Anda di halaman 1dari 53

TUGAS

KEKUATAN KAPAL 2
(21D03131003)

DIKERJAKAN OLEH:

ANDI TAKESHI KOKOH SABIRUN M.

D031201043

Program Studi S1 Teknik Perkapalan


Fakultas Teknik, Universitas Hasanuddin
2022
LEMBAR BUKTI PENYELESAIAN TUGAS

TUGAS KEKUATAN KAPAL (21D03131003) YANG TERDIRI DARI:


A. ASESMEN KEKUATAN TRANSVERSAL KAPAL RANCANGAN
B. ASESMEN KEKUATAN LONGITUDINAL KAPAL RANCANGAN

YANG DIBERIKAN KEPADA:


NAMA : ANDI TAKESHI KOKOH SABIRUN M.
NIM : D031201043

DENGAN INI DINYATAKAN TELAH DIKERJAKAN, DIKONSULTASIKAN DENGAN


DOSEN PEMBIMBING DAN LAPORAN LENGKAPNYA TELAH SELESAI.

MAHASISWA YBS.

Andi Takeshi Kokoh Sabirun M.

KOORDINATOR MATA KULIAH DOSEN PEMBIMBING

Dr. Ir. Ganding Sitepu, Dipl.-Ing Dr. Ir. Ganding Sitepu, Dipl.-Ing
Ukuran Pokok Kapal Rancangan:
Loa : 88.12 m
Lpp : 81.03 m
B : 12.93 m
H : 6.46 m
T : 5.26 m
DWT : 3000 ton
GT : 2158.93 ton
NT : 1236.65 ton
Daya Motor utama : 1950 kw
Daya Motor Bantu : 305 kw
Jumlah Palka :3
Ukuran Lubang Palka : Palka 1 (12.6 x 6.4 x 0.6) m
Palka 2 (14.4 x 6.4 x 0.6) m
Palka 3 (10.8 x 6.4 x 0.6) m

Lambung Bawah Air


Displasmnen : 3987.37 ton
CB : 0.67
CpH : 0.68
CpV : 0.85
CM : 0.98
CWL : 0.67
A. ASESMEN KEKUATAN TRANSVERSAL KAPAL RANCANGAN
A.1. Tujuan
Penilaian kekuatan transversal kapal rancangan dilakukan dengan tujuan untuk
memastikan bahwa kekuatan transversal kapal rancangan baik atau tidak. Parameter
penilaian kekuatan transversal ini ditinjau dari besarnya nilai tegangan yang telah
diperhitungkan, meliputi tegangan aksial, tegangan geser dan tegangan puntir. Nilai-nilai
tersebut nantinya akan dibandingkan dengan tegangan yang dizinkan oleh Biro Klasifikasi
Indonesia yaitu 150 N/mm2 untuk tegangan aksial dan tegangan geser, dan 110 N/mm2 untuk
tegangan puntir. Kekuatan transversal kapal rancangan dikatakan baik jika nilai tegangan yang
dihasilkan tidak melebihi tegangan izin BKI.
Struktur transversal kapal rancangan yang dihitung tegangannya yaitu sebagai
berikut:
1. Wrang Pelat
2. Gading Besar (Web Frame)
3. Balok Geladak

A.2. Sketsa Balok Struktur Midship

Daftar Ukuran Profil:


1. Gading Besar 280 x 56 x 14 mm
2. Balok Geladak 150 x 75 x 11 mm
3. Wrang Pelat 911 x 8.32 mm
Daftar Ukuran Tebal Pelat:
1. Pelat alas 11 mm
2. Pelat alas dalam 8 mm
3. Pelat sisi 10 mm
4. Pelat geladak 8 mm
A.3. Perhitungan Beban
1. Beban Geladak Cuaca
(Reference: BKI Vol II. 2016 Section 4.B.1.1, Page 4-2/12)
Geladak cuaca adalah jenis geladak yang bebas yang berhadapan dengan cuaca luar
atau dengan kata lain melakukan kontak langsung dengan cuaca yang berasal dari luar.
Besarnya beban geladak cuaca tidak boleh kurang dari:
20 × T
PD = Po × ( 10 + Z – T )× H × CD (kN / m2)

Dimana :
Po = Beban Luar Dinamis Dasar
= 2.1 x (Cb + 0.7) x Co x Cl x f (kN / m)
Co = Koefisien Gelombang
= 𝑚 . 𝐿0,31 (Untuk L≤ 270 m)
= 7.341
Cl = Koefisien Panjang
𝐿
= √90 (untuk L < 90 m)

= 0.949
f1 = 1.0 (untuk tebal pelat dan geladak cuaca)
f2 = 0.75 (untuk gading – gading dan balok geladak)
f3 = 0.60 (untuk gading besar, senta, dan sistem kisi)
Cb = 0.64
Z = Jarak vertikal dari pusat beban ke base line
= H + Hchamber
= 6.46 + (1/50 x B)
= 6.46 + (1/50 x 12.93)
= 6.721 m
CD = Faktor Distribusi
CD1 = 0.1 (untuk 0 ≤ x/L ≤ 0,2 ; buritan kapal)
CD2 = 1.0 (untuk 0,2 ≤ x/L ≤ 0,7 ; tengah kapal)
CD3 = 0.91 (untuk 0,7 ≤ x/L ≤ 1,0 ; haluan kapal)
Po = 2.1 (Cb + 0,7) × Co × CL × f3
= 2.1 (0.64 + 0.7) × 7.341 × 0.949 × 0.60
= 20.10 kN/m2
Sehingga:
Beban geladak untuk menghitung strong beam
20 × T
PD = Po × ( 10 + Z – T )× H × CD2 (KN / m2)
20 × 5.26
= 20.10 × ( 10 + 6.721 –5.26)×6.46 × 1.0

= 28.542 kN/m2

2. Beban Sisi Kapal


(Reference : BKI Vol. II. 2016 Section 4.B.2.1.1, Page 4-3/12)
Beban Sisi merupakan perhitungan yang meliputi pada semua sisi kapal. Fungsinya
untuk mementukan perhitungan tebal pelat bangunan atas, pelat lambung, ukuran-ukuran
gading yang turut menahan beban sisi kapal.Beban sisi geladak dihitung menurut rumus.
PS = 10 x (T – Z) + Po x CF (1 + Z / T) {untuk di bawah garis air muat}
PS = Po x CF x (20 / (10 + Z – T)) {untuk di atas garis air muat}
Dimana :
Po = 20.10 kN/m2
CF = 1,0 (untuk 0,2 ≤ x/L ≤ 0,7 ; tengah kapal)
Beban Sisi Kapal Untuk Web Frame
1. Beban sisi kapal di Bottom
Z=0m
PS = Po x CF x (20 / (10 + Z - T)
= 72.70 kN/m2
2. Beban sisi kapal setinggi side stringer
Z = 3.85 m
PS = Po x CF x (20 / (10 + Z - T)
= 46.80 kN/m2
3. Beban sisi kapal setinggi sarat
Z = 5.26 m
PS = Po x CF x (20 / (10 + Z - T)
= 40.19 kN/m2
4. Beban sisi kapal setinggi kapal
Z = 6.46 m
PS = Po x CF x (20 / (10 + Z - T)
= 35.89 kN/m2
3. Beban Alas Luar Kapal
(Reference : BKI Vol. II. 2016 Section 4.B.3, Page 4-4/12)
Besarnya beban alas kapal tidak boleh kurang dari:
PB = (10 × T) + (Po × CF) kN/m2
Dimana :
Po = 12.88 kN/m2
CF = 1,0 + (5/Cb) x (0,2 - (x/L)) (untuk 0 ≤ x/L ≤ 0,2 ; buritan kapal)
CF = 1,0 (untuk 0,2 ≤ x/L ≤ 0,7 ; tengah kapal)
CF3 = 1,0 + (20/cb) x ((x/L) - 0,7)2 (untuk 0,7 ≤ x/L ≤ 1,0 ; haluan kapal)
Beban Alas Luar Kapal Untuk Web Stiffener
PB = (10 × T) + (Po3 × CF1)
PB = 72.70 kN/m2

4. Beban Alas Dalam Kapal


(Reference : BKI Vol. II. 2016 Section 4.C.2, Page 4-7/12 )
Beban alas dalam kapal dihitung berdasarkan rumus :
𝐆
𝐏𝐢 = 𝟗. 𝟖 𝐡. 𝟏 + 𝐚𝐯
𝐕
Dimana :
G = Berat Muatan Bersih
= 2819.57 ton
V = Volume ruang muat
= 3188.41 m3
G/V = Massa Jenis muatan
= 0.627 ton/m3
h = Titik tertinggi muatan di atas alas dalam
= H – Hdb
= 5.53 m
vo = Kecepatan kapal
= 13 knot
L = 58.85 m
F = 0,11 x (vo/√L)
= 0.188
mo = 1,5 + F
= 1.688
m1 = mo – 5 (mo – 1) x (x/L) (untuk daerah buritan kapal)
= 1.372
m2 = 1 (untuk daerah tengah kapal)
m3 = 1 + (mo + 1/3) x (x/L - 0,7) (untuk daerah haluan kapal)
= 1.198
av = F x m
av1 = 0.231 (untuk daerah buritan kapal)
av2 = 0.159 (untuk daerah tengah kapal)
av3 = 0.202 (untuk daerah haluan kapal)
Pi = 9,81 ×(G/V) × H × (1 + av2)
= 9,81 × 0.627 × 6.46 × (1 + 0.159)
= 55.60 kN/m2

5. Sketsa sebaran beban pada konstruksi midship kapal rancangan

A.4. Perhitungan Momen Inersia Penampang


Sebelum melakukan perhitungan momen inersia pada setiap penampang, terlebih
dahulu dilakukan perhitungan lebar pelat efektif (pelat pengikut penampang) dengan
melihatt tabel pada Rules “BKI Vol II tahun 2016 tentang Peraturan Lambung, Section 3”
sebagai berikut:
Dimana:
L = Panjang penampang struktur (m)
l = Panjang antara titik – titik nol dari kurva momen lengkung penampang, pada kasus
tumpuan sederhana dan 0,6 x panjang tidak ditumpu pada kasus tumpuan jepit
e = Jarak antar gading (m)
em1 = Lebar pelat efektif untuk distribusi beban merata pada penampang
em2 = Lebar pelat efektif untuk distribusi beban tidak merata pada penampang
Maka :
1. Gading Besar
Gading besar di bawah senta sisi:
Perhitungan Lebar Efektif
l 2307 mm
e = ao 600 mm
l/e 3.845

Interpolasi
l/e 3 3.845 4
e m1/e 0.82 0.89605 0.91
e m1 537.63 mm

t3 280 mm
t2t 56 mm
t2b 537.63 mm
tW 14 mm
tft 14 mm
tfb 12 mm
2 2’

t2t= 56mm
mm

tft= 14
tft= mmmm tW=
tW= 14mm
mm t3= 280mm
mm
3’
tfb= 12mm
tfb= mm
2
3

t2b=
t2b=537.63
mmmm

mm 3
mm

Gading besar di atas senta sisi:


l 1599 mm
e = ao 600 mm
l/e 2.665

Interpolasi
l/e 2 2.665 3
e m1/e 0.64 0.7597 0.82
e m1 455.82 mm

t3 280 mm
t2t 56 mm
t2b 455.82 mm
tW 14 mm
tft 14 mm
tfb 12 mm

2 2’

t2t= 56mm
mm

tft= 14
tft= mmmm tW=
tW= 14mm
mm t3= 280mm
mm
3’
tfb= 12mm
tfb= mm
2
3

t2b= 455.82
t2b= mm mm

mm 3
mm
2. Wrang Pelat
Wrang pelat antara bilga dan penumpu samping:
l 1939.8 mm
e = ao 600 mm
l/e 3.233

