Anda di halaman 1dari 26

LAPORAN TUGAS GAMBAR

RUDDER ARRANGEMENT
“ KM. Amnor Crew”

Disusun Oleh :
Rangga Abdiyanto: (0216030034)

DOSEN PEMBIMBING :
1. Ir. BUDI SARWOKO
2. Ir. HARIYANTO SOEROSO, MT

PROGRAM STUDI TEKNIK BANGUNAN KAPAL


JURUSAN TEKNIK BANGUNAN KAPAL
POLITEKNIK PERKAPALAN NEGERI SURABAYA
2018
AMNOR CREW 0216030034

LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Tugas Gambar Rudder Arrangement


General Tanker ( KM. Amnor Crew )
Disusun Oleh :
 Nama : Rangga Abdiyanto
 Nrp : 0216030034
 Prodi : D3- SB IV
 Jurusan : Teknik Bangunan Kapal
Surabaya, .......................
Mahasiswa :

Rangga Abdiyanto
NRP : 0216030034

Menyetujui,
Dosen Pembimbing :

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

Ir. BUDI SARWOKO Ir. HARIYANTO SOEROSO ,MT


NIP : NIP : 195709201987011001

PROGRAM STUDI TEKNIK BANGUNAN KAPAL


JURUSAN TEKNIK BANGUNAN KAPAL
POLITEKNIK PERKAPALAN NEGERI SURABAYA

TEKNIK BANGUNAN KAPAL 0216030034 ii


POLITEKNIK PERKAPALAN NEGRI SURABAYA
AMNOR CREW 0216030034

2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas selesainya tugas mata
kuliah Tugas Rudder Arrangement ini. Tanpa ada sedikitpun kendala yang
menghadang, berkat rahmat dan hidayah-Nya telah membimbing penyusun untuk
terus berusaha menyelesaikan salah satu mata kuliah di politeknik perkapalan
negeri Surabaya.
Mata kuliah ini merupakan persyaratan untuk menyelesaikan studi tingkat
Ahli Madya pada program studi Teknik Bangunan Kapal.
Penyusun mengakui, bahwa laporan ini masih sangat jauh dari sempurna,
semua karena keterbatasan waktu dan pengetahuan serta kemampuan penyusun
sebagai seorang pelajar. Untuk itu penyusun mohon maaf atas semua kekurangan
dan kesalahan yang terjadi di dalam penyusunan laporan dan Tugas Rudder
Arrangement ini.
Namun penyusun tetap berharap, sekecil apapun semoga tugas ini dapat
bermanfaat khususnya bagi penyusun secara pribadi,dan bagi pembaca pada
umumnya.

Surabaya, ......................

Penyusun,

TEKNIK BANGUNAN KAPAL 0216030034 iii


POLITEKNIK PERKAPALAN NEGRI SURABAYA
AMNOR CREW 0216030034

(Abdul Azis)

