Rw = -0,6582
15
BAB III
KESIMPULAN
Hambatan(resistance) kapal pada suatu kecepatan adalah gaya fluida yang bekerja
pada kapal demikian rupa sehingga melawan gerakan kapal tersebut. Melihat bahwa kapal
bergerak di bidang fluida cair yang nilai kerapatan massanya lebih besar dari udara sehingga
semakin besar kecepatan dan dimensi suatu kapal maka semakin besar pula energi yang
dibuang untuk menghasilkan energi berupa gelombang(wave), gelombang inilah yang
kemudian bergesekan dengan lambung kapal dan arahnya melawan arah kapal sehingga
menimbulkan gaya berlawanan.
Hambatan gelombang(RW) adalah hambatan yang diakibatkan oleh adanya gerakan
kapal pada air sehingga dapat menimbulkan gelombang baik pada saat air tersebut dalam
keadaan tenang maupun pada saat air tersebut sedang bergelombang.
Salah satu cara mengurangi hambatan gelombang adalah dengan menggunakan
bulbous bow. Bulbous bow akan mereduksi wave-making resistance ini signifikan, karena
bulbous bow akan menghasilkan sistem gelombang tersendiri yang akan mengintervensi
sistem gelombang kapal secara negative.
Hambatan gelombang Rw dapat dihitung dengan rumus mengacu pada buku Principle of
Naval Architecture Volume I
RW
W
C1C2C3e m1Fn m2 cos Fn 2
d
16
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA
https://dokumen.tips/documents/makalah-hambatan-gelombang.html
http://dikanggoro.blogspot.co.id/2017/04/hambatan-gelombang.html
https://www.academia.edu/12216853/SHIP_RESISTANCE_HAMBATAN_KAPAL_
17