Anda di halaman 1dari 27

Tugas Gambar Rudder

Aan Wasis M(0114030011)

1. DATA UKURAN UTAMA KAPAL


Sebelum memulai menghitung daya mesin kemudi maka terlebih dahulu adalah mengetahui
data ukuran utama kapal. Adapun data ukuran utama kapal yang dipakai adalah sebagai
berikut :
Nama kapal : KM. Gagak Samudro
Type

: General Cargo

Lpp

: 80,00 m

Lwl

: 84.00 m

: 15,60 m

: 8,80 m

: 7,00 m

Cb

: 0,65

Vs

: 13,00 knot

Berdasar pada data ukuran utama kapal di atas maka direncanakan sebagai berikut :
Bentuk buritan kapal tanpa menggunakan sepatu linggi
Tipe baling-baling yang digunakan adalah jenis baling-baling tunggal (single
screw propeller)
Tipe kemudi yang dipilih adalah jenis MELETAK BIASA
2. MENENTUKAN UKURAN DAUN KEMUDI
2.1 Menentukan Luas Daun Kemudi
Dalam perhitungan luas daun kemudi ini mengacu pada persyaratan yang diberikan
oleh BKI Vol. II section 14, Rule for Hull Construction, 2001 yaitu tidak kurang dari
nilai yang didapat dari hasil perhitungan dengan menggunakan formula sebagai
berikut:
A = c 1.c 2 .c 3 .c 4 .

1,75 L T
100

m2

dimana:
c1

= faktor untuk jenis kapal


= 1,0 untuk kapal pada umumnya

= 0,9 untuk kapal muatan curah dan kapal tangki dengan displasemen >50.000 ton
= 1,7 untuk kapal tunda
1

Tugas Gambar Rudder

Aan Wasis M(0114030011)

Untuk nilai c1yang diambil adalah 1,0 karena kapal tanker adalah jenis kapal
umum
c2

= faktor untuk jenis kemudi


= 1,0 untuk jenis umum
= 0,9 untuk jenis setengah menggantung (semi spade rudder)
= 0,8 untuk jenis double rudders
= 0,7 untuk jenis dengan daya angkat tinggi (high lift rudder)
Jenis kemudi yang direncanakan adalah 1,0 untuk jenis umum.

c3

= faktor untuk bentuk profil kemudi


= 1,0 untuk profil NACA dan kemudi plat

= 0,8 untuk profil cekung dan profil campuran (hollow and mixed profile)
Profil kemudi menggunakan profil NACA sehingga c3 adalah 1,0
c4

= faktor untuk letak kemudi


= 1,0 untuk kemudi di belakang semburan baling-baling(propeller jet)
= 1,5 untuk kemudi di luar semburan baling-baling
Penempatan kemudi di belakang semburan baling-baling sehingga c 4 adalah
1.0
T=7m
Lc= 96% x lwl
= 96% x 84,00 = 80,64 m

Sehingga dari nilai-nilai di atas dapat dicari luasan daun kemudi sebagai berikut:
A 1,0 x 1,0 x 1,0 x 1,5

A=

1,75 x 80,64x 7
(m2)
100

14,81 m2

Jadi luas daun kemudi adalah 14,81 m2

Tugas Gambar Rudder

Aan Wasis M(0114030011)

2.2 Menentukan Dimensi Utama Daun Kemudi


Lebar yang direncanakan

X2 : 3.40 m
X1 :3.40 m
C : Lebar dari luasan daun kemudi
C

= X1 + X2 / 2
= 3.40 m

B : Tinggi dari Luasan daun kemudi


B

= A/C
= 14.81/3.4
= 4,35 m

Gambar 2.1 Dimensi Utama Daun Kemudi


2.3 MenghitungPerencanaan NACA Pada Rudder
Untuk merencana kan bentuk rudder yang akan di rencanakan maka terlebih dahulu
menentukan model bentuk rudder di bawahini

Tugas Gambar Rudder

Aan Wasis M(0114030011)

Model yang dipilih adalah bentuk NACA 64-3015


TABEL PERHITUNGAN

Tugas Gambar Rudder

Aan Wasis M(0114030011)

Gambar 2.2 Perencanaan NACA pada Rudder, Detail dilampirkan

Tugas Gambar Rudder

Aan Wasis M(0114030011)

3. PERHITUNGAN RUDDER STOCK


3.1 MENENTUKAN GAYA PADA DAUN KEMUDI
Untuk menentukan gaya pada daun kemudi maka perlu juga diketahui terlebih
dahulu beberapa koefisien-koefisien yang nantinya akan digunakan dalam
perhitungan gaya pada daun kemudi. Biro Klasifikasi Indonesia Vol. II, 2001
memberikan rumusan yang digunakan dalam perhitungan gaya pada daun kemudi.
Adapun rumusannya adalah sebagai berikut :