Interpolasi
l/e 3 3.233 4
e m1/e 0.82 0.84097 0.91
e m1 504.582 mm

t3 931 mm
t2t 504.582 mm
t2b 504.582 mm
tW 8.32 mm
tft 7 mm
tfb 13 mm

2 2’

t2t= 504.58 mm

tft= 7 mm
tW= 8.32 mm t3= 931 mm
3’
tfb= 13 mm
2

3
mm
mm t2b= 504.58 mm
mm 3

Wrang pelat antara penumpu samping dan penumpu tengah:


l 1939.8 mm
e = ao 600 mm
l/e 3.233

Interpolasi
l/e 3 3.233 4
e m1/e 0.82 0.84097 0.91
e m1 504.582 mm

t3 931 mm
t2t 504.582 mm
t2b 504.582 mm
tW 8.32 mm
l 1939.8 mm
e = ao 600 mm
l/e 3.233

Interpolasi
l/e 3 3.233 4
e m1/e 0.82 0.84097 0.91
e m1 504.582 mm

t3 931 mm
t2t 504.582 mm
t2b 504.582 mm
tW 8.32 mm
tft 7 mm
tfb 13 mm
2 2’

t2t= 504.58 mm

tft= 7 mm
tW= 8.32 mm t3= 931 mm
3’
tfb= 13 mm
2

3
mm
mm t2b= 504.58 mm
mm 3

3. Balok Geladak
l 1943.5082 mm
e = ao 600 mm
l/e 3.2391803

Interpolasi
l/e 3 3.2391803 4
e m1/e 0.82 0.8415262 0.91
e m1 504.91574 mm

t3 150 mm
t2t 75 mm
t2b 504.91574 mm
tW 11 mm
tft 11 mm
tfb 11 mm
2 2’

t2t= 75 mm

tft= 11 mm tW= 11 mm t3= 150 mm


3’
tfb= 11 mm
2

3
mm
mm t2b= 504,92 mm
mm
3

Setelah didapatkan lebar efektif untuk setiap penampang maka selanjutnya dapat dihitung
momen inersia setiap penampang sebagai berikut.
1. Gading Besar
a. Di bawah side stringer

B1 = 56 mm
B2 = 14 mm
B3 = 537.63 mm
T1 = 14 mm
T2 = 254 mm
T3 = 12 mm
No. Elemen Luas (Ai) 2i Ai . 2i 2 Inersia Sendiri Elemen Sb 3’i (I3’0i) 2'i
1 I 7.840E+02 273 2.140E+05 1.281E+04 3.256E+07
2 II 3.556E+03 139 4.943E+05 6.922E+01 1.912E+07 1.731E+07
3 III 6.452E+03 6 3.871E+04 7.742E+04 2.579E+07
1.079E+04 7.470E+05 1.921E+07
I3 = ΣI3o𝑖 + Σ2'i2.Ai
= 9.487 x 107 mm4
Wmin = I3/Zmin
= 4.501 x 105 mm3
Keterangan:
2i = Jarak titik berat elemen terhadap sumbu 3
2 = Jarak titik berat elemen gabungan terhadap sumbu 3
I3’0i = Inersia elemne sendiri
1
= 12 𝑥 𝐵 𝑥 𝑇 3
2’I = Jarak titik berat elemen ke titik berat elemen gabungan
Zmin = Jarak terjauh dari Netral Absis secara vertical
= 69.2 mm

b. Di atas side stringer

B1 = 56 mm
B2 = 14 mm
B3 = 455.82 mm
T1 = 14 mm
T2 = 254 mm
T3 = 12 mm
No. Elemen Luas (Ai) 2i Ai . 2i 2 Inersia Sendiri Elemen Sb 3’i (I3’0i) 2'i
1 I 7.840E+02 273 2.140E+05 1.281E+04 3.256E+07
2 II 3.556E+03 139 4.943E+05 7.555E+01 1.912E+07 1.731E+07
3 III 5.470E+03 6 3.282E+04 6.564E+04 2.186E+07
9.810E+03 7.411E+05 1.920E+07
I3 = ΣI3o𝑖 + Σ2'i2.Ai
= 9.093 x 107 mm4
Wmin = I3/Zmin
= 4.448 x 105 mm3
Keterangan:
2i = Jarak titik berat elemen terhadap sumbu 3
2 = Jarak titik berat elemen gabungan terhadap sumbu 3
I3’0i = Inersia elemne sendiri
1
= 12 𝑥 𝐵 𝑥 𝑇 3
2’I = Jarak titik berat elemen ke titik berat elemen gabungan
Zmin = Jarak terjauh dari Netral Absis secara vertical
= 204.4 mm
2. Wrang Pelat
a. Wrang pelat di antara bilga dan penumpu samping

B1

B1 = 504.582 mm
B2 = 8.32 mm
B3 = 504.582 mm
T1 = 7 mm
T2 = 911 mm
T3 = 13 mm
No. Elemen Luas (Ai) 2i Ai . 2i 2 Inersia Sendiri Elemen Sb 3’i (I3’0i) 2'i
1 I 3.532E+03 927.5 3.276E+06 1.442E+04 1.610E+09
2 II 4.685E+02 468.5 2.195E+05 8.723E+02 5.242E+08 2.190E+07
3 III 6.500E+00 6.5 4.225E+01 9.238E+04 3.927E+05
4.007E+03 3.496E+06 5.243E+08
I3 = ΣI3o𝑖 + Σ2'i2.Ai
= 2.157 x 109 mm4
Wmin = I3/Zmin
= 2.473 x 106mm3
Keterangan:
2i = Jarak titik berat elemen terhadap sumbu 3
2 = Jarak titik berat elemen gabungan terhadap sumbu 3
I3’0i = Inersia elemne sendiri
1
= 12 𝑥 𝐵 𝑥 𝑇 3
2’I = Jarak titik berat elemen ke titik berat elemen gabungan
Zmin = Jarak terjauh dari Netral Absis secara vertical
= 872.3 mm

b. Wrang pelat di antara penumpu samping dan penumpu tengah

B1

B1 = 504.528 mm
B2 = 8.32 mm
B3 = 504.528 mm
T1 = 7 mm
T2 = 894.3 mm
T3 = 13 mm
No. Elemen Luas (Ai) 2i Ai . 2i 2 Inersia Sendiri Elemen Sb 3’i (I3’0i) 2'i
1 I 3.532E+03 910.8 3.217E+06 1.442E+04 5.224E+06
2 II 7.441E+03 460.15 3.424E+06 3.812E+02 4.959E+08 1.264E+09
3 III 6.559E+03 6.5 4.263E+04 9.237E+04 4.917E+09
1.753E+04 6.683E+06 4.960E+08
I3 = ΣI3o𝑖 + Σ2'i2.Ai
= 6.682 x 108 mm4
Wmin = I3/Zmin
= 1.254 x 107 mm3
Keterangan:
2i = Jarak titik berat elemen terhadap sumbu 3
2 = Jarak titik berat elemen gabungan terhadap sumbu 3
I3’0i = Inersia elemne sendiri
1
= 12 𝑥 𝐵 𝑥 𝑇 3
2’I = Jarak titik berat elemen ke titik berat elemen gabungan
Zmin = Jarak terjauh dari Netral Absis secara vertical
= 533.1 mm

3. Balok Geladak

B1 = 75 mm
B2 = 11 mm
B3 = 504.916 mm
T1 = 11 mm
T2 = 128 mm
T3 = 11 mm
No. Elemen Luas (Ai) 2i Ai . 2i 2 Inersia Sendiri Elemen Sb 3’i (I3’0i) 2'i
1 I 8.250E+02 144.5 1.192E+05 8.319E+03 4.675E+06
2 II 1.408E+03 75 1.056E+05 3.279E+01 1.922E+06 4.699E+04
3 III 5.554E+03 5.5 3.055E+04 5.600E+04 2.255E+07
7.787E+03 2.554E+05 1.987E+06
I3 = ΣI3o𝑖 + Σ2'i2.Ai
= 2.926 x 107 mm4
Wmin = I3/Zmin
= 2.497 x 105 mm3
Keterangan:
2i = Jarak titik berat elemen terhadap sumbu 3
2 = Jarak titik berat elemen gabungan terhadap sumbu 3
I3’0i = Inersia elemne sendiri
1
= 12 𝑥 𝐵 𝑥 𝑇 3
2’I = Jarak titik berat elemen ke titik berat elemen gabungan
Zmin= Jarak terjauh dari Netral Absis secara vertical
= 117.2 mm
Tabel Momen Inersia Penampang Setiap Balok
No. Nama Balok Momen Inersia Penampang (mm4)
1 Gading besar di bawah side stringer 9.49 x 107
2 Gading besar di atas side stringer 9.09 x 107
3 Wrang pelat antara bilga dan side girder 2.16 x 109
4 Wrang pelat antara side girder dan centre girder 6.68 x 109
5 Balok geladak 2.93 x 107

A.5. Perhitungan Gaya dan Momen Simpul (Node)

Gambar Sketsa Nomor Simpul (Node) Struktur Midship


Keterangan:
= Titik kumpul (join)
= Nomor balok/batang
= Penomoran Gaya, momen dan Perpindahan
Tabel Informasi Titik Kumpul
Ordinat Sumbu Global (mm) Penomoran Perpindahan Daftar Pengekangan
Titik Kumpul
Y Z uY uz rx uY uz rx
1 0 0 1 2 3 0 0 0
2 3233 0 4 5 6 1 1 1
3 6465 0 7 8 9 1 1 1
4 0 3845 10 11 12 1 1 1
5 0 6510 13 14 15 0 0 0
6 3233 6710 16 17 18 1 1 1

Keterangan pengekangan:
0 = bebas
1 = ditahan

Tabel Informasi Balok


Luas
Inersia Sb 3, I3i Modulus Mini, Statis Momen, Lebar Penampang, b
Balok Panjang, Li (mm) Penampang, Ai
(mm4) W3min (mm3) SN3 (mm3) (mm)
(mm2)

1 3.233E+03 4.007E+03 2.157E+09 3.677E+07 2.059E+05 8.32E+00


2 3.232E+03 1.753E+04 6.682E+09 1.254E+07 3.022E+06 8.32E+00
3 3.845E+03 1.079E+04 9.487E+07 4.501E+05 4.308E+05 1.40E+01
4 2.665E+03 9.810E+03 9.093E+07 4.448E+05 4.087E+05 1.40E+01
5 3.239E+03 7.787E+03 2.926E+07 2.497E+05 1.542E+05 1.10E+01

Adapun peritungan momen dan gaya yang bekerja pada setiap penampang sesuai
dengan beban yang telah dihitung pada A.2 pada setiap node, sebagai berikut:
Sumber: Buku “Analisis Matriks untuk Struktur Rangka”, karya William Weaver, Jr dan
James M. Gere
1. Balok 1 (Wrang Pelat di antara bilga dan penumpu samping)

Diketahui:
L = 3233 mm
PB = 72.7 kN/m2
= 0.727 N/mm2
PI = 55.6 kN/m2
= 0.0556 N/mm2
ao = 600 mm
qB = PB x ao
= 43.62 N/mm
qI = PI x ao
= 33.36 N/mm
q = qI - qB
= -10.26 N/mm
Untuk beban distribusi merata dengan jenis tumpuan jepit di kedua sisi, momen dan
gaya yang bekerja dapat dihitung menggunakan rumus sebagai berikut:

q =w
Maka diperoleh:
MA = -8.937 x 106 Nmm
MB = 8.94 x 106 Nmm
RA = -1.659 x 104 N
RB = -1.66 x 104 N

2. Balok 2 (Wrang Pelat di antara penumpu samping dan penumpu tengah)

Diketahui:
L = 3232 mm
PB = 72.7 kN/m2
= 0.727 N/mm2
PI = 55.6 kN/m2
= 0.0556 N/mm2
ao = 600 mm
qB = PB x ao
= 43.62 N/mm
qI = PI x ao
= 33.36 N/mm
q = qI - qB
= -10.26 N/mm
Untuk beban distribusi merata dengan jenis tumpuan jepit di kedua sisi, momen dan
gaya yang bekerja dapat dihitung menggunakan rumus sebagai berikut:

q =w
Berdasarkan rumus di atas, maka diperoleh:
MA = -8.931 x 107 Nmm
MB = 8.93 x 107 Nmm
RA = -1.658 x 104 N
RB = -1.66 x 104 N

