SUB KOMPETENSI
Kemampuan yang akan dimiliki oleh mahasiswa setelah memahami isi modul ini adalah
sebagai berikut :
- Mahasiswa mampu untuk dapat mengaplikasikan serta memilih jenis konstruksi
kemudi yang sesuai dengan jenis kapal.
URAIAN MATERI
3.1. SISTEM SIRKULASI KAPAL
Pada perubahan letak kemudi kesamping kiri atau kanan kapal maka akan terjadi
gaya yang baru, yaitu merupakan tekanan normal pada setiap kemudi, gaya itu membuat
gerakan tertentu dari kapal kearah pusat. Perubahan letak kemudi membentuk sudut dari
sumbu tangen maka gerakan kapal akan mengarah pada gerakan lama dari titik berat
kapal dan mengadakan putaran mengelilingi titik itu. Luas putaran torotorial gerakan
kapal disebut sirkulasi.
Waktu sirkulasi terbagi menjadi tiga periode :
a. Periode Pertama
Mulai saat kemudi diputar sehingga membentuk sudut kemudi, sampai ada saat kapal
muai beroutar.
R G W
b. Periode kedua
Mulai pada saat kecepatan sudut putar bertambah sampai pada saat kecepatan sudut
konstan.
II DZ
l1
I DT
Px
Pt X
Xp a
Pn
= 10o maka x/l = 0,34
= 35o maka x/l = 0,43 0,46
x
h2
H
h1
Untuk kemudi empat persegi atau trapesium dimana rongga antara bagian bawah badan
kapal belakang dengan permukaan atas kemudi jarak maksimum kemudi (b <t max).
I. =(0,68 -0,25 + + 0,18 ((2h1 + h2)/H)W
H h2
h1
Catatan : Rongga antara bagian bawah badan kapal belakang dengan permukaan atas
kemudi > tebal maksimum kemudi (b>t max).
Dimana :
= Untuk kapal dengan buritan biasa.
= Untuk kapal dengan tipe buritas Cruiser.
= 1, Untuk kemudi yang letaknya dibidang diametrikal kapal.
Pengaruh permukaan air dan Gelombang pada kerja kemudi
a. Terbentuknya pusaran air pada sayap kemudi menyebabkan pengurangan tekanan
pada kemudi juga menurunkan gaya angkat, kalau letak kemudi lebih dalam dari
batas permukaan air.
b. Jika permukaan air laut tenang, kecepatan kapal dan sudut letak kemudi kecil
maka bagan kemudi yang ada diatas permukaan air akan bekerja lebih baik dari
pada letak kemudi yang lebih dalam dari permukaanair.
c. Untuk kapal yang mempunyai kecepatan besar dan dengan adanya gelombang
yang tidak teratur tidak terjadi efeknya.
d. Untuk kapal barang dan penumpang yang berlayar dilautan terbuka dianjurkan
letak kemudi jika mungkin dibawah waterline kondtruksi.
e. Model kapal dalam percobaan bahwa arus gelombang dapat menambah besar
moment pada kemudi dalam pelayaran lurus ataupun dalam sirkulasi.
f. Menurut Henson & Hantieker gelombang dengan ketinggian 4 meter dapat
menambah besarnya moment yang maksimum dalam sirkulasi dan besarnya 35 %
Keterangan :
1. Pelat sisi daun kemudi
2. Penegar tegak
3. Penegar mendatar
4. Pelat hadap
5. Las lubang.
BKI menentukan tebal pelat daun kemudi sebagai berikut:
t = 1,6 a PR + tk (mm).
A = [ (TxLPP)/100] /[ 1 + 25 ( B/LPP )2 ]
Dimana :
T : Tinggi sarat Kapal
Lpp : Length Between Perpendicular
B : Breadth
Besar gaya yang dialami daun kemudi dapat dihitung pada buku peraturan Biro
Klasifikasi. Tebal pelat daun kemudi tersebut diatas tidak boleh kurang dari tebal pelat
lambung pada ujung-ujung kapal.
Pada bagian ujung depan daun kemudi harus 23% lebih tebal dari pelat daun kemudi.
Konstruksi daun kemudi dapat dilihat pada gambar berikut :
Sesuai dengan ketentuan BKI, garis tengah tongkat kemudi tidak boleh kurang dari:
Pada bagian atas tongkat kemudi yang hanya menyalurkan momen puntir, garis tengah
dapat dikurangi menjadi 0,9 Dt. Momen punter pada poros kemudi dihitung dengan
rumus berikut :
QR = CR. r
Dimana
CR = Besar gaya kemudi ( N )
R = c ( - Kb ) ( m ).
