Anda di halaman 1dari 52

BAB 1

PENDAHULUAN

Pendahuluan

Proses analisa pada prinsipnya adalah meninjau respon struktur terhadap


beban-beban yang bekerja. Tujuannya adalah untuk menentukan tegangan
atau gaya-gaya yang bekerja pada elemen struktur akibat pembebanan yang
terjadi.

Tujuan analisa pembebanan adalah untuk menghitung besarnya gaya-gaya


dalam yang bekerja meliputi momen, lintang dan gaya normal dari elemen
struktur akibat bekerjanya gaya gempa

Standar Perencanaan Struktur Dermaga


Dalam perencanaan Dermaga CPO PT. Mitra Aneka Rezeki yang berlokasi di
Kabupaten Banyuasin, Provinsi Sumatera Selatan ini, beberapa
standar/peraturan dan daftar pustaka yang diacu antara lain;

(a) Persyaratan Beton Struktural Untuk Bangunan Gedung - SNI 1726 2012
(Rev. maret 2013).
(b) Standar Pembebanan Jembatan Jalan Raya RSNI T-02-2005.
(c) Beban minimum untuk perancangan bangunan gedung dan struktur lain
sni 1727 2013.
(d) Perencanaan Struktur Beton untuk Jembatan RSNI T-12-2004.
(e) Standart Design Criteria for Port in Indonesia, Maritime Sector
Development Programe Directorate General of Sea Communications.,
1984.

1
(f) The Technical Standards and Commentaries for Port and Harbor Facilities
in Japan (OCDI), 2002.
(g) Data lapangan yang menyangkut data tanah, dimensi kapal dan lain-lain.

Parameter Dan Kriteria Perencanaan Dermaga


Dermaga tersebut direncanakan untuk dapat melayani Kapal Tongkang atau
Ponton dengan bobot 3500 DWT.
Dimensi Kapal Tongkang yang digunakan pada dermaga ini adalah sebagai
berikut:
a. Ukuran Tongkang = 250 ft
b. Panjang =  70,23 m
c. Lebar = B = 20,12 m
d. Draft = d = 4,88 m

Gambar 1. Dimensi Kapal

2
BAB 2
ANALISA STRUKTUR

Model Struktur
Analisis struktur Dermaga CPO PT. Mitra Aneka Rezeki yang berlokasi di
Kabupaten Banyuasin, Provinsi Sumatera Selatan dilakukan dengan komputer
berbasis elemen hingga (finite element) untuk berbagai kombinasi
pembebanan yang meliputi beban mati, dan beban lainnya. Pemodelan
struktur dilakukan dengan Program SAP2000 seperti terlihat pada gambar 2.

Gambar 2. Perspektif Dermaga dari Program

3
Perhitungan Gaya-Gaya Dalam

Struktur dermaga dianalisa dengan bantuan program aplikasi struktur


SAP 2000 dengan tinjauan tiga dimensi.

Langkah-langkah perhitungannya adalah sebagai berikut :

1. Pemodelan struktur pada program aplikasi komputer.

2. Penentuan jenis dan mutu bahan yang digunakan, yakni :


1. Mutu beton (Untuk balok dan lantai), fc’ = 29,05MPa (Mutu Beton K-350)
2. Mutu beton (Untuk tiang spunpile), fc’ = 49,8 MPa (Mutu Beton K-600)
3. Mutu Baja untuk tulangan utama balok dan kolom, fy = 320Mpa
4. Mutu Baja untuk tulangan sengkang balok dan kolom, fys = 240MPa
5. Modulus elastisitas beton, Ec = 25332,084 Mpa
6. Berat volume beton = 2400 Kg/m3

3. Penentuan dimensi elemen-elemen struktur :


- Balok = 30cm x 50cm
- Balok pada lokasi Crane = 40cm x 60cm
- Balok Fender = 35cm x 200cm
- Pelat lantai = 30 cm
- Pondasi = Spunpile dia. 30 cm

4. Pembebanan
5. Kombinasi Pembebanan

4
Balok 30/50

Balok 15/30

Balok 40/60

Gambar 3. Denah Rencana Dermaga Balok 35/200

5
Pondasi Spunpile dia. 30 cm

Gambar 4. Perspektif Dermaga

Pembebanan
Muatan-muatan yang bekerja pada Dermaga
Muatan-muatan yang bekerja pada Dermaga terdiri atas beban vertikal dan
beban horizontal
Beban Horizontal yaitu, Beban Tumbukan Kapal dan Beban Tarikan Bollard
Sedangkan Beban Vertikal berupa Beban Mati, Beban Mati Tambahan, Beban
Hidup dan Beban pada lokasi conveyor (berupa Beban Truk dan Beban
Conveyor).

6
1. Beban mati

Yang dimaksud dengan Beban Mati adalah berat sendiri dermaga


termasuk utilitasnya

2. Beban Mati Tambahan Berupa Beban merata air hujan menimpa lantai

(diasumsikan sebesar 5 cm) = 0.05 m x 1000 kg/m3 = 50 kg/m2

3. Beban hidup berupa besar pembebanan utilitas sementara yaitu sebesar 2

ton/m2 = 2000 Kg/m2

4. Beban tarikan pada bollard

Tabel 1. Gaya tarik pada bollard

Gaya tarik pada bollard Gaya tarik pada bitt


Bobot kapal
(ton) (ton)
200-500 15 15
501-1.000 25 25
1.001-2.000 35 25
2.001-3.000 35 35
3.001-5.000 35 35

Beban tarikan bollard untuk kapal 3.500 DWT adalah 35 ton. karena
Bollard direncanakan berada pada 4 titik di Dermaga, maka digunakan
Bollard dengan kapasitas 25 Ton pada masing-masing titik.

5. Beban tumbukan kapal

Energi Kinetis akibat benturan kapal pada saat akan bertambat yakni :

1 W (V sin α )2
E= ×
2 g

7
V sin 

Kapal

E
2

Fd
2 Dermaga

Gambar 5. Posisi sudut kapal pada dermaga

Gambar 6. Posisi Sudut Kapal Pada Dermaga untuk perencanaan


fender

E = Energi Kinetis dari kapal yang akan bertambat.

