OLEH :
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2017
LEMBAR PENGESAHAN
Tugas Hidrostatika
Telah diperiksa dan disetujui oleh asisten dan dosen pembimbing sebagai persyaratan untuk
lulus pada mata kuliah tersebut diatas.
Mengetahui,
Dibuat oleh :
Setelah diperiksa dengan cermat dan menguji kemampuan dan penguasaan mahasiswa
tersebut disimpulkan :
A A- B+ B B- C+ C D E
Tugas tersebut telah disetujui dan dinilai pembimbing serta tim penguji.
Mengetahui
Dosen Pembimbing
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya, sehingga laporan ini
dapat saya selesaikan. Atas terselesaikannya laporan ini, penulis mengucapkan terima kasih
kepada pihak-pihak yang telah terlibat, baik secara langsung maupun tidak dalam penyusunan
makalah ini dan semua pihak yang telah mendukung terselesaikannya penyusunan laporan ini.
Saya menyadari masih terdapat banyak kekurangan dan kelemahan dalam laporan ini.
Kami mengharapkan masukan yang membangun dari pembaca agar laporan ini dapat lebih
Wassalamualaikum wr.wb
Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
Kapal adalah bangunan apung yang bergerak di atas media air untuk memindahkan
muatan dari satu tempat ke tempat yang lain. Berangkat dari pengertian di atas, maka dapat
diketahui bahwa salah satu karakterstik kapal adalah mempunyai interaksi terhadap
medianya yaitu air. Air yang merupakan kumpulan partikel-partikel senyawa sejatinya
mempunyai sifat tenang, diam, dan datar. Namun, karena pengaruh luar seperti angin dan
getaran, maka partikel air yang satu menggeser partikel air yang lainnya sehingga
terbentuklah gelombang. Kondisi air yang bergelombang inilah yang banyak dilalui oleh
kapal dalam proses operasinya. Kondisi air yang bergelombang dapat menyebabkan kapal
mengalami trim dan oleng. Kondisi ini dapat menyebabkan posisi karakteristik
hidrostatiknya dapat berubah. Karakteristik yang dimaksud adalah momen, titik tekan,
dispalacemen, volumina, luas permukaaan, dll. Selain karakteristik kapal yang mempunyai
interkasi dengan air, karakterikstik lain yang dapat dijumpai pada pengertian di atas adalah
bahwa kapal adalah mengapung. Sifat apung kapal ini ada hubungannya dengan hukum
Archimedes yang berbunyi jika suatu benda tercelup di bawah air, maka akan mendapat
gaya tekan ke atas yang besarnya sama dengan berat air yang dipindahkan . Karakteristik
satu dan dua inilah yang dibahas dalam penjabaran kurva bonjean dan hidrostatik. Selain
kedua karakterikstik kapal di atas, karakteristik lain yang dapat kita ketahui dari pengertian
di atas adalah bahwa kapal adalah bangunan. Sebagai sebuah bangunan, maka sangat
penting di dalamnya ada perencanaan bentuk lambung kapal. Perencanaan lambung kapal
inilah yang di bahas dalam tugas lines plan. Penjelasan inilah yang melatarbelakangi di
buat tugas lines plan dan kurva hidrostatik
Bagaimana pengaruh bentuk kapal terhadap interaksinya dengan media air yang
ditunjukkan dengan kurva bonjean dan hidrostatik
Bagaimana cara menggambar kurva bonjean dan hidrostatik
Bagaimana pengaruh bentuk kurva hidrostatik terhadap performa kapal di lautan.
I.3.2 Tujuan
Mahasiswa mampu memahami dasar-dasar perencanaan dalam pembuatan
kapal
Mahasiswa mampu merencanakan lines plan suatu kapal melalui perhitungan
sistematis agar membentuk rencana garis yang baik
Mahasiswa mampu mengetahui titik-titik penting dalam bangunan kapal agar
memperhatikannya dalam pembuatan kapal untuk mencapai stabilitas yang
baik.
Mahasiswa mampu menguasai fungsi lengkung dan hisrostatik dan kurva
bonjean
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
LOA ( Length Over All ) adalah panjang kapal keseluruhan yang dikukur dari ujung buritan
sampai ujung haluan.
LBP ( Length Between Prependiculars ) adalah panjang antara kedua garis tegak buritan
dan garis tegak haluan yang di ukur pada garis air muat.
LWL ( Length of Water Line ) adalah jarak mendatar antara ujung garis muat ( garis air )
yang diukur dari titik potong dengan linggi buritan sampai titik potongnya dengan linggi
buritan dan linggi haluan.
AP ( After Prependicular ) garis tegak buritan yang letaknya pada linggi kemudi bagian
belakang atau pada sumbu poros kemudi.
FP ( Fore Prependicular ) garis tegak haluan yang letaknya perpotongan antara linggi
haluan dengan garis air muat.
2) Lebar Kapal
B(Breadth ) : Lebar yang direncanakan. Jarak mendatar dari gading tengah yang diukur
pada bagian luar gading. ( tidak termasuk tebal pelat lambung )
H ( Depth ) : Tinggi terendah dari geladak. Jarak tegak dari garis dasar sampai garis
geladak terendah, umumnya diukur di tengah-tengah kapal.
T ( Draft ) : Sarat yang direncanakan. Jarak tegak dari garis dasar sampai pada garis air
muat.
Koefisien Blok ( Cb )
Koefisien blok merupakan perbandingan antara isi karene dengan isi suatu balok
dengan panjang = LWL, Lebar = B dan tinggi = T. Dari harga Cb dapat dilihat apakah badan
kapal mempunyai bentuk yang gemuk atau ramping. Pada umumnya kapal cepat mempunyai
harga Cb yang kecil dan sebaliknya kapal kapal lambat mempunyai harga Cb yang besar.
Koefisien Garis Air ( Cwl )
Cwl adalah perbandingan antara luas bidang garis air muat ( Awl )dengan luas sebuah
empat persegi panjang dengan lebar B.
Koefisien Midship ( Cm )
Cm adalah perbandingan antara luas penampang gading besar yang terendam air
dengan luas suatu penampang yang berukuran B T dimana Am adalah luas midship, B adalah
lebar kapal dan T adalah sarat kapal.
Koefisien Prismatik Horizontal ( Cph )
yang besar terutama menunjukkan adanya perubahan yang kecil dari bentuk penampang
melintang disepanjang panjang Lwl.
Koefisien Prismatik Vertikal (Cpv)
Koefisien prismatik tegak dengan notasi Cpv adalah perbandingan antara volume badan
kapal yang ada dibawah permukaan air ( isi karene ) dengan volume sebuah prisma yang
berpenampang Awl dengan tinggi = T.
= L B T Cb C
Dimana:
= massa jenis air laut (1,025)
C = koefisien berat tambahan (1,00675 - 1,0075)
Sectional Area Curve ( SAC )
SAC adalah curva yang menggambarkan luasan gading-gading untuk masing-masing
section. Pada dasarnya sectional itu adalah sebuah gading semu. Dari kurva SAC ini dapat
dilihat dari banyaknya gading semu yang bentuk dan luasannya semu. Fungsi dari SAC adalah
untuk mengetahui bentuk dan luasan gading-gading juga digunakan untuk menghitung volume
kapal,luasan garis air melalui metode simpson dan metode lain dengan koreksi maksimal 0,05
%.
Gading ukur diberi nomor 1 sampai 10 atau 1 sampai 20 dimulai dari kiri Gading ukur dengan
nomor 0 atau AP adalah tepat pada garis tegak belakang atau after perpendicular ( AP )
sedangkan gading ukur dengan nomor 10 atau 20 adalah tepat pada garis tegak haluan atau fore
prependicular ( FP ). Jumlah bagian dari gading ukur genap agar mempermudah dalam
perhitungan. Dalam proses pembuatannya pembagian 0 sampai 10 bagian ini umumnya
masing-masing bagian masih dibagi lagi menjadi bagian kecil. Terutama hal ini dilakukan pada
ujung haluan dan bentuk belakang kapal mengingat bahwa bagian ini garis air kapal
melengkung. Sehingga untuk membuat lengkungan tersebut cukup selaras diperlukan beberapa
titik yang cukup berdekatan.
2.1.Gading nyata
Gading nyata diperoleh dengan mengukur dari rencana garis yang dibentuk melalui
gading ukur. Dalam proses pembuatannya biasanya gading nyata diukur pada gambar rencana
garis lalu hasilnya pengukuran digambar langsung pada lantai gambar ( Mould loft) dengan
skala satu-satu ( 1 : 1 ). Dari gambar dengan skala 1 : 1 ini dapat dibuat mal dari masing-masing
gading untuk kemudian dengan mal tersebut dapat membentuk gading gading nyata dari kapal
digalangan. Pada mould loft semua potongan gading harus digambarkan yaitu sesuai dengan
banyaknya gading yang akan dipasang ada kapal tersebut. Semua dari potongan gading nyata
ini harus dibuatkan malnya untuk dikerjakan.
Garis Sent ( Diagonal )
Garis sent adalah garis yang ditarik pada salah satu atau beberapa titik yang ada pada
garis tengah ( centre line ) membuat sudut dengan garis tengah. Adapun kegunaan dari garis
senta adalah utuk mengetahui kebenaran dari bentuk gading ukur yang masih kurang baik atau
kurang streamline, maka bentuk dari garis sent ini juga kurang streamline.
Sheer Plan ( Pandangan Samping )
Sheer plan merupakan penampakan bentuk kapal jika kapal dipotong ke arah tegak
sepanjang badan kapal. Pada kurva ini diperlihatkan bentuk haluan dan buritan kapal, kanaikan
deck dan pagar. Garis tegak yang memotong kapal dapat diketahui apakah garis air yang
direncanakan sudah cukup baik atau tidak.
Langkah Awal
1) Membuat garis dasar ( base line ) sepanjang kapal.
2) Membagi panjang kapal ( LPP ) menjadi station-station AP, , , , 19 , FP
3) Membuat garis air ( WL 0, WL 1, WL 3 dan seterusnya )
4) Menentukan tinggi geladak ( D )
5) Membagi panjang kapal ( LPP ) menjadi 6 bagian sama panjang mulai dari AP sampai FP
ANDI IRSAL ABDILLAH BASRI ( D 311 15 008 )
9
LINES PLAN, BONJEAN, AND HIDROSTATIC CURVE
Langkah Pengerjaan :
1) Membuat garis centre line
2) Menentukan garis pembagian gading ukur ( Station )
3) Membuat buttock line dengan jarak tertentu
4) Membuat garis air ( Water Line ) di pandang dari atas dengan cara pemindahan ukuran
ukurannya dari body plan
5) Mengecek bentuk bentuk gading ukur dengan membuat garis sent ( garis diagonal )
Radius Bilga
Bilga adalah kelengkungan pada sisi kapal terhadap base line. Radius bilga adalah jari-
jari pada bilga. Radius bilga tanpa rise of floor dapat dihitung dengan rumus :
R = {B x T x (1 Cm)/0,4292}1/2
Kapal juga memiliki titik berat yaitu titik tangkap gaya berat dari kapal. Titik berat
kapal biasanya ditulis dengan huruf G dan titik G ini merupakan gaya berat kapal W bekerja
vertikal ke bawah. Jarak vertikal terhadap titik berat G terhadap keel (lunas) ditulis KG.
