Anda di halaman 1dari 63

BAB 6

PERHITUNGAN
STRUKTUR DERMAGA
6.1. Perencanaan Dermaga
A. Pembebanan
1. Beban Hidup
a. Muatan terbagi rata di dermaga = 3.0 ton/m2
b. Muatan terpusat
Truck, tekanan max. per ban = 8.0 ton
2. Beban Mati
Plat lantai, balok, poer beton = 2.4 ton/m3
3. Beban Gempa : dengan Response Spectrum (wilayah I)
4. Lain-lain beban : angin, arus, tumbukan kapal

B. Dimensi Dermaga
Lebar = 6 m
Panjang = 62 m
Tiang pancang baja
- Diameter luar = 457.6 mm
- Tebal dinding = 12.7 mm
- Panjang Tiang = 3600 cm
- Mutu Baja = 320 Mpa
Balok memanjang
- Tinggi balok (h) = 80 cm
- Lebar balok (b) = 55 cm
- Mutu beton K = 300 kg/cm2
Balok melintang
- Tinggi balok (h) = 80 cm
- Lebar balok (b) = 55 cm
- Mutu beton K = 300 kg/cm2
Balok konsol
- Tinggi balok (h) = 40 cm
- Lebar balok (b) = 25 cm
- Mutu beton K = 300 kg/cm2
- Tebal plat (t) = 30 cm
- Mutu beton K = 300 kg/cm2
Baja tulangan
Tulangan dipakai , fy = 240 Mpa untuk Ø < 13 mm
= 320 Mpa untuk Ø < 13 mm

C. Penentuan Bentang Dermaga


1. Dengan pembagian dalam arah melintang
L= a + 1 L + b
L = lebar dermaga = 6 m
a = overstek depan = 1.0 m
b = overstek belakang = 1.0 m
L0 = bentang tengah dermaga = 4.0 m

2. Dengan pembagian dalam arah memanjang


L= a + 15 L + b
L = panjang dermaga = 62 m
a = overstek kiri = 1.0 m
b = overstek kanan = 1.0 m
L0 = bentang tengah dermaga = 4.0 m

D. Data Kapal
- Tonage = 700 DWT
- Kategori = Kapal penumpang
- Panjang (Loa) = 58 m
- Lebar kapal (B) = 9.7 m
- Full Load Draft (d) = 3.7 m

E. Data - data Perencanaan yang Lain


- Level lantai pelat dermaga = + 2.43 (dari MLLWS)
- HWS = + 1.43 (dari MLLWS)
- N-SPT = 30 pada kedalaman = - 34.0 (dari MLLWS)
- Depth = 6 m (dari MLLWS)
- Berthing Velocity = 0.15 m/det
- Kecepatan arus (v) = 0.75 m/det
- Panjang garis air (Lpp) = 0.85 Loa 1.0193 = 53.068 m
- Gaya tarik pada bolder (HB) = 25 ton (kapal 500 - 1.000 DWT)
- Berat jenis air laut (γ0) = 1.024
- Percepatan gravitasi (g) = 9.81 m/det2
- Tekanan angin (Qa) = 50 kg/m2

F. Analisa Gaya Horisontal


1. Akibat Angin
Hw = 1.1 Qa Aw
A = Luas permukaan di atas air = 5 x 58 m2
Hw = 1.1 x 50 x 5 x 58 = 15950 kg
Disebarkan secara merata ke portal
Hw tiap portal = 15950 / 15 = 996.88 kg = 0.997 ton

2. Akibat Arus
γ0
Hc = .v2.Loa.d
2.g
Hc = Gaya horisontal akibat arus
1.024
Hc = x 0.56 x 58 x 3.7 = 6.30 ton
2 x 9.81
6.30
Hc tiap portal = = 0.394 ton
15

3. Akibat benturan kapal


Wa V2
- Ef = • Ce • Cm • Cs • Cc
2g

dengan
Ef = Energi benturan (ton meter)
g = Percepatan gravitasi
Wa = Perpindahan air kapal yang berlabuh
v = Kecepatan kapal merapat dan membentur fender = 0.15 m / dt
Ce = Koefisien eksentrisitas
Cm = Koefisien massa semu
Cs = Koefisien kekasaran (diambil 1)
Cc = Koefisien bentuk dari tambatan (diambil 1)

Kapal Barang: log Wa = 0.404 + 0.932 log DWT


log Wa = 0.404 + 0.932 log 700
log Wa = 3.06
Wa = 10 3.06
Wa = 1137 ton

- Pergerakan kapal merapat ke dermaga, air yang berada diantara kapal


dan fasilitas dermaga menimbulkan efek bantalan yang mengakibatkan
energi yang diserap fender menjadi berkurang sehingga faktor bentur
tempat berlabuh (Cc) lebih kecil dari satu. Namun untuk keamanan
diambil nilai Cc = 1
1
- Faktor eksentrisitas Ce =
1+(L/r)2
L = Jarak yang diukur sejajar dengan fasilitas tambat dari titik kontak ke
pusat gravitasi kapal.
= 0.3 Loa = 14.5
r = Radius putar longitudinal kapal
= 12.813 (fungsi dari Loa dan Cb)
1
Ce = = 0.44
1 + ( 14.5 / 12.8 )2
Setelah dihitung hasilnya lebih kecil dari satu.
Untuk keamanan Ce diambil = 1.0

pd
- Faktor massa semu = Cm = 1 +
2 Cb B
Wa
Cb = koefisien blok kapal =
Lpp.B. d.γo
1136.7
= = 0.58
53 x 9.7 x 3.7 x 1
3.14 3.7
Cm = 1 + x = 2
2 0.58 9.7
- Faktor kelembutan Cs adalah perbandingan antara energi bertumbuknya
kapal dan energi yang diserap oleh deformasi badan kapal. Biasanya
energi yang diserap oleh badan kapal adalah kecil maka Cs diambil= 1

1136.66 x 0.023
- Energi (Ef) = x 1.0 x 2 x 1 x 1
2 x 9.81
Ef = 0.08 ton m
50 % energi yang di absorption fender
50% x 0.08 = 0.04 ton m

- Perencanaan Sistem Fender


Dipilih fender karet tipe tipe V 300H X1500L
energi yang diserap fender = 2.25 ton
E = 2.25 ton m
R = 22.5 ton
untuk E = 0.04
0.04
R = x 22.5 = 0.39807 ton
2.25
Gaya horisontal maksimum
H e
Hmax = + H ( )
n S x2
1 60
= H +
15 2( 441 )
= 0.40 x 0.13 = 0.054 ton

4. Akibat Tarikan Kapal pada Dermaga


Gaya ini disebabkan oleh tarikan kapal saat merapat yaitu untuk
kapal 700 DWT
HB = 25 ton
Hmax = 25 x 0.13 = 3.3673 ton
5. Akibat Beban Gempa
Hs = K (DL + 30% LL)
Hs = Gaya horisontal akibat gempa
DL = Berat sendiri konstruksi
LL = Beban hidup
- Beban Mati
Berat sendiri plat lantai = 0.30 x 62 x 6 x 2.4 = 268 t
Berat sendiri balok
- Melintang = 0.80 x 0.55 x 6 x 16 x 2.4 = 101.38 t
- Memanjang = 0.80 x 0.55 x 62 x 2 x 2.4 = 130.94 t
- Konsol = 0.40 x 0.25 x ( 124 + 12 ) = 13.60 t
WL = 513.76 t

- Beban Hidup = 6 x 62 x 3.0 = 1116

Hs = 0.06 ( 513.76 + 0.3 x 1116 )


= 30.826 + 20.088 = 50.91 ton
Gaya tiap portal :
50.91
Hs1 = = 3.1821 ton (melintang)
16
50.91
Hs2 = = 25.457 ton (memanjang)
2

Resume Gaya Horisontal tiap satu portal


1 Akibat angin (Hw) = 0.997 ton
2 Akibat arus (Hc) = 0.394 ton
3 Akibat tarikan kapal (Ht) = 3.367 ton
4 Akibat beban gempa (Hs) = 3.182 ton
5 Akibat tumbukan kapal (Hi) = 0.054 ton

Gaya horisontal melintang yang paling menentukan adalah akibat tarikan kapal
= 3.367 ton

G. Analisa Gaya Vertikal

62.0

1.0 4.0 4.0 4.0 4.0 1.0

1.0

4.0 Balok Konsol (250x400) Balok Melintang (550x800) 6.0

Balok Memanjang (550x800)

1.0

Balok Konsol (250x400)


1.0 4.0 4.0 4.0 4.0 1.0

1.0

4.0 Balok Konsol (250x400) Balok Melintang (550x800) 6.0

Balok Memanjang (550x800)

1.0

Balok Konsol (250x400)

Gambar 6.1. Distribusi Beban Merata pada Balok.

Pembebanan pada balok


- Beban mati :
- Berat sendiri plat lantai = 0.30 x 2.4 = 0.72 t/m2
- Berat lapisan aus = 0.06 x 2.0 = 0.12 t/m2
- Berat air hujan = 0.05 x 1.0 = 0.05 t/m2
qD = 0.89 t/m2
q = 1.78 t/m

4.0
- Berat sendiri balok
- Balok melintang = 0.80 x 0.55 x 2.4 = 1.06 t/m'
- Balok memanjang = 0.80 x 0.55 x 2.4 = 1.06 t/m'

q = 1.06 t/m

4.0

- Beban hidup :
- Beban merata Q = 3.0 t/m2
q = 0.5 x 4.0 x 3.0 = 6 t/m

q = 6 t/m

1.5

4.0

6.50 1.90
- Beban roda truck
8.0 t 8.0 t 8.0 t 8.0 t

- Beban horisontal, H = 3.3673 ton (tegak lurus dermaga)

Kombinasi pembebanan
a) Kondisi kerja : 1.2 Beban Mati (DL) + 1.6 Beban Hidup (LL)
b) Kondisi beban horisontal arah tegak lurus
1.2 DL + 1.6 LL + 1.05 H

Balok dermaga terdiri dari konstruksi beton bertulang dengan :


- Mutu beton f'c = 30 Mpa
- Mutu baja, fy = 320 Mpa

6.2. Perencanaan Balok Melintang dan Memanjang


Dermaga

Desain balok terhadap momen lentur


Penulangan lentur balok dihitung berdasarkan SK SNI T-15-1991-03.
a. Penulangan Balok ukuran 55 / 80 cm
Comb.1

Mneg maks. = -25.93 tm

Mpos maks. = 27.48 tm

Gambar 6.2. Bidang Momen Bentang Melintang Kombinasi 1

Gambar 6.3. Bidang Momen Bentang Memanjang Kombinasi 1

Comb.2

Mneg maks. = -30.18 tm

Mpos maks. = 29.13 tm


Mpos maks. = 29.13 tm

Gambar 6.4. Bidang Momen Bentang Melintang Kombinasi 2

Gambar 6.5. Bidang Momen Bentang Memanjang Kombinasi 2

Data :
Mneg = -30.2 ton.m
Mpos = 29.13 ton.m
fy = 320 Mpa b1 = 0.85
f'c = 30 MPa f = 0.8
b = 550 mm d' = 80 mm
h = 800 mm d = 720 mm
E = 200000 Mpa

