PENYUSUN:
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji dan syukur dengan segala kerendahan hati kami panjatkan ke hadirat
Allah SWT, karena atas limpahan rahmat, taufik, dan bimbingan-Nya serta kebaikan hati dari
berbagai pihak, maka penyusunan Modul Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG)
Pendidikan Teknik Konstruksi Kapal Kayu ini dapat diselesaikan dengan sebaik-baiknya.
Penyusunan modul ini dilakukan dalam rangka pelaksanaan PLPG tahun 2012 untuk
Program Studi Pendidikan Teknik Konstruksi Kapal Kayu Universitas Negeri Surabaya dan
dimaksudkan untuk memberikan pedoman materi ajar bagi peserta. Namun demikian dengan
berbagai keterbatasan dalam penyusunannya peserta diharapkan untuk dapat menambah
wawasan dan pengetahuan dengan membaca rujukan yang kami gunakan.
Melalui kesempatan ini izinkanlah kami untuk menyampaikan terima kasih kepada
berbagai pihak yang telah memberikan bantuan selama penyusunan modul ini. Kami sadar
sesadar-sadarnya bahwa dalam penyusunan modul ini masih terdapat kekurangan dan kekeliruan
mengingat keterbatasan kami sebagai manusia. Untuk itu kami mohon supaya dapat dimaklumi,
dan kami sangat mengharapkan saran maupun kritik dari berbagai pihak guna penyempurnaan
dan perbaikan modul ini di masa mendatang.
Akhirnya semoga modul ini bermanfaat bagi kita sebagai pedoman dalam pelaksanaan
PLPG tahun 2012.
Tim Penyusun
DAFTAR ISI
1. Pegangan
2. Skaklar
3. Pengunci Saklar
4. Karbon Brass
5. Laher
6. Motor
7. Kipas
8. Gigi
9. Rahang
10. Cengkam
11. Mata Bor
12. Penentu kedalaman bor
1.1.3. Pengeboran.
Setelah lubang diberi tanda, benda kerja harus diikat atau dipegang kuat-kuat pada
bangku kerja.
Sepotong kayu sisa harus diletakkan di bawah benda kerja, untuk mencegah
kerusakan bangku kerja.
Pilihlah ukuran yang tepat dari mata bor dan ikatlah mata bor kedalam
cengkamannya.
Hubungkan kabel listrik pada stop kontak dinding.
Letakkan pucuk mata bor ditanda bekas yang telah dibuat dengan jarum tusuknya.
Peganglah bor tangan tegak lurus pada benda kerja.
Hidupkan motor listrik dan borlah lubangnya. Jangan terlalu banyak menggunakan
tekanan, karena mata bor yang melakukan pekerjaannya. Anda harus mengantarkan
perkakasnya. Keluarkanlah mata bor dari lubang, ketika motor masih hidup. Matikan motor.
Simpanlah perkakas.
Keuntungan dari statif bor adalah: kita dapat secara cepat mengebor sejumlah lubang
dengan diameter dan kedalaman yang sama. Satu tangan menekan benda kerja pada
dasarnya, sedangkan tangan yang lain menggerakkan pegangan.
Keterangan :
1. Pegangan
2. Saklar
3. Motor
4. Carbon brushes
5. Kipas
6. Penjepit
7. Bantalan amplas
8. Laker
Bila sudah selesai bersikan motornya dengan komperesor supaya debu keluar dari
celah celah mesin ampas getar dan minyaki bagian-bagian terpenting dengan minyak
khusus supaya tidak ber karat .
1. Saklar Picu
2. Rumah/body
3. Tombol Depan
4. Amplas Ban
5. Roda Antar
6. Panah
7. Tongka Umpil
8. Roda Gerak
9. Kerangka
10. Pegangan
11. Kantong Debu
12. Kancing Baut
1.2.6. Pengamplasan.
Jepitlah benda kerja antara pasak stop bangku pada bangku kerja atau dalam ragum.
Peganglah mesin dengan kedua belah tangan. Lalu hidupkan mesin di atas benda
karja.
Mesin amplas harus diturunkan dalam kedudukan sedemikian rupa, sehingga arah
amplas ban yang berjalan berimpit dengan serat kayu.
Usahakan supaya arah mesin amplas ban ban selalu sejajar dengan serat kayu.
Antarlah mesin amplas dengan kedua belah tangan anda.
Gerakkan mesin amplas maju dan mundur.
Jangan berhenti disuatu tempat. Sebelum mematikan motor, mesin amplas harus
diangkat ke atas untuk dimatikan. Selajutnya ditaruh diatas meja dengan posisi miring
supaya kertas gosok tidak rusak.
