Stabilizer
STABILIZER
( PERALATAN UNTUK MENJAGA STABILITAS KAPAL )
Tujuan penggunaan : Untuk mengurangi amplitudo, rate, akselerasi, efek-efek dinamik ( deck
wetness dan slamming ) dari gerakan kapal.
Cara mengurangi forced-motion :
1. Meningkatkan koeffisien peredaman ( b ) : damping stabilization
2. Mengurangi frekwensi natural kapal ( ) : tuning stabilization
3. Mengurangi gaya dan moment yg ada
: equilibrium stabilization
ROLL STABILIZATION
Dari berbagai gerak yang timbul selama kapal berlayar, hanya rolling yang paling
mudah untuk dikontrol. Beberapa macam peralatan untuk menstabilkan rolling :
Bilge keels
Gyroscopic stabilizers
Movement of weight
Rudder action
Jet Flaps
Passive and Active Roll tanks
Stabilizing Fins
Stabilizer
1. Bilge keels
- Paling banyak digunakan
- Peralatan paling sederhana
- Berupa Fins yang permanen terpasang memanjang
disepanjang lengkung bilga kapal
Stabilizer
Dimana : A
r
C
dt
CAr 2 2 r CAr 3
CAr 3 d
2240 dt
ft ton sec
(2)
16 2 M
. ( 3 )
3GM T2
( 4 )
'
1680 I xx
3GM T2 2240
Dimana :
T 2
'
I xx
GM
.... ( 5 )
Stabilizer
b
0.55 ABK w 2 0.0024 LBd 2 d 2
B 2
bc 0
Dimana :
( 6 )
bc 0 : rasio dari aktual damping terhadap damping kritis dari sistem linear
bc
ABK
L
B
w
'
: critical roll damping = 2 cI xx
dari sistem linear kapal
2
: luas total dari bilge keel ( ft )
: LWL ( ft )
: waterline beam ( ft )
: lebar dari bilge-keel ( ft )
: displacement ( tons )
: roll angle ( rad )
: jarak antara centerline pada LWL terhadap turn of bilge
- Modifikasi dari roll damping sebagai fungsi kecepatan kapal dapat dinyatakan sebagai :
b
b
bc
bc
Dimana : (b/bc)
(b/bc)V
Fn
CB
bc
L L
0.00085
B GM
2
Fn
F
F
1 n 2 n
CB
C B
CB
( 7 )
Damping coefficient dapat juga diperkirakan dari percobaan rolling dengan model atau
kapal yang serupa di air tenang ( lihat gambar 4 )
Roll stabilisation dengan menggunakan bilge keel adalah sangat sederhana dan murah,
namun hanya efektif pada daerah-daerah terjadinya resonansi.
2. Passive Roll Stabilizers
Bentuk hull yang normal memiliki roll damping yang kecil. Karenanya energi yang
diberikan ke kapal oleh gelombang dimanifestasikan oleh gerakan rolling sehingga energi
yang dihilangkan oleh gerak rolling sama dengan yang diberikan oleh gelombang.
4
Stabilizer
Sebuah passive roll stabilizer yang dipasang di kapal merupakan sistem dinamis yang
mempunyai resonansi sendiri, yang mana tidak bisa dikatakan sama dengan resonansi kapal
karena stabilizer diredam lebih tinggi. Stabilizer hanya efektif jika resonansinya mendekati
sama dengan resonansi kapal. Untuk mendapatkan hubungan yang baik antara kapal dengan
sistem stabilization maka pengaturan yang benar dari sistem diperlukan agar energi rolling
dari kapal ditransfer secara sempurna ke stabilizer.
Ada 2 macam passive stabilization, yaitu :
1. Moving weight :
2. Stabilizing tank
Movement of Solid weight
Dengan memindahkan beban besar melintang sepanjang kapal, sistem resonant
dicapai sehingga menghasilkan roll damping. Untuk roll-damping yang efektif, pemindahan
berat seharusnya 900 dibelakang gerakan rolling kapal dalam kaitannya untuk memberikan
momen yang berlawanan terhadap momen dari rolling. Metode ini efektif untuk kapal kecil.
