: General Cargo
Lpp
: 80,00 m
Lwl
: 84.00 m
: 15,60 m
: 8,80 m
: 7,00 m
Cb
: 0,65
Vs
: 13,00 knot
Berdasar pada data ukuran utama kapal di atas maka direncanakan sebagai berikut :
Bentuk buritan kapal tanpa menggunakan sepatu linggi
Tipe baling-baling yang digunakan adalah jenis baling-baling tunggal (single
screw propeller)
Tipe kemudi yang dipilih adalah jenis MELETAK BIASA
2. MENENTUKAN UKURAN DAUN KEMUDI
2.1 Menentukan Luas Daun Kemudi
Dalam perhitungan luas daun kemudi ini mengacu pada persyaratan yang diberikan
oleh BKI Vol. II section 14, Rule for Hull Construction, 2001 yaitu tidak kurang dari
nilai yang didapat dari hasil perhitungan dengan menggunakan formula sebagai
berikut:
A = c 1.c 2 .c 3 .c 4 .
1,75 L T
100
m2
dimana:
c1
= 0,9 untuk kapal muatan curah dan kapal tangki dengan displasemen >50.000 ton
= 1,7 untuk kapal tunda
1
Untuk nilai c1yang diambil adalah 1,0 karena kapal tanker adalah jenis kapal
umum
c2
c3
= 0,8 untuk profil cekung dan profil campuran (hollow and mixed profile)
Profil kemudi menggunakan profil NACA sehingga c3 adalah 1,0
c4
Sehingga dari nilai-nilai di atas dapat dicari luasan daun kemudi sebagai berikut:
A 1,0 x 1,0 x 1,0 x 1,5
A=
1,75 x 80,64x 7
(m2)
100
14,81 m2
X2 : 3.40 m
X1 :3.40 m
C : Lebar dari luasan daun kemudi
C
= X1 + X2 / 2
= 3.40 m
= A/C
= 14.81/3.4
= 4,35 m
CR = 132 A v 2 K1 K 2 K 3 K t [ N]
dimana :
V
b2
At
3. BentukCampuran
4. Profil berlekuk
5. Kemudi dengan lift
maju
1,1
1,1
1,21
1,35
1,7
tinggi
mundur
0,8
0,9
0,9
0,9
pertimbangan khusus
bilatidak diketahui : 1,7
= c (a- kb)
= 3.4 (0.33-0.08)
= 0,85 m
Maka : Qr
= 396127,39 x 0,85
= 336708,28 Nm
D t = 4. 2
Q R kr [ mm]
Material secara umum memiliki nilai minimum dari titik yield teratas ReH kurang
dari 200 N/mm2 dan nilai minimum tegangan tarik kurang dari 400 N/mm2 atau yang
lebih dari 900 N/mm2 tidak boleh digunakan untuk rudder stock, pintles, key dan
baut pengikat. Menurut ketentuan BKI bahwa nilai minimum dari titik yield teratas
ReH adalah 235 N/mm2. Jika material yang digunakan memiliki nilai ReH tidak sama
dengan 235 N/mm2 maka factor kr material ditentukan dengan menggunakan rumus
sebagai berikut:
235
kr = ( R )e
eH
dimana :
e = 0,75 untuk ReH 235 [N/mm2]
e = 1,00 untuk ReH 235 [N/mm2]
ReH = nilai minimum dari titik yield teratas (N/mm2)
tidak boleh lebih besar dari 0.7Rm atau 450 N/mm2, diambil yang terkecil
dimana Rm adalah nilai tegangan tarik / tensile strength dari material yang
digunakan
Dimana material yang digunakan adalah ST 45
Maka, nilai Rm = 45 kg/mm2
= 441 N/mm2 Maka Akan didapat nilai ReH
ReH
= 0,7 x 441
= 308,7 N/mm2.