CR = 132 A v 2 K1 K 2 K 3 K t [ N]
dimana :
V

= kecepatan maju kapal [knot]


= 13 knot

b2
At

= 4,35 / 14.81= 1.27 m

K1 = koefisien, tergantung pada aspek rasio


= ( + 2)/3, dimana tidak boleh lebih dari 2
= (1,27 + 2)/3
= 1,09
K2

= koefisien, tergantung pada jenis kemudi dan profil dari kemudi


Profil/jenis kemudi
1. Seri NACA-100
2. Profil sisi rata

3. BentukCampuran
4. Profil berlekuk
5. Kemudi dengan lift

maju
1,1
1,1
1,21
1,35
1,7

tinggi

mundur
0,8
0,9
0,9
0,9
pertimbangan khusus
bilatidak diketahui : 1,7

Untuk jenis / profil dari kemudi digunakan profil/jenis kemudi seri


NACA-100 sehingga nilai dari K2 adalah1,1 dan 0.8
K3 = koefisien, tergantung dari letak kemudi
= 0,8 untuk kemudi di luar semburan baling-baling
= 1,15 untuk kemudi di belakang nosel baling-baling

Tugas Gambar Rudder

Aan Wasis M(0114030011)

=1,0 untuk kemudi dimanapun termasuk di belakang semburan


baling-baling
Untuk letak kemudi diambil untuk kemudi dimanapun termasuk di
belakang semburan baling-baling sehingga nilai K3 adalah 1,0
Kt = koefisien, tergantung dari thrust coefficient
= 1,0
Maka :
3.1.1. Perhitungan Gaya Kemudi A head Condition
CR = 132 x A x V2 x K1 x K2 x K3 xKt (N)
= 132 x 14,81 x (13)2 x 1,09 x 1,1 x 1,0 x 1,0
= 396127,39 N
3.1.2. Perhitungan Gaya Kemudi A Stern Condition
CR = 132 x A x V2 x K1 x K2 x K3 xKt (N)
dimana V untuk a stern condition = 0,4 x 13 knot = 5,2 knot
= 132 x 14,81 x (5,2)2 x 1,09 x 0,8 x 1,0 x 1,0
= 46094,82 N
3.2 MENGHITUNG RUDDER TORQUE
3.1.1 Menghitung Rudder Torque A head Condition
Qr = Cr x r
Dimana :
Cr A head Condition =396127,39 N
r

= c (a- kb)

(kb for Unbalanced rudder : 0.08)

= 3.4 (0.33-0.08)
= 0,85 m
Maka : Qr

= 396127,39 x 0,85
= 336708,28 Nm

(a : 0.33 for a head Condition)

Tugas Gambar Rudder

Aan Wasis M(0114030011)

3.3 MENGHITUNG DIAMETER RUDDER STOCK


Menurut Biro Klasifikasi Indonesia Vol. II, 2006, bahwa diameter
tangkai daun kemudi (Rudder Stock) untuk mentransmisikan momen torque tidak
boleh kurang dari rumusan berikut ini:

D t = 4. 2

Q R kr [ mm]

Material secara umum memiliki nilai minimum dari titik yield teratas ReH kurang
dari 200 N/mm2 dan nilai minimum tegangan tarik kurang dari 400 N/mm2 atau yang
lebih dari 900 N/mm2 tidak boleh digunakan untuk rudder stock, pintles, key dan
baut pengikat. Menurut ketentuan BKI bahwa nilai minimum dari titik yield teratas
ReH adalah 235 N/mm2. Jika material yang digunakan memiliki nilai ReH tidak sama
dengan 235 N/mm2 maka factor kr material ditentukan dengan menggunakan rumus
sebagai berikut:
235

kr = ( R )e
eH
dimana :
e = 0,75 untuk ReH 235 [N/mm2]
e = 1,00 untuk ReH 235 [N/mm2]
ReH = nilai minimum dari titik yield teratas (N/mm2)
tidak boleh lebih besar dari 0.7Rm atau 450 N/mm2, diambil yang terkecil
dimana Rm adalah nilai tegangan tarik / tensile strength dari material yang
digunakan
Dimana material yang digunakan adalah ST 45
Maka, nilai Rm = 45 kg/mm2
= 441 N/mm2 Maka Akan didapat nilai ReH
ReH

= 0,7 x 441
= 308,7 N/mm2.