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................... ii

KATA PENGANTAR ........................................................................................... iii

DAFTAR ISI .......................................................................................................... iv

1. DATA UKURAN UTAMA KAPAL ................................................................. 1

1.2 Definisi ........................................................................................................ 1

1.3 Langkah-langkah pelaksanaan rencana kemudi .......................................... 1

2. MENENTUKAN UKURAN DAUN KEMUDI ................................................. 2

2.1 Type Kemudi ............................................................................................... 2

2.2 Menghitung L kontruksi .............................................................................. 2

2.3 Menentukan Luas Daun Kemudi .................................................................. 2

2.4 Menentukan Dimensi Utama Daun Kemudi ................................................. 3

2.5 Perencanaan Dimensi Utama Daun Kemudi................................................. 4

2.6 Perencanaan lengkungan kemudi menurut tabel NACA 00-18 per section . 5

2.7 Gambar Persection ....................................................................................... 7

2.7 Perencanaan Jarak Antara Linggi, Propeller dan Rudder ............................. 7

3. PERHITUNGAN GAYA PADA DAUN KEMUDI .......................................... 8

4. MENENTUKAN TORQUE PADA TANGKAI DAUN KEMUDI ................... 9

5. MENENTUKAN DIAMETER TONGKAT (Rudder Stock) ........................... 10

6. PERHITUNGAN RUDDER PLATING ........................................................... 12

7. MENGHITUNG BEARING ( UPPER & LOWER BEARING ) ..................... 14

7.1 Merencanakan Upper Bearing ................................................................... 14

TEKNIK BANGUNAN KAPAL 0216030034 iv


POLITEKNIK PERKAPALAN NEGRI SURABAYA
AMNOR CREW 0216030034

7.2 Merencanakan Lower Bearing .................................................................. 14

8. RUDDER COUPLING ..................................................................................... 15

9. PERENCANAAN RUDDER CARRIER ( Product HI-SEA MARINE) ......... 16

10. PERENCANAAN TILLER ............................................................................ 17

11. PERHITUNGAN STEERING GEAR ............................................................ 19

TEKNIK BANGUNAN KAPAL 0216030034 v


POLITEKNIK PERKAPALAN NEGRI SURABAYA
AMNOR CREW 0216030034

1. DATA UKURAN UTAMA KAPAL


Sebelum memulai menghitung daya mesin kemudi maka terlebih dahulu
adalah mengetahui data ukuran utama kapal. Adapun data ukuran utama
kapal yang dipakai adalah sebagai berikut :
 Nama kapal : KM. Amnor Crew
 Type : Cargo
 Lpp : 92.00 m
 Lwl : 96.60 m
 B : 16,00 m
 H : 8.00 m
 T : 6.53 m
 Cb : 0,70
 Vs : 12,00 knot
 Radius pelayaran : ± 573 mil (Semarang – Dumai)
 Type RUDDER : Menggantung Biasa
1.2 Definisi
Gambar rencana kemudi merupakan gambar perencanaan type kemudi
serta konstruksinya dan bagian bagian penunjang pada kemudi yang berdasar
pada bentuk badan kapal dengan tujuan medapatkan kecepatan manuver
seperti yang diharapkan dalam perencanaan.
1.3 Langkah-langkah pelaksanaan rencana kemudi
1. Perencanaan type kemudi
2. Perencanaan dan perhitungan rudder area
3. Perhitungan gaya dan daya torsi kemudi
4. Perencanaan dan perhitungan dimensi kemudi serta bagian-bagiannya.
5. Perencanaan jenis pengelasan yang digunakan
Berdasar pada data ukuran utama kapal di atas maka direncanakan sebagai
berikut :
 Bentuk buritan kapal menggunakan sepatu linggi (Solepiece)
 Tipe baling-baling yang digunakan adalah jenis baling-baling

TEKNIK BANGUNAN KAPAL 0216030034 1


POLITEKNIK PERKAPALAN NEGRI SURABAYA
AMNOR CREW 0216030034

tunggal(single screw propeller)


 Tipe kemudi yang dipilih adalah jenis meletak biasa
Pemilihan tipe kemudi jenis menggantung biasa ini dengan membuat
bentuk persegi panjang. Ini dimaksudkan agar pada bagian daun kemudi akan
mendapatkan gaya tekan maksimum.

2. MENENTUKAN UKURAN DAUN KEMUDI


2.1 Type Kemudi
Kemudi yang digunakan pada kapal ini adalah kemudi Mengantung Biasa.
2.2 Menghitung L kontruksi
Menurut BKI Volume II, untuk panjang L konstruksi dapat dihitung
dengan menggunakan persamaan sebagai berikut.
 96% LWL = 0,96 × 96.60 m
= 92.736 m ( batas minimum )
 97% LWL = 0,97 × 96.60
= 93.702 m ( batas maximum )
Jadi, 92.736 < L ≤ 93.702
Lc = 93 m
2.3 Menentukan Luas Daun Kemudi
Dalam perhitungan luas daun kemudi ini mengacu pada
persyaratan yang diberikan oleh BKI Vol. II section 14, Rule for Hull
Construction, 2001 yaitu tidak kurang dari nilai yang didapat dari hasil
perhitungan dengan menggunakan formula sebagai berikut :
1,75 . 𝐿 . 𝑇
𝐴 = 𝐶1 . 𝐶2. 𝐶3 . 𝐶4 ( m2 )
100

dimana:
c1 = faktor untuk jenis kapal
= 1,0 untuk kapal pada umumnya
= 0,9 untuk kapal muatan curah dan kapal tangki dengan displasemen>
50.000 ton
= 1,7 untuk kapal tunda

