PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, penulisan laporan ini bertujuan untuk:
a. Dapat mengetahui proses uji kekerasan rockwell pada logam
b. Dapat mengetahui alat dan bahan yang digunakan saat proses uji kekerasan
rockwell
1.4 Manfaat
Adapun manfaat dari percobaan ini adalah:
a. Mengetahui cara menghitung nilai kekerasan spesimen dengan menggunakan
alat uji kekerasan rockwell
b. Mengetahui pengembangkan ilmu di bidang pengujian terhadap kekerasan
pada logam
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
2P
BHN = πD …………………………….(1)
[ D−√(D2 −d2 )]
2
Keterangan:
P = Beban yang diberikan (KP atau Kgf).
D = Diameter indentor yang digunakan.
d = Diameter bekas lekukan.
Gambar 2.1 Pengujian dengan metode Brinell
(Sumber : www.eng.sut.ac.th)
Bila memakai bola baja untuk uji brinell, biasanya yang terbuat dari baja
chrom yang telah disepuh atau ada juga cementite carbide, bola brinell ini tidak
boleh berdeformasi sama sekali disaat proses penekanan kepermukaan logam uji.
Standar dari bola brinell yaitu mempunyai Ø 10 mm atau 0,3937 in, dengan
penyimpangan maksimal 0,005 mm atau 0,0002 in. Selain yang telah distandarkan
seperti diatas terdapat juga bola-bola brinell dengan diameter lebih kecil (Ø 5 mm,
Ø 2,5 mm, Ø 2 mm, Ø 1,25 mm, Ø 1 mm, Ø 0,65 mm) yang juga mempunyai
toleransi-toleransi tersendiri. Misalnya untuk diameter 1 s/d 3 mm adalah lebih
kurang 0,0035 mm, antara 3 s/d 6 adalah 0,004 mm dan antara 6 s/d 10 adalah 0,005
mm. Terdapat table yang menunjukan perbedaan penggunaan ujung mata penekan
dengan benda uji.
Dial pada mesin terdiri atas warna merah dan hitam yang didesain untuk
mengakomodir pengujian skala B dan C yang seringkali dipakai. Skala kekerasan
B digunakan untuk pengujian dengan kekerasan medium seperti baja karbon rendah
dan baja karbon medium dalam kondisi telah dianil (dilunakkan). Range
kekerasannya dari 0–100. Bila indentor bola baja dipakai untuk menguji bahan
yang kekerasannya melebihi B 100, indentor dapat terdefomasi dan berubah
bentuk. Selain itu, karena bentuknya, bola baja tidak sesensitif brale untuk
membedakan kekerasan bahan-bahan yang keras. Tetapi jika indentor bola baja
dipakai untuk menguji bahan yang lebih lunak dari B 0, dapat mengakibatkan
pemegang indentor mengenai benda uji, sehingga hasil pengujian tidak benar dan
pemegang indentor dapat rusak.