3. Balok 3 (Gading besar di bawah side stringer)

Diketahui:
L = 3845 mm
PSB = 72.7 kN/m2
= 0.0727 N/mm2 (Beban sisi setinggi Bottom)
PSS = 46.8 kN/m2
= 0.0468 N/mm2 (Beban sisi setinggi Side Stringer)
ao = 600 mm
qSB = PSB x ao
= 43.62 N/mm
qSS = PSS x ao
= 28.08 N/mm

Untuk beban distribusi tidak merata (berbentuk trapesium) dengan jenis tumpuan
jepit pada kedua sisi, momen dan gaya yang bekerja dapat dihitung dengan mula – mula
dibagi menjadi 2 bagian sehingga hasilnya adalah penjumlahan antara rumus beban
distribusi merata (persegi) dan beban distribusi tidak merata (segitiga) sebagai berikut.
Beban merata q = qSS = 47.851 N/mm
Beban Segitiga q = qSB - qSS = 50.48 N/mm

Berdasarkan rumus di atas, total beban adalah sebagai berikut:


MA = 2.311 x 107 Nmm
MB = -2.69 x 107 Nmm
RA = 9.117 x 104 N
RB = 6.29 x 104 N

4. Balok 4 (Gading besar di atas side stringer)

Diketahui:
L = 2665 mm
PSS = 46.8 kN/m2
= 0.0468 N/mm2 (Beban sisi setinggi Side Stringer)
PST = 40.19 kN/m2
= 0.04019 N/mm2 (Beban sisi setinggi Sarat)
PSH = 35.89 kN/m2
= 0.03589 N/mm2 (Beban sisi setinggi Kapal)
ao = 600 mm
qSS = PSS x ao
= 28.08 N/mm
qST = PST x ao
= 24.114 N/mm
qSH = PSH x ao
= 21.534 N/mm
Untuk beban distribusi tidak merata (berbentuk trapesium) dengan jenis tumpuan
jepit pada kedua sisi, momen dan gaya yang bekerja dapat dihitung dengan mula – mula
dibagi menjadi 2 bagian sehingga hasilnya adalah penjumlahan antara rumus beban
distribusi merata (persegi) dan beban distribusi tidak merata (segitiga) sebagai berikut.

Beban Merata q = qSH = 24.86 N/mm


Beban Merata Kosong q = qST - qSH = 29.58 N/mm
Beban Segitiga Nol Kosong q = qSS - qST = 20.04 N/mm
Beban Kosong Sgitiga q = qST - qSH = 29.58 N/mm
Berdasarkan rumus di atas, total beban adalah sebagai berikut:
MA = 1.516 x 107 Nmm
MB = -1.546 x 107 Nmm
RA = 3.444 x 104 N
RB = 3.095 x 104 N

5. Balok 5 (Balok geladak)

Diketahui:
L = 270 mm
PD = 28.542 kN/m2
= 0.0285 N/mm2
ao = 600 mm
qD = PD x ao
= 17.125 N/mm

Untuk beban distribusi merata dengan jenis tumpuan jepit di kedua sisi, momen dan
gaya yang bekerja dapat dihitung menggunakan rumus sebagai berikut:
q =w
Berdasarkan rumus di atas, maka diperoleh:
MA = 1.497 x 107 Nmm
MB = -1.50 x 107 Nmm
RA = 2.774 x 104 N
RB = 2.77 x 104 N
A.6 Susun Matriks Kekakuan dan Persamaan Kekakuan {F} = [K]{u};
A.6.1 Matrks Kekakuan [K]
1. Penentuan Matriks Kekakuan Elemen Balok (Koordinat Lokal) [Kbi]
Untuk sebuah balok struktur dengan 2 tumpuan pada setiap ujung – ujungnya,
bentuk matriksnya adalah sebagai berikut:
UY1 UZ1 RX1 UY2 UZ2 RX2
EA/L -EA/L UY1
3 2 3 2
12EIZ/L 6EIZ/L -12EIZ/L 6EIZ/L UZ1
2 2 RX1
K 6EIZ/L 4EIZ/L -6EIZ/L 2EIZ/L
-EA/L EA/L UY2
3 2 3 2
-12EI Z/L -6EIZ/L 12EIZ/L -6EIZ/L UZ2
2 2 RX2
6EIZ/L 2EIZ/L -6EIZ/L 4EIZ/L
Berikut ini adalah matriks kekakuan untuk setiap elemen balok (berdasarkan
koordinat lokal):
a. Matriks Kekakuan Balok 1 Wrang Pelat (Koordinat Lokal) [Kb1]
Diketahui: E = 210000 N/mm2
I = 2.157 x 109 mm4
L = 3233 mm
A = 4007 mm2
Dari nilai diatas didapatkan hasil berikut:
EA/L 1.139E+06 N/mm
3
12EI3/L 4.988E+05 N/mm
6EI3/L2 8.061E+08 N/mm
4EI3/L 1.737E+12 N/mm
2EI3/L 8.684E+11 N/mm
Maka matriks kekakuan untuk balok 1 wrang pelat sebagai berikut :
1 2 3 4 5 6
2.603E+05 -2.603E+05 1
1.608E+05 2.600E+08 -1.608E+05 2.600E+08 2
KB1 2.600E+08 5.604E+11 -2.600E+08 2.802E+11 3
-2.603E+05 2.603E+05 4
-1.608E+05 -2.600E+08 1.608E+05 -2.600E+08 5
2.600E+08 2.802E+11 -2.600E+08 5.604E+11 6
b. Matriks Kekakuan Balok 2 Wrang Pelat (Koordinat Lokal) [Kb2]
Diketahui: E = 210000 N/mm2
I = 6.682 x 109 mm4
L = 3232 mm
A = 17530 mm2
Dari nilai diatas didapatkan hasil berikut:
EA/L 1.139E+06 N/mm
3
12EI3/L 4.988E+05 N/mm
6EI3/L2 8.061E+08 N/mm
4EI3/L 1.737E+12 N/mm
2EI3/L 8.684E+11 N/mm
Maka matriks kekakuan untuk balok 2 wrang pelat sebagai berikut :
4 5 6 7 8 9
1.139E+06 -1.139E+06 4
4.988E+05 8.061E+08 -4.988E+05 8.061E+08 5
KB2 8.061E+08 1.737E+12 -8.061E+08 8.684E+11 6
-1.139E+06 1.139E+06 7
-4.988E+05 -8.061E+08 4.988E+05 -8.061E+08 8
8.061E+08 8.684E+11 -8.061E+08 1.737E+12 9

c. Matriks Kekakuan Balok 3 Gading Besar (Koordinat Lokal) [Kb3]


Diketahui: E = 210000 N/mm2
I = 9.48 x 107 mm4
L = 3845 mm
A = 10790 mm2
Dari nilai diatas didapatkan hasil berikut:
EA/L 5.894E+05 N/mm
3
12EI3/L 4.206E+03 N/mm
6EI3/L2 8.085E+06 N/mm
4EI3/L 2.072E+10 N/mm
2EI3/L 1.036E+10 N/mm
Maka matriks kekakuan untuk balok 3 gading besar sebagai berikut :
1 2 3 10 11 12
5.894E+05 -5.894E+05 1
4.206E+03 8.085E+06 -4.206E+03 8.085E+06 2
KB3 8.085E+06 2.072E+10 -8.085E+06 1.036E+10 3
-5.894E+05 5.894E+05 10
-4.206E+03 -8.085E+06 4.206E+03 -8.085E+06 11
8.085E+06 1.036E+10 -8.085E+06 2.072E+10 12
d. Matriks Kekakuan Balok 4 Gading Besar (Koordinat Lokal) [Kb4]
Diketahui: E = 210000 N/mm2
I = 9.093 x 107 mm4
L = 2665 mm
A = 9.810 mm2
Dari nilai diatas didapatkan hasil berikut:
EA/L 7.730E+05 N/mm
3
12EI3/L 1.211E+04 N/mm
2
6EI3/L 1.613E+07 N/mm
4EI3/L 2.866E+10 N/mm
2EI3/L 1.433E+10 N/mm
Maka matriks kekakuan untuk balok 4 gading besar sebagai berikut :
10 11 12 13 14 15
7.730E+05 -7.730E+05 10
1.211E+04 1.613E+07 -1.211E+04 1.613E+07 11
KB4 1.613E+07 2.866E+10 -1.613E+07 1.433E+10 12
-7.730E+05 7.730E+05 13
-1.211E+04 -1.613E+07 1.211E+04 -1.613E+07 14
1.613E+07 1.433E+10 -1.613E+07 2.866E+10 15

e. Matriks Kekakuan Balok 5 Balok Geladak (Koordinat Lokal) [Kb5]


Diketahui: E = 210000 N/mm2
I = 2.926 x 107 mm4
L = 3239 mm
A = 7787 mm2
Dari nilai diatas didapatkan hasil berikut:
EA/L 5.048E+05 N/mm
3
12EI3/L 2.170E+03 N/mm
6EI3/L2 3.514E+06 N/mm
4EI3/L 7.588E+09 N/mm
2EI3/L 3.794E+09 N/mm
Maka matriks kekakuan untuk balok 5 balok geladak sebagai berikut :
13 14 15 16 17 18
5.048E+05 -5.048E+05 13
2.170E+03 3.514E+06 -2.170E+03 3.514E+06 14
KB5 3.514E+06 7.588E+09 -3.514E+06 3.794E+09 15
-5.048E+05 5.048E+05 16
-2.170E+03 -3.514E+06 2.170E+03 -3.514E+06 17
3.514E+06 3.794E+09 -3.514E+06 7.588E+09 18
2. Penentuan Matriks Kekakuan Elemen Balok (Koordinat Struktur/Global) [Kbsi]
Perakitan matriks kekakuan struktur [K] dari matriks kekakuan elemen batang
memerlukan proses transformasi koordinat, yaitu ditransformasikan ke daiam sistem
koordinat struktur/global.
Untuk proses transformasi matriks kekakuan eleman batang yaitu dari
koordinat lokal ke koordinat struktur/global dilakukan dengan cara mengalikan
matriks rotasi, transpose matriks rotasi, dan matriks kekakuan elemen batang
koordinat lokal sebagai berikut :
[Kbsi ] = [RiT] . [Kbi] . [Ri]
Berikut penentuan matriks rotasi dari setiap balok terhadap koordinat
struktur/global:
a. Matriks Rotasi Balok 1 Wrang Pelat [R1]
YJ1 0.000E+00 YK1 3.233E+03
ZJ1 0.000E+00 ZK1 0.000E+00
L1 3.233E+03 mm
CY1 1
CZ1 0

1 2 3 4 5 6
1.000E+00 0.000E+00 1
0.000E+00 1.000E+00 2
R1 1.000E+00 3
0.000E+00 1.000E+00 4
-1.000E+00 0.000E+00 5
1.000E+00 6

b. Matruks Rotasi Balok 2 Wrang Pelat [R2]


YJ2 3.23E+03 YK2 6.47E+03
ZJ2 0.00E+00 ZK2 0.00E+00
L2 3.232E+03 mm
CY2 1
CZ2 0

4 5 6 7 8 9
1.000E+00 0.000E+00 4
0.000E+00 1.000E+00 5
R2 1.000E+00 6
1.000E+00 0.000E+00 7
0.000E+00 1.000E+00 8
1.000E+00 9
c. Matriks Rotasi Balok 3 Gading Besar di Bawah Side Stringer [R3]
YJ3 0.00E+00 YK3 0.00E+00
ZJ3 0.00E+00 ZK3 3.85E+03
L3 3.845E+03 mm
CY3 0
CZ3 1

