Anda di halaman 1dari 71

Perhitungan Kedalam

Langkah Perhitungan
1. Perencanaan Kapal
1 Bobot Kapal = 20000 Ton 20000000
2 Panjang Kapal (LOA) = 197 m
Panjang Garis Air (LPP) = 184.55 m
3 Bobot Kapal (B) = 25.1 m
4 Draft kapal (d) = 9.2 m

(2) Perhitungan Gerak Vertikal kapal karena gelombang dan squat (G)
G = 0,5 x B x sinα
= 0,5 x 25,1 x sin 5°
= 1.0938046 m
Pembulatan 1.09 m

(3) Perhitungan squat (Z)


Z = Squat
=
2.4

W = 20000000 Kg
∆ = 19512.195
Pembulatan 19512.19 m3
Fr = Angka Fraud
=

ditentukan :
V= 0.25 m/dt
C (Keel Clearence) = 1m
g= 9.81 m/dt2
h = Nilai Draft + C ( Keel Clearence)
= 9,2 + 1 m
= 10.2 m
maka perhitungan nilai Fr adalah

Fr =

= 0.0249923

Z = 0.0003582 m

H = d(Z)+ G + R + P + S + K
(4) Perhitungan Ruang Kebebasan Bersih
R (Ruang Kebebasan Bersih ) = 0,2 x 9,2
d = Draf Kapal
= gelombang
G = Gerak vertikal kapal karena 1.84 m dan squat
R = PRuang
(5) Perhitungan +S+K Kebebasan Bersih
P = Ketelitian Pengukuran
P + S + K =antara dua pengerukan
S = Pengendapan sedimen 1m
K = Toleransi Pengerukan
(Pelabuhan, Bambang
Kedalaman Triadmodjo,
alur Kapur hal 167 ,1997)
dapat ditentukan dengan Rumus sebagai berikut

(6)
NilaiPerhitungan Kedalaman) dapat
H ( Tinggi Gelombang Alur pelayaran
di tentukan berdasarkan Tabel Tinggi Gelombang kritis di
kolam pelabuhan pada H tabel berikut : = d+G+R+P+S+K
= 9,2 + 1,09 + 1,84 + 1 + 1 + 1
= 15.13 m
Jadi, Kedalaman alur pelayaran pada kapal = 15.13
(7) Menghitung Kedalaman Kolam

D = d + 1/2H + S + C
Jadi kedalaman Kolam
Maka pada perencanaan
di dapatkan Nilai H = kapal dengan
1.3 m bobot 20000 ton , panjang kapal (LOA)
adalah 197 m, tinggi 15,1 m , lebar
(8) Perhitungan D ( Kedalaman Kolam )(B) adalah 25,1 m dan draf adalah 9,2 m adalah 10,85 m

D = d + 1/2H + S + C
= 9,2 + 1/21,3 + 1 + 1
= 10.850358 m
Pembulatan = 10.85 m
rhitungan Kedalaman Kolam

Keterangan:
Kecepatan Gelombang = 0.25 m/det
Berat jenis air laut = 1025 kg/m3

Rencana kapal diambil dari tabel disamping


Bobot = 20000 Ton
LOA = 197 m
Beam = 25.1 m
Tinggi = 15.1 m
Draft = 9.2 m
Tentukan Kedalaman Kolam !

gan

kg

sin 5° = 0.0871557
el Clearence)

P+S+K
squat

an

7)
ngan Rumus sebagai berikut

Tabel Tinggi Gelombang kritis di

m
ot 20000 ton , panjang kapal (LOA)
af adalah 9,2 m adalah 10,85 m
Data perencanaan :
` Jumlah kapal yang akan merapat ke dermaga = 2 buah
` Tipe kapal = Kapal Penumpang
` Gross tonage = 20000 ton
` Kecepatan merapat/ sandar kapal = 0.15 m/det
Titik sentuh kapal pada 1/4L ; L = panjang kapal
` Tinggi pasang surut (dari HWL ke LWL) = 2.0 m
Dengan muka air rerata (MSL) = 0,00 m
` Elevasi dasar laut pada jarak 10m = -8.0 m
yaitu jarak dari pantai/ daratan diambil 10 s/d 25 m
` Jenis tanah pada dasar laut (sea bed) adalah clay (compressible soil) dengan nilai SPT < 20 digunakan
konstruksi dasar dermaga tipe tiang pancang
Data hasil sondir diperoleh :
P = nilai konus tanah = 45 kg/cm²
C = harga = 607.5 kg/cm²
pada kedalaman tanah = 25 m
` Kecepatan arus tegak lurus pantai = 0.15 knots
` Beban angin tegak lurus pantai = 40 kg/m²
` Data gelombang : a. Tinggi gelombang = 0.20 m
b. Kecepatan gelombang 0.20 m/det
` Koefisien gempa = 0.15
` Beban hidup merata diatas dermaga = 110 kg/m²
` Beban truk = 8.0 ton
` Beban crane kup + forklift = 10 ton
` Lebar apron = 15 m
` Ketentuan lain disesuaikan dengan Peraturan dan Persyaratan yang berlaku pada
Perencanaan Pelabuhan

1. Menghitung panjang dermaga, lebar dermaga dan kedalaman dasar kolam dermaga
a. Menghitung panjang dermaga
Untuk menghitung panjang dermaga, digunakan kapal yang akan dilayani yaitu kapal penumpang dengan
gross tonage 20000 ton sebanyak 2 buah. Untuk kapal penumpang dengan gross tonage
berdasarkan tabel DKPP (Desain Kriteria Perencanaan Pelabuhan) diperoleh karakteristik kapal sebagai
berikut :
` panjang total kapal (Loa) = 197 m
` lebar kapal (B) = 25.1 m
` draft (D) = 9.2 m
Bentuk dermaga memanjang sejajar dengan garis pantai (marginal whraft) dengan kapal - kapal bertambat
berderet memanjang.