TEKNIK BANGUNAN KAPAL 0216030034 2


POLITEKNIK PERKAPALAN NEGRI SURABAYA
AMNOR CREW 0216030034

Untuk nilai c1 yang diambil adalah 1,0 karena kapal tanker adalah jenis kapal
umum.
c2 = faktor untuk jenis kemudi
= 1,0 untuk jenis umum
= 0,9 untuk jenis setengah menggantung (semi spade rudder)
= 0,8 untuk jenis double rudders
= 0,7 untuk jenis dengan daya angkat tinggi (high lift rudder)
Jenis kemudi yang direncanakan adalah jenis kemudi meletak
biasa atau umum sehingga nilai c2 adalah 1.
c3 = faktor untuk bentuk profil kemudi
= 1,0 untuk profil NACA dan kemudi plat
= 0,8 untuk profil cekung dan profil campuran (hollow and mixed
profile)
Profil kemudi menggunakan profil NACA sehingga nilai c3 adalah 1,0.
c4 = faktor untuk letak kemudi
= 1,0 untuk kemudi di belakang semburan baling-baling(propeller jet)
= 1,5 untuk kemudi di luar semburan baling-baling
Penempatan kemudi di belakang semburan baling-baling sehingga
nilai c4 adalah 1.
Sehingga dari nilai-nilai di atas dapat dicari luasan daun kemudi sebagai
berikut:
1,75 . 93 . 6,53
𝐴 = 1 . 1 . 1 . 1,5 ( m2 )
100

= 𝟏𝟓, 𝟗𝟒𝟏 ( m2 )
Jadi luas daun kemudi adalah 15,941 m2, di rencanakan 15,94 m2
2.4 Menentukan Dimensi Utama Daun Kemudi
Untuk mempermudah dalam perencanaan dimensi utama daun
kemudi maka digunakan beberapa persamaan :
a) Lebar dari luasan daun kemudi
C = (x1 + x2) di rencanakan x1 = 3,1 m
2 di rencanakan x2 = 3,7 m

TEKNIK BANGUNAN KAPAL 0216030034 3


POLITEKNIK PERKAPALAN NEGRI SURABAYA
AMNOR CREW 0216030034

C = (3,1 + 3,7)
2
C = 3,4 m
b) Tinggi dari luasan daun kemudi
B=A/C
B = 15,94 / 3,4
B = 4,6 m

2.5 Perencanaan Dimensi Utama Daun Kemudi


Dalam menentukan Profil Rudder meletak biasa ini perencanaan
lengkungan daun kemudi menggunakan aturan NACA 00-18 dimana,
Rudder di bagi menjadi tiga potongan A,B dan C. Tetapi untuk rudder yang
saya rencanakan bentuknya persegi panjang jadi cukup ambil dimensi salah
satu saja, dikarenakan nilainya sama.

TEKNIK BANGUNAN KAPAL 0216030034 4


POLITEKNIK PERKAPALAN NEGRI SURABAYA
AMNOR CREW 0216030034

2.6 Perencanaan lengkungan kemudi menurut tabel NACA 00-20 per section
SECTION C-C (atas)
Lebar = 3,7 m

TEKNIK BANGUNAN KAPAL 0216030034 5


POLITEKNIK PERKAPALAN NEGRI SURABAYA
AMNOR CREW 0216030034

SECTION B-B (atas)


Lebar = 3,4 m

SECTION A-A (atas)


Lebar = 3,1 m

Gambar 2. Bentuk Kemudi

TEKNIK BANGUNAN KAPAL 0216030034 6


POLITEKNIK PERKAPALAN NEGRI SURABAYA
AMNOR CREW 0216030034

2.7 Gambar Persection

193,6

191,6
187,2

185

172,4
170,7
147,2

151

135,5
118,2

114,6
84,6

84,3
X

61,1
46,7
4,1
26,9
53,8
107,5
161,3
215
322,5
430
537,5
645
860
1075
1290
1505
1720
1935
2150

2.7 Perencanaan Jarak Antara Linggi, Propeller dan Rudder


D propeller = 0,7 x T
= 0,7 x 6,53
= 4,571 m
A (jarak propeller ke rudder) = 0,1 x D propeller
= 0,1 * 4,571
= 0,457 m
B (jarak propeller terhadap linggi buritan bagian depan yang diukur
secara horizontal).
B = 0,27 x D propeller
= 0,27 x 4,571
= 1,234 m
C (jarak propeller dengan linggi buritan yang diukur secara miring )
C = 0,20 x D Propeller
= 0,20 x 4,571
= 0,914 m
E (jarak propeller dengan rudder bagian bawah)
E = 0,035 x D propeller
= 0,035 x 4,571
= 0,159 m