1 2 3 10 11 12
0.000E+00 1.000E+00 1
-1.000E+00 0.000E+00 2
R3 1.000E+00 3
0.000E+00 1.000E+00 10
-1.000E+00 0.000E+00 11
1.000E+00 12

d. Matriks Rotasi Balok 4 Gading Besar di Atas Side Stringer [R4]


YJ4 0.00E+00 YK4 0.00E+00
ZJ4 3.85E+03 ZK4 6.51E+03
L4 2.665E+03 mm
CY4 0
CZ4 1

10 11 12 13 14 15
0.000E+00 1.000E+00 10
-1.000E+00 0.000E+00 11
R4 1.000E+00 12
0.000E+00 1.000E+00 13
-1.000E+00 0.000E+00 14
1.000E+00 15

e. Matriks Rotasi Balok 5 Balok Geladak


YJ5 0.00E+00 YK5 3.23E+03
ZJ5 6.51E+03 ZK5 6.71E+03
L5 3.239E+03 mm
CY5 0.998092018
CZ5 0.061744016

13 14 15 16 17 18
9.981E-01 6.174E-02 13
-6.174E-02 9.981E-01 14
R5 1.000E+00 15
9.981E-01 6.174E-02 16
-6.174E-02 9.981E-01 17
1.000E+00 18
Berikut transpose dari matriks rotasi setiap balok :
a. Matriks Rotasi Balok 1 Wrang Pelat [R1T]
1 2 3 4 5 6
1 0 0 0 0 0 1
0 1 0 0 0 0 2
R1T 0 0 1 0 0 0 3
0 0 0 0 -1 0 4
0 0 0 1 0 0 5
0 0 0 0 0 1 6
b. Matriks Rotasi Balok 2 Wrang Pelat [R2T]
4 5 6 7 8 9
1 0 0 0 0 0 4
0 1 0 0 0 0 5
R2T 0 0 1 0 0 0 6
0 0 0 1 0 0 7
0 0 0 0 1 0 8
0 0 0 0 0 1 9
c. Matriks Rotasi Balok 3 Gading Besar di Bawah Side Stringer [R3T]
1 2 3 10 11 12
0 -1 0 0 0 0 1
1 0 0 0 0 0 2
R3T 0 0 1 0 0 0 3
0 0 0 0 -1 0 10
0 0 0 1 0 0 11
0 0 0 0 0 1 12
d. Matriks Rotasi Balok 4 Gading Besar di Atas Side Stringer [R4T]
13 14 15 16 17 18
0 -1 0 0 0 0 13
1 0 0 0 0 0 14
R4T 0 0 1 0 0 0 15
0 0 0 0 -1 0 16
0 0 0 1 0 0 17
0 0 0 0 0 1 18
e. Matriks Rotasi Balok 5 Balok Geladak [R5T]
13 14 15 16 17 18
0.99809202 -0.061744 0 0 0 0 13
0.06174402 0.99809202 0 0 0 0 14
R5T 0 0 1 0 0 0 15
0 0 0 0.99809202 -0.061744 0 16
0 0 0 0.06174402 0.99809202 0 17
0 0 0 0 0 1 18

Setelah mendapatkan matriks rotasi dan transpose dari matriks rotasi setiap
elemen balok dari struktur kita bisa membuat matriks kekakuan elemen balok
(koordinat struktur/global) sebagai berikut :
a. Matriks Kekakuan Balok 1 Wrang Pelat (Koordinat Struktur/Global)
[Kbs1 ] = [R1T] . [Kb1] . [R1]
1 2 3 4 5 6
2.603E+05 -2.603E+05 1
1.608E+05 2.600E+08 -1.608E+05 2.600E+08 2
KB1 2.600E+08 5.604E+11 -2.600E+08 2.802E+11 3
-2.603E+05 2.603E+05 4
-1.608E+05 -2.600E+08 1.608E+05 -2.600E+08 5
2.600E+08 2.802E+11 -2.600E+08 5.604E+11 6
b. Matriks Kekakuan Balok 2 Wrang Pelat (Koordinat Struktur/Global)
[Kbs2] = [R2T] . [Kb2] . [R2]
4 5 6 7 8 9
1.139E+06 -1.139E+06 4
4.988E+05 8.061E+08 -4.988E+05 8.061E+08 5
KB2 8.061E+08 1.737E+12 -8.061E+08 8.684E+11 6
-1.139E+06 1.139E+06 7
-4.988E+05 -8.061E+08 4.988E+05 -8.061E+08 8
8.061E+08 8.684E+11 -8.061E+08 1.737E+12 9
c. Matriks Kekakuan Balok 3 Gading Besar di Bawah Side Stringer (Koordinat
Struktur/Global)
[Kbs3 ] = [R3T] . [Kb3] . [R3]
1 2 3 10 11 12
5.894E+05 -5.894E+05 1
4.206E+03 8.085E+06 -4.206E+03 8.085E+06 2
KB3 8.085E+06 2.072E+10 -8.085E+06 1.036E+10 3
-5.894E+05 5.894E+05 10
-4.206E+03 -8.085E+06 4.206E+03 -8.085E+06 11
8.085E+06 1.036E+10 -8.085E+06 2.072E+10 12
d. Matriks Kekakuan Balok 4 Gading Besar di Atas Stringer (Koordinat
Struktur/Global)
[Kbs4 ] = [R4T] . [Kb4] . [R4]
10 11 12 13 14 15
7.730E+05 -7.730E+05 10
1.211E+04 1.613E+07 -1.211E+04 1.613E+07 11
KB4 1.613E+07 2.866E+10 -1.613E+07 1.433E+10 12
-7.730E+05 7.730E+05 13
-1.211E+04 -1.613E+07 1.211E+04 -1.613E+07 14
1.613E+07 1.433E+10 -1.613E+07 2.866E+10 15
e. Matriks Kekakuan Balok 5 Balok Geladak (Koordinat Struktur/Global)
[Kbs5 ] = [R5T] . [Kb5] . [R5]
13 14 15 16 17 18
5.048E+05 -5.048E+05 13
2.170E+03 3.514E+06 -2.170E+03 3.514E+06 14
KB5 3.514E+06 7.588E+09 -3.514E+06 3.794E+09 15
-5.048E+05 5.048E+05 16
-2.170E+03 -3.514E+06 2.170E+03 -3.514E+06 17
3.514E+06 3.794E+09 -3.514E+06 7.588E+09 18
3. Matriks Kekakuan Struktur (Koordinat Struktur/Global)
[Ks ]=[∑Kbsi]=[Kbs1] + [Kbs2] + [Kbs3] + [Kbs4] + [Kbs5]

1 1 1 1 1 1 1
Pengekangan
0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 1

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18

2.645E+05 0.000E+00 -8.085E+06 0.000E+00 -2.603E+05 0.000E+00 -4.206E+03 0.000E+00 -8.085E+06 1 0

0.000E+00 7.502E+05 2.600E+08 1.608E+05 0.000E+00 2.600E+08 0.000E+00 -5.894E+05 0.000E+00 2 0

-8.085E+06 2.600E+08 5.811E+11 2.600E+08 0.000E+00 2.802E+11 8.085E+06 0.000E+00 1.036E+10 3 0

0.000E+00 1.608E+05 2.600E+08 1.300E+06 0.000E+00 2.600E+08 -1.139E+06 0.000E+00 0.000E+00 4 1

-2.603E+05 0.000E+00 0.000E+00 0.000E+00 7.591E+05 8.061E+08 0.000E+00 -4.988E+05 8.061E+08 5 1

0.000E+00 2.600E+08 2.802E+11 2.600E+08 8.061E+08 2.297E+12 0.000E+00 -8.061E+08 8.684E+11 6 1

-1.139E+06 0.000E+00 0.000E+00 1.139E+06 0.000E+00 0.000E+00 7 1

0.000E+00 -4.988E+05 -8.061E+08 0.000E+00 4.988E+05 -8.061E+08 8 1

KS 0.000E+00 8.061E+08 8.684E+11 0.000E+00 -8.061E+08 1.737E+12 9 1

-4.206E+03 0.000E+00 8.085E+06 1.631E+04 0.000E+00 -8.047E+06 -1.211E+04 0.000E+00 -1.613E+07 10 1

0.000E+00 -5.894E+05 0.000E+00 0.000E+00 1.362E+06 0.000E+00 0.000E+00 -7.730E+05 0.000E+00 11 1

-8.085E+06 0.000E+00 1.036E+10 -8.047E+06 0.000E+00 4.939E+10 1.613E+07 0.000E+00 1.433E+10 12 1

-1.211E+04 0.000E+00 1.613E+07 5.150E+05 3.098E+04 1.591E+07 -5.029E+05 -3.098E+04 -2.170E+05 13 0

0.000E+00 -7.730E+05 0.000E+00 3.098E+04 7.771E+05 3.507E+06 -3.098E+04 -4.086E+03 3.507E+06 14 0

-1.613E+07 0.000E+00 1.433E+10 1.591E+07 3.507E+06 3.625E+10 2.170E+05 -3.507E+06 3.794E+09 15 0

-5.029E+05 -3.098E+04 2.170E+05 5.029E+05 3.098E+04 2.170E+05 16 1

-3.098E+04 -4.086E+03 -3.507E+06 3.098E+04 4.086E+03 -3.507E+06 17 1

-2.170E+05 3.507E+06 3.794E+09 2.170E+05 -3.507E+06 7.588E+09 18 1

`
A.6.2. Matriks Beban Struktur [BSi]
1. Matriks Beban Balok (koordinat lokal) [Bbi]
Besaran nilai beban yang bekerja pada setiap penampang balok struktur merupakan
besar reaksi gaya ujung yang dibalik pada setiap penampang balok tersebut:
a. Matriks Beban Balok 1 Wrang Pelat (Koordinat Lokal) [Bb1]
Disusun berdasarkan nilai gaya dan momen yang bekerja pada simpul yaitu pada
poin 1 Bagian A.5:
0.000E+00 1
1.659E+04 2
8.937E+06 3
BB1
0.000E+00 4
1.659E+04 5
-8.937E+06 6
b. Matriks Beban Balok 2 Wrang Pelat (Koordinat Lokal) [Bb2]
Disusun berdasarkan nilai gaya dan momen yang bekerja pada simpul yaitu pada
poin 2 Bagian A.5:
0.000E+00 4
1.658E+04 5
8.931E+06 6
BB2
0.000E+00 7
1.658E+04 8
-8.931E+06 9
c. Matriks Beban Balok 3 Gading Besar di Bawah Side Stringer (Koordinat Lokal) [Bb3]
Disusun berdasarkan nilai gaya dan momen yang bekerja pada simpul yaitu pada
poin 3 Bagian A.5:
0.000E+00 1
-9.177E+04 2
-2.311E+07 3
BB3
0.000E+00 10
-6.295E+04 11
2.694E+07 12
d. Matriks Beban Balok 4 Gading Besar di Atas Side Stringer (Koordinat Lokal) [Bb4]
Disusun berdasarkan nilai gaya dan momen yang bekerja pada simpul yaitu pada
poin 4 Bagian A.5:
0.000E+00 10
-3.444E+04 11
-1.516E+07 12
BB4
0.000E+00 13
-3.095E+04 14
1.546E+07 15
e. Matriks Beban Balok 5 Balok Geladak (Koordinat Lokal) [Bb5]
Disusun berdasarkan nilai gaya dan momen yang bekerja pada simpul yaitu pada
poin 5 Bagian A.5:
0.000E+00 13
-2.774E+04 14
-1.497E+07 15
BB5
0.000E+00 16
-2.774E+04 17
1.497E+07 18

