Oleh:
DWI APRILIANTO
D031191099
1
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT. yang telah memberikan saya secara pribadi kemudahan
sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini secara maksimal. Saya yakin bahwa tanpa
pertolongan-Nya, tentunya saya tidak akan mampu untuk menyelesaikan makalah ini dengan
maksimal. Shalawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada baginda Nabi Besar, Nabi
Muhammad Sholallahu’alaihi wasallam yang merupakan revolusioner sejati sepanjang jaman.
Syukur tak henti-hentinta saya ucapkan kepada Allah SWT. atas limpahan nikmat sehat-
Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga saya mampu untuk menyelesaikan
pembuatan makalah ini dengan semaksimal mungkin.
Makalah ini memang masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak terdapat kesalahan
serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, saya mengharapkan kritik serta saran dari pembaca
untuk makalah ini, agar kedepannya dapat membuat makalah yang lebih baik lagi. Dan apabila
terdapat banyak kesalahan pada makalah ini saya mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Penulis
Dwi Aprilianto
2
DAFTAR ISI
JUDUL…………………………………………………………………..………………………..1
KATA PENGANTAR……………………………………………………………………………2
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………………..3
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………………………...4
A. Latar Belakang…………………………………………………………………………….4
B. Rumusan Masalah…………………………………………………………………………5
C. Tujuan Pembahasan……………………………………………………………………….5
BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………………………………6
A. Deskripsi Gelombang……………………………………………………………………..6
B. Teori Gelombang Amplitudo Kecil pada Air Dangkal dan Dalam……………………….7
C. Nilai Batas Gelombang Periode 2D pada Air Dangkal dan Dalam……………………...16
A. Kesimpulan……………………………………………………………………………....18
B. Saran ………………………………………………………………………………….....18
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………………...19
LAMPIRAN……………………………………………………………………………………..20
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Gelombang air merupakan sebuah istilah yang memiliki deskripsi yang belum jelas dan
akurat hingga kini. Hal ini dikarenakan permukaan laut merupakan suatu bidang yang
kompleks dengan pola gelombang yang selalu berubah dan tidak stabil. Gelombang merupakan
peristiwa penaikan dan penurunan air secara periodic dan dapat dijumpai di semua tempat
di seluruh dunia. Gross (1993) mendefinisakan gelombang sebagai gangguan yang terjadi di
permukaan air. Sedangkan Sverdrup at al (1946) mendefinisikan gelombang sebagai sesuatu
yang terjadi secara periodic terutama gelombang yang disebabkan oleh adanya peristiwa
pasang surut.
Gelombang yang terjadi di laut sebenarnya dapat dibedakan menjadi beberapa jenis atau
tipe gelombang. Perbedaan jenis atau tipe gelombang ini berdasarkan gaya yang
membangkitkannya. Gelombang yang terjadinya karena dibangkitkan oleh angin disebut
dengan gelombang angin. Angin yang bertiup dipermukaan laut selama waktu tertentu, baik
angin yang bertiup ke arah darat maupun angin yang bertiup ke arah laut akan menimbulkan
gelombang. Gelombang angin ini termasuk jenis gelombang pendek, karena besarnya periode
gelombang ini adalah mulai beberapa detik sampai dengan beberapa menit. Gelombang
pasang surut atau sering disebut juga dengan gelombang pasut, merupakan gelombang yang
terjadinya disebabkan oleh gaya tarik-menarik benda-benda langit, terutama matahari dan
bulan. Gelombang ini termasuk jenis gelombang panjang, karena periode gelombangnya
adalah dari beberapa jam sampai dengan beberapa tahun. Gelombang tsunami adalah
gelombang yang terjadinya karena adanya pergerakan massa air di laut, yang dapat
disebabkan oleh letusan gunung berapi atau gempa yang terjadi di laut.
Gelombang air merupakan salah satu gelombang yang mempunyai amplitudo dari yang
kecil sampai yang besar. Dan setiap peristiwa atau fenomena amplitude yang selalu berubah-
ubah tentunya memiliki penjelasan masing-masing. Untuk itu perlu di kaji dengan jelas
bagaimana teori yang berkaitan dengan gelombang amplitudo pada air dangkal dan dalam,
4
terkhusus pada gelombang amplitude kecil, serta bagaimana rentang atau interval batas dari
gelombang periode 2D pada air dangkal dan dalam.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam penulisan makalah ini yaitu sebagai berikut:
2. Bagaimana teori gelombang amplitudo kecil pada air dangkal dan dalam?
3. Bagaimana nilai batas gelombang periode 2D pada air dangkal dan dalam?
C. Tujuan Pembahasan
2. Untuk mengetahui teori gelombang amplitude kecil pad air dangkal dan dalam.
3. Untuk mengetahui nilai batas gelombang periode 2D pada air dangkal dan dalam.
5
BAB II
PEMBAHASAN
A. Deskripsi Gelombang
Gelombang menurut KBBI adalah ombak besar yang bergulung-gulung di lautan. Dalam
dunia perkapalan gelombang yang paling banyak digunakan adalah gelombang angin dan
gelombang air. Gelombang angin yang selanjutnya disebut dengan gelombang yang dapat
mempengaruhi pergerakan kapal di lautan. Gelombang angin dapat mengurangi kecepatan
kapal di laut jika pergerakan kapal melawan arah dengan arah angin, akan tetapi gelombang
angin juga dapat meningkatkan kecepatan kapal jika pergerakan kapal searah dengan arah
angin. Gelombang air juga sangat berpengaruh pada pergerakan kapal ketika berlayar,
gelombang air dengan amplitudo kecil lebih memudahkan olah gerak kapal dan stabilitas kapal
juga terjaga, sedangkan gelombang air dengan amplitudo besar dapat mempersulit olah gerak
kapal.
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa gelombang dalam dunia
perkapalan adalah suatu getaran yang merambat pada suatu medium yang membawa energi
atau gaya dari satu tempat ke tempat lainnya. Gaya inilah yang membuat kapal sulit
untuk melakukan olah gerak ketika gelombang yang menimpa kapal cukup/ataubesar.
Massa permukaan air selalu dalam keadaan bergerak, gerakan ini terutama ditimbulkan
oleh kekuatan angin yang bertiup melintasi permukaan air dan menghasilkan energi gelombang
dan arus. Bentuk gelombang yang dihasilkan cenderung tidak menentu dan tergantung pada
beberapa sifat gelombang, periode dan tinggi dimana gelombang dibentuk, gelombang jenis
ini disebut “Sea”. Gelombang yang terbentuk akan bergerak ke luar menjauhi pusat asal
gelombang dan merambat ke segala arah, serta melepaskan energinya ke pantai dalam bentuk
empasan gelombang. Rambatan gelombang ini dapat menempuh jarak ribuan kilometer
sebelum mencapai suatu pantai, jenis gelombang ini disebut “Swell”.
Gelombang mempunyai ukuran yang bervariasi mulai dari riak dengan ketinggian
beberapa centimeter sampai pada gelombang badai yang dapat mencapai ketinggian 30 m.
Selain oleh angin, gelombang dapat juga ditimbulkan oleh adanya gempa bumi, letusan gunung
berapi, dan longsor bawah air yang menimbulkan gelombang yang bersifat merusak (Tsunami)
serta oleh daya tarik bulan dan bumi yang menghasilkan gelombang tetap yang dikenal sebagai
gelombang pasang surut.
6
B. Teori Gelombang Amplitudo Kecil pada Air Dangkal/Dalam
Gelombang sebenarnya yang terjadi di alam adalah sangat kompleks dan tidak dapat
dirumuskan dengan akurat. Akan tetapi dalam mempelajari fenomena gelombang
yang terjadi di alam dilakukan beberapa asumsi sehingga muncul beberapa teori
gelombang. Akan tetapi dalam bab ini hanya akan dibahas mengenai teori gelombang
amplitudo kecil. Teori gelombang ini merupakan teori gelombang yang paling sederhana
karena merupakan teori gelombang linier, yang pertama kali diperkenalkan oleh Airy pada
tahun 1845.
Sebelum menurunkan persamaan gelombang, maka perlu diketahui asumsi-asumsi
yang diberikan untuk menurunkan persamaan gelombang sebagai berikut,
Asumsi-asumsi ini diberikan agar penurunan teori gelombang amplitudo kecil dapat
dilakukan. Untuk menurukan persamaan gelombang perlu dipahami terlebih dahulu definisi
dan notasi yang dipergunakan dalam persamaan yang akan diturunkan, sebagai berikut.
