Dimana :
Po1 = Untuk pelat geladak dan geladak cuaca
Po2 = Untuk stiffener, main frame, deck beam
Po3 = Untuk web stiffener, web frame, stringer
Z = Jarak tengah antara pusat beban ke base line
Cf1 = 1.0 + ( 5/cb ) x ( 0.2-( x/l) ( untuk 0 ≤ x/L ≤ 0,2 ; buritan kapal )
Cf2 = 1 (untuk 0,2 ≤ x/L ≤ 0,7 ; tengah kapal )
Cf3 = 1.0 + ( 20/cb ) x (( x/L) – 0.7 )2 ( untuk 0,7 ≤ x/L ≤ 1,0 ; haluan kapal )
i) Beban sisi garis air muat untuk Poop Deck
Untuk menghitung pelat kulit
PS = Po1 x Cf 1 x ( 20/10+Z1 – T )
Untuk menghitung main frame
PS = Po2 x Cf 1 x ( 20/10+Z1 – T )
Untuk menghitung web frame dan stringer
PS = Po3 x Cf 1 x ( 20/10+Z1 – T )
v) Beban sisi garis air muat pada geladak akil atau Forecastle Deck
Untuk menghitung pelat kulit
PS = Po1 x Cf1 x ( 20/10+Z5 – T )
Untuk menghitung main frame
PS = Po2 x Cf1 x ( 20/10+Z5 – T )
Untuk menghitung web frame dan stringer
PS = Po3 x Cf1 x ( 20/10+Z5 – T )
2) Beban Alas Kapal ( Load on the Ship Bottom )
a) Beban luar alas kapal
Beban luar alas kapal dihitung untuk menentukan konstruksi alas berdasarkan rumus yaitu:
PB = (10 × T) + (Po × CF ) (KN/m2)
( Rules BKI 2013 Volume II, Section 4.B.3 )
Dimana :
Po1 = Untuk pelat geladak dan geladak cuaca
Po2 = Untuk stiffener, main frame, deck beam
Po3 = Untuk web stiffener, web frame, stringer
Cf1 = 1.0 + ( 5/cb ) x ( 0.2-( x/l) ( untuk 0 ≤ x/L ≤ 0,2 ; buritan kapal )
Cf2 = 1 (untuk 0,2 ≤ x/L ≤ 0,7 ; tengah kapal )
Cf3 = 1.0 + ( 20/cb ) x (( x/L) – 0.7 )2 ( untuk 0,7 ≤ x/L ≤ 1,0 ; haluan kapal )
5) Pelat Bulwark
Tebal pelat bulwark tidak boleh kurang dari :
t = 0.75 – ( L / 1000 ) x ( L0.5 ) ( mm )
( Rules BKI 2013 Vol. II, Section 6 K-6-19/20 )
6) Freeing Ports
A = 0,07 l ( Untuk l > 20 m )
7) Konstruksi Deck
a) Pelat Geladak
Tebal pelat geladak cuaca pada kapal tidak boleh kurang dari :
tG = 1,21 × a √𝑃𝐷 𝑥 𝑘 + tk
( Rules BKI 2013 Vol. II, Section 7, A 7-5/9 )
Dimana :
PD1 = Untuk daerah buritan kapal
PD2 = Untuk daerah midship kapal
PD3 = Untuk daerah halauan kapal
k = 1 faktor untuk baja
tk = 2.5 marjin korosi
iii) Tebal pelat geladak pada haluan kapal tidak boleh kurang dari :
tG = 1,21 × a √𝑃𝐷3 𝑥 𝑘 + tk
8) Konstruksi Deck House Dan Super Structure
a) Tebal pelat geladak bangunan atas
tE = 1.21 x a x (( k x PD )^0.5) + tk (mm)
( Rules BKI 2013 Vol. II, Section 7, A 7-5/9 )
Dimana :
PD = Beban geladak cuaca
k = Faktor untuk baja
tk = Marjin korosi
a = Jarak gading
PD1 = Beban geladak cuaca pada poop deck
PD2 = Beban geladak cuaca pada boat deck
PD3 = Beban geladak cuaca pada bridge deck
PD4 = Beban geladak cuaca pada navigation deck
PD5 = Beban geladak cuaca pada forecastle deck
Secara prinsip, setiap badan klas menggunakan kriteria ketebalan pelat yang sama. Sebagai
contoh, untuk bagian konstruksi utama, kapal dengan ukuran panjang L ≥ 100 m, pengurangan
tebal pelat yang dapat diterima bisa dilihat dalam class rule dimana kapal diklaskan. Untuk kapal
dengan ukuran panjang L <100 m, secara umum pengurangan ketebalan pelat yang diijinkan
biasanya hanya sampai 20% dari ketebalan pelat awal. Sementara untuk profil-profil lain di dalam
konstruksi internal kapal, penurunan ketebalan yang dapat diterima berkisar 25% dari tebal awal.
Setiap badan klas, sesuai hasil risetnya, memiliki rumus yang berbeda-beda. Namun untuk
praktisnya, pemilik kapal dapat menggunakan rumusan Ketebalan Minumum (Tmin) di bawah ini
untuk mengetahui kondisi bocor halus pada pelat.
Untuk pelat geladak: Tmin> 0,9 (5,5 + 0,02 x L) (satuan mm).
Untuk pelat sisi lambung dan pelat dasar :Tmin > 0,9 (5.0 + 0,04 x L) (satuan mm).
Sedangkan untuk ketebalan pada bagian-bagian lain dari konstruksi internal kapal, secara rinci
dapat dilihat dalam class rule dimana kapal diklaskan.
https://www.academia.edu/10764914/KONSTRUKSI_KAPAL_II?auto=download
https://jurnalmaritim.com/memahami-prinsip-dasar-inspeksi-ketebalan-pelat-kapal/
http://kapal-cargo.blogspot.com/2010/07/sistem-ballast-kapal.html