C = Lebar rata-rata daun kemudi ( m )
= 0,33 untuk keadaan gerak maju, dan 0,66 untuk keadaan
gerak mundur.
Untuk kemudi dibelakang konstruksi tetap seperti tanduk kemudi (rudder hor) , harga
adalah 0,25 untuk keadaan gerak maju dan 0,55 untuk keadaan gerak mundur. Untuk
jenis kemudi dengan daya angkat yang tinggi, = 0,4 untuk gerak maju.
- Beban puntiran
Perhitungan poros kemudi :
Perhitungan poros kemudi tergantung dari luas daun kemudi, jarak titik berat luas
terhadap sumbu kemudi, kecepatan kapal.
a. Menurut Lloyds Register
d = 100 A D
dimana :
A = Jumlah luas kemudi termasuk bagian balansir (m2)
D = Jarak titik berat luas A terhadap sumbu kemudi (m)
b. Menurut ABS
d = 26 3 R. A. V (m)
dimana :
R = Jarak titik berat luas A terhadap sumbu pintles.
A = Luas kemudi diukur dari sumbu kemudi sampai kebagian
belakang kemudi.
V = Kecepatan kapal
c. Menurut Germanischer Lloyd
d = K F. r. V2 (cm)
Dimana :
F = Jumlah luas kemudi
R = Jarak titik berat luas A terhadap sumbu pintles
K = Koefisien yang tergantung dari L dan V
V = Kecepatan kapal
d. Bureau Veritas
d = 21,6 3 A. R2. V2 (cm)
Krakteristik lain dari rudder propeller ialah kemampuan utnuk berputar seperti suatu daun
kemudi, pergerakan yang bebas,hingga mencapai sudut 360O. Rudder Propeller juga
disebut dengan Azimut Thruster, atau Z drive. Untuk dapat melakukan pergerakan yang
bebas inilah suatu gear box yang mampu melakukan putaran ke arah kanan dipasang
dibawah garis air yang mana gear box tersebut juga dihubungkan oleh poros vertical
Poros vertical ini sejajar dengan posisi rudder stock. Suatu gear yang digerakkan oleh
pinion juga dipasang di atas dari rudder stock. Pemasangan ini memungkinkan berbagai
pergerakan arah putaran dari rudder propeller.
Saat ini jenis rudder propeller dapat meneruskan daya hingga 7500 KW, ada beberapa
jenis dari rudder propeller antara lain:
1. Unit tetap yang dipasang dalam kotak assembly. Pengaturan ini memungkinkan
diaturnya ketinggian poros rudder propeller sesuai dengan kondisi kebenaman
kapal
2. Unit Dek (Deck unit) unit ini dipasang penggerak utama (motor diesel) yang
dipasang di geladak dan rudder propeller dipasang di belakangnya.
h hp
bp
t
t
b c
c
Koefisien tebal plat profil kemudi Ct = t/b
Untuk kapal besar Ct bisa mencapai 0,5
Untuk kapal dengan kemudi setengah balansir (0,18 0,22)
Untuk kapal dengan kemudi tak balansir & twin screw (0,15 0,18)
Tinggi maksimum kemudi (h), adalah jarak tegak antara batas bawah dan bagian sayap
kemudi teratas. Lebar maxsimum kemudi adalah jarak mendatar antara garis tegak
belakang dan depan. Profil kemudi adalah penampang luar bidang kemudi tegak lurus
pada sumbu putar. Koefisien perpanjangan kemudi adalah perbandingan tinggi
perhitungan dengan lebar perhitungan. = hp /bp bernilai ( 0,8 2,0) dengan batas susut
kemudi kearah samping kanan atau kiri kemudi berkisar antara 20o - 35o , tetapi untuk
sifat tertentu kemudi bisa berputar 180o misal kapal-kapal tunda.
Menghitung luas daun kemudi :
Menurut Det Norske Veritas 1974 luas kemudi dirumuskan :
F = TL/100 (1 + 25 (B/L)2) (m2)
Dimana:
T = Sarat air (m)
L = Panjang kapal antara garis tegak atau 0,96 LWL jika angka ini lebih
besar (m)
B = Lebar kapal (m)
c
b
a
0,7R
30%
4 3 5 6 8
7 1
2
Gambar 2.16. Sistem kemudi hand steering gear dengan kwadran dan tali
Keterangan :
1. Chain Drum .
2. Guid Pully
3. Rudder head
4. Quadrant
5. Buffer spring
6. Adjusting screw
7. Steering road
8. Steering chain
2. Tiller atau gandar dengan batang penghubung yang digerakkan dengan tuas
ulir dan bantuan beberapa tuas pengatur jalannya rantai yang diputar dengan
roda kemudi didalam wheel hause atau navigation bridge.