Tugas Gambar Rudder

Aan Wasis M(0114030011)

Maka diperoleh nilai kr


kr = (

235 0.75
)
308.7

= 0,815
Jadi diameter rudder stock adalah

D 4.2

D 4.2

QrXkr mm
[BKI Vol. II sec 14 C 1.1]

336708,28 x 0,815

mm

D 272,93 mm ~ 300 mm

(Ahead Condition)

Direncanakan Gambar diameter Rudder Stock menurut perhitungan

Tugas Gambar Rudder

Aan Wasis M(0114030011)

4. PERHITUNGAN RUDDER COUPLINGS


4.1 Rudder Couplings
Dari referensi( BKI 1996 vol. II sec. 14.D. 1 ) didapat beberapa aturan
untuk perencanaan rudder couplings yang meliputi :
a. Couplings di desain untuk memungkinkan agar torsi dapat diteruskan
secara maksimal dari rudder stock.
b. Jarak antara sumbu baut dari sisi flange tidak boleh kurangdari 1.2
diameter baut. Pada couplings horizontal, sedikitnya 2 baut
dipasang didepan sumbu rudder stock.
c. Baut couplings dipasang dengan murnya secara efektif untuk
mengunci.
4.2. Horizontal couplings
Menurut BKI 1996 vol. II. Sec. 14. D.1 besarnya diameter baut coupling
tidak boleh kurang dari :

10

Tugas Gambar Rudder

Aan Wasis M(0114030011)

Db = 0.62

Dt 3 xKb
Krxnxe

Dimana :
Dt = Diameter rudder stock = 300 mm
n

= jumblah total baut direncanakan 8 buah

e = jarak rata-rata dari sumbu baut terhadap sumbu dari


system baut direncanakan 200 mm
Kr = factor material dari rudder stock = 0,815
Kb = material factor direncanakan 0,80
Db = 0.62 ((300 x 0,80) / ( 0,815 x 8 x 200))
= 79,79 mm ~ 80 mm
Maka direncanakan Besarnya Diameter Baut yaitu 80 mm

4.3 PerhitunganTebal Flange


Tebaldari flange couplings tidak bolehkurangdari :
Tf = 0.62

Dt 3 xKf
Krxnxe

Dimana :
kf = factor material flange couplings = 0.81
tf = 0.62 ((300 x 0,81) / ( 0,8 x 8 x 200))
= 81.04 mm ~ 82 mm
tf min = 0,9 x Db
= 0,9 x 80 mm
= 72 mm
Maka direncanakan tebal flanges 72 mm
Jarak dari sumbu baut dari pinggir flens tidak boleh kurang dari 1,2xDb
11

Tugas Gambar Rudder

Aan Wasis M(0114030011)

= 1,2 x 80
= 96 mm

12

Tugas Gambar Rudder

Aan Wasis M(0114030011)

Direncanakan Gambar Rudder Coupling menurut perhitungan :

13

Tugas Gambar Rudder

Aan Wasis M(0114030011)

5. PERHITUNGAN RUDDER PLATING


5.1 RUDDER PLATING
Sesuai dengan BKI 1996 vol.II section 14.E.2.1, tebaldari rudder
plating tidakbolehkurangdari :
t = 1.74 x a

Pr xk tk

Dimana:
a

= jarak tidak tertumpu lebar terkecil dari 1 plate = 0.4 m

Pr

Cr
= 10 x(T ( 3 )
10 A

= 10 x (7 + (396127,39 / 10 x 14,81)
= 337,47 KN/m
K

=1

tk

= 2,5

= 1,74 x 0.4 (337,47 x 1) + 2.5


= 15,28 mm ~16 mm

5.2 PENEGAR (WEB)


Tebal penegar horizontal dan vertical menurut LR 1975 D 2217
minimal sama dengan tebal plat sisi.
Th = tv = ts = 16 mm, direncanakan 16 mm
5.3 NOSE PLATE
BKI 1996 section 14.E.3.1. tebal nose plate harus lebih tebal 25%
dari plate sisi.
tn

= (25% . ts) + ts
= (25% x 16) +16
= 20 mm

Rencana tebal Nose Plate = 20 mm

14

Tugas Gambar Rudder

Aan Wasis M(0114030011)

5.4 TOP PLATE DAN BOTTOM PLATE


Menurut LR1975 d 2217 tebal top plate dan bottom plate minimal
sama dengan tebal plate sisi kemudi
Tb = th = ts = 20 mm
Rencana Top dan Bottom Plate = 20 mm