2. Matriks Beban Balok (Koordinat Struktur/Global) [Bbsi]


Matriks beban balok koordinat struktur/global merupakan hasil perkalian antara
matriks beban balok koordinat lokal dengan transpose matriks rotasi:
[Bbsi] = [RiT]. [Bbi]
a. Matriks Beban Balok 1 Wrang Pelat (Koordinat Struktur/Global) [Bbs1]
[Bbs1] = [R1T]. [Bb1]
R1T.BB1
0.000E+00 1
1.659E+04 2
BBS1 8.937E+06 3
-1.659E+04 4
0.000E+00 5
-8.937E+06 6
b. Matriks Beban Balok 2 Wrang Pelat (koordinat struktur/global) [Bbs2]
[Bbs2] = [R2T]. [Bb2]
R2T.BB2
0.000E+00 4
1.658E+04 5
BBS2 8.931E+06 6
0.000E+00 7
1.658E+04 8
-8.931E+06 9
c. Matriks Beban Balok 3 Gading Besar di Bawah Side Stringer (koordinat
struktur/global) [Bbs3]
[Bbs3] = [R3T]. [Bb3]
R3T.BB3
9.177E+04 1
0.000E+00 2
BBS3 -2.311E+07 3
6.295E+04 10
0.000E+00 11
2.694E+07 12
d. Matriks Beban Balok 4 Gading Besar di Atas Side Stringer (koordinat
struktur/global) [Bbs4]
[Bbs4] = [R4T]. [Bb4]
R4T.BB4
3.444E+04 10
0.000E+00 11
BBS4 -1.516E+07 12
3.095E+04 13
0.000E+00 14
1.546E+07 15
e. Matriks Beban Balok 5 Balok Geladak (koordinat struktur/global) [Bbs5]
[Bbs5] = [R5T]. [Bb5]
R5T.BB5
1.713E+03 13
-2.768E+04 14
BBS5 -1.497E+07 15
1.713E+03 16
-2.768E+04 17
1.497E+07 18

3. Perakitan Matriks Beban Struktur [BBS]


[BBS ]=[∑Bbsi]=[Bbs1] + [Bbs2] + [Bbs3] + [Bbs4] + [Bbs5]
9.177E+04 1 N
1.659E+04 2 N
-1.417E+07 3 Nmm
-1.659E+04 4 N
1.658E+04 5 N
-5.528E+03 6 Nmm
0.000E+00 7 N
1.658E+04 8 N
-8.931E+06 9 Nmm
BBS
9.739E+04 10 N
0.000E+00 11 N
1.177E+07 12 Nmm
3.266E+04 13 N
-2.768E+04 14 N
4.852E+05 15 Nmm
1.713E+03 16 N
-2.768E+04 17 N
1.497E+07 18 Nmm
A.6.3. Matriks Perpindahan [u]
1. Matriks Perpindahan Titik Dengan Derajat Kebebasan Nol [DS0]
Titik/simpul yang mengalami perpindahan adalah titik yang memiliki derajat
kebebasan nol, dalam hal ini titik tersebut bebas. Pada struktur midship kapal
rancangan hanya terdapat 7 titik yang bebas, yaitu sebagai berikut:
a. Pada titik kumpul 1, Translasi arah Y dengan notasi 1
b. Pada titik kumpul 1, Translasi arah Z dengan notasi 2
c. Pada titik kumpul 1, Rotasi arah X dengan notasi 3
d. Pada titik kumpul 5, Translasi arah Y dengan notasi 13
e. Pada titik kumpul 5, Translasi arah Z dengan notasi 14
f. Pada titik kumpul 5, Rotasi arah X dengan notasi 15
g. Pada titik kumpul 6, Rotasi arah X dengan notasi 18
Adapun besar perpindahan pada titik tersebut dapat dihitung sebagai
berikut:
[DS0] = [K00-1]. [F00]
Diketahui:
1 2 3 13 14 15
2.645E+05 0.000E+00 -8.085E+06 0.000E+00 0.000E+00 0.000E+00 1
0.000E+00 7.502E+05 2.600E+08 0.000E+00 0.000E+00 0.000E+00 2
-8.085E+06 2.600E+08 5.811E+11 0.000E+00 0.000E+00 0.000E+00 3
KS00
0.000E+00 0.000E+00 0.000E+00 5.150E+05 3.098E+04 1.591E+07 13
0.000E+00 0.000E+00 0.000E+00 3.098E+04 7.771E+05 3.507E+06 14
0.000E+00 0.000E+00 0.000E+00 1.591E+07 3.507E+06 3.625E+10 15

*Didapatkan dari hasil tata ulang matriks kekakuan koordinat struktur global dengan
mendahulukan titik dengan derajat kebebasan sama dengan nol.
1 2 3 13 14 15
3.783E-06 -2.159E-08 6.229E-11 0.000E+00 0.000E+00 0.000E+00 1
-2.159E-08 1.578E-06 -7.062E-10 0.000E+00 0.000E+00 0.000E+00 2
6.229E-11 -7.062E-10 2.038E-12 0.000E+00 0.000E+00 0.000E+00 3
KS00-1
0.000E+00 0.000E+00 0.000E+00 1.973E-06 -7.476E-08 -8.588E-10 13
0.000E+00 0.000E+00 0.000E+00 -7.476E-08 1.290E-06 -9.201E-11 14
0.000E+00 0.000E+00 0.000E+00 -8.588E-10 -9.201E-11 2.797E-11 15

9.177E+04 1
1.659E+04 2
-1.417E+07 3
BS0
3.266E+04 13
-2.768E+04 14
4.852E+05 15
*Didapatkan dari hasil tata ulang matriks beban struktur dengan mendahulukan titik dengan
derajat kebebasan sama dengan nol.
Maka besar perpindahan pada titik dengan derajat kebebasan sama dengan
nol adalah sebagai berikut :
3.459E-01 1
3.419E-02 2
-3.487E-05 3
DS0
6.609E-02 13
-3.820E-02 14
-1.193E-05 15

2. Matriks Perpindahan Struktur [DS]


3.459E-01 1
3.419E-02 2
-3.487E-05 3
0.000E+00 4
0.000E+00 5
0.000E+00 6
0.000E+00 7
0.000E+00 8
0.000E+00 9
DS
0.000E+00 10
0.000E+00 11
0.000E+00 12
6.609E-02 13
-3.820E-02 14
-1.193E-05 15
0.000E+00 16
0.000E+00 17
0.000E+00 18

A.6.4. Persamaan Kekakuan [F] = [K][u]


1 2 3 13 14 15 4 5 6 7 8 9 10 11 12 16 17 18
2.645E+05 0.000E+00 -8.085E+06 0.000E+00 0.000E+00 0.000E+00 0.000E+00 -2.603E+05 0.000E+00 0.000E+00 0.000E+00 0.000E+00 -4.206E+03 0.000E+00 -8.085E+06 0.000E+00 0.000E+00 0.000E+00 1
0.000E+00 7.502E+05 2.600E+08 0.000E+00 0.000E+00 0.000E+00 1.608E+05 0.000E+00 2.600E+08 0.000E+00 0.000E+00 0.000E+00 0.000E+00 -5.894E+05 0.000E+00 0.000E+00 0.000E+00 0.000E+00 2
-8.085E+06 2.600E+08 5.811E+11 0.000E+00 0.000E+00 0.000E+00 2.600E+08 0.000E+00 2.802E+11 0.000E+00 0.000E+00 0.000E+00 8.085E+06 0.000E+00 1.036E+10 0.000E+00 0.000E+00 0.000E+00 3
0.000E+00 0.000E+00 0.000E+00 5.150E+05 3.098E+04 1.591E+07 0.000E+00 0.000E+00 0.000E+00 0.000E+00 0.000E+00 0.000E+00 -1.211E+04 0.000E+00 1.613E+07 -5.029E+05 -3.098E+04 -2.170E+05 13
0.000E+00 0.000E+00 0.000E+00 3.098E+04 7.771E+05 3.507E+06 0.000E+00 0.000E+00 0.000E+00 0.000E+00 0.000E+00 0.000E+00 0.000E+00 -7.730E+05 0.000E+00 -3.098E+04 -4.086E+03 3.507E+06 14
0.000E+00 0.000E+00 0.000E+00 1.591E+07 3.507E+06 3.625E+10 0.000E+00 0.000E+00 0.000E+00 0.000E+00 0.000E+00 0.000E+00 -1.613E+07 0.000E+00 1.433E+10 2.170E+05 -3.507E+06 3.794E+09 15
0.000E+00 1.608E+05 2.600E+08 0.000E+00 0.000E+00 0.000E+00 1.300E+06 0.000E+00 2.600E+08 -1.139E+06 0.000E+00 0.000E+00 0.000E+00 0.000E+00 0.000E+00 0.000E+00 0.000E+00 0.000E+00 4
-2.603E+05 0.000E+00 0.000E+00 0.000E+00 0.000E+00 0.000E+00 0.000E+00 7.591E+05 8.061E+08 0.000E+00 -4.988E+05 8.061E+08 0.000E+00 0.000E+00 0.000E+00 0.000E+00 0.000E+00 0.000E+00 5
KS 0.000E+00 2.600E+08 2.802E+11 0.000E+00 0.000E+00 0.000E+00 2.600E+08 8.061E+08 2.297E+12 0.000E+00 -8.061E+08 8.684E+11 0.000E+00 0.000E+00 0.000E+00 0.000E+00 0.000E+00 0.000E+00 6
0.000E+00 0.000E+00 0.000E+00 0.000E+00 0.000E+00 0.000E+00 -1.139E+06 0.000E+00 0.000E+00 1.139E+06 0.000E+00 0.000E+00 0.000E+00 0.000E+00 0.000E+00 0.000E+00 0.000E+00 0.000E+00 7
0.000E+00 0.000E+00 0.000E+00 0.000E+00 0.000E+00 0.000E+00 0.000E+00 -4.988E+05 -8.061E+08 0.000E+00 4.988E+05 -8.061E+08 0.000E+00 0.000E+00 0.000E+00 0.000E+00 0.000E+00 0.000E+00 8
0.000E+00 0.000E+00 0.000E+00 0.000E+00 0.000E+00 0.000E+00 0.000E+00 8.061E+08 8.684E+11 0.000E+00 -8.061E+08 1.737E+12 0.000E+00 0.000E+00 0.000E+00 0.000E+00 0.000E+00 0.000E+00 9
-4.206E+03 0.000E+00 8.085E+06 -1.211E+04 0.000E+00 -1.613E+07 0.000E+00 0.000E+00 0.000E+00 0.000E+00 0.000E+00 0.000E+00 1.631E+04 0.000E+00 -8.047E+06 0.000E+00 0.000E+00 0.000E+00 10
0.000E+00 -5.894E+05 0.000E+00 0.000E+00 -7.730E+05 0.000E+00 0.000E+00 0.000E+00 0.000E+00 0.000E+00 0.000E+00 0.000E+00 0.000E+00 1.362E+06 0.000E+00 0.000E+00 0.000E+00 0.000E+00 11
-8.085E+06 0.000E+00 1.036E+10 1.613E+07 0.000E+00 1.433E+10 0.000E+00 0.000E+00 0.000E+00 0.000E+00 0.000E+00 0.000E+00 -8.047E+06 0.000E+00 4.939E+10 0.000E+00 0.000E+00 0.000E+00 12
0.000E+00 0.000E+00 0.000E+00 -5.029E+05 -3.098E+04 2.170E+05 0.000E+00 0.000E+00 0.000E+00 0.000E+00 0.000E+00 0.000E+00 0.000E+00 0.000E+00 0.000E+00 5.029E+05 3.098E+04 2.170E+05 16
0.000E+00 0.000E+00 0.000E+00 -3.098E+04 -4.086E+03 -3.507E+06 0.000E+00 0.000E+00 0.000E+00 0.000E+00 0.000E+00 0.000E+00 0.000E+00 0.000E+00 0.000E+00 3.098E+04 4.086E+03 -3.507E+06 17
0.000E+00 0.000E+00 0.000E+00 -2.170E+05 3.507E+06 3.794E+09 0.000E+00 0.000E+00 0.000E+00 0.000E+00 0.000E+00 0.000E+00 0.000E+00 0.000E+00 0.000E+00 2.170E+05 -3.507E+06 7.588E+09 18