Untuk mendapat hasil yang lurus dan baik, pergunakanlah kayu sebagai pengantar
yang diklem terhadap benda kerja dengan kuat seperti gambar di bawah ini
Untuk membelah benda kerja pergunakanlah pengantar tambahan dri kayu dan
jepitah dengan banku kerja. Doronglah ke muka dengan lambat-lambat serta merata yang
mana pengantarnya harus tetap rapat dan menempel terhadap sisi benda kerja.
Setelah pembelahan selesai tudung pengaman bawah otomatis kembali ke posisi dan
mesin boleh dimatikan. Untuk menjaga keselamatan kerja handle dipegang erat-erat dan
dikunci baik-baik.
Untuk pemotongan bevel alas gergaji bundar dapat distel dari 900 hingga 450 sesuai
dengan kemiringan yang kita kehendaki.
Untuk membuat alur yaitu dengan cara menyetel penentu dalam hingga sesuai
dengan kedalaman yang dibutuhkan. Pergunakanlah pengantar tambahan kayu supaya
stabil dan bisa panjang, lakukan berulangulang sampai dengan lebar dan dalam alurnya
sesuai dengan gambar.
-
Gambar 2-29: membelah menggunakan geraji bundar
-
Cara pemasangan pisau belah:
- Tempelkan papan kayu dan lukis puncak mata ke papan
- Setel ketinggian pisau belah mengacu pada garis pada papan dikurangi 1-2 mm dan
jarak pisau 8-10 mm
Tudung pengaman transparan daun gergaji seperti gambar dapat membantu operator
untuk mengontrol saat pengerjaan benda kerja. Benda kerja yang dikerjakan cukup
didorong tudung akan terangkat sendiri dibantu roda yang ada pada tudung, setelah
setelah benda kerja melewati tudung, tudung akan menutup sendiri
Gambar 2-31: Tudung Pengaman dan pendorong
Jika pengerjaan hampir mendekati ujung yang membahayakan jika didorong dengan
tangan maka, gunakan tongkat pendorong untuk menyelesaikan penggergajian.
Lakukan pendorongan dengan penuh konsentrasi dengan mengontrol benda kerja harus
selalu menempel pada penghantar
Memotong kayu pendek sangat beresiko untuk terpental balik karena putaran gergaji,
untuk menghindari itu harus meggunakan alat bantu pemisah dari putaran gergaji seperti
tampak pada gambar. Pemasangannya disamping gergaji dan masuk kedalam 1 ½ -2 cm
dari lingkar gergaji
Benda kerja ditempelkan pada mal yang ada senter titiknya, kemudiaan setel
penghantar tambahan tepat diatas daun gergaji agar hasil dari benda kerja sama persis
dengan mal.
Ketinggian mal harus diatas benda kerja 3-6 mm diatas tebal benda kerja. Kontrol letak
penghantar agar tidak termakan pisau gergaji
Gambar 2-34: Pemotongan menggunakan mal bantu
Tudung pengaman selain berfungsi sebagai pengaman lemparan potongan dan serbuk
juga dilengkapi lubang conector dengan penghisap debu sehingga kotoran langsung di
sedot ke pembuangan debu
Membelah benda kerja kecil dapat dilakukan dengan penjepit depan dan pendorong
belakang seperti gambar, ini proses pengerjaan dapat lancar. Pada waktu pengerjaan
pastikan jepitan bekerja dengan sempurna
Gergaji disetel ketinggiannya sesuai dengan tebal / lebar sponeng yang akan dibuat.
Proses pengerjaannya dapat dilakukan pada arah lebar dahulu setelah itu dapat di
lanjutkan pada arah tebal seperti pada gambar samping
Mengetam sisi papan perlu diperhatikan tentang kesikuan antara muka I dan II,
sehingga pada saat mendorong benda kerja muka I harus segaris dengan penghantar siku
serta tudung pengaman pisau harus menempel pada benda kerja..
Untuk mengamplas papan yang lebar maka digunakan mesin wide belt sander seperti yang
dibawah ini :
Untuk menggunakan mesin wide belt sander, terdapat beberapa metode yang dapat
digambarkan dibawah ini :
Meja rol antar gergaji pita ini dilengkapi dengan peluru antar untuk melancarkan hantaran
papan yang sedang dikerjakan, juga berfungsi sebagai perpanjangan meja shingga papan
yang lebih panjang dari daun meja dapat dihantarkan hingga pemotongan sampai ujung
batang.