5.5 MAIN PLATE


menurut LR 1975 D2218 tebal main piece tidak boleh kurang dari
DirencanakanTmp

= 8,5 + 0.56 x

Dt

= 8,5 + 0,56 x 300


= 18,1 mm ~ 19 mm
Rencana Main Plate Plate = 19 mm
5.6 FACE PLAT
Menurut NV section 18 C 600 lebar face minimal 50 mm
Direncanakan :lebar = 50 mm
tebal = 12mm
5.6 SLOT WELDING
Menurut LR d 2220
1. Panjang slot welding
Panjang slot welding minimal (Lw) = 75 mm
2. Lebar slot welding
Direncanakan :bw = 25 mm
3. Jarakmaksimumantara slot welding (r1) = 350 mm
Direncanakan : r1 vertical web = 225 mm
r1horizontal web = 250 mm
Direncanakan Gambar Rudder Plating menurut perhitungan :

15

Tugas Gambar Rudder

Aan Wasis M(0114030011)

7.MENGHITUNG BEARING (UPPER & LOWER BEARING)


Berdasarkan BKI 2006 Vol II Section 14.E.4, Bearing direncanakan
berdasarkan besarnya tenaga pada Rudder Horn dan Neck Bearing.
Tenaga pada sepatu
Cr
2

B1 =
=

396127,39
2

= 198063,69 N
Tenaga pada Neck Bearing
B2 = Cr - B1
= 396127,39 - 198063,69
= 198063,7
TebalLiner
Berdasarkan BKI 2006 Vol II Section 14.E.5.2, diameter pintle tidak boleh
kurang dari :
t

= 0,01 B1
= 0,01 198063,7
= 4,45 mm

t min = 4,45mm [ for Lignum ]


Direncanakan tebal liner yaitu 4,50 mm
Menghitung tebal bearing
t = x dt
= x 300
= 75 mm
Menghitung tinggi bearing
Berdasarkan BKI Sec 14 E 4.4
B2

A= q

dimana q= 2,5 N/mm2 (untuk bahan kayu pok)


A= (bearing height x external diameter)
16

Tugas Gambar Rudder

A=

Aan Wasis M(0114030011)

198063,7
2.5

A=79225,48
Tinggi Upper Bearing =
=

A
Dt
79225,48
300

= 264,08 mm direncanakan 265 mm


Tinggi Lower Bearing = 2 x t (Upper Bearing)
= 2 x 265
= 530 mm
Maka Direncakan Tinggi Upper & Lower Bearing yaitu : 265 mm, 530 mm

8.PERENCANAAN RUDDER CARRIER


17

Tugas Gambar Rudder

Aan Wasis M(0114030011)

Sesuai catalog HATLAPA, Rudder Carrier OTOS, Untuk diameter Rudder stock 300
maka Adm. Radial forcenya 750 Fr(kN). Maka direncanakan dimensi dimensi Rudder
Carrier sesuai diameter tongkat (Rudder Stock). Untuk mengetahui dimensi rudder carrier
maka dapat dilihat dengan manyamakan Adm. Radial forcenya pada catalog dibawah ini.

18

Tugas Gambar Rudder

Aan Wasis M(0114030011)

Untuk Dt = 300 mm dengan Adm. radial forcenya, maka direncanakan menggunakan


HATLAPA type 580
Dimensi dari HATLAPA type 425:
Type
d
D
R
I
H1
H2

425
300
1210
950
1150
335
40

9. PERENCANAAN TILLER
1. Momen pada daun kemudi
19

Tugas Gambar Rudder

Aan Wasis M(0114030011)

M = Cr . l

Cr

= 396127,39 x 0,98

= 396127,39 N
= 0.98 m

= 188424,2 N
2. Momen pada tiler
Perencanaan Tiller

Gaya total =

Momenkemudi
lengantotal

= 188424,2 / 5
F = 37684,9 N

Untuk A :
Moment di A= F total . lengan A
= 37684,9. 0,2 = 7536,968 Nm = 7536968 Nmm

= 235 N/mm2 (factor bahan)

Modulus A (WA) = Moment di A /


= 7536968 / 235 = 32072,21 mm

Untuk B :
Moment di B = F total . lengan B
= 37684,9. 0,5 = 18842,42 Nm = 18842420 Nmm

= 235 N/mm2 (factor bahan)

Modulus B (WB) = Moment di B /


= 18841420 / 235 = 80180,51 mm3

20

Tugas Gambar Rudder

Aan Wasis M(0114030011)

Perencanaan profil untuk masing masing daerah:

Untuk A :

Untuk B :