25
15

panjang dermaga dapat dihitung dengna menggunakan rumus :


Lp = n Loa + (n-1) 15 + 2 25 keteranga
= 2 197 + 2 - 1 15 + 2 25
= 459 m
b. Menghitung lebar dermaga
Untuk menentukan lebar dermaga diperlukan data areal fasilitas yang akan digunakan untuk : terminal,
gudang, apron, jalan dan sebagainya.
diketahui :
` lebar apron = 15 m
digunakan lebar jalan (e) = 15 m
` panjang gudang (d)
d = Lp - 2e
= 459 - 2 15
= 429 m
` lebar gudang (b)
3A
b=
d - e
dengan menetapkan luas area transit = 5000 m², maka:
3 5000
b= = 36.23188406 m
429 - 15
` lebar area parkir = 50 m
` lebar jalan = 50 m
sehingga lebar total minimal pada dermaga :
L= Lapron + Lgudang + Ljalan + Lparkir + 50
= 15 + 36.23188 + 50 + 50 + + 50
= 201 m
c. Menghitung kedalaman dasar kolam dermaga
Pada umumnya kedalaman dasar kolam dermaga ditetakan berdasarkan syarat maksimum
(maximum draft) kapal yang bertambat ditambah dengan jarak aman (clearance) sebesar (0,8 - 1)m
dibawah badan kapal. Jarak aman ini ditentukan berdasarkan ketentuan operasional pelabuhan
(penambat kapal) dengan/ tanpa kapal tunda dan konstruksi dermaga tersebut.
Taraf dermaga ditetapkan antara 0,5 s/d 1,5 m diatas HWL sesuai besarnya kapal. Dengan demikian
kedalaman minimum kolam dermaga adalah :
hmin = draft + clearance digunakan clearance =
= 9.2 + 1
= 10.2 m

2. Elevasi dermaga
Elevasi dermaga = HWL + taraf dermaga
= 2.0 + 1.5
= 3.5 m
3. Menghitung turning basin, lebar alur didepan dan diluar pelabuhan , serta kedalaman alur
a. Menghitung turning basin
Luasan kolam putar (turning basin) yang digunkan untuk mengubah arah kapal, minimum adalah
luas lingkaran dengan jari-jari 1,5 kali panjang kapal total (Loa) dari kapal terbesar yang menggunakan
deramga tersebut. Apabila putaran kapal dilakukan dengan bantuan jangkar atau menggunakan
kapal tunda, maka luasan kolam putar minimum adalah luas lingkaran kolam putar sama dengan
panjang total kapal terbesar (Loa)
Rmin = 1,5 Loa Amin = ∏ r²
= 1.5 197 = 3.142 87320.25
= 295.5 m = ###
dengan demikian dibutuhkan kolam putar seluas ± 274324.656 m²
Kedalaman kolam pelabuhan diperhitungkan dari gerak osilasi kapal karena pengaruh alam, seperti :
gelombang, angin dan arus asang surut. Dihitung sebesar 1,1 kali draft kapal pada muatan penuh
dibawah elevasi muka air rencana.
h = 1,1 d
= 1.1 9.2
= 10.120 m
b. Menghitung lebar alur didepan dan diluar pelabuhan
Alur didepan pelabuhan merupakan saluran menuju dermaga, apabila pelabuhan berada didalam
daerah daratan maka direncanakan alur dua jalur sehingga dapat digambarkan sebagai berikut :

` lebar keamanan (kiri) = 1,5 B


= 1.5 25.1
= 37.65 m
` jalur gerak 1 = 1,8 B
= 1.8 25.1
= 45.18 m
` lebar keamanan antar kapal = 1,0 B
= 1.0 25.1
= 25.10 m
` jalur gerak 2 = 1,8 B
= 1.8 25.1
= 45.18 m
` lebar keamanan (kanan) = 1,5 B
= 1.5 25.1
= 37.65 m
total lebar alur = 37.65 + 45.18 + 25.10 + 45.18 + 37.65 =
c. Menghitung kedalaman alur
kedalaman air dalam alur elayaran dipengaruhi oleh berbagai faktor dan ditentukan dengan persamaan
berikut :
H= D + G + R + P + S + K
dimana :
H = kedalaman air total
d = draft kapal
G = gerak vertikal kapal karena gelombang squat
R = ruang kebebasan bersih
P = ketelitian pengukuran
S = pengendapan sedimen antara dua pengerukan
K = toleransi pengukuran

` Draft kapal
Berdasarkan data yang diperoleh, diketahui draft sebesar 9.200 m, nilai ters
dengan angka koreksi minimum sebesar 0,3 m
d' = draft + 0.3
= 9.200 + 0.3
= 9.500 m
` Squart
Squart adalah pertambahan draft kapal terhadap muka air yang disebabkan oleh kecepatan kapal.
Dua faktor yang menentukan besar squat adalah kedalaman alur dan kecepatan kapal. Squat dihitung
berdasarkan kecepatan maksimum yang diijinkan. Besar squtat dihitung dengan persamanaan :

 Fr 2
z  2,4
dengan : Lpp 2 1  Fr 2
∆ = volume air yang dipindahkan (m³)
Lpp = panjang garis air (m)
Fr = angka Fraude = V/√gh (tak berdimensi)
V = kecepatan (m/det)
g = percepatan gravitasi (m/det²)
h = kedalaman air (m)

* volume yang diindahkan


W = γair laut x ∆ dimana :
20000 = 1.025 ∆ γair laut
∆ = 19512.20 m³
* angka fraude
V dimana :
Fr =
g h h=
0.20
=
9.81 10.500
= 0.0197061
* panjang garis air
Lpp = 0.846 Loa1,0193
= 0.846 218.1470901456
= 184.55243826
sehingga besar squat adalah :
19512.20 0.000388
z = 2.4
34059.6025 1- 0.0003883307
= 2.4 0.57288382 0.0003884061
= 0.0005340277
kesimpulan :
pengaruh squat sangat kecil sehingga elevasi dasar alur nominal dapat langsung menggunakan terkoreks
ditambah clearance.
Perhitungan plat dermaga
* direncanakan balok induk 50 / 70
* direncanakan balok anak 30 / 30 arah x dan arah y
* direncanakan tebal plat 25 cm

1. Beban mati
` berat aspal = 0.03 x 2.4 ton/m² = 0.072 ton/m²
` berat sendiri plat = 0.25 x 2.2 ton/m² = 0.55 ton/m²
` berat air hujan = 0.05 x 0.1 ton/m² = 0.005 ton/m² +
qDL = 0.627 ton/m²
2. Beban hidup

(su

La = b + 2(1/2ht + haspal) Lp = b + 2(1/2h


= 50 + 2 1/2 25 + 5 = 30 + 2
= 85 mm = 65 mm
P 8.0
` beban truck = = = 14.480 ton/m²
A 0.85 0.65
` beban hidup merata diatas dermaga = 0.11 ton/m²
` beban crane sebesar P = 10 ton, bekerja pada bidang dengan luasan (A) =
maka beban crane/ forklift = P/A = 1.1111111111 ton/m²
qLL = 15.701 ton/m²
jadi beban terfaktor adalah :
qvu = 1,2qDL + 1,6qLL
= 1.2 0.627 + 1.6 15.701
= 25.874 ton/m²
* Perencanaan plat berdasarkan metode PBI 1971 (metode koefisien momen)
` Lx 5
= = 1.25
Ly 4