Desain terhadap momen negatif


- Tentukan ratio tulangan minimum (ρmin)
1.4 1.4
r min = = = 0.0044
fy 320
- Tentukan rasio tulangan balance (ρb)
fc' 600
r b = 0.85 b1
fy 600 + fy
30 600
= 0.85 0.85 = 0.044
320 600 + 320
rmaks = 0.75 rb = 0.75 0.0442 = 0.0331
Mu 301800000
Mn = = = 377250000 Nmm
Mn = = = 377250000 Nmm
f 0.8
fy 320
m = = = 12.549
0.85 f'c 0.85 x 30
Mn 377250000
Rn = = = 1.3231
b d 2 550 x 720 2
1 2m.Rn 0.5
r = 1 - 1 -
m fy

1 25.1 x 1.32 0.5


= 1 - 1 -
13 320
= 0.0042

rmin < r < rmax Jika r < rmin , digunakan rmin

Asmin = r b d
= 0.0044 x 550 x 720
= 1732.5 mm2 0.0077

Digunakan tulangan 8 D 22 = 3041 mm2

Desain terhadap momen positif


Mu = 291300000
Mn = = 364125000 Nmm
f 0.8

fy 320
m = = = 12.549
0.85 f'c 0.85 x 30

Mn 364125000
Rn = = = 1.277094
b d2 550 x 720 2

1 2m.Rn 0.5
r = 1 - 1 -
m fy

1 25.1 x 1.28 0.5


= 1 - 1 -
13 320
= 0.0041

rmin < r < rmax Jika r < rmin , digunakan rmin

Asmin = r b d
= 0.0044 x 550 x 720
= 1732.5 mm2

Digunakan tulangan 8 D 22 = 3041.1 mm2

Penulangan Geser
Gambar 6.6. Bidang Geser Bentang Memanjang Kombinasi 1

Vu terpakai = 28.4 t (pada jarak d)


Vud = 284000 N
b = 550 mm
d = 720 mm
Vud 284000
Vn = = = 473333.33 N
f 0.6
1
Vc = Öf'c b d = 361496.89 N
6
Periksa :
Vud > f . Vc
284000 > 0.6 . 361497
284000 > 216898 (memerlukan tulangan geser struktural)
( Vn - Vc ) .s dimana s < d/2 … smaks = 600 mm
Av =
fy.d jadi s = 200 mm
111836 200
=
320 720
= 97.0802 mm2
Av/2 = 48.5401 mm2
Digunakan Tulangan :
f 10 - 200 = 78.54 mm2
Av / 2 < 78.54 mm2 (Ok!)

untuk tulangan lapangan diambil luas tulangan geser sebesar 0.00094


ini berdasarkan perhitungan SAP 2000.
Av = r b d
= 0.0009 x 550 x 720
= 372.24 mm2
Digunakan sengkang f 13 - 150 = 885 mm2 (tumpuan)
f 13 - 250 = 531 mm2 (lapangan)

b. Penulangan Balok Konsol 25 / 40 cm2


Mneg = -8.5 tm

Mpos = 3.82 tm

Gambar 6.7. Bidang Momen Bentang Memanjang Kombinasi 1

Mneg = -8.62 tm

Mpos = 3.82 tm

Gambar 6.8. Bidang Momen Bentang Memanjang Kombinasi 2

Data :
Mneg = -8.62 ton.m
Mpos = 3.82 ton.m
fy = 320 Mpa b1 = 0.85
f'c = 30 MPa f = 0.8
b = 250 mm d' = 80 mm
h = 400 mm d = 320 mm
E = 200000

Desain terhadap momen negatif

- Tentukan ratio tulangan minimum (ρmin)


1.4 1.4
rmin = = = 0.0044
fy 320
- Tentukan rasio tulangan balance (rb)
fc' 600
rb = 0.85 b1
fy 600 + fy

30 600
= 0.85 0.85 = 0.0442
320 600 + 320

rmaks = 0.75 rb = 0.75 0.0442 = 0.0331

Mu 86200000
Mn = = = 107750000 Nmm
f 0.8

fy 320
m = = = 12.549
0.85 f'c 0.85 x 30
Mn 107750000
Rn = = = 4.2090
b d 2
250 x 320 2
1 2m.Rn 0.5
r = 1 - 1 -
m fy
1 25.1 x 4.21 0.5
= 1 - 1 - = 0.0145
13 320

rmin < r < rmax Jika r < rmin , digunakan rmin

As = r b d
= 0.0145 x 250 x 320
= 1157 mm2
Digunakan tulangan 5 D 22 = 1901 mm2

Desain terhadap momen positif


Mu 38200000
Mn = = = 47750000 Nmm
f 0.8
fy 320
m = = = 12.549
0.85 f'c 0.85 x 30
Mn 47750000
Rn = = = 1.865234
b d 2
250 x 320 2

1 2m.Rn 0.5
r = 1 - 1 -
m fy

1 25.1 x 1.87 0.5


= 1 - 1 - = 0.0061
13 320

rmin < r < rmax Jika r < rmin , digunakan rmin

As = r b d
= 0.0061 x 250 x 320
= 484.738 mm2
Digunakan tulangan 3 D 22 = 1140 mm2

Penulangan Geser Balok Melintang


Vu terpakai = 11 t
daerah tumpuan digunakan tulangan f 10 - 125
daerah lapangan digunakan tulangan f 10 - 200
6.3. Perencanaan Lantai Dermaga
1 4 4 4 4

Gambar 6.9. Denah Lantai Dermaga

Lantai dermaga dari konstruksi beton bertulang dengan :


- Tebal Pelat = 30 cm
- Mutu beton = 30 Mpa
- Mutu baja ( fy ) = 320 Mpa

Beban yang bekerja pada lantai dermaga :


- Berat sendiri lantai (t) = 30 cm
- Beban merata = 3 ton/m'
- Beban roda truk = 8 ton/roda

6.3.1. Perhitungan plat lantai dermaga


Untuk perhitungan lantai dermaga, dianggap merupakan terjepit pada
keempat sisinya.
lx = 4.0 m
ly = 4.0 m

4.0
Untuk Ly/Lx = 1.00 didapat :
XLx = 21
XLy = 21
Xtx = 52 4.0
Xty = 52

A. Akibat berat sendiri :


- Berat sendiri = 0.3 x 2.4 = 0.72 t/m2
- Berat air hujan = 0.05 x 1.0 = 0.05 t/m2
- Berat air lapisan aus = 0.05 x 2.0 = 0.1 t/m2
qDL = 0.87 t/m2

MLx = 0.001 x 0.87 x 4 2 x 21 = 0.2923 ton-m


MLy = 0.001 x 0.87 x 4 2 x 21 = 0.2923 ton-m
Mtx = -0.001 x 0.87 x 4 2 x 52 = -0.724 ton-m
Mty = -0.001 x 0.87 x 4 2 x 52 = -0.724 ton-m

B. Akibat beban merata 3 ton/m2 :


MLx = 0.001 x 3.00 x 4 2 x 21 = 1.0080 ton-m
MLy = 0.001 x 3.00 x 4 2 x 21 = 1.0080 ton-m
Mtx = -0.001 x 3.00 x 4 2 x 52 = -2.496 ton-m
Mty = -0.001 x 3.00 x 4 2 x 52 = -2.496 ton-m
C. Akibat beban roda truk :
Untuk perhitungan ini dipakai tabel dari buku Konstruksi Beton Indonesia
karangan SUTAMI dengan rumus :

a1 x bx a2 x by
+ + a3
Lx Ly
M = x W
bx by
+ + a4
Lx Ly

Untuk Ly/Lx = 1.00 didapat :

Tabel 7.1. Koefisien Momen


a1 a2 a3 a4
MLx -0.062 -0.017 0.130 0.390
MLy -0.017 -0.062 0.130 0.390
Mtx 0.062 0.136 -0.355 1.065
Mty 0.136 0.062 -0.355 1.065

Tekanan gandar = 8 ton


Tekanan roda = 8 ton
Luas bidang kontak = ( 0.2 x 0.5 ) m2

20 10 20 20

30 45o 45o

a b

Gambar 6.10. Distribusi Beban Roda Truk

a = 50 + 2 * 0.5 ( 5 + 30 ) = 85 cm
b = 20 + 2 * 0.5 ( 5 + 30 ) = 55 cm
Luas bidang penyebaran tekanan = ( 55 x 85 ) cm2

- 1 (satu) roda ditengah plat :


bx = 85 cm
by = 55 cm
85

Lx Lx = 400 cm
55 Ly = 400 cm
W = 8 ton
Ly

Tabel 7.2. Perhitungan Momen beban 1 (satu) roda truk


Koefisien Momen Perhitungan Momen
Momen
a1 a2 a3 a4 bx/lx by/ly a1(bx/lx)a2(by/ly) M
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) ( 10 )
MLx -0.062 -0.017 0.13 0.39 0.213 0.138 -0.013 -0.002 1.238
MLy -0.017 -0.062 0.13 0.39 0.213 0.138 -0.004 -0.009 1.274
Mtx 0.062 0.136 -0.355 1.065 0.213 0.138 0.013 0.019 -1.827
Mty 0.136 0.062 -0.355 1.065 0.213 0.138 0.029 0.009 -1.795
- 1 (satu) kendaraan pada satu plat :

85

###
175 90 Lx = - 90
85

Ly 55

Keadaan I :
bx = 260 cm by = 55 cm Lx = 400 cm
bx' = 85 cm by' = 55 cm Ly = 400 cm
( 260 x 55 )
W = x 8 = 24.4706 ton
( 85 x 55 )

Tabel 7.3. Perhitungan Momen beban 1 (satu) kendaraan truk keadaan I


Koefisien Momen Perhitungan Momen
Momen
a1 a2 a3 a4 bx/lx by/ly a1(bx/lx)a2(by/ly) M
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) ( 10 )
MLx -0.062 -0.017 0.13 0.39 0.650 0.138 -0.040 -0.002 1.816
MLy -0.017 -0.062 0.13 0.39 0.650 0.138 -0.011 -0.009 2.295
Mtx 0.062 0.136 -0.355 1.065 0.650 0.138 0.040 0.019 -3.910
Mty 0.136 0.062 -0.355 1.065 0.650 0.138 0.088 0.009 -3.409
Keadaan II :
bx = 90 cm by = 55 cm Lx = 400 cm
bx' = 85 cm by' = 55 cm Ly = 400 cm
( 90 x 55 )
W = x 8 = 8.47059 ton
( 85 x 55 )

Tabel 7.4. Perhitungan Momen beban 1 (satu) kendaraan truk keadaan II


Koefisien Momen Perhitungan Momen
Momen
a1 a2 a3 a4 bx/lx by/ly a1(bx/lx)a2(by/ly) M
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) ( 10 )
MLx -0.062 -0.017 0.13 0.39 0.225 0.138 -0.014 -0.002 1.280
MLy -0.017 -0.062 0.13 0.39 0.225 0.138 -0.004 -0.009 1.324
Mtx 0.062 0.136 -0.355 1.065 0.225 0.138 0.014 0.019 -1.913
Mty 0.136 0.062 -0.355 1.065 0.225 0.138 0.031 0.009 -1.874