Dari perencanaan profil di atas di dapatkan area untuk masing masing bagian
1. Untuk profil A
F = 10 . 105 = 1050 mm2
Fs = 10 . 60 = 600 mm2
f = 10 . 105 = 1050 mm2
Perbandingan :
Fs / f = 600 / 1050 = 057
F/f=1
2. Untuk profil B
F = 10 . 175 = 1750 mm2
21

Tugas Gambar Rudder

Aan Wasis M(0114030011)

Fs = 10 . 100 = 1000 mm2


f = 10 . 175

= 1750 mm2

Perbandingan :
Fs / f = 1000 / 1750 = 0,57
F/f=0
Masing masing profil di dapat nilai W dari grafik pada aneka A-12
1. Untuk profil A
Di peroleh W = 1.9
F = 1050 mm2
= 10.5 cm2
h = tinggi Fs = 6
Maka :
W=w.f.h
= 1,9 . 10,5 . 6
= 119,7 cm3
= 119700 mm3
2. Untuk profil B
Di peroleh W = 1.9
F = 1750 mm2
= 17,5 cm2
h = tinggi Fs = 10
Maka :
W=w.f.h
= 1,9 . 17,5 . 10
= 332,5 cm3
= 332,500 mm3
Hasil W dari grafik harus lebih besar dari W perhitungan awal, untuk perencanaan di atas
sudah sesuai dan bias di rencanakan bentuk tiller.
1. Perencanaa Pasak
Panjang Pasak ( L ) = 0.75 1.5

- di rencanakan = 0.75

L = 0,75 . 190

- Dt = 200 mm

= 142,5 mm
Area Pasak ( A )

= 0.25 Dt2
A = 0.25 . ( 190 )2
22

Tugas Gambar Rudder

Aan Wasis M(0114030011)

= 9025 mm2
Lebar Pasak ( A )

= Area / Panjang
= 2500 / 75
= 33,3 mm

Tebal Pasak

= 1/6 . Dt
= 1/6 . 190
= 31,666 mm

10. PERHITUNGAN STEERING GEAR

23

Tugas Gambar Rudder

Aan Wasis M(0114030011)

I. PERENCANAAN PINTLE DAN SEPATU KEMUDI


Modulus penampang sepatu kemudi terhadap sumbu Z tidak boleh kurang dari :

I.1 Modulus terhadap Z


Dimana :
B1

Cr 192269,6

96314,8 N
2
2

X = 2,3 m (2300 mm)


k = 0,91
Wz

B1 x k
80

(cm3)

Wz 2763,876 (cm3)

I.2 Modulus terhadap y


Wy

Wz
3

Wy

2763,876
3

= 921,3 (cm3)

I.3 Luas penampang pada posisi X


Luas penampang pada posisi X tidak boleh kurang dari:
As

B1
k
48

= 2002,808 (mm2)

I.4 Menghitung panjang a (lebar) dan b (tinggi)


Wz 2763,876 (cm3)

24

Tugas Gambar Rudder

Aan Wasis M(0114030011)

Untuk mencari tinggi dan lebar sepatu kemudi maka digunakan rumus yaitu = x b2
x a ( Nilai yang didapat harus lebih besar dari Wz )
Dimana :

b = Rencana tinggi sepatu kemudi


a = Rencana lebar sepatu kemudi
= x b2 x a
= x 202 x 60
= 6000 cm2

Sehingga didapat nilai b = 200 mm dan nilai a = 600 mm


Gambar b dan a :

AA

I.5 Pintles

Pintle harus mengikuti kondisi bearing, diameter pintle tidak


kurang dari :
d

= 0,35

B1.Kr

= 0.35

961348x 0,81

= 97,66768 mm

Tinggi pintle
Tinggi pintle

B1
dp int elx Re h
96134,8

= 125,16 x5,5
= 4209,725 mm

I.6 Liner pada sepatu kemudi


t min =0,01 x

B1

t min = 0,01 x

96134,8

25

boleh

Tugas Gambar Rudder

Aan Wasis M(0114030011)

t min= 3,1 mm, direncanakan tebal = 8 mm

I.7 Bantalan pada sepatu kemudi


= 2,5 N/mm2 Bahan bearing sesuai BKI Bab 14. tabel 14,2
=

B1
A

dimana A= tebal bearing x tinggi bearing


Tebal bearing =

1
xdiameterpena
4

1
x190
4

= 47,5 mm
Tinggi bearing

B1
Dt
96314,8

= 2,5 190

= 202,3891 mm
Tinggi min.

= 0,2 dt + dt
= 0,2 . 190 + 190
= 228 mm

Direncanakan tinggi bearing = 230 mm

26

Tugas Gambar Rudder

Aan Wasis M(0114030011)

27

Anda mungkin juga menyukai