W = berat total kapal (displaced weight of ships)


= (l x b draft x Bj air laut x k )

8
k = 0.8 (konstanta karena bentuk kapal)

g = percepatan grafitasi = 9,8 m / detik2

V = kecepatan kapal pada waktu yang akan bertambat


 Dipakai kecepatan kapal = 0,25 Knot = 0,128 m/s

α = sudut antara garis memanjang kapal dan garis tepi dermaga


waktu terjadi benturan , diambil 10°

1 W (V sin α )2
E= ×
2 g

Tabel 2. Perhitungan Berthing Energy

N satua
o n
DW
1 Berat mati kapal T 3500 ton
2 Panjang kapal Loa 70.23 m
3 Lebar B 20.12 m
5 Draft/sarat d 4.88 m
5690.04
6 Berat Kapal (displacement) W 4 ton
deraja
9 sudut tumbukan Ø 10 t
16 Kecepatan kapal merapat di dermaga v 0,128 m/det
18 Percepatan gravitasi g 9,810 m/det

19 Energi Tumbukan E 0,143 t.m

9
Fender dipasang pada tepi dermaga dan berfungsi untuk menyerap energi
yang berasal dari benturan kapal pada saat kapal berlabuh. Sistem fender
yang terpasang tergantung pada besarnya energy kinetis tumbukan kapal
(berthing energy). Energi tumbukan merupakan gaya yang berlawanan dengan
gaya tarikan kapal pada bolder.

Gambar 7. Model fender V

Hasil hitungan tumbukan fender (berthing energy) diperoleh tumbukan


sebesar 0,143 ton.m. Maka digunakan reaksi gaya (Reaction Force) sebesar
11,3 ton = 125440 N.

6. Beban pada lokasi conveyor (Beban Truk dan Beban Conveyor)

Machinery Conveyor akan diletakkan pada lokasi tertentu. adapun


beberapa beban yang akan diberikan pada lokasi ini adalah :
a. Beban Bergerak angkutan truck muatan = 20 ton
b. Beban Mati machinery Conveyor dtambah beban barang diasumsikan
sebesar 24 ton
Untuk perletakan truk dan machinery conveyor dapat dilihat pada
Gambar 8 dan 9

10
Gambar 8. Tampak Atas Perletakan Truk dan Machinery Conveyor pada Dermaga

11
Gambar 9. Tampak Depan Perletakan Truk dan Machinery Conveyor pada Dermaga

12
Pada Gambar 8 dan 9 ini dapat dilihat machinery conveyor berada pada 4
tumpuan. untuk menentukan beban pada masing-masing tumpuan, maka
dilakukan pemodelan sebagai berikut :

Berikut adalah reaksi pada masing-masing tumpuan :


a. Tumpuan 1 = 3,42 ton
b. Tumpuan 2 = 1,09 ton
c. Tumpuan 3 = 16,1
d. Tumpuan 4 = 5,6 ton

Reaksi diatas artinya adalah beban yang ditanggung struktur akibat dari
machinery conveyor. beban2 ini dibagikan lagi ke masing2 titik beban
tersebut.

Kombinasi Pembebanan untuk Perencanaan Dermaga


Kombinasi Pembebanan untuk Perencanaan Struktur Dermaga
a. Comb 1 = 1,4 Beban Mati + 1,4 Beban Mati Tambahan + 1,4 Beban
Conveyor
b. Comb 2 = 1,2 Beban Mati + 1,2 Beban Mati Tambahan + 1,2 Beban
Conveyor + 1,2 Beban tarikan Bollard + 1,2 Beban Tumbukan Kapal + 1,2
Beban Truk + 1,6 Beban Hidup

13
Kombinasi Pembebanan untuk Perencanaan Pondasi Struktur Dermaga Beton
a. Comb 1 Pondasi = 1,0 Beban Mati + 1,0 Beban Mati Tambahan + 1,0
Beban Conveyor
b. Comb 2 Pondasi = 1,0 Beban Mati + 1,0 Beban Mati Tambahan + 1,0
Beban Conveyor + 1,0 Beban tarikan Bollard + 1,0 Beban Tumbukan Kapal
+ 1,0 Beban Truk + 1,0 Beban Hidup

Tabel 3. Kombinasi Pembebanan

COMB 1 COMB 2
No Beban COMB 1 COMB 2
Pondasi Pondasi
1 Beban Mati 1.4 1.2 1 1
2 Beban Mati Tambahan 1.4 1.2 1 1
3 Beban Conveyor 1.4 1.2 1 1
4 Beban Truk 1.2 1
5 Beban Tarikan Bollard 1.2 1
6 Tumbukan Kapal 1.2 1
7 Beban Hidup 1,6 1

Metoda Perhitungan Struktur


a. Pelat Lantai
Pelat dua arah dapat dianalisa dengan metode elastis. Ada dua cara untuk
analisa lentur dalam mendesain slab dua arah. Pertama cara langsung,
adalah cara dengan prosedur pendekatan untuk menganalisa sistem pelat
dua arah yang mengalami beban gravitasi saja. Karena cara perencanaan
langsung adalah cara pendekatan, maka metode ini dibatasi hanya untuk
sistem pelat yang memenuhi batasan dari SNI-03-2847-2002 pasal 15.6.1
Sistem pelat dua arah yang tidak memenuhi pembatasan tersebut di atas
harus dianalisa dengan prosedur yang lebih akurat yaitu cara portal
ekivalen sebagaimana diatur dalam SNI-03-2847-2002.