Besarnya berat yang dipindahkan di dalam kapal diatur tidak hanya berdasarkan
berkurangnya metacentric-height karena naiknya CG kapal tetapi juga akibat efektifitas dari
usaha menstabilkan. Berat dari stabilizer tidak boleh lebih dari 5% displacement kapal.
Efektifitas dari sistem ini ditunjukkan pada gambar 5.
Gyroscopic stabilizers
Gyroscope terdiri dari sebuah roda berat yang bebas berputar pada sumbunya. Alat ini
dipasang didalam sebuah frame yang juga bebas berputar pada sumbu yang tegak lurus.
Gyroscope berguna untuk 2 hal berikut :
5
Stabilizer
Meskipun stabilizer ini sangat efektif karena mampu mengurangi rolling antara 60
80%, namun alat ini sangat mahal, sangat berat, dan memakan tempat, sehingga membuat
tidak menarik untuk kapal-kapal modern.
Tank Stabilizers
Salah satu kerugian dari sistem ini adalah adanya efek saturasi dimana cairan yang
teraduk di dalam tangki akan terjadi selama stabilisasi. Pengadukan akan meningkat seiring
meningkatnya gerakan rolling. Ketika cairan di dalam tangki membentur ujung atas tangki
akan terjadi penurunan efektifitas dari stabilisasi. Karenanya ketinggian tangki menjadi
pertimbangan penting didalam merancang tangki.
Stabilizer
yang canggih diperlukan untuk sistem anti-rolling yang aktif. Ada 2 macam sistem
tangki pasif, yaitu :
1. Free surface tanks :
Sistem ini terbuat dari ruang yang berisi air yang terletak dibagian atas struktur
badan kapal. Ketinggian metacentric dari kapal berkurang akibat efek permukaan
bebas dari tangki, dengan pengurangan sebesar :
i
. ( 8 )
s
Dimana : i
: momen inersia dari luas permukaan bebas
h
B
i
5wB 2
48h
( 9 )
Contoh : jika w/ ditentukan sebesar 2% dengan kedalaman cairan di tangki 5 ft, GM loss
diharapkan sebesar 0.000417B2. Dengan demikian jika beam kapal sebesar 75 ft
maka GM loss sebesar 2.25 ft, ini merupakan hasil yang bisa diterima untuk
tinggi aktual dari metacentric.
Stabilizer
Salah satu model yang terkenal adalah Frahm tanks. Prinsip dari
Frahm-tank adalah adanya fluktuasi dari kolom air membentuk sistem oscillatory
yang mempunyai frekwensi natural dari oscillation yang tergantung pada
konstruksi tangki. Frekwensi natural dari tangki dibuat sama dengan kapal.
Sehingga mungkin untuk mendapatkan potongan melintang dari kolom tegak
yang lebih besar dari connecting-tube yang diletakkan horizontal.
Bagaimanapun frekwensi natural dari kapal akan selalu berubah sesuai
dengan kondisi muatan, sehingga untuk menyamakan frekwensi natural dipasang
sebuah sistem katup udara dibagian atas tangki atau di connecting-tube.
Gambar 10: Aliran air di stabilizer tank selama terjadi gerakan rolling
Stabilizer
adalah berada pada arah berlawanan dari posisi rolling paling ekstrem dari kapal,
dengan kata lain gerakan air adalah berada pada 900 diluar fase dari gerakan kapal.
Active Roll Stabilizers
Ada dua cara dengan metode ini, yaitu :
- Active roll tanks
- Fin stabilizer
Active Roll Tanks
Tipe ini memberikan respon kerja yang lebih cepat dan efek redaman
yang lebih besar dibanding tangki pasif terhadap gelombang dilautan yang tidak
menentu. Pengembangan lebih jauh dari sistem aktif ini terhadap Frahm U-tube
adalah dengan memompa air dari satu tangki ke tangki lainnya sehingga
menghilangkan ketergantungan tangki terhadap resonansi Dengan demikian
momen penyetabil bisa diterapkan secara lebih cepat.