Kedudukan memanjang dari titik berat G terhadap penampang tengah kapal (midship) ditulis
G. Di samping cara tertentu untuk menghitung letak titik G, maka titik KG dan B dapat dihitung
sebagai berikut:
KG =
Wh
W
W = berat komponen
h = jarak vertikal atau horizontal titik berat terhadap keel atau midship
Wh = momen komponen berat
Titik berat G sangat tergantung pada konstruksi kapal itu sendiri. Letak titik G tetap
selama tidakada penambahan, pengurangan atau pergeseran muatan.
Titik Tekan ( Centre of Buoyancy)
Pada sebuah benda yang terapung di air, maka benda tersebut akan mengalami gaya
tekan ke atas. Demikian pada sebuah kapal yang akan mengalami gaya tekan ke atas. Resultan
gaya tekan ke atas oleh air ke badan kapal pada bagian yang terendam air akan melalui titik
berat dari bagian kapal yang masuk ke dalam air. Titik Berat dari bagian kapal yang berada di
bawah permukaan air di sebut titik tekan. Untuk sebuah ponton, titik tekannya adalah titik berat
bagian yang tercelup ke dalam air yang merupakan perpotongan diagonal dari bagian ponton
yang tercelup.
Titik tekan ditulis dengan huruf B, titik tekan pada kedudukan vertikal di tulis dengan
KB dan pada kedudukan memanjang terhadap midship ditulis B atau LCB. Menurut hukum
Archimedes besarnya gaya tekan ke atas adalah volume kapal yang terendam air dikalikan
dengan berat jenis zat cair.
Gaya tekan ke atas = V
= Berat jenis zat cair
V = Volume kapal yang terendam air
Pada sebuah kapal yang terapung, tiitk tekan terletak pada satu vertikal dengan titik
berat kapal dan besar gaya berat kapal sama dengan gaya tekan. Karena letak titik tekan
tergantung dari bentuk bagian kapal yang masuk ke dalam air, maka titik tekan kapal akan
berubah letaknya kalau kapaloleh gaya luar mengalami oleng atau trim.
KM = KB + BM
MLK = KB + MLB
KB = tinggi centre of buoyancy terhadap lunas.
Dengan mengetahui tinggi KM dan KML, apabila harga KG atau tinggi berat kapal dari
lunas (keel) diketahui, maka kita dapat menghitung harga atu tinggi metacentra melintang
maupun tinggi metacentra memanjangnya.
MG = KM KG atau MG = KB + BM KG
MLG = MLK KG atau MLG = KB + MLB KG
Di dunia perkapalan yang perlu mendapat perhatian adalah harga MG yaitu nilainya
harus positif, dimana M harus terletak di atas G atau KM harus lebih besar dari KG.
Tinggi metasentra MG
MG = KB + BM KG
KB = KB + (I/V) KG
KB = tinggi titik tekan di atas lunas (keel)
KG = tinggi titik berat kapal di atas lunas (keel)
I = momen inersia melintang garis air
V = volumekapal sampai sarat tersebut
Titik metacentra positif kalau titik M di atas G
Titik metacentra negatif kalau titik M di bawah G
Titik metacentra nol kalau titik M dan G berhimpit
Tinggi metacentra memanjang adalah jarak antara titik berat kapal G dengan titik
metacentra memanjang ML.
Tinggi metasentra GM
MG = KML KG
MG = KB + BML KG
KB = KB + (IL/V) KG
KB = tinggi titik tekan di atas lunas (keel)
KG = tinggi titik berat kapal di atas lunas (keel)
I = momen inersia dari garis terhadap sumbu melintang yang melalui titik
berat garis air F
V = volume kapal sampai sarat tersebut
Karena harga IL besar, maka harga MLG selalu positif jadi titik ML selalu di atas G.
2.6 Lengkung-Lengkung Hidrostatik
Sebuah kapal yang mengapung tegak, lengkungan (grafik hidrostatik) digunakan untuk
menunjukkan karakteristik (sifat-sifat) dari badan kapal terutama di bawah garis air.
Pada gambar pertama digambarkan lengkungan hidrosatik dan gambar kedua yaitu
lengkung bonjean. Cara yang paling umum untuk menggambar lengkung-lengkung hidrostatik
adalah adalah dengan membuat dua buah sumbu yang saling tegak lurus. Sumbu yang mendatar
dipakai sebagai garis datar sedangkan sumbu tegak menunjukkan sarat kapal dan dipakai
sebagai tititk awal pengukuran dari lengkung-lengkung hidrostatik.
Tetapi ada beberapa lengkung dimana titik awal pengukuran dimulai pada sumbu tegak
yang ditempatkanagak disebelah kanan gambar. Karena ukuran-ukuran kapal yang digunakan
untuk menghitung lengkung-lengkung hidrostatik diambil dari gambar rencana garis, dimana
pada gambar ini adalah keadaan kapal tanpa kulit.
Maka didalam menentukan tinggi garis-garis air pada gambar hidrostatik harus
diperhitungkantebal pelat lunas (keel).Garis-garis air di bagian bawah dibuat lebih rapat untuk
mendapatkan perhitungan yang teliti karena di bagian ini terjadi perubahan bentuk kapal yang
agak besar.Lengkung-lengkung hidrosatik ini digambarkan sampai pada sarat air kapal dan
berlaku untuk kapal tanpa trim.
Lengkung Luas Garis air
Lengkungan ini menunjukkan luas bidang garis air dalam meter persegi untuk tiap
bidang garis sejajar dengan bidang dasar. Ditinjau dari bentuk alas dari kapal, maka kita
mengenal tiga macam kemungkinan bentuk lengkung luas garis air:
1) Bentuk lengkung Aw untuk kapal dalam keadaan even keel dan menjumpai kenaikan alas
(rise of floor) sehingga pada garis 0, luas bidang garis air tersebut adalah nol.
Lengkung luas garis air dalam keadaan even keel kenaikan alas.
2) Bentuk lengkung Aw untuk kapal dalam keadaan even keel dan dengan alas rata (flat
bottom) sehingga pada garis 0, lengkung luas garis air mempunyai harga yaitu luas bidang alas
rata tersebut.
3) Bentuk lengkung Awl untuk kapal dengan alas miring, sehingga pada garis air 0, lengkung
lunas garis air mempunyai besaran. Sedang tiitk awal dari lengkung garis air dimana luas garis
air adalah nol mulai dari A, titik terdalam dari kapal.
DL = Volume x 1,00475
Lengkungan D menunjukkan displacement (ton) dalam air laut (massa jenis air)
D = DL x 1,025
Untuk perhitungan DL dan D secara lebih teliti, sering penambahan volume kulit juga
ditambahkan tonjolan-tonjolan seperti kemudi, baling-baling, penyokong baling-baling, lunas
bilga dan lain-lain.
Untuk sarat kapal yang sama displacement kapal dalam air tawar adalah lebih kecil dari
displacement kapal dalam air laut. Untuk displacement yang sama, kapal di dalam air laut akan
mempunyai sarat yang lebih kecil daripada kapal berada di dalam air tawar.
Lengkung-lengkung ini dapat digunakan untuk menghitung V, DL, D kalau sarat kapal
diketahui, atau sebaliknya untuk menghitung sarat kapal kalau salah satu dari V, DL, dan D
diketahui. Untuk menghitung volume karene dapat dihitung dengan dua cara:
1. Dengan menggunakan luas garis air; kalau lengkung luas garis air sampai sarat tertentu
misalnya T. Kita hitung luasnya, maka hasil yang di dapat adalah volume karene sampai
sarat T tersebut.
Lengkung ini menunjukkan jarak titik berat garis air F ( centre of floatation) terhadapa
penampang tengah kapal untuk tiap-tiap sarat kapal. Bila kapal mempunyai kenaikan alas,
maka F untuk sarat nol adalah jarak titik tengah keel ke penampang tengah kapal. Sedang untuk
kapal dengan alas rata, F untuk sarat nol adalah jarak titik berat dari bidang alas rata itu ke
penampang tengah kapal.
Dengan berubahnya sarat kapal, bagian kapal yang masuk ke dalam air juga berubah. Hal
ini akan mengakibatkan berubahnya titik tekan (centre of buoyancy) kapal.Lengkung B
menunjukkan jarak titik tekan terhadap penampang tengah kapal untuk tiap-tiap sarat kapal.
Lengkung B dan F.
Karena biasanya skala B dan F dibuat sama, dan kedua lengkungan memberikan harga
jarak ke penampang tengah kapal, maka kedua lengkungan ini mempunyai titik awal yang
sama.
Lengkung KB
Untuk menggambar letak titik tekan sebenarnya dapat dilaksanakan dengan urutan
pengerjaan sebagai berikut.
1) Buat garis bisectrive, yaitu garis yang memiliki sudut 450 dengan kedua salib sumbu.
2) Tarik garis mendatarpada suatu ketinggian sarat tertentu misalnya pada ketinggian sarat T
sehingga memotong lengkung KB dititik A, garis bisectrive di titik B dan lengkung B dititik
C.
3) Buat seperempat lingakaran dengan pusat lingkaran di titik B dan berjari-jari BA, sehingga
terdapat sebuah titik D yang terletak vertikal di bawah titik B .
4) Tarik garis mendatar dari titik D dan sebuah garis vertikal dari titik C sehingga kedua garis
ini berpotongan di titik E.
5) Titik E inilah yang menentukan letak titik tekan sebenarnya dari kapal pada ketinggian sarat
T tertentu.
Untuk kapal yang even keel pada sarat kapal sama dengan nol, letak titik tekan
sebenarnya adalah sama dengan letak B. Jadi kedua lengkungan ini mempunyai titik awal yang
sama dengan B. Demikian pula lengkung BS dan OB mempunyai garis singgung vertikal yang
sama.
Lengkung Momen Inersia Melintang Garis Air (I) Dan Lengkung Momen Inersia
Memanjang Garis Air (IL)
Lengkung momen inersia melintang garis air dan lengkung momen inersia memanjang
garis air menunjukkan besarnya momen inersia melintang dan momen inersia memanjang dari
garis-garis air kapal pada tiap-tiap sarat kapal.
Gambar menunjukkan bentuk momen inersia melintang untuk garis air untuk kapal
dalam keadaan even keel dan mempunyai kenaikan alas. Jadi pada sarat kapal nol momen
inersia melintang juga sama dengan nol.