` momen lapangan arah x


Mlx = + 0.001 qtotal Lx² x
= + 0.001 25.874 25 29.5 = 19.08 tm
` momen lapangan arah y
Mly = + 0.001 qtotal Lx² x
= + 0.001 25.874 25 19.5 = 12.61 tm
` momen tumpuan arah x
Mtx = - 0.001 qtotal Lx² x
= - 0.001 25.874 25 66.5 = -43.01 tm
` momen tumpuan arah y
Mty = - 0.001 qtotal Lx² x
= - 0.001 25.874 25 56.5 = -36.55 tm
* Perhitungan penulangan
a. denah lapangan arah x
` Mu = Mlx = 19.08 tm = 19081779 Nmm
direncanakan :
` fc' = 35 mpa
` Fy = 450 mpa
`b = 1000 mm
`h = 200 mm
` φ tulangan pokok = 18 mm
` φ tulangan begel = 12 mm
` selimut beton = 40 mm
maka :
` tinggi efektif
d = h - (selimut beton + 1/2φ tulangan pokok + φ begel)
= 200 - 40 + 1/2 18 + 12
= 139.00 mm
` menghitung momen perlu
Mu
Mn perlu =
φ Þ digunakan kekuatan reduksi u
19081779 lentur sebesar = 0.8
=
0.8
= 23852223.7 Nmm
` menghitung koefisien tahanan
Mn perlu 23852223.70
Rn = = = 1.2345232494
b d² 1000 19321.0
` menghitung rasio penulangan
Fy 450
m= = = 15.126
β1 x fc' 0.85 35
rasio penulangan perlu
1 2 m Rn
ρ perlu = 1 - 1 -
m Fy
1 2 15.126 1.23452
= 1 - 1 -
15.126 450
= 0.0028027977
rasio penulangan minimum
1.4 1.4
ρ min = = = 0.0031111111 > ρperlu, maka digunakan ρmin
Fy 450
rasio penulangan maksimum
0.85 fc' 600
ρ max = 0.75 β1 +
Fy 600 + Fy
0.85 35 600
= 0.75 0.85 +
450 600 + 450
= 0.024083333 > ρ perlu
………….. OK!!!
` menghitung luasan tarik (As)
As = ρ b d
= 0.0031111 1000 139.00
= 432.444 mm² = 4.324 cm²
direncanakan menggunakan besi φ = 18 mm
As tul = 1/4 x ∏ x D²
= 0.25 ∏ 324
= 254.469 mm²
` menghitung jumlah tulangan
As 432.444
n = = 1.6993992826 = 4 batang
As tul 254.469
` menghitung jarak tulangan
b 1000
jarak = = = 333.33 mm = ### cm
(n-1) 4 - 1
b. denah lapangan arah y
` Mu = Mly = 12.61 tm = 12613379 Nmm
direncanakan :
` fc' = 35 mpa
` Fy = 450 mpa
`b = 1000 mm
`h = 200 mm
` φ tulangan pokok = 18 mm
` φ tulangan begel = 12 mm
` selimut beton = 40 mm
maka :
` tinggi efektif
d = h - (selimut beton + 1/2φ tulangan pokok + φ begel)
= 200 - 40 + 1/2 18 + 12
= 139.00 mm
` menghitung momen perlu
Mu
Mn perlu =
φ Þ digunakan kekuatan reduksi u
12613379 lentur sebesar = 0.8
=
0.8
= 15766724.1 Nmm
` menghitung koefisien tahanan
Mn perlu 15766724.14
Rn = = = 0.816040792
b d² 1000 19321.0
` menghitung rasio penulangan
Fy 450
m= = = 15.126
β1 x fc' 0.85 35
rasio penulangan perlu
1 2 m Rn
ρ perlu = 1 - 1 -
m Fy
1 2 15.126 0.81604
= 1 - 1 -
15.126 450
= 0.0018390016
rasio penulangan minimum
1.4 1.4
ρ min = = = 0.0031111111 > ρperlu, maka digunakan ρmin
Fy 450
rasio penulangan maksimum
0.85 fc' 600
ρ max = 0.75 β1 +
Fy 600 + Fy
0.85 35 600
= 0.75 0.85 +
450 600 + 450
= 0.024083333 > ρperlu ………….. OK!!!
` menghitung luasan tarik (As)
As = ρ b d
= 0.0031111 1000 139.00
= 432.444 mm² = 4.324 cm²
direncanakan menggunakan besi φ = 18 mm
As tul = 1/4 x ∏ x D²
= 0.25 ∏ 324
= 254.469 mm²
` menghitung jumlah tulangan
As 432.444
n = = 1.6993992826 = 4 batang
As tul 254.469
` menghitung jarak tulangan
b 1000
jarak = = = 333.33 mm = ### cm
(n-1) 4 - 1

c. denah tumpuan arah x


` Mu = Mtx = -43.01 tm = -43014858 Nmm
direncanakan :
` fc' = 35 mpa
` Fy = 450 mpa
`b = 1000 mm
`h = 200 mm
` φ tulangan pokok = 18 mm
` φ tulangan begel = 12 mm
` selimut beton = 40 mm
maka :
` tinggi efektif
d = h - (selimut beton + 1/2φ tulangan pokok + φ begel)
= 200 - 40 + 1/2 18 + 12
= 139.00 mm
` menghitung momen perlu
Mu
Mn perlu =
φ Þ digunakan kekuatan reduksi u
43014858 lentur sebesar = 0.8
=
0.8
= 53768572.07 Nmm
` menghitung koefisien tahanan
Mn perlu 53768572.07
Rn = = = 2.7829083419
b d² 1000 19321.0
` menghitung rasio penulangan
Fy 450
m= = = 15.126
β1 x fc' 0.85 35
rasio penulangan perlu
1 2 m Rn
ρ perlu = 1 - 1 -
m Fy
1 2 15.126 2.78291
= 1 - 1 -
15.126 450
= 0.0065041907
rasio penulangan minimum
1.4 1.4
ρ min = = = 0.0031111111 < ρperlu ………….. OK!!!
Fy 450
rasio penulangan maksimum
0.85 fc' 600
ρ max = 0.75 β1 +
Fy 600 + Fy
0.85 35 600
= 0.75 0.85 +
450 600 + 450
= 0.024083333 > ρperlu ………….. OK!!!
` menghitung luasan tarik (As)
As = ρ b d
= 0.006504191 1000 139.00
= 904.083 mm² = 9.041 cm²
direncanakan menggunakan besi φ = 18 mm
As tul = 1/4 x ∏ x D²
= 0.25 ∏ 324
= 254.469 mm²
` menghitung jumlah tulangan
As 904.083
n = = 3.552819774 = 4 batang
As tul 254.469
` menghitung jarak tulangan
b 1000
jarak = = = 333.33 mm = ### cm
(n-1) 4 - 1
d. denah tumpuan arah y
` Mu = Mty = -36.55 tm = -36546458 Nmm
direncanakan :
` fc' = 35 mpa
` Fy = 450 mpa
`b = 1000 mm
`h = 200 mm
` φ tulangan pokok = 18 mm
` φ tulangan begel = 12 mm
` selimut beton = 40 mm
maka :
` tinggi efektif
d = h - (selimut beton + 1/2φ tulangan pokok + φ begel)
= 200 - 40 + 1/2 18 + 12
= 139.00 mm
` menghitung momen perlu
Mu
Mn perlu =
φ Þ digunakan kekuatan reduksi u
36546458 lentur sebesar = 0.8
=
0.8
= 45683072.51 Nmm
` menghitung koefisien tahanan
Mn perlu 45683072.51
Rn = = = 2.3644258845
b d² 1000 19321.0
` menghitung rasio penulangan
Fy 450
m= = = 15.126
β1 x fc' 0.85 35
rasio penulangan perlu
1 2 m Rn
ρ perlu = 1 - 1 -
m Fy
1 2 15.126 2.36443
= 1 - 1 -
15.126 450
= 0.005481527
rasio penulangan minimum
1.4 1.4
ρ min = = = 0.0031111111 > ρperlu, maka digunakan ρmin
Fy 450
rasio penulangan maksimum
0.85 fc' 600
ρ max = 0.75 β1 +
Fy 600 + Fy
0.85 35 600
= 0.75 0.85 +
450 600 + 450
= 0.024083333 > ρperlu ………….. OK!!!
` menghitung luasan tarik (As)
As = ρ b d
= 0.0031111111 1000 139.00
= 432.444 mm² = 4.324 cm²
direncanakan menggunakan besi φ = 18 mm
As tul = 1/4 x ∏ x D²
= 0.25 ∏ 324
= 254.469 mm²
` menghitung jumlah tulangan
As 432.444
n = = 1.6993992826 = 4 batang
As tul 254.469
` menghitung jarak tulangan
b 1000
jarak = = = 333.33 mm = ### cm
(n-1) 4 - 1