14
Gambar 10. Distribusi Momen Pada Pelat

Tabel 4. Tebal Minimum Pelat Tanpa Balok Interior

Untuk αm lebih besar 0,2 tapi tidak besar dari 2,0 maka tebal pelat
minimum :

h=
(
I n 0 , 8+
1500
fy
)
36+5 β ( 0 , 2α m )
atau tidak kurang dari 120 mm
Untuk αm lebih besar 2,0 tebal pelat minimum :

h=
(
I n 0 , 8+
fy
1500 )
36+9 β atau tidak kurang dari 90 mm
Untuk suatu panel pelat dengan balok diantara tumpuan pada semua
sisinya, kekakuan relatif balok terhadap pelat dalam dua arah yang
tegak lurus,

15
α1 L Ecb I b 1
22
0 , 2< <5,0 α=
α2 L Ecs I s 2
1
2
dimana
Jumlah absolut momen terfaktor positif dan momen terfaktor negatif
rata-rata dalam masing-masing arah:
W u L2 L
1 n2
Mo=
8
Momen terfaktor negatif dapat dihitung pada muka tumpuan persegi.
Tumpuan berbentuk lingkaran atau segi banyak beraturan harus
diperlakukan sebagai tumpuan bujur sangkar dengan luas sama. Pada
bentang dalam, momen total terfaktor akibat beban gravitasi Mo
didistribusikan sebagai berikut :
Momen terfaktor negatif 0,65
Momen terfaktor positif 0,35

Tabel 5. Distribusi Momen Total Terfaktor

b. BALOK
Teori lentur pada beton bertulang biasa didasarkan pada tiga asumsi
dasar, yaitu :
- Penampang tegak lurus terhadap sumbu lentur adalah bidang sebelum
dan sesudah lentur
- Regangan pada tulangan sama dengan regangan pada beton
- Tegangan pada beton dan tulangan dihitung dari regangan yang
menggunakan kurva regangan-tegangan untuk beton dan baja

16
Gambar 11. Gambar Tegangan Dan Regangan Pada Penampang Balok

Untuk balok persegi, total gaya tarik yang dipikul baja adalah:
T = A s f y= ρf y bd
Gaya tekan yang dipikul beton adalah:
C=0 , 85 f c bβ1 c
Gaya tekan sama dengan gaya tarik pada penampang kritis memberikan:
ρf y
c= d
0 , 85 f c β1
Kriteria keruntuhan tarik adalah maksimum regangan pada beton yang
sama dengan 0,003 sehingga:
0 , 003
c= d
f s /E s + 0 , 003
Pada kondisi setimbang, beton akan mencapai regangan maksimum 0,003
ketika tulangan baja mencapai tegangan leleh fy. Rasio tulangan untuk
kondisi setimbang menjadi (SNI-03-2847-2002 pasal 10.4.3) :

ρb =φ
( 0 , 85 . β 1. f c 600
fy
x
( 600+ f y ) )
Geser pada balok untuk struktur yang memikul lentur dan geser
adalah:

Vc= ( )√f c
6
bw d
dan
Untuk struktur yang memikul gaya tekan aksial :
17
( )( )√f c
Nu
Vc= 1+ bw d
14 A g 6

c. KOLOM
Kolom-kolom pada struktur dengan pengaku harus direncanakan terhadap
beban aksial Pu dan diperhitungkan secara elastik linier dan sesuai dengan
faktor pembesaran agar momen Mc =  b M2 meningkat, dimana M2 adalah
momen terbesar Mu pada ujung-ujung kolom yang dihitung dengan
perhitungan elastik linier
Untuk b harus dihitung dengan :
Cm
δ b= ≥1 , 0

( )
P
1− u
φP c

Untuk EIk dihitung dengan :

EI k =
( )
Ec I q
2,5
1+ β d

Untuk EIb dihitung dengan :

EI b =
( )
Ec I q
5
1+ β d

18
Gambar 12. Kondisi Kolom Akibat Pembebanan

( )
M 1b
C m=0 , 6+0 , 4 ≥0 , 40
M 2b

d. PONDASI
 Daya Dukung Pondasi berdasarkan Data Bor Dalam (SPT)
Daya dukung axial pondasi tiang dapat dihitung berdasarkan data SPT,
dengan menggunakan Rumus Meyerhof, 1956, yaitu:

Qtotal = Qp + Qs
Qp = 40 . N . Ap

Qs = 0,5 . LNav . As  tanah lempung


Qs = 0,2 . LNav . As  tanah pasir
Qall = Qtotal/Fk

19
dimana:
Qp = daya dukung ujung tiang
Qs = daya dukung friksi tiang
N = nilai NSPT
LNav = nilai rata-rata NSPT
Ap = luas penampang tiang
As = luas selimut tiang
FK = faktor keamanan

Tabel 6. Daya Dukung tiang pancang Spunpile diameter 30 cm


berdasarkan data Bor dalam (Titik B.1)

Hole Depth (m) D (m) Ap (m2) As (m2) N1 N2 Qp (Ton) ΔQs (Ton) Qs (Ton) Qtotal (Ton) Qall (Ton)

0.0 0.30 0.071 0.00 0 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
2.0 0.30 0.071 1.88 1 0.50 1.41 0.47 0.47 1.88 0.63
4.0 0.30 0.071 3.77 1 0.67 1.88 0.63 1.10 2.98 0.99
6.0 0.30 0.071 5.65 1 0.75 2.12 0.71 1.81 3.93 1.31
8.0 0.30 0.071 7.54 5 1.60 4.52 1.51 3.31 7.84 2.61
10.0 0.30 0.071 9.42 8 2.67 7.54 2.51 5.83 13.37 4.46
12.0 0.30 0.071 11.31 12 4.00 11.31 3.77 9.60 20.91 6.97
14.0 0.30 0.071 13.19 13 5.13 14.49 4.83 14.43 28.92 9.64
16.0 0.30 0.071 15.08 15 6.22 17.59 5.86 20.29 37.88 12.63
18.0 0.30 0.071 16.96 29 8.50 24.03 8.01 28.30 52.34 17.45
20.0 0.30 0.071 18.85 57 12.91 36.50 12.17 40.47 76.97 25.66
22.0 0.30 0.071 20.73 60 16.83 47.60 15.87 56.33 103.93 34.64
24.0 0.30 0.071 22.62 60 20.15 56.98 18.99 75.33 132.31 44.10
B.1

