STERN TUBE
“ KM. CHRISTIENA ”
Disusun Oleh :
CHRISTIEN ADELIASAVITRI
NRP : 0216030008
DOSEN PEMBIMBING :
1. Ir. HARIYANTO SOEROSO, MT
2. Ir. BUDI SARWOKO
CHRISTIEN ADELIASAVITRI
NRP : 0216030008
Menyetujui,
Dosen Pembimbing :
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas selesainya tugas mata
kuliah Tugas Gambar Stern Tube ini. Tanpa ada sedikitpun kendala yang
menghadang, berkat rahmat dan hidayah-Nya telah membimbing penyusun untuk
terus berusaha menyelesaikan salah satu mata kuliah di politeknik perkapalan
negeri Surabaya.
Mata kuliah ini merupakan persyaratan untuk menyelesaikan studi tingkat
Ahli Madya pada program studi Teknik Bangunan Kapal.
Penyusun mengakui, bahwa laporan ini masih sangat jauh dari sempurna,
semua karena keterbatasan waktu dan pengetahuan serta kemampuan penyusun
sebagai seorang pelajar. Untuk itu penyusun mohon maaf atas semua kekurangan
dan kesalahan yang terjadi di dalam penyusunan laporan dan Tugas Gambar Stern
Tube ini.
Namun penyusun tetap berharap, sekecil apapun semoga tugas ini dapat
bermanfaat khususnya bagi penyusun secara pribadi,dan bagi pembaca pada
umumnya.
Surabaya, ......................
Penyusun,
Christien Adeliasavitri
LEMBAR PENGESAHAN................................................................................ii
KATA PENGANTAR.......................................................................................iii
DAFTAR ISI......................................................................................................iv
PENDAHULUAN...............................................................................................1
1. Ukuran Utama...............................................................................................2
1.1 Definisi...................................................................................................2
1.2 Langkah pelaksanaan rencana Stern Tube..............................................2
2. PERHITUNGAN STERN TUBE..................................................................3
6. COUPLING....................................................................................................7
7. BEARING.......................................................................................................9
8. BUSH BEARING.........................................................................................10
9. STERN TUBE...............................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................13
1.1 Definisi
Laporan tugas gambar stern tube merupakan tugas gambar yang
berisikan perencanaan konstruksinya, type jenis pelumasan, dan bagian-
bagian yang terdapat dalam stern tube. Tujuan dari penggambaran Stern
tube adalah untuk mengetahui penggambaran secara global tentang
konstruksi dari stern tube dan bagian-bagian yang terdapat dalam stern tube
tersebut, serta sebagai pedoman pada saat reparasi.
1.2 Langkah-langkah pelaksanaan rencana Stern Tube
1. Penentuan jenis pelumasan,
2. Perencanaan panjang poros :
a. Poros propeller (shaft propeller),
b. Poros antara (intermediate shaft),
3. Perhitungan diameter poros,
4. Perhitungan tebal shaft liner,
5. Perhitungan liner,
6. Perhitungan bearing.
2 342
Ds=100 x 1, 4
√
3
252
x 0 , 62
2 342
Ds=100 x 1,1
√
3
252
x 0 ,62
Ds=197,23 mm
Jadi diameter as antara ( Intermediate Shaft ) = 200 mm.
Catatan :
• Perubahan diameter lebih efektif dengan ketirusan atau radius. Untuk
radius pada intermediate shaft pada forged flange paling sedikit 0,08 d
dan jika pada propeller shaft paling sedikit 0,125 d .
• Ujung depan lubang pasak harus berbentuk sendok dan sudut-sudutnya
tidak boleh tajam.
• Lubang pengikatan antara pusat propeller dengan pusat propeller shaft
terletak dibagian tengah antar pasak.
• Ketirusan shaft propeller 1 : 10 s/d 1 : 15
• Ketirusan shaft pada umumnya 1 : 10 s/d 1 : 20
• Diameter luar dari ulir untuk mur panahan propeller tidak boleh lebih
kecil dari 60 % diameter propeller.
3. SHAFT LINER
Menurut BKI 2006 Volume III. Sec. 4. D.3.2 tebal shaft liner tidak boleh
kurang dari :
T = 0,03 x d + 7,5
= 0,03 x 250 + 7.5 mm
= 15 mm
Jadi tebal liner yang direncanakan = 15 mm
Menurut BKI 2006 Volume III. Sect A. D.5 sebagai berikut :
Bahan liner yang digunakan dengan celah 0,35 mm
Panjang liner belakang = 2,5 x Dp
= 2,5 x 250
Perencanaan Pasak
1. Panjang Pasak
(L) = (0,75 – 1,5) Dp
Direncanakan : L = 1 x Dp
7. Penampang pasak
A =Bxt
= 62,5 x 41,6
` = 3456 mm
n.D
x Cw
Dimana :
D = diameter pitch lingkaran baut direncanakan
= 300 mm
n = 252 rpm
Z = jumlah baut pada coupling 6
2342
Sf 1=370 ❑
√ 252 x 3 00
x 0 , 62
Sf 1=51mm
Diameter Baut
106 x 2 342
√
= 16❑
252 x 3 00 x 6 x 7 50
= 41,96 mm 42 mm
dengan diameter pitch yang telah direncanakan dan diameter baut yang
didapatkan dari perhitungan, maka diperoleh :
Jarak baut ke tepi flange = 67% x ds
= 67% x 42 mm
= 28,14 mm 28 mm
Jarak baut ke tepi flange direncanakan = 28 mm
Diameter Coupling poros propeller
a. Diameter ketirusan ujung Coupling
d = 60%.Dp
= 60% x 250
= 150 mm
b. Panjang ketirusan
L = (Dp – d) x(10/2)
= ( 250 – 150 ) x 5
= 500 mm
c. Perencanaan Pasak Coupling
Luas penampang pasak
As = 0.25 x dp2
= 0.25 x 2502 = 15625 mm2
Panjang pasak
L = 0.75 s/d 1.5 x L
= 1,25 x 500
= 625 mm
Lebar pasak
B = As / L
= 15625 / 625
= 25 mm
Perencanaan Mur
Lebar Muka Mur =2xd
= 2 x 150
= 300 mm
DAFTAR PUSTAKA