Gambar di atas menunjukkan bentuk lengkung momen inersia memanjang garis air
untuk kapal dengan alas miring.
Lengkung Metacentra Melintang (MK)
Pada tiap karene yang dibatasi oleh sebuah garis air pada suatu ketinggian sarat tertentu,
akan mempunyai sebuah titik metacentra melintang M. Letak metacentra melintang terhadap
keel dapat dihitung sebagai berikut:
MK = KB + MB
MK = KB + I/V
Dimana,
I = momen inersia melintang garis air
V = volume karene
KB = jarak titik tekan terhadap keel
Lengkung letak metacentra melintang MK menunjukkan letak metacentra melintang M
terhadap keel untuk tiap-tiap sarat kapal.
Dimana :
I = momen inersia memanjang garis air
V = volume karene
KB = jarak titik tekan terhadap keel
Lengkung letak metacentra memanjang MLK menunjukkan letak metacentra
memanjang ML terhadap keel untuk tiap-tiap sarat kapal. Karena harga MLK besar, maka tidak
mungkin bila skala MLK sama dengan KB. Maka dari itu skala MLK diambil lebih kecil dari
skala sarat.
Lengkung MLK
Ton Per Centimeter Immersion (TPC)
Bila sebuah kapal mengalami perubahan displacement misalnya dengan penambahan
atau pengurangan muatan yang tidak seberapa besar, hal ini berarti tidak terjadi penambahan
atau pengurangan sarat yang besar. Maka untuk menentukan sarat kapal dengan cepat kita
menentukan lengkung TPC ini.
Perubahan sarat kapal ditentukan dengan membagi perubahan displacement dengan ton
percentimeter immersion. Atau dapat dikatakan bahwa ton percentimeter immersion adalah
jumlah ton yang diperlukan untuk mengadakan perubahan sarat kapal sebesar satu centimeter
di dalam air laut.
W3L3 = garis air yang mempunyai displacement yang sama dengan displacement pada saat
kapal trim dengan garis air W2L2
x = jarak antaragaris-garis air yang sejajar W1L1 dan W3L3
t = trim
F` = jarak F ke penampang tengah kapal
Aw = luas garis air
Dari AFB dan DCE didapat x = t F/LBP
Penambahan atau pengurangan displacement:
DDT = x . Aw . 1,025
= (t F/LBP). Aw. 1,025
Untuk trim 1 cm = 0,01 m
= (0,01 F/LBP). Aw. 1,025
= F x TPC
Karena trimnya kecil sekali, maka F dianggap adalah jarak titik berat garis air W1L1
ke penampang tengah kapal,sedang Aw diambil luas air W1L1.
Untuk kapal berlayar di air tawar, DDT air tawar = 1,004/1,025 DDT
Lengkung DDT yang digambar pada ganbar lengkung hidrostatik adalah DDT untuk
kapal yang mengalami trim buritan (ke belakang). Jadi tanda DDT apakah merupakan
pengurangan atau penambahan untuk trim buritan tergantung dari tanda F. Kalau misalnya titik
F terletak di belakang penampang tengah kapal maka F biasanya bertanda negatifsedangkan
DDT bertanda positif. Karena DDT merupakan penambahan sama halnya kalau titik F terletak
di depan penampang tengah kapal, maka F bertanda positif sedang DDT bertanda negatif,
karena DDT merupakan pengurangan. Jadi supaya tidak terjadi kesalahan tanda maka
sebaiknya rumus DDT ditulis :
DDT = -F (TPC/LBP)
Lengkung DDT
Pada penggambaran lengkung ini harga DDT sama dengan nol. DDT yang bertanda
positif kita gambarkan di sebelah kanan sumbu tegak sedang yang bertanda negatif akan
terletak di sebelah kiri sumbu tegak.
Momen Untuk Mengubah Trim Sebesar 1cm (Momen To Alter One Cm) (MTC)
Lengkung MTC ini menunjukkan berapa besarnya momen untuk mengubah kedudukan
kapal dengan trimsebesar satu centimeter pada bermacam-macam sarat.
Gambar di bawah menunjukkan sebuah kapal terapung pada garis air WL dengan G dan B
sebagai titik berat kapaldan titik tekan kapal. Sebuah beban p ton yang sudah berada di atas
geladak dipindahkan kebelakang dengan jarak x meter, perpindahan beban itu akan
mengakibatkan kapal terapung dengan garis air yang baru W1 dengan G1 dan B1 sebagai titik
berat kapal dan titik tekan kapal yang baru.
Gambar tA dan tF
Bila t = trim total = tA + tF (meter
Bila t = trim total
= tA + tF
tA = trim belakang/ buritan
tF = trim depan/ haluan
LBP = panjang kapal
Tg = t/ LBP
t = p. Xp
p.p = t . D. MLG
Momen p.xp ini yang menyebabkan trim. Untuk membuat trim sebesar 1 cm
maka, t = 1 cm = 0,01 m.
Momen trim (p.xp) 1 cm = D. MLG
Darigambar diketahui bahwa BG adalah relatif kecil bila dibandingkan dengan harga
MLB. Sehingga tidak akan melakukan kesalahan yang besar jika mengambil MLG = BML
Momen trim (p.xp) 1 cm = D. BML
Karena MLB = IL; IL = momen inersia memanjang dari garis air. Maka momen trim
(p.xp) 1cm = V. IL
MTC = IL
MTC = BML.D
Kalau D = V , maka
Trim (p.p) 1 cm = D. MLG
= V. MLG
Sering dianggap bahwa MLG = BML, maka
Momen trim (p.p)1 cm = V. BML
lengkung Bonjean
Jadi untuk mengetahui luas dari tiap-tiap station sampai tinggi sarat (T) tertentu dapat
dibaca dari gambar lengkung bonjean pada ketinggian sarat (T) yang sama, dengan menarik
garis mendatar hingga memotong lengkung Bonjean. Demikian pula untuk sarat-sarat kapal
yang lain dapat dilakukan dengan cara yang sama. Pada umumnya lengkung bonjean cukup
digambar sampai setinggi tepi kapai, pada setiap station sepanjang kapal.
Untuk menggambar lengkung bonjean terlebih dahulu harus menghitung tiap-tiap
station untuk beberapa macam tinggi sarat.Karena lengkung bonjen digambar sampai garis
geladak disampingkapal, maka harus menghitung luas station sampai geladak
disampingkapal.Untuk kapal kayu, ukuran yang dipakai didalam perhitunganadalah dengan
memperhitungkan tebal kulit.Sedang untuk kapal baja ukuran yang diambil adalah
tanpamemperhitungkan tebal kulit kapal. Jadi gambar lengkung bonjean untuk kapal baja
adalah tanpa kulit.
Gambar lengkung bonjean yang paling umum adalah yang digambar pada potongan
memanjang dari kapal
Untuk ini mula-mula kita gambarkan garis dasar, linggi haluan dan buritan kapal, garis
geladak ditepi kapal, letak station-station dan garis-garis air. Skala sarat tidak perlu sama
dengan skala panjang kapal. Pada tiap-tiap station kita gambar lengkung bonjean. Gambar
lengkung bonjean dilengkapi pula dengan skala sarat di AP dan FP untuk mendapatkan gambar
yang betul, maka ujung-ujung lengkung bonjean pada garis geledak ditepi kapal perlu kita
koreksi dengan menarik garis yang laras seperti gambar di bawah ini :
Dengan gambar lengkung bonjean ini kita dapat menghitung volume displacement
tanpa kulit untuk kapal baja pada bermacam-macam keadaan sarat, baik kapal itu dalam
keadaan even keel (sarat rata) maupun kapal dalam keadaan trim atau garis air berbentuk profil
gelombang (wave profil).
Sedang untuk kapal kayu yang dihitung adalah volume displacement dengan kulit.
Letak titik tekan memanjang B pada bermacam-macam keadaan seperti di atas juga dapat
dihitung dari lengkung bonjean ini.
Untuk menghitung volume displacement dan titik tekan memanjang (B) kalau sarat
depan dan sarat belakang diketahui, maka mula-mula kita ukurkan sarat depan di FP dan sarat
belakang di AP. Bidang garis air pada kapal dalam keadaan trim kita tarik sehingga memotong
station AP, 1, 2.9, FP. Dari tiap titik potong station dengan garis air itu kita tarik garis
mendatar memotong lengkung bonjean. Harga luas dari tiap-tiap station dapat dibaca pada garis
horizontal itu. Sehingga luas tiap-tiap station yang masuk ke dalam air dapat diketahui yaitu
AAP, A1, A2 A8, A9. Harga luas tiap-tiap station ini yang diperlukan untuk menghitung
volume displacement dan titik tekan memanjang (B).
Bentuk Kurva Bonjean
Karena kurva bonjean adalah kurva luas station atau luas bidang gading, maka bentuk
kurva sangat tergantung dari bentuk station atau bidang gading tersebut.
Untuk penampang kapal yang berbentuk segitiga seperti gambar, kurva bonjean akan
berbentuk parabola
Pada kapal barang, bentuk penampang tengah kapal pada umumnya adalah seperti gambar
yaitu mempunyai rise of floor (kenaikan alas) yang kecil dan kurva bilga yang kecil pula.
