Anda di halaman 1dari 10

MODUL 6

ANALISIS HUBUNGAN ANTAR AKTIVITAS II


1 Deskripsi
Berdasarkan analisis dari activity relationship chart (ARC), didapatkan tingkat
hubungan antar aktivitas/ fasilitas/ departemen. Hasil analisis tersebut merupakan
input dari pembuatan activity relationship diagram (ARD). ARD berfungsi untuk
menentukan kedekatan tata letak antar aktivitas/ fasilitas/ departemen. Kemudian ARD
akan divisualisasikan dalam bentuk area allocation diagram (AAD) dengan
menambahkan informasi kebutuhan ukuran luas lantai setiap aktivitas/ fasilitas/
departemen.
2 Tujuan:
a. Mampu membuat activity relationship diagram (ARD) dari suatu industri.
b. Mampu membuat area allocation diagram (AAD) dari suatu industri.
3 Input dan Output
Input:
a.

b.
c.
d.
e.
f.

Analisis activity relationship chart


Activity relationship worksheet
Multi Product Process Chart
Informasi kebutuhan luas lantai setiap aktivitas/ fasilitas/ departemen.
Informasi mengenai jumlah karyawan.
Gambar flow diagram: Plant layout detail.

Output:
a. Analisis Activity Relationship Diagram
b. Analisis Area Allocation Diagram (AAD)

4 Landasan Teori
4.1 Activity Relationship Diagram (ARD)
Activity relationship diagram (ARD) dibuat untuk memvisualisasikan hasil
analisis aliran dan analisis hubungan antar aktivitas/ failitas/ departemen ke dalam
alternatif konfigurasi tata letak pabrik. ARD dibuat dengan tujuan:
a.

Untuk menentukan lokasi fasilitas/ departemen yang satu terhadap fasilitas/


departemen yang lain.

b.

Alat bantu dalam perencanaan hubungan seluruh aktivitas/ fasilitas/


departemen secara tepat.

c.

Memberikan deskripsi tingkat hubungan antar aktivitas/ fasilitas/ departemen

Pembuatan ARD dilakukan dengan pendekatan murther (2005), yaitu dengan


menggambarkan diagram balok yang dihubungkan dengan suatu garis tertentu.
Terdapat beberapa jenis garis yang mendeskripsikan level hubungan keterdekatan
antar aktivitas/ fasilitas/ departemen, yaitu:
Tabel 6.1 Jenis Garis dalam ARD
Jenis Garis

Bentuk Garis

Kode
Degree of Closeness

4 garis lurus

3 garis lurus

2 garis lurus

1 garis lurus

Tidak ada garis

1 garis bergelombang

Tahapan dalam membuat activity relationship diagram adalah:


a. Mengambil data activity relationship worksheet seperti contoh Tabel 6.2.
Tabel 6.2 Contoh activity relationship worksheet
ACTIVITY RELATIONSHIP WORK SHEET
Aktivitas/

No

Departemen

Degree Of Closeness
A

Dept. Akutansi & Keuangan

2
3
4
5
6
7
8

Dept. Pembelian
Dept. Quality Control
Dept. Gudang
Dept. Personalia & umum
Dept. Purchasing & Pem
Mushola
Toilet

2,6

3,5,7

4,8

1,3,4
2,4
2,3,6

5,6,7
1,6,7
5,7
1,2,4,6,7
2,3,5,7
1,2,3,4,5

8,
8,
1,8
8

1,4
8
7

5,
3
8
6

1,2,3,4,5

b. Menyusun diagram balok dari setiap fasilitas/ departemen yang direncanakan


dengan urutan:

departemen yang memiliki keterkaitan mutlak (kode A) dari activity


relationship worksheet seperti terlihat pada Gambar 6.1. Hubungkan
balok diagram yang dipilih dengan jenis garis yang sesuai dengan
Tabel tidak dikarenakan tiap aktivitas yang ada pada departemen tidak

ada data yang terisi.


memiliki keterkaitan sangat penting (kode E) dari activity relationship
worksheet seperti terlihat pada Gambar 6.2 dan menghubungkannya
dengan jenis garis yang sesuai dengan Tabel 6.1.

Gambar 6.2 Contoh Fasilitas dengan Tingkat Hubungan E

hubungan keterkaitan lainnya (kode I,O,U,X) dari activity relationship


worksheet seperti Gambar dibawah ini :

Gambar 6.3 Contoh Fasilitas dengan Tingkat Hubungan A, E dan I


hubungan keterkaitan yang berbeda pada tahap sebelumnya, menjadi
satu kesatuan dengan memperhatikan kode tingkat keterkaitan antar
fasilitas.

c. Melakukan perubahan alternatif penyusunan diagram sosro dengan susunan


yang berbeda hingga tercapai konfigurasi tata letak yang optimal seperti
terlihat pada Gambar 6.4.

Gambar 6.4 Contoh Activity Relationship Diagram


4.2 Area Allocation Diagram (AAD)
Area allocation diagram atau istilah lainnya adalah space relationship
diagram, merupakan visualisasi dari konfigurasi tata letak awal yang optimal dari
ARD ke dalam bentuk template/ blok fasilitas dengan luas area sesungguhnya dari
seluruh fasilitas/ departemen tersebut. Oleh karena itu diperlukan data hasil
perencanaan kebutuhan luasan area sebelum membuat AAD. Kebutuhan luas area
dapat dikelompokkan menjadi 4, yaitu:
a. Blok Dept. purchasing
b. Blok Dept. Personalia umum
c. Blok Dept. Pem
d. Blok Dept. Gudang

Dari keempat kelompok area tersebut, perencanaan kebutuhan area untuk blok
fasilitas purchasing membutuhkan perhitungan yang lebih terperinci karena
merupakan fasilitas primer dalam suatu industri manufaktur. Faktor yang digunakan
dalam perhitungan kebutuhan luasan area yaitu: jumlah mesin/ stasiun kerja dan
jumlah pekerja. Jumlah mesin dapat diketahui dari hasil multi product process chart
sedangkan jumlah pekerja didapat dari perencanaan organisasi dan sumber daya
manusia.
Tabel 6.3 merupakan contoh hasil akhir perencanaan kebutuhan luas area.
Hasil dari tabel tersebut kemudian dijadikan dasar dalam pengembangan
Tabel 6.3 Kebutuhan Luas Area
No.
1
2
3
4
5
6
7

Nama Departemen
Dept.Akutansi & Keuangan
Dept.Pembelian
Dept. Quality Control
Dept. Gudang
Dept.Puchasing dan pem
Dept.Mushola
Dept.Tolilet

Luas Area
(m2)
12
20
96
225
900
20
6

Gambar 6.5 Contoh Area Allocation Diagram

Kemudian AAD tersebut digambarkan dalam bentuk template hingga membentuk


block layout dalam beberapa alternatif. Salah satu alternatif block layout dapat dilihat
pada Gambar 6.6.

Gambar 6.6 Contoh Alternatif Block Layout Pengembangan AAD

DAFTAR PUSTAKA
Referensi Utama
A. Heragu, S., 1997, Facilities Design, PWS Publishing Company, Boston.
Referensi Pendukung
B. Apple, J.A., 1972, Plant Layout and Material Handling Systems Design, Ronald
Press.
C. Hadiguna, R.A., 2008, Tata Letak Pabrik, Penerbit ANDI, Yogyakarta.
D. Muther Richard & Associates, 2005, Overview of Systematic Layout Planning,
Marietta: Division of High Performance Concepts, Inc, www.RichardMuther.com

Anda mungkin juga menyukai