26.0 0.30 0.071 24.50 60 23.00 65.03 8.67 84.00 149.03 49.68
28.0 0.30 0.071 26.39 60 25.47 72.01 9.60 93.60 165.61 55.20
30.0 0.30 0.071 28.27 60 27.63 78.11 10.41 104.02 182.12 60.71
32.0 0.30 0.071 30.16 60 29.53 83.49 11.13 115.15 198.64 66.21
34.0 0.30 0.071 32.04 60 31.22 88.28 11.77 126.92 215.20 71.73
36.0 0.30 0.071 33.93 60 32.74 92.56 12.34 139.26 231.82 77.27
38.0 0.30 0.071 35.81 60 34.10 96.42 12.86 152.11 248.53 82.84
40.0 0.30 0.071 37.70 60 35.33 99.90 13.32 165.44 265.34 88.45
42.0 0.30 0.071 39.58 60 36.45 103.07 13.74 179.18 282.25 94.08
44.0 0.30 0.071 41.47 60 37.48 105.97 14.13 193.31 299.27 99.76
46.0 0.30 0.071 43.35 60 38.42 108.62 14.48 207.79 316.41 105.47
48.0 0.30 0.071 45.24 60 39.28 111.06 14.81 222.60 333.66 111.22
50.0 0.30 0.071 47.12 60 40.08 113.31 15.11 237.71 351.02 117.01

20
Tabel 7. Daya Dukung tiang pancang Spunpile diameter 30 cm
berdasarkan data Bor dalam (Titik B.2)

Hole Depth (m) D (m) Ap (m2) As (m2) N1 N2 Qp (Ton) ΔQs (Ton) Qs (Ton) Qtotal (Ton) Qall (Ton)

0.0 0.30 0.071 0.00 0 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
2.0 0.30 0.071 1.88 1 0.50 1.41 0.47 0.47 1.88 0.63
4.0 0.30 0.071 3.77 1 0.67 1.88 0.63 1.10 2.98 0.99
6.0 0.30 0.071 5.65 1 0.75 2.12 0.71 1.81 3.93 1.31
8.0 0.30 0.071 7.54 1 0.80 2.26 0.75 2.56 4.82 1.61
10.0 0.30 0.071 9.42 3 1.17 3.30 1.10 3.66 6.96 2.32
12.0 0.30 0.071 11.31 1 1.14 3.23 1.08 4.74 7.97 2.66
14.0 0.30 0.071 13.19 1 1.13 3.18 1.06 5.80 8.98 2.99
16.0 0.30 0.071 15.08 10 2.11 5.97 1.99 7.79 13.76 4.59
18.0 0.30 0.071 16.96 28 4.70 13.29 4.43 12.22 25.51 8.50
20.0 0.30 0.071 18.85 58 9.55 26.99 9.00 21.21 48.20 16.07
22.0 0.30 0.071 20.73 60 13.75 38.88 12.96 34.17 73.05 24.35
24.0 0.30 0.071 22.62 60 17.31 48.94 16.31 50.48 99.42 33.14
B.2

26.0 0.30 0.071 24.50 60 20.36 57.56 7.67 58.16 115.72 38.57
28.0 0.30 0.071 26.39 60 23.00 65.03 8.67 66.83 131.86 43.95
30.0 0.30 0.071 28.27 60 25.31 71.57 9.54 76.37 147.94 49.31
32.0 0.30 0.071 30.16 60 27.35 77.34 10.31 86.68 164.02 54.67
34.0 0.30 0.071 32.04 60 29.17 82.47 11.00 97.68 180.15 60.05
36.0 0.30 0.071 33.93 60 30.79 87.06 11.61 109.29 196.34 65.45
38.0 0.30 0.071 35.81 60 32.25 91.18 12.16 121.44 212.63 70.88
40.0 0.30 0.071 37.70 60 33.57 94.92 12.66 134.10 229.02 76.34
42.0 0.30 0.071 39.58 60 34.77 98.32 13.11 147.21 245.53 81.84
44.0 0.30 0.071 41.47 60 35.87 101.42 13.52 160.73 262.15 87.38
46.0 0.30 0.071 43.35 60 36.88 104.26 13.90 174.63 278.90 92.97
48.0 0.30 0.071 45.24 60 37.80 106.88 14.25 188.88 295.76 98.59
50.0 0.30 0.071 47.12 60 38.65 109.29 14.57 203.46 312.75 104.25

21
Tabel 8. Daya Dukung tiang pancang mini pile persegi 25x25 cm 2
berdasarkan data Bor dalam (Titik B.1)

Hole Depth (m) D (m) Ap (m2) As (m2) N1 N2 Qp (Ton) ΔQs (Ton) Qs (Ton) Qtotal (Ton) Qall (Ton)

0.0 0.25 0.063 0.00 0 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
2.0 0.25 0.063 2.00 1 0.50 1.25 0.50 0.50 1.75 0.58
4.0 0.25 0.063 4.00 1 0.67 1.67 0.67 1.17 2.83 0.94
6.0 0.25 0.063 6.00 1 0.75 1.88 0.75 1.92 3.79 1.26
8.0 0.25 0.063 8.00 5 1.60 4.00 1.60 3.52 7.52 2.51
10.0 0.25 0.063 10.00 8 2.67 6.67 2.67 6.18 12.85 4.28
12.0 0.25 0.063 12.00 12 4.00 10.00 4.00 10.18 20.18 6.73
14.0 0.25 0.063 14.00 13 5.13 12.81 5.13 15.31 28.12 9.37
16.0 0.25 0.063 16.00 15 6.22 15.56 6.22 21.53 37.09 12.36
18.0 0.25 0.063 18.00 29 8.50 21.25 8.50 30.03 51.28 17.09
20.0 0.25 0.063 20.00 57 12.91 32.27 12.91 42.94 75.21 25.07
22.0 0.25 0.063 22.00 60 16.83 42.08 16.83 59.77 101.86 33.95
24.0 0.25 0.063 24.00 60 20.15 50.38 20.15 79.93 130.31 43.44
B.1

