kapal terbilang condong ke kiri atau kanan membentuk suatu sudut dimana gaya bouyancy yang
bekerja vertikal keatas terhadap posisi COG yang baru menjadi terpisah dari gaya gravitasi dan
bekerja kebawah terhadap COG, dalam jarak horizontal disebut sebagai righting lever (GZ)
GZ meningkat seiring sudut kemiringan meningkat sampai mencapai tingkat maksimum saat
kemiringan tertentu, setelah melewati kemiringan tersebut, GZ berkurang seiring sudut kemiringan
meningkat.
Untuk sudut elevasi yang kecil seperti sudut (15ᵒ), dimana KM dan GM dianggap konstan GZ bisa
dihitung dengan :
𝐺𝑍 = 𝐺𝑀 sin 𝜃
Untuk sudut kemiringan yang besar GZ :
1
𝐺𝑍 = sin 𝜃(𝐺𝑀 + 𝐵𝑀 𝑡𝑎𝑛2 𝜃)
2
Dimana :
θ = sudut elevasi
BM = tinggi metacenter diatas COB sebelum terangkat
Rumus ini bisa digunakan kapanpun saat sisi kapal yang tidak terendam air pararrel terhadap sisi
lainnya yang terendam air, dan hanya sampai ujung deck terendam air
Untuk proses plot menjadi kurva adalah dengan membuat kurva cartesian dengan sumbu X adalah
besar sudut kemiringan dan sumbu Y adalah nilai GZ yang didapat dalam satuan (meter)
Stabilitas Dinamis adalah besar energi yang diperlukan untuk membuat kapal kembali ke posisi
semula (kembali tegak)
Stabilitas dinamis = 𝑊 (𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑘𝑎𝑝𝑎𝑙) 𝑥 𝐴𝑟𝑒𝑎 𝑑𝑖𝑏𝑎𝑤𝑎ℎ 𝑘𝑢𝑟𝑣𝑎 𝑠𝑡𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑎𝑠
Dimana Area dibawah kurva stabilitas bisa dihitung dengan mengintegralkan area tersebut
A. Tug boat
Kurva nya tidak terlalu berubah seiring meningkat sudut elevasi, hal ini dikarenanan bentuk
lambung tug boat yang cenderung sangat lebar untuk menaruh banyak material yang
digunakan untuk pekerjaan offshore dan juga untuk penyelamatan
B. Oil Tanker
Termaksud kapal yang stabil karena bentuk lambung yang cenderung lebar dan datar
C. General Cargo
Kurva tergolong melandai, namun saat sudut elevasi mencapai 60 derajat keatas, maka air
akan menyentuh garis deck
D. Passanger Ship
Saat melewati sudut kemiringan sekitar 55 derajat maka air akan mulai menyentuh garis
deck, hal ini dikarenakan passanger ship memiliki garis air yang cenderung dekat dengan
garis deck
Kapal dengan stabilitas buruk biasanya kapal dengan bentuk lambung v, untuk membantu
meningkatkan stabilitas dibuat lah bilge keel atau sirip lambung, bisa juga dengan menambahkan
balast untuk mengurangi efek dari sloshing kapal
Dengan menggunakan uji inclining yang biasanya melalui tamplate microsoft excel, dimana
dibutuhkan data kapal tertentu, dengan membaca nilai pendulum dan rumus untuk mencari GM,
lalu kita mencari atau menentukan beban pada kapal yang dapat berkurang atau bertambah,
biasanya crew kapal, pendulum dan lainnya. Dari semua beban tersebut diambil titik berat nya lalu
dihitung pergeseran titik gravitasi dan besar weight added. Setelah melakukan perhitungan tersebut
maka bisa didapatkan nilai lightship
Dalam metode lost bouyancy mengansumsikan kompartemen yang terkena damage tidak
memberikan pengaruh terhadap bouyancy total dari kapal, metode ini terbilang lebih mudah untuk
digunakan, namun tingkat keakurasiannya masih berada dibawah metode lain
Sedangkan dalam metode added weight memperhitungkan air yang masuk sebagai berat tambahan
di suatu bagian tertentu kapal. Metode ini lebih memakan waktu namun memiliki keakuratan yang
lebih baik, metode ini juga banyak digunakan dalam aplikasi analisis stabilitas
Dalam damage stability deterministik, kapal dibagi menjadi beberapa bagian yang dibagi dari
panjang kapal dibantu oleh watertight bulkhead transversal, disini stabilitas dihitung saat satu atau
lebih kompartemen terisi air. Hal ini lebih berdasar kepada menentukan bagaimana stability dari
sebuah kapal
Sedangkan damage stability Probabilistik merupakan metode yang menggunakan statistik
kecelakaan kapal – kapal, perhitungannya adalah dengan memperhitungkan semua kasus
kecelakaan dimana probabilitas damage yang dapat diterima kapal dikali dengan probabilitas
survive untuk semua kasus. Metode ini dinilai sebagai metode yang lebih rasional untuk menilai
probabilitas ketahanan kapal saat menerima kerusakan
A. Dead Ship Conditions
Adalah kejadian dimana kapal kehilangan daya propulsi
B. Pure Loss Stability
Kondisi dimana kapal kehilangan stabilitas akibat terkena ombak yang besar sehingga
kapal miring pada derajat tertentu dan tidak dapat kembali ke posisi semula
C. Parametric Rolling
Disebabkan oleh variasi GZ (righting lever) dimana kapal diterjang ombak dari depan yang
menyebabkan kapal bukan hanya pitching namun juga rolling
D. Broaching
Terjadi dimana kapal tidak bisa dikendalikan oleh kemudi karena terkena ombak dari
belakang sehingga kapal menjadi berselancar (surf riding)
E. Excessive Acceleration
Biasa terjadi pada kapal yang memiliki low VCG, hal itu menyebakan benda diatas kapal
mempunyai jarak yang jauh sehingga kapal akan terombang ambing saat terkena ombak
dari samping
R 10 (NPM GANJIL)