BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kapal sebelum diluncurkan dan bebas berlayar di lautan luas, mengangkut
barang, membantu manusia memperpendek jarak antar pulau, tentu saja mengalami
serangkaian proses yang sangat panjang dan rumit yang mungkin belum pernah
terbayangkan. Tentu saja, karena kapal itu sendiri tidak sefamiliar mobil ataupun
kendaraan pada umumnya.
Dalam dunia perkapalan, dunia para perancang kapal dikenal dengan istilah
“Rencana Garis Air”, yang merupakan salah satu hal mendasar dalam perancangan
kapal. Rencana Garis adalah salah satu tahap penggambaran dalam merencanakan
sebuah kapal yang sangat diperlukan untuk mengetahui bentuk dari kapal yang
sedang direncanakan, baik itu bentuk body plan, sheer plan, serta water line dari
kapal. Penggambaran Rencana Garis memerlukan besaran- besaran umum dari hasil
perhitungan Pra Rancangan seperti Lbp, Lwl, H, T, B, Cb, Cm, Cw, Cph, Cpv.
Bonjean adalah gambar lengkung yang menunjukkan luas station sebagai fungsi
dari sarat. Lengkung bonjean digunakan untuk menghitung volume displacement
tanpa kulit untuk kapal baja pada bermacam- macam keadaan sarat, baik kapal itu
dalam keadaan even keel (sarat rata) maupun kapal dalam keadaan trim. Hydrostatic
Curve adalah lengkungan yang digunakan untuk menunjukkan karakteristik (sifat-
sifat) dari badan kapal terutama dibawah garis air.
Dalam menyelesaikan perencanaan sebuah bangunan kapal dibutuhkan
perhitungan dan penggambaran perencanaan kapal tersebut diantaranya adalah lines
plan, hydrostatic and bonjean curve. Perlu diketahui bahwa lines plan adalah offset dari
seluruh aspek rancangan, keadaan kapal di atas air baik/stabilitas, gerak kapal,
konstruksi dan rencana-rencana lainnya. Tapi yang dikemukakan disini adalah kondisi
kapal di bawah permukaan garis air atau hydrostatic curve yang digambarkan dalam
suatu bentuk penggambaran yang kemudian dikenal dengan diagram carena dan
bonjean.
BAB II
LANDASAN PUSTAKA
• Sheer
Sheer adalah kelengkungan horizontal geladak kapal, diukur
dari perbedaan tinggi berbagai posisi dan tinggi pada tengah
kapal, pada umumnya sheer bagian depan lebih tinggi dibanding
bagian belakang, desain kapal modern pada saat ini banyak kapal
yang tidak memiliki sheer
• Stern
Lengkung stern di bagian buritan dibuat sedemikian hingga
kemudi dan baling-baling kapal dapat ditempatkan dengan
sempurna.
• Stem
Bagian depan dari bidang simetri kapal yang menjadi
pertemuan antara kulit sisi kiri (port side) dan sisi kanan
(starboard side) kapal disebut stem.
• Entrance
Entrance diartikan sebagai sudut masuk air pada bagian
depan kapal. Sudut yang dimaksud adalah sudut pada ujung
depan penampang garis air, yakni sudut yang terbentuk antara
garis singgung dan sumbu simetri penampang garis air. Entrance
berefek terhadap hambatan kapal, hal mana, hambatan kapal
menjadi besar bila entrance-nya besar.
• Bottom
Bagian alas kapal disebut dengan istilah bottom. Kapal-
kapal yang berukuran besar umumnya bottom yang segaris
dengan horizontal. Bottom yang miring ke atas membentuk
sudut garis alas (base line) kapal dijumpai pada kapal-kapal yang
berukuran kecil.
• Rise of Floor
Ukuran Utama
Panjang Kapal
Koefisien Bentuk
Koefisien Blok (Cb)
Displacement
Displacement adalah berat zat cair yang didesak atau digeser
oleh badan kapal yang beratnya sama dengan berat kapal secara
keseluruhan dan dapat dirumuskan sebagai berikut:
∆= 𝑽 × 𝜸
∆= 𝑳 × 𝑩 × 𝑻 × 𝑪𝒃 × 𝑪 × 𝜸
Dimana :
𝛾 = massa jenis air laut (1,025)
𝐶 = koefisien berat tambahan (1,00675-1,0075)
2.1.2 Rencana Garis
Rencana garis air (lines plan) adalah gambar rencana garis dari
bentuk sebuah kapal. Dengan gambar ini kita dapat mengetahui bentuk
kapal yang direncanakan. Lines plan atau rencana garis merupakan
langkah selanjutnya dalam proses merancang suatu kapal dengan
berdasar pada data kapal yang diperoleh dari perancangan.
Midship =0
𝐿
Fp = 5,6 × (3 + 10)
𝐿
1/6 L dari Fp = 22,2 × (3 + 10)
𝐿
1/3 L dari Fp = 50 × (3 + 10)
Midship =0
Tinggi 1/50 B dari garis geladak tepi diukur pada centre line dari
kapal disebut camber. Lengkungan dari camber kesisi kiri kanan
lambung kapal dan berhenti pada titik garis geladak tepi disebut garis
lengkung geladak. Dalam menentukan camber pada potongan
melntang dapat dilaksanakan dengan dua cara :
Cara 1.
Gambar diatas adalah salah satu potongan melintang kapal pada
salah satu gading :
1. Dari geladak tepi setinggi H (tinggi kapal ) ditarik garis tegak
lurus centre line, dimana garis ini adalah setengah lebar kapal (
B/2 ).
2. Selanjutnya dari titik 0 ( nol ) yaitu perpotongan antara garis
centre line dengan garis datar yang ditarik dari salah satu titik
pada garis geladak tepi dari gading yang bersangkutan kita
line, dimana centre line ini sendiri adalah garis tegak potongan
memanjang (BL 0).
Diagonal Sent
Garis sent adalah garis yang ditarik pada salah satu atau beberapa
titik yang ada pada garis tengah ( centre line ) membuat sudut dengan
garis tengah. Adapun kegunaan dari garis senta dalah utuk
mengetahui kebenaran dari bentuk gading ukur yang masih kurang
baik atau kurang streamline, maka bentuk dari garissent ini juga
kurang streamline.