26.0 0.25 0.063 26.00 60 23.00 57.50 9.20 89.13 146.63 48.88
28.0 0.25 0.063 28.00 60 25.47 63.67 10.19 99.31 162.98 54.33
30.0 0.25 0.063 30.00 60 27.63 69.06 11.05 110.36 179.43 59.81
32.0 0.25 0.063 32.00 60 29.53 73.82 11.81 122.18 196.00 65.33
34.0 0.25 0.063 34.00 60 31.22 78.06 12.49 134.66 212.72 70.91
36.0 0.25 0.063 36.00 60 32.74 81.84 13.09 147.76 229.60 76.53
38.0 0.25 0.063 38.00 60 34.10 85.25 13.64 161.40 246.65 82.22
40.0 0.25 0.063 40.00 60 35.33 88.33 14.13 175.53 263.87 87.96
42.0 0.25 0.063 42.00 60 36.45 91.14 14.58 190.11 281.25 93.75
44.0 0.25 0.063 44.00 60 37.48 93.70 14.99 205.11 298.80 99.60
46.0 0.25 0.063 46.00 60 38.42 96.04 15.37 220.47 316.51 105.50
48.0 0.25 0.063 48.00 60 39.28 98.20 15.71 236.18 334.38 111.46
50.0 0.25 0.063 50.00 60 40.08 100.19 16.03 252.21 352.41 117.47

22
Tabel 9. Daya Dukung tiang pancang mini pile persegi 25x25 cm 2
berdasarkan data Bor dalam (Titik B.2)

Hole Depth (m) D (m) Ap (m2) As (m2) N1 N2 Qp (Ton) ΔQs (Ton) Qs (Ton) Qtotal (Ton) Qall (Ton)

0.0 0.25 0.063 0.00 0 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
2.0 0.25 0.063 2.00 1 0.50 1.25 0.50 0.50 1.75 0.58
4.0 0.25 0.063 4.00 1 0.67 1.67 0.67 1.17 2.83 0.94
6.0 0.25 0.063 6.00 1 0.75 1.88 0.75 1.92 3.79 1.26
8.0 0.25 0.063 8.00 1 0.80 2.00 0.80 2.72 4.72 1.57
10.0 0.25 0.063 10.00 3 1.17 2.92 1.17 3.88 6.80 2.27
12.0 0.25 0.063 12.00 1 1.14 2.86 1.14 5.03 7.88 2.63
14.0 0.25 0.063 14.00 1 1.13 2.81 1.13 6.15 8.96 2.99
16.0 0.25 0.063 16.00 10 2.11 5.28 2.11 8.26 13.54 4.51
18.0 0.25 0.063 18.00 28 4.70 11.75 4.70 12.96 24.71 8.24
20.0 0.25 0.063 20.00 58 9.55 23.86 3.82 16.78 40.64 13.55
22.0 0.25 0.063 22.00 60 13.75 34.38 5.50 22.28 56.66 18.89
24.0 0.25 0.063 24.00 60 17.31 43.27 6.92 29.20 72.47 24.16
B.2

26.0 0.25 0.063 26.00 60 20.36 50.89 8.14 37.35 88.24 29.41
28.0 0.25 0.063 28.00 60 23.00 57.50 9.20 46.55 104.05 34.68
30.0 0.25 0.063 30.00 60 25.31 63.28 10.13 56.67 119.95 39.98
32.0 0.25 0.063 32.00 60 27.35 68.38 10.94 67.61 135.99 45.33
34.0 0.25 0.063 34.00 60 29.17 72.92 11.67 79.28 152.20 50.73
36.0 0.25 0.063 36.00 60 30.79 76.97 12.32 91.60 168.57 56.19
38.0 0.25 0.063 38.00 60 32.25 80.63 12.90 104.50 185.12 61.71
40.0 0.25 0.063 40.00 60 33.57 83.93 13.43 117.92 201.85 67.28
42.0 0.25 0.063 42.00 60 34.77 86.93 13.91 131.83 218.76 72.92
44.0 0.25 0.063 44.00 60 35.87 89.67 14.35 146.18 235.85 78.62
46.0 0.25 0.063 46.00 60 36.88 92.19 14.75 160.93 253.12 84.37
48.0 0.25 0.063 48.00 60 37.80 94.50 15.12 176.05 270.55 90.18
50.0 0.25 0.063 50.00 60 38.65 96.63 15.46 191.51 288.15 96.05

23
BAB 3
HASIL PERHITUNGAN STRUKTUR

Struktur
Dari Analisa perhitungan struktur yang dilaksanakan, didapatkan hasil sebagai
berikut
Tabel 10. Output Gaya-gaya dalam hasil perhitungan struktur

Momen
Geser Max
Balok Max
N-m N
Balok 30/50 105176.86 181716.21
Balok 40/60 55359.34 155015.44
Balok 35/200 105524.35 53642.25
Balok 15/30 1650.87 3301.73
Lantai Momen Max (N-m/m)

Lantai 421436.4

Tabel 11. Detail Penulangan Struktur

Tul.
Nama Dimensi Tul tump. Tul. Lap.
sengkang
Lantai 30 cm D13 - 150 (dipasang 2 lapis)
Balok 1 30/50 atas 4 D19 atas 2 D19  8-100
bawah 2 D19 bawah 4 D19  8-100
Balok 2 40/60 atas 4 D19 atas 2 D19  8-150
bawah 2 D19 bawah 4 D19  8-150
Balok Fender 35/200 atas 3 D19, bawah 3 D19  8-200
D13-150  8-200
Balok Pipa CPO 15/30 atas 2 D13  8-100
bawah 2 D13  8-100

24
Gambar 13. Denah Rencana Balok Dermaga
25
Gambar 14. Potongan A-A (Denah Rencana Balok)

26
Gambar 15. Detail Balok 30/50

Gambar 16. Detail Balok 40/60

Gambar 17. Detail Balok 35/200 Gambar 18. Detail Balok 15/30

27
Gambar 19. Denah Rencana Penulangan Lantai
28
Gambar 20. Potongan A-A (Denah Rencana Penulangan Lantai)
29
Pondasi

Tabel 12. Output Reaksi Pondasi pada hasil perhitungan struktur

Lateral Reaksi Momen Momen Momen


Maksimu
Pondasi Vertikal Arah x Arah y Arah z
m
Tonf Tonf Tonf-m Tonf-m Tonf-m

0.414 22.9464 0.73784 0.15023 0.02352

Pondasi Dermaga direncanakan menggunakan Spunpile diameter 30 cm, panjang


26 meter.