Momen yang terjadi : (Keadaan I - Keadaan II)


MLx = 0.536 ton
MLy = 0.970 ton
Mtx = -1.997 ton
Mty = -1.535 ton

- 2 (dua) kendaraan pada satu plat dengan jarak as minimum 100 cm

Lx
85

###
100 15 Lx = - ###
85

Ly 55

Keadaan I :
bx = 185 cm by = 55 cm Lx = 400 cm
bx' = 85 cm by' = 55 cm Ly = 400 cm
( 185 x 55 )
W = x 8 = 17.41 ton
( 85 x 55 )

Tabel 7.5. Perhitungan Momen beban 2 (dua) kendaraan keadaan I


Koefisien Momen Perhitungan Momen
Momen
a1 a2 a3 a4 bx/lx by/ly a1*bx/lx a2*by/ly M
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) ( 10 )
MLx -0.062 -0.017 0.13 0.39 0.463 0.138 -0.029 -0.002 1.741
MLy -0.017 -0.062 0.13 0.39 0.463 0.138 -0.008 -0.009 1.998
Mtx 0.062 0.136 -0.355 1.065 0.463 0.138 0.029 0.019 -3.217
Mty 0.136 0.062 -0.355 1.065 0.463 0.138 0.063 0.009 -2.965

Keadaan II :
bx = 15 cm by = 55 cm Lx = 400 cm
bx' = 85 cm by' = 55 cm Ly = 400 cm
( 15 x 55 )
W = x 8 = 1.41 ton
( 85 x 55 )

Tabel 7.6. Perhitungan Momen beban 2 (dua) kendaraan keadaan II


Koefisien Momen Perhitungan Momen
Momen
a1 a2 a3 a4 bx/lx by/ly a1*bx/lx a2*by/ly M
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) ( 10 )
MLx -0.062 -0.017 0.13 0.39 0.038 0.138 -0.002 -0.002 0.313
MLy -0.017 -0.062 0.13 0.39 0.038 0.138 -0.001 -0.009 0.302
Mtx 0.062 0.136 -0.355 1.065 0.038 0.138 0.002 0.019 -0.380
Mty 0.136 0.062 -0.355 1.065 0.038 0.138 0.005 0.009 -0.389

Momen yang terjadi : (Keadaan I - Keadaan II)


MLx = 1.428 ton
MLy = 1.696 ton
Mtx = -2.837 ton
Mty = -2.577 ton

Tabel 7.7. Kombinasi pembebanan 1,2 MD + 1,6 ML

Beban
Momen Berat Sendiri Beban Merata Truck
Rencana

MLx 0.2923 1.0080 1.4278 4.2480


MLy 0.2923 1.0080 1.6962 4.6776
Mtx -0.7238 -2.4960 -2.8368 -9.4010
Mty -0.7238 -2.4960 -2.5768 -8.9851

Ternyata kombinasi beban untuk lantai dermaga yang paling menentukan


adalah akibat berat sendiri dan beban crane
MLx = 4.248026 ton.m
MLy = 4.677567 ton.m
Mtx = -9.40102 ton.m
Mty = -8.98513 ton.m
PERHITUNGAN TULANGAN
Data-data : f'c = 30 MPa
b = 0.85
fy = 320 MPa
b = 400 cm d = 22 cm
h = 30 cm
1.4 1.4
rmin = = = 0.0044
fy 320

f'c 600
rb = 0.85 b ( )
fy 600 + fy
30 600
= 0.85 0.85 ( ) = 0.0442
320 600 + 320

rmax = 0.75 rb = 0.0331

Tulangan Lapangan arah x dan y


MLx = 4.248026 ton.m

Mu fy
= r f fy ( 1 - 0.59 r ) 10 3
bd 2
fc

42.4803 320
= r x 1 x 320 ( 1 - 0.588 r ) 10 3
4 x 0.22 2 30

219.4228 = ( 256 r - 1605.6 r2 ) 10 3

0.2194 = ( 256 r - 1605.6 r2 )

256 ± ( 65536 - 4 x 1606 x 0.2194 )0.5


r = = 0.000862
3211.264
Jika r < rmin, digunakan r min
rmin < r < rmax

As = rmin b d
= 0.0044 x 400 x 22 = 38.5000 cm2
per m' pelat As = 9.625 cm2
Digunakan tulangan : f 16 - 150 = 13.404 cm2

Tulangan Tumpuan arah x dan y


Mtx = 9.401018 ton.m
Mu fy
= r f fy ( 1 - 0.59 r ) 10 3
bd 2
fc

94.0102 320
= r x 1 x 320 ( 1 - 0.588 r ) 10 3
4 x 0.22 2 30

485.5898 = ( 256 r - 1605.6 r2 ) 10 3

0.4856 = ( 256 r - 1605.6 r2 )

256 ± ( 65536 - 4 x 1606 x 0.4856 )0.5


r = = 0.001920
3211.264
Jika r < rmin, digunakan r min
rmin < r < rmax

As = rmin b d
= 0.0044 x 400 x 22 = 38.5000 cm2
per m' pelat As = 9.625 cm2
Digunakan tulangan : f 16 - 150 = 13.404 cm2
6.3.2 Perhitungan Lantai Precast Dermaga

▪ Balok Induk Memanjang Precast 550 x 800 mm

1. Sebelum Komposit (Construction Stage)


Pembebanan :
a. Beban mati qdl :
- berat sendiri balok = 1 0.8 0.55 2400 = 1056 kg/m2
- berat pelat beton komposit tebal 0.15m
= 1 1 0.15 2400 = 360 kg/m2
b. Beban hidup
- beban hidup merata : qll = 3000 kg/m

Momen balok precast (balok kondisi tumpuan sederhana)


4.0
0.375 0.375
0.25 0.25

Gambar 6.11. Momen Balok Precast


2
MDL = 1/8 . qDL . Lb2 = 0.125 (1056 + 9 360) (9 - 0.625 - 0.625)
= 24457.313 kgm
2
MLL = 1/8 . qLL . Lb 2
= 0.125 (9 3000) (9 - 0.625 - 0.625)
= 202710.94 kgm
Mu total = 24457.313 + 202710.94 = 227168.25 kgm

Momen balok saat pengangkatan :

A B C D

0.828 0.828
L = 4.00 m
2
MB = 0.5 1056 0.828 1.5 = 542.98253 kgm
0.5
fr = 0.62 30 = 3.3958799 Mpa
2
3.39588 1
Mcr = 800 550 = 114139295.18 Nmm = 11413.92952 kgm
1.2 6
Mcr > MB OK

2. Sesudah Komposit (Final Stage)


Pembebanan :
a. Beban mati qDL :
- berat sendiri balok = 1056 kg/m
- pelat beton komposit tebal 0.15 m = 360 kg/m2
b. Beban hidup :
- beban hidup merata = qll = 3000 kg/m2
- beban hidup terpusat = Pll = 8000 kg

Kombinasi Pembebanan 1 :
qLL = 9.00 x 3000 = 27000 kg/m
qDL = 1416 kg/m

1.00 4.00 4.00 4.00 1.00

Gambar 6.12. Kombinasi Pembebanan

1.9 m

8000 kg 8000 kg

1.00 4.00 4.00 4.00 1.00

qLL + qDL
1 2
Mlu max = [ (27000 + 1416) 1 2 4] = 137.6372 kgm
12
2
1
Mtu max = - [ (27000 + 1416) 1 2 4] = -137.6372 kgm
12
qDL + qPLL
1 2
Mlu max = [ (27000 + 1416) 1 2 4] + 0.21 8000 4.0 1.6
12

= 4304789936.9472 kgm

1 2
Mtu max = - [ (27000 + 1416) 1 2 4] - 0.18 1416 4.0 1.6
12

= -4304780671.6416 kgm

Dari perhitungan diatas diperoleh Momen desain maksimum :


Mutp = -4304780671.6 kgm
Mulap = 4304789936.95 kgm
Vu max = 21000 kg

▪ Tulangan Tumpuan :

f = 0.8 b = 550 mm
D = 19 b1 = 0.85
d = 720 h = 800 mm
f'c = 30 Mpa d1 = 80 mm
fy = 320 Mpa Mu= 43047806716416 Nmm

Cek tulangan rangkap atau tunggal :


600
cb = d
600 + fy
600
= 720 = 469.5652174
600 + 320

amaks = 75% b1 cb
= 0.75 0.85 469.5652174
= 299.3478261

amaks
Mn maks = 0.85 f'c b amaks d-
2
299.35
= 0.85 30 550 299.35 720 -
2
= 2394430386.93

Mu 4.305E+13
Mn perlu = = = 5.38098E+13
0.8 0.8
Mn perlu < Mn maks tul. Tunggal

- (-fy.d) + [ (-fy.d)2 - 4 (fy2/1.7.fc.b)(Mu/f) ^0.5 ]


As =
fy2
2
1.7 fc b

2 102400 4.3E+13 ^ 0.5


- -320 720 + -320 720 - 4
1.7 30 550 0.8
=
102400
2
1.7 30 550
-409432935915
=
1987764705.88
= -205.976559853 mm2

- (-fy.d) - (-fy.d)2 - 4 (fy2/1.7.fc.b)(Mu/f) ^0.5


As =
fy2
2
1.7 fc b

2 102400 4.3E+13 ^ 0.5


- -320 720 - -320 720 - 4
1.7 30 550 0.8
=
102400
2
1.7 30 550
4.094E+11
=
1987764705.88
= 205.977 mm2

1.4
Tul.min = As min = b d
fy
1.4
= 550 720
320
= 1732.5 mm2

diambil As = 5 D 22 mm = 1900.7 mm2


sengkang = f 13 - 250 mm = 530.93 mm2
▪ Tulangan lapangan :
f = 0.8 b1 = 0.85
D = 19 h = 800 mm
d = 720 d1 = 80 mm
fc = 30 Mpa Mu= 43047899369472 Nmm
fy = 320 Mpa
b = 500 mm

Cek tulangan rangkap atau tunggal :


600
cb = d
600 + fy
600
= 720 = 469.5652174
600 + 320

amaks = 75% b1 cb
= 0.75 0.85 469.5652174
= 299.3478261

amaks
Mn maks = 0.85 fc b amaks d-
2
299.35
= 0.85 30 500 299.35 720 -
2
= 2176754897

Mu 4.3E+13
Mn perlu = = = 5.38099E+13
0.8 0.8

Mn perlu < Mn maks tul. Tunggal

- (-fy.d) + [ (-fy.d)2 - 4 (fy2/1.7.fc.b)(Mu/f) ^0.5 ]


As =
fy2
2
1.7 fc b

2 102400 4.3E+13 ^ 0.5


- -320 720 + -320 720 - 4
1.7 30 500 0.8
=
102400
2
1.7 30 500
-387909051700
=
1807058823.53
= -214.663212204 mm2