Steering wheel
3. Sama seperti 2 tetapi dengan roda cacing sebagai penganti baut mur dan skrup
ulir.
quadrant
Rudder head Steering Engine
Buffer spring
Daun kemudi kapal bergerak kekiri/kekanan melalui poros kemudinya dengan bantuan
komponen komponen sebagai berikut :
1. Tiller dengan tali tali atau rantai kemudi.
2. Quadrant bergerak dengan peralatan bergerigi.
3. Mesin kemudi yang dipasang dikemudi.
4. Mesin kemudi dengan sistem ulir.
5. Hydraulik Gear.
Quadrant, Tiller adalah alat pemutar poros kemudi yang digerakkan dengan bantuan
kabel, rantai atau perlatan melkanisme yang lain.
Telemotor adalah alat penerus hidraulis yang meneruskan gerakan roda kemudi dan
mesin kemudi. Ada 2 macam telemotor :
1. Piston tunggal (single acting cylinder)
2. Piston ganda (double acting cylinder)
Steering engine dan kontrol gear juga harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :
Steering engine harus di start dengan steering wheel.
Arah dan putaran dari steering engine harus sama dengan putaran steering
wheel.
Steering engine sendiri dapat digerakkan oleh beberapa power antara lain uap, elektrik,
dan hidrolik dimana masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan untuk beberapa
jenis steering gear (drum type, kuadran type, etc).
B. Perencanaan Kemudi
- Bentuk kemudi = segi empat
- Profil = NACA
- Type = balance (luas balancer 23% luas kemudi)
- Ratio tinggi dan lebar (h/b) = 1,8
C. Perhitungan-perhitungan Pada Kemudi
1. Luas daun kemudi (A)
4. Tongkat Kemudi
a. Menurut BKI Vol II Sec. 14.2. 2004 diamater tongkat kemudi adalah :
Diameter (Dt) 9.3 QR
b. Lioyds Register adalah seperti pada tabel berikut ini:
f
h
H
L
CR
S m.a T . A 1,5mm
1000
dimana, b = Lebar pelat terbesar yang tidak ditumpu
= Lebar kemudi (jari-jari poros + f)
a = Lebar pelat terkecil yang tidak ditumpu, misal b/a = 1,8
Sesuai BKI, untuk b/a = 1,8
T = Tinggi sarat
Tebal flens minimal sama dengan diameter baut (karena dilengkapi pasak)
7. Bantalan Kemudi
Gaya pada kemudi didistribusikan pada bantalan leher menurut jarak
vertikal dari titik berat bidang kemudi dan pada pintle.
a. Pintle
Gaya pada pintle (B2) = CR x c/h
Dimana c = jarak vertikal titik berat daun kemudi ke bantalan leher
Diameter pintle (dp) 31 4,17.v. Ap dimana Ap = c/h x A
b. Bantalan leher
Gaya pada bantalan leher (B1) = CR B2
RANGKUMAN
- Sirkulasi kemudi dan gaya- gaya yang bekerja pada daun kemudi
- Bagian bagian sistem kemudi (rudder, poros kemudi, istalasi gerak kemudi,
steering wheel dan steering engine)
- Perhitungan daya steering engine
REFERENSI
Carlton, J.S., (1994). Marine Propellers and Propulsion, Butterworth-Heinemann,
Oxford,.
Soekarsono N.A., (1995). Sistem dan Perlengkapan Kapal, Penerbit PT. Pamator
Pressindo, Jakarta.
Schneekluth, H., Bertram V., (1998). Ship Design for Efficiency and Economy, 2nd
Ed.,Butterworth-Heinemann, Oxford.
Watson, D.G.M., (1998). Practical Ship Design, Elsevier, Amsterdam.
LEMBAR KERJA
Kerjakan tahapan tahapan dalam menentukan daya steering engine sesuai dengan data
masing masing mahasiswa yang diperolah dari rencana garis dan rencana umum.
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
JAWABAN LATIHAN SOAL
1. Bagian bagian dari sistem kemudi :
- Steering wheel
- Actuating kemudi / tenagan penggerak kemudi (mekanik, hidroulik, tenaga
uap dan tenaga listrik)
- Kwadran / hidroulik cylinder
- Poros Kemudi
- Daun kemudi
2. Beberapa jenis dari steering engine:
- Hand stering engine adalah mesin kemudi yang digerakkan secara mekanik
dengan kemampuan tenagan manusia dari tangan.
- Steam driven steering gear adalah mesin kemudi (steering engine) yang
digarakkan dengan tenaga uap.
- Mesin kemudi tenaga listrik adalah mesin kemudi yang digerakkan dengan
tenaga listrik.