Jadi bentuk kurva Bonjean akan berbentuk lurus dengan diawali bentuk kurva pendek
BAB III
LINES PLAN
A. Data Kapal
Berdasarkan tugas prarancangan kapal pada semester 3, maka diperoleh data kapal
sebagai berikut :
MAIN DIMENTION
Length Between Perpendicular (LBP) : 104,21 m
Length Water Line LWL) : 108,38 m
Length Over All (LOA) :- m ( Diambil dari gambar lines)
Breadt (B) : 15,37 m
Draft (T) : 6,52 m
Draught (H) : 8,25 m
FORM COEFFICIENT
Koefisien Blok (Cb) : 0,71
Koefisien Midship (Cm) : 0,98
Koefisien Waterline (Cwl) : 0,82
Koefisien Prismatic (Cp) : 0,72
Koefisien Primatic Verrtical (CPV) : 0,87
B. Perhitungan Dasar
Luas Garis Air ( Awl )
Berdasarkan buku Indra Kusna Jaya 2008, Teknik Konstruksi Kapal, halaman 15,
luas garis air dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut :
Awl = LWL B Cw
Dimana :
LWL = Length water line yaitu 108,38 m
B = Lebar kapal yaitu 15,37 m
Cw = Koefisien waterline yaitu 0,82
Sehingga :
Awl = LWL B Cw
= 108,38 m 15,37 m 0,82
= 1.363,132 m2
Luas Midship ( Am )
Berdasarkan buku Indra Kusna Jaya 2008, Teknik Konstruksi Kapal, halaman 15,
luas garis air dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut :
Am = B T Cm
Dimana :
B = Lebar kapal yaitu 15,37 m
T = Sarat kapal yaitu 6,52 m
Cm = Koefisien midship yaitu 0,98
Sehingga :
Am = B T Cm
= 15,37 m 6,52 m 0,98
= 98,61 m2
Volume Kapal Total ( V )
Berdasarkan buku Indra Kusna Jaya 2008, Teknik Konstruksi Kapal, halaman 23,
volume kapal total dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut :
V= VDISP + VBB
Dimana :
VDISP = Volume Displacement
VBB = Volume Bulbous Bow
Sehingga :
1) Volume Displacement (VDISP)
Berdasarkan buku Indra Kusna Jaya 2008, Teknik Konstruksi Kapal, halaman 23,
volume displacement dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut :
VDISP = LWL B T Cb
Dimana :
LWL = Length water line yaitu 108,38 m
B = Lebar kapal yaitu 15,37 m
T = Sarat kapal yaitu 6,52 m
Cb = Koefisien blok yaitu 0,71
Sehingga :
VDISP = 108,38 15,37 6,52 0,71
= 7.726,84 m3
WL ORD FS HK
0 0 1 0
1 1,52 4 6,08
2 2,67 2 5,34
3 3,1263 4 12,5052
4 2,48 2 4,96
5 0,27 4 1,08
6 0 1 0
= 29,9652
WL ORD FS HK
0 0 1 0
1 0,823 4 3,292
2 1,282 2 2,564
3 1,41 4 5,63
4 1,35 2 2,7
5 0,98 4 3,92
6 0 1 0
= 18,102
ABT = 2/3 T/6
= 2/3 6,52/6 18,102
= 13,109 m2
Koreksi ABT terhadap ABT
Koreksi = (ABT ABT / ABT) 100 % < 0.05 %
= (13,109 13,11 / 13,109) 100 % < 0.05 %
= 0,03 % < 0.05 % (memenuhi)
Sheer Plan
Berdasarkan buku Ship Design and Construction, Robert Taggart 1980 halaman 183
maka sheer plan dapat diperoleh dengan menggunakan rumus empiris yaitu :
AFTER PEAK
Perhitungan Sheer Pada After Peak
Sh1 = 25 ( LBP/3 + 10 )
= 25 ( 104,21/3 + 10 )
= 1118,42 mm
= 1,118 m
Perhitungan Sheer Pada 1/3 Dari After Peak
Sh2 = 11,1 ( LBP/3 + 10 )
= 11,1 ( 104,21/3 + 10 )
= 496,577 mm
= 0,497 m
Perhitungan Sheer Pada 1/3 Dari After Peak
Sh3 = 2,8 ( LBP/3 + 10 )
= 2,8 ( 104,21/3 + 10 )
= 125,26 mm
= 0,125 m
FORE PEAK
Perhitungan Sheer Pada Fore Peak
Sv1 = 50 ( LBP/3 + 10 )
= 50 ( 104,21/3 + 10 )
= 2236,833 mm
= 2,237 m
Perhitungan Sheer Pada 1/6 Dari Fore Peak
Sv2 = 22,2 ( LBP/3 + 10 )
= 22,2 ( 104,21/3 + 10 )
= 993,154 mm
= 0,993 m
Perhitungan Sheer Pada 1/3 Dari Fore Peak
Sv3 = 5,6 ( LBP/3 + 10 )
= 5,6 ( 104,21/3 + 10 )
= 250,52 mm
= 0,251 m
Chamber
Chamber dapat diperoleh dengan menggunakan rumus empiris sebagai berikut :
Chamber = 1/50 B
= 1/50 15,37 m
= 0,307 m
E. Perencanaan Buritan
Propeller
Diameter Propeller Kapal (DP)
Diameter Bos Propeller
Diameter propeller dapat diperoleh dengan menggunakan rumus empiris berikut ini :
DP = 2/3 T
Sehingga :
DP = 2/3 6,52 m
= 4,35 m
Diameter bos propeller dapat diperoleh dengan menggunakan rumus empiris berikut ini
:
DP = 1/6 DP
Sehingga :
DP = 1/6 4,35 m
= 0,725 m
a = 0,01 x DP
= 0,435 m
b = 0,09 x DP
= 0,392 m
c = 0,17 x DP
= 0,740 m
d = 0,15 x DP
= 0,652 m
e = 0,18 x DP
= 0,782 m
f = 0,04 x DP
= 0,174 m
F. Design Waterline 6
WL.6
N o . G dg O rdina t Fs H a s il Ka li I FM H a s il Ka li II H a s il Ka li III H a s il Ka li IV
I 5.2
Awl 1363.420
koreksi 0.000
2
AWL = 2. k. l. S1 = 1363.420 m
a = l. S2/S1 = -4.34051 m
Ix = 1/3. 2. k. l. S4 = 21102.697 m4
3 4
Iy = 2. k. I . S3 = 1026451.768 m
2
IL = Iy - a . Awl = 1000764.902 m4
= 0.016 %
G. Radius Bilga
Cara 1 ( Rumus Empiris )
Berdasarkan buku Indra Kusna Jaya 2008, Teknik Konstruksi Kapal, halaman 24,
radius bilga dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut :
()
R= ,
Dimana :
B = Lebar kapal yaitu 15,37 m
T = Sarat kapal yaitu 6,52 m
Cm = Koefisien midship yaitu 0,99
Sehingga :
()
R = ,
, , (,)
= ,
= 2,16 m
Cara 2 ( Simpson )
GADING SARAT ORDINAT FS HASIL KALI
I II III IV III*IV = V
0 5.77457388 0.5 2.887286941
0.14 6.66 2 13.32
0.39 7.26 1 7.26
0.74 7.46 2 14.92
1.04 7.57 1.5 11.355
1.5 7.63 4 30.52
2 7.68515 2 15.3703
10 2.5 7.68515 4 30.7406
3 7.68515 2 15.3703
3.5 7.68515 4 30.7406
4 7.68515 2 15.3703
4.5 7.68515 4 30.7406
5 7.68515 2 15.3703
5.5 7.68515 4 30.7406
6 7.68515 1 7.68515
= 272.3910369
4
S
0
0 2 4 6 8 10
H. Perhitungan Sac
No. Gading A% A. Gading F. Simson A.Fs F. Momen A.Fs.Fm
-2 0.0% 0 0.4 0 -10.71 0
-1 0.4% 0.435983118 1.6 0.697572988 -10.36 -7.2268562
0 3% 3.38536009 0.9 3.046824081 -10 -30.468241
0.5 10% 9.959841803 2 19.91968361 -9.5 -189.23699
1 18% 17.75021311 4 71.00085245 -9 -639.00767
1.516 27% 26.42809508 2 52.85619016 -8.5 -449.27762
2 37% 36.48654918 1.5 54.72982377 -8 -437.83859
3 59% 57.9840295 4 231.936118 -7 -1623.5528
4 80% 78.88983606 2 157.7796721 -6 -946.67803
5 94% 92.30110819 4 369.2044328 -5 -1846.0222
6 97% 96.0483754 2 192.0967508 -4 -768.387
7 99% 97.62617213 4 390.5046885 -3 -1171.5141
8 100% 98.61229508 2 197.2245902 -2 -394.44918
9 100% 98.61229508 4 394.4491803 -1 -394.44918
10 100% 98.61229508 2 197.2245902 0 0
11 100% 98.61229508 4 394.4491803 1 394.44918
12 100% 98.61229508 2 197.2245902 2 394.44918
13 100% 98.61229508 4 394.4491803 3 1183.34754
14 98% 96.54143688 2 193.0828738 4 772.331495
15 89% 87.76494262 4 351.0597705 5 1755.29885
16 73% 72.38142459 2 144.7628492 6 868.577095
17 54% 53.44786393 4 213.7914557 7 1496.54019
18 34% 33.92262951 1.5 50.88394426 8 407.071554
18.47 26% 25.73780901 2 51.47561803 8.5 437.542753
19 19% 18.93356065 4 75.73424262 9 681.608184
19.58 15% 15.18629344 2 30.37258688 9.5 288.539575
20 13% 13.11543525 0.8 10.4923482 10.0 104.923482
20.3 7.5% 7.395922131 1.2 8.875106557 10.3 91.4135975
20.6 0.0% 0 0.3 0 10.6 0
Fs 4449.324716 Fm -22.015742
1
VSAC =3 1
20
1 104,21
= 4449,32
3 20
= 7727,74 m3
VDisp = 7980,34 m3
VDisp Awal = 7979,41 m3
Evaluasi Volume Displacement SAC
Evaluasi Volume = (VSAC VDisp / VDisp) 100 %
= (7980,34 7980,34 / 1980,34) 100 %
= 0,011 % < 0.05 % (memenuhi)
I II III IV III*IV = V
5 0.000 1 0.000
6 2.850 1 2.850
= 10.156
2
Luas Rancangan = 3,3854 m
Luas SAC = 3,3853 m2
Koreksi = -0,001 %
Section 0,5
I II III IV III*IV = V
0 0.5
0.25 2
0.5 1
0.75 2
1 1.5
1.5 4
2 2
0.5
2.5 4
3 2