3.459E-01 1
3.419E-02 2
-3.487E-05 3
0.000E+00 4
0.000E+00 5
0.000E+00 6
0.000E+00 7
0.000E+00 8
0.000E+00 9
DS
0.000E+00 10
0.000E+00 11
0.000E+00 12
6.609E-02 13
-3.820E-02 14
-1.193E-05 15
0.000E+00 16
0.000E+00 17
0.000E+00 18
A.7. Selesaikan Persamaan Kekakuan
1. Matriks Perpindahan Balok
Berdasarkan matriks peripindahan struktur [DS] kita dapat menyusun matriks
perpindahan tersebut menjadi matriks perpindahan pada setiap balok koordinat
struktur/global sebagai berikut:
a. Matriks Perpindahan Balok 1 Wrang Pelat (Koordinat Struktur/Global) [Ubs1]
3.459E-01 1
3.419E-02 2
-3.487E-05 3
DBS1
0.000E+00 4
0.000E+00 5
0.000E+00 6
b. Matriks Perpindahan Balok 2 Wrang Pelat (Koordinat Struktur/Global) [Ubs2]
0.000E+00 4
0.000E+00 5
0.000E+00 6
DBS2
0.000E+00 7
0.000E+00 8
0.000E+00 9
c. Matriks Perpindahan Balok 3 Gading Besar di Bawah Side Stringer (Koordinat
Struktur/Global) [Ubs3]
3.459E-01 1
3.419E-02 2
-3.487E-05 3
DBS3
0.000E+00 10
0.000E+00 11
0.000E+00 12
d. Matriks Perpindahan Balok 4 Gading Besar di Atas Side Stringer (Koordinat
Struktur/Global) [Ubs4]
0.000E+00 10
0.000E+00 11
0.000E+00 12
DBS4
6.609E-02 13
-3.820E-02 14
-1.193E-05 15
e. Matriks Perpindahan Balok 5 Balok Geladak (Koordinat Struktur/Global) [Ubs2]
6.609E-02 13
-3.820E-02 14
-1.193E-05 15
DBS5
0.000E+00 16
0.000E+00 17
0.000E+00 18
Untuk mendapatkan momen lentur (M), gaya aksial (F) dan gaya lintang (V) Pada
masing masing balok, kita perlu untuk mengembalikan matriks perpindahan elemen
balok koordinat struktur/global menjadi matriks perpindahan elemen balok koordinat
lokal. Berdasarkan matriks perpindahan elemen balok koordinat struktur/global dan
mengalikanya dengan matriks rotasi setiap elemen balok kita akan memperoleh
matriks perpindahan elemen balok koordinat lokal sebagai berikut :
[Dbi] = [Dbsi].[Ri]
Berikut Matriks perpindahan elemen balok koordinat lokal :
a. Matriks Perpindahan Balok 1 Wrang Pelat (Koordinat Lokal) [Ubl1]
[Dbl1] = [Dbs1].[R1]
3.459E-01 1
3.419E-02 2
-3.487E-05 3
DB1
0.000E+00 4
0.000E+00 5
0.000E+00 6
b. Matriks Perpindahan Balok 2 Wrang Pelat (Koordinat Lokal) [Ubl2]
[Dbl2] = [Dbs2].[R2]
0.000E+00 4
0.000E+00 5
0.000E+00 6
DB2
0.000E+00 7
0.000E+00 8
0.000E+00 9
c. Matriks Perpindahan Balok 3 Gading Besar di Bawah Side Stringer (Koordinat
Lokal) [Ubl3]
[Dbl3] = [Dbs3].[R3]
3.419E-02 1
-3.459E-01 2
-3.487E-05 3
DB3
0.000E+00 10
0.000E+00 11
0.000E+00 12
d. Matriks Perpindahan Balok 4 Gading Besar di Atas Side Stringer (Koordinat Lokal)
[Ubl4]
[Dbl4] = [Dbs4].[R4]
0.000E+00 10
0.000E+00 11
0.000E+00 12
DB4
-3.820E-02 13
-6.609E-02 14
-1.193E-05 15
e. Matriks Perpindahan Balok 5 Balok Geladak (Koordinat Lokal) [Ubl5]
[Dbl5] = [Dbs5].[R5]
6.360E-02 13
-4.221E-02 14
-1.193E-05 15
DB5
0.000E+00 16
0.000E+00 17
0.000E+00 18

2. Perhitungan Momen Lentur (M), Gaya Aksial (F) Dan Gaya Lintang (V) Setiap Elemen
Balok
Besar gaya ujung pada setiap penampang balok dapat dihitung berdasarkan
persamaan berikut:
[Fbi] = [-Bbi] + [Kbi.Dbli]
Berikut hasil perhitungan gaya ujung pada setiap balok :
a. Gaya Ujung Balok 1 Wrang Pelat (Koordinat Lokal) [Fb1]
[Fb1] = [-Bb1] + [Kb1.Dbl1]
9.004E+04 1 mm
-2.015E+04 2 mm
-1.959E+07 3 Nmm
FB1
-9.004E+04 4 mm
-1.302E+04 5 mm
8.056E+06 6 Nmm
b. Gaya Ujung Balok 2 Wrang Pelat (Koordinat Lokal) [Fb2]
[Fb2] = [-Bb2] + [Kb2.Dbl2]
0.000E+00 4 mm
-1.658E+04 5 mm
-8.931E+06 6 Nmm
FB2
0.000E+00 7 mm
-1.658E+04 8 mm
8.931E+06 9 Nmm
c. Gaya Ujung Balok 3 Gading Besar di Bawah Side Stringer (Koordinat Lokal) [Fb3]
[Fb3] = [-Bb3] + [Kb3.Dbl3]
2.015E+04 1 mm
9.004E+04 2 mm
1.959E+07 3 Nmm
FB3
-2.015E+04 10 mm
6.468E+04 11 mm
-3.009E+07 12 Nmm
d. Gaya Ujung Balok 4 Gading Besar di Atas Side Stringer (Koordinat Lokal) [Fb4]
[Fb4] = [-Bb4] + [Kb4.Dbl4]
2.953E+04 10 mm
3.505E+04 11 mm
1.606E+07 12 Nmm
FB4
-2.953E+04 13 mm
3.034E+04 14 mm
-1.473E+07 15 Nmm
e. Gaya Ujung Balok 5 Balok Geladak (Koordinat Lokal) [Fb5]
[Fb5] = [-Bb5] + [Kb5.Dbl5]
3.211E+04 13 mm
2.760E+04 14 mm
1.473E+07 15 Nmm
FB5
-3.211E+04 16 mm
2.787E+04 17 mm
-1.517E+07 18 Nmm

A.8. Tegangan
Berdasarkan besar gaya yang didapatkan pada poin sebelumnya dilakukan
perhitungan tegangan pada setiap balok Sebagai Berikut :
1. Perhitungan Tegangan Aksial (tarik/tekan)
Tengangan Aksial dapat dihitung menggunakan Persamaan Berikut :
𝑃
𝜏𝑎 =
𝐴
2. Perhitungan Tegangan Lateral (geser)
Tengangan Lateral dapat dihitung menggunakan Persamaan Berikut :
𝑉 𝑥 𝑆𝑛
𝜏𝑏 =
𝑏𝑥𝐼
3. Perhitungan Tegangan Lentur
Tengangan Lentur dapat dihitung menggunakan Persamaan Berikut :
𝑀
𝜎=
𝑊
Dengan menggunakan persamaan di atas maka dilakukan perhitungan terhadap nilai
tegangan pada setiap balok sebagai berikut :
1. Balok 1 Wrang Pelat antara Bilga dan Side Girder
Tegangan Batang 1
sa11=P11/A 2.25E+01 1 N/mm2
Titik Kumpul 1 tv21=V 21 . SN3/ b . I3 -2.31E-01 2 N/mm2
sb31=M31/W3 -5.33E-01 3 N/mm2
sa12=P12/A -2.25E+01 4 N/mm2
Titik Kumpul 2 tv22=V 22 . SN3/ b . I3 -1.49E-01 5 N/mm2
sb32=M32/W3 2.19E-01 6 N/mm2
2. Balok 2 Wrang Pelat antara Side Girder dan Centre Girder
Tegangan Batang 2
sa12=P12/A 0.000E+00 4 N/mm2
Titik Kumpul 2 tv22=V 22 . SN3/ b . I3 -9.011E-01 5 N/mm2
sb32=M32/W3 -7.125E-01 6 N/mm2
sa13=P13/A 0.000E+00 7 N/mm2
Titik Kumpul 3 tv23=V 23. SN3/ b . I3 -9.011E-01 8 N/mm2
sb33=M33/W3 7.125E-01 9 N/mm2
3. Balok 3 Gading Besar di Bawah Side Stringer
Tegangan Batang 3
sa11=P11/A 1.867E+00 1 N/mm2
Titik Kumpul 1 tv23=V 21 . SN3/ b . I3 2.921E+01 2 N/mm2
sb31=M31/W3 4.352E+01 3 N/mm2
sa14=P14/A -1.867E+00 10 N/mm2
Titik Kumpul 4 tv24=V 24 . SN3/ b . I3 2.098E+01 11 N/mm2
sb34=M34/W3 -6.687E+01 12 N/mm2
4. Balok 4 Gading Besar di Atas Side Stringer
Tegangan Batang 4
sa14=P14/A 3.010E+00 10 N/mm2
Titik Kumpul 4 tv24=V 24 . SN3/ b . I3 1.125E+01 11 N/mm2
sb34=M34/W3 3.611E+01 12 N/mm2
sa15=P15/A -3.010E+00 13 N/mm2
Titik Kumpul 5 tv25=V 25 . SN3/ b . I3 9.742E+00 14 N/mm2
sb35=M35/W3 -3.313E+01 15 N/mm2
5. Balok 5 Balok Geladak
Tegangan Batang 5
sa15=P15/A 4.123E+00 13 N/mm2
Titik Kumpul 5 tv25=V 25 . SN3/ b . I3 1.322E+01 14 N/mm2
sb35=M35/W3 5.902E+01 15 N/mm2
sa16=P16/A -4.123E+00 16 N/mm2
Titik Kumpul 6 tv26=V 26 . SN3/ b . I3 1.335E+01 17 N/mm2
sb36=M36/W3 -6.075E+01 18 N/mm2
A.9. Penilaian Kekuatan Transversal
Berdasarkan Rules BKI
Jenis Baja KI-A
Tegangan Izin Bending 150 Mpa
Tegangan Izin Geser 110 MPa
Tegangan Yelding 235 Mpa

1. Balok 1 Wrang Pelat antara Bilga dan Side Girder


Tegangan Batang 1 Tegangan Izin BKI Cek
sa11=P11/A 2.25E+01 1 N/mm2 1.500E+02 N/mm2 Memenuhi
Titik
tv21=V21 . SN3/ b . I3 -2.31E-01 2 N/mm2 1.100E+02 N/mm2 Memenuhi
Kumpul 1
sb31=M31/W3 -5.33E-01 3 N/mm 2
1.500E+02 N/mm2 Memenuhi
sa12=P12/A -2.25E+01 4 N/mm 2
1.500E+02 N/mm 2
Memenuhi
Titik
tv22=V22 . SN3/ b . I3 -1.49E-01 5 N/mm2 1.100E+02 N/mm2 Memenuhi
Kumpul 2
sb32=M32/W3 2.19E-01 6 N/mm 2
1.500E+02 N/mm 2
Memenuhi