- (-fy.d) - (-fy.d)2 - 4 (fy2/1.7.fc.b)(Mu/f) ^0.5


As =
fy2
2
1.7 fc b

2 102400 4.3E+13 ^ 0.5


- -320 720 - -320 720 - 4
1.7 30 500 0.8
=
102400
2
1.7 30 500
387909512500
=
1807058823.53
= 214.663 mm2
1.4
Tul.min = As min = b d
fy
1.4
= 500 720
320
= 1575 mm2

diambil : As = 5 D 22 mm = 1900.7 mm2


sengkang = f 13 - 250 mm = 530.93 mm2
6.4. Perhitungan Poer Dermaga
Struktur poer berfungsi sebagai penyambung antara ujung atas tiang pancang
dengan balok memanjang maupun melintang. Poer pada dermaga ini ada 5
(lima) macam yaitu :
- Poer untuk 1 tiang pancang miring dan 1 tiang pancang tegak
Ukurannya 170 x 100 x 90 cm
- Poer untuk 1 tiang pancang tegak
Ukurannya 100 x 100 x 90 cm
Data-data penulangan Poer
- Mutu beton = 30 Mpa
- Mutu baja = 320 Mpa
- Decking beton 8 cm

6.4.1 Poer dengan 1 tiang pancang miring dan 1 tiang pancang tegak

Penulangan
Penulangan poer ganda dianalisa berdasarkan gaya-gaya maksimum yang
bekerja pada balok yang tertumpu pada poer ganda (2 tiang pancang) di
tambah gaya horisontal.
Mx = 26050 Kgm

e= 170 cm
90 cm

Tiang pancang baja 100


f = 45.8 cm
t = 12.7 mm
Y
170
Gambar 6.13. Gaya-gaya yang bekerja pada poer ganda tegak

Momen Ultimate & Momen Nominal


Mu = 26050 Kgm
Mu f = Faktor reduksi kekuatan lentur = 0.8
Mn =
f
26050
=
0.8
= 32563 Kgm
Direncanakan :
Tulangan arah X D = 22 mm
Tulangan arah Y D = 22 mm
Selimut beton ts = 80 mm
d = h - Sel. Beton - tul.arah X - tul.arah Y
= 900 - 80 - 22 - 0.5 22
= 787 mm
- Tentukan ratio tulangan minimum (ρmin)
1.4 1.4
r min = = = 0.0044
fy 320
- Tentukan rasio tulangan balance (ρb)
fc' 600
r b = 0.85 b1
fy 600 + fy
30 600
= 0.85 0.85 = 0.044
320 600 + 320
rmaks = 0.75 rb = 0.75 0.0442 = 0.0331
Mu 260500000
Mn = = = 325625000 Nmm
f 0.8
fy 320
m = = = 12.549
0.85 f'c 0.85 x 30
Mn 325625000
Rn = = = 0.5257
b d 2 1000 x 787 2
1 2m.Rn 0.5
r = 1 - 1 -
m fy

1 25.1 x 0.5257 0.5


= 1 - 1 -
12.5 320
= 0.0017
rmin < r < rmax Jika r < rmin , digunakan rmin
As = r b d
= 0.0044 x 1000 x 787
= 3443.1 mm2
Digunakan tulangan 10 D 22 = 3801 mm2
Vu terpakai = 32.7 t
Vud = 327000 N
b = 1000 mm
d = 787 mm
Vud 327000
Vn = = = 545000 N
f 0.6
1
Vc = Öf'c b d = 718429.42 N
6
Periksa :
Vud > f . Vc
327000 > 0.6 . 718429
327000 > 431058 (memerlukan tulangan geser struktural)
( Vn - Vc ) .s dimana s < d/2 … smaks = 600 mm
Av =
fy.d jadi s = 125 mm
173429 125
=
320 787
= 86.0812 mm2
Av/2 = 43.0406 mm2
Digunakan Tulangan :
f 18 - 125 = 254.47 mm2
Av / 2 < 254.469 mm2 (Ok!)
untuk tulangan lapangan diambil luas tulangan geser sebesar 0.002
Av = r b d
= 0.0020 x 1000 x 787
= 1574 mm2
Digunakan tulangan 5 D 19 = 1418 mm2

6.4.2. Poer Tunggal


Penulangan
Penulangan poer tunggal dianalisa berdasarkan gaya-gaya maksimum yang
yang bekerja pada balok yang tertumpu pada poer tunggal
Gaya-gaya yang bekerja pada poer tunggal adalah :
Momen maksimum tumpuan pada balok memanjang = 16220 kgm

My = 16220 kgm

Tiang pancang baja 90 cm


f = 45.8 cm
t = 12.7 mm

100 cm

100 cm

Gambar 6.14. Gaya-gaya yang bekerja pada poer tunggal

Momen Ultimate & Momen Nominal


Mu = 16220 Kgm
Mu f = Faktor reduksi kekuatan lentur = 0.8
Mn =
f
16220
=
0.8
= 20275 Kgm
Direncanakan :
Tulangan arah X D = 22 mm
Tulangan arah Y D = 22 mm
Selimut beton ts = 80 mm
d = h - Sel. Beton - tul.arah X - tul.arah Y
= 900 - 80 - 22 - 0.5 22
= 787 mm

- Tentukan ratio tulangan minimum (ρmin)


1.4 1.4
r min = = = 0.0044
fy 320
- Tentukan rasio tulangan balance (ρb)
fc' 600
r b = 0.85 b1
fy 600 + fy
30 600
= 0.85 0.85 = 0.044
320 600 + 320
rmaks = 0.75 rb = 0.75 0.0442 = 0.0331
Mu 162200000
Mn = = = 202750000 Nmm
f 0.8
fy 320
m = = = 12.549
0.85 f'c 0.85 x 30
Mn 202750000
Rn = = = 0.3273
b d 2 1000 x 787 2
1 2m.Rn 0.5
r = 1 - 1 -
m fy

1 25.1 x 0.3273 0.5


= 1 - 1 -
12.5 320
= 0.0010
rmin < r < rmax Jika r < rmin , digunakan rmin
As = r b d
= 0.0044 x 1000 x 787
= 3443.1 mm2
Digunakan tulangan 10 D 22 = 3801 mm2
Vu terpakai = 162 t (pada jarak d)
Vud = 1620000 N
b = 1000 mm
d = 787 mm
Vud 1620000
Vn = = = 2700000 N
f 0.6
1
Vc = Öf'c b d = 718429.42 N
6
Periksa :
Vud > f . Vc
2E+06 > 0.6 . 718429
2E+06 > 431058 (memerlukan tulangan geser struktural)
( Vn - Vc ) .s dimana s < d/2 … smaks = 600 mm
Av =
fy.d jadi s = 60 mm
1981571 60
=
320 787
= 472.102 mm2
Av/2 = 236.051 mm2
Digunakan Tulangan :
f 18 - 60 = 254.47 mm2
Av / 2 < 254.469 mm2 (Ok!)

untuk tulangan lapangan diambil luas tulangan geser sebesar 0.002


Av = r b d
= 0.0020 x 1000 x 787
= 1574 mm2
Digunakan tulangan 8 D 19 = 2268 mm2
6.5. Perencanaan Tiang Pancang
6.5.1. Perencanaan Kelompok Tiang Dermaga
Kapasitas Satu Tiang Pancang

▪ Data SPT (Meyerhof, 1956)

N • As
Qu = 4 • Nb • Ab +
100

dengan
T = tinggi tiang yang tertanam di tanah = 36 m = 118.1 ft
D = diameter tiang = 0.4576 m = 1.5 ft
t = tebal tiang = 12.7 mm
Nb = nilai SPT di dasar tiang = 58
N = nilai SPT rata-rata sepanjang tiang = 19.333
Ab = luas penampang melintang tiang = ¼ p 1.5 ² = 1.770 ft²
As = luas selimut tiang = keliling tiang x tinggi tiang = p D2 T
= p • 1.5 ² • 118.1 = 836.3 ft²
Qu = kapasitas ultimit tiang = 410.7 ton + 162 = 572.4 ton

Kontrol :
tahanan gesek dinding tiang maksimal 1 t/ft2
kontrol tahanan gesek dinding tiang = 0.19 < 1 t / ft2 OK

▪ Daya dukung ijin tiang

Qu
Qa =
SF
dengan
SF = faktor keamanan = 3.0
Qa = daya dukung ijin tiang = 190.8 ton

▪ Daya dukung ijin netto tiang


Qn = Qa - Wtiang
dengan
Wtiang = berat tiang per meter x tinggi tiang yang dipancang
= 0.29 t/m x 36.602 m = 10.61 ton
Qn = daya dukung ijin netto satu tiang = 180.18 ton

6.5.2. Layout Tiang Pancang


1. Jumlah Tiang Pancang
∑V
jlh =
Qn
dengan
∑V = jumlah gaya vertikal = 31.02 ton
Qn = daya dukung ijin netto = 180.2 ton
jlh = jumlah tiang yang diperlukan = 0.17
≈ 2 buah
2. Jarak Tiang Pancang dan Poer

Gambar 6.15. Layout Tiang Pancang dan Poer

s = jarak tiang pancang = 0.60 m


γpoer = berat volume poer = 2.4 t/m3
L = panjang poer = 1.20 m
B = lebar poer = 1.20 m
T = tebal poer = 1.0 m
Wp = berat poer = L x B x T = 3.5 ton

▪ Kontrol Daya Dukung Kelompk Tiang Terhadap Beban Maksimum


yang diterima Tiang

1. Efisiensi Kelompok Tiang Pancang


Rumus Converse - Labarre :

( n− 1 ) m + ( m−1 ) n
E =1−θ
90 mn
dengan
D = diameter tiang = 0.4576 m
s = jarak antar tiang = 0.60 m
θ = arctg (D/s) = 0.652 = 37 °
m = jumlah baris tiang = 2
n = jumlah tiang tiap baris = 1
E = efisiensi kelompok tiang = 0.793
Qn=1 E x Qn = 142.812

2. Gaya Maksimum yang Dipikul Tiang


Tiang yang menerima gaya maksimum adalah tiang terjauh dari titik berat poer

Pv max=
∑ V + Wp + ∑ M 1 . X max + ∑ M 2 .Y max
jlh n1 ∑ X 2 n1 ∑ Y 2
i i

dengan
∑V = Jumlah gaya vertikal = 31.02 ton
∑M1 = Jumlah momen arah 1 = 1.64 tm
∑M2 = Jumlah momen arah 2 = 3.37 tm
jlh = jumlah tiang = 2
Wp = berat poer = 3.5 ton
Xmax : = jarak tiang terjauh dari titik berat poer arah 1 = 5
Ymax : = jarak tiang terjauh dari titik berat poer arah 2 = 1
∑Xi² = jumlah kuadrat jarak x tiap tiang ke titik berat = 354.88
∑Yi² = jumlah kuadrat jarak y tiap tiang ke titik berat = 30.16
n1 = jumlah tiang yang menerima Pmax = 1
Pvmax = gaya vertikal max yang diterima tiang terjauh = 17.4
Qn 1
= daya dukung ijin yang dipakai = 142.8