Langkah awal
Langkah Pengerjaan :
1. Membuat garis centre line
2. Menentukan garis pembagian gading ukur ( Station )
3. Membuat buttock line dengan jarak tertentu
4. Membuat garis air ( Water Line ) di pandang dari atas dengan
cara pemindahan ukuran ukurannya dari body plan
5. Mengecek bentuk – bentuk gading ukur dengan membuat garis
sent ( garis diagonal )
Radius Bilga
Bilga adalah kelengkungan pada sisi kapal terhadap base
line.Radius bilga adalah jari-jari pada bilga. Radius bilga tanpa rise
of floor dapat dihitung dengan rumus :
𝐵 × 𝐶𝑘
𝑅= 𝐿
+ (4 × 𝐶𝑏 2 )
𝐵
Dimana
Ck = 0,5 – 0,6
Ck = 0,5
B = Lebar Kapal (m)
L = Panjang Kapal (m)
Cb = Koefisien Blok
yang terendam air akan melalui titik berat dari bagian kapal
yang masuk ke dalam air. Titik Berat dari bagian kapal yang
berada di bawah permukaan air di sebut titik tekan. Untuk
sebuah ponton, titik tekannya adalah titik berat bagian yang
tercelup ke dalam air yang merupakan perpotongan diagonal
dari bagian ponton yang tercelup.
Titik tekan ditulis dengan huruf B, titik tekan pada
kedudukan vertikal di tulis dengan KB dan pada kedudukan
memanjang terhadap midship ditulis ϕB atau LCB.
Menurut hukum Archimedes besarnya gaya tekan ke
atas adalah volume kapal yang terendam air dikalikan dengan
berat jenis zat cair.
Gaya tekan ke atas = γV
Dimana
γ = Berat jenis zat cair
V = Volume kapal yang terendam air
Pada sebuah kapal yang terapung, tiitk tekan terletak
pada satu vertikal dengan titik berat kapal dan besar gaya berat
kapal sama dengan gaya tekan. Karena letak titik tekan
tergantung dari bentuk bagian kapal yang masuk ke dalam air,
maka titik tekan kapal akan berubah letaknya kalau kapaloleh
gaya luarmengalami oleng atau trim.
Dimana
B = Titik tekan
Bφ = Titik tekan setelah kapal oleng
γV = Gaya tekan keatas ( ton )
Bθ = Titik tekan setelah kapaltrim
G = Titik berat kapal
W = Gaya berat kapal ( ton )
(1⁄12 × 𝐿 × 𝐵 3 )
𝐵𝑀 =
𝐿×𝐵×𝑇
2
𝐵𝑀 = 𝐵 ⁄12 × 𝑇
(1⁄12 𝐿3 𝐵)
𝐵𝑀𝐿 =
𝐿×𝐵×𝑇
2
𝐵𝑀𝐿 = 𝐿 ⁄12 𝑇
Tinggi metacentra ( Metacentric Height )
Metacentra merupakan titik maya dimana seolah-olah
merupakan titik pusat ayunan pada bandul atau pendulum.
Tinggi metacentra ditulis dengan MG. Kita mengenal tinggi
𝑀𝐺 = 𝐾𝐵 + 𝐵𝑀 − 𝐾𝐺
𝐾𝐵 = 𝐾𝐵 + (𝐼⁄𝑉 ) − 𝐾𝐺
Dimana :
KB = tinggi titik tekan di atas lunas (keel)
KG = tinggi titik berat kapal di atas lunas (keel)
I = momen inersia melintang garis air
V = volumekapal sampai sarat tersebut
Titik metacentra positif kalau titik M di atas G
Titik metacentra negatif kalau titik M di bawah G
Titik metacentra nol kalau titik M dan G berhimpit
Tinggi metacentra memanjang adalah jarak antara titik
berat kapal G dengan titik metacentra memanjang ML.
𝑀𝐺 = 𝐾𝑀𝐿 − 𝐾𝐺
𝑀𝐺 = 𝐾𝐵 + 𝐵𝑀𝐿 − 𝐾𝐺
𝐾𝐵 = 𝐾𝐵 + (𝐼𝐿⁄𝑉 ) − 𝐾𝐺
rencana garis, dimana pada gambar ini adalah keadaan kapal tanpa
kulit.
Maka didalam menentukan tinggi garis-garis air pada gambar
hidrostatik harus diperhitungkantebal pelat lunas (keel).Garis-garis
air di bagian bawah dibuat lebih rapat untuk mendapatkan
perhitungan yang teliti karena di bagian ini terjadi perubahan bentuk
kapal yang agak besar.Lengkung-lengkung hidrosatik ini
digambarkan sampai pada sarat air kapal dan berlaku untuk kapal
tanpa trim.
unutk kapal kayu adalah volume dari badan kapal sampai dengan
kulit.
Lengkungan yang di tengah adalah lengkungan
displacement dalam air tawar (Df) dalam ton. Jadi kelengkungan
Df adalah hasil penjumlahan volume kapal tanpa kulit dengan
volume kulit, dikalikan dengan massa jenis air tawar (1,000).
𝐷𝑓 = (𝑉 + 𝑉𝑜𝑙. 𝐾𝑢𝑙𝑖𝑡) × 1,000
𝐷𝑠 = 𝐷𝑓 × 1,025
station 6, 7,8, 9, 9 ½ bergeser menjadi station 6’, 7’, 8’, 9’, 91/2’
dan bentangan half girth antara WL2 dan WL4 kita ukurkan pada
station yang telah digeser itu.
Lengkung titik berat garis air terhadap penampang tengah kapal
(F)
Lengkung ini menunjukkan jarak titik berat garis air ϕF (
centre of floatation) terhadapa penampang tengah kapal untuk
tiap-tiap sarat kapal. Bila kapal mempunyai kenaikan alas, maka
F untuk sarat nol adalah jarak titik tengah keel ke penampang
tengah kapal. Sedang untuk kapal dengan alas rata, F untuk sarat
nol adalah jarak titik berat dari bidang alas rata itu ke penampang
tengah kapal.