Stabilizer
tangki. Sistem ini dikontrol dengan mekanisme servo yang diatur oleh
accelerometer.
Tergantung dari kecanggihan sistemnya, tangki aktif memiliki efisiensi
80% atau lebih didalam menstabilkan gerakan. Kenyataan juga membuktikan
bahwa sistem ini mampu mengatasi setiap gelombang secara individu tidak hanya
gelombang utamanya saja sehingga sistem ini sangat efektif untuk diterapkan
diperairan dengan gelombang yang tidak menentu. Keuntungan lainnya adalah :
- Ukuran tangki lebih kecil karena pengaturan berat yang lebih baik
- Dapat dioperasikan meskipun pada helling yang konstan
- Jika terjadi kerusakan kapal, alat ini dapat digunakan sebagai koreksi
- Memungkinkan operasional icebreaker untuk gerakan mendorong
- Kecilnya loss pada metacentric height
Fin Stabilization
Sistem aktif dengan fin-stabilization dirakit berdasarkan minimal
sepasang fin, satu dipasang di port-side dan lainnya di starboard-side. Untuk
gerakan rolling yang mengarah ke port-side, port-fin disetel keatas sedangkan
starboard-fin kebawah ( angle of attack dari kedua fin berlawanan satu sama
lain ). Kemudian fin akan menghasilkan momen kopel yang melawan momen
akibat rolling. Momen yang dihasilkan oleh fin terkait dengan gaya angkat yang
dihasilkan oleh fin ketika bergerak pada kecepatan tertentu ( Gambar 12).
Stabilizer
momen penstabil akan membalik dengan tujuan melawan momen rolling yang
mana adalah harmonik dan karenanya akan mengubah arahnya setelah setiap
setengah periode. Total efek dari exciting dan momen penstabil akan mengurangi
gerakan rolling.
Gambar 14: Rekaman dari gerakan fin untuk mengatasi rolling tertentu
Fin aktif nampaknya metode yang paling efektif dari semua peralatan
penstabil gerakan rolling. Meskipun harga peralatan kontrolnya dan permesinan
jauh lebih mahal dibanding lainnya. Namun untuk kapal komersial yang memuat
barang mudah pecah, sistem ini sangat dibutuhkan. Aktif fin sangat berguna untuk
kapal perang. Misalnya kapal induk pembawa pesawat tempur, ataupun kapal
11
Stabilizer
perang yang lebih kecil seperti destroyer. Gambar 15 menunjukkan lay-out dari
penempatan fin stabilizer dan sistem pendukungnya.
Kerugian dari fin aktif adalah untuk bisa menghasilkan lift, maka kapal
harus bergerak dengan kecepatan tertentu. Lift force yang dihasilkan oleh fin
proporsional dengan pangkat dua dari kecepatan kapal. Gambar 16 menunjukkan
karakter kerja dari fin stabilizer terhadap kecepatan kapal. Pada kecepatan
dibawah 10 knots nampak momen penstabil yang dihasilkan sangat kecil. Juga
karena beban dari mekanisme yang aktif atau pada fin-pivot maka displacement
maksimum secara angular untuk fin aktif dibatasi oleh kecepatan. Karenanya
pemakaian sistem secara penuh tidak mungkin bisa dilakukan.
Jet Flaps
Perkembangan terakhir dari sistem fin untuk menstabilkan gerak rolling
adalah Jet-flaps. Untuk kapal perang atau kapal jenis lainnya yang memerlukan
platform yang sangat stabil untuk mengoperasikan helikopter ataupun sonar maka
sebuah sistem penstabil yang sangat halus dengan kecepatan rendah mutlak
12
Stabilizer
Dimana :
C .F AR .F t c
. ( 10 )
CL
k
m
Vj
Vo
F(AR)
F(t/c)
13
1
2
SVo2
Stabilizer
The end
14