Bambang Soefiyandono
Kemudi Meletak
Menggantung
Kemudi menggantung
Kemudi
Bambang Soefiyandono
2. Jangkar
Jangkar adalah suatu alat yang digunakan untuk menahan kapal
dari pengaruh gaya gaya dari luar,pada saat berlabuh.
Jenis jenis jangkar:
Menurut bentuknya secara garis besar dapat dibagi menjadi dua
golongan:
a) Yang lengannya tak bergerak tetapi dilengkapi dengan tongkat
(stock).
b) Yang lengannya bergerak tetapi tidak dilengkapi dengan tongkat
(stockless).
Menurut Fungsinya:
a) Jangkar Haluan
Jangkar utama yang digunakan untuk menahan kapal di dasar laut
dan selalu siap terpasang pada lambung kiri kanan haluan kapal,
jangkar haluan ini beratnya sama. Jangkar haluan cadangan
merupakan sebuah jangkar yang selalu siap sebagai pengganti
apabila salah satu hilang, jangkar haluan cadangan ini ditempatkan
di bagian muka dekat haluan, agar selalu siap bilamana diperlukan.
b) Jangkar Arus
Jangkar ini ukurannya lebih kecil kira-kira 1/3 berat jangkar haluan.
Tempatnya dibagian buritan kapal digunakan seperti halnya jangkar
haluan yaitu menahan buritan kapal, supaya tidak berputar terbawa
arus. Pada kapal-kapal penumpang yang berukuran besar, kadangkadang jangkar ini ditempatkan di geladak orlop (geladak pendek
yang terletak di bawah geladak menerus) apabila dernikian halnya
maka jangkar tersebut dinamakan jangkar buritan dan beratnya
sama dengan jangkar haluan. Oleh karena itu bila ada jangkar
buritan, maka tidak perlu ada jangkar haluan cadangan
c) Jangkar Cermat
Jangkar ini ukurannya lebih kecil, beratnya 1/6 kali jangkar haluan.
Gunanya untuk memindahkan jangkar haluan apabila kapal kandas
(diangkat dengan sekoci).
Bambang Soefiyandono
Bambang Soefiyandono
Gambar Windlass
Tipe Windlass :
a. Horizontal windlass
Horizontal windlass adalah type windlass yang mempunyai poros (poros
dari wildcat, gearbox utama, dan gypsy head) yang horizontal dengan
deck kapal. Windlass horizontal digerakan oleh motor hidrolis dan motor
listrik ataupun oleh mesin uap. Windlass jenis ini lebih murah dalam
pemasangannya tapi dibutuhkan perawatan yang lebih sulit karena
permesinannya yang berada diatas deck dan terkena langsung dengan
udara luar dan gelombang.
b. Vertikal windlass
Bambang Soefiyandono
4. Perlengkapan tambat
a. Bollard
Merupakan salah satu perlengkapan tambat yang berfungsi sebagai
tempat mengaitkan tali tali tambat maupun mengulungnya. Desain
bollard untuk kapal ini berdasarkan beban putus maksimal dari tali
tambat. Spesifikasi desain bollard dapat dilihat pada Practical Ship
Building hal 189 dan yang dipilih adalah tipe vertical bollard. Bollard
ditempatkan pada main deck bagian buritan, tiap daerah bulwark yang
memiliki freeing port, dan daerah forecastle deck.
b. Fairlead
Merupakan salah satu perlengkapan tambat yang berfungsi sebagai
pengarah tali tambat dari ke kapal saat kapal sedang dalam proses
bersandar ke pelabuhan. Dasar pemilihan fairlead adalah berdasarkan
diameter dari bollard yang telah direncanakan sebagai parameter
minimum perencanaan roda fairlead.