Tabel 13. Rekap Daya Dukung Pondasi

Daya Dukung Pondasi (Ton)

Titik B.1 Titik B.2 Rata-rata


Spunpile Dia. 30 cm
49.68 38.57 44.125
Kedalaman 26 m

Dari data diatas, dapat disimpulkan rencana pondasi memenuhi syarat daya
dukung.

30
Perhitungan Lateral Tiang Dermaga

ANALISA GAYA LATERAL TIANG DERMAGA


PT. MAR BANYUASIN PALEMBANG
Pile Foundation in Engineering Practice – Prakash and Sharma , 1989

Berdasarkan Rumus Broms (1964):

Qu

tiang bujursangkar

z
L

Diameter tiang spunpile , D = 300 mm


Tebal tiang spunpile, t = 60 mm
Diameter dalam, D c = D - 2t = 180 mm
Panjang tiang tertanam, L = 16 m
Tinggi freehead , e = 10 m
Panjang total tiang, L T = 26 m

Mutu beton tiang spunpile , K = 600


f 'c = 0,098 K = 58,80 Mpa
E c = 4700 f 'c = 36.040,14 Mpa

Asumsi tiang dalam kondisi free head pile

4
I = p/64 . (D 4 – D c
4
)= 0,0003459 m
EI = 12.466,37 kN-m2

2I
Z
D 31
Z= 0,0023
2I
Z
D
Z= 0,0023 m3

Berdasarkan Broms , 1964:

Mu  0.85 Z fc → beton

Mu= 70.642,78 kN-m

(Prakash and Sharma , 1989 - p.201)

Berdasarkan Table 4.16a, dapat diestimasi nilai modulus of horizontal


subgrade reaction , k h, dimana berdasarkan data borlog diketahui bahwa
lapisan tanahnya merupakan Tanah Lempung, Lanau (kohesif).

Tanah kohesif, k h = 67 S u → dari data laboratorium didapat S u,

2 2 2
Su= 0,15 kg/cm = 15 kN/m = 2,175 lb/in

2 2
k h = 67 S u = 145,76 lb/in = 990,17 kN/m

1 4 32
 EI 
R   
 k 
1 4
 EI 
R   
 k 
R = 1,88 m
L /R = 8,49 > 4 → tiang panjang
L /D = 53,33
e /D = 33,33

Dari data konus rata-rata = 550 kN/m2 (soft)


Unconfined compressive strength , q u = 35,0 kN/m2

2
c u = q u/2 = 17,50 kN/m
M u/c u B 3 = 149508,52

Su

(Prakash and Sharma , 1989 - p.390)

33
5

Dari Figure 6.28 didapat, Q u/c u B 2 = 30,00


Gaya lateral batas, Q u = 47,25 kN = 4,73 ton
Faktor Keamanan = 3,00
Gaya lateral izin, Q a = 1,58 ton > F (OK)

Jumlah pondasi, n = 92 bh
Efisiensi group, G e diambil = 1,00 (Prakash dan Sharma, 1989)
Daya dukung lateral tiang group pada dermaga adalah,
QT=Qa.n .Ge= 144,90 ton

Energy impact (AASHTO , 2009, 2012):


cu
P S = (DWT )1/2 . (12,5 V )

Energy impact , P S (ton)


Bobot kapal, DWT (ton)
Kecepatan kapal, V (m/det)

Apabila bobot kapal, DWT = 3.500 ton

Kecepatan, V 1 = 1 knot = 0,514 m/det


Energy impact , P S1 = 380,11 ton

Kecepatan, V 2 = 0,5 knot = 0,257 m/det


Energy impact , P S2 = 190,05 ton

Kecepatan, V 3 = 0,25 knot = 0,1285 m/det


Energy impact , P S3 = 95,03 ton

Jadi P S3 = 95,03 < ton 144,90 ton

34
ANALISAPerhitungan
GAYA LATERAL
Lateral TIANG PADA
Tiang pada SHEETPILE
Sheetpile
PT. MAR BANYUASIN
ANALISA GAYA LATERAL PALEMBANG
TIANG PADA SHEETPILE
PT. MAR BANYUASIN PALEMBANG
Pile Foundation in Engineering Practice – Prakash and Sharma , 1989
Berdasarkan Rumus Broms (1964):
Qu
Qu
e
e

10
10
11
11
tiang bujursangkar 12
tiang bujursangkar 12
13
13
14
14
15
15
16
z 16
z L 17
L 17
18
18
19
19
20
20
21
21
22
22
23
23
24
24
25
25
Dimensi tiang bujursangkar, D = 250 mm

Panjang tiang tertanam, L = 15 m


Tinggi freehead , e = 3m
Panjang total tiang, L T = 18 m

Mutu beton tiang bujur sangkar, K = 350


f 'c = 0,098 K = 34,30 Mpa
E c = 4700 f 'c = 27.526,11 Mpa

Asumsi tiang dalam kondisi free head pile

I = 1 /12 . D 4 = 0,0003255 m4
EI = 8.960,32 kN-m2

2I
ZZ  2 I
D
D
Z= 0,0026 m3
Z= 0,0026
35

85 ZZ ffc
Mu  00..85
M → beton
→ beton
2I
Z
D
Z= 0,0026

Berdasarkan Broms , 1964:

Mu  0.85 Z fc → beton

Mu= 60.930,20 kN-m

(Prakash and Sharma , 1989 - p.201)

Berdasarkan Table 4.16a, dapat diestimasi nilai modulus of horizontal


subgrade reaction , k h, dimana berdasarkan data borlog diketahui bahwa
lapisan tanahnya merupakan Tanah Lempung, Lanau (kohesif).