3.5 4
4 0 1 0.000
4.5 1.36 4 5.440
5 2.373 2 4.746
5.5 3.083 4 12.332
6 3.47 1 3.470
= 25.988
Section 1
I II III IV III*IV = V
0 0.000 0.5 0.000
0.25 0.175 2 0.350
0.5 0.320 1 0.320
0.75 0.400 2 0.800
1 0.460 1.5 0.690
1.5 0.510 4 2.040
2 0.530 2 1.060
= 49.024
Section 1,5
I II III IV III*IV = V
0 0.307 0.5 0.154
2 1.08 2 2.160
1.5
2.5 1.2 4 4.800
3 1.388 2 2.776
5 3.84 2 7.680
6 4.34 1 4.340
= 72.984
Section 2
I II III IV III*IV = V
0 0.757 0.5 0.379
0.25 1.090 2 2.180
0.5 1.300 1 1.300
0.75 1.427 2 2.854
1 1.507 1.5 2.261
1.5 1.650 4 6.600
2 1.750 2 3.500
Section 3
I II III IV III*IV = V
2 3.618 2 7.236
3 2.5 4.421 4 17.684
3 5.000 2 10.000
4 5.500 2 11.000
4.5 5.610 4 22.440
5 5.670 2 11.340
5.5 5.740 4 22.960
6 5.770 1 5.770
= 160.077
Section 4
I II III IV III*IV = V
0 3.29 0.5 1.645
0.25 3.82 2 7.64
0.5 4.123 1 4.123
0.75 4.47 2 8.94
1 4.916 1.5 7.374
1.5 5.749 4 22.996
2 6.22 2 12.44
Section 5
I II III IV III*IV = V
0 4.477 0.5 2.2385
0.25 5.06 2 10.12
0.5 5.62 1 5.62
0.75 6.14 2 12.28
1 6.56 1.5 9.84
1.5 7 4 28
2 7.23 2 14.46
Section 6
I II III IV III*IV = V
0 5.14 0.5 2.57
0.25 5.674 2 11.348
0.5 6.28 1 6.28
0.75 6.77 2 13.54
1 7.11 1.5 10.665
1.5 7.36 4 29.44
2 7.502 2 15.004
Section 7
I II III IV III*IV = V
Section 8
I II III IV III*IV = V
0 5.774574 0.5 2.88728694
0.25 6.66 2 13.32
0.5 7.26 1 7.26
0.75 7.46 2 14.92
1 7.57 1.5 11.355
1.5 7.63 4 30.52
2 7.68515 2 15.3703
Section 9
I II III IV III*IV = V
0 5.774574 0.5 2.88728694
0.25 6.66 2 13.32
0.5 7.26 1 7.26
0.75 7.46 2 14.92
1 7.57 1.5 11.355
1.5 7.63 4 30.52
2 7.68515 2 15.3703
Section 10
I II III IV III*IV = V
0 5.774574 0.5 2.88728694
0.25 6.66 2 13.32
0.5 7.26 1 7.26
0.75 7.46 2 14.92
1 7.57 1.5 11.355
1.5 7.63 4 30.52
2 7.68515 2 15.3703
Section 11
I II III IV III*IV = V
0 5.774574 0.5 2.88728694
0.25 6.66 2 13.32
0.5 7.26 1 7.26
0.75 7.46 2 14.92
1 7.57 1.5 11.355
1.5 7.63 4 30.52
2 7.68515 2 15.3703
Section 12
I II III IV III*IV = V
0 5.774574 0.5 2.88728694
0.25 6.66 2 13.32
0.5 7.26 1 7.26
0.75 7.46 2 14.92
1 7.57 1.5 11.355
1.5 7.63 4 30.52
2 7.68515 2 15.3703
Section 13
I II III IV III*IV = V
0 5.774574 0.5 2.88728694
0.25 6.66 2 13.32
0.5 7.26 1 7.26
0.75 7.46 2 14.92
1 7.57 1.5 11.355
1.5 7.63 4 30.52
2 7.68515 2 15.3703
Section 14
I II III IV III*IV = V
Section 15
I II III IV III*IV = V
6 7.28 1 7.28
= 242.345
Section 16
I II III IV III*IV = V
0 3.55 0.5 1.775
Section 17
I II III IV III*IV = V
Section 18
I II III IV III*IV = V
0 0.94 0.5 0.47
0.25 1.43 2 2.86
0.5 1.8 1 1.8
0.75 2.07 2 4.14
1 2.26 1.5 3.39
1.5 2.54 4 10.16
2 2.68 2 5.36
Section 18,5
I II III IV III*IV = V
0 0.51 0.5 0.255
0.25 0.92 2 1.84
0.5 1.25 1 1.25
0.75 1.48 2 2.96
1 1.66 1.5 2.49
1.5 1.93 4 7.72
2 2.08 2 4.16
Section 19
I II III IV III*IV = V
0 0.1 0.5 0.05
0.25 0.467 2 0.934
0.5 0.774 1 0.774
0.75 1.01 2 2.02
1 1.19 1.5 1.785
1.5 1.43 4 5.72
2 1.6 2 3.2
Section 19,5
I II III IV III*IV = V
0 0 0.5 0
0.25 0.317 2 0.634
0.5 0.552 1 0.552
0.75 0.763 2 1.526
1 0.935 1.5 1.4025
1.5 1.193 4 4.772
2 1.386 2 2.772
19,5 2.5 1.48 4 5.92
3 1.54 2 3.08
3.5 1.542 4 6.168
4 1.499 2 2.998
4.5 1.394 4 5.576
5 1.185 2 2.37
5.5 0.85 4 3.4
6 0.77 1 0.77
= 41.941
Section 20
I II III IV III*IV = V
0 0 0.5 0
0.25 0.24 2 0.48
0.5 0.47 1 0.47
0.75 0.66 2 1.32
1 0.823 1.5 1.2345
1.5 1.09 4 4.36
2 1.282 2 2.564
4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
Frame 04 Frame 05 Frame 06 Frame 07 Frame 08 Frame 09 Frame 10 Frame 11 Frame 12 Frame 13
2.770 3.770 4.560 5.250 5.775 5.775 5.775 5.775 5.775 5.775
3.1 4.12 5.28 6.120 6.600 6.600 6.600 6.600 6.600 6.600
3.310 4.470 5.780 6.840 7.120 7.120 7.120 7.120 7.120 7.120
3.47 4.79 6.23 7.240 7.500 7.500 7.500 7.500 7.500 7.500
3.600 5.080 6.640 7.430 7.640 7.640 7.640 7.640 7.640 7.640
4.1 5.69 7.24 7.570 7.661 7.661 7.661 7.661 7.661 7.661
4.850 6.390 7.520 7.625 7.685 7.685 7.685 7.685 7.685 7.685
5.620 6.860 7.630 7.678 7.685 7.685 7.685 7.685 7.685 7.685
6.200 7.130 7.666 7.680 7.685 7.685 7.685 7.685 7.685 7.685
6.570 7.310 7.673 7.678 7.685 7.685 7.685 7.685 7.685 7.685
6.780 7.400 7.680 7.686 7.685 7.685 7.685 7.685 7.685 7.685
6.890 7.460 7.687 7.687 7.685 7.685 7.685 7.685 7.685 7.685
6.960 7.470 7.673 7.682 7.685 7.685 7.685 7.685 7.685 7.685
6.980 7.480 7.680 7.682 7.685 7.685 7.685 7.685 7.685 7.685
6.970 7.480 7.690 7.680 7.685 7.685 7.685 7.685 7.685 7.685
0.008 0.019 -0.001 0.029 -0.037 -0.037 -0.037 -0.037 -0.037 -0.037
14 15 16 17 18 18.5 19 19.5 20
Frame 14 Frame 15 Frame 16 Frame 17 Frame 18 Frame 18,5 Frame 19 Frame 19,5 Frame 20
5.360 4.440 3.600 2.750 1.860 0.990 0.420 0.150 0.000
6.15 5.14 4.36 3.31 2.23 1.32 0.74 0.47 0.240
6.890 5.680 4.900 3.690 2.510 1.610 1.060 0.780 0.470
7.25 6.16 5.32 3.96 2.71 1.86 1.26 1.02 0.660
7.440 6.540 5.540 4.120 2.840 2.020 1.430 1.180 0.823
7.56 6.88 5.74 4.300 2.95 2.230 1.640 1.43 1.090
7.620 7.050 5.830 4.370 3.000 2.360 1.790 1.580 1.282
7.650 7.130 5.890 4.420 3.039 2.420 1.880 1.670 1.380
7.685 7.150 5.920 4.450 3.039 2.420 1.900 1.710 1.406
7.685 7.160 5.940 4.480 3.039 2.420 1.890 1.710 1.410
7.685 7.160 5.960 4.500 3.050 2.410 1.840 1.650 1.350
7.685 7.160 5.990 4.520 3.060 2.410 1.790 1.560 1.220
7.685 7.160 6.010 4.560 3.080 2.430 1.710 1.380 0.980
7.685 7.160 6.030 4.600 3.120 2.440 1.630 1.090 0.570
7.660 7.150 6.060 4.650 3.160 2.470 1.600 0.940 0.0000
0.006 0.003 -0.034 0.020 0.028 -0.001 0.017 -0.008 -0.001
BAB IV
HIDROSTATIKA
WATERLINE 5
Water line = 5
Lwl = 108.378 l = 5.2
Bwl = 15.370 l' = 2.0842
Twl = 4.345 l" = 0.135
N o . G dg O rdina t Fs H a s il Ka li I FM H a s il Ka li II H a s il Ka li III H a s il Ka li IV
2
AWL = 2. k. l. S1 = 1307.929 m
a = l. S2/S1 = -1.88223 m
Ix = 1/3. 2. k. l. S4 = 20212.721 m4
Iy = 2. k. I 3. S3 = 759649.662 m4
2
IL = Iy - a . Awl = 755015.931 m4
WATERLINE 4
Water line = 4
Lwl = 108.690 l = 5.2
Bwl = 15.370 l' = 2.24
Twl = 3.259 l" = 1.240
N o . G dg O rdina t Fs H a s il Ka li I FM H a s il Ka li II H a s il Ka li III H a s il Ka li IV
II 3 * III = V III
I II III II * III = IV V IV * V = V I V * V I = V II
AWL = 2. k. l. S1 = 1251.996 m2
a = l. S2/S1 = -0.53048 m
4
Ix = 1/3. 2. k. l. S4 = 19784.543 m
Iy = 2. k. I 3. S3 = 790258.673 m4
2
IL = Iy - a . Awl = 789906.346 m4
WATERLINE 3
Water line = 3
Lwl = 103.926 l = 5.2
Bwl = 15.370 l' = -0.1421
Twl = 2.173 l" = 1.563
N o . G dg O rdina t Fs H a s il Ka li I FM H a s il Ka li II H a s il Ka li III H a s il Ka li IV
2
AWL = 2. k. l. S1 = 1210.175 m
a = l. S2/S1 = 0.66826 m
Ix = 1/3. 2. k. l. S4 = 19203.389 m4
3 4
Iy = 2. k. I . S3 = 722388.890 m
IL = Iy - a2. Awl = 721848.458 m4
WATERLINE 2
Water line = 2
Lwl = 103.270 l = 5.2
Bwl = 15.370 l' = -0.47025
Twl = 1.086 l" = 1.335
N o . G dg O rdina t Fs H a s il Ka li I FM H a s il Ka li II H a s il Ka li III H a s il Ka li IV
AWL = 2. k. l. S1 = 1117.485 m2
a = l. S2/S1 = 2.50090 m
4
Ix = 1/3. 2. k. l. S4 = 16584.017 m
Iy = 2. k. I 3. S3 = 617201.100 m4