Perencanaan sistim fender dan alat penambat (bollard)


a. Perencanaan sistim fender
` tipe kapal = penumpang
` bobot = 20000 ton
` panjang total kapal (Loa) = 197 m
` lebar kapal (B) = 25.1 m
` draft (d) = 9.2 m

dari data diatas dapt ditentukan :


` panjang garis air (Lpp)
Lpp = 0.846 Loa 1.0193
= 0.846 197.0 1.0193
= 184.5524 m
` additional weight
dari tabel diperoleh besar additional weight sebesar = 3353 ton
maka jumlah beban vertikal adalah
` vertikal weight = gross tonage + additional tonage
= 20000 + 3353
= 23353 ton
` menghitung energi benturan
W V²
E = Cm Ce Cs Cc
2g
keterangan :
E = energi benturan (ton meter)
V = komponen tegak lurus sisi dermaga dari kecepatan kapal pada saat membentur dermaga (m/det)
g = percepatan gravitasi
Cm = koefisien massa
Ce = koefisien eksentrisitas
Cs = koefisien kekerasan (diambil = 1)
Cc = koefisien tambatan (diambil = 1)

* menghitug koefisien massa (Cm)


W keterangan :
` Cb =
Lpp B d γo Cb = koefisien blok
23353 d = draft kapal (m
=
184.5524 25.1 9.20 1.025 B = lebar kapal (m
= 0.5346 Lpp = panjang garis
∏d γo = berat jenis air
` Cm = 1 +
2 Cb B
∏ 9.20
=1 +
2 0.5346 25.1
= 2.0770
* menghitug koefisien eksentrisitas (Ce)
L + (L+r)² sinφ
` Ce =
L + (L+r)²
dimana dermaga di desain dengan sudut : 10 °
r = 1/4 Loa L = r cosφ
= 1/4 197.0 = 49.25 0.985
= 49.25 m = 48.5018 m
maka ;
48.501782 + 48.50178 49.25 2 sin 10
` Ce =
48.502 + 48.5017818359 49.25 2
990876.0829
=
5705997.13
= 0.1737 ~ 1
W V²
E = Cm Ce Cs Cc
2g
23353 0.15 ²
= 2.0770 1 1 1
2 9.81
= 55.6228 tm
sedangkan utuk menerima energi benturan kapal dibutuhkan minimal 2 fender, maka :
E fender = 1/2 E
= 1/2 55.6228
= 27.8114 tm
Dalam perhitungan direncanakan menggunakan fender type V (karet seibu). Dari tabel 7.2 dan 7.3 (Buku Pelabu
Bambang Triadmojo) dipilih type 800H (V-800H) dengan sesifikasi :
` gaya reaksi permeter = 60.0 ton
` energi absorsi permeter = 16.00 ton
` panjang fender = 3.50 m
sehingga :
` gaya reaksi (reaction load) = 60.0 x 3.50 = 210 tm
` energi absorsi (absortion energy) = 16.00 x 3.50 = 56 tm
syarat :
energi absorsi > energi fender
56 > 27.8114 …………….OK!!
jadi fender yang digunakan adala fender dengan type V-500H karena aman untuk digunakan

b. Perencanaan Bollard
Besarnya gaya tarik kapal pada bollard untuk kapal dengan bobot (gross tonage) sebesar
nilai berdasarkan tabel 6.2 pada Buku Bambang Triadmojo halaman 174 yaitu :
` gaya tarik pada bollard = 50
` gaya tarik pada bitt = 35
dengan demikian dari tabel dimensi bollard untuk bollard dengan kapasitas gaya tarik sebesar
ukuran bollard sebagai berikut :
` dimensi bollard
D= 350 mm H1 = 70
Bo = 560 mm H2 = 613
B1 = 840 mm H3 = 160
H= 330 mm T = 27
Ho = 123 mm Berat = 360
` dimensi baut
d2 = 56 mm H= 6
L= 1150 mm Berat = 132
` dimensi bollard
d3 = 225 mm Jumlah = 6
t2 = 45 mm Berat = 108
Adapun jumlah bollard yang digunakan didasarkan pada jumlah kapal rencana yang akan dilayani, yakni 2 buah
Maka jumlah bollard kapal rencana adalah 6 buah, dan jumlah bitt rencana adalah 12 buah dengan jarak antara b
adalah 20 meter.
Untuk jarak maksimum antar bitt didasarkan pada ukuran kapal (bobot) yang dalam hal ini 20000 ton, maka
jarak maksimum antar bitt = 20 meter