Tanah kohesif, k h = 67 S u → dari data laboratorium didapat S u,

2 2
Su= 0,15 kg/cm = 15 kN/m = 2,175

2 2
k h = 67 S u = 145,76 lb/in = 990,17 kN/m

1 4
 EI 
R   
 k 
R= 1,73 m
L /R = 8,65 > 4 → tiang panjang
L /D = 60,00
e /D = 12,00

Dari data konus rata-rata = 550 36


Dari data konus rata-rata = 550 kN/m2 (soft)
Unconfined compressive strength , q u = 35,0 kN/m2

2
c u = q u/2 = 17,50 kN/m
M u/c u B 3 = 222830,45

Rata-rata N-

Korelasi kohesi d

(Prakash and Sharma , 1989 - p.390)

Dari Figure 6.28 didapat, Q u/c u B 2 = 60,00


Gaya lateral batas, Q u = 65,63 kN = 6,56 ton
Faktor Keamanan = 3,00
Gaya lateral izin, Q a = 2,19 ton > F (OK)

37
Perhitungan Penulangan Poer (Pile Cap)
Dimensi Pile Cap

 Pile cap (poer) : 0,70 mx 0,70m x 0,70m tiang tunggal


 Tiang pancang : spun pile diameter 30cm untuk dermaga

Tiang pancang digunakan ukuran bulat diameter 30 cm dengan panjang total


26m,
Kombinasi dalam kondisi tanpa beban terfaktor (kombinasi beban untuk
perencanaan pondasi) diperoleh beban maksimum sebesar 22,9478 ton.

Kombinasi beban terfaktor di titik yang sama diperoleh reaksi pada pondasi
sebesar 31,1979 ton.

Ketebalan poer (mutu beton K-350)


Panjang penyaluran tulangan tarik untuk D <16mm
Untuk tulangan tekan di atas:

db.fy 16.320
= =237,485
LDB = 4. √ fc ' 4 . √ 29,05 mm > 0,04. db. fy = 0,04. 16. 320 = 204.8 mm
Untuk tulangan tarik :

0,02. Ab.fy 0,02.201,06.320


= =238,744
LDB = √ fc ' √ 29,05 mm
tebal poer diambil sebesar 700 mm.

Penulangan lentur poer


momen terbesar terhadap sumbu x (lihat gambar)

 Kombinasi beban, momen maksimum 5.4596 ton m = 53558994 Nmm

38
35cm 35cm

31.1979 ton

Gambar 21. Model analisa struktur untuk poer

Mu 5 , 356 .107
2
= 2
=0 , 2405
Rn = Φ . b. d 0 , 8 . 700. 639
fy 320
m = 0,85 fc ' = 0,85×29 ,05 = 12,9594

1
ρperlu = m (1- √
1−
2.m. Rn 1
fy ) = 12,9594 (1-
1−
320 √
2×12 , 9594×0 , 2405
) = 0,0007

1 , 4 1, 4
ρ min= =0 , 0044
fy =320 (untuk fc’>30MPa)

ρ min= √
fc ' 1 √ 29 , 05
=0, 00421
4 fy = 4.320 (berdasarkan cracking moment)

( 0 , 85 .0 ,85 . 29 , 05 . 600
ρmaks = 0 , 75 320 600+320 ) = 0,0321

Diperoleh ρ maks > ρ perlu< ρ min. maka dipakai ρmin = 0,0044

As = ρ.b.d = 0,0044.700.639 = 1956,94 mm2


39
Maka digunakan tulangan 10 D16, (As ada = 2010,62 mm2, dipasang 2 lapis
bersilangan di daerah poer )

Pemeriksaan kapasitas penampang


As.fy 2010,62.320
a= = =37,223
0,85. fc' .b 0,85.29,05.700 mm

( a2 )
Mn=As . fy d−
= 2010,62 . 320. (639 – 37,223/2) = 194620401.5 Nmm
Mn = 194,62 kNm

Φ Mn > Mu

Φ =0,8 (faktor reduksi lentur)

0,8. 194,62 kNm > 53,558 kNm


155,696 kNm > 53,558 kNm (ok)

40
Gambar 22. Denah Rencana Pondasi
41
Gambar 23. Detail Poer P1
42
Gambar 24. Detail Poer P2
43
Gambar 25. Detail Poer P3
44
Perhitungan Analisa Papan Sheetpile
Diketahui:

3
g = g sat = 1,4 t/m
3
g' = 0,4 t/m
f= 1,5 °
45 ̶/2 = 44,25 ° = 0,77 rad
45 + f/2 = 45,75 ° = 0,80 rad
2
c= 0,875 t/m
H1 = 0,5 m H2 = 2,5 m
h1 = 0,25 m h2 = H1 - h1 = 0,25 m
Hw = H2 = 2,5 m
Jarak antar tiang, s = 1,25 m

 h1
c F H1
 mat h2

sat
c
 H2 Hw
papan sheetpile

h1
F H1
Pa1 mat h2

Pca
Pa2
H2 Hw
Pw Pa3 papan sheetpile

p6

45
Analisa:

2
Ka = tan (45 ̶/2) = 0,9475

2
Tekanan tanah aktif, pa1 = g H1 Ka = 0,6632 t/m
Gaya tanah aktif, Pa1 = 1/2 pa1 H1 = 0,1658 t/m
ya1 = 1/3 H1 + H2 = 2,67 m