235 0.75
)
308.7
= 0,815
Jadi diameter rudder stock adalah
D 4.2
D 4.2
QrXkr mm
[BKI Vol. II sec 14 C 1.1]
336708,28 x 0,815
mm
D 272,93 mm ~ 300 mm
(Ahead Condition)
10
Db = 0.62
Dt 3 xKb
Krxnxe
Dimana :
Dt = Diameter rudder stock = 300 mm
n
Dt 3 xKf
Krxnxe
Dimana :
kf = factor material flange couplings = 0.81
tf = 0.62 ((300 x 0,81) / ( 0,8 x 8 x 200))
= 81.04 mm ~ 82 mm
tf min = 0,9 x Db
= 0,9 x 80 mm
= 72 mm
Maka direncanakan tebal flanges 72 mm
Jarak dari sumbu baut dari pinggir flens tidak boleh kurang dari 1,2xDb
11
= 1,2 x 80
= 96 mm
12
13
Pr xk tk
Dimana:
a
Pr
Cr
= 10 x(T ( 3 )
10 A
= 10 x (7 + (396127,39 / 10 x 14,81)
= 337,47 KN/m
K
=1
tk
= 2,5
= (25% . ts) + ts
= (25% x 16) +16
= 20 mm
14
= 8,5 + 0.56 x
Dt
15
B1 =
=
396127,39
2
= 198063,69 N
Tenaga pada Neck Bearing
B2 = Cr - B1
= 396127,39 - 198063,69
= 198063,7
TebalLiner
Berdasarkan BKI 2006 Vol II Section 14.E.5.2, diameter pintle tidak boleh
kurang dari :
t
= 0,01 B1
= 0,01 198063,7
= 4,45 mm
A= q
A=
198063,7
2.5
A=79225,48
Tinggi Upper Bearing =
=
A
Dt
79225,48
300
Sesuai catalog HATLAPA, Rudder Carrier OTOS, Untuk diameter Rudder stock 300
maka Adm. Radial forcenya 750 Fr(kN). Maka direncanakan dimensi dimensi Rudder
Carrier sesuai diameter tongkat (Rudder Stock). Untuk mengetahui dimensi rudder carrier
maka dapat dilihat dengan manyamakan Adm. Radial forcenya pada catalog dibawah ini.
18
425
300
1210
950
1150
335
40
9. PERENCANAAN TILLER
1. Momen pada daun kemudi
19
M = Cr . l
Cr
= 396127,39 x 0,98
= 396127,39 N
= 0.98 m
= 188424,2 N
2. Momen pada tiler
Perencanaan Tiller
Gaya total =
Momenkemudi
lengantotal
= 188424,2 / 5
F = 37684,9 N
Untuk A :
Moment di A= F total . lengan A
= 37684,9. 0,2 = 7536,968 Nm = 7536968 Nmm
Untuk B :
Moment di B = F total . lengan B
= 37684,9. 0,5 = 18842,42 Nm = 18842420 Nmm
20
Untuk A :
Untuk B :
Dari perencanaan profil di atas di dapatkan area untuk masing masing bagian
1. Untuk profil A
F = 10 . 105 = 1050 mm2
Fs = 10 . 60 = 600 mm2
f = 10 . 105 = 1050 mm2
Perbandingan :
Fs / f = 600 / 1050 = 057
F/f=1
2. Untuk profil B
F = 10 . 175 = 1750 mm2
21
= 1750 mm2
Perbandingan :
Fs / f = 1000 / 1750 = 0,57
F/f=0
Masing masing profil di dapat nilai W dari grafik pada aneka A-12
1. Untuk profil A
Di peroleh W = 1.9
F = 1050 mm2
= 10.5 cm2
h = tinggi Fs = 6
Maka :
W=w.f.h
= 1,9 . 10,5 . 6
= 119,7 cm3
= 119700 mm3
2. Untuk profil B
Di peroleh W = 1.9
F = 1750 mm2
= 17,5 cm2
h = tinggi Fs = 10
Maka :
W=w.f.h
= 1,9 . 17,5 . 10
= 332,5 cm3
= 332,500 mm3
Hasil W dari grafik harus lebih besar dari W perhitungan awal, untuk perencanaan di atas
sudah sesuai dan bias di rencanakan bentuk tiller.
1. Perencanaa Pasak
Panjang Pasak ( L ) = 0.75 1.5
- di rencanakan = 0.75
L = 0,75 . 190
- Dt = 200 mm
= 142,5 mm
Area Pasak ( A )
= 0.25 Dt2
A = 0.25 . ( 190 )2
22
= 9025 mm2
Lebar Pasak ( A )
= Area / Panjang
= 2500 / 75
= 33,3 mm
Tebal Pasak
= 1/6 . Dt
= 1/6 . 190
= 31,666 mm
23
Cr 192269,6
96314,8 N
2
2
B1 x k
80
(cm3)
Wz 2763,876 (cm3)
Wz
3
Wy
2763,876
3
= 921,3 (cm3)
B1
k
48
= 2002,808 (mm2)
24
Untuk mencari tinggi dan lebar sepatu kemudi maka digunakan rumus yaitu = x b2
x a ( Nilai yang didapat harus lebih besar dari Wz )
Dimana :
AA
I.5 Pintles
= 0,35
B1.Kr
= 0.35
961348x 0,81
= 97,66768 mm
Tinggi pintle
Tinggi pintle
B1
dp int elx Re h
96134,8
= 125,16 x5,5
= 4209,725 mm
B1
t min = 0,01 x
96134,8
25
boleh
B1
A
1
xdiameterpena
4
1
x190
4
= 47,5 mm
Tinggi bearing
B1
Dt
96314,8
= 2,5 190
= 202,3891 mm
Tinggi min.
= 0,2 dt + dt
= 0,2 . 190 + 190
= 228 mm
26
27