Perencanaan Tiang Pancang


Gaya - gaya yang bekerja pada dermaga dapat dibedakan menjadi gaya lateral dan vertikal. Gaya lateral meliputi g
benturan kapal, gaya tarikan kapal, gaya akibat angin, gaya akibat arus dan gaya gempa. Sedangkan gaya vertikal
beban mati dan beban hidup yang terdapat pada dermaga.
Gaya vertikal
` Gaya akibat angin
Angin berhembus ke badan kapal yang ditambahkan akan menyebabkan gerakan kapal yang bisa menimbulka
gaya pada dermaga. Apabila arah angin menuju dermaga, maka gaya tersebut berupa benturan ke dermaga.
Sedangkan bila arahnya meninggalkan dermaga maka akan menyebabkan tarikan kapal pada alat penambat.
Besar gaya angin tergantung pada hembusan angin dan dapat dihitung dengan rumus :
Rw = 1.1 Qa Aw keterangan : Rw = Gaya akibat angin (kg)
Qa = Tekanan angin (kg/m²), diketa
Aw = Proyeksi bidang yang tertiup a
diambil Aw =1 x 1 = 1
maka ;
Rw = 1.1 40 1
= 44 kg

` Gaya akibat arus


Seperti halnya angin, arus yang bekerja pada bagian kapal yang terendam air juga akan menyebabkan terjadin
gaya pada kapal yang diteruskan pada kapal yang kemudian diteruskan pada dermaga melalui alat penambat.
Berat gaya yang ditimbulkan oleh arus diberikan dalam persamaan berikut :
Rf = 0.14 S V² keterangan : Rf = Gaya akibat arus (kg)
S = Luas tampang yang terendam air (m²
V = Kecepatan arus (m/s)
` V = 0.15 knots = 0.15 x 0.5144 = 0.077166 m/s
` S = panjang kapal x lebar kapal
= 197 x 25.1
= 4944.700 m²
maka ;
Rf = 0.14 4944.700 0.0059545916
= 4.1221136414 kg

` Gaya benturan kapal


Pada waktu merapat ke dermaga, kapal masih mempuyai kecepatan sehingga akan terjadi benturan antara kap
dan dermaga. Gaya benturan kapal yang harus ditahan dermaga tergantung energi benturan yang diserap oleh
fender yang dipasang pada dermaga. Gaya benturan bekerja secara horizontal dan dapat dihitung berdasarkan
energi benturan. Oleh karena itu, perhitungan untuk gaya benturan kapal akan dijelaskan pada perencanaan fe
` Gaya benturan kapal
Didalam subbab 1.1 dan 1.2 diberikan cara menghitung gaya yang ditimbulkan oleh angin dan arus pada kapa
Gaya tersebut menyebabkan gaya benturan pada dermaga atau gaya tarik pada alat penambat yang ditetapkan
dermaga. Gaya tarikan kapal juga dapat dihitung dengan cara berikut ini, (OCDI 1998)
` Gaya tarikan kapal pada bollard diberikan pada tabel untuk kapal dengan berbagai GRT. Selain gaya terseb
yang bekerja secara horizontal, bekerja juga gaya vertikal sebesar 1/2 dar nilai yang tercantum dalam tabel
` Gaya tarikan kapal pada bit diberikan pada tabel berikut untuk berbagai ukuran kapal dalam GRT yang bek
dalam semua arah
` Gaya tarikan kapal dengan ukuran yang tidak tercantum dalam tabel tersebut (kapal dengan bobot < 200 to
> dari 100000 ton) dan fasilitas tambatan pada cuaca buruk harus ditentukan dengan memperhatikan cuaca
dan kondisi laut, kondisi alat penambat dan data pengukuran gaya tarikan

` Gaya gempa (koefisien gempa)


Persamaan untuk menghitung besarnya koefisien gempa telah dimaksudkan pada masing - masing klasifikasi
gempa, kondisi tanah dasar dan tingkat kepentingan suatu bangunan.
koedisien gempa = koefisien daerah gempa x koefisien gempa x koefisien perhitungan b
Besarnya koefisien daerah gempa adalah sama dengan yang tertera dalam PMI-70-M-1-18, besarnya koefisie
tanah dasar adalah sebagaimana yang tercantum dalam BKPP, demikian juga koefisien tingkat kepentingan.
Besarnya gaya gempa yag bekerja pada kondisi konstruksi adalah sama dengan berat sendiri dikali koefisien g
atau gaya gempa adalah berat sendiri ditambah 50% muatan luas dikali koefisien gempa. Gaya gempa tersebu
bekerja pada titik berat dari konstruksi, arah kerja gempa harus diperkirakan pada segala arah. Besarnya gaya
gempa dihitung dengan rumus :
F =Kw keterangan : F= Gaya gema
= (k L B) W w= Beban vertikal dengan muatan
= f Ka L B k= Koefisien gempa
f= Koefisien sesuai tingkat pengg
pelauhan, f=z)
Ka = Koefisien dasar gempa
B= Faktor tanah yang menukung
L= Faktor lajur gempa di indones
` L1 = ###
` L2 = ###
` L3 = ###
Berdasarkan koefisien tanah (gempa dasar), ditentukan tinggi rendah bangunan untuk H > 10m, Ka = 0,1
` Untuk daerah Palu, koefisien daerah (Ha) = ### karena Palu secara geogr
(lihat pada peta daerah PMI 1970 5,5)
` Dengan nilai C = 0.50 kondisi tanah dasarnya termasuk kelas II, diasumsikan kedalam lapisan antara 2
maka koefisien tanah dasarnya adalah 1.00 (DKPP 2-6 ayat a)
` Pelabuhan adalah bangunan spesalis yang sangat terpengaruh oleh aktifitas sosial dan ekonomi suatu daera
sehingga pelabuhan dalam klasifikasi bangunan tergolong kelas A (DKPP 3-6 ayat a)
maka ;
### x 1.00 x 1.00 = 0.15
Untuk merencanakan tiang pancang pendukung dermaga dihitung gaya - gaya vertikal dan horizontal serta m
terhadap sebuah titik O.
Tabel perhitungan gaya vertikal dan momen terhadap titik O
No Gaya Vertikal (t/m) Lengan ke O Momen ke
1 Q = 0.110 15 = 1.65 0 0
2 0.25 15 24 = 9 0 0
3 0.3 0.3 24 = 0.216 -6.25 -1.35
4 0.3 0.3 24 = 0.216 -2.5 -0.54
5 0.3 0.3 24 = 0.216 2.5 0.54
6 0.3 0.3 24 = 0.216 6.25 1.35
7 0.7 0.5 24 = 0.84 -7.25 -6.09
8 0.7 0.5 24 = 0.84 -5 -4.2
9 0.7 0.5 24 = 0.84 0 0
10 0.7 0.5 24 = 0.84 5 4.2
11 0.7 0.5 24 = 0.84 7.25 6.09
12 0.7 2.5 24 = 4.2 -6.25 -26.25
13 0.7 5 24 = 8.4 -2.5 -21
14 0.7 5 24 = 8.4 2.5 21
15 0.7 2.5 24 = 4.2 6.25 26.25
16 0.6 0.6 24 = 0.864 -7.25 -6.264
17 0.6 0.6 24 = 0.864 -5 -4.32
18 0.6 0.6 24 = 0.864 0 0
19 0.6 0.6 24 = 0.864 5 4.32
20 0.6 0.6 24 = 0.864 7.25 6.264
ΣV = 45.234 ΣM = 0.000