IL = Iy - a2. Awl = 610211.792 m4
WATERLINE 1
Water line = 1
Lwl = 101.920 l = 5.2
Bwl = 15.370 l' = -1.1453
Twl = 0.543 l" = 0.760
N o . G dg O rdina t Fs H a s il Ka li I FM H a s il Ka li II H a s il Ka li III H a s il Ka li IV
2
AWL = 2. k. l. S1 = 1093.732 m
a = l. S2/S1 = 1.68085 m
Ix = 1/3. 2. k. l. S4 = 16228.9 m4
3 4
Iy = 2. k. I . S3 = 576364.1 m
IL = Iy - a2. Awl = 573274.0 m4
WATERLINE 0
Water line = 0
Lwl = 105.368 l = 5.2
Bwl = 11.549 l' = 0.57895
Twl = 0.030 l" = 0.000
N o . G dg O rdina t Fs H a s il Ka li I FM H a s il Ka li II H a s il Ka li III H a s il Ka li IV
2
AWL = 2. k. l. S1 = 759.789 m
a = l. S2/S1 = 0.63018 m
Ix = 1/3. 2. k. l. S4 = 6588.591 m4
3 4
Iy = 2. k. I . S3 = 325113.088 m
IL = Iy - a2. Awl = 324811.356 m4
B. Lengkung-Lengkung Hidrostatik
a) Luas Garis Air (Awl), Tiitik Apung, dan Momen Inersia
Berdasarkan perhitungan waterline, didapatkan luas garis air masing-masing waterline
adalah :
AWL IY OF IL Ix
WL 3 2
= 2. k. l. S1 = 2. k. I . S3 = l. S2/S1 = Iy - a . Awl = 1/3. 2. k. l. S4
6 1297.797 885666.190 -3.510 869679.801 20798.657
5 1259.712 753670.909 -0.968 752490.315 21304.524
4 1228.572 710910.402 -0.538 710555.040 153261.161
3 1201.527 680594.638 -0.338 680457.046 19713.926
2 1162.912 630027.674 -0.445 629796.947 18750.587
1 1069.634 525148.759 -0.408 524970.997 16169.173
0 779.839 319410.881 -0.635 319096.423 7445.143
1 T
Volume = x x 61
3 12
= 7467.305 m3
Volume Rancangan = LWL x B x T x Cb
= 7726.839 m3
Koreksi Volume = (Vol .ranc Vol .) x100 % =
Vol .ranc
= 0.034 %
D. Form Coefficient
TABEL PERHITUNGAN VOLUMINA TABEL PERHITUNGAN KOEFISIEN BLOK KAPAL
TABEL PERHITUNGAN KOEFISIEN PENAMPANG TENGAH KAPAL TABEL PERHITUNGAN KOEFISIEN GARIS AIR
TABEL PERHITUNGAN KOEFISIEN PRISMATIK MEMANJANG TABEL PERHITUNGAN KOEFISIEN PRISMATIK VERTIKAL
TABEL PERHITUNGAN DISPLACEMENT AIR LAUT (D) TABEL PERHITUNGAN JARI - JARI METACENTRA MELINTANG (MB)
TABEL PERHITUNGAN JARI - JARI METACENTRA MEMANJANG (MLB) TABEL PERHITUNGAN TITIK TEKAN TERHADAP GARIS DASAR (KB)
TABEL PERHITUNGAN TINGGI METACENTRA MELINTANG (MK) TABEL PERHITUNGAN TINGGI METACENTRA MEMANJANG (MLK)
BAB V
KURVA BONJEAN
GADING 1 GADING 2
NO. WL ORDINAT FS HASIL KALI NO. WL ORDINAT FS HASIL KALI
I II III II * III = IV I II III II * III = IV
0 0 1 0.000 0 0.757 1 0.757
0.5 0.32 4 1.280 0.5 1.3 4 5.200
1 0.46 1 0.460 1 1.507 1 1.507
l = 0.54 S1 = 1.740 l = 0.54 S1 = 7.464
Am = 2 * k * l * S1 0.630 Am = 2 * k * l * S1 2.703
NO. WL ORDINAT FS HASIL KALI NO. WL ORDINAT FS HASIL KALI
I II III II * III = IV I II III II * III = IV
1 0.46 1 0.460 1 1.507 1 1.507
1.5 0.51 4 2.040 1.5 1.65 4 6.600
2 0.53 1 0.530 2 1.75 1 1.750
l = 0.54 S2 = 4.770 l = 0.54 S2 = 17.321
Am = 2 * k * l * S2 1.727 Am = 2 * k * l * S2 6.272
NO. WL ORDINAT FS HASIL KALI NO. WL ORDINAT FS HASIL KALI
I II III II * III = IV I II III II * III = IV
2 0.53 1 0.530 2 1.75 1 1.750
2.5 0.58 4 2.320 2,5 1.923 4 7.692
3 0.66 1 0.660 3 2.339 1 2.339
l = 0.54 S3 = 8.280 l = 0.54 S3 = 29.102
Am = 2 * k * l * S3 2.998 Am = 2 * k * l * S3 10.538
NO. WL ORDINAT FS HASIL KALI NO. WL ORDINAT FS HASIL KALI
I II III II * III = IV I II III II * III = IV
GADING 3 GADING 4
NO. WL ORDINAT FS HASIL KALI NO. WL ORDINAT FS HASIL KALI
I II III II * III = IV I II III II * III = IV
0 1.94 1 1.940 0 3.29 1 3.290
0.5 2.617 4 10.468 0.5 4.123 4 16.492
1 2.865 1 2.865 1 4.916 1 4.916
l = 0.543141667 S1 = 15.273 l = 0.543142 S1 = 24.698
Am = 2 * k * l * S1 5.530 Am = 2 * k * l * S1 8.943
NO. WL ORDINAT FS HASIL KALI NO. WL ORDINAT FS HASIL KALI
I II III II * III = IV I II III II * III = IV
1 2.865 1 2.865 1 4.916 1 4.916
1.5 3.07 4 12.280 1.5 5.749 4 22.996
2 3.618 1 3.618 2 6.22 1 6.220
l = 0.543141667 S2 = 34.036 l = 0.543142 S2 = 58.830
Am = 2 * k * l * S2 12.324 Am = 2 * k * l * S2 21.302
NO. WL ORDINAT FS HASIL KALI NO. WL ORDINAT FS HASIL KALI
I II III II * III = IV I II III II * III = IV
2 3.618 1 3.618 2 6.22 1 6.220
2.5 4.421 4 17.684 2.5 6.45 4 25.800
3 5 1 5.000 3 6.55 1 6.550
l = 0.543141667 S3 = 60.338 l = 0.543142 S3 = 97.400
Am = 2 * k * l * S3 21.848 Am = 2 * k * l * S3 35.268
NO. WL ORDINAT FS HASIL KALI NO. WL ORDINAT FS HASIL KALI
I II III II * III = IV I II III II * III = IV
3 5 1 5.000 3 6.55 1 6.550
3.5 5.323 4 21.292 3.5 6.62 4 26.480
4 5.5 1 5.500 4 6.662 1 6.662
l = 0.543141667 S 4= 92.130 l = 0.543142 S 4= 137.092
Am = 2 * k * l * S4 33.360 Am = 2 * k * l * S4 49.640
NO. WL ORDINAT FS HASIL KALI NO. WL ORDINAT FS HASIL KALI
I II III II * III = IV I II III II * III = IV
4 5.5 1 5.500 4 6.662 1 6.662
4.5 5.61 4 22.440 4.5 6.698 4 26.792
5 5.67 1 5.670 5 6.716 1 6.716
l = 0.543141667 S5 = 125.740 l = 0.543142 S5 = 177.262
Am = 2 * k * l * S5 45.530 Am = 2 * k * l * S5 64.186
NO. WL ORDINAT FS HASIL KALI NO. WL ORDINAT FS HASIL KALI
I II III II * III = IV I II III II * III = IV
5 5.67 1 5.670 5 6.716 1 6.716
5.5 5.740 4 22.960 5.5 6.734 4 26.936
6 5.77 1 5.770 6 6.75 1 6.750
l = 0.543141667 S6 = 160.140 l = 0.543142 S6 = 217.664
Am = 2 * k * l * S6 57.986 Am = 2 * k * l * S6 78.815
NO. WL ORDINAT FS HASIL KALI NO. WL ORDINAT FS HASIL KALI
I II III II * III = IV I II III II * III = IV
6 5.77 2 12.111 6 6.75 2 13.227
6.5 5.9849 8 50.247 6.5 6.84 8 53.638
deck 6.0908 2 12.784 deck 6.8809 2 13.483
l = 0.5 Sd = 75.141 l = 0.543142 Sd = 80.349
Am = 2 * k * l * Sd 85.194 Am = 2 * k * l * Sd 107.909
GADING 5 GADING 6
NO. WL ORDINAT FS HASIL KALI NO. WL ORDINAT FS HASIL KALI
I II III II * III = IV I II III II * III = IV
0 4.477 1 4.477 0 5.14 1 5.140
0.5 5.62 4 22.480 0.5 6.28 4 25.120
1 6.56 1 6.560 1 7.11 1 7.110
l = 0.543141667 S1 = 33.517 l = 0.543142 S1 = 37.370
Am = 2 * k * l * S1 12.136 Am = 2 * k * l * S1 13.531
NO. WL ORDINAT FS HASIL KALI NO. WL ORDINAT FS HASIL KALI
I II III II * III = IV I II III II * III = IV
1 6.56 1 6.560 1 7.11 1 7.110
1.5 7 4 28.000 1.5 7 4 29.440
2 7.23 1 7.230 2 7.502 1 7.502
l = 0.543141667 S2 = 75.307 l = 0.543142 S2 = 81.422
Am = 2 * k * l * S2 27.268 Am = 2 * k * l * S2 29.482
NO. WL ORDINAT FS HASIL KALI NO. WL ORDINAT FS HASIL KALI
I II III II * III = IV I II III II * III = IV
2 7.23 1 7.230 2 7.502 1 7.502
2.5 7.36 4 29.440 2.5 7.59 4 30.360
3 7.45 1 7.450 3 7.646 1 7.646
l = 0.543141667 S3 = 119.427 l = 0.543142 S3 = 126.930
Am = 2 * k * l * S3 43.244 Am = 2 * k * l * S3 45.961
NO. WL ORDINAT FS HASIL KALI NO. WL ORDINAT FS HASIL KALI
I II III II * III = IV I II III II * III = IV
GADING 7 GADING 8
NO. WL ORDINAT FS HASIL KALI NO. WL ORDINAT FS HASIL KALI
I II III II * III = IV I II III II * III = IV
0 5.5 1 5.500 0 5.774574 1 5.775
0.5 7.475 4 29.900 0.5 7.75 4 31.000
1 7 1 7.000 1 7.57 1 7.570
l = 0.543141667 S1 = 42.400 l = 0.543142 S1 = 44.345
Am = 2 * k * l * S1 15.353 Am = 2 * k * l * S1 16.057
NO. WL ORDINAT FS HASIL KALI NO. WL ORDINAT FS HASIL KALI
I II III II * III = IV I II III II * III = IV
GADING 9 GADING 10
NO. WL ORDINAT FS HASIL KALI NO. WL ORDINAT FS HASIL KALI