2. Balok 2 Wrang Pelat antara Side Girder dan Centre Girder


Tegangan Batang 2 Tegangan Izin BKI Cek
sa12=P12/A 0.000E+00 4 N/mm2 1.500E+02 N/mm2 Memenuhi
Titik
tv22=V22 . SN3/ b . I3 -9.011E-01 5 N/mm2 1.100E+02 N/mm2 Memenuhi
Kumpul 2
sb32=M32/W3 -7.125E-01 6 N/mm 2
1.500E+02 N/mm 2
Memenuhi
sa13=P13/A 0.000E+00 7 N/mm 2
1.500E+02 N/mm 2
Memenuhi
Titik
tv23=V23. SN3/ b . I3 -9.011E-01 8 N/mm 2
1.100E+02 N/mm 2
Memenuhi
Kumpul 3
sb33=M33/W3 7.125E-01 9 N/mm 2
1.500E+02 N/mm 2
Memenuhi

3. Balok 3 Gading Besar di Bawah Side Stringer


Tegangan Batang 3 Tegangan Izin BKI Cek
sa11=P11/A 1.867E+00 1 N/mm 2 1.500E+02 N/mm 2 Memenuhi
Titik
tv23=V21 . SN3/ b . I3 2.921E+01 2 N/mm2 1.100E+02 N/mm2 Memenuhi
Kumpul 1
sb31=M31/W3 4.352E+01 3 N/mm 2
1.500E+02 N/mm 2
Memenuhi
sa14=P14/A -1.867E+00 10 N/mm 2
1.500E+02 N/mm 2
Memenuhi
Titik
tv24=V24 . SN3/ b . I3 2.098E+01 11 N/mm 2
1.100E+02 N/mm 2
Memenuhi
Kumpul 4
sb34=M34/W3 -6.687E+01 12 N/mm 2
1.500E+02 N/mm 2
Memenuhi

4. Balok 4 Gading Besar di Atas Side Stringer


Tegangan Batang 4 Tegangan Izin BKI Cek
sa14=P14/A 3.010E+00 10 N/mm 2 1.500E+02 N/mm 2 Memenuhi
Titik
tv24=V24 . SN3/ b . I3 1.125E+01 11 N/mm2 1.100E+02 N/mm2 Memenuhi
Kumpul 4
sb34=M34/W3 3.611E+01 12 N/mm 2
1.500E+02 N/mm 2
Memenuhi
sa15=P15/A -3.010E+00 13 N/mm2 1.500E+02 N/mm2 Memenuhi
Titik
tv25=V25 . SN3/ b . I3 9.742E+00 14 N/mm 2
1.100E+02 N/mm 2
Memenuhi
Kumpul 5
sb35=M35/W3 -3.313E+01 15 N/mm2 1.500E+02 N/mm2 Memenuhi

5. Balok 5 Balok Geladak


Tegangan Batang 5 Tegangan Izin BKI Cek
sa15=P15/A 4.123E+00 13 N/mm 2 150 N/mm 2 Memenuhi
Titik
tv25=V25 . SN3/ b . I3 1.322E+01 14 N/mm2 110 N/mm2 Memenuhi
Kumpul 5
sb35=M35/W3 5.902E+01 15 N/mm 2 150 N/mm 2 Memenuhi
sa16=P16/A -4.123E+00 16 N/mm2 150 N/mm2 Memenuhi
Titik
tv26=V26 . SN3/ b . I3 1.335E+01 17 N/mm 2
110 N/mm 2
Memenuhi
Kumpul 6
sb36=M36/W3 -6.075E+01 18 N/mm 2 150 N/mm 2 Memenuhi
A.10. Simpulan
Berdasarkan hasil perhitungan kekuatan melintang (transversal) kapal pada struktur
midship dengan menggunakan metode kekakuan didapatkan simpulan:
1. Tidak ada nilai tegangan melewati batas tegangan izin yang disyaratkan oleh Biro
Klasifikasi Indonesia.
2. Tegangan aksial terbesar terletak pada simpul 1 yaitu pada Bilga sebesar 7.93 N/mm2.

3. Tegangan geser terbesar terletak pada simpul 1 yaitu pada Bilga sebesar 32.32 N/mm2.
4. Tegangan puntir terbesar terletak pada simpul 1 yaitu pada Bilga sebesar 105.93 N/mm2.
5. Kekuatan struktur midship kapal rancangan dapat dikatakan baik karena nilai tegangan
tidak melewati tegangan izin yang disyaratkan oleh Biro Klasifikasi Indonesia.
B. ASESMEN KEKUATAN LONGITUDINAL KAPAL RANCANGAN
B.1 Tujuan
Penilaian kekuatan longitudinal kapal rancangan dilakukan dengan tujuan untuk
memastikan bahwa kekuatan longitudinal kapal rancangan baik atau tidak. Parameter
penilaian kekuatan longitudina ini ditinjau dari besarnya nilai tegangan yang telah
diperhitungkan, meliputi tegangan geser dan tegangan puntir akibat Hogging Sagging. Nilai-
nilai tersebut nantinya akan dibandingkan dengan tegangan yang dizinkan oleh Biro
Klasifikasi Indonesia yaitu 150 N/mm2 untuk tegangan geser, dan 110 N/mm2 untuk tegangan
puntir. Kekuatan transversal kapal rancangan dikatakan baik jika nilai tegangan yang
dihasilkan tidak melebihi tegangan izin BKI.
Struktur transversal kapal rancangan yang dihitung tegangannya yaitu sebagai
berikut:
1. Pelat lunas
2. Pelat alas dan pelat alas dalam
3. Pelat sisi dan sheer strake
4. Pelat geladak cuaca
5. Pelat bilga
6. Penumpu tengah dan penumpu samping
7. Penumpu tengah dan penumpu sisi geladak
8. Senta lambung (senta sisi)

B.2 Perhitungan Beban


1. Perhitungan Momen Lengkung Vertikal
Momen lengkung ombak vertikal sepanjang kapal dapat ditentukan dengan rumus sebagai
berikut:
MWV = L2 . B . Co . C1 . CL . CM (kN.m)

(Reference: BKI 2016 Vol. 2, page 5-9/34)


Dimana:
L = Panjang Kapal = LBP = 81.03 m
B = Lebar Kapal = 12.93 m
CRW = Koefisien Zona Pelayaran
= 1 (untuk jangkauan perairan tak terbatas)
Co = Koefisien Gelombang
= [(L/25)+4,1] x CRW
=7.341
CL = Koefisien Panjang
= (L/90)0,5 (untuk L < 90 m, L = LBP)
= 0.949
C1 = Koefisien Kondisi Sagging/Hogging
C1H = Kondisi Hogging
= 0,19 . Cb
= 0.1273
C1S = Kondisi Sagging
= -0,11 . (Cb + 0,7)
= -0.1507
CV = Pengaruh yang berkaitan dengan kecepatan kapal

=
= 1.01
CM = Faktor Distribusi
CMH = Faktor Distribusi Kondisi Hogging

=
CMS = Faktor Distribusi Kondisi Sagging

Berdasarkan rumus dan keterangan yang telah dijelaskan di atas maka didapatkan
nilai CMH dan CMS yang selanjutnya akan didapatkan pula nilai momen lengung
vertikal pada kondisi hogging (MWVH) dan momen lengkung vertikal pada kondisi
sagging (MWVS) di posisi sepanjang kapal (x/L) yang telah ditentukan menjadi 10 bagian
(x/L) sebagai berikut:
X/L CMH CMS MWVH (kN.m) MWVS (kN.m)
0 0 0 0 0
0.1 0.250 0.253 1.88E+04 -2.25E+04
0.2 0.500 0.505 3.76E+04 -4.50E+04
0.3 0.750 0.758 5.65E+04 -6.75E+04
0.4 1.000 1.010 7.53E+04 -9.00E+04
0.5 1.000 1.010 75281.3376 -90047.08147
0.6 1.000 1.010 7.53E+04 -9.00E+04
0.7 0.857 0.884 6.45E+04 -7.88E+04
0.8 0.571 0.593 4.30E+04 -5.29E+04
0.9 0.286 0.302 2.15E+04 -2.69E+04
1 0 0 0 0
Berikut adalah gambar kurva distribusi momen lentur vertikal pada kondisi
hogging dan sagging.

2. Perhitungan Gaya Geser


Gaya geser gelombang vertikal sepanjang kapal dapat ditentukan dengan rumus
sebagai berikut:
QWV = Co . CL . L . B . (Cb + 0,7) . CQ (kN.m)

(Reference: BKI 2016 Vol. 2, page 5-11/34)


Dimana:
L = Panjang Kapal = LBP = 81.03 m
B = Lebar Kapal = 12.93 m
CB = Koefisien Blok Kapal = 0.67
CRW = Koefisien Zona Pelayaran
= 1 (untuk jangkauan perairan tak terbatas)
Co = Koefisien Gelombang
= [(L/25)+4,1] x CRW
= 7.341
CL = Koefisien Panjang
= (L/90)0,5 (untuk L < 90 m, L = LBP)
= 0.949
CQ = Faktor Distribusi
= Untuk menentukan faktor distribusi perhatikan tabel berikut

Dimana:
C1H = Kondisi Hogging
= 0,19 . Cb
= 0.1273
C1S = Kondisi Sagging
= -0,11 . (Cb + 0,7)
= -0.1507
m = - C1H/C1S
= 0.8447
CV = Pengaruh yang berkaitan dengan kecepatan kapal
=1 (lihat di perhitungan momen lengkung vertikal)
Berdasarkan rumus dan keterangan yang telah dijelaskan di atas maka didapatkan
nilai faktor distribusi positif (CQP) dan faktor distribusi negatif (CQN) yang selanjutnya
akan didapatkan pula nilai gaya geser vertikal positif (QWVP) dan gaya geser vertikal
negatif (QWVN) di posisi (x/L) yang telah ditentukan menjadi 10 bagian (x/L) sebagai
berikut:
X/L CQP CQN QWVP QWVN
0 0 0 0 0
0.1 0.117 -0.138 1.17E+03 -1.38E+03
0.2 0.233 -0.276 2.33E+03 -2.76E+03
0.3 0.233 -0.276 2.33E+03 -2.76E+03
0.4 0.210 -0.210 2.10E+03 -2.10E+03
0.5 0.210 -0.210 2.10E+03 -2.10E+03
0.6 0.210 -0.210 2.10E+03 -2.10E+03
0.7 0.300 -0.253 3.00E+03 -2.53E+03
0.8 0.300 -0.253 3.00E+03 -2.53E+03
0.9 0.200 -0.169 2.00E+03 -1.69E+03
1 0 0 0 0
Berikut adalah gambar kurva distribusi gaya geser gelombang vertikal pada
kondisi hogging dan sagging.