Gambar 1.35 Gambar Lengkung Titik Berat GariAir Dengan Alas Rata
Gambar 1.36 Gambar Lengkung Titik Berat Air Dengan Kenaikan Alas
skala sarat kapal. Letak titik tekan keel (KB) adalah sama dengan
letak titik berat terhadap garis dasar dari bidang lengkung garis
air .
Untuk kapal yang even keel pada sarat kapal sama dengan
nol, letak titik tekan sebenarnya adalah sama dengan letak B.
Jadi kedua lengkungan ini mempunyai titik awal yang sama
dengan B. Demikian pula lengkung B dan OB mempunyai garis
singgung vertikal yang sama.
V = 𝐴𝑊 × 0,01
Karena harga TPC adalah untuk air laut, maka bila TPC
digunakan untukair tawar, TPC air tawar = Aw x 0,01 x
1,000
Karena TPC merupakan perkalianantara luas garis air
dengan sesuatu yang konstan, maka lengkung TPC ini
mempunyai bentuk yang hampir sama dengan lengkung luas
garis air.
Perubahan displacement karena kapal mengalami trim 1 cm (
Displacement Due to one cm change of trim by stern)(DDT)
Lengkung displacement yang terdapatdalam lengkung-
lengkung hidrostatik adalah betul untuk kapal yang tidak dalam
keadaan trim. Jadi kalau kapal mengalami trim,displacement
kapal dengan trim tersebut mungkin lebih besar atau kurang dari
harga displacement, kecuali kalau titik berat garis air F terletak
tepat pada penamapng tengah kapal.
Kapal dalam keadaan even keel dengan garis W1L1 pada
sarat T. Displacement kapal pada sarat T dapat dibaca dari
lengkung hidrostatik misalnya D ton. Kalau kapal mengalami
trim dengan garis air W2L2, maka untuk garis air tersebut
displacement kapal tidak sama dengan D.
Gambar 1.53 Gambar Cara Pemakaian Lengkung Bonjean Dalam Keadaan Trim
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
Panjang = 4,81 m
Lebar = 1,618 m
Tinggi = 2,416 m
Power = 1330 Kw
RPM = 900
Jumlah silinder =6
∆ = VTotal × γ × c
= 2747,82 m3 × 1.025 ton/ m3 × 1.004
= 2837,615 ton
WL ORD FS HK
0 0 1 0
1 1,162 4 4,647 0.2750
6 0 1 0,000
Σ= 16,281
DP = 2/3 X T
Keterangan :
T = Sarat Kapal = 4,75 m
DP = 2/3 × 4,75 m
= 3,167 m
- Untuk menghitung diameter bos propeller digunakan rumus :
DBP = 1/6 DP
Keterangan :
DP = Diameter Propeller = 3,167 m
DBP = 1/6 × 3,167 m
= 0,528 m
• Jarak minimum antara propeller dengan tinggi buritan atau
terhadap kemudi
d = 0,15 ∙ DP
= 0,15 ∙ 3,167 m
= 0,475 m
e = 0,18 ∙ DP
= 0,18 ∙ 3,167 m
= 0,570 m
f = 0,04 ∙ DP
= 0,04 ∙ 3,167 m
= 0,127 m
• Perhitungan kemudi
c. Sheer Line
Berdasarkan konvensi lambung timbul (ILLC) tahun 1966,
halaman 103 memberikan peraturan sebagai berikut:
FORE PEAK
Perhitungan Sheer Pada Fore Peak
c = 50 ( LBP/3 + 10 )
= 50 ( 68,74 m/3 + 10 )
= 1,646 m
Perhitungan Sheer Pada 1/6 Dari Fore Peak
b = 22,2 ( LBP/3 + 10 )
= 22,2 ( 68,74 m/3 + 10 )
= 0,731 m
Perhitungan Sheer Pada 1/3 Dari Fore Peak
a = 5,6 ( LBP/3 + 10 )
= 5,6 ( 68,74 m/3 + 10 )
= 0,184 m
R = ( B ∙ T (1 – CM) / ¼ )½
1 22 ½
= ( 12,64 m ∙ 4,75 m (1 – 0,98) / ∙ )
4 7
= 1,236 m
DWI APRILIANTO
SHIP
WATERLINE AREA
LOA = 74,09 m
LWL = 71,49 m
LBP = 68,74 m WATERLINE at T = 4,75 m (WL6)
B = 12,64 m S = 3,437 M
H = 6.67 m Sa = 2,750 M
T = 4,75 m Sa' = 1,375 M
NS ½ B (m) MS ½B . MS
(1) (2) (3) (4) = (2).(3)
-0.80 0 0.40 0
-0.40 3,100 1.60 4,961
0 4,033 1.40 5,646
1 4,939 4 19,755
2 5,410 2 10,820
3 5,841 4 23,364
4 6,075 2 12,150
5 6,175 4 24,700
6 6,213 2 12,425
7 6,251 4 25,004
8 6,311 2 12,622
9 6,320 4 25,280
10 6,320 2 12,640
11 6,320 4 25,280
12 6,150 2 12,300
13 5,850 4 23,400
14 5,357 2 10,714
15 4,700 4 18,800
16 3,935 2 7,869
17 3,000 4 12,000
18 2,000 2 4,000
19 1,000 4 4,000
20 0 1 0
∑1 = ∑MS.1/2B = 307,730
Waterline area (AWL) = 2 S/3 ∑1
= 2 ∙ 3,437 m /3 ∙ 307,73
= 705,113 m2
Berdasarkan data pada tabel 3.1 maka luasan garis air di sarat
dapat dihitung dengan menggunakan persamaan sebagai berikut.