I II III II * III = IV I II III II * III = IV
NO. WL ORDINAT FS HASIL KALI NO. WL ORDINAT FS HASIL KALI
I II III II * III = IV I II III II * III = IV
0 5.775 1 5.775 0 5.775 1 5.775
0.5 7.260 4 29.040 0.5 7.260 4 29.040
1 7.570 1 7.570 1 7.570 1 7.570
l = 0.543141667 S1 = 42.385 l = 0.543142 S1 = 42.385
Am = 2 * k * l * S1 15.347 Am = 2 * k * l * S1 15.347
NO. WL ORDINAT FS HASIL KALI NO. WL ORDINAT FS HASIL KALI
I II III II * III = IV I II III II * III = IV
1 7.57 1 7.570 1 7.57 1 7.570
1.5 7.63 4 30.520 1.5 7.63 4 30.520
2 7.68515 1 7.685 2 7.68515 1 7.685
l = 0.543141667 S2 = 88.160 l = 0.543142 S2 = 88.160
Am = 2 * k * l * S2 31.922 Am = 2 * k * l * S2 31.922
NO. WL ORDINAT FS HASIL KALI NO. WL ORDINAT FS HASIL KALI
I II III II * III = IV I II III II * III = IV
2 7.68515 1 7.685 2 7.6852 1 7.685
2.5 7.68515 4 30.741 2.5 7.6852 4 30.741
3 7.68515 1 7.685 3 7.6852 1 7.685
l = 0.543141667 S3 = 134.271 l = 0.543142 S3 = 134.271
Am = 2 * k * l * S3 48.619 Am = 2 * k * l * S3 48.619
NO. WL ORDINAT FS HASIL KALI NO. WL ORDINAT FS HASIL KALI
I II III II * III = IV I II III II * III = IV
3 7.68515 1 7.685 3 7.6852 1 7.685
3.5 7.68515 4 30.741 3.5 7.6852 4 30.741
4 7.68515 1 7.685 4 7.6852 1 7.685
l = 0.543141667 S 4= 180.382 l = 0.543142 S 4= 180.382
Am = 2 * k * l * S4 65.315 Am = 2 * k * l * S4 65.315
NO. WL ORDINAT FS HASIL KALI NO. WL ORDINAT FS HASIL KALI
I II III II * III = IV I II III II * III = IV
4 7.68515 1 7.685 4 7.6852 1 7.685
4.5 7.68515 4 30.741 4.5 7.6852 4 30.741
5 7.68515 1 7.685 5 7.6852 1 7.685
l = 0.543141667 S5 = 226.492 l = 0.543142 S5 = 226.492
Am = 2 * k * l * S5 82.012 Am = 2 * k * l * S5 82.012
NO. WL ORDINAT FS HASIL KALI NO. WL ORDINAT FS HASIL KALI
I II III II * III = IV I II III II * III = IV
5 7.68515 1 7.685 5 7.6852 1 7.685
5.5 7.68515 4 30.741 5.5 7.6852 4 30.741
6 7.68515 1 7.685 6 7.6852 1 7.685
l = 0.543141667 S6 = 272.603 l = 0.543142 S6 = 272.603
Am = 2 * k * l * S6 98.708 Am = 2 * k * l * S6 98.708
NO. WL ORDINAT FS HASIL KALI NO. WL ORDINAT FS HASIL KALI
I II III II * III = IV I II III II * III = IV
6 7.68515 2 12.638 6 7.6852 2 12.638
6.5 7.6855 7 50.555 6.5 7.6852 7 50.553
deck 7.6855 2 12.639 deck 7.6852 2 12.638
l = 0.543 Sd = 75.833 l = 0.543 Sd = 75.830
Am = 2 * k * l * Sd 126.167 Am = 2 * k * l * Sd 126.166
GADING 11 GADING 12
NO. WL ORDINAT FS HASIL KALI NO. WL ORDINAT FS HASIL KALI
I II III II * III = IV I II III II * III = IV
0 5.775 1 5.775 0 5.775 1 5.775
0.5 7.26 4 29.040 0.5 7.26 4 29.040
1 7.57 1 7.570 1 7.57 1 7.570
l = 0.543141667 S1 = 42.385 l = 0.543142 S1 = 42.385
Am = 2 * k * l * S1 15.347 Am = 2 * k * l * S1 15.347
NO. WL ORDINAT FS HASIL KALI NO. WL ORDINAT FS HASIL KALI
I II III II * III = IV I II III II * III = IV
1 7.57 1 7.570 1 7.57 1 7.570
1.5 7.63 4 30.520 1.5 7.63 4 30.520
2 7.68515 1 7.685 2 7.68515 1 7.685
l = 0.543141667 S2 = 88.160 l = 0.543142 S2 = 88.160
Am = 2 * k * l * S2 31.922 Am = 2 * k * l * S2 31.922
NO. WL ORDINAT FS HASIL KALI NO. WL ORDINAT FS HASIL KALI
I II III II * III = IV I II III II * III = IV
2 7.68515 1 7.685 2 7.68515 1 7.685
2.5 7.68515 4 30.741 2.5 7.68515 4 30.741
3 7.68515 1 7.685 3 7.68515 1 7.685
l = 0.543141667 S3 = 134.271 l = 0.543142 S3 = 134.271
Am = 2 * k * l * S3 48.619 Am = 2 * k * l * S3 48.619
NO. WL ORDINAT FS HASIL KALI NO. WL ORDINAT FS HASIL KALI
I II III II * III = IV I II III II * III = IV
3 7.68515 1 7.685 3 7.68515 1 7.685
3.5 7.68515 4 30.741 3.5 7.68515 4 30.741
4 7.68515 1 7.685 4 7.68515 1 7.685
l = 0.543141667 S 4= 180.382 l = 0.543142 S 4= 180.382
Am = 2 * k * l * S4 65.315 Am = 2 * k * l * S4 65.315
NO. WL ORDINAT FS HASIL KALI NO. WL ORDINAT FS HASIL KALI
I II III II * III = IV I II III II * III = IV
4 7.68515 1 7.685 4 7.68515 1 7.685
4.5 7.68515 4 30.741 4.5 7.68515 4 30.741
5 7.68515 1 7.685 5 7.68515 1 7.685
l = 0.543141667 S5 = 226.492 l = 0.543142 S5 = 226.492
Am = 2 * k * l * S5 82.012 Am = 2 * k * l * S5 82.012
NO. WL ORDINAT FS HASIL KALI NO. WL ORDINAT FS HASIL KALI
I II III II * III = IV I II III II * III = IV
5 7.68515 1 7.685 5 7.68515 1 7.685
5.5 7.68515 4 30.741 5.5 7.68515 4 30.741
6 7.68515 1 7.685 6 7.68515 1 7.685
l = 0.543141667 S6 = 272.603 l = 0.543142 S6 = 272.603
Am = 2 * k * l * S6 98.708 Am = 2 * k * l * S6 98.708
NO. WL ORDINAT FS HASIL KALI NO. WL ORDINAT FS HASIL KALI
I II III II * III = IV I II III II * III = IV
6 7.68515 2 12.638 6 7.68515 2 12.638
6.5 7.6855 7 50.555 6.5 7.6855 7 50.555
deck 7.6855 2 12.639 deck 7.6855 2 12.639
l = 0.543 Sd = 75.833 l = 0.543 Sd = 75.833
Am = 2 * k * l * Sd 126.167 Am = 2 * k * l * Sd 126.167
GADING 13 GADING 14
NO. WL ORDINAT FS HASIL KALI NO. WL ORDINAT FS HASIL KALI
I II III II * III = IV I II III II * III = IV
0 5.775 1 5.775 0 5.3 1 5.300
0.5 7.26 4 29.040 0.5 7 4 27.040
1 7.57 1 7.570 1 7.27 1 7.270
l = 0.543141667 S1 = 42.385 l = 0.543142 S1 = 39.610
Am = 2 * k * l * S1 15.347 Am = 2 * k * l * S1 14.343
NO. WL ORDINAT FS HASIL KALI NO. WL ORDINAT FS HASIL KALI
I II III II * III = IV I II III II * III = IV
1 7.57 1 7.570 1 7.27 1 7.270
1.5 7.63 4 30.520 1.5 7.38 4 29.520
2 7.68515 1 7.685 2 7.45 1 7.450
l = 0.543141667 S2 = 88.160 l = 0.543142 S2 = 83.850
Am = 2 * k * l * S2 31.922 Am = 2 * k * l * S2 30.362
NO. WL ORDINAT FS HASIL KALI NO. WL ORDINAT FS HASIL KALI
I II III II * III = IV I II III II * III = IV
2 7.68515 1 7.685 2 7.45 1 7.450
2.5 7.68515 4 30.741 2.5 7.51 4 30.040
3 7.68515 1 7.685 3 7.56 1 7.560
l = 0.543141667 S3 = 134.271 l = 0.543142 S3 = 128.900
Am = 2 * k * l * S3 48.619 Am = 2 * k * l * S3 46.674
NO. WL ORDINAT FS HASIL KALI NO. WL ORDINAT FS HASIL KALI
I II III II * III = IV I II III II * III = IV
3 7.68515 1 7.685 3 7.56 1 7.560
3.5 7.68515 4 30.741 3.5 7.62 4 30.480
4 7.68515 1 7.685 4 7.65 1 7.650
l = 0.543141667 S 4= 180.382 l = 0.543142 S 4= 174.590
Am = 2 * k * l * S4 65.315 Am = 2 * k * l * S4 63.218
NO. WL ORDINAT FS HASIL KALI NO. WL ORDINAT FS HASIL KALI
I II III II * III = IV I II III II * III = IV
4 7.68515 1 7.685 4 7.65 1 7.650
4.5 7.68515 4 30.741 4.5 7.685 4 30.740
5 7.68515 1 7.685 5 7.685 1 7.685
l = 0.543141667 S5 = 226.492 l = 0.543142 S5 = 220.665
Am = 2 * k * l * S5 82.012 Am = 2 * k * l * S5 79.902
NO. WL ORDINAT FS HASIL KALI NO. WL ORDINAT FS HASIL KALI
I II III II * III = IV I II III II * III = IV
5 7.68515 1 7.685 5 7.685 1 7.685
5.5 7.68515 4 30.741 5.5 7.685 4 30.740
6 7.68515 1 7.685 6 7.685 1 7.685
l = 0.543141667 S6 = 272.603 l = 0.543142 S6 = 266.775
Am = 2 * k * l * S6 98.708 Am = 2 * k * l * S6 96.598
NO. WL ORDINAT FS HASIL KALI NO. WL ORDINAT FS HASIL KALI
I II III II * III = IV I II III II * III = IV
6 7.68515 2 12.638 6 7.685 2 14.726
6.5 7.6855 7 50.555 6.5 7.6855 8 58.910
deck 7.6855 2 12.639 deck 7.6855 2 14.727
l = 0.543 Sd = 75.833 l = 0.54 Sd = 88.363
Am = 2 * k * l * Sd 126.167 Am = 2 * k * l * Sd 128.594
GADING 15 GADING 16
NO. WL ORDINAT FS HASIL KALI NO. WL ORDINAT FS HASIL KALI
