DISUSUN OLEH :
FAKULTAS TEKNIK
2019
1. Pelumasan Pada Kapal
Fungsi utama dari sistem pelumasan adalah untuk mengurangi gesekan
yang terjadi dari bagian bagian mesin yang bergerak dan saling berinteraksi.
Sedangkan fungsi lain dari sistem pelumasan adalah sebagai pendingin mesin,
sebagai pembersih,untuk pencegah korosi serta sebagai media untuk melakukan
cek kondisi ataupun kerusakan yang terjadi pada mesin. Pada motor induk
Wartsila RTA 48T, terdapat dua bagian pada sistem pelumasannya yaitu
purifying system dan main lubricating system. Selain itu terdapat dua jenis
pelumasan yaitu Dry- Sump atau karter kering dan Wet-Sump atau karter basah.
Menurut Project guide, untuk penggunaan bahan bakar HFO secara kontinyu,
maka jenis pelumasan yang sebaiknya digunakan adalah jenis Dry-Sump.
2. Tujuan Pelumasan
Tujuan dari pelumasan diantaranya:
a. Menahan beban mesin, sehingga disini untuk mengantisipasi gerusan
bearing karena kontaknya poros dengan bearing.
b. Mengendalikan terjadinya getaran, jadi disini mempunyai aspek yaitu
menjaga kelemahan bahan karena beban-beban exstra yaitu dari getaran-
getaran mesin.
c. Mencegah terjadinya korosi, disini korosi oleh uap air, lepasnya elektron,
atau sebab-sebab lain
d. Meredusir terjadinya noise
e. Mempertahankan koefisient gesek
f. Mengendalikan terjadinya panas.
g. Mengendalikan terhadap keausan bagian-bagian karena proses abrasi.
Sistem pelumasan dapat dibedakan menjadi dua yaitu sistem splash dan
sistem tekan. Sistem splash atau dalam bahasa yang dikenal adalah sistem
cawuk, dipergunakan pada motor diesel berukuran kecil. sedangkan sistem tekan
dipergunakan pada motor diesel berukuran besar. sistem tekan dibedakan
menjadi empat macam yaitu sistem full flow, sistem shunt, sistem sump filtering,
dan sistem by pass filtering. Adapun macam-macam sistem pelumasan sebagai
berikut:
400 cSt merupakan keadaan normal pada waktu starting dalam keadaan
cold oil. Untuk dapat mengurangi daya litrik pada waktu starting pompa maka
perlu ditambahkan bypass valve. Kapasitas aliran yang diberikan adalah dengan
toleransi sebesar 12 % sedangkan untuk kapasitas aliran air pendingin dengan
toleransi 10%. Head pompa berdasarkan total pressure drop yang melalui cooler
dan filter maksimal 1 bar. Katup bypass diantara diantarapompa LO yang
tersusun pararel boleh diabaikan jika pompa sudah tersedia saluran by pass atau
pompa yang digunakan jenis sentrifugal. Selama kondisi Trial katup harus diatur
sedemikian rupa dengan alat yang dapat menutup katup hanya jika luasan aliran
minimum yang melalui katup memberi tekanan pelumas pada inlet yang menuju
ke engine pada kondisi beban normal. Direkomendasikan untuk memasang
katup dengan diameter 25 mm disertai sambungan pipa setelah pompa LO yang
berfungsi untuk memeriksa kebersihan sistem peluas selama menjalani
prosedurm pembilasan. Cooler yang digunakan adalah cooler dengan jenis shell
and tube yang terbuat dari bahantahan air laut atau bisa juga menggunakan type
plate heat exchanger dengan bahan platenya terbuat dari titanium. Bahan ini
digunakan jika tidak menggunakan air tawar pada sistem pendinginan engine.
Spesifikasi cooler, adalah sebagai berikut :
a) Lubricating oil viscosity specified 75 cSt pada 50o C
b) Lubricating oil flow
c) Heat dissipation 770 kW
d) Lubricating oil temperature outlet cooler 450o C
e) Working pressure on oil side 4,0 bar
f) Pressure drop on oil side maximum 0,5 bar
g) Cooling water flow Cooling water temperature at inlet seawater 32o C
h) Freshwater 360 C
i) Pressure drop on water side maximum 0,2 bar
j) Kapasitas aliran lubricating oil memiliki toleransi 0 - 12%,
k) Sedangkan toleransi untuk kapasitas aliran cooling water adalah 0 –
10%. Untuk menjamin bahwa cooler LO berfungsi dengan baik
direkomendasikan temperatur sea water diatur supaya tidak kurang dari
100 C.
Full flow filter diletakkan terakhir sebelum ke main engine, jika yang
dipasang jenis duplex harus mempunyai kapasitas yang cukup untuk
mengalirkan pelumas pada setiap sisi filter dengan temperatur kerja.
Pemasangan filter dengan back flushing harus memperhatikan hal berikut :
a) Laju aliran pelumas sebesar 175 m3/h, ditambah jumlah pelumas yang
digunakan untuk back flushing supaya tekanan pelumas pada inlet engine
dapat dijaga kebersihannya.
b) Dalam kasus penggunaan filter dengan automatically cleaned harus
dipastikan filter membutuhkan tekanan pelumas lebih besar pada sisi
inlet dibandingkan dengan tekanan pompa.
Pemasangan pompa booster jenis screw, gear atau centrifugal digunakan
untuk melumasi exhaust valve actuator. Booster pump mampu bekerja pada
temperature 600 C dan memiliki head pompa minimum 6 bar. Bila
menggunakan booster modul dari pabrik pembuat mesin maka yang sesuai untuk
type 4 L42 MC adalah B-1.3-6 atau B- 1.1-5 yang terdiri dari dua booster pump
yang dilengkapi sistem kontrol. Pompa ini juga didesain untuk kondisi awal
pada waktu start engine.Storage tank pelumas harus mengikuti klasifikasi untuk
dapat beroperasi secara normal.
Supraptono. (2004). Bahan Bakar dan Pelumas. Buku Ajar. Semarang: Jurusan
Teknik Mesin Unnes.
http://ejurnal.plm.ac.id/index.php/Teknovasi/article/download/272/pdf
https://www.scribd.com/document/265106787/Sistem-Pelumasan-Pada-Kapal