AWLD = 2/3 × LBP/20 × ΣMS . s
= 2/3 × 68,74 m/ 20 × 307,730
= 705,113 m2
Adapun berdasarkan rumus Water Line Area, nilai Awl ialah :
AWLR = Lwl x B x Cwl
= 71,49 m x 12,64 x 0,78
= 704,834 m2
10,000
5,000
-
-2 -1 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
Fn = V / (g x LBP)1/2
ket; Fn = Froude Number kapal rancangan
V = Kecepatan kapal rancangan (m/s)
g = percepatan gravitasi (m/s2)
V = Vs × 0,5144
= 12 knot × 0,5144
= 6,17 m/s
g = 9,81 m/s2
LBP = 68,74 m
Maka, Fn = V / (gL)0,5
Fn = 6,17 m/s / (9,81 m/s2 x 68,74 m)0,5
Fn = 0,24
LCB = % LBP
LCB = 0,6% x 68,74 m
LCB = 0,412
CPA = 0,665
CPF =0,636
Ams = B x T x Cm
= 12,64 m x 4,75 m x 0,98
= 58,84 m2
Keterangan:
Berdasarkan diagram SAC dan data pada tabel 1.2 maka volume kapal
dapat dihitung dengan menggunakan persamaan sebagai berikut.
20,000
1
0,000
-2 -1 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1011121314151617181920212223
LOA = 74,09 m
LWL = 71,49 m LUAS SECTION
LBP = 68,79 m
B = 12,64 m SECTION 1
H = 6,67 m
T = 4,75 m T = 0,792
T 0,5 b
WL m m2 MS 0,5 B x MS
1 2 3 4 3*4
0 0,000 0,050 1 0,050
1 0,792 0,345 4 1,380
2 1,583 0,410 2 0,820
3 2,375 0,512 4 2,048
4 3,167 0,880 2 1,760
5 3,958 2,140 4 8,560
6 4,750 4,939 1 4,939
Σ= 19,557
Luas section (As) = 2. 1/3 . T.Σ2 = 10,322 m2
Rencana luas
section = = 10,320 m2
Perbedaan luas = 0,002
[(As -
ASD)/As]x100% 0,000%
LOA = 74,09 m
LWL = 71,49 m LUAS SECTION
LBP = 68,79 m
B = 12,64 m SECTION 2
H = 6,67 m
T = 4,75 m T = 0,792
T 0,5 b
WL m m2 MS 0,5 B x MS
1 2 3 4 3*4
LOA = 74,09 m
LWL = 71,49 m LUAS SECTION
LBP = 68,79 m
B = 12,64 m SECTION 3
H = 6,67 m
T = 4,75 m T = 0,792
T 0,5 b
WL m m2 MS 0,5 B x MS
1 2 3 4 3*4
0 0,000 1,251 1 1,251
1 0,792 1,980 4 7,920
2 1,583 2,240 2 4,480
3 2,375 2,600 4 10,400
4 3,167 3,150 2 6,300
5 3,958 4,080 4 16,320
6 4,750 5,841 1 5,841
Σ= 52,512
Luas section (As) = 2. 1/3 . T.Σ2 = 27,715
Rencana luas section
= = 27,72
Perbedaan luas = 0,005
[(As -
ASD)/As]x100% 0.000%
LOA = 74,09 m
LWL = 71,49 m LUAS SECTION
LBP = 68,79 m
B = 12,64 m SECTION 4
H = 6,67 m T = 0,792
T = 4,75 m
T 0,5 b
WL m m2 MS 0,5 B x MS
1 2 3 4 3*4
0 0,000 2,151 1 2,151
1 0,792 3,007 4 12,030
2 1,583 3,282 2 6,563
3 2,375 3,615 4 14,461
4 3,167 4,164 2 8,327
5 3,958 4,990 4 19,960
6 4,750 6,075 1 6,075
Σ= 69,567
Luas section (As) = 2. 1/3 . T.Σ2 = 36,716
Rencana luas section = = 36,720
Perbedaan luas = 0,004
[(As -
ASD)/As]x100% 0.000%
LOA = 74,09 m
LWL = 71,49 m LUAS SECTION
LBP = 68,79 m
B = 12,64 m SECTION 5
H = 6,67 m
T = 4,75 m T = 0,792
T 0,5 b
WL m m2 MS 0,5 B x MS
1 2 3 4 3*4
0 0,000 3,137 1 3,137
1 0,792 3,810 4 15,240
2 1,583 4,170 2 8,340
3 2,375 4,540 4 18,160
4 3,167 5,000 2 10,000
5 3,958 5,530 4 22,119
6 4,750 6,175 1 6,175
Σ= 83,172
Luas section (As) = 2. 1/3 . T.Σ2 = 43,896
Rencana luas section
= = 43,900
Perbedaan luas = 0.004
[(As - 0,000%
ASD)/As]x100%
LOA = 74,09 m
LWL = 71,49 m LUAS SECTION
LBP = 68,79 m
B = 12,64 m SECTION 6
H = 6,67 m
T = 4,75 m T = 0,792
T 0,5 b
WL m m2 MS 0,5 B x MS
1 2 3 4 3*4
0 0,000 3,900 1 3,900
1 0,792 4,637 4 18,550
2 1,583 4,993 2 9,986
3 2,375 5,316 4 21,265
4 3,167 5,641 2 11,282
5 3,958 5,937 4 23,749
6 4,750 6,213 1 6,213
Σ= 94,945
2. 1/3 .
Luas section (As) = T.Σ2 = 50,110
Rencana luas section = 50,100
Perbedaan luas = 0,01
[(As - ASD)/As]x100% 0,000%
LOA = 74,09 m
LWL = 71,49 m LUAS SECTION
LBP = 68,79 m
B = 12,64 m SECTION 7
H = 6,67 m
T = 4,75 m T = 0,792
T 0,5 b
WL m m2 MS 0,5 B x MS
1 2 3 4 3*4
0 0,000 4,600 1 4,600
1 0,792 5,378 4 21,510
2 1,583 5,660 2 11,319
3 2,375 5,839 4 23,356
4 3,167 5,985 2 11,970
5 3,958 6,110 4 24,440
LOA = 74,09 m
LWL = 71,49 m LUAS SECTION
LBP = 68,79 m
B = 12,64 m SECTION 10
H = 6,67 m
T = 4,75 m T = 0,792
T 0,5 b
WL m m2 MS 0,5 B x MS
1 2 3 4 3*4
0 0,000 4,999 1 4,999
1 0,792 6,237 4 24,950
2 1,583 6,320 2 12,640
3 2,375 6,320 4 25,280
4 3,167 6,320 2 12,640
5 3,958 6,320 4 25,280
6 4,750 6,320 1 6,320
Σ= 112,109
2. 1/3 .
Luas section (As) = T.Σ2 = 59,168
Rencana luas section = = 58,839
Perbedaan luas = 0,329
[(As - ASD)/As]x100% 0.006%
LWL = 71,49 m
LBP = 68,79 m
B = 12,64 m SECTION 11
H = 6,67 m
T = 4,75 m T = 0,792
T 0,5 b
WL m m2 MS 0,5 B x MS
1 2 3 4 3*4
0 0,000 4,999 1 4,999
1 0,792 6,237 4 24,950
2 1,583 6,320 2 12,640
3 2,375 6,320 4 25,280
4 3,167 6,320 2 12,640
5 3,958 6,320 4 25,280
6 4,750 6,320 1 6,320
Σ= 112,109
Luas section
(As) = 2. 1/3 . T.Σ2 = 59,168
Rencana luas
section = = 58,839
Perbedaan luas = 0,329
[(As -
ASD)/As]x100% 0.006%
LOA = 74,09 m
LWL = 71,49 m LUAS SECTION
LBP = 68,79 m
B = 12,64 m SECTION 12
H = 6,67 m
T = 4,75 m T = 0,792
T 0,5 b
WL m m2 MS 0,5 B x MS
1 2 3 4 3*4
0 0,000 4,802 1 4,802
1 0,792 5,970 4 23,879
2 1,583 6,150 2 12,300
3 2,375 6,150 4 24,600
4 3,167 6,150 2 12,300
5 3,958 6,150 4 24,600
6 4,750 6,150 1 6,150
Σ= 108,631
LOA = 74,09 m
LWL = 71,49 m LUAS SECTION
LBP = 68,79 m
B = 12,64 m SECTION 13
H = 6,67 m
T = 0,792
T 0,5 b
WL m m2 MS 0,5 B x MS
1 2 3 4 3*4
0 0,000 4,634 1 4,634
1 0,792 5,746 4 22,984
2 1,583 5,850 2 11,700
3 2,375 5,850 4 23,400
4 3,167 5,850 2 11,700
5 3,958 5,850 4 23,400
6 4,750 5,850 1 5,850
Σ= 103,668
Luas section
(As) = 2. 1/3 . T.Σ2 = 54,714
Rencana luas
section= = 57,400
Perbedaan luas = 2,686
[(As -
ASD)/As]x100% -0,049 %
LOA = 74,09 m
LWL = 71,49 m LUAS SECTION
LBP = 68,79 m
B = 12,64 m SECTION 14
H = 6,67 m
T = 4,75 m T = 0,792
T 0,5 b
WL m m2 MS 0,5 B x MS
1 2 3 4 3*4
0 0,000 4,191 1 4,191
1 0,792 5,260 4 21,040
2 1,583 5,360 2 10,720
3 2,375 5,360 4 21,440
4 3,167 5,360 2 10,720
5 3,958 5,380 4 21,520
6 4,750 5,357 1 5,357
Σ= 94,988
Luas section (As)
= 2. 1/3 . T.Σ2 = 50,132
Rencana luas
section = = 52,5
Perbedaan luas = 2,368
[(As -
ASD)/As]x100% - 0,047%
LOA = 74,09 m
LWL = 71,49 m LUAS SECTION
LBP = 68,79 m
B = 12,64 m SECTION 15
H = 6,67 m
T = 4,75 m T = 0,792
T 0,5 b
WL m m2 MS 0,5 B x MS
1 2 3 4 3*4
0 0,000 3,297 1 3,297
1 0,792 4,292 4 17,169
2 1,583 4,528 2 9,056
3 2,375 4,564 4 18,255
4 3,167 4,602 2 9,204
5 3,958 4,637 4 18,547
6 4,750 4,700 1 4,700
Σ= 80,228
Luas section
(As) = 2. 1/3 . T.Σ2 = 42,342
Rencana luas
section = = 42,750
Perbedaan luas =
[(As -
ASD)/As]x100% 0,408 - 0,010 %
LOA = 74,09 m
LWL = 71,49 m LUAS SECTION
LBP = 68,79 m
B = 12,64 m SECTION 16
H = 6,67 m
T = 4,75 m T = 0,792
T 0,5 b
WL m m2 MS 0,5 B x MS
1 2 3 4 3*4
0 0,000 2,151 1 2,151
1 0,792 3,120 4 12,479
2 1,583 3,363 2 6,726
3 2,375 3,517 4 14,070
4 3,167 3,656 2 7,312
5 3,958 3,796 4 15,185
6 4,750 3,935 1 3,935
Σ= 61,858
Luas section (As) = 2. 1/3 . T.Σ2 = 32,647
Rencana luas
section = = 32,300
Perbedaan luas =
[(As -
ASD)/As]x100% 0,347 - 0,011 %
LOA = 74,09 m
LWL = 71,49 m LUAS SECTION
LBP = 68,79 m
B = 12,64 m SECTION 17
H = 6,67 m
T = 4,75 m T = 0,792
T 0,5 b
WL m m2 MS 0,5 B x MS
1 2 3 4 3*4
0 0,000 1,251 1 1,251
1 0,792 2,015 4 8,058
2 1,583 2,247 2 4,493
3 2,375 2,416 4 9,663
4 3,167 2,592 2 5,183
5 3,958 2,790 4 11,161
6 4,750 3,000 1 3,000
Σ= 42,809
Luas section
(As) = 2. 1/3 . T.Σ2 = 22,594
Rencana luas
section = = 22,200
Perbedaan luas =
[(As -
ASD)/As]x100% 0,394 - 0,017 %
LOA = 74,09 m
LWL = 71,49 m LUAS SECTION
LBP = 68,79 m
B = 12,64 m SECTION 18
H = 6,67 m
T = 4,75 m T = 0,792
T 0,5 b
WL m m2 MS 0,5 B x MS
1 2 3 4 3*4
0 0,000 0,551 1 0,551
1 0,792 1,101 4 4,404
2 1,583 1,272 2 2,544
3 2,375 1,418 4 5,674
4 3,167 1,585 2 3,170
5 3,958 1,770 4 7,081
6 4,750 2,000 1 2,000
Σ= 25,423
Luas section (As) = 2. 1/3 . T.Σ2 = 13,418
Rencana luas
section = = 13,000
Perbedaan luas =
[(As -
ASD)/As]x100% 0,418 0,031 %
LOA = 74,09 m
LWL = 71,49 m LUAS SECTION
LBP = 68,79 m
B = 12,64 m SECTION 19
H = 6,67 m
T = 4,75 m T = 0,792
T 0,5 b
WL m m2 MS 0,5 B x MS
1 2 3 4 3*4
0 0,000 0,051 1 0,051
LOA = 74,09 m
LWL = 71,49 m LUAS SECTION
LBP = 68,79 m
B = 12,64 m SECTION 20
H = 6,67 m
T = 4,75 m T = 0,792
T 0,5 b
WL m m2 MS 0,5 B x MS
1 2 3 4 3*4
0 0,000 0,000 1 0,000
1 0,792 0,812 4 3,248
2 1,583 0,835 2 1,670
3 2,375 0,976 4 3,903
4 3,167 0,895 2 1,790
5 3,958 0,652 4 2,608
6 4,750 0,000 1 0,000
Σ= 13,219
Luas section (As) = 2. 1/3 . T.Σ2 = 6,977
Rencana luas section
= = 7,000
Perbedaan luas =
[(As -
ASD)/As]x100% 0,023 - 0,003%
Pada penampang garis air, hanya digambarkan separuh bidang atau separuh
lebar dari penampang garis air (Half Breadth) hal ini dikarenakan bentuk kapal yang
simetris sehingga separuh bidang tersebut dianggap telah mewakili seluruh luas
penampang garis air.
6.87532
Gambar 3.13 Buttock
3.2.1.6 Garis penampang diagonal (Diagonal Line)
Garis sent adalah garis yang ditarik pada salah satu atau beberapa titik yang ada
pada garis tengah ( centre line ) membuat sudut dengan garis tengah. Adapun kegunaan
dari garis senta dalah utuk mengetahui kebenaran dari bentuk gading ukur yang masih
kurang baik atau kurang streamline, maka bentuk dari garissent ini juga kurang
streamline.
CL
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
Keterangan :
WL : Garis air (waterline)
T : Sarat
BMS : Lebar midship
section
AMS : Luas midship section
Cm : Koefisien midship
section
Waterline (WL)
NO. Properti volume Simbol Satuan WL0 WL1 WL2 WL3 WL4 WL5 WL6
1 Dimensi kapal
a. Panjang garis air LWL m 65,303 66,894 67,420 67,267 66,973 69,015 71,490
b. Lebar garis air BWL m 10,168 12,475 12,640 12,640 12,640 12,640 12,640
c. Sarat T m 0,000 0,792 1,583 2,375 3,167 3,958 4,750
2 Properti volume
a. Volume V m3 - 367,823 775,284 1189,487 1625,218 2083,511 2590,726
b. Displacement di air laut DS ton - 379,846 800,626 1228,369 1678,342 2151,616 2675,411
c. Displacement di air tawar DF ton - 370,582 781,098 1198,408 1637,407 2099,137 2610,157
d. Jarak titik tekan terhadap - 0,412 0,821 1,225 1,640 2,064 2,514
KB m
keel
e. Jarak titik tekan terhadap
B m - 0,434 0,478 0,489 0,362 0,100 -0,476
midship
f. Jari-jari metasentra - 12,042 6,308 4,319 3,361 2,878 2,902
MB m
melintang
g. Jari-jari metasentra - 252,000 134,193 95,537 77,584 72,847 76,945
M LB m
memanjang
h. Tinggi metasentra - 12,453 7,130 5,544 5,002 4,942 5,416
MK m
melintang
i. Tinggi metasentra - 252,411 135,014 96,762 79,225 74,911 79,459
M LK m
memanjang
j. Koefisien blok CB - 0,521 0,542 0,554 0,568 0,582 0,604
k. Koefisien prismatik - 0,930 0,929 0,917 0,899 0,858 0,784
CPV
vertical
l Koefisien prismatik - 0,554 0,563 0,568 0,579 0,591 0,611
CPL
longitudinal
MB IY 45
MK MLB IL DF AWL
MLK TPC DDT KB OF MTC IT DS OB CB CM CW CPH CPV
BAB IV
PENUTUP
4. 1 Simpulan
Dalam menyelesaikan tugas rencana garis-garis (lines plan) dapat dilakukan
dengan menggambarkan penampang-penampang bentuk kapal, lambung kapal
secara imajinatif dipotong dengan pendekatan tiga sistem penampang. Ketiga
sistem penampang yang dimaksud adalah Buttock, Waterplane, dan Section.
• Buttock
Sistem penampang kapal yang pertama adalah buttock yang diperoleh
dari pemotongan pada arah vertikal memanjang kapal.
• Waterplane
Sistem penampang kapal yang kedua adalah penampang horizontal
yang lazim disebut waterplane (penampang garis air). Waterplane tersebut
diperoleh dari pemotongan secara horizontal yang tegak lurus terhadap
pemotongan yang pertama.
• Section
Sistem penampang kapal yang ketiga adalah section. Section ini
diperoleh dari pemotongan secara vertikal melintang kapal yang tegak lurus
terhadap sistem pemotongan yang pertama dan kedua
Untuk melakukan penggambaran kurva hidrostatik kapal dibutuhkan data –
data yang meliputi:
4.2 Saran
Masih perlu adanya penambahan literatur buku-buku untuk pengerjaan tugas.
Dalam penggambaran agar memperhatikan waktu yang diberikan dalam
melaksanakan tugas.
DAFTAR PUSTAKA
Edward, V., Lewis. 1988. Principles of Naval Architecture Second Revision: The
Society of Naval Architecture and Marine Engineers 601 Pavonia
Avenue.
Eyres, D., J.. 2001. Ship Construction Fifth Edition. Licensing Agency Ltd.
H. SchneeKluth and V. Bertram. Ship Design for Efficiency and Economy. Planta Tree:
Great Britain.
Jaya, Indra Kusna. 2008. Teknik Konstruksi Kapal Baja Jilid I. Departemen
Pendidikan Nasional: Jakarta.
M., Kracht, Alfred. 1978. Design of Bulbous Bow. SNAME Transactions
SV.AA. Harvald. Resistance and Propulsion of Ships. Departemen of Ocean
…….Engineering the Technical Universty of Denmark: Denmark, Lyngby
Taggart. Robert, 1980. Ship Design and Construction. The Society of Naval Architects
…….and Marine Engineers: New York.
Tupper, E., C. 1996. Introduction to Naval Architecture Third Edition: Elsevier
Science Ltd.
LAMPIRAN
S1 = S2 = S3 = S4 =
169,726 4,716 3096,995 2330,772
Waterline area (AWL) = 2 S/3 S1 388,899 m2
Centre of waterplane from midship ( OF ) = S S2 / S1 0,096 m
Athwart inertia moment of waterplane( IT ) = 2 1/3 S/3 S3 2365,416 m4
Longitudinal inertia moment to midship (Iy) = 2 1/3 S S43
63088,054 m4
2
Long. inertia moment of waterplane(IL) = Iy - OF AWL 63084,507 m4
S1 = S2 = S3 = S4 =
207,227 28,485 5113,626 3185,591
Waterline area (AWL) = 2 S/3 S1 474,825 m2
Centre of waterplane from midship ( OF ) = S S2 / S1 0,472 m
Athwart inertia moment of waterplane( IT ) = 2 1/3 S/3 S3 3905,674 m4
Longitudinal inertia moment to midship (Iy) = 2 1/3 S S4
3
86225,824 m4
2
Long. inertia moment of waterplane(IL) = Iy - OF AWL 86119,842 m4
S1 = S2 = S3 = S4 =
218,000 34,858 5799,015 3430,029
Waterline area (AWL) = 2 S/3 S1 499,511 m2
Centre of waterplane from midship ( OF ) = S S2 / S1 0,550 m
Athwart inertia moment of waterplane( IT ) = 2 1/3 S/3 S3 4429,159 m4
Longitudinal inertia moment to midship (Iy) = 2 1/3 S S43
92842,131 m4
2
Long. inertia moment of waterplane(IL) = Iy - OF AWL 92691,264 m4
S1 = S2 = S3 = S4 =
224,952 33,217 6216,537 3624,740
Waterline area (AWL) = 2 S/3 S1 515,440 m2
Centre of waterplane from midship ( OF ) = S S2 / S1 0,508 m
Athwart inertia moment of waterplane( IT ) = 2 1/3 S/3 S3 4748,053 m4
Longitudinal inertia moment to midship (Iy) = 2 1/3 S S4
3
98112,460 m4
2
Long. inertia moment of waterplane(IL) = Iy - OF AWL 97979,695 m4
S1 = S2 = S3 = S4 =
229,933 35,397 6403,456 3849,088
Waterline area (AWL) = 2 S/3 S1 526,854 m2
Centre of waterplane from midship ( OF ) = S S2 / S1 0,529 m
Athwart inertia moment of waterplane( IT ) = 2 1/3 S/3 S3 4890,818 m4
Longitudinal inertia moment to midship (Iy) = 2 1/3 S 3 S4 104185,000 m4
2
Long. inertia moment of waterplane(IL) = Iy - OF AWL 104037,501 m4
S1 = S2 = S3 = S4 =
225,461 37,016 6216,851 3676,677
Waterline area (AWL) = 2 S/3 S1 516,607 m2
Centre of waterplane from midship ( OF ) = S S2 / S1 0,564 m
Athwart inertia moment of waterplane( IT ) = 2 1/3 S/3 S3 4748,292 m4
Longitudinal inertia moment to midship (Iy) = 2 1/3 S S4
3
99518,271 m4
2
Long. inertia moment of waterplane(IL) = Iy - OF AWL 99353,778 m4
S1 = S2 = S3 = S4 =
238,266 19,791 6725,955 4200,053
Waterline area (AWL) = 2 S/3 S1 545,947 m2
Centre of waterplane from midship ( OF ) = S S2 / S1 0,285 m
Athwart inertia moment of waterplane( IT ) = 2 1/3 S/3 S3 5137,135 m4
Longitudinal inertia moment to midship (Iy) = 2 1/3 S 3 S4 113684,726 m4
2
Long. inertia moment of waterplane(IL) = Iy - OF AWL 113640,231 m4
S1 = S2 = S3 = S4 =
238,491 3,288 6733,015 4187,592
Waterline area (AWL) = 2 S/3 S1 546,462 m2
Centre of waterplane from midship ( OF ) = S S2 / S1 0,047 m
Athwart inertia moment of waterplane( IT ) = 2 1/3 S/3 S3 5142,527 m4
Longitudinal inertia moment to midship (Iy) = 2 1/3 S S4
3
113347,445 m4
2
Long. inertia moment of waterplane(IL) = Iy - OF AWL 113346,217 m4
S1 = S2 = S3 = S4 =
249,017 -26,562 7152,133 4661,255
Waterline area (AWL) = 2 S/3 S1 570,581 m2
Centre of waterplane from midship ( OF ) = S S2 / S1 -0,367 m
Athwart inertia moment of waterplane( IT ) = 2 1/3 S/3 S3 5462,641 m4
Longitudinal inertia moment to midship (Iy) = 2 1/3 S 3 S4 126168,289 m4
2
Long. inertia moment of waterplane(IL) = Iy - OF AWL 126091,599 m4
S1 = S2 = S3 = S4 =
249,785 -49,048 7154,420 4716,828
Waterline area (AWL) = 2 S/3 S1 572,341 m2
Centre of waterplane from midship ( OF ) = S S2 / S1 -0,675 m
Athwart inertia moment of waterplane( IT ) = 2 1/3 S/3 S3 5464,387 m4
Longitudinal inertia moment to midship (Iy) = 2 1/3 S S4
3
127672,497 m4
2
Long. inertia moment of waterplane(IL) = Iy - OF AWL 127411,808 m4
S1 = S2 = S3 = S4 =
267,721 -143,084 7851,430 5683,828
Waterline area (AWL) = 2 S/3 S1 613,438 m2
Centre of waterplane from midship ( OF ) = S S2 / S1 -1,837 m
Athwart inertia moment of waterplane( IT ) = 2 1/3 S/3 S3 5996,748 m4
Longitudinal inertia moment to midship (Iy) = 2 1/3 S 3 S4 153846,739 m4
2
Long. inertia moment of waterplane(IL) = Iy - OF AWL 151776,860 m4
S1 = S2 = S3 = S4 =
276,561 -189,256 8464,929 6050,062
Waterline area (AWL) = 2 S/3 S1 633,693 m2
Centre of waterplane from midship ( OF ) = S S2 / S1 -2,352 m
Athwart inertia moment of waterplane( IT ) = 2 1/3 S/3 S3 6465,325 m4
Longitudinal inertia moment to midship (Iy) = 2 1/3 S S4
3
163759,735 m4
2
Long. inertia moment of waterplane(IL) = Iy - OF AWL 160254,180 m4
S1 = S2 = S3 = S4 =
303,730 -487,44 9843,703 8146,916
Waterline area (AWL) = 2 S/3 S1 695,948 m2
Centre of waterplane from midship ( OF ) = S S2 / S1 -5,516 m
Athwart inertia moment of waterplane( IT ) = 2 1/3 S/3 S3 7518,401 m4
Longitudinal inertia moment to midship (Iy) = 2 1/3 S 3 S4 220516,225 m4
2
Long. inertia moment of waterplane(IL) = Iy - OF AWL 199342,217 m4
DIMENSIONS OF SHIP
LOA = 74,090 m. PROPERTI PENAMPANG TENGAH KAPAL
LWL = 71,490 m.
LBP = 68,740 m. Waterline spacing (t) = 0,3958 m
B = 12,640 m.
H = 6,670 m.
T = 4,750 m.
WL 0,5 B MS 0,5 B . MS WL 0,5 B (m) MS 0,5 B . MS
(1) (2) (3) (4)
0 4,999 1 4,999 3 6,320 1 6,320
0,5 5,991 4 23,962 3,5 6,320 4 25,280
1 6,237 1 6,237 4 6,320 1 6,320
∑= 35,199 ∑= 148,876
9,289 39,287
1 6,237 1 6,237 4 6,320 1 6,320
1,5 6,320 4 25,280 4,5 6,320 4 25,280
2 6,320 1 6,320 5 6,320 1 6,320
∑= 73,036 ∑= 186,796
19,273 49,293
2 6,320 1 6,320 5 6,320 1 6,320
2,5 6,320 4 25,280 5,5 6,320 4 25,280
3 6,320 1 6,320 6 6,320 1 6,320
∑= 110,956 ∑= 224,716
29,280 59,300
WATERLINE (WL)
NO SUBJECTS SYMBOL FORMULA UNIT
WL.0 WL.1 WL.2 WL.3 WL.4 WL.5 WL.6
Athwart inertia moment of
1 IT m4 2365,416 4429,159 4890,818 5137,135 5462,641 5996,748 7518,401
waterline
Longitudinal inertia moment of
2 IL m4 63084,507 92691,264 104037,501 113640,231 126091,599 151776,860 199342,217
waterline
3 Volume V m3 - 367,823 775,284 1189,487 1625,218 2083,511 2590,726
Vertical centre of buoyancy from
4 KB m - 0,412 0,821 1,225 1,640 2,064 2,514
baseline
5 Athwart metacentra radius MB [1] / [3] m - 12,042 6,308 4,319 3,361 2,878 2,902
6 Longitudinal metacentra radius MLB [2] / [3] m - 252,000 134,193 95,537 77,584 72,847 76,945
7 Athwart metacentra geight MK [4] + [5] m - 12,453 7,130 5,544 5,002 4,942 5,416
8 Longitudinal metacentra height MLK [4] + [6] m - 252,411 135,014 96,762 79,225 74,911 79,459
WATERLINE (WL)
NO SUBJECTS SYMBOL FORMULA UNIT
WL.0 WL.1 WL.2 WL.3 WL.4 WL.5 WL.6
1 Length on the waterline LWL m 71,490 71,490 71,490 71,490 71,490 71,490 71,490
2 Breadth B m 9,998 12,474 12,640 12,640 12,640 12,640 12,640
3 Draught T m 0 0,791666667 1,5833333 2,375 3,1666667 3,9583333 4,75
4 Area of waterline AWL m2 388,899 499,511 526,854 545,947 570,581 613,438 695,948
5 Area of midship section AMS m2 9,288501671 19,273363 29,28003 39,286697 49,293363 59,30003
6 Volume V m3 367,823 775,284 1189,487 1625,218 2083,511 2590,726
7 Waterline coefficient CW [4]/{[1].[2]} 0,544 0,560 0,583 0,604 0,631 0,679 0,770
8 Midship section coeff. CM [5]/{[2].[3]} - 0,941 0,963 0,975 0,982 0,985 0,988
9 Block coefficient CB [6]/{[1].[2].[3]} - 0,521 0,542 0,554 0,568 0,582 0,604
10 Vertical prismatic coeff. CPV [9] / [7] - 0,930 0,929 0,917 0,899 0,858 0,784
11 Long. prismatic coeff. CPH [9] / [8] - 0,554 0,563 0,568 0,579 0,591 0,611
2 Area of waterline AWL m2 388,899 499,511 526,854 545,947 570,581 613,438 695,948
Long. centre of buoyancy from
3 OF m 0,096 0,550 0,529 0,285 -0,367 -1,837 -5,516
midship
Long. centre of buoyancy from
4 MLB m - 252,000 134,193 95,537 77,584 72,847 76,945
midship
6 Ton per centimetre immersion TPC 0,01 [2] 1,025 m 3,986 5,120 5,400 5,596 5,848 6,288 7,133
8 Momren trim one centimetre MTC [4].[5]/{100[1]} ton.m/cm - 13,925 15,630 17,072 18,943 22,802 29,947