TEKNIK BANGUNAN KAPAL 0216030034 7


POLITEKNIK PERKAPALAN NEGRI SURABAYA
AMNOR CREW 0216030034

3. PERHITUNGAN GAYA PADA DAUN KEMUDI


Untuk menentukan gaya pada daun kemudi maka perlu juga diketahui
terlebih dahulu beberapa koefisien-koefisien yang nantinya akan digunakan
dalam perhitungan gaya pada daun kemudi Perhitungan gaya kemudi menurut
BKI 2006 vol. II section 14 B 1.1 sebesar :
Cr = 132 x A x V2x k1x k2 x k3 x kt ( N )
dimana :
A = Luas total bagian bergerak dari daun kemudi
= 10,62 m2
V = V0 = kecepatan kondisi maju kapal [knot]
= 12 knot
Va = Kecepatan kondisi mundur kapal [knot]
=V (1 – w) Dimana : W = 0,7 cp (diketahui Cp = 0,72)
= 12 (1 – 0,504) = 0,504
= 12 – 6,048 knot
= 5,952 knot
K1 = koefisien, tergantung pada “aspek rasio ”
Dimana :
A = rasio aspek dari daun kemudi At
= b2 / At (At = A + Luas tanduk kemudi jika ada)
= 4,62 / 10,98
= 1,431
K1 = ( + 2)/3, dimana  tidak boleh lebih dari 2
= (1,431 + 2)/3
= 1,143
K2 = koefisien, tergantung pada jenis kemudi dan profil dari kemudi
Profil/jenis kemudi maju mundur Seri NACA-0018 adalah 1,1 untuk
kondisi Maju dan 0,8 untuk kondisi Mundur.
K3 = koefisien, tergantung dari letak kemudi
= 0.8 untuk kemudi di luar semburan baling-baling
= 1.15 untuk kemudi di belakang nosel baling-baling

TEKNIK BANGUNAN KAPAL 0216030034 8


POLITEKNIK PERKAPALAN NEGRI SURABAYA
AMNOR CREW 0216030034

= 1.0 untuk kemudi dimanapun termasuk di belakang semburan baling-


baling
Untuk letak kemudi diambil untuk kemudi dimanapun termasuk
di belakang semburan baling-baling sehingga nilai K3 adalah 1.0
Maka :
Kt = koefisien, tergantung dari thrust coefficient
= 1.0 pada umunya

Maka :
CR = 132 x A x V2 x K1 x K2 x K3 x Kt (N)
CR = 132 x 10,62 x (12)2 x 1,143 x 1,1 x 1,0 x 1,0
= 253804,804 N (Kondisi maju)
CR = 132 x 10,62 x (5,952)2 x 1,143 x 0,8 x 1,0 x 1,0
= 45402,861 N (Kondisi mundur)

4. MENENTUKAN TORQUE PADA TANGKAI DAUN KEMUDI


Dalam perhitungan torsi pada tangkai daun kemudi (rudder stock) Biro
Klasifikasi Indonesia Vol. II, 2006 Bab 14 B.2, memberikan acuan yang
ditentukan berdasarkan rumusan sebagai berikut :
QR = CR x r [Nm]
Dimana :
r = c (  - kb ) [m]
kb = 0.08 Untuk kemudi tak berimbang
c = 3,3 m adalah lebar rata – rata daun kemudi
 = 0,33 untuk kondisi maju
0,66 untuk kondisi mundur ( secara umum )
maka :
r = c (  - kb ) [m]
r = 3,3 ( 0,33 – 0,08 )
= 0,825 m untuk kondisi maju
r = 3,3 ( 0,66 – 0,08 )
= 1,914 m untuk kondisi mundur

TEKNIK BANGUNAN KAPAL 0216030034 9


POLITEKNIK PERKAPALAN NEGRI SURABAYA
AMNOR CREW 0216030034

Sehingga,
QR = CR x r [Nm]
QR = 253804,814 x 0,825
= 209388,972 Nm untuk kondisi maju
QR = 45402,861 x 1,914
= 86901,076 Nm untuk kondisi mundur