B.3 Perhitungan Momen Inersia Penampang Struktur Longitudinal


Keterangan:
W = Web Thickness
F = Flange Thickness
R = Radius
B = Lebar Komponen
T = Tinggi dan/atau Tebal Komponen

Untuk perhitungan momen inersia dan modulus penampang dalam kekuatan


memanjang kapal ditinjau dari komponen longitudinal pada konstruksi midship, berikut
adalah hasil dari perhitungannya:
Luas Total Momen Inersia
Dimensi Luas Tinggi momen momen kedua
Jumlah n Elemen Sendiri
No Elemen
(mm x mm) Ai (mm2) Ati (m2) hi (m) Ati x hi (m3) Ati x hi2 (m4) Ii (m4)
B x T (1) (2) (3) = (1) . (2) . 10-6 (4) (5) = (3) . (4) (6) = (3) . (4)2 1/12 . p . l3 . 10-12
1 Pelat Lunas 600 x 13 0.5 7800 0.0039 0.0065 2.54E-05 0.0000 1.10E-07
2 Pelat Alas 1800 x 13 1 23400 0.0234 0.0065 1.52E-04 0.0000 3.30E-07
Pelat Alas 1800 x 13 1 23400 0.0234 0.0065 1.52E-04 0.0000 3.30E-07
Pelat Alas 1747 x 13 1 22711 0.0227 0.0065 1.48E-04 0.0000 3.20E-07
3 Pelat Bilga 1200 x 13 1 15600 0.0156 1.6097 2.51E-02 0.0404 2.20E-07
4 pelat sisi 12 x 1800 1 21600 0.0216 2.7583 5.96E-02 0.1643 5.83E-03
Pelat Sisi 12 x 1800 1 21600 0.0216 2.7583 5.96E-02 0.1643 5.83E-03
Pelat Sisi 12 x 1366 2 16392 0.0328 5.0243 1.65E-01 0.8276 2.55E-03
5 Pelat Sheer Strike 10 x 1200 1 12000 0.0120 5.6240 6.75E-02 0.3796 1.44E-03
6 Pelat Geladak 1800 x 7 1 12600 0.0126 4.4275 5.58E-02 0.2470 5.15E-08
Pelat Geladak 1500 x 7 3 10500 0.0315 7.2465 2.28E-01 1.6541 4.29E-08
Pelat Geladak 235 x 7 1 1645 0.0016 7.2465 1.19E-02 0.0864 6.72E-09
8 Penumpu Tengah Geladak 16 x 220 1 3520 0.0035 7.2420 2.55E-02 0.1846 1.42E-05
16 x 33 1 528 0.0005 7.2175 3.81E-03 0.0275 4.79E-08
9 Penumpu Sisi Geladak 8 x 130 1 1040 0.0010 7.2460 7.54E-03 0.0546 1.46E-06
8 x 75 1 600 0.0006 7.2045 4.32E-03 0.0311 2.81E-07
10 Penumpu Sisi 7.818 x 938.15 1 7334.4567 0.0073 0.0039 2.87E-05 0.0000 5.38E-04
11 Penumpu Tengah 9.34 x 938.15 0.5 8762.321 0.0044 0.0047 2.05E-05 0.0000 6.43E-04
12 Pelat Alas Dalam 1800 x 7.9 1 14220 0.0142 0.0118 1.67E-04 0.0000 7.40E-08
Pelat Alas Dalam 1500 x 7.9 3 11850 0.0356 0.0118 4.18E-04 0.0000 6.16E-08
Pelat Alas Dalam 235 x 7.9 1 1856.5 0.0019 0.0118 2.18E-05 0.0000 9.66E-09
JUMLAH 0.29 0.7147 3.8616 0.0169
Keterangan simbol pada tabel:
Ai = Luas elemen (mm2)
Ati = Luas total elemen (mm2)
hi = Jarak netral axis elemen terhadap base line kapal (mm)
Iyi = Momen inersia sendiri elemen (mm4)
*Catatan : untuk perhitungan titik berat / jarak netral axis elemen pelat bilga terhadap base
line (hi) dan momen inersia sendiri (Iyi) pelat bilga dapat dilakukan dengan menggunakan
persamaan sebagai berikut:
4𝑟
hi = r - 3𝜋
𝜋𝑟 4
Iyi = 16

Dari data tabel di atas maka akan didapatkan nilai momen inersia dan modulus
penampang komponen konstruksi longitudinal sebagai berikut:
1. Jarak Netral Axis Penampang Terhadap Baseline (hNA)
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑚𝑜𝑚𝑒𝑛 𝑙𝑢𝑎𝑠𝑎𝑛 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑒𝑙𝑒𝑚𝑒𝑛 (𝐴𝑡𝑖 𝑥 ℎ𝑖)
hNA = 𝐿𝑢𝑎𝑠𝑎𝑛 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑒𝑙𝑒𝑚𝑒𝑛 (𝐴𝑡𝑖)
= 2449.7 mm = 2.450 m
2. Inersia penampang terhadap bottom kapal (Ibottom)
Ibottom = Jumlah momen kedua (∑Ati.hi2) + Jumlah momen inersia sendiri (∑Iyi)
= 3.88 x 1012 mm4
3. Inersia terhadap paralel axis (IPA)
IPA = Jumlah luasan total elemen (∑Ati) x tinggi netral axis kuadrat (hNA2)
= 2.128 x 1012 mm4
4. Inersia terhadap netral axis (INA)
INA = Ibottom - IPA
= 3.88 x 1013 mm4 - 2.128 x 1012 mm4
= 4.255 x 1012 mm4
= 4.255 m4
5. Modulus penampang terhadap bottom kapal (Wb)
𝐼𝑛𝑒𝑟𝑠𝑖𝑎 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑝𝑒𝑛𝑎𝑚𝑝𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑒𝑟ℎ𝑎𝑑𝑎𝑝 𝑛𝑒𝑡𝑟𝑎𝑙 𝑎𝑥𝑖𝑠 (𝐼 )
Wb = 𝐽𝑎𝑟𝑎𝑘 𝑛𝑒𝑡𝑟𝑎𝑙 𝑎𝑥𝑖𝑠 𝑝𝑒𝑛𝑎𝑚𝑝𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑒𝑟ℎ𝑎𝑑𝑎𝑝 𝑏𝑜𝑡𝑡𝑜𝑚 (ℎ𝑁𝐴 )
𝑁𝐴
= 4.010 m3
6. Modulus penampang terhadap deck kapal (Wd)
Jarak dari netral axis ke deck (Zd)
Zd = H - hNA
= 6.46 – 2.405
= 3.475 m
𝐼𝑛𝑒𝑟𝑠𝑖𝑎 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑝𝑒𝑛𝑎𝑚𝑝𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑒𝑟ℎ𝑎𝑑𝑎𝑝 𝑛𝑒𝑡𝑟𝑎𝑙 𝑎𝑥𝑖𝑠 (𝐼𝑁𝐴 )
Wd = 𝐽𝑎𝑟𝑎𝑘 𝑛𝑒𝑡𝑟𝑎𝑙 𝑎𝑥𝑖𝑠 𝑝𝑒𝑛𝑎𝑚𝑝𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑒𝑟ℎ𝑎𝑑𝑎𝑝 𝑑𝑒𝑐𝑘 (𝑍𝑑)
= 1.061 m3

B.4 Perhitungan Tegangan


1. Tegangan Lentur Maksimum
Dalam menghitung nilai tegangan lentur maksimum yang terjadi pada
komponen konstruksi longitudinal kapal maka terlebih dahulu ditentukan nilai
momen lengkung vertikal maksimum. Dimana nilai momen lengkung vertikal
maksimum terjadi pada kondisi sagging yaitu 90047.08 kNm terletak di daerah 0,4
sampai dengan 0,6 (x/L) dan pada kondisi hogging yaitu 75281.34 kNm terletak di
daerah 0,4 sampai dengan 0,6 (x/L).
a. Sagging pada Bottom
𝑀𝑜𝑚𝑒𝑛 𝑙𝑒𝑛𝑔𝑘𝑢𝑛𝑔 𝑣𝑒𝑟𝑡𝑖𝑘𝑎𝑙 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚
sb =
𝑀𝑜𝑑𝑢𝑙𝑢𝑠 𝑝𝑒𝑛𝑎𝑚𝑝𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑒𝑟ℎ𝑎𝑑𝑎𝑝 𝑏𝑜𝑡𝑡𝑜𝑚 (𝑊𝑏)
= -5.672 x 104 kN/m2
= -56.72 N/mm2
b. Sagging pada Deck
𝑀𝑜𝑚𝑒𝑛 𝑙𝑒𝑛𝑔𝑘𝑢𝑛𝑔 𝑣𝑒𝑟𝑡𝑖𝑘𝑎𝑙 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚
sd = 𝑀𝑜𝑑𝑢𝑙𝑢𝑠 𝑝𝑒𝑛𝑎𝑚𝑝𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑒𝑟ℎ𝑎𝑑𝑎𝑝 𝑏𝑜𝑡𝑡𝑜𝑚 (𝑊𝑏)
= -9.29 x 104 kN/m2
= -92.86 N/mm2
c. Hogging pada Bottom
𝑀𝑜𝑚𝑒𝑛 𝑙𝑒𝑛𝑔𝑘𝑢𝑛𝑔 𝑣𝑒𝑟𝑡𝑖𝑘𝑎𝑙 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚
sb = 𝑀𝑜𝑑𝑢𝑙𝑢𝑠 𝑝𝑒𝑛𝑎𝑚𝑝𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑒𝑟ℎ𝑎𝑑𝑎𝑝 𝑏𝑜𝑡𝑡𝑜𝑚 (𝑊𝑏)
= 4.73 x 104 kN/m2
= 47.3 N/mm2
d. Hogging pada Deck
𝑀𝑜𝑚𝑒𝑛 𝑙𝑒𝑛𝑔𝑘𝑢𝑛𝑔 𝑣𝑒𝑟𝑡𝑖𝑘𝑎𝑙 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚
sd =
𝑀𝑜𝑑𝑢𝑙𝑢𝑠 𝑝𝑒𝑛𝑎𝑚𝑝𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑒𝑟ℎ𝑎𝑑𝑎𝑝 𝑏𝑜𝑡𝑡𝑜𝑚 (𝑊𝑏)
= -7.75 x 104 kN/m2
= -77.5 N/mm2
2. Tegangan Geser Maksimum
Dalam menghitung nilai tegangan geser maksimum yang terjadi pada
komponen konstruksi longitudinal kapal maka terlebih dahulu ditentukan nilai gaya
geser vertikal maksimum. Dimana nilai gaya geser vertikal maksimum terjadi pada
kondisi hogging yaitu 75281.34 kN terletak di daerah 0,7 sampai dengan 0,8 (x/L).
𝐺𝑎𝑦𝑎 𝑔𝑒𝑠𝑒𝑟 𝑣𝑒𝑟𝑡𝑖𝑘𝑎𝑙 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚
t = 𝐿𝑢𝑎𝑠 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑒𝑙𝑒𝑚𝑒𝑛 𝑘𝑜𝑛𝑠𝑡𝑟𝑢𝑘𝑠𝑖 𝑙𝑜𝑛𝑔𝑖𝑡𝑢𝑑𝑖𝑛𝑎𝑙 (2 𝑥 ∑𝐴𝑡𝑖)
= 5.455 x 103 kN/m2
= 5.455 N/mm2
Berdasarkan hasil perhitungan tegangan lentur dan tegangan geser maksimum yang
terjadi pada kapal yang dapat dilihat pada poin B.4, selanjutnya tegangan maksimum
tersebut akan dibandingkan dengan tegangan izin yang telah ditetapkan oleh biro klasifikasi
(dalam hal ini adalah BKI) untuk mengetahui apakah tegangan maksimum tersebut
memenuhi syarat atau tidak.
Diketahui:
Tegangan Lentur Izin = 150 N/mm2
Tegangan Geser Izin = 110 N/mm2
2
Tegangan (N/mm2) Tegangan izin (N/mm ) Cek
Tegangan lentur maksimum terhadap deck (σ d) = 92.86 150 MEMENUHI
Tegangan lentur maksimum terhadap bottom (σ b) = 56.72 150 MEMENUHI
Tegangan geser maksimum (τ) = 5.46 110 MEMENUHI
Dari tabel di atas maka dapat disimpulkan bahwa tegangan lentur dan tegangan geser
maksimum yang terjadi pada kapal memenuhi tegangan izin yang ditetapkan oleh biro
klasifikasi (BKI), sehingga kekuatan memanjang kapal rancangan dapat dikatakan baik/bagus.

B.5. Simpulan
Berdasarkan hasil perhitungan kekuatan melintang (transversal) kapal pada struktur
midship dengan menggunakan metode kekakuan didapatkan simpulan:
1. Tidak ada nilai tegangan melewati batas tegangan izin yang disyaratkan oleh Biro
Klasifikasi Indonesia.
2. Tegangan lentur terbesar terjadi pada kondisi sagging di daerah Deck sebesar 92.86
N/mm2.
3. Tegangan geser terbesar yaitu 5.46 N/mm2.
4. Kekuatan struktur longitudinal kapal rancangan dapat dikatakan baik karena nilai
tegangan tidak melewati tegangan izin yang disyaratkan oleh Biro Klasifikasi Indonesia.

Referensi:

BKI Tahun 2016 Volume 2, Peraturan Lambung Domestik


Jr. WW dan Gere, JM. 1989. Analisis Matriks untuk Struktur Rangka. Jakarta: Erlangga

19600425 198811 1 001

Anda mungkin juga menyukai