Kontrol : Pmax < Qn1 OK

▪ Kontrol Tiang Miring


Tiang miring umumnya dipakai bila tiang dipengaruhi oleh beban transversal
yang lebih dari 5 kN (0,49 ton) per tiang.
∑H = 19.04 ton

Gaya transversal yang didukung 1 tiang jika tegak semuanya = ∑H / jlh


= 9.52 ton (TIANG MIRING DIPERLUKAN)

Tiang pancang miring dibuat simetris dengan salib sumbu


Kemiringan tiang 1H : m V

∑V Ptransversal Pv
Paksial

∑H
∑M1
m
Paksial Pv Ptransversal

Gambar 6.16. Gaya pada Tiang Pancang

 V  Wp  M 1 .X  M 2 .Y
Pv   2
 2
 V  Wp  M 1 .X  M 2 .Y
Pv   2
 2
jlh n2 Xi n 2  Yi
Pv 1 m2
Paksial   Pv
cos  m

Pv
Ptransversal =
m
∑M1 = 1.64 tm
∑M2 = 3.37 tm m : kemiringan tiang
∑V+Wp = 34 ton n2 : jumlah tiang pada kolom yang sama
∑Xi² = 354.88 x : jarak tiang dari titik berat poer arah x (m)
∑Yi² = 30.16 y : jarak tiang dari titik berat poer arah y (m)
jlh = 2

No x y n2 m Pv Paks Ptrans

Tiang m m buah 1H:mV ton ton ton

1 2.00 0.50 1 4 17.3 17.8 4.3

2 2.00 0.50 1 0 17.3 17.3 -

∑ P trans = 4.3

Gaya transversal yang masih didukung oleh setiap tiang

∑H - ∑Ptrans
=
jlh
= 7.36 ton (TIANG MIRING PERLU DITAMBAH)
BAB 7
PERHITUNGAN
STRUKTUR TRESTLE
7.1. Perencanaan Trestle
A. Pembebanan
1. Beban Hidup
a. Muatan terbagi rata di dermaga = 3.0 ton/m2
b. Muatan terpusat
Truck, tekanan max. per ban = 8.0 ton
2. Beban Mati
Plat lantai, balok, poer beton = 2.4 ton/m3
3. Beban Gempa : dengan Response Spectrum (wilayah I)

B. Dimensi Trestle
Lebar = 5 m
Panjang = 22.5 m
Tiang pancang baja
- Diameter luar = 406.0 mm
- Tebal dinding = 12.7 mm
- Panjang Tiang = 3600 cm
- Mutu Baja = 320 Mpa
Balok memanjang
- Tinggi balok (h) = 70 cm
- Lebar balok (b) = 45 cm
- Mutu beton K = 300 kg/cm2
Balok melintang
- Tinggi balok (h) = 70 cm
- Lebar balok (b) = 45 cm
- Mutu beton K = 300 kg/cm2
Balok konsol
- Tinggi balok (h) = 40 cm
- Lebar balok (b) = 25 cm
- Mutu beton K = 300 kg/cm2
- Tebal plat (t) = 30 cm
- Mutu beton K = 300 kg/cm2
Baja tulangan
Tulangan dipakai , fy = 240 Mpa untuk Ø < 13 mm
= 320 Mpa untuk Ø > 13 mm

C. Penentuan Bentang trestle


1. Dengan pembagian dalam arah melintang
L= a + 1 L + b
L = lebar dermaga = 5 m
a = overstek depan = 1.0 m
b = overstek belakang = 1.0 m
L0 = bentang tengah dermaga = 3.0 m

2. Dengan pembagian dalam arah memanjang


L= a + 6 L + b
L = panjang dermaga = 23 m
a = overstek kiri = 0.8 m
b = overstek kanan = 0.8 m
L0 = bentang tengah dermaga = 3.5 m

D. Analisa Gaya Horisontal


Akibat Beban Gempa
Hs = K (DL + 30% LL)
Hs = Gaya horisontal akibat gempa
DL = Berat sendiri konstruksi
LL = Beban hidup
- Beban Mati
Berat sendiri plat lantai = 0.30 x 23 x 5 x 2.4 = 81 t
Berat sendiri balok
- Melintang = 0.70 x 0.45 x 5 x 7 x 2.4 = 26.46 t
- Memanjang = 0.70 x 0.45 x 23 x 2 x 2.4 = 34.02 t
- Konsol = 0.40 x 0.25 x ( 45 + 10 ) = 5.50 t
WL = 146.98 t

- Beban Hidup = 5 x 22.5 x 3.0 = 337.5

Hs = 0.06 ( 146.98 + 0.3 x 337.5 )


= 8.8188 + 6.075 = 14.89 ton
Gaya tiap portal :
14.89
Hs1 = = 2.1277 ton (melintang)
7
14.89
Hs2 = = 7.4469 ton (memanjang)
2

E. Analisa Gaya Vertikal


Gambar 7.1. Distribusi Beban Merata pada Balok

Pembebanan pada balok


- Beban mati :
- Berat sendiri plat lantai = 0.30 x 2.4 = 0.72 t/m2
- Berat lapisan aus = 0.06 x 2.0 = 0.12 t/m2
- Berat air hujan = 0.05 x 1.0 = 0.05 t/m2
qD = 0.89 t/m2
q = 1.34 t/m

3.0
- Berat sendiri balok
- Balok melintang = 0.70 x 0.45 x 2.4 = 0.76 t/m'
- Balok memanjang = 0.70 x 0.45 x 2.4 = 0.76 t/m'

q = 0.76 t/m

3.0

- Beban hidup :
- Beban merata Q = 3.0 t/m2
q = 0.5 x 3.0 x 3.0 = 4.5 t/m

q = 4.5 t/m

3.0

6.50 1.90
- Beban roda truck
8.0 t 8.0 t 8.0 t 8.0 t

- Beban horisontal, H = 2.1277 ton (tegak lurus dermaga)

Kombinasi pembebanan
a) Kondisi kerja : 1.2 Beban Mati (DL) + 1.6 Beban Hidup (LL)

b) Kondisi beban horisontal arah tegak lurus


1.2 DL + 1.6 LL + 1.05 H
Balok dermaga terdiri dari konstruksi beton bertulang dengan :
- Mutu beton f'c = 30 Mpa
- Mutu baja, fy = 320 Mpa

7.2. Perencanaan Balok Melintang dan Memanjang Dermaga

Desain balok terhadap momen lentur


Penulangan lentur balok dihitung berdasarkan SK SNI T-15-1991-03.
a. Penulangan Balok ukuran 45 / 70 cm
Comb.1

Mneg maks. = -11.84 tm

Mpos maks. = 15.27 tm

Gambar 7.2. Bidang Momen Bentang Melintang


Data :
Mneg = -11.84 ton.m
Mpos = 15.27 ton.m
fy = 320 Mpa b1 = 0.85
f'c = 30 MPa f = 0.8
b = 450 mm d' = 80 mm
h = 700 mm d = 620 mm
E = 200000 Mpa

Desain terhadap momen negatif


- Tentukan ratio tulangan minimum (ρmin)
1.4 1.4
r min = = = 0.0044
fy 320
- Tentukan rasio tulangan balance (ρb)
fc' 600
r b = 0.85 b1
fy 600 + fy
30 600
= 0.85 0.85 = 0.044
320 600 + 320
rmaks = 0.75 rb = 0.75 0.0442 = 0.0331
Mu 118400000
Mn = = = 148000000 Nmm
f 0.8
fy 320
m = = = 12.549
m = = = 12.549
0.85 f'c 0.85 x 30
Mn 148000000
Rn = = = 0.8556
b d 2 450 x 620 2
1 2m.Rn 0.5
r = 1 - 1 -
m fy

1 25.1 x 0.86 0.5


= 1 - 1 -
13 320
= 0.0027

rmin < r < rmax Jika r < rmin , digunakan rmin

Asmin = r b d
= 0.0044 x 450 x 620
= 1220.6 mm2

Digunakan tulangan 7 D 22 = 2661 mm2

Desain terhadap momen positif


Mu = 152700000
Mn = = 190875000 Nmm
f 0.8

fy 320
m = = = 12.549
0.85 f'c 0.85 x 30

Mn 190875000
Rn = = = 1.103451
b d2 450 x 620 2

1 2m.Rn 0.5
r = 1 - 1 -
m fy
1 25.1 x 1.1 0.5
= 1 - 1 -
13 320
= 0.0035

rmin < r < rmax Jika r < rmin , digunakan rmin

Asmin = r b d
= 0.0044 x 450 x 620
= 1220.6 mm2

Digunakan tulangan 7 D 22 = 2660.9 mm2

Penulangan Geser
Gambar 7.3. Bidang Geser Bentang Memanjang Kombinasi 1
Vu terpakai = 16.01 t (pada jarak d)
Vud = 160100 N
b = 450 mm
d = 620 mm
Vud 160100
Vn = = = 266833.3 N
f 0.6
1
Vc = Öf'c b d = 254691 N
6
Periksa :
Vud > f . Vc
160100 > 0.6 . 254691
160100 > 152814.6 (memerlukan tulangan geser struktural)
( Vn - Vc ) .s dimana s < d/2 … smaks = 600 mm
Av =
fy.d jadi s = 200 mm
12142 200
=
320 620
= 12.24 mm2
Av/2 = 6.1201 mm2
Digunakan Tulangan :
f 10 - 200 = 78.54 mm2
Av / 2 < 78.54 mm2 (Ok!)

untuk tulangan lapangan diambil luas tulangan geser sebesar 0.0006


ini berdasarkan perhitungan SAP 2000.
Av = r b d
= 0.0006 x 450 x 620
= 156.24 mm2
Digunakan sengkang f 13 - 150 = 885 mm2 (tumpuan)
f 13 - 250 = 531 mm2 (lapangan)

b. Penulangan Balok Konsol 25 / 40 cm2

Data :
Mneg = 3.15 ton.m
Mpos = 1.58 ton.m
fy = 320 Mpa b1 = 0.85
f'c = 30 MPa f = 0.8
b = 250 mm d' = 80 mm
h = 400 mm d = 320 mm
E = 200000

Desain terhadap momen negatif

- Tentukan ratio tulangan minimum (ρmin)


1.4 1.4
rmin = = = 0.0044
fy 320
- Tentukan rasio tulangan balance (rb)
fc' 600
rb = 0.85 b1
fy 600 + fy

30 600
= 0.85 0.85 = 0.0442
320 600 + 320

rmaks = 0.75 rb = 0.75 0.0442 = 0.0331

Mu 31500000
Mn = = = 39375000 Nmm
f 0.8

fy 320
m = = = 12.549
0.85 f'c 0.85 x 30
Mn 39375000
Rn = = = 1.5381
b d 2
250 x 320 2

1 2m.Rn 0.5
r = 1 - 1 -
m fy
1 25 x 1.54 0.5
= 1 - 1 - = 0.0050
13 320

rmin < r < rmax Jika r < rmin , digunakan rmin

As = r b d
= 0.0050 x 250 x 320
= 397 mm2
Digunakan tulangan 4 D 19 = 1134 mm2

Desain terhadap momen positif


Mu 15800000
Mn = = = 19750000 Nmm
f 0.8
fy 320
m = = = 12.549
0.85 f'c 0.85 x 30
Mn 19750000
Rn = = = 0.771484
b d2 250 x 320 2