5. MENENTUKAN DIAMETER TONGKAT (Rudder Stock)

 Menurut Biro Klasifikasi Indonesia Vol. II, 2001, bahwa diameter tangkai
daun kemudi (Rudder Stock) untuk mentransmisikan momen torque tidak
boleh kurang dari rumusan berikut ini:
𝐃𝐭 = 𝟒, 𝟐𝟑 𝟑√𝐐𝐫. 𝐊𝐫 (mm)
Material secara umum memiliki nilai minimum dari titik yield teratas ReH
kurang dari 200 N/mm2 dan nilai minimum tegangan tarik kurang dari 400
N/mm2 atau yang lebih dari 900 N/mm2 tidak boleh digunakan untuk rudder
stock, pintles, key dan baut pengikat. Menurut ketentuan BKI bahwa nilai
minimum dari titik yield teratas ReH adalah 235 N/mm2. Jika material yang
digunakan memiliki nilai ReH tidak sama dengan 235 N/mm2 maka factor kr
material ditentukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
𝟐𝟑𝟓 𝒆
𝑲𝒓 = ( )
𝑹𝒆 𝑯
dimana :
e = 0.75 untuk ReH > 235 [N/mm2]
e = 1.00 untuk ReH ≤ 235 [N/mm2]
ReH = nilai minimum dari titik yield teratas (N/mm2)
tidak boleh lebih besar dari 0.7 Rm atau 450 N/mm2 diambil yang
terkecil.
Dimana Rm adalah nilai tegangan tarik / tensile strength dari material yang
digunakan. Dengan mengasumsikan bahwa material yang digunakan
memiliki tegangan tarik (Rm) 441,45 N/mm2, maka akan didapat harga ReH.
ReH = 0,7 x 441,45 = 309,015 N/mm2.

TEKNIK BANGUNAN KAPAL 0216030034 10


POLITEKNIK PERKAPALAN NEGRI SURABAYA
AMNOR CREW 0216030034

Maka diperoleh nilai kr :


235 0,75
𝐾𝑟 = ( )
309,015
𝐾𝑟 = 𝟎, 𝟖𝟏
Jadi diameter rudder stock adalah :
Untuk keondisi maju : 𝐷𝑡 = 4,23 3√209388,972𝑥0,81
𝐷𝑡 = 232,47 𝑚𝑚 → 𝐷𝑖𝑎𝑚𝑏𝑖 𝟐𝟑𝟓 𝐦𝐦

Untuk keondisi mundur :𝐷𝑡 = 4,23 3√86901,076𝑥0,81


𝐷𝑡 = 173,418 𝑚𝑚 → 𝐷𝑖𝑎𝑚𝑏𝑖𝑙 𝟏𝟕𝟑 𝐦𝐦
 Diameter rudder stock digunakan untuk menentukan dimensi dari steering
gear, stopper, locking device dan bagian pendukung lainnya.
 Panjang dan tinggi dari sisi quadran untuk tiller tidak boleh kurang dari :
L = 0,77 x Dt
= 0,77 x 260
= 200,2 mm
T = 0.8 x Dt
= 0.8 x 260
= 208 mm
 Menghitung Momen Yield Tongkat kemudi :
(𝐷𝑡)3
𝑄𝑓 = 0,02064 𝑥
(𝐾𝑟)
(260)3
= 0,02064 𝑥
(0,81)
= 𝟒𝟒𝟕𝟖𝟔𝟐, 𝟓𝟏𝟗 𝐍𝐦
 Menghitung Diameter baut Coupling :

𝐷𝑡 3 𝑥𝐾𝑏
𝐷𝑏 = 0,62 𝑥 √ [𝑚𝑚]
𝐾𝑟 𝑥 𝑛 𝑥 𝑒

Dimana : Material baut St 70


Dt = 260 mm
Kb = 0,588 (faktor material baut)

TEKNIK BANGUNAN KAPAL 0216030034 11


POLITEKNIK PERKAPALAN NEGRI SURABAYA
AMNOR CREW 0216030034

Kf = 0,89 (faktor material flens)