Meja rol antar gergaji pita ini dilengkapi dengan peluru antar untuk melancarkan hantaran
papan yang sedang dikerjakan, juga berfungsi sebagai perpanjangan meja sehingga papan
yang lebih panjang dari daun meja dapat dihantarkan hingga pemotongan sampai ujung
batang
Di dalam menggambar teknik setiap macam dan tebal garis mempunyai bentuk dan teba
sesuai penggunaannya, seperti pada tabel di bawah ini gambar dibawah memperlihatkan
contoh-contoh penggunaan garis tersebut.
Keterangan:
1. Lunas Luar (Keel)
2. Lunas Dalam (Keelson)
3. Gading-gading (Frame)
4. Wrang (Floor)
5. Balok Geladak (Deck Beam)
6. Pelat Lutut (Beam Knee)
7. Galar Bilga (Bilga Strake)
8. Tutup Sisi Geladak (Water Way Plank)
9. Lajur Atas (Sheer Strake)
10. Galar Utama (First Clamp)
11. Galar Utama II (Second Clamp)
12. Papan Kulit (Seel Plank)
13. Lajur Pengapit Lunas (Gar Board Strake Plate)
14. Lunas Sisi Dalam (Side Keelson)
15. Balok Lantai Ruang Ikan (Fish Hold Floor)
16. Penumpu Gilder Lantai Ruang Ikan (F.H. Hold Floor)
17. Papan Lantai Ruang Ikan (F.H. Floor Plank)
18. Papan Geladak (Deck Plank)
19. Penahan Pagar (Stanchion)
20. Papan Pagar / Kubu (Bulwark Plank)
21. Penumpu Sisi Samping (Side Girder)
22. Pendukung Tangki Tank (Support)
23. Pelat Tangki (Plat Tank)
24. Penegar Tangki (Tank Stiffener)
25. Dudukan Mesin (Engine Bed Break)
26. Wrang Pondasi Mesin (Floor Engine Bed)
27. Beam For Floor
28. Papan Lantai (Sloor Plank)
29. Lutut Baja (Steel Bracket)
30. Penutup Atas Ruang Ikan (Upper Ceiling)
31. Lantai Penutup Ruang Ikan (F.H. Floor Ceilin
3.3 Menggambar konstruksi memanjang kapal kayu
Sistem rangka konstruksi memanjang merupakan system konstruksi dimana beban
yang diterima oleh rangka konstruksi dan diuraikan pada hubungan-hubungan kaku
melintang kapal dengan pertolongan balok-balok memanjang.
Hubungan kaku ini adalah dinding sekat melintang. Keuntungan dari sistem
konstruksi memanjang ialah :
1.Modulus Penampang melintang akan menjadi lebih besar
2.Dengan langsung melekatnya balok-balok memanjang pada pelat dasar dan pelat
dasar ganda berarti akan lebih kakunya konstruksi-konstruksi tersebut.Kelemahan dari
sistem konstruksi memanjang ialah :
1.Susah dalam pembangunannya
2.Konstruksinya lebih rumit
Adapun Perintah Perintah yang sering di jalankan dalam penggunaan program autocad 2 D
adalah sebagai berikut:
1. Line (L) : Perintah untuk membuat satu atau lebih segmen garis lurus
2. Polyline (PL) : Perintah untuk menggambar garis dan lengkung menjadi
kesatuan
3. Rectangle (rec) : Perintah untuk menggambar persegi atau kubus
4. Polygon (pol) : Perintah untuk menggambar sebuah polygon
5. Circle (c) : Perintah untuk menggambar sebuah lingkaran
6. Elipse (el) : Perintah untuk menggambar sebuauh ellips
9. Array (ar) : Perintah untuk membuat beberapa salinan obyek gambar yang
dipilih dalam susunan polar atau rectangle
13. Rotate (ro) : Perintah untuk memutar suatu obyek dengan sudut tertentu
14. Scala (sc) : Perintah untuk memperbesar / mengecilkan suatu obyek beserta
nilai dimensinya
15. Trim (tr) : Perintah untuk memotong sebuah , lingkaran, busur dimana dibatasi
oleh suatu obyek, baik berupa garis, lingkaran atau busur.