I II III II * III = IV I II III II * III = IV
0 4.6 1 4.600 0 3.55 1 3.550
0.5 5.92 4 23.680 0.5 4.84 4 19.360
1 6.45 1 6.450 1 5.28 1 5.280
l = 0.543141667 S1 = 34.730 l = 0.543142 S1 = 28.190
Am = 2 * k * l * S1 12.576 Am = 2 * k * l * S1 10.207
NO. WL ORDINAT FS HASIL KALI NO. WL ORDINAT FS HASIL KALI
I II III II * III = IV I II III II * III = IV
1 6.45 1 6.450 1 5.28 1 5.280
1.5 6.614 4 26.456 1.5 5.41 4 21.640
2 6.72 1 6.720 2 5.48 1 5.480
l = 0.543141667 S2 = 74.356 l = 0.543142 S2 = 60.590
Am = 2 * k * l * S2 26.924 Am = 2 * k * l * S2 21.939
NO. WL ORDINAT FS HASIL KALI NO. WL ORDINAT FS HASIL KALI
I II III II * III = IV I II III II * III = IV
GADING 17 GADING 18
NO. WL ORDINAT FS HASIL KALI NO. WL ORDINAT FS HASIL KALI
I II III II * III = IV I II III II * III = IV
0 2.3 1 2.300 0 0.94 1 0.940
0.5 3.34 4 13.360 0.5 1.8 4 7.200
1 3.84 1 3.840 1 2.26 1 2.260
l = 0.543141667 S1 = 19.500 l = 0.543142 S1 = 10.400
Am = 2 * k * l * S1 7.061 Am = 2 * k * l * S1 3.766
NO. WL ORDINAT FS HASIL KALI NO. WL ORDINAT FS HASIL KALI
I II III II * III = IV I II III II * III = IV
1 3.84 1 3.840 1 2.26 1 2.260
1.5 4 4 16.000 1.5 2.54 4 10.160
2 4.07 1 4.070 2 2.68 1 2.680
l = 0.543141667 S2 = 43.410 l = 0.543142 S2 = 25.500
Am = 2 * k * l * S2 15.719 Am = 2 * k * l * S2 9.233
NO. WL ORDINAT FS HASIL KALI NO. WL ORDINAT FS HASIL KALI
I II III II * III = IV I II III II * III = IV
2 4.07 1 4.070 2 2.68 1 2.680
2.5 4.13 4 16.520 2.5 2.74 4 10.960
3 4.17 1 4.170 3 2.78 1 2.780
l = 0.543141667 S3 = 68.170 l = 0.543142 S3 = 41.920
Am = 2 * k * l * S3 24.684 Am = 2 * k * l * S3 15.179
NO. WL ORDINAT FS HASIL KALI NO. WL ORDINAT FS HASIL KALI
I II III II * III = IV I II III II * III = IV
GADING 19 GADING 20
NO. WL ORDINAT FS HASIL KALI NO. WL ORDINAT FS HASIL KALI
I II III II * III = IV I II III II * III = IV
0 0.1 1 0.100 0 0 1 0.000
0.5 0.774 4 3.096 0.5 0.47 4 1.880
1 1.19 1 1.190 1 0.823 1 0.823
l = 0.543141667 S1 = 4.386 l = 0.543142 S1 = 2.703
Am = 2 * k * l * S1 1.588 Am = 2 * k * l * S1 0.979
NO. WL ORDINAT FS HASIL KALI NO. WL ORDINAT FS HASIL KALI
I II III II * III = IV I II III II * III = IV
1 1.19 1 1.190 1 0.823 1 0.823
1.5 1.43 4 5.720 1.5 1.09 4 4.360
2 1.6 1 1.600 2 1.282 1 1.282
l = 0.543141667 S2 = 12.896 l = 0.543142 S2 = 9.168
Am = 2 * k * l * S2 4.670 Am = 2 * k * l * S2 3.320
NO. WL ORDINAT FS HASIL KALI NO. WL ORDINAT FS HASIL KALI
I II III II * III = IV I II III II * III = IV
2 1.6 1 1.600 2 1.282 1 1.282
2.5 1.7 4 6.800 2.5 1.38 4 5.520
3 1.757 1 1.757 3 1.406382 1 1.406
l = 0.543141667 S3 = 23.053 l = 0.543142 S3 = 17.376
Am = 2 * k * l * S3 8.347 Am = 2 * k * l * S3 6.292
NO. WL ORDINAT FS HASIL KALI NO. WL ORDINAT FS HASIL KALI
I II III II * III = IV I II III II * III = IV
3 1.757 1 1.757 3 1.406382 1 1.406
3.5 1.77 4 7.080 3.5 1.41 4 5.640
4 1.73 1 1.730 4 1.35 1 1.350
l = 0.543141667 S 4= 33.620 l = 0.543142 S 4= 25.773
Am = 2 * k * l * S4 12.174 Am = 2 * k * l * S4 9.332
NO. WL ORDINAT FS HASIL KALI NO. WL ORDINAT FS HASIL KALI
I II III II * III = IV I II III II * III = IV
4 1.73 1 1.730 4 1.35 1 1.350
4.5 1.64 4 6.560 4.5 1.22 4 4.880
5 1.5 1 1.526 5 0.98 1 0.980
l = 0.543141667 S5 = 43.436 l = 0.543142 S5 = 32.983
Am = 2 * k * l * S5 15.728 Am = 2 * k * l * S5 11.943
NO. WL ORDINAT FS HASIL KALI NO. WL ORDINAT FS HASIL KALI
I II III II * III = IV I II III II * III = IV
5 1.526 1 1.526 5 0.98 1 0.980
5.5 1.5 4 5.880 5.5 0.57 4 2.280
6 1.46 1 1.460 6 0 1 0.000
l = 0.543141667 S6 = 52.302 l = 0.543142 S6 = 36.243
Am = 2 * k * l * S6 18.938 Am = 2 * k * l * S6 13.123
NO. WL ORDINAT FS HASIL KALI NO. WL ORDINAT FS HASIL KALI
I II III II * III = IV I II III II * III = IV
6 1.46 3 4.785 6 0 4 0.000
6.5 2.23 13 29.194 6.5 0.4878 15 7.077
deck 2.35 3 7.716 deck 1.625 4 5.894
l = 0.543141667 Sd = 41.695 l = 0.54 Sd = 12.971
Am = 2 * k * l * Sd 34.036 Am = 2 * k * l * Sd 17.820
BAB VI
Rangkuman
Lines plan adalah gambar rencana garis dari bentuk sebuah kapal. Dengan gambar ini kita
dapat mengetahui karakteristik dan bentuk kapal baik itu bentuk buritan maupun bentuk
haluan
Bentuk haluan kapal pada kapal diatas adalah bentuk haluan berumbi bulbous bow.
Bentuk buritan kapal pada kapal diatas adalah bentuk transom dan tanpa sepatu kemudi.
Parameter utama pada hidrostatika kapal adalah titik tekan (KB) dengan titik metasentra
(MK) dimana pada kapal diatas dengan sarat (T) = 6,52 m mempuanyai KB = 3,415 m
dan MK = 6,181 m
Kurva Bonjean adalah kurva yang menunjukkan luasan setiap section pada kapal.
Nomor :
Lampiran :
Hal : Pembimbingan Tugas Hidrostatik Kapal
Kepada
Yth, Ir. Syamsul Asri, MT
Dengan Hormat,
Sebagai tindak lanjut hasil evaluasi syarat mengikuti mata kuliah (245D313) Hidrostatika
Kapal, maka kami mengharap kesediaan Bapak/Ibu untuk membimbing mahasiswa (i)
berikut:
Nama : ANDI IRSAL ABDILLAH BASRI
NIM : D31115008
Dengan materi tugas Lines Plan, Bonjean and Hydrostatic Curve
Demikian penyampaian kami, atas perhatian dan kerjasamanya diucapkan terima kasih.
Makassar,
Koordinator Dosen Pengampu
Hidrostatika Kapal
Tembusan:
1. Ketua Program Studi Teknik Perkapalan Fak.Teknik Unhas.
2. Mahasiswa (i) peserta mata kuliah Hidrostatika
3. Arsip.
KONTRAK TUGAS
(245D313) HIDROSTATIKA KAPAL
Diberikan kepada:
Nama : Andi Irsal Abdillah Basri
Stambuk : D31115008
No. HP : +6282346435182
Membuat Gambar Lines Plan, Bonjean and Hydrostatic Curve
Tipe Kapal : General Cargo
LBP : 104,21 m
B : 15,37 m
H : 8,25 m
T : 6,52 m
Cb : 0,71
Cm : 0,98
Cw : 0,82
Cp : 0,73
Kecepatan (Vs) : 14,9 Knot
DWT : 6300 Ton
Batas waktu tugas :
Materi tugas mencakup gambar Hidrostatika yaitu :
1. Lines Plan
2. Bonjean and Hydrostatic Curve
Demikian surat tugas ini dibuat rangkap dua untuk mahasiswa yang bersangkutan dan
untuk dosen pembimbing.
Makassar,
Dosen Pembimbing
DAFTAR PUSTAKA
Biro Klasifikasi Indonesia, 2013, Rules For Hull Construction, Volume II, Jakarta
Ir. Syamsu Alam Tompo. 1990. Teori Merancang Kapal I. Makassar : Jurusan Perkapalan
Ir. R. F. Schelteme De Heere. 1970. Buoyancy and Stability of Ship. Great Britain
Jaya, Indra Kusna. 2008. Teknik Konstruksi Kapal Jilid I. Depatemen Pendidikan Nasional
DAFTAR NOTASI
LBP = Panjang antara garis tegak haluan & garis tegak buritan yang diukur pada garis muat
air.
LOA = Panjang keseluruhan kapal dari ujung buritan sampai ujung haluan.
LWL = Panjang kapal yang diukur dari perpotongan garis air dengan linggi haluan.
T = Sarat kapal.
H = Tinggi kapal
B = Lebar kapal
Cb = Coeficient Blok.
Cm = Coeficient Midship.
Cp = Coeficient Prismatic
Cw = Coeficient Water Line.
OA = Luas midship.
OF = Titk berat luas garis air.
Ix = Momen inersia memanjang
Iy = Momen inersia melintang
KB = Titik tekan arah melintang
LCb = Titik tekan arah memanjang
MK = Metacentra melintang
MLK = Metacentra memanjang
TPC = Lengkung ton / 1 cm
DDT = Lengkung perubahan displacement karena mengalami trim buritan sebesar 1 cm.
MTC = Lengkung momen untuk mengubah trim 1 cm.
LAMPIRAN