N = 8 (jumlah baut)
e = 123 mm
Kr = 0,81

2603 𝑥0,588
𝐷𝑏 = 0,62 𝑥 √ [𝑚𝑚]
0,81𝑥8𝑥123

𝐷𝑏 = 42,51 𝑚𝑚 → 𝟒𝟐 𝐦𝐦

Tebal Flange Coupling

𝐷𝑡 3 𝑥𝐾𝑓
𝑇𝑓 = 0,62 𝑥 √ [𝑚𝑚]
𝐾𝑟 𝑥 𝑛 𝑥 𝑒

2603 𝑥0,81
𝑇𝑓 = 0,62 𝑥 √
0,81 𝑥 8 𝑥 123

𝑇𝑓 = 𝟒𝟓 𝐦𝐦
Tebal Flange Coupling di luar lubang baut tidak boleh lebih dari:
t = 0,65 x Db
= 0,65 x 32
= 20,8 mm  diambil 21 mm
6. PERHITUNGAN RUDDER PLATING

 Side Plate (plat sisi)


Tebal Side Plate berdasarkan BKI 2000 Vol II sec. 14 . E 2.1.1, :
𝑡 = 1,74 𝑥 𝑎√Pr 𝑥 𝐾 + 2,5
Dimana :
a = 0,664 (jarak tidak ditumpu lebar terkecil dari satu panel)
k = 1 (Faktor material)
T = 6,53 m
A = 8,557 m2 (rudder area)
Pr = 10 x T + ( Cr/10^3 x A)
= 10 x (6,53 + ( 253804,814 / 10^3 x 8,557
= 24 Kn/m2

TEKNIK BANGUNAN KAPAL 0216030034 12


POLITEKNIK PERKAPALAN NEGRI SURABAYA
AMNOR CREW 0216030034

𝑡 = 1,74 𝑥 0,664 √24 𝑥 1 𝑥 2 + 2,5


𝑡 = 10,68 → 𝑑𝑖𝑎𝑚𝑏𝑖𝑙 𝟏𝟏 𝒎𝒎
 Stiffener Plate (plat penegar)
Tebal plat penegar horizontal dan vertikal minimal sama dengan tebal
plat sisi. Direncanakan 8 mm
 Nose Plate
BKI 1996 section 14.E.3.1. tebal nose plate harus lebih tebal 25% dari
plate sisi.
T = (25% x Ts) + Ts
= (25% x 11) + 11
= 3 + 12
= 14 mm
 Top Plate & Bottom Plate
Menurut LR 1975 D 2217 tebal top plat dan bottom minimal sama
dengan plat sisi. T = Tb = Ts = 11 mm
 Face Plate
Menurut NV section 18 C 600 lebar face minimal 50 mm.
Direncanakan : Lebar = 50 mm , Tebal = 11 mm.
 Main Plate
Tebal Main plate menurut LR 1975 D2218 tebal main piece tidak boleh
kurang dari :
𝑇 = 8,5 + 0,56 √𝐷𝑡
𝑇 = 8,5 + 0,56 √260
𝑇 = 8,5 + 0,56 𝑥 12,649
𝑇 = 16,99 → 𝑑𝑖𝑎𝑚𝑏𝑖𝑙 𝟏𝟕 𝒎𝒎
 Slot Welding
Menurut LR d 2220
1) Panjang slot welding
Panjang slot welding minimal (Lw) = 75 mm
Direncanakan : Lw = 75 mm
2) Lebar slot welding

TEKNIK BANGUNAN KAPAL 0216030034 13


POLITEKNIK PERKAPALAN NEGRI SURABAYA
AMNOR CREW 0216030034

Direncanakan : bw = 25 mm
3) Jarak maksimum antara slot welding (r1 = 190 mm)
Direncanakan : r1 = 200 mm

7. MENGHITUNG BEARING ( UPPER & LOWER BEARING )


7.1 Merencanakan Upper Bearing
Berdasarkan BKI 2006 Vol II Section 14, Tenaga  B = Cr x (b/c)
Dimana : b/c = 1,851
Cr = 229678,99 Nm
Tenaga, B = 229678,99 x 1,851
= 425173.2 Nm
 Tebal liner dan Bush bearing
t = 0,01 𝑥 √𝐵