16. Chamfer ( cha ) : Perintah untuk memotong siku antara dua garis tegak lurus
17. Fillet ( f ) ; Perintah untuk merubah sudut siku perpotongan garis lurus menjadi
radius tertentu
18. Hatch (h) : Perintah untuk mengarsir suatu bagian atau seluruh dari obyek
19. Text ( t ) : Perintah untuk membuat text pada AutoCAD Untuk mendapatkan
jenis tulisan yang bermacam-macam , sebelum menggunakan perintah text , lebih
baik mengatur dahulu jenis font yang akan digunakan
BAB 4. Menerapkan perhitungan konstruksi kapal kayu
a. Pedoman Konstruksi ini berlaku untuk kapal-kapal kayu dengan motor
sebagai tenaga penggerak, dengan bentuk yang normal serta memiliki
ukuran utama dan bentuk yang wajar dan daerah pelayaran pada perairan
Indonesia.
b. Instalasi mesin agar dipasang dengan baik dan sesuai untuk digunakan di
laut serta memenuhi ketentuan yang berlaku.
5.1. Persiapan
Penyediaan rumah pelindung serta tempat penyimpanan kayu untuk bahan
pembuatan kapal.Kayu dari pemotongan sebaiknya tidak langsung dikerjakan untuk
dijadikan komponen kapal, tetapi harus melewati pengeringan yang biasanya dilakukan
secara alam, supaya getah-getah kayu berkurang selain dari itu kayu menjadi lebih
kering seperti yang ditentukan oleh peraturan yang ada (Peraturan Biro Klasifikasi,
kelembapan 15%).
Kayu yang dipergunakan untuk kulit lambung atau papan geladak di angin-angin,
tidak langsung kena sinar matahari. (Lihat gambar di bawah ). Papan yang kena sinar
matahari langsung akan retak-retak.
Hasil dari pekerjaan fabrikasi gading adalah gading kiri, gading sisi kanan yang
dihubungkan oleh wrang, sedangkan balok geladak belum terpasang, sebagai pengikat
sementara sering mempergunakan kayu gelam dipaku pada ujung atau gading.
Pada bagian lunas sudah diberikan nomor gading yang akan dipasang, sedang
pada gading juga sudah diberikan nomor. Pemasangan gading dimulai dari tengah
kapal, kearah depan wrang terpasang di bagian depan, sedang ke arah belakang
wrang terpasang di bagian depan. Sebab hubungan wrang dengan gading tidak
mungkin satu bidang.
Kesulitan yang akan dihadapi pada proses pemasangan gading adalah membuat
gading benar-benar tegak lurus lunas. Gading dipasang pada jarak yang harus tidak
terlalu jauh biasanya 400 mm, dengan pengikatan sementara disisi kiri dan kanan
dengan mempergunakan kayu kecil. Sehingga pada tahap pemasangan gading kontrol
harus lebih hati-hati, kontruksi baru stabil bilamana papan sisi atas sudah terpasang
seluruh panjang kapal.
Untuk selanjutnya diikuti dengan pemasangan galar balok sepanjang bagian
atas, yang berfungsi menahan kekuatan memanjang kapal.
Pemasangan gading-gading pada lunas dapt dilihat gambar di bawah ini :
Pada galangan kapal tradisional gading biasanya dipasang tidak pada semua
bagian lunas tetapi dikerjakan lebih dahulu seperti gambar diatas, kulit dipasang untuk
selanjutnya bila papan kulit sudah selesai terpasang semua gading dilengkapi. Kalau
proses ini dikerjakan maka pengontrolan harus dilakukkan secara teliti, sebab ada
kemungkinan bagian kiri dari kapal bentuknya tidak sama dengan bagian kanan. Dalam
hal terakhir ini bentuk kapal ditentukan oleh proses pemasangan kulit dimana
kelengkungan hanya diperkirakan. Dimana proses selanjutnya justru bentuk gading
disesuaikan dengan bentuk kapal yang sudah kelihatan, proses pembuatan gading
hanya sementara sebab pada saat pemasangan gading masih harus dibentuk sehingga
kadang-kadang ukuran kurang dari seharusnya. Hubungan gading lunas, serta kulit dan
juga wrang dapat dilihat pada gambar
5.8. WRANG
Untuk menghubungkan gading kiri dan kanan yang dipakai wrang, yang tebalnya
sama dengan tebal gading. Tinggi wrang tergantung panjang kapal (tabel) .Lebar wrang
sekurang-kurangnya harus sama dengan 0,4 lebar setempat.
Panjang Kapal (m) Tinggi wrang (tw) (mm)
15 330
18 350
21 370
Tabel Ukuran Wrang
Bilamana diatas wrang akan dipasang galar kim sehingga kontruksi sulit
dilaksanakan di lapangan misalnya pada saat pekerjaan pembautan, dan
penyambungan, maka dapat dibuat sistem penghubung yang lain yang lebih efisien.
Wrang yang ada di kamar mesin (di bawah pondasi mesin) diperkuat 20% dari
ketentuan wrang pada umumnya, serta ditinggikan menurut kebutuhan. Pada wrