MERENCANAKAN DERMAGA
2.1 (1)
2.2 Kemiringan Dasar Laut
Kemiringan dasar laut diperoleh dengan menghitung kemiringan menggunakan peta kontur batimetri
dari hasil pengolahan data batimetri. Kemiringan dasar laut dikategorikan menurut Verstappen (1953)
yang mengacu pada United State Soil System Managemen (USSSM) dan Universal Soil Loss Equation
(USLE). Perhitungan kemiringan dasar laut menggunakan rumus sebagai berikut:
∆H atau ∆H
Tan a = S = x 100%
L L
Keterangan :
S : nilai kemiringan dasar laut (%)
α : besarnya sudut (o ) kemiringan dasar laut (slope)
∆H : selisih elevasi antara dua kontur batimetri (m)
L : jarak horizontal (tegak lurus) antara kedua garis kontur batimetri (m)
Sehingga,
∆H ∆H
Tan a = S = x 100%
L L
8 8
Tan a = = x 100%
220 220
Tan a = 0.0364 S = 3.6364 %
a = arc tan 0.0364
a = 2.083 o
Pengklasifikasian nilai kemiringan lereng didasarkan pada klasifikasi Van Zuidam (1985) yang
ditampilkan pada Tabel 2.1 Klasifikasi kemiringan lereng(slope).
Tabel 2.1 Klasifikasi Kemiringan Lereng (Slope) (Van Zuidam, 1985)
Sifat Kelas Lereng (%) Morfologi (o)
Datar hingga hampir datar 0 - 2% 0 - 2o
Agar miring atau landai 2 - 7% 2 - 4o
Miring dengan besaran yang tinggi atau bergelombang 7 - 15% 4 - 8o
Agak curam 15 - 30 % 8 - 16o
Curam 30 - 70 % 16 - 35o
Sangat Curam 70 - 140% 35 - 55o
Curam Sekali > 140 % > 55o
2.3 Menghitung Panjang, Lebar, Kedalaman Dasar Kolam Dermaga dan Elevasi Dermaga
Untuk menghitung panjang dermaga, digunakan data kapal yang akan dilayani, yaitu kapal
penumpang dengan gross tonnage = 18000 Ton sebanyak 2 buah. Untuk karakteristik kapal barang,
dapat dilihat pada buku pelabuhan (Bambang Triadmojo, halaman 37, tabel 1.2) atau pada tabel
dibawah ini
2.3 (3)
maka,
LP = n x Loa + ( n + 1 ) x 10% x Loa
= 2 x 163.8 + ( 2 + 1 ) x 10% x 163.8
= 376.74 m diambil LP = 377 m
Dapat dilihat pada gambar 6.29 penentuan lebar apron ( Bambang Triatmodjo
Perencanaan Pelabuhan, Hal 216)
Untuk perencanaan lebar apron dengan 2 jalur kendaraan maka digunakan a d = 7.5 m
ad e
6.0 15.0
7.8 12.6
9.0 10.5
10.8 9.0
12.9 7.5
2.3 (4)
Rumus Umum :
d = Lp - 2 x e
2A
b =
d - e
Dimana :
A : Luas Gudang / Luas Lapangan Penumpukan Peti Kemas
L : Panjang Kapal yang ditambat
b : Lebar Gudang
a : Lebar Apron
e : Lebar Jalan
d = Lp - 2 x e
= 377.00 - 2 x 11.36
= 354.2857 m
Direncananakn Luas Gudang = 25000 m2, karena jumlah kapal yang akan merapat
ke dermaga 2 buah maka lebar lapangan :
2A
b =
d - e
50000
=
354.2857 - 11.36
= 145.803 m ≈ 146 m
2.3 (5)
Diketahui :
- Clearence = 0,8 - 1,0 m digunakan = 1.0 m
- Taraf kapal = 0,5 - 1,5 m digunakan = 1.5 m
2.3 (6)
2.4 Menghitung Turning Basin, Lebar dan Kedalaman Alur Pelayaran
2.4.1 Turning Basin
Luas kolam putar yang digunakan untuk mengubah arah kapal minimum adalah luasan lingkaran dengan
jari-jari 1,5 kali panjang kapal total (Loa) dari kapal terbesar yang menggunakannya.
Apabila perputaran kapal dilakukan dengan bantuan jangkar atau menggunakan kapal tunda, luas kolam
putar minimum adalah luas lingkaran dengan jari-jari sama dengan panjang total kapal (Loa).
(Sumber: Bambang Triatmodjo Perencanaan Pelabuhan, Hal. 156)
A = π x r2
= 3.14 x 60368.49
= 189653.205 m2
A = π x r2
= 3.14 x 26830.44
= 84290.313 m2
Untuk mendapatkan kondisi operasi yang ideal kedalaman air di alur masuk harus cukup besar untuk
memungkinkan pelayaran pada muka air terendah dengan kapal bermuatan penuh. Kedalaman air dalam
alur pelayaran dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti yang ditunjukkan dalam Gambar dibawah ini:
Untuk mendapatkan kondisi operasi yang ideal kedalaman air di alur masuk harus cukup besar untuk
memungkinkan pelayaran pada muka air terendah dengan kapal bermuatan penuh. Kedalaman air dalam
alur pelayaran dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti yang ditunjukkan dalam Gambar dibawah ini:
Dengan
d = Draft Kapal
G = Gerak vertikal kapal
karena gelombang
d R = Ruang kebebasan bersih
P = ketelitian pengukuran
S = Pengendapan sedimen
G
antara dua pengerukan
P K = Toleransi pengukuran
R
m
2.4.4 Perencanaan Squat
Squat adalah pertambahan draft kapal terhadap muka air yang disebabkan oleh kecepatan kapal.
Squat ini diperhitungkan berdasarkan dimensi, kecepatan kapal dan kedalaman air
Gambar Squat
(Sumber: Bambang Triatmodjo Perencanaan, Pelabuhan, Hal. 149)
Besar Squat dapat dihitung dengan menggunnakan rumus berikut yang didasarkan dengan
percobaan dilaboratorium (Bruun P. 1981)
Δ Fr²
z = 2.4 x x
Lpp 1- Fr²
dengan :
z = Squat
Δ = Volume air yang dipindahkan (m3)
Lpp = Panjang garis Air (m)
v
Fr = Angka Froude =
g x h
v = Kecepatan (m/dtk) (dari soal)
g = Percepatan gravitasi (m/dtk2)
h = Kedalaman Air
2.4.4 (11)
C. Angka Froude (Fr)
v
Fr =
( g x h )0,5
0.169
=
( 9.81 x 6.24 )0,5
= 0.0216
Pengaruh squat sangat kecil, sehingga elevasi dasar laut nominal dapat langsung
menggunakan draft terkoreksi ditambah clearence.
2.4.4 (12)
TABLE: Element Forces - Frames
Frame Station OutputCase CaseType P V2 V3 T M2 M3 FrameElem ElemStation
Text m Text Text KN KN KN KN-m KN-m KN-m Text m
1 0 DEAD LinStatic 145.562 195.161 0 0 0 1331.0937 1-1 0
1 6.175 DEAD LinStatic 145.562 195.161 0 0 0 125.9747 1-1 6.175
1 12.35 DEAD LinStatic 145.562 195.161 0 0 0 -1079.1443 1-1 12.35
2 0 DEAD LinStatic -918.293 145.562 0 0 0 1079.1443 2-1 0
2 0.5 DEAD LinStatic -918.293 204.048 0 0 0 991.7419 2-1 0.5
2 1 DEAD LinStatic -918.293 262.533 0 0 0 875.0967 2-1 1
2 1.5 DEAD LinStatic -918.293 321.019 0 0 0 729.2088 2-1 1.5
2 2 DEAD LinStatic -918.293 379.504 0 0 0 554.0781 2-1 2
2 2.5 DEAD LinStatic -918.293 437.99 0 0 0 349.7047 2-1 2.5
2 3 DEAD LinStatic -918.293 496.475 0 0 0 116.0885 2-1 3
2 3.5 DEAD LinStatic -918.293 554.961 0 0 0 -146.7704 2-1 3.5
2 4 DEAD LinStatic -918.293 613.446 0 0 0 -438.8721 2-1 4
2 4.5 DEAD LinStatic -918.293 671.932 0 0 0 -760.2165 2-1 4.5
2 5 DEAD LinStatic -918.293 730.417 0 0 0 -1110.8037 2-1 5
3 0 DEAD LinStatic -679.071 -43.169 0 0 0 332.6708 3-1 0
3 0.5 DEAD LinStatic -679.071 15.316 0 0 0 339.6341 3-1 0.5
3 1 DEAD LinStatic -679.071 73.802 0 0 0 317.3547 3-1 1
3 1.5 DEAD LinStatic -679.071 132.287 0 0 0 265.8325 3-1 1.5
3 2 DEAD LinStatic -679.071 190.773 0 0 0 185.0676 3-1 2
3 2.5 DEAD LinStatic -679.071 249.258 0 0 0 75.0599 3-1 2.5
3 3 DEAD LinStatic -679.071 307.744 0 0 0 -64.1906 3-1 3
3 3.5 DEAD LinStatic -679.071 366.229 0 0 0 -232.6837 3-1 3.5
3 4 DEAD LinStatic -679.071 424.715 0 0 0 -430.4197 3-1 4
3 4.5 DEAD LinStatic -679.071 483.2 0 0 0 -657.3984 3-1 4.5
3 5 DEAD LinStatic -679.071 541.686 0 0 0 -913.6198 3-1 5
4 0 DEAD LinStatic -449.318 -25.839 0 0 0 452.4373 4-1 0
4 0.5 DEAD LinStatic -449.318 32.646 0 0 0 450.7357 4-1 0.5
4 1 DEAD LinStatic -449.318 91.132 0 0 0 419.7913 4-1 1
4 1.5 DEAD LinStatic -449.318 149.617 0 0 0 359.6042 4-1 1.5
4 2 DEAD LinStatic -449.318 208.103 0 0 0 270.1743 4-1 2
4 2.5 DEAD LinStatic -449.318 266.588 0 0 0 151.5017 4-1 2.5
4 3 DEAD LinStatic -449.318 325.074 0 0 0 3.5863 4-1 3
4 3.5 DEAD LinStatic -449.318 383.559 0 0 0 -173.5718 4-1 3.5
4 4 DEAD LinStatic -449.318 442.045 0 0 0 -379.9727 4-1 4
4 4.5 DEAD LinStatic -449.318 500.53 0 0 0 -615.6163 4-1 4.5
4 5 DEAD LinStatic -449.318 559.016 0 0 0 -880.5027 4-1 5
5 0 DEAD LinStatic -213.992 61.316 0 0 0 531.9805 5-1 0
5 0.5 DEAD LinStatic -213.992 119.801 0 0 0 486.7012 5-1 0.5
5 1 DEAD LinStatic -213.992 178.287 0 0 0 412.1792 5-1 1
5 1.5 DEAD LinStatic -213.992 236.772 0 0 0 308.4144 5-1 1.5
5 2 DEAD LinStatic -213.992 295.258 0 0 0 175.4068 5-1 2
5 2.5 DEAD LinStatic -213.992 353.743 0 0 0 13.1565 5-1 2.5
5 3 DEAD LinStatic -213.992 412.229 0 0 0 -178.3365 5-1 3
5 3.5 DEAD LinStatic -213.992 470.714 0 0 0 -399.0724 5-1 3.5
5 4 DEAD LinStatic -213.992 529.2 0 0 0 -649.0509 5-1 4
5 4.5 DEAD LinStatic -213.992 587.685 0 0 0 -928.2722 5-1 4.5
5 5 DEAD LinStatic -213.992 646.171 0 0 0 -1236.7363 5-1 5
6 0 DEAD LinStatic -646.171 -213.992 0 0 0 -1236.7363 6-1 0
6 6.175 DEAD LinStatic -646.171 -213.992 0 0 0 84.6615 6-1 6.175
6 12.35 DEAD LinStatic -646.171 -213.992 0 0 0 1406.0593 6-1 12.35
7 0 DEAD LinStatic -773.586 239.222 0 0 0 1510.9219 7-1 0
7 6.175 DEAD LinStatic -773.586 239.222 0 0 0 33.7237 7-1 6.175
7 12.35 DEAD LinStatic -773.586 239.222 0 0 0 -1443.4745 7-1 12.35
10 0 DEAD LinStatic 0 0 0 0 0 0 10-1 0
10 0.5 DEAD LinStatic 0 0 0 0 0 0 10-1 0.5
10 1 DEAD LinStatic 0 0 0 0 0 0 10-1 1
10 1.5 DEAD LinStatic 0 0 0 0 0 0 10-1 1.5
10 2 DEAD LinStatic 0 0 0 0 0 0 10-1 2
10 2.5 DEAD LinStatic 0 0 0 0 0 0 10-1 2.5
10 3 DEAD LinStatic 0 0 0 0 0 0 10-1 3
10 3.5 DEAD LinStatic 0 0 0 0 0 0 10-1 3.5
10 4 DEAD LinStatic 0 0 0 0 0 0 10-1 4
10 4.5 DEAD LinStatic 0 0 0 0 0 0 10-1 4.5
10 5 DEAD LinStatic 0 0 0 0 0 0 10-1 5
11 0 DEAD LinStatic -567.525 229.753 0 0 0 1471.3871 11-1 0
11 6.175 DEAD LinStatic -567.525 229.753 0 0 0 52.665 11-1 6.175
11 12.35 DEAD LinStatic -567.525 229.753 0 0 0 -1366.0571 11-1 12.35
12 0 DEAD LinStatic -497.7 235.327 0 0 0 1493.7996 12-1 0
12 6.175 DEAD LinStatic -497.7 235.327 0 0 0 40.6582 12-1 6.175
12 12.35 DEAD LinStatic -497.7 235.327 0 0 0 -1412.4832 12-1 12.35
1. Pembebanan
a. Beban Mati (WDL)
● Data Perencanaan :
- Dimensi balok induk (b x h) = 0.80 x 1.00 m (direncanakan)
- Tebal pelat (tpelat) = 0.15 m (direncanakan)
- Tinggi genangan air hujan (hair hujan) = 0.05 m
- Tinjauan perpanel arah X dan arah Y, dengan
Lx = 5.0 m (Jarak as ke balok)
Ly = 5.0 m (Jarak as ke balok)
2.5.1 (15)
b. Beban Hidup (WLL)
● Beban Hidup Merata Di Atas Dermaga (WLL1)
WLL1 = Beban Hidup Merata Di Atas Dermaga
= 400 kg/m2
= 4.0 kN/m2
● Beban Merata Akibat Tekanan Roda (WLL2)
8,8 ton 8,8 ton
Distribusi Tegangan Roda Arah Memanjang Distribusi Tegangan Roda Arah Melintang
2.5.1 (16)
● Beban Hidup (WLL)
Total beban hidup (WLL)
WLL = WLL1 + WLL2 + WLL2
= 4 + 4.800 + 5.600
= 14.400 kN/m2
Perhitungan berdasarkan metode koefisien momen PBI 1971. Dalam hal ini setiap panel ditinjau pada
kondisi jepit sempurna
Diketahui
qu = Wult = 27.960 kN/m2
Lx = 5.0 m
5.0 m
Ly = 5.0 m
Ly 5.0
= = 1.0
5.0 m Lx 5.0
Berdasarkan tabel koefisien momen, momen di pelat persegi yang menumpu pada keempat tepinya
akibat beban merata :
2.5.1 (17)
Sehingga diperoleh :
Mlx = + 0.001 . qu . Lx2 . x
= + 0.001 . 27.960 . 25.0 . 21
= + 14.679 kN.m
2.5.1 (18)
- Rasio Kekuatan Bahan (m)
Fy
m =
0.85 x F'c
400
=
0.85 x 30
= 15.686
ρmaks = 0.75 x ρb
= 0.75 x 0.033
= 0.024
1 2 x m x k
ρperlu = x 1 - 1 -
m Fy
1 2 x 15.686 x 1.713
= x 1 - 1 -
15.686 400
= 0.0044
2.5.1 (19)
Syarat
ρmin < ρperlu < ρmaks
0.0035 < 0.0044 < 0.024
maka, digunakan ρperlu = 0.0044
Asperlu = ρperlu x b x d
= 0.0044 x 1000 x 103.5
= 459.185 mm 2
2.5.1 (20)
- Tinggi efektif (d)
d = h - ds - 1
/2 x Øtul
= 150 - 40 - 1
/2 x 16
= 102 mm
ρmaks = 0.75 x ρb
= 0.75 x 0.033
= 0.024
2.5.1 (21)
1 2 x m x k
ρperlu = x 1 - 1 -
m Fy
1 2 x 15.686 x 4.367
= x 1 - 1 -
15.686 400
= 0.012
Syarat
ρmin < ρperlu < ρmaks
0.0035 < 0.0121 < 0.0244
maka, digunakan ρperlu = 0.0121
Asperlu = ρperlu x b x d
= 0.0121 x 1000 x 102
= 1229.920 mm 2
2.5.1 (22)
2.5.2 Gaya Geser Dasar Horizontal Akibat Gempa
1 Akibat Pembebanan Horizontal (Beban Mati VDL)
● Beban Plat (VDL1)
VDL1 = Lp x La x t x ɣbeton
= 377 x 15 x 0.15 x 24
= 20358.000 kN
Lebar Apron
n arah x = + 1
Lx
15
= + 1
5
= 4.000 buah = 4 buah
Lp
n arah y = + 1
Ly
377
= + 1
5
= 76.40 buah = 77 buah
Volume Balok x = b x h x Lp
= 0.8 x 1 x 377
= 301.600 m 3
VDL2 = ( Vx . n + Vy . n ) . γbeton
= ( 301.600 . 4 + 12.000 . 77 ) . 24
= 51129.600 kN
ket:
Ct & x = Ditentukan dari tabel
hn = Ketinggian struktur, di atas dasar sampai tingkat tertinggi struktur (m)
0.651
Cs max = 8
( )
2.5.2 (2019) (27)
Cs max =
( 1.5 )
= 0.122
Untuk struktur yang berlokasi di daerah dimana S1 ≥ 0,6g maka nlai Cs harus tidak kurang dari :
0,5 S1
Cs min = R
( Ie
)
0.19618056
= 8
( 1.5
)
= 0.037
karena Cs > Cs Max, maka diambil nil 0.174
Tabel distribusi gaya geser horizontal akibat gaya gempa sepanjang tinggi pelabuhan dalam
arah X dan Y
hi Wi W i ∙ hi Fi (xi , yi) Untuk tiap portal
Tingkat
(m) (kN) (kN.m) (kN) 1
/(5+1) ∙ Fix 1/(71+1) ∙ Fiy
1 11.63 125786.12 1462263.65 21831.339 5457.835 283.524
Σ 1462263.65 21831.339 5457.835 283.524
2.50 m
A B
2.50 m
5.00 m
A = n x 1
/2 x a x t
= 2 x 1
/2 x 5.00 x 2.50
= 12.50 m 2
• Beban Segitiga
- Beban Mati = A x WDL
= 12.50 x 4.10
= 51.250 kN
• Reaksi Tumpuan
RAV = RBV = 1
/2 x Beban Segitiga
Beban Mati = 1
/2 x 51.250
= 25.625 kN
Beban Hidup = 1
/2 x 180.000
= 90.000 kN
2.5.3 (29)
• Momen Maksimum Ditengah Bentang (Beban Simetris)
2.50 m
A B 1 m
Q
5.00 m
2.50 m
- Beban Mati
Q = n x 1
/2 x a x t x WDL
= 2 x 1
/2 x 2.5 x 2.5 x 4.10
= 25.625 kN
Mmaks = RAV x 2 - Q x 1
/3 x 2
= 25.62 x 2 - 25.62 x 1
/3 x 2
= 34.167 kN.m
- Beban Hidup
Q = n x 1
/2 x a x t x WLL
= 2 x 1
/2 x 3 x 3 x 14.40
= 90.00 kN
Mmaks = RAV x 2 - Q x 1
/3 x 2
= 90.00 x 2 - 90.00 x 1
/3 x 2
= 120.000 kN.m
2.5.3 (30)
- Beban Hidup (qek LL)
Mmax = 1
/8 x qek LL x L2
8 x Mmax
qek DL =
L2
8 x 120.000
=
25
= 38.4 kN/m'
Sehingga
qDL = qek DL + Berat Sendiri Balok
= 10.933 + 19.2
= 30.133 kN/m'
qLL = qek LL
= 38.4 kN/m'
•
Dari Hasil Analisis menggunakan SAP 2000, diperoleh nilai gaya dalam maksimum, sebagai berikut :
2.5.3 (31)
3. Penulangan Balok Induk
• Perencanaan Tulangan Daerah Tumpuan
- Data Perencanaan
Mmaks = 2081.780 kN.m = 2081779800.00 N.mm
Lebar Balok (b) = 800 mm
Tinggi Balok (h) = 1000 mm
Selimut beton (sb) = 40 mm
Diameter Tulangan Pokok (Øp) = 36 mm
Diameter Tulangan Sengkang (Øs) = 16 mm
2.5.3 (32)
0.85 x F'c x β 600
ρb = x
Fy 600 + Fy
0.85 x 30 x 0.85 600
= x
400 600 + 400
= 0.033
ρmaks = 0.75 x ρb
= 0.75 x 0.0325
= 0.024
1 2 x m x k
ρperlu = x 1 - 1 -
m Fy
1 2 x 15.686 x 3.793
= x 1 - 1 -
15.686 400
= 0.010
Syarat
ρmin < ρperlu < ρmaks
0.003 < 0.010 < 0.024
maka, digunakan ρmax = 0.010
Asperlu = ρperlu x b x d
= 0.010 x 800 x 926
= 7644.088 mm 2
2.5.3 (33)
- Jarak Tulangan (S)
b - 2 x sb - 2 x ϕs - n x ϕp
S =
n - 1
800 - 2 x 40 - 2 x 16 - 8 x 36
=
8 - 1
= 57.14286 mm ≈ 50 mm ≥ 25 mm ....AMAN!
Jarak minimum Antar Tulangan (Smin) = 25 mm (Ukuran Agregat Terbesar)
maka, digunakan tulangan 8Ø36
b ≤ b + ( 16 x hf )
= 800 + ( 16 x 150 )
= 3200 mm
b ≤ L
= 5000 mm
2.5.3 (34)
- Menghitung Momen Tahanan (MR)
MR = 0.8 x 0.85 x F'c x bef x hf x ( d - /2
hf
)
= 0.8 x 0.85 x 30 x 1250 x 150 x ( 932 - 75 )
= 3278025000 N.mm
Check
MR > Mu
3278025000 N.mm > 2197517700 N.mm ...Balok Persegi
karena MR > Mu maka Balok T diperhitungkan sebagai balok persegi
ρmaks = 0.75 x ρb
= 0.75 x 0.033
= 0.024
2.5.3 (35)
1 2 x m x k
ρperlu = x 1 - 1 -
m Fy
1 2 x 15.686 x 2.530
= x 1 - 1 -
15.686 400
= 0.007
Syarat
ρmin < ρperlu < ρmaks
0.0035 < 0.0067 < 0.024
maka, digunakan ρperlu = 0.0067
2.5.3 (36)
• Perencanaan Tulangan Geser
- Data Perencanaan
Vmaks = 863.451 kN = 863451 N
Lebar Balok (b) = 800 mm
Tinggi Balok (h) = 1000 mm
Selimut beton (sb) = 40 mm
Diameter Tulangan Pokok (Øp) = 36 mm
Diameter Tulangan Sengkang (Øs) = 16 mm
Check
ϕVc > Vmaks
405.753 kN > 863.451 kN dibutuhkan tulangan geser
2.5.3 (37)
• Perencanaan Tulangan Torsi
- Data Perencanaan
Mmaks = 2197.5177 kN.m = 2197517700 N.mm
Lebar Balok (b) = 800 mm
Tinggi Balok (h) = 1000 mm
Selimut beton (sb) = 40 mm
Diameter Tulangan Torsi (ØT) = 16 mm
- ϕ Tc
F'c
ϕ Tc = ϕ x x b2 x h
15
30
= 0.6 x x 640000 x 1000
15
= 140216974.721 N.mm
Check
ϕTc > Tmaks
140216975 N.mm > 3662529500 N.mm dibutuhkan tulangan torsi
b1 = b - 2 x sb - Øs
= 800 - 2 x 40 - 16
= 704 mm
h1 = h - 2 x sb - Øs
= 1000 - 2 x 40 - 16
= 904 mm
2.5.3 (38)
h1
2 +
b1
αt =
3
904
2 +
704
=
3
= 1.095 ≤ 2 ....AMAN!
b1 + h1 2 x ϕ Ts
At = x
b1 x h1 αt x ϕ x Fy
704 + 904 2 x 3522312525.28
= x
704 x 904 1.095 x 0.6 x 400
= 67748.187 mm 2
Dipasang tulangan memanjang pada kedua sisi. Untuk tiap sisinya direncanakan menggunakan 4
tulangan, sehingga :
Perkiraan Luas At
=
Tulangan Total 4
67748.187
=
4
= 16937 mm2
As = 1
/4 x π x ØT2
= 1
/4 x π x 256
= 201.0619 mm 2
Ast = 4 x As
= 4 x 201.06193
= 804.2477 mm2
Check
804.2477 < 16937 ....dapat digunakan!
2.5.3 (39)
2.6 Rencanakan Konstruksi Dasar Dermaga dengan Tiang Pancang
2.6.1 Perencanaan Pile Cap
Untuk keseragaman dan nilai estetika (keindahan dan kemudahan) dalam pengerjaannya, maka pile
cap direncanakan dengan penampang yang sama. Ditinjau pile cap yang menerima beban yang
paling besar ialah pile cap yang ada di tengah bentang
Balok Arah Y
Pile Cap
5.0
4,6 m m
Balok Arah X
4,6 m
5.0 m
4,6 m 4,6 m
5.0 m 5.0 m
Balok Arah Y
5.0 m
Pile Cap
2,3 m
Balok Arah X
5.0 m
2,3 m
2,3 m 2,3 m
5.0 m 5.0 m
2.6.1 (40)
Diketahui :
• ɣbeton = 2400 kg/m3 = 24 kN/m3
• ɣair = 1000 kg/m3 = 10 kN/m3
• Tinggi genangan air hujan = 0.05 m
• Dimensi Pelat Tinjauan Perpanel (Arah x dan Arah Y)
- Panjang Pelat (Lpelat) = 5 m
- Lebar Pelat (bpelat) = 5 m
- Tebal Pelat (hpelat) = 0.15 m
• Dimensi Balok Tinjauan Perpanel (Arah x dan Arah Y)
- Panjang Balok (Lbalok) = 5 m
- Lebar Balok (bbalok) = 0.8 m
- Tebal Balok (hbalok) = 1 m
2.6.1 (41)
- Beban Mati (PDL)
PDL = PDL1 + PDL2 + PDL3 + PDL4
= 1.08 + 12.5 + 90.00 + 163.2
= 266.780 kN
2.6.1 (42)
2. Pemeriksaan Kekuatan Maksimum Pile Cap (ϕPn maks)
• Diketahui :
- ϕ = 0.65 (Untuk Sengkang Persegi)
- F'c = 30 Mpa
- Fy = 400 Mpa
- APC = Luas penampang beton pile cap
= LPC x bPC
= 300 x 500
= 150000 mm 2
ϕ Pn maks = ϕ x Pn maks
= 0.65 x 4408.2
= 2865.33 kN
Check
ϕ Pn maks > Pult
2865.33 kN > 896.136 kN ....Aman!
Dapat disimpulkan, bahwa dimensi Pile Cap (PC) yang direncanakan tersebut aman terhadap
beban aksial yang terjadi.
2.6.1 (43)
3. Menghitung Momen yang Terjadi Pada Pile Cap (M)
• Beban Merata Pada Pile Cap (q)
Pult
q =
L
896.14
=
5
= 179.227 kN/m
179.23
q = 700,480 kN/m'
2.6.1 (44)
4. Perhitungan Tulangan Geser
• Perencanaan Tulangan Geser
- Data Perencanaan
Vmaks = 515.2782 kN = 515278.2 N
Panjang Pile Cap (LPC) = 300 mm
Lebar Pile Cap (bPC) = 500 mm
Tinggi Pile Cap (hPC) = 300 mm
Selimut beton (sb) = 40 mm
Diameter Tulangan Pokok (Øp) = 20 mm
Diameter Tulangan Sengkang (Øs) = 13 mm
Check
ϕVc > Vmaks
38.943 kN > 515.2782 kN dibutuhkan tulangan geser
2.6.1 (45)
2.6.2 Gaya-Gaya yang Bekerja Pada Dermaga
Gaya-gaya yang bekerja pada dermaga dapat dibedakan menjadi gaya vertikal dan
horizontal. Gaya vertikal meliputi berat sendiri bangunan dermaga, beban hidup, beban
peralatan bongkar muat (Crane) dan sebagainya. Gaya horizontal dapat dibedakan menjadi gaya
benturan kapal ketika kapal merapat ke dermaga (gaya sandar, berthing forces) dan gaya tambat
(mooring forces) yaitu gaya yang ditimbulkan ketika kapal bertambat di dermaga yang
disebabkan oleh angin, arus dan gelombang.
Kapal yang merapat ke dermaga akan mempunyai sudut terhadap sisi dermaga dan
mempunyai kecepatan tertentu. Dalam perencanaan kapal diasumsikan bermuatan penuh
dan merapat dengan sudut 10o terhadap sisi depan dermaga dengan benturan kapal dapat
dihitung dengan rumus sebagai berikut :
w x Vx2
E = x Cm x Ce x Cs x Cc
2 x g
(Sumber : Perencanaan Pelabuhan, Bambang Triatmodjo, 2010, hal. 218)
Keterangan :
E = Energi benturan (ton.m)
Vx = Komponen tegak lurus sisi dermaga dari kecepatan kapal pada saat membentur
dermaga (m/det)
Dimana:
π d
Cm = 1 + x
2 x cb B
W
Cb =
Lpp x B x d x γAir Laut
Keterangan :
Lpp = Panjang garis air (m) = 152.9046 m
d = Draft kapal (m) = 6.24 m
B = Lebar kapal (m) = 21.28 m
γAir Laut = 1.025 t/m3
2.6.2 (46)
• Koefisien Massa (Cm)
Tabel Karakteristik Kapal
2.6.2 (47)
• Koefisien Eksentrisitas (Ce)
1
Ce =
l 2
1 +
r
Dimana :
l = Jarak sepanjang permukaan air dermaga dari pusat berat kapal sampai titik sandar kapal
r = Jari-jari putaran disekeliling pusat berat kapal pada permukaan air
(Sumber : Perencanaan Pelabuhan, Bambang Triatmodjo, 2010, hal. 220)
- Jarak sepanjang permukaan air dermaga dari pusat berat kapal sampai titik sandar kapal (l)
l = 1
/4 x Loa
= 1
/4 x 163.8
= 40.950 m
- Jari-jari putaran disekeliling pusat berat kapal pada permukaan air (r)
Grafik Jari-jari Putaran di Sekeliling Pusat Berat Kapal
2.6.2 (48)
- Koefisien Eksentrisitas (Ce)
1
Ce =
l 2
1 +
r
1
Ce =
40.95 2
1 +
33.579
= 0.402
- Kecepatan Kapal Saat Merapat (Vx)
Vx = V x sin 10
= 0.169 x sin 10
= 0.029 m/det
2.6.2 (49)
Keterangan:
Rw = Gaya akibat anging (kg)
Qa = Tekanan angin (kg/m2)
Aw = Proyeksi bidang yang tertiup angin (m 2)
Aw = B x y
= 21.28 x 12
= 255.36 m2
Diasumsikan proyeksi bidang kapal yang tertiup angin adalah 70% dari luas
bagian kapal yang berada di atas permukaan air, maka gaya pada kapal yang
diakibatkan oleh angin (Rw) adalah
Rw = 1.10 x Qa x Aw x 70%
= 1.10 x 151.263 x 255.36 x 70%
= 29742.42 kg
= 29.742 ton
Seperti halnya angin, arus yang bekerja pada bagian kapal yang terendam air juga
menyebabkan terjadinya gaya pada kapal yang kemudian diteruskan pada alat penambat
dan dermaga. Besar gaya yang ditimbulkan oleh arus, diberikan pada persamaan berikut
Vc2
Ra = cc x γAir Laut x Ac x
2 x g
(Sumber : Perencanaan Pelabuhan, Bambang Triatmodjo, 2010, hal. 223)
2.6.2 (50)
Keterangan:
Ra = Gaya akibat arus (kg)
Ac = Luas penampang kapal yang terendam air (m 2)
γAir Laut = 1025 kg/m3
Vc = Kecepatan arus (m/det) = 0.169 Knots = 0.087 m/det
Cc = Koefisien tekanan arus = 0.72 (perbandingan antara draft kapal dan
kedalaman air mendekati satu)
- Luas Penampang Kapal yang Terencam Air (A c)
AC = Lpp x B
= 152.9046 x 21.28
= 3253.81 m2
2.6.2 (51)
2.6.3 Perencanaan Tiang Pancang
Diketahui :
● Lebar apron = 15 m
● Tebal pelat (tpelat) = 150 mm = 0.15 m
● Dimensi Balok
» Lebar balok (b) = 800 mm = 0.80 m
» Tinggi balok (h) = 1000 mm = 1.00 m
● Dimensi Pile Cap (PC) :
» Lebar Pile Cap (bPC) = 500 mm = 0.50 m
» Tinggi Pile Cap (hPC) = 300 mm = 0.30 m
● ɣbeton = 2400 kg/m 3
= 2.40 t/m3
Dari perhitungan sebelumnya diketahui :
● Beban ultimate pelat dermaga = 27.960 t/m2
● Gaya akibat arus = 0.924 ton
● Gaya akibat angin = 29.742 ton
● Reaksi fender = 15.280 ton
● Gaya gempa = 1364.459 kN = 136.446 ton
● Gaya bolard (P) = 245.200 kN = 24.520 ton
Untuk merencanakan tiang pancang pendukung dermaga, dihitung gaya-gaya
vertikal dan horizontal serta momen gaya terhadap titik tengah pada posisi
dasar dermaga (Titik A)
###
● Penulangan pondasi
Direncanakan menggunakan tiang pancang lingkaran, diameter = 400 mm
» Ag = ¼ ∙ π ∙ D2
= ¼ ∙ π ∙ 400 2
= 125663.706 mm2
Kontrol :
T = 51.73 ton > 0.7 ton
Gaya horizontal yang bekerja tersebut lebih besar daripada daya dukung yang
diijinkan tiang, maka tiang miring diperlukan.
Gaya horizontal tersebut lebih besar dari gaya dukung yang diizinkan tiang, maka tiang-tiang
pancang dipancang dengan rencana kemiringan sebagai berikut
ΣH
T =
Jumlah Portal
116.256
=
6
= 19.4 < 0.7 ton
● Menentukan panjang tiang pancang
Diketahui bahwa jenis tanah pada dasar laut adalah clay (Sompressible Soil)
dengan nilai SPT = 18, maka digunakan konstruksi dasar dermaga tipe tiang
pancang
Diperoleh data hasil sondir :
» Nilai konis tanah, P = 45 kg/cm2
» Nilai kohesi, C = 607.5 kg/cm2
» Pada kedalaman tanah = 30 m
Dari hasil sondir di atas, diketahui bahwa jenis tanah pada kedalaman 30 m adalah tanah
sedang sehingga telah mampu memikul seluruh beban yang terjadi di atasnya.
Namun untuk memperoleh kedalaman/panjang tiang yang efisien maka perlu
perhitungan gaya geser tiang terhadap tanah dengan data sbb :
» Nilai SPT (N) = 18
» H (kedalaman pemancangan tiang pada tanah)
» Kedalaman tanah - kedalaman kolam dermaga = 30 - -8.70
= 38.7 m
Luas tiang :
Ag = ¼ ∙
π ∙ D2
= ¼ ∙ π ∙ 600 2
= 282743.339 mm2
= 0.283 m2
Efender = ½ ∙ E
= ½ ∙ 0.149
= 0.074 ton.m
Tabel gaya reaksi dan energi fender Tipe A per panjang satu meter dan pada defleksi 45%.
Dari tabel dibawah, digunakan Fender yang memiliki energi serap lebih besar dari energi
fender yang berasal dari benturan kapal
Dalam perencanaan ini, digunakan fender model KAF 200H, dengan parameter
sebagai berikut:
» Energi serap = 1.0 ton.m
» Reaksi = 15.28 ton
» Panjang fender = 4.35 m (Dengan memperhitungkan HWL dan
LWL terhadap taraf dermaga)
2.7.1 (58)
b. Jarak antar fender
Diketahui : Kedalaman kolam dermaga = 8.70 m
Adapun jarak maksimum dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :
2
L = 2 ∙ r2 - r - h
Dimana :
h = tinggi fender = 200 mm = 0.20 m
r = jari-jari kelengkungan sisi haluan kapal
2.7.1 (59)
2.7.2 Perencanaan Bollard (Alat Penambat)
Kapal yang berlabuh ditambatkan ke dermaga dengan mengikatkan tali-tali penambat
kebagian haluan, buritan, dan badan kapal. Tali-tali penambat tersebut diikatkan pada alat
penambat yang dikenal dengan bitt yang dipasang disepanjang sisi dermaga.
Bitt dengan ukuran lebih besar disebut bollard yang diletakkan pada kedua ujung
dermaga atau ditempat yang agak jauh dari sisi muka dermaga. Bitt digunakan untuk
mengikat kapal pada kondisi cuaca normal. Sedangkan bollard selain untuk mengikat kapal
pada kondisi normal dan kondisi badai, juga dapat digunakan untuk mengarahkan kapal
merapat ke dermaga atau untuk membelok atau memutar terhadap ujung dermaga atau
dolphin.
Agar tidak mengganggu kelancaran kegiatan (bongkar muat barang) maka tinggi bollard
tidak boleh lebih dari 50 cm di atas lantai dermaga. (Sumber : Perencanaan Pelabuhan,
Bambang Triatmodjo, 2010, hal 283).
Berdasarkan tabel gaya tarik bollard dan jarak antar bollard, dengan displacement kapal
= 7260 ton, maka diperoleh :
» Gaya bolard (P) = 245.200 kN
» Jarak antar bolard = 13.630 m
Hasil Interpolasi
» Gaya bolard tegak lurus tambatan = 18.630 kN/m
» Gaya bolard sepanjang tambatan = 13.630 kN/m
Digunakan kapasitas bollard 70 ton, dengan spesifikasi dimensi sebagai mana ditunjukan pada
tabel di atas.
Adapun jumlah Bollard yang digunakan berdasarkan jumlah kapal rencana yaitu 2 buah, maka
jumlah Bollard yang digunakan juga 2 buah.
● Perencanaan Bitt
Diketahui : Jumlah kapal (n) = 2 buah
Panjang dermaga (Lp) = 377.0 m
Gross tonnage (GT) = 11000 ton
(Sumber : https%3A//www.google.com&tiba=Dock%20Bollard%20Supplier%2 C
%20China%20Marine%20Bollard%20Manufacturer%20-%20Hi-Sea%20Marine" />)
Digunakan kapasitas bitt 50 ton, dengan spesifikasi dimensi sebagai mana ditunjukan pada
tabel di atas.
Tabel hasil perhitungan
Nama Nilai Satuan
Gross tonnage 11000 Ton
Panjang Kapal (Loa) 163.8 m
Draft 6.2 m
Panjang Dermaga 377 m
Lebar Apron 15 m
Lebar Area Parkir 100 m
Lebar Area Bebas 75 m
Lebar Jalan 11.36 m
Lebar Gudang 146 m
HWL 1.16 m
MSL 0.00 m
LWL -1.16 m
Clearence 1.00 m
Kedalaman Kolam -8.42 m
Lebar kapal (B) #REF! m
Jalur gerak #REF! m
Lebar keamanan antar kapal #REF! m
Lebar keamanan 30 m
Lebar alur #REF! m
Jari-jari kolam putar ( r ) #REF! m
Tulangan Lapangan (pelat lantai) Ø16 - 100 mm
Tulangan Tumpuan (pelat lantai) Ø22 - 60 mm
Lebar Balok (b) 600 mm
Tinggi Balok (h) 900 mm
Tulangan Lapangan (Balok) 5Ø36 mm
Tulangan Tumpuan (Balok) 15Ø22 mm
Tulangan Geser (Balok) Ø12 - 400 mm
Tulangan Torsi (Balok) 4Ø16 mm
Panjang Pile Cap (LPC) 600 mm
Lebar Pile Cap (bPC) 600 mm
Tinggi Pile Cap (hPC) 250 mm
Tulangan Pokok (Pile Cap) 18 mm
Tulangan Geser (Pile Cap) Ø10 -50 mm
Tipe Fender KAF-200 H
Energi Serap Fender 1.0 Ton
Reaksi Fender 15.28 Ton
Jarak Antar Fender 8 m
Jumlah Fender 46 Buah
Tipe Bollard Kydney Type Dock Bollard
Tipe Bitt Single Bitt Bollard
Tinggi Tiang Pancang 25 m
Diameter Tiang Pancang 400 mm
Tulangan Tiang Pancang 5Ø28 mm
Loa
179 198
15000 20000
h
10 11
15000 20000 19200
W
9500 12300
15000 20000 11000
2.5.2 Gaya Geser Dasar Horizontal Akibat Gempa
1 Akibat Pembebanan Horizontal (Beban Mati VDL)
● Beban Plat (VDL1)
VDL1 = Lp x La x t x ɣbeton
= 377 x 15 x 0.15 x 24
= 20358.000 kN
Lebar Apron
n arah x = + 1
Lx
15
= + 1
5
= 4.000 buah = 4 buah
Lp
n arah y = + 1
Ly
377
= + 1
5
= 76.40 buah = 77 buah
Volume Balok x = b x h x Lp
= 0.8 x 1 x 377
= 301.600 m3
VDL2 = ( Vx . n + Vy . n ) . γbeton
= ( 301.600 . 4.000 + 12.000 . 77.00 ) . 24
= 51129.600 kN
Sehingga,
T = ζ x n
= 0.17 x 1
= 0.17
Kategori gedung dan bangunan, diperoleh nilai I untuk kategori gedung umum seperti untuk
penghunian, perniagaan dan perkantoran, mempunyai faktor keamanan (I) = 1
Dalam peraturan SNI 1726 - 2002, faktor jenis struktur diubah menjadi daktilitas struktur (μ)
dan reduksi gempa (R). Direncanakan taraf kinerja struktur gedung daktail penuh, sehingga
diperoleh :
μ = 5.3
R = 8.5
Tabel distribusi gaya geser horizontal akibat gaya gempa sepanjang tinggi pelabuhan dalam
arah x dan arah y
Fiy
- Akibat beban gempa arah x (Viy) =
n kolom
128.765
=
77
= 1.672 kN