Lpp
Lwl
B
H
T
Vs
=
=
=
=
=
=
=
=
115 m
Lpp + (3% x Lpp)
115 + (3% x 115)
118,45 m
21 m
11 m
8m
16 Knots
Ada beberapa
diantaranya :
tahapan
untuk
menentukan
daya
mesin
kemudi,
Dimana :
A = luasan daun kemudi
= 14,49 m
b = tinggi daun kemudi, direncanakan 5 m
c = lebar daun kemudi
=A/b
= 14,49 / 5
= 2,9 m
X1 = lebar bawah daun kemudi, direncanakan 2,5 m
X2 = lebar atas daun kemudi
= (c . 2) x1
= ( 2,9 . 2) 2,5
= 3,30 m
Af = bagian dari luasan kemudi yang terletak di depan pada
batang poros kemudi
Berdasarkan buku Resistance, propulsion and steering gear of
ship, untuk daun kemudi pada kapal single propeller yang memiliki
luasan di depan sumbu poros daun kemudi sebesar kurang dari 23%
A, sehingga :
Af = 0,23 A
= 0,23 x 14,49
= 3,33 m
3. Perhitungan Gaya Daun Kemudi
Berdasarkan BKI edisi 2009, Volume II, section 14 B-1, perhitungan
daun kemudi adalah berdasarkan rumus berikut :
Cr = 132 A . v. k1. K2.k3.kt
dimana :
A = luas daun kemudi
= 14,49 m
V = kecepatan kapal
=16 knot
Bambang Soefiyandono
k3 =
=
kt =
=
Sehingga :
Cr = 132 A . v. k1. K2.k3.k4
= 132 x 14,49 x 16 x 1,33 x 1,1 x 1 x 1
= 716352,2 N
= 716,35 kN
4. Menghitung Torsi Kemudi
Berdasarkan BKI edisi 2009, Volume II, section 14 B-1, perhitungan torsi
kemudi adalah berdasarkan rumus berikut :
QR
= Cr x r
Dimana :
Cr
= gaya daun kemudi
= 718,15 kN
r
= c ( kb)
= min 0,1 c untuk kondisi maju
Dimana :
C = lebar daun kemudi
= 2,9 m
= 0,33 untuk kondisi maju
Bambang Soefiyandono
Kr
QR k r
:
= torsi kemudi
= 2077421,4 Nm
= N/mm2 dan nilai minimum tegangan tarik 400 N/mm2 atau
lebih dari 900 N/mm2. Pertimbangan dalam Klasifikasi bahwa
material yang harus digunakan memiliki nilai nominal pada
titik yield tidak kurang dari 235 N/mm2. dengan
mengasumsikan bahwa material yang digunakan memiliki
tegangan tarik (ReH) 420 N/mm2. Maka diperoleh nilai kr
sebesar :
0 , 75
235
=
ReH
235
420
0 , 75
0,65
Sehingga :
Dt = 4,2
QR k r
M T rs
75
Dimana :
QR
= torsi kemudi
= 2077421,4 Nm
Bambang Soefiyandono
rs
180
Dimana :
rs
180
2 (35) 3,14
=
28
180
=
= 0,04
Maka, daya poros kemudi :
Nrs =
Q R rs
75
2077421,4 0,04
75
= 1090, 35 Hp
=
Bambang Soefiyandono
Bambang Soefiyandono
Dimana :
= displacement kapal
= Lwl x B x T x Cbwl x
= 160,70 x 25 x 9.5 x 0,617 x 1,025
= 24254,9 ton
h
= tinggi efektif, dihitung dari summer load waterline sampai
ujung rumah geladak tertinggi
= (H-T) + ( tinggi bangunan atas)
= (14,2-9,5) + (2,4 + 3 + 3 + 3 + 3)
= 19,1 m
B
= Lebar Kapal
= 25 m
A
= area (m), pada profil view lambung, superstructure, dan
rumah geladak.
= 2639.94 m
Sehingga,
Z1
=
=
=
=
Bambang Soefiyandono
Bambang Soefiyandono
a. Jangkar
Jumlah Jangkar
: 2 buah
Berat
: 6000 kg
b. Rantai Jangkar
Panjang total
: 577,5 m
Diameter :
D1 : 78 mm
D2 : 68 mm
D3 : 60 mm
c. Tali tarik
Panjang
: 220 m
Beban putus : 1168 kN
d. Tali Tambat
Jumlah
: 5 buah
Bambang Soefiyandono
Panjang
Beban putus
: 190 m
: 402 kN
Dimana
:
Ga
= berat jangkar
= 6000 kg
La
= panjang dari suspended cable, untuk jangkar dengan
berat 3000 sampai 6000 panjang dari suspended cable
adalah 100 m
Pa
= berat penarikan jangkar tiap meter
= 0,0218 x (dc)
Dimana
:
Dc
= diameter rantai, diambil yang terbesar
= 78 mm
Sehingga :
Pa
= 0,0218 x (dc)
= 0,0218 x (78)
= 132,63 kg
w
= berat jenis air laut
= 1025 kg/m
a
= berat jenis material jangkar
= 7750 kg/m
Fh
= faktor gesekan pada hawse pipe dan stopper,
bernilai antara 1,28 1, 35
= 1,28
Sehingga,
Tcl
7750)
= 42791,47 kgf
Dimana 1 kgf = 9,81 N
Tcl
Bambang Soefiyandono
= 42791,47 x 9,81
= 419784 N
= 419,784 kN
Dimana :
Tcl
= Gaya tarik pengangkat jangkar
= 42791,47 kgf
Dcl
= Diameter efektif kabel lifter
= 13,6 d
= 13,6 x 78
= 1060,8 mm
= 1,0608 m
cl
= Efisiensi dari kabel lifter bernilai antara 0,9 0,92
= 0,9
Sehingga :
Mcl
= Mcl / ( ia x a)
Dimana :
Mcl
= torsi pada cable lifter
= 25218,4 kgf.m
Ia
= perbandingan gigi mekanis
= (nm / ncl)
Dimana :
Nm
= putaran motor penggerak, bernilai antara 750
1550 rpm
= 1000 rpm
Ncl
= putaran kabel lifter
= 300 / dc
= 300 / 78
= 3,84 rpm
Sehingga :
Ia
= nm / ncl
= 1000 / 3,84
= 260
a
= efisiensi peralatan untuk worm gearing, bernilai
antara 0,7 0,85
= 0,8
Sehingga :
Mm = Mcl / ( ia x a)
= 25218,4 / (260 x 0,8)
= 121,242 kgf.m
Bambang Soefiyandono
Bambang Soefiyandono