Tabel perhitungan gay horizontal dan momen terhadap titik O


No Gaya horizontal (t) Lengan ke O Momen ke
1 Gaya akibat arus = 0.0041 0.3 0.0012
2 Gaya akibat angin = 0.044 0.3 0.0132
3 Reaksi fender = 56 0.3 16.8
ΣH = 56.0481 ΣM = 16.8144

Balok melintang adalah = 15 m, dan jarak antara balok melintang = 5 m, untuk


gaya - gaya dari momen adalah
`V = 45.234 5 = 226.17 ton
`M = 16.8144 4 = 67.2577465364 ton
`H = 56.0481 ton
Perhitungan daya dukung tiang pancang
Diketahui ` Jenis tanah = Lempung
`P = 45 kg/cm²
`C = 607.5 kg/cm²
`L = 25 m
`V = 226.17 tom
Dari gaya vertikal diatas digunkan dimensi tiang pancang persegi dengan panjang sisi (D) =
kemampuan untuk 1 tiang pancang = 556 kN/m².
Direncanakan jumlah tiang pancang sebanyak = 5 buah tiang untuk bentang = 15
adalah : 5 x 556 = 2780 kN
` Keliling taing pancang (As) = 4 0.254 = 1.0160 m
` Luas tiang pancang (Ap) = 0.254 0.254 = 0.06452 m²
` Berat tiang pancang (w) = 0.064516 25 24 = 38.710 kN

1. Menghitung daya dukung pada ujung tiang pancang (Qp)


Qp = P Ap
= 450 0.064516
= 29.0322 kN
2. Menghitung daya dukung pada selimut tiang pancang (Qs)
Qs = C As L
= 6075 1.0160 25
= 154305 kN
3. Menghitung daya dukung ultimate tiang pancang (Qult)
Qult = Qp + Qs
= 29.0322 + 154305
= 154334 kN
4. Daya dukung tiang (Qall)
Qult
Qall = ; diambil angka keamanan (Fs) = 3
Fs
154334
=
3
= 51444.6774 kN
5. Kontrol daya dukung
Qall > V + w
51444.68 > 226.170 + 38.710 ……………..OK!!

Direncanakan jumlah tiang pancang yang mendukung dermaga sebanyak 5 buah untu
dengan penempatan tiang seperti terlihat pada gambar, jarak tiang tersebut terhadap titik O adalah
X1 = X2 = -7.5 X5 = X6 = 5
X3 = X4 = -5 X7 = X8 = 7.5
X4 = X5 = 0
Σx² = 56 + 25 + 0 + 25 + 56.25 = 162.5 m²
Gaya vertikal yang bekerja pada tiang pancang dihitung dengan rumus berikut :
V ΣM.x
p = +
n Σx²
maka :

p1 = 226.17 +
67.257747 -7.5
= 42.1297963137 ton
5 162.5
226.17 67.257747 -5
p2 = + = 43.1645308758 ton
5 162.5
226.17 67.257747 0
p3 = + = 45.234 ton
5 162.5
226.17 67.257747 5
p4 = + = 47.3034691242 ton
5 162.5
226.17 67.257747 7.5
p5 = + = 48.3382036863 ton
5 162.5

Gaya horizontal yang bekerja pada tiang pacang adalah :


H 56.048
T= = = 11.21 > 0.7
n 5
Gaya horizontal tersebut lebih besar dari pada gaya dukung yang diijinkan tiang, untuk bisa menahan gaya horizon
maka tiang - tiang dipncang dengan kemiringan 10 : 1
Tiang m : 1 V (t) h (t) P (t)
1 - 42.1297963 42.1297963137 42.129796314
2 - 43.1645309 43.1645308758 43.164530876
3 10 : 1 45.23400 4.5234 45.23400
4 10 : 1 47.3034691 4.7303469124 47.303469124
5 10 - 1 48.3382037 48.3382036863 48.338203686
Σh = 142.8862777882
Gaya horizontal yang bekerja pada kepala tiang :
H - Σh = 56.0481 - 142.8863 = -86.8381556746
-86.838
T = = -17.36763113
` 5
karena gaya yang bekerja pada tiang lebih kecil dari pada gaya dukung ijin berarti tiang tersebut aman

Menentukan panjang tiang


1. Menentukan gesekan
1 1 k0 ; keterangan : `k = Keliling tiang
p = k z² tan Ф
3 2 z = Panjang tiang daam tanah
dimana k0 = 1 + tan²Ф
maka :
1 1
p = 1.0160 z² 1 + tan² 30 tan 30
3 2
= 0.1304 z²
2. Tingkat lekatan
1
p = k z c
3
dimana c 0.5 t/m²
maka :
1
p = 1.0160 z 0.5
3
= 0.16933 z
Gaya dukung total = 0.1304 z² + 0.1693333333 z
Dengan menyamakan gaya daya dukung tiang total dengan gaya maksimum yang bekerja pada satu tiang, maka ak
didapat panjang tiang yang harus dipancang
p total = 0.1304 z² + 0.169333 z
142.89 = 0.1304 z² + 0.169333 z
dengan menggunakan cara trial dan eror, maka didapat ilai z = ### m, namun dila
### m
al Penumpang

pang dengan
an gross tonage 20000 ton
pal bertambat

keterangan Lp = panjang dermaga


n = jumlah kapal
an clearance = 1m

87320.250

190.76 m
m, nilai tersebut ditambahkan

dimana :
γair laut = 1.025 ton/m³
W = berat kapal (ton)
dimana :
h = draft' + clearance
= 9.500 + 1.0
= ### m

unakan terkoreksi
(sumber : PPPJR 1987 Bab III pasal 7.2)

b + 2(1/2ht + haspal)
1/2 25 + 5

3 m x 3m
+
kuatan reduksi untuk beban aksial tarik
kuatan reduksi untuk beban aksial tarik
kuatan reduksi untuk beban aksial tarik
kuatan reduksi untuk beban aksial tarik
koefisien blok kapal
draft kapal (m)
lebar kapal (m)
panjang garis air (m)
berat jenis air laut (t/m³)
7.3 (Buku Pelabuhan :

20000 ton, dieroleh nilai-

50 ton, dieroleh

mm
mm
mm
mm
kg

buah
kg

buah
kg
ani, yakni 2 buah.
gan jarak antara bitt

ton, maka

lateral meliputi gaya


an gaya vertikal adalah
bisa menimbulkan
n ke dermaga.
alat penambat.