= 0,01 𝑥 √425173,2
= 6,52 𝑚𝑚 → 8 mm
tmin= 8 mm untuk logam & 22 mm untuk kayu
 Tinggi bearing
Diameter luar = 2 x Tbearing + 2 x linner + Dt
= 2 x 40 + 2 x 8 +160
= 256 mm
Tinggi bearing = 1,2 * Diameter Luar
= 1,2 x 256
= 307,2 mm  Diambil 308 mm
7.2 Merencanakan Lower Bearing
Tebal bearing = ¼ . Dt
= ¼ x 160
= 40 mm
Diameter Luar = 256 mm
Tinggi Lower bearing = 2 x Upper Bearing
= 2 x 308
= 616 mm

TEKNIK BANGUNAN KAPAL 0216030034 14


POLITEKNIK PERKAPALAN NEGRI SURABAYA
AMNOR CREW 0216030034

8. RUDDER COUPLING
Berdasarkan BKI 1996 Vol II Section 14.D.1, ada beberapa aturan untuk
perencanaan rudder couplings :
a. Couplings di design untuk memungkinkan agar torsi dapat di teruskan
secara maximal dari rudder.
b. Jarak antara sumbu baut dari sisi flange tidak boleh kurang dari 1,2
diameter baut pada couplings horizontal ,setindaknya di pasang di depan
sumbu rudder stock.
c. Baut couplings di pasang dengan murnya secara efektif untuk mengunci
 Horizontal Coupling
Berdasarkan BKI 1996 Vol II Section 14.D.1, besarnya diameter baut
coplings tidak boleh kurang dari:

𝐷𝑡 3 𝑥 𝐾𝑏
Db = 0,62 𝑥 √𝐾𝑟 𝑥 𝑛 𝑥 𝑒

Dimana :
Dt = Diameter rudder stock = 160 mm
n = jumblah total baut direncanakan 8 buah
e = jarak rata-rata dari sumbu baut terhadap sumbu dari system baut atau
udder stock direncanakan 123 mm.
Kr = factor material dari rudder stock = 0,89
Kb = material factor direncanakan 0.59
1603 𝑥 0,59
Db = 0,62 𝑥 √0,89 𝑥 8 𝑥 123

= 32,51 mm  Diambil 32 mm
Tebal Flange Coupling di luaar lubang baut tidak bolehh lebih dari:
T = 0,65 x Db
= 0,65 x 32
= 20.8 mm diambil 21 mm
Jarak dari sumbu baut dari pinggir flens tidak boleh kurang dari :
= 1,2 x Db
= 1.2 x 32

TEKNIK BANGUNAN KAPAL 0216030034 15


POLITEKNIK PERKAPALAN NEGRI SURABAYA
AMNOR CREW 0216030034

= 38,4 mm  40 mm
Maka diameter Coupling :
Diameter Coupling = Dt + (2e – Dt) + (2 x 1.2Db)
= 160 + (2 x 123 – 160) + (2 x 1,2 x 32)
= 332,8 mm  diambil 332 mm

9. PERENCANAAN RUDDER CARRIER ( Product HI-SEA MARINE)

Sesuai catalog Rudder Carrier HATLAPA, direncanakan dimensi –


dimensi Rudder Carrier sesuai diameter tongkat (Rudder Stock).
Untuk Dt = 232 mm direncanakan menggunakan HATLAPA type 425
dengan perbandingan skala 1 : 2.

TEKNIK BANGUNAN KAPAL 0216030034 16


POLITEKNIK PERKAPALAN NEGRI SURABAYA
AMNOR CREW 0216030034

Dimensi dari HATLAPA type 425 (untuk skala 1 : 2) :


Type 452
d 180
D 475
R 375
I 450
H1 157,5
H2 17,5

10. PERENCANAAN TILLER


Momen pada daun kemudi :
M = Cr x L Dimana : Cr = 22968,99
= 229678,99 x 0.75 L = 750 mm  0.75 m
= 306238,6 Nm

250

500
750

 Perencanaan Tiller
Gaya total = Momen kemudi/Lengan total / lengan total
= 306238,6/0,75
= 408318,2 N
 Untuk potongan A
Momen = Ftotal x Lengan A
= 408318,2 x 0,5
= 204159,1 Nm
K = 235 (factor bahan)
Modulus = Momen / k
= 204159,1/235

TEKNIK BANGUNAN KAPAL 0216030034 17


POLITEKNIK PERKAPALAN NEGRI SURABAYA
AMNOR CREW 0216030034

= 869,76 cm3
 Untuk potongan B
Momen = Ftotal x Lengan A
= 408318,2 x 0,25
= 102079,5 Nm
K = 235 (factor bahan)
Modulus = Momen / k
= 102079/235
= 434,38 cm3