1. Pendekatan Teori
Penyelesaian masalah nilai batas teori gelombang air linier untuk dasar horizontal dapat
dimulai dari persamaan sebagai berikut,
φ(x,y,z)=X(x).Z(z).Γ(t) …Pers. (01)
Dimana, φ(x,y,z) merupakan fungsi yang hanya tergantung pada variabel x dan variabel
z, dan juga merupakan fungsi yang bervariasi terhadap waktu t. Sehingga φ merupakan
suatu fungsi periodik dan tergantung pada variabel x, z, dan t. Selanjutnya persamaan di
atas dapat dituliskan sebagai berikut,
φ(x,y,z)=X(x).Z(z).sin(σt) …Pers. (02)
∂²φ∂x²+∂²φ∂z²=∂²{X(x).Z(z).sin(σt)}∂x²+∂²{X(x).Z(z).sin(σt)}∂z²
∂²φ∂x²+∂²φ∂z²=∂²X(x)∂x²Z(z).sin(σt)+∂ ²Z(z)∂z²X(x).sin(σt)
∂²X(x)∂x²Z(z).sin(σt)+∂ ²Z(z)∂z²X(x).sin(σt)=0
8
∂²X(x)∂x²Z(z)+∂ ²Z(z)∂z²X(x)=0
Dari persamaan di atas diketahui bahwa, persamaan akan dipenuhi bila penjumlahan
dari penyelesaian untuk setiap bagian persamaan dari variabel x dan z menghasilkan nilai
nol. Untuk dapat menyelesaikan persamaannya, Persamaan (04) ini dapat ditulis menjadi dua
bagian persamaan, yaitu Persamaan (05a) yang mengandung variabel x dan Persamaan (05b)
yang mengandung variabel z sebagai berikut,
1X(x)∂²X(x)∂x²=-k² …Pers(05a)
1Z(z)∂²Z(z)∂z²=k² …Pers(05b)
Solusi untuk Persamaan (05a) adalah sebagai berikut,
X(x)=A.cos(k.x)+B.sin(k.x) …Pers(06)
Sedangkan solusi untuk Persamaan (05b) adalah sebagai berikut,
Z(z)=C.ek.z+D.e-k.z …Pers(07)
Sedangkan untuk bagian B.sin(k.x) dapat diturunkan dengan cara yang sama.\
Diketahui Persamaan untuk kondisi batas dasar horizontal adalah sebagai berikut,
w=-∂φ∂z=0∣z=-h …Pers.(10)
9
Berdasarkan kondisi batas pada dasar perairan, dimana kecepatan arah vertikal
(w) pada dasar adalah sama dengan nol, sehingga Persamaan (10) dapat ditulis menjadi,
w=-∂φ∂z=-∂∂z{A.cos(k.x).{C.ek.z+D.e-k.z}.sin(σt)}=0
w=-∂φ∂z=-{A.cos(k.x).{k.C.ek.h+k.D.e-k.h}.sin(σt)}=0 …Pers.(11)
Persamaan (11) hanya dapat diselesaikan hanya bila memenuhi persamaan berikut,
k.C.ek.h+k.D.e-k.h=0 …Pers.(12)
Sehingga berdasarkan persamaan di atas didapat persamaan berikut,
C=D.e².k.h …Pers.(13)
Dengan mensubstitusikan Persamaan (13) ke dalam Persamaan (09), persamaan
ini dapat disusun menjadi persamaan sebagai berikut,
φ(x,z,t)=A.cos(k.x).{(D.e².k.h).ek.z+D.e-k.z}.sin(σt) …Pers(14a)
φ(x,z,t)=A.cos(k.x).{ek.h.D.ek.h.ek.z+ek.h.D.e-k.h.e-k.z}.sin(σt) … Pers(14b)
φ(x,z,t)=A.D.ek.h.cos(k.x).{ek.h.ek.z+e-k.h.e-k.z}.sin(σt) … Pers(14c)
φ(x,z,t)=A.D.ek.h.cos(k.x).{ek.(h+z)+e-k.(h+z)}.sin(σt) … Pers(14d)
φ(x,z,t)=G.cos(k.x).coshk(h+z).sin(σt)
10
Persamaan di atas merupakan persamaan potensial kecepatan dengan konstanta baru G.
Untuk dapat menurunkan persamaan ini selanjutnya diperlukan persamaan Bernoulli.