n (kg/m²), diketa 40 kg/m²


ang yang tertiup angin (m²)

yebabkan terjadinya
i alat penambat.

erendam air (m²)

nturan antara kapal


ang diserap oleh
ung berdasarkan
a perencanaan fender
n arus pada kapal.
yang ditetapkan pada

elain gaya tersebut


ntum dalam tabel
m GRT yang bekerja

n bobot < 200 ton dan


perhatikan cuaca

asing klasifikasi daerah

ien perhitungan beban


esarnya koefisien
at kepentingan.
dikali koefisien gempa
ya gempa tersebut
h. Besarnya gaya

al dengan muatan hidup penuh

uai tingkat pengguna (dihitung untuk bangunan

yang menukung bangunan


empa di indonesia, terbagi atas 3 lajur yaitu :

m, Ka = 0,1
alu secara geografis terletak pada daerah III

lapisan antara 20m-50m

nomi suatu daerah


orizontal serta momen

Momen ke O
0
0
-1.35
-0.54
0.54
1.35
-6.09
-4.2
0
4.2
6.09
-26.25
-21
21
26.25
-6.264
-4.32
0
4.32
6.264
0.000

Momen ke O
0.0012
0.0132
16.8
16.8144

m, untuk pias sepanjang4 m,


0.254 m, dengan

15 m, maka kemampuan taing pancang

buah untuk panjang benta 15 m


han gaya horizontal

ng daam tanah
tu tiang, maka akan

m, namun dilapangan dipancang pada kedal


TABEL DIMENSI FENDER SEIBU V
(dalam milimeter kecuali ditentukan lain)

DIMENSI 1300H 1000H 800H 600H 500H 400H

H 1.300 1.000 800 600 500 400


L 4.000 3.500 3.500 3.500 3.500 3.500
h 1.235 935 740 550 460 360
h1 65 65 60 50 40 40
l 4.850 4.200 4.100 4.150 4.050 3.950
l1 425 350 300 325 275 225
l2 460 400 360 285 260 230
l3 230 200 180 185 160 140
s 4.450 3.900 3.840 3.920 3.850 3.780
s1 900 1.200 1.050 1.020 1.000 1.200
s2 900 0 0 0 0 0
s3 875 750 870 940 925 690
s4 200 150 130 115 100 85
s5 2.030 1.600 1.350 1.050 860 710
B 815 625 500 375 315 250
b 1.625 1.250 1.000 750 625 500
b1 2.250 1.800 1.550 1.210 1.000 840
t 38 35 35 32 25 19
t1 364 280 225 168 140 108
u 10 10 8 6 5 4
Baut Ø (in) 3 2,50 2,50 2,00 1,75 1,50
Jumlah Baut 10 8 8 8 8 8
Sumber : Seibu Rubber Chemical Co. Ltd (dalam AF Quinn)

ENERGI REAKSI DEFLEKSI


TYPE (Ton-mtr) (Ton) (mm)

Sistem Fender Tunggal


(standar per meter, defleksi 45 %)

300H 2,25 22,50 135,00


400H 4,00 30,00 180,00
500H 6,25 37,50 225,00
600H 9,00 45,00 270,00
800H 16,00 60,00 360,00
1000H 25,00 75,00 450,00
1300H 42,25 97,50 585,00
Sistem Fender Ganda
(standar per meter, defleksi 45 %)
Sistem Fender Ganda
(standar per meter, defleksi 45 %)

300H 4,50 19,50 270,00


400H 8,00 26,00 360,00
500H 12,50 32,50 450,00
600H 18,00 39,00 540,00
800H 32,00 52,00 720,00
1000H 50,00 65,00 900,00
1300H 84,50 84,50 1.170,00
Sumber : Seibu Rubber Chemical Co. Ltd (dalam AF Quinn)

TUGAS PELABUHAN
300H

300
3.000
265
35
3.350
175
195
130
3.200
1.000
0
600
75
530
188
375
645
16
80
3
1,25
8
am AF Quinn)

LAMPIRAN 5
TABEL. DIMENSI KAPAL PADA PELABUHAN

DIMENSI KAPAL
TIPE PELABUHAN BOBOT DRAFT PANJANG
(DWT) (m) (m)
1. GATE WAL PORT
a. Kapal Kontainer 15.000 - 25.000 9,0 - 12,0 175 - 285
b. Kapal Barang Umum 8.000 - 20.000 8,0 - 10,0 135 - 185
c. Kapal Barang dari Collector 5.000 - 7.000 8 100 - 130
d. Kapal Penumpang 3.000 - 5.000 5,0 - 6,0 100 - 135
2. COLLECTOR PORT
a. Dari Pelabuhan Pengumpul 5.000 - 7.000 7,5 100 - 130
b. Dari Pelabuhan Cabang 500 - 3.000 4,0 - 6,0 50 - 90
3. TRUNK PORT
a. Kapal Barang
- Dari Pelabuhan Pengumpul 500 - 3.000 4,0 - 6,0 50 - 90
- Dari Pelabuhan Feeder 500 - 1.000 6,0
b. Kapal Perintis 700 - 1.000 6,0
4. FEEDER PORT
a. Kapal Barang < 7.000 6,0
b. Kapal Perintis 500 - 1.000 6,0

TABEL. GAYA TARIKAN KAPAL

GAYA TARIK PADA GAYA TARIK PADA


BOBOT KAPAL BOLLARD BITT
(GRT)
(TON) (TON)

200 - 500 15 15
501 - 1.000 25 25
1.001 - 2.000 35 25
2.001 - 3.000 35 35
3.001 - 5.000 50 35
5.001 - 10.000 70 50 (25)
10.001 - 15.000 100 70 (25)
15.001 - 20.000 100 70 (35)
20.001 - 50.000 150 100 (35)
50.001 - 100.000 200 100 (50)

Nilai dalam kurung adalah untuk gaya pada tambatan yang dipasang
disekitar tengah kapal yang mempunyai tidak lebih 2 (dua) tali
pengikat.
TABEL. JARAK ANTAR FENDER

KEDALAMAN AIR JARAK ANTAR


(m) FENDER (m)

4 - 6 4 - 7
6 - 8 7 - 10
8 - 10 10 - 15

TUGAS PELABUHAN
HAN

PANJANG
PANJANG DERMAGA
(m)

175 - 285 300


135 - 185 200
100 - 130 150
100 - 135 165

100 - 130 150


50 - 90 110

50 - 90
75
75

75
LAMPIRAN 4
TABEL. KECEPATAN KAPAL MERAPAT PADA DERMAGA

KOMPONEN KECEPATAN YANG ARAHNYA TEGAK LURUS


TINGKAT DERMAGA PADA SAAT KAPAL MENUMBUK DERMAGA
FAKTOR KESULITAN ( m/dtk )
PADA SAAT
LOKASI MENDEKATI
DERMAGA DL =
s.d. DL =
5.000 -
DL = 5.000 10.000 - 100.000
10.000