Gaya tanah aktif, Pa2 = pa1 H2 = 1,6581 t/m


ya2 = 1/2 H2 = 1,25 m

2
Tekanan tanah aktif, pa3 = g' H2 Ka = 0,95 t/m
Gaya tanah aktif, Pa3 = 1/2 pa2 H2 = 1,18 t/m
ya3 = 1/3 H2 = 0,83 m

2
Tekanan air, pw = gw Hw = 2,5 t/m
Gaya aktif air, Pw = 1/2 pw Hw = 3,125 t/m
yw = 1/3 Hw = 0,83 m

2
Tekanan kohesi aktif, pca = ̶2 c √Ka = -1,7034 t/m
Gaya kohesi aktif, P ca = 1/2 pc (H1 + H2)= -2,56 t/m
yc = 1/2 (H1 + H2)= 1,50 m

Gaya aktif total, Pat = Pa1 + Pa2 + Pa3 + Pw - Pca = 8,69 t/m
za = (Pa1 ya1 + Pa2 ya2 + Pa3 ya3 + Pw yw + Pca yc )/Pat = 0,02 m

2
p6 = 4c - (g H1 + g' H2) = 1,80 t/m

2 p6 (H1 + H2- h1) = 9,90 t/m

2 Pat ( H1 + H2 - h1 - za) = 47,39 ton

2
p6 D + 2 p6 (H1 + H2 - h1) - 2 Pat ( H1 + H2 - h1 - za) = 0

dengan trail and error, didapat D = 3,0715 m

2
p6 D + 2 p6 (H1 + H2 - h1) - 2 Pat ( H1 + H2 - h1 - za) ≈ 0,0041

D actual = 1,3 x D = 3,99 m


Panjang papan sheetpile = D actual + H1 + H2 = 6,99 m → digunakan panjang = 7,00 m
D terpasang = panjang papan sheetpile - (H1 + H2) = 4,00 m

Gaya angkur, F = Pat - p6 D terpasang = 1,49 ton/m


Jarak antar tiang, s = 1,25 m
Gaya angkur, Ft = F . s = 1,86 ton

46
Analisa Konsolidasi pada timbunan

Angka pori awal, e0 = 1.85

Indek pemampatan, cc = 0.58

Tebal lapisan lempung, H = 20 m


3
Berat volume tanah jenuh, gsat = 1.52 ton/m

2
Beban overburden, p0 = ((gsat - gw) x H/2) = 5.20 ton/m

Beban surcharge, Dp:

2
Berat volume tanah timbunan, g = 1.75 ton/m

Tinggi tanah timbunan, H2 = 1.5 m

Beban tambahan yang bekerja pada lapisan lempung, Dp,


2
Dp = g x H2 = 2.63 ton/m

Penurunan, S = ((cc x H)/(1 + e0)) x log ((p0 + Dp)/p0)

s1 = (cc x H)/(1 + e0) = 4.07

s2 = log ((p0 + Dp)/p0) = 0.18

Penurunan, S = ((cc x H)/(1 + e0)) x log ((p0 + Dp)/p0) = 0.72 m

2
Koefisien konsolidasi, cv = 0.03088 cm /det (asumsi)

Panjang aliran rata-rata, Hdr = H/2 = 10 m = 1000 cm

Untuk t90, Tv = 0.848

2
Waktu konsolidasi, t90 = (Tv x Hdr )/cv = 27465587.04 det

t90 = 0.88 tahun = 10.60 bulan

Untuk t0, Tv = 0 Untuk t0 = 0 det = 0 bulan


Untuk t10, Tv = 0.008 Untuk t10 = 259109.312 det = 0.099965 bulan
Untuk t20, Tv = 0.031 Untuk t20 = 1004048.58 det = 0.387364 bulan
Untuk t30, Tv = 0.071 Untuk t30 = 2299595.14 det = 0.887189 bulan
Untuk t40, Tv = 0.126 Untuk t40 = 4080971.66 det = 1.574449 bulan
Untuk t50, Tv = 0.197 Untuk t50 = 6380566.8 det = 2.461638 bulan
Untuk t60, Tv = 0.287 Untuk t60 = 9295546.56 det = 3.586245 bulan
Untuk t70, Tv = 0.403 Untuk t70 = 13052631.6 det = 5.035737 bulan
Untuk t80, Tv = 0.567 Untuk t80 = 18364372.5 det = 7.08502 bulan
Untuk t90, Tv = 0.848 Untuk t90 = 27465587 det = 10.59629 bulan
Untuk t100, Tv = 1.75 Untuk t100 = 56680161.9 det = 21.86735 bulan

47
Posisi Turap Beton
pada Dermaga

Gambar 26. Posisi Turap Beton Pada Dermaga

48
Gambar 27. Rencana Turap Beton

49
Gambar 28. Detail dan Tampak Sheetpile

50
BAB 4
KESIMPULAN

Kesimpulan
Berikut adalah rangkuman hasil perhitungan struktur dan Pondasi pada Pekerjaan
Perencanaan Dermaga CPO PT. Mitra Aneka Rezeki di Kabupaten Banyuasin,
Provinsi Sumatera Selatan.

1. Rekap Penulangan Struktur

Tul.
Nama Dimensi Tul tump. Tul. Lap.
sengkang
Lantai 30 cm D13 - 150 (dipasang 2 lapis)
Balok 1 30/50 atas 4 D19 atas 2 D19  8-100
bawah 2 D19 bawah 4 D19  8-100
Balok 2 40/60 atas 4 D19 atas 2 D19  8-150
bawah 2 D19 bawah 4 D19  8-150
Balok Fender 35/200 atas 3 D19, bawah 3 D19  8-200
D13-150  8-200
Balok Pipa CPO 15/30 atas 2 D13  8-100
bawah 2 D13  8-100

2. Rekap Pondasi
Pondasi Dermaga direncanakan menggunakan Spunpile diameter 30 cm,
panjang 26 meter.

51
3. Sheetpile
Dinding Penahan Tanah menggunakan Sheetpile uk. 18x55 cm (K-350),
panjang 9 m. dan sebagai perkuatan sheetpile, menggunakan minipile persegi
ukuran 25x25 cm panjang 18 m.

52

Anda mungkin juga menyukai