A
260
B
200
200

15 140 15

15 15
Dari perencanaan profil di atas, didapatkan area untuk masing – masing
daerah (F,Fs,f)
 Untuk Profil A :
Area F = 15 . 260 = 3900 mm
Area Fs = 15 . 200 = 3000 mm
Area f = 15 . 260 = 3900 mm
Perbandingan : 1. F/Fs = 3900 / 3000
= 0,769
2. f/F = 3900/3900
=1
 Untuk Profil B :
Area F = 15 . 200 = 3000 mm
Area Fs = 15 . 140 = 2100 mm

TEKNIK BANGUNAN KAPAL 0216030034 18


POLITEKNIK PERKAPALAN NEGRI SURABAYA
AMNOR CREW 0216030034

Area f = 15 . 200 = 3000 mm


Perbandingan : 1. F/Fs = 3000 / 2100
= 0,7
2. f/F = 3000/3000
=1
 Perencanaan Pasak
Panjang Pasak (L) = 0,75 – 1,5
= 1,5 x Dt
= 1,5 x 160
= 240 mm
Area Pasak (A) = 0,25 * Dt²
= 0,25 * 160²
= 6400 mm²
Lebar Pasak (B) = Area / Panjang
= 6400 / 240
= 26,6 mm  diambil 27 mm
Tebal Pasak = 1/8 * Dt
= 1/8 * 160
= 20 mm
11. PERHITUNGAN STEERING GEAR
Sebelum menghitung daya mesin kemudi terlebih dahulu menghitung daya
pada tongkat kemudi. Berdasarkan rumusan dalam buku “ Marine Auxiliary
Machinary and system” oleh M. Khetagurov daya yang dibutuhkan untuk
memutar tangkai daun kemudi adalah sebagai berikut :
𝑄𝑟 𝑥 𝑊𝑟𝑠
𝑁𝑟𝑠 =
75
Dimana: :
2𝑎 𝜋
𝑊𝑟𝑠 = 𝑥
𝜏 180

TEKNIK BANGUNAN KAPAL 0216030034 19


POLITEKNIK PERKAPALAN NEGRI SURABAYA
AMNOR CREW 0216030034

Sehingga:

𝑄𝑟. 2. 𝑎. 𝜋
𝑊𝑟𝑠 =
𝑡. 180°. 75
Dimana :
Qr = 61726,23 Nm
α = Sudut putar kemudi ( maksimum 35° )
= 35°
= Waktu putar kemudi ( maksimum 28 detik )
=28 detik
Maka yang di butuhkan adalah :
𝑄𝑟 𝑥 𝑊𝑟𝑠
𝑁𝑟𝑠 =
75
61726,23 𝑥 2(35) 𝑥 3,14
𝑁𝑟𝑠 =
28 𝑥 180° 𝑥 75
13567425,354
𝑁𝑟𝑠 =
378000
𝑁𝑟𝑠 = 35,89  36 hp
Setelah diketahui harga dari daya pada tongkat kemudi maka untuk
selanjutnya daya kemudi dapat dicari. Adapun daya mesin kemudi dapat
dihitung dengan rumus sebagai berikut :
𝑁𝑟𝑠
𝑁𝑠𝑔 =
𝑁𝑠𝑔
Dimana :
Nsg = efisiensi mesin kemdi ( 0,1 – 0,35 )
= diambil 0,35
Sehingga yang harus dihasilkan oleh kemudi adalah :
𝑁𝑟𝑠
𝑁𝑠𝑔 =
𝑁𝑠𝑔
36
𝑁𝑠𝑔 =
0,35
𝑁𝑠𝑔 = 102,85
102,85
𝑁𝑠𝑔 =
100

TEKNIK BANGUNAN KAPAL 0216030034 20


POLITEKNIK PERKAPALAN NEGRI SURABAYA
AMNOR CREW 0216030034

𝑁𝑠𝑔 = 𝟏, 𝟎𝟐𝟖𝟓 𝑯𝑷
Jadi Daya mesin kemudi adalah 1,0285 Hp

TEKNIK BANGUNAN KAPAL 0216030034 21


POLITEKNIK PERKAPALAN NEGRI SURABAYA

Anda mungkin juga menyukai