2. Persamaan Bernoulli
∂u∂z=∂w∂x
Untuk aray y:
Arah⇒z∂w∂t+u(∂w∂x)+w∂w∂z=-1ρ∂p∂z-g
Arah⇒z∂w∂t+u(∂u∂z)+w∂w∂z=-1ρ∂p∂z-g
Arah⇒z∂w∂t+∂∂z(u2²)+∂∂z(w2²)=-1ρ∂p∂z-g
Arah⇒z∂w∂t+12∂∂z(u2+w2)=-1ρ∂p∂z-g …Pers(18b)
Dimana,
u=-∂φ∂x= kecepatan aliran dalam arah sumbu x
w=-∂φ∂z= kecepatan aliran dalam arah sumbu z
11
Dengan mensubstitusikan u dan w kedalam Persamaan (18a) dan Persamaan (18b)
maka akan didapat persamaan berikut,
Untuk arah x:
Arah⇒x∂u∂t+12∂∂x(u2+w2)=-1ρ∂p∂x
Arah⇒x∂∂t(-∂φ∂x)+12∂∂x(u2+w2)=-1ρ∂p∂x
Arah⇒x∂∂t(-∂φ∂x)+12∂∂x(u2+w2)+1ρ∂p∂x=0
3. Potensial Kecepatan
Bila persamaan ini dilinierkan, yaitu dengan mengabaikan suku u2 dan w2, dan
pada batas permukaan z=η, dan diasumsikan bahwa tekanan permukaan (tekanan
atmosfir) adalah sama dengan nol, sehingga persamaan Bernoulli di atas ditulis menjadi,
-∂φ∂t+g.η=C(t)
η=1g∂φ∂t∣z=η+C(t)g …Pers(24)
12
Karena η nilainya kecil sekali terhadap fungsi ruang (x dan z) dan waktu (t) maka
konstanta C(t) juga kecil sekali atau sama dengan nol. Sehingga Persamaan (26) dapat
ditulis menjadi,
η=Gσcoshk(h)gcos(kx)cos(σt) …Pers(27)
Karena nilai η diasumsikan sebagai suatu nilai yang bergerak secara periodik
terhadap fungsi ruang dan waktu maka Persamaan (27) ini dapat ditulis sebagai berikut,
η={Gσcoshk(h)g}cos(kx)cos(σt)
η={H²}cos(kx)cos(σt) …Pers(28)
Dan selanjutnya dari Persamaan (08), bagian yang mengandung faktor Bsin(kx)
φ(x,z,t)={B.sin(k.x)}.{C.ek.z+D.e-k.z}.sin(σt) …Pers(32)
Dengan menggunakan cara yang sama, solusi pendekatan untuk Persamaan (32) dapat
ditulis menjadi,
φ(x,z,t)=H²gcoshk(h+z)σcoshk(h)sin(kx)cos(σt) …Pers(33)
13
Persamaan (33) merupakan persamaan potensial kecepatan dari bentuk
gelombang lainnya yang arahnya berlawanan. Solusi fluktuasi muka air dari Persamaan
(33) untuk kondisi batas permukaan dimana η=0, adalah sebagai berikut,
η(x,t)=1g∂φ∂t∣z=0=-H²sin(kx)sin(σt) …Pers(34)
Selanjutnya, potensial kecepatan total dari Persamaan (08) merupakan penjumlahan
potensial kecepatan dari Persamaan (31) dan Persamaan (33) seperti berikut,
φ(x,z,t)=H²gcoshk(h+z)σcoshk(h)(cos(kx)sin(σt)-sin(kx)cos(σt)) …Pers(35)
Karena, cos(kx)sin(σt)-sin(kx)cos(σt)=-sin(kx-σt)
Maka Persamaan (35) dapat ditulis menjadi bentuk persamaan sebagai berikut,
φ(x,z,t)=-H²gcoshk(h+z)σcoshk(h)(sin(kx-σt)) …Pers(36)
η(x,t)=1g∂φ∂t∣z=0=H²cos(kx)cos(σt)-H2sin(kx)sin(σt)
η(x,t)=1g∂φ∂t∣z=0=H²{cos(kx)cos(σt)-sin(kx)sin(σt)} …Pers(37)
Karena,
cos(kx)cos(σt)-sin(kx)sin(σt)=cos(kx-σt)
η(x,t)=1g∂φ∂t∣z=0=H²cos(kx-σt) …Pers(38)
Diketahui bahwa komponen vertikal kecepatan partikel pada permukaan air w=∂η∂t
adalah sangat kecil, dan η yang diberikan dari Persamaan (38) bukan merupakan fungsi dari
z, sehingga kondisi batas aliran kinematik yang dilinierkan ini menghasilkan persamaan
sebagai berikut,
14
w=-∂φ∂z=∂η∂t
-∂φ∂z=∂∂t[1g∂φ∂t]∣z=0
-∂φ∂z=1g∂2φ∂t2∣z=0 ..Pers(39)
Selanjutnya Persamaan (36) disubstitusikan ke dalam Persamaan (39) sebagai berikut,
-∂φ∂z=1g∂2φ∂t2∣z=0
-∂∂z{-H2gcoshk(h+z)σcoshk(h)(sin(k.x-σ.t))}=1g∂2∂t2{-
H2gcoshk(h+z)σq.coshk(h)(sin(k.x-σ.t))}∣z=0