a) ASTM
(1)ASTM E 18-2000, metode uji Standar dengan metode Rockwell dan Rockwell
Hardness Superficial untuk bahan logam
(2)ASTM E 110-82, Cara uji ini untuk Kekerasan lekukan metalik bahan oleh
portable hardness testers
(3)ASTM E 140-97, tabel konversi kekerasan standard untuk segala logam
b) OIML
(1) OIML International rekomendation No. 11 (1974), untuk verifikasi dan
kalibrasi "Rockwell B" kekerasan standar blok
(2)OIML International rekomendation No. 12 (1974), untuk verifikasi dan kalibrasi
"Rockwell C" kekerasan standar blok
(3)OIML International rekomendation No. 36 (1976), untuk verifikasi indentor
untuk mesin pengujian kekerasan (Sistem: Brinell - Rockwell B, F,dan T -
Vickers - Rockwell C, A, dan N)
(4)OIML International rekomendation No. 39 (1981), untuk verifikasi mesin
pengujian kekerasan (Rockwell B, F, T - C, A, sistem N
c) ISO
(1)ISO 6508-1 bahan logam - uji kekerasan Rockwell (skala A, B, C, D,E, F, G, H,
K, N, T) - Bagian 1: Cara uji, 1999/09/01
(2)ISO 6508-2 bahan logam - uji kekerasan Rockwell (skala A, B, C, D,E, F, G, H,
K, N, T) - Bagian 2: Verifikasi mesin pengujian, 1999/09/01
(3)ISO 6508-3 bahan logam - uji kekerasan Rockwell (skala A, B, C, D,E, F, G, H,
K, N, T) - Bagian 3: Kalibrasi blok referensi, 1999/09/01
Tabel 2.1 Skala kekerasan Rockwell dan huruf awalnya
Beban Beban
Simbol Warna
Kel Indentor minor total
Skala Dial
(Kg) (Kg)
A Brale 10 60 Hitam
D Brale 10 100 Hitam
E Bola Baja 1/8 – Inch 10 100 Merah
II F Bola Baja 1/16 – Inch 10 60 Merah
G Bola Baja 1/16 – Inch 10 150 Merah
H Bola Baja 1/8 – Inch 10 60 Merah
K Bola Baja 1/8 – Inch 10 150 Merah
H 60 Alumunium, Zinc
Keterangan :
d d
Gambar diatas adalah bentuk indentor pada metode Vickers dimana sudut
ujung indentor adalah 136o dengan diagonal 1 dan diagonal 2 yang digunakan untuk
mencari diagonal rata-rata. Hasil penekanan akan menunjukan bentuk seperti ujung
mata penekan mata intan yaitu berbentuk bujur sangkar. Secara garis besar
kedalaman yang didapat akan sama juga dengan ketinggian dasar hingga puncak
mata penekan.
2𝑃
VHN = 1,854 ………………………….(4)
(𝑑1 + 𝑑2 )2
Keterangan :
VHN = Vickers Hardness Number
P = beban tekan (Kg)
d = Panjang diagonal rata-rata (mm)
Ketika diagonal utama dari penekanan telah terhitung dari uji Vickers
dapat dihitung dengan rumus yang ada tapi dapat lebih jelas jika menggunakan table
konversi yang ada. Uji Vickers tercatat sebagai 800 HV/10 dengan arti nilai
kekerasan 800 dengan menggunakan 10 kgf gaya penekan. Berbagai perbedaan
perubahan gaya pembebanan akan memberikan jejak pembebanan yang berbeda
pula, dan hasilnya akan mudah terbaca jika menggunakan ketentuan yang telah ada
pada table konversi dan menggunakan metode pengujian kekerasan. Disisi lain
pengunaan table dapat digunakan sebagai pembanding dengan pengujian yang
pernah dilakukan sebelumnya. Jika terdapat perbedaan hasil maka akan menjadi
pertimbangan pada pengujian selanjutnya.
Karena jejak yang dibuat dengan penekan piramida serupa secara
geometris dan tidak terdapat persoalan mengenai ukurannya, maka VHN (Vickers
Hardness Number) tidak tergantung kepada beban. Pada umumnya hal ini dipenuhi,
kecuali pada beban yang sangat ringan. Beban yang biasanya digunakan pada uji
vickers berkisar antara 1 hingga 120 kg. Tergantung pada kekerasan logam yang
akan diuji. Karena jika erlalu berat akan merusak bahan itu sendiri yang kemudian
tidak bisa diukur nilai kekerasannya. Hal-hal yang biasanya menghalangi
keuntungan pemakaian metode vickers adalah : (Inox 2014)
a. Uji ini tidak dapat digunakan untuk pengujian rutin karena pengujian ini sangat
lamban, perlu waktu lama untuk menentukan hasil kekerasan bahan
b. Memerlukan persiapan permukaan benda uji yang hati-hati dan dengan biya
yang mahal, dan
c. Terdapat pengaruh kesalahan manusia yang besar pada penentuan panjang
diagonal.