1 2m.Rn 0.5
r = 1 - 1 -
m fy

1 25 x 0.77 0.5
= 1 - 1 - = 0.0024
13 320
rmin < r < rmax Jika r < rmin , digunakan rmin

Asmin = r b d
= 0.0044 x 250 x 320
= 350 mm2
Digunakan tulangan 3 D 19 = 851 mm2

Penulangan Geser Balok Melintang


Vu terpakai = 5 t
daerah tumpuan digunakan tulangan f 10 - 125
daerah lapangan digunakan tulangan f 10 - 200
7.3. Perencanaan Lantai Trestle

1 3.5 3.5 3.5 3.5

Gambar 7.4. Denah Lantai trestle

Lantai trestle dari konstruksi beton bertulang dengan :


- Tebal Pelat = 30 cm
- Mutu beton = 30 Mpa
- Mutu baja ( fy ) = 320 Mpa

Beban yang bekerja pada lantai trestle :


- Berat sendiri lantai (t) = 30 cm
- Beban merata = 3 ton/m'
- Beban roda truk = 8 ton/roda

7.3.1. Perhitungan Plat Lantai Trestle

Untuk perhitungan lantai trestle, dianggap merupakan terjepit pada keempat sisinya.
lx = 3.0 m
ly = 3.5 m

3.0
Untuk Ly/Lx = 1.17 didapat :
XLx = 28
XLy = 20
Xtx = 64 3.5
Xty = 56

A. Akibat berat sendiri :


- Berat sendiri = 0.3 x 2.4 = 0.72 t/m2
- Berat air hujan = 0.05 x 1.0 = 0.05 t/m2
- Berat air lapisan aus = 0.05 x 2.0 = 0.1 t/m2
qDL = 0.87 t/m2

MLx = 0.001 x 0.87 x 3 2 x 28 = 0.2192 ton-m


MLy = 0.001 x 0.87 x 3 2 x 20 = 0.1566 ton-m
Mtx = -0.001 x 0.87 x 3 2 x 64 = -0.5011 ton-m
Mty = -0.001 x 0.87 x 3 2 x 56 = -0.4385 ton-m

B. Akibat beban merata 3 ton/m2 :


MLx = 0.001 x 3.00 x 3 2 x 28 = 0.7560 ton-m
MLy = 0.001 x 3.00 x 3 2 x 20 = 0.5400 ton-m
Mtx = -0.001 x 3.00 x 3 2 x 64 = -1.7280 ton-m
Mty = -0.001 x 3.00 x 3 2 x 56 = -1.5120 ton-m

C. Akibat beban roda truk :


Untuk perhitungan ini dipakai tabel dari buku Konstruksi Beton Indonesia
karangan SUTAMI dengan rumus :

a1 x bx a2 x by
+ + a3
Lx Ly
M = x W
bx by
+ + a4
Lx Ly

Untuk Ly/Lx = 1.17 didapat :

Tabel 7.1. Koefisien Momen


a1 a2 a3 a4
MLx -0.059 -0.025 0.141 0.423
MLy -0.015 -0.075 0.130 0.390
Mtx 0.049 0.151 -0.369 0.900
Mty 0.098 0.069 -0.300 0.900

Tekanan gandar = 8 ton


Tekanan roda = 8 ton
Luas bidang konta = ( 0.2 x 0.5 ) m2

######### ###

30 45o 45o

a b

Gambar 7.5. Distribusi Beban Roda Truk

a = 50 + 2 * 0.5 ( 5 + 30 ) = 85 cm
b = 20 + 2 * 0.5 ( 5 + 30 ) = 55 cm
Luas bidang penyebaran tekanan = ( 55 x 85 ) cm2

- 1 (satu) roda ditengah plat :

bx = 85 cm
by = 55 cm
###

Lx Lx = 300 cm
55 Ly = 350 cm
W = 8 ton
Ly
Tabel 7.2. Perhitungan Momen beban 1 (satu) roda truk
Koefisien Momen Perhitungan Momen
Momen
a1 a2 a3 a4 bx/lx by/ly a1(bx/lx) a2(by/ly) M
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) ( 10 )
MLx -0.059 -0.025 0.141 0.423 0.283 0.157 -0.017 -0.004 1.115
MLy -0.015 -0.075 0.13 0.39 0.283 0.157 -0.004 -0.012 1.098
Mtx 0.049 0.151 -0.369 0.9 0.283 0.157 0.014 0.024 -1.978
Mty 0.098 0.069 -0.3 0.9 0.283 0.157 0.028 0.011 -1.560

- 1 (satu) kendaraan pada satu plat :

### ###
175 90 Lx = - ###
85

Ly 55

Keadaan I :
bx = 260 cm by = 55 cm Lx = 300 cm
bx' = 85 cm by' = 55 cm Ly = 350 cm
( 260 x 55 )
W = x 8 = 24.4706 ton
( 85 x 55 )

Tabel 7.3. Perhitungan Momen beban 1 (satu) kendaraan truk keadaan I


Koefisien Momen Perhitungan Momen
Momen
a1 a2 a3 a4 bx/lx by/ly a1(bx/lx) a2(by/ly) M
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) ( 10 )
MLx -0.059 -0.025 0.141 0.423 0.867 0.157 -0.051 -0.004 1.454
MLy -0.015 -0.075 0.13 0.39 0.867 0.157 -0.013 -0.012 1.821
Mtx 0.049 0.151 -0.369 0.9 0.867 0.157 0.042 0.024 -3.852
Mty 0.098 0.069 -0.3 0.9 0.867 0.157 0.085 0.011 -2.598

Keadaan II :
bx = 90 cm by = 55 cm Lx = 300 cm
bx' = 85 cm by' = 55 cm Ly = 350 cm
( 90 x 55 )
W = x 8 = 8.47059 ton
( 85 x 55 )

Tabel 7.4. Perhitungan Momen beban 1 (satu) kendaraan truk keadaan II


Koefisien Momen Perhitungan Momen
Momen
a1 a2 a3 a4 bx/lx by/ly a1(bx/lx)a2(by/ly) M
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) ( 10 )
MLx -0.059 -0.025 0.141 0.423 0.300 0.157 -0.018 -0.004 1.149
MLy -0.015 -0.075 0.13 0.39 0.300 0.157 -0.005 -0.012 1.137
Mtx 0.049 0.151 -0.369 0.9 0.300 0.157 0.015 0.024 -2.063
Mty 0.098 0.069 -0.3 0.9 0.300 0.157 0.029 0.011 -1.621

Momen yang terjadi : (Keadaan I - Keadaan II)


MLx = 0.305 ton
MLy = 0.684 ton
Mtx = -1.788 ton
Mty = -0.976 ton

- 2 (dua) kendaraan pada satu plat dengan jarak as minimum 100 cm

### ###
100 ### Lx = - ###
###

Ly 55

Keadaan I :
bx = 185 cm by = 55 cm Lx = 300 cm
bx' = 85 cm by' = 55 cm Ly = 350 cm
( 185 x 55 )
W = x 8 = 17.41 ton
( 85 x 55 )

Tabel 7.5. Perhitungan Momen beban 2 (dua) kendaraan keadaan I


Koefisien Momen Perhitungan Momen
Momen
a1 a2 a3 a4 bx/lx by/ly a1*bx/lx a2*by/ly M
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) ( 10 )
MLx -0.059 -0.025 0.141 0.423 0.617 0.157 -0.036 -0.004 1.465
MLy -0.015 -0.075 0.13 0.39 0.617 0.157 -0.009 -0.012 1.630
Mtx 0.049 0.151 -0.369 0.9 0.617 0.157 0.030 0.024 -3.277
Mty 0.098 0.069 -0.3 0.9 0.617 0.157 0.060 0.011 -2.379

Keadaan II :
bx = 15 cm by = 55 cm Lx = 300 cm
bx' = 85 cm by' = 55 cm Ly = 350 cm
( 15 x 55 )
W = x 8 = 1.41 ton
( 85 x 55 )

Tabel 7.6. Perhitungan Momen beban 2 (dua) kendaraan keadaan II


Koefisien Momen Perhitungan Momen
Momen
a1 a2 a3 a4 bx/lx by/ly a1*bx/lx a2*by/ly M
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) ( 10 )
MLx -0.059 -0.025 0.141 0.423 0.050 0.157 -0.003 -0.004 0.300
MLy -0.015 -0.075 0.13 0.39 0.050 0.157 -0.001 -0.012 0.278
Mtx 0.049 0.151 -0.369 0.9 0.050 0.157 0.002 0.024 -0.437
Mty 0.098 0.069 -0.3 0.9 0.050 0.157 0.005 0.011 -0.362

Momen yang terjadi : (Keadaan I - Keadaan II)


MLx = 1.164 ton
MLy = 1.353 ton
Mtx = -2.840 ton
Mty = -2.017 ton

Tabel 7.7. Kombinasi pembebanan 1,2 MD + 1,6 ML

Momen Berat Sendiri Beban Merata Truck Beban Rencana

MLx 0.2192 0.7560 1.1644 3.3357


MLy 0.1566 0.5400 1.3525 3.2159
Mtx -0.5011 -1.7280 -2.8402 -7.9105
Mty -0.4385 -1.5120 -2.0168 -6.1723

Ternyata kombinasi beban untuk lantai trestle yang paling menentukan


adalah akibat berat sendiri dan beban truck
MLx = 3.3357 ton.m
MLy = 3.2159 ton.m
Mtx = -7.91 ton.m
Mty = -6.172 ton.m

PERHITUNGAN TULANGAN
Data-data : f'c = 30 MPa
b = 0.85
fy = 320 MPa
b = 300 cm d = 22 cm
h = 30 cm
1.4 1.4
rmin = = = 0.0044
fy 320

f'c 600
rb = 0.85 b ( )
fy 600 + fy
30 600
= 0.85 0.85 ( ) = 0.0442
320 600 + 320

rmax = 0.75 rb = 0.0331

Tulangan Lapangan arah x dan y


MLx = 3.3357 ton.m

Mu fy
= r f fy ( 1 - 0.59 r ) 10 3
= r f fy ( 1 - 0.59 r ) 10 3
bd2 fc

33.3569 320
= r x 1 x 320 ( 1 - 0.59 r ) 10 3
3 x 0.22 2 30

229.7306 = ( 256 r - 1605.6 r2 ) 10 3

0.2297 = ( 256 r - 1605.6 r2 )

256 ± ( 65536 - 4 x 1606 x 0.2297 )0.5


r = = 0.000902
3211.264

rmin < r < rmax Jika r < rmin , digunakan rmin

As = rmin b d
= 0.0044 x 300 x 22 = 28.8750 cm2
per m' pelat As = 9.625 cm2
Digunakan tulangan : f 16 - 150 = 13.404 cm2