1. Angin keras dan ada Sweel sulit 0.75 0.55 0.40

2. Angin keras dan ada Sweel mudah 0.60 0.45 0.30

3. Angin yang moderat dan normal 0.45 0.35 0.20


ada sweel

4. Terlindung sulit 0.25 0.20 0.15

5. Terlindung mudah 0.20 0.15 0.10

TABEL. KOEFISIEN KONDISI TANAH

TANAH DASAR KELAS 1 KELAS 2 KELAS 3


FAKTOR 0.80 1.00 1.20

TEBAL LAPISAN Kerikil Pasir Sandy Clay Tanah Lunak


< 5m Kelas 1 Kelas 1 Kelas 2
5 m - 25 m Kelas 1 Kelas 2 Kelas 3
> 25 m Kelas 2 Kelas 3 Kelas 3

TABEL. KOEFISIEN TINGKAT KEPENTINGAN BANGUNAN

Karakteristik
KLASIFIKASI BANGUNAN Koef. Tingkat Kepentingan
Bangunan
Kelas Khusus 0.15
Kelas A 0.12
Kelas B 0.10
Kelas C 0.05

TUGAS PELABUHAN
GA

ARAHNYA TEGAK LURUS


MENUMBUK DERMAGA

DL > 100.000

0.20

0.20

0.15

0.10

0.10
LAMPIRAN 3
Tabel 4.4. Kedalaman Kolam Pelabuhan

KEDALAMAN
BOBOT BOBOT
(m)
KAPAL PENUMPANG (GRT) KAPAL MINYAK (DWT)
500 3.50 700
1,000 4.00 1,000
2,000 4.50 2,000
3,000 5.00 3,000
5,000 6.00 5,000
8,000 6.50 10,000
10,000 7.00 15,000
15,000 7.50 20,000
20,000 9.00 30,000
30,000 10.00 40,000
KAPAL BARANG (DWT) 50,000
700 4.50 60,000
1,000 5.00 70,000
2,000 5.50 80,000
3,000 6.50 KAPAL FERRY (GRT)
5,000 7.50 1,000
8,000 9.00 2,000
10,000 10.00 3,000
15,000 11.00 4,000
20,000 11.50 6,000
30,000 12.00 8,000
40,000 13.00 10,000
50,000 14.00 13,000
KAPAL PETI KEMAS (DWT) KAPAL BARANG CURAH (DWT)
20,000 12.00 10,000
30,000 13.00 15,000
40,000 14.00 20,000
50,000 15.00 30,000
40,000
50,000
70,000
90,000
100,000
150,000
TUGAS PELABUHAN
labuhan

KEDALAMAN
(m)
KAPAL MINYAK (DWT)
4.50
5.00
5.50
6.50
7.50
9.00
10.00
11.00
12.00
13.00
14.00
15.00
16.00
17.00
KAPAL FERRY (GRT)
4.50
5.50
6.00
6.50
7.50
8.00
8.00
8.00
AL BARANG CURAH (DWT)
9.00
10.00
11.00
12.00
12.50
13.00
15.00
16.00
18.00
20.00
LAMPIRAN 2
TABEL KARAKTERISTIK KAPAL

Bobot LOA Beam Tinggi Draf Bobot LOA Beam


(Ton) (m) (m) (m) (m) (Ton) (m) (m)
KAPAL PENUMPANG ( GRT ) OIL TANKER ( DWT )
500 51 10.20 4.00 2.90 2,000 73 11.10
1,000 63 11.90 5.00 3.60 3,000 85 12.30
2,000 92 13.90 6.20 4.50 5,000 102 14.70
3,000 109 15.30 7.10 5.10 10,000 139 19.00
4,000 123 16.30 7.30 5.60 15,000 157 21.70
5,000 135 17.20 8.40 6.00 20,000 171 23.80
6,000 138 17.30 10.60 7.40 30,000 191 27.20
7,000 144 18.60 11.10 7.70 40,000 211 29.90
8,000 150 19.30 11.60 7.80 50,000 226 32.10
9,000 155 20.00 12.00 8.00 70,000 250 35.90
10,000 160 20.60 12.30 8.20 100,000 270 39.00
15,000 181 23.10 13.90 8.80 150,000 291 44.20
20,000 197 25.10 15.10 9.20 200,000 325 47.20
30,000 223 28.20 17.00 10.00 250,000 343 51.80
KAPAL BARANG ( DWT ) KAPAL BARANG CURAH ( DWT )
700 51 8.50 4.60 2.90 10,000 140 18.70
1,000 58 9.50 5.10 3.60 15,000 157 21.50
2,000 74 11.70 6.30 4.50 20,000 170 23.70
3,000 86 13.20 7.20 5.10 30,000 192 27.30
4,000 95 14.40 7.80 5.60 40,000 208 30.20
5,000 103 15.40 8.40 6.00 50,000 222 32.60
6,000 124 16.90 9.50 7.40 70,000 244 37.80
7,000 129 17.60 10.00 7.70 90,000 250 38.50
8,000 135 18.30 10.40 7.80 100,000 275 42.00
9,000 139 18.90 10.80 8.00 150,000 313 44.50
10,000 144 19.40 11.20 8.20 KAPAL FERRY ( GRT )
15,000 162 21.70 12.70 8.80 1,000 58 9.50
20,000 177 23.40 13.80 9.20 2,000 74 11.70
30,000 199 26.10 15.70 10.00 3,000 86 13.20
40,000 217 28.80 17.20 10.00 4,000 95 14.40
50,000 232 30.00 18.40 10.00 6,000 103 15.40
KAPAL TANKER ( DWT ) 8,000 124 16.90
700 51 8.50 4.60 2.90 10,000 129 17.60
1,000 58 9.50 5.10 3.60 13,000 129 17.60
TUGAS PELABUHAN
Tinggi Draf
(m) (m)
ANKER ( DWT )
5.60 5.10
6.10 5.90
7.60 6.90
9.90 8.10
11.30 9.00
12.40 9.20
14.10 10.90
15.10 11.70
16.50 12.50
18.40 13.60
19.20 14.60
23.00 17.90
24.50 18.00
25.60 20.00
ANG CURAH ( DWT )
10.80 8.00
11.20 8.20
12.70 8.80
13.80 9.20
15.70 10.00
17.20 10.00
18.40 10.00
18.40 10.00
18.40 10.00
18.40 10.00
FERRY ( GRT )
5.10 3.60
6.30 4.50
7.20 5.10
7.80 5.60
8.40 6.00
9.50 7.40
10.00 7.70
10.00 7.70
LAMPIRAN 1

Anda mungkin juga menyukai