a.g.k.σsinhk(h+z)coshk(h)(sin(k.x-σ.t))=acoshk(h+z)coshk(h)∂∂t(cos(k.x-σ.t))∣z=0
a.g.k.σsinhk(h+z)coshk(h)(sin(k.x-σ.t))=aσcoshk(h+z)coshk(h)(sin(k.x-σ.t))∣z=0
g.k.σsinhk(h+z)coshk(h)(sin(k.x-σ.t))=σcoshk(h+z)coshk(h)(sin(k.x-σ.t))∣z=0
g.k.σsinhk(h+z)coshk(h)=σcoshk(h+z)coshk(h)∣z=0 …Pers(40)
Dengan memasukkan z=0 kedalam Persamaan (40), selanjutnya Persamaan (40) dapat
ditulis menjadi,
σ2=g.k.sinhk(h)coshk(h)
σ2=g.k.tanhk(h) …Pers(41)
Persamaan (41) merupakan persamaan untuk teori gelombang amplitudo kecil.
Dimana,
σ=2.πT;
k=2.πL;
C=LT
Gelombang mempunyai ukuran yang bervariasi mulai dari riak dengan ketinggian
beberapa centimeter sampai pada gelombang badai yang dapat mencapai ketinggian 30 m.
Selain oleh angin, gelombang dapat juga ditimbulkan oleh adanya gempa bumi, letusan
gunung berapi, dan longsor bawah air yang menimbulkan gelombang yang bersifat
merusak (Tsunami) serta oleh daya tarik bulan dan bumi yang menghasilkan gelombang
tetap yang dikenal sebagai gelombang pasang surut.
Sebuah gelombang tertdiri dari beberapa bagian antara lain:
Menurut Nontji (1987) antara panjang dan tinggi gelombang tidak ada satu hubungan
yang pasti akan tetapi gelombang mempunyai jarak antar dua puncak gelombang yang
makin jauh akan mempunyai kemungkinan mencapai gelombang yang semakin tinggi.
Pond and Pickard (1983) mengklasifikasikan gelombang berdasarkan periodenya,
seperti yang disajikan pada Tabel berikut ini.
16
Periode Panjang Gelombang Jenis Gelombang
Bhat (1978), Garisson (1993), dan Gross (1993) mengemukakan bahwa ada 4 bentuk besaran
yang berkaitan dengan gelombang. Yakni :
1. Amplitudo gelombang (A) adalah jarak antara puncak gelombang dengan permukaan
rata-rata air.
2. Frekuensi gelombang ( f ) adalah sejumlah besar gelombang yang melintasi suatu titik
dalam suatu waktu tertentu (biasanya didefenisikan dalam satuan detik).
3. Kecepatan gelombang (C) adalah jarak yang ditempuh gelombang dalam satu satuan
waktu tertentu.
4. Kemiringan gelombang (H/L) adalah perbandingan antara tinggi gelombang dengan
panjang gelombang
17
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Gelombang dalam dunia perkapalan adalah suatu getaran yang merambat pada suatu
medium yang membawa energi atau gaya dari satu tempat ke tempat lainnya.
2. Teori gelombang amplitudo kecil pada air dangkal dan dalam dapat diperjelas dan
dibuktikan dengan menggunakan persamaan Bernoulli dan potensial kecepatan.
3. Nilai batas gelombang periode 2D pada air dangkal dan dalam dapat dilihat pada table
berikut.
B. Saran
Penulis berharap agar pembaca dapat memberikan saran, agar dapat menjadikan acuan
penulis untuk membuat makalah yang lebih baik lagi. Terimakasih
18
DAFTAR PUSTAKA
http://jun13-oseanografidanilmukelautan.blogspot.com/2011/01/gelombang-laut.html
https://ilmuteknologyindustri.blogspot.com/2017/03/teori-gelombang-amplitudo-
kecil.html
https://www.coursehero.com/file/69826650/Teori-Dasar-Gelombangpdf/
http://ft-sipil.unila.ac.id/pantai/teori_gelombang.html
19
LAMPIRAN
20