Tulangan Tumpuan arah x dan y


Mtx = 7.9105 ton.m

Mu fy
= r f fy ( 1 - 0.59 r ) 10 3
bd 2
fc

79.1047 320
= r x 1 x 320 ( 1 - 0.59 r ) 10 3
3 x 0.22 2 30

544.7982 = ( 256 r - 1605.6 r2 ) 10 3

0.5448 = ( 256 r - 1605.6 r2 )

256 ± ( 65536 - 4 x 1606 x 0.5448 )0.5


r = = 0.002157
3211.264

rmin < r < rmax Jika r < rmin , digunakan rmin

As = rmin b d
= 0.0044 x 300 x 22 = 28.8750 cm2
per m' pelat As = 9.625 cm2
Digunakan tulangan : f 16 - 150 = 13.404 cm2
7.3.2. Perhitungan Lantai Precast Trestel

▪ Balok Induk Memanjang precast 450 x 700 mm

1. Sebelum Komposit (Construction Stage)


Pembebanan :
a. Beban mati qdl :
- berat sendiri balok = 1 0.7 0.45 2400 = 756 kg/m2
- berat pelat beton komposit tebal 0.15 m
= 1 1 0.15 2400 = 360 kg/m2
b. Beban hidup
- beban hidup merata : qll = 3000 kg/m

Momen balok precast (balok kondisi tumpuan sederhana)


3.5
0.375 0.375
0.25 0.25

Gambar 7.6. Momen Balok Precast


2
MDL = 1/8 . qDL . Lb2 = 0.125 (756 + 9 360) (9 - 0.625 - 0.625)
= 24419.813 kgm
2
MLL = 1/8 . qLL . Lb2 = 0.125 (9 3000) (9 - 0.625 - 0.625)
= 202710.94 kgm
Mu total = 24419.813 + 202710.94 = 227130.75 kgm

Momen balok saat pengangkatan :

A B C D

0.7245 0.7245
L = 3.50 m
2
MB = 0.5 756 0.7245 1.5 = 297.61844 kgm
fr = 0.62 30 0.5 = 3.3958799 Mpa
2
3.39588 1
Mcr = 700 450 = 66856384.68 Nmm = 6685.63847 kgm
1.2 6
Mcr > MB OK

2. Sesudah Komposit (Final Stage)


Pembebanan :

a. Beban mati qDL :


- berat sendiri balok = 756 kg/m
- pelat beton komposit tebal 0.15 m = 360 kg/m2
b. Beban hidup :
- beban hidup merata = qll = 3000 kg/m2
- beban hidup terpusat = Pll = 8000 kg

Kombinasi Pembebanan 1
qLL = 9.00 x 3000 = 27000 kg/m
qDL = 1116 kg/m

1.00 3.50 3.50 3.50 1.00

Gambar 7.7. Kombinasi Pembebanan

1.9 m

8000 kg 8000 kg

1.00 3.50 3.50 3.50 1.00

qLL + qDL
2
1
Mlu max = [ (27000 + 1116) 1 2 3.5 ] = 128.0664 kgm
12
2
1
Mtu max = - [ (27000 + 1116) 1 2 3.5 ] = -128.0664 kgm
12

qDL + qPLL
1 2
Mlu max = [ (27000 + 1116) 1 2 3.5 ] + 0.21 8000 3.5 1.6
12

= 3226631988.9552 kgm

1 2
Mtu max = - [ (27000 + 1116) 1 2 3.5 ] - 0.18 1116 3.5 1.6
12

= -3226623577.7328 kgm
Dari perhitungan diatas diperoleh Momen desain maksimum :
Mutp = -3226623577.73 kgm
Mulap = 3226631988.96 kgm
Vu max = 21000 kg

▪ Tulangan tumpuan :

f = 0.8 b = 450 mm
D = 19 b1 = 0.85
d = 620 h = 700 mm
f'c = 30 Mpa d1 = 80 mm
fy = 320 Mpa Mu= 32266235777328 Nmm

Cek tulangan rangkap atau tunggal :


600
cb = d
600 + fy
600
= 620 = 404.3478261
600 + 320

amaks = 75% b1 cb
= 0.75 0.85 404.3478261
= 257.7717391

amaks
Mn maks = 0.85 f'c b amaks d-
2
257.77
= 0.85 30 450 257.772 620 -
2
= 1452681567

Mu 3.23E+13
Mn perlu = = = 4.03328E+13
0.8 0.8
Mn perlu < Mn maks tul. Tunggal

- (-fy.d) + [ (-fy.d)2 - 4 (fy2/1.7.fc.b)(Mu/f) ^0.5 ]


As =
fy2
2
1.7 fc b

2 102400 3.23E+13 ^ 0.5


- -320 620 + -320 620 - 4
1.7 30 450 0.8
=
102400
2
1.7 30 450
-322839834969
=
1626352941.18
= -198.505396212 mm2
- (-fy.d) - (-fy.d)2 - 4 (fy2/1.7.fc.b)(Mu/f) ^0.5
As =
fy2
2
1.7 fc b

2 102400 3.23E+13 ^ 0.5


- -320 620 - -320 620 - 4
1.7 30 450 0.8
=
102400
2
1.7 30 450
322840231769
=
1626352941.18
= 198.506 mm2

1.4
Tul.min = As min = b d
fy
1.4
= 450 620
320
= 1220.625 mm2

diambil : As = 5 D 22 mm = 1900.7 mm2


sengkang = f 13 - 200 mm = 663.66 mm2

▪ Tulangan lapangan :
f = 0.8 b1 = 0.85
D = 19 h = 700 mm
d = 620 d1 = 80 mm
fc = 30 Mpa Mu= 32266319889552 Nmm
fy = 320 Mpa
b = 500 mm

Cek tulangan rangkap atau tunggal :


600
cb = d
600 + fy
600
= 620 = 404.3478261
600 + 320

amaks = 75% b1 cb
= 0.75 0.85 404.3478261
= 257.7717391

amaks
Mn maks = 0.85 fc b amaks d-
2
257.77
= 0.85 30 500 257.772 620 -
2
= 1614090630
Mu 3.23E+13
Mn perlu = = = 4.03329E+13
0.8 0.8

Mn perlu < Mn maks tul. Tunggal

- (-fy.d) + [ (-fy.d)2 - 4 (fy2/1.7.fc.b)(Mu/f) ^0.5 ]


As =
fy2
2
1.7 fc b

2 102400 3.23E+13 ^ 0.5


- -320 620 + -320 620 - 4
1.7 30 500 0.8
=
102400
2
1.7 30 500
-342432795723
=
1807058823.53
= -189.497315342 mm2

- (-fy.d) - (-fy.d)2 - 4 (fy2/1.7.fc.b)(Mu/f) ^0.5


As =
fy2
2
1.7 fc b

2 102400 3.23E+13 ^ 0.5


- -320 620 - -320 620 - 4
1.7 30 500 0.8
=
102400
2
1.7 30 500
342433192523
=
1807058823.53
= 189.498 mm2

1.4
Tul.min = As min = b d
fy
1.4
= 500 620
320
= 1356.25 mm2

diambil : As = 5 D 22 mm = 1900.7 mm2


sengkang = f 13 - 200 mm = 663.66 mm2
7.4. Perhitungan Poer

Struktur poer berfungsi sebagai penyambung antara ujung atas tiang pancang
dengan balok memanjang maupun melintang. Poer pada dermaga ini ada 5
(lima) macam yaitu :

- Poer untuk 1 tiang pancang tegak


Ukurannya 90 x 90 x 80 cm

Data-data penulangan Poer


- Mutu beton = 30 Mpa
- Mutu baja = 320 Mpa
- Decking beton = 8 cm

Poer dengan 1 tiang pancang miring dan 1 tiang pancang tegak

Penulangan
Penulangan poer tunggal dianalisa berdasarkan gaya-gaya maksimum yang
yang bekerja pada balok yang tertumpu pada poer tunggal
Gaya-gaya yang bekerja pada poer tunggal adalah :
- Momen maksimum tumpuan pada balok memanjang = 11840 kgm

My = 11840 kgm

Tiang pancang baja 80 cm


f = 40.6 cm
t = 12.7 mm

90 cm

90 cm

Gambar 7.8. Gaya-gaya yang bekerja pada poer tunggal

Momen Ultimate & Momen Nominal


Mu = 11840 Kgm
Mu f = Faktor reduksi kekuatan lentur = 0.8
Mn =
f
11840
=
0.8
= 14800 Kgm

Direncanakan :
Tulangan arah X D = 16 mm
Tulangan arah Y D = 16 mm
Selimut beton ts = 80 mm
d = h - Sel. Beton - tul.arah X - tul.arah Y
= 800 - 80 - 16 - 0.5 16
= 696 mm

- Tentukan ratio tulangan minimum (ρmin)


1.4 1.4
r min = = = 0.0044
fy 320
- Tentukan rasio tulangan balance (ρb)
fc' 600
r b = 0.85 b1
fy 600 + fy
30 600
= 0.85 0.85 = 0.044
320 600 + 320
rmaks = 0.75 rb = 0.75 0.0442 = 0.0331
Mu 118400000
Mn = = = 148000000 Nmm
f 0.8
fy 320
m = = = 12.549
0.85 f'c 0.85 x 30
Mn 148000000
Rn = = = 0.3395
b d 2 900 x 696 2
1 2m.Rn 0.5
r = 1 - 1 -
m fy

1 25.1 x 0.3395 0.5


= 1 - 1 -
12.5 320
= 0.0011

rmin < r < rmax Jika r < rmin , digunakan rmin

As = r b d
= 0.0044 x 900 x 696
= 2740.5 mm2

Digunakan tulangan 8 D 22 = 3041 mm2

Vu terpakai = 14.5 t
Vud = 145000 N
b = 900 mm
d = 696 mm
Vud 145000
Vn = = = 241666.67 N
f 0.6
1
Vc = Öf'c b d = 571822.35 N
6
Periksa :
Vud > f . Vc
145000 > 0.6 . 571822.35
145000 >343093.41 (memerlukan tulangan geser struktural)
( Vn - Vc ) .s dimana s < d/2 … smaks = 600 mm
Av =
fy.d jadi s = 125 mm
-3E+05 125
=
320 696
= -185.3 mm2
Av/2 = -92.649 mm2
Digunakan Tulangan :
f 18 - 125 = 254.47 mm2
Av / 2 < 254.47 mm2 (Ok!)

untuk tulangan lapangan diambil luas tulangan geser sebesar 0.002

Av = r b d
= 0.0020 x 900 x 696
= 1252.8 mm2
Digunakan tulangan 8 D 19 = 2268 mm2
7.5. Perencanaan Tiang Pancang
7.5.1. Perencanaan Kelompok Tiang

Kapasitas satu tiang pancang

▪ Data Sondir (menurut Wesley)

Qu = Ap sult + Sk zi fsi a

dengan
T = tinggi tiang yang tertanam di tanah = 36.0 m
D = diameter tiang = 0.4576 m
t = tebal tiang = 12.7 mm
a = 1
Ap = luas penampang melintang tiang = ¼ π 0.5 ² = 0.164 m²
sult = qc = hambatan konus =kg/cm 200 2
= 2000 ton/m2
S zi fsi = qf = total hambatan pelekat = 1094 kg/cm = 109.4 ton/m
k = keliling tiang = p D = p • 0.5 = 1.4 m
Qu = kapasitas ultimit tiang = 328.9 + 157.3 = 486.2 ton

Kontrol :
tahanan gesek dinding tiang maksimal 1 t/ft 2
kontrol tahanan gesek dinding tiang = 0.09 < 1 t / ft2 OK

▪ Daya dukung ijin tiang

Ap qc k qf
Qa = +
SF1 SF2

dengan
SF1 = faktor keamanan = 3.0
SF2 = faktor keamanan = 5.0
Qa = daya dukung ijin tiang = 141.1 ton

▪ Daya dukung ijin netto tiang

Qn = Qa - Wtiang

dengan
Wtiang = berat tiang per meter x tinggi tiang yang dipancang
= 0.29 t/m x 36.602 m = 10.61 ton
Qn = daya dukung ijin netto satu tiang = 130.48 ton

7.5.2. Layout Tiang Pancang


1. Jumlah Tiang Pancang
∑V
jlh =
Qn
dengan
∑V = jumlah gaya vertikal = 31.02 ton
Qn = daya dukung ijin netto = 130.5 ton
jlh = jumlah tiang yang diperlukan = 0.24
≈ 2 buah
2. Jarak Tiang Pancang dan Poer

Gambar 7.9. Layout Tiang Pancang dan Poer

s = jarak tiang pancang = 0.60 m


γpoer = berat volume poer = 2.4 t/m3
L = panjang poer = 1.20 m
B = lebar poer = 1.20 m
T = tebal poer = 1.0 m
Wp = berat poer = L x B x T = 3.5 ton

▪ Kontrol Daya Dukung Kelompok Tiang Terhadap Beban Maksimum


yang diterima Tiang

1. Efisiensi Kelompok Tiang Pancang


Rumus Converse - Labarre :
( n− 1 ) m + ( m−1 ) n
E =1−θ
90 mn
dengan
D = diameter tiang = 0.4576 m
s = jarak antar tiang = 0.60 m
θ = arctg (D/s) = 0.652 = 37 °
m = jumlah baris tiang = 2
n = jumlah tiang tiap baris = 1
E = efisiensi kelompok tiang = 0.793
Qn=1 E x Qn = 103.419

2. Gaya Maksimum yang Dipikul Tiang


Tiang yang menerima gaya maksimum adalah tiang terjauh dari titik berat poer

Pv max=
∑ V + Wp + ∑ M 1 . X max + ∑ M 2 .Y max
jlh n1 ∑ X 2 n1 ∑ Y 2
i i

dengan
∑V = Jumlah gaya vertikal = 31.02 ton
∑M1 = Jumlah momen arah 1 = 1.64 tm
∑M2 = Jumlah momen arah 2 = 3.37 tm
jlh = jumlah tiang = 2
Wp = berat poer = 3.5 ton
Xmax : = jarak tiang terjauh dari titik berat poer arah = 5
Ymax : = jarak tiang terjauh dari titik berat poer arah = 1
∑Xi² = jumlah kuadrat jarak x tiap tiang ke titik ber= 354.88
∑Yi² = jumlah kuadrat jarak y tiap tiang ke titik ber= 30.16
n1 = jumlah tiang yang menerima Pmax = 1
Pvmax = gaya vertikal max yang diterima tiang terjau = 17.4
Qn 1
= daya dukung ijin yang dipakai = 103.4
Kontrol : Pmax
< Qn1 OK

▪ Kontrol Tiang Miring


Tiang miring umumnya dipakai bila tiang dipengaruhi oleh beban transversal
yang lebih dari 5 kN (0,49 ton) per tiang.
∑H = 19.04 ton

Gaya transversal yang didukung 1 tiang jika tegak semuanya = ∑H / jlh


= 9.52 ton (TIANG MIRING DIPERLUKAN)

Tiang pancang miring dibuat simetris dengan salib sumbu


Kemiringan tiang 1H : m V

∑V Ptransversal Pv
Paksial

∑H
∑M1
m
Paksial Pv Ptransversal

Gambar 7.10. Gaya pada Tiang Pancang

 V  Wp  M 1 .X  M 2 .Y
Pv   2
 2
jlh n2 Xi n 2  Yi
Pv 1 m2
Paksial   Pv
cos  m
Pv 1 m2
Paksial   Pv
cos  m

Pv
Ptransversal =
m
∑M1 = 1.64 tm
∑M2 = 3.37 tm m : kemiringan tiang
∑V+Wp = 34 ton n2 : jumlah tiang pada kolom yang sama
∑Xi² = 354.88 x : jarak tiang dari titik berat poer arah x (m)
∑Yi² = 30.16 y : jarak tiang dari titik berat poer arah y (m)
jlh = 2

No x y n2 m Pv Paks Ptrans

Tiang m m buah 1H:mV ton ton ton

1 2.00 0.50 1 4 17.3 17.8 4.3

2 2.00 0.50 1 0 17.3 17.3 -

∑ P trans = 4.3

Gaya transversal yang masih didukung oleh setiap tiang

∑H - ∑Ptrans
=
jlh
= 7.36 ton (TIANG MIRING PERLU DITAMBAH)
BAB 8
PERENCANAAN
FENDER DAN BITT
8.1. Perencanaan Fender
8.1.1. Perhitungan Fender

Fender direncanakan menahan kapal peti kemas (containner ship) yang


berukuran 700 DWT dengan data sebagai berikut :

Panjang kapal (Loa) = 58 m


Lebar kapal (B) = 9.7 m
Draft / full load (d) = 3.7 m
Kecepatan merapat = 0.15 m/det
Berat jenis air laut (go) = 1.024
Berat kapal dengan muatan penuh (W)
W = Cb x LPP x B x d x g
= 0.58 x 53.1 x 9.7 x 3.7 x 1.024
= 1136.7 ton

Dalam perencanaan fender dianggap bahwa kapal dengan muatan penuh merapat
ke dermaga dengan membentuk sudut 10 0 terhadap sisi depan dermaga.

V (kecepatan Kapal)
KAPAL 10 0

PELAT DERMAGA

Gambar 8.1. Sudut Benturan Kapal Terhadap Dermaga

Energi benturan ditentukan berdasarkan persamaan :


W V2
E = Ce Cm Cs Cc
2g

dengan Cm = koefisien tambatan massa


pd
Cm = 1 +
2 Cb B
3.14 3.7
= 1+ = 2.03
2 0.583 9.7

Cs = koefisien kekerasan = 1.0


Cc = koefisien bentuk dari tambatan = 1.0
Ce = koefisien Eksentrisitas = 1.0
Dari keseluruhan data tersebut didapat besar energi benturan sebagai berikut :
W V2
E = Ce Cm Cs Cc
2g 2
0.15 sin 10
= 1137 x 1 2.03 x 1 x 1
2 x 9.81
= 0.080 ton meter

50 % energi yang di absorption fender = 0.04 ton meter

Dari energi benturan tersebut dapat ditentukan fender karet "Bridgestone super
Arch" (tipe V) dengan data sebagai berikut :
Fender tipe V 300H X1500L
Kapasitas R = 22.5 ton
Energi E = 2.25 ton m
Luas Kontak = 0.45 m2

besar gaya yang melawan benturan :

0.04
(RF) = x 22.5 = 0.40 ton
2.25

Diambil jarak antara fender 4.0 m tepat pada jalur balok melintang
dengan jumlah fender sebanyak 62.5 buah

8.1.2. Perhitungan Balok Fender

Ukuran balok 40 x 200 cm2

600

Gambar 8.2. Balok Fender

Panjang bidang kontak = 2.0 m


Gaya reaksi = 22.5 ton

Gaya reaksi 22500


qu = 1.6 = 1.6 = 18000 kg/m
Panjang bidang 2.0

L = 2.0 m
Momen M = 1/2 qu . L2
= 1 2
18000 2.0 = 36000 kgm
2

▪ Desain Tulangan Balok Fender


Data : Satuan Mpa,mm,N f = 0.80
f'c = 30 Mpa
fy = 320 Mpa
b = 2000 mm
h = 400 mm
d1 = 50 mm
d = 350 mm
b1 = 0.85
Mu = 360000000 Nmm
diameter tulangan utama (fD) = 20 mm fsengkang = 16 mm
penutup beton (p) = 50 mm
d = h - p - 0.5 fD - fsengkang = 400 - 50 - 10 - 16
= 324 mm

▪ Cek Tulangan rangkap atau tunggal

600
ab = b1 ( ) d
600 + fy
600
= 0.85 ( ) 324
600 + 320
= 179.6 mm

amaks = 75 % .ab
= ###
= 134.71 mm

amaks
Mnada = 0.85 f'c b amaks ( d - )
2
135
= 0.85 30 2000 135 ( 324 - )
2
= 1763171467 Nmm
Mu 360000000
Mnperlu = = = 450000000 Nmm
f 0.8

Periksa : Mnada > Mnperlu (Tulangan Tunggal)

fy 320
m = = = 12.5
0.85 f'c 0.85 30
Mu 360000000
Rn = = = 2.14
f .b .d 2
167961600

1 2 m Rn
r = [ 1 - Ö 1 - ( ) ]
m fy
1
= [ 1 - Ö 1 - ( 0.17 ) ]
12.5
r = 0.007
r min = 0.0044
0.85 f'c 600
r maks = 0,75 b1 ( ) ( )
fy 600 + fy
0.85 30 600
= 0.75 0.85 ( ) ( )
320 600 + 320
= 0.03313
As = r .b .d
= 0.007 2000 179.609
= 2516.7 mm2
Digunakan tulangan 10 D 19 = 2835 mm2

25.2
Diambil As =
1.0
= 25.1665 cm2 / meter
Tulangan yang dipergunakan pada balok fender yaitu :
25.167
= 12.5168
2.010619

D 16 - 100 = 20.10619298

Tulangan bagi = 20% 25.17


= 5.03331
5.0333050918
= = 1.602
3.1415926536

D 16 - 100 = 20.106

8.2. Perencanaan Bitt


Dalam merencanakan bitt disyaratkan agar tinggi bitt tidak melebihi 50 cm di atas
lantai dermaga. Hal ini dilakukan agar tidak mengganggu kelancaran arus naik turun
peti kemas di dermaga.

Gaya tarik yang bekerja pada bitt diperhitungkan sebesar 25 ton.


Bahan bitt digunakan baja dengan kuat izin yang sama, yaitu fy = 320 Mpa.
Jarak dan jumlah bitt minimum untuk beberapa ukuran kapal yang diisyaratkan
dapat dilihat pada Tabel 8.1.

Tabel 8.1. Jarak Bitt yang Disyaratkan

Ukuran Kapal (GRT) Jarak Maks. (m)

700 s/d 2000 10 - 15 4


2001 - 5000 20 6
5001 - 20000 25 6
20001 - 50001 35 8
50001 - 100000 45 8

Direncanakan bitt pada dermaga tersebut sebanyak 16 dengan jarak antar


bitt 15 m. Bitt terbuat dari baja dan diangkurkan ke dermaga melalui pelat
landas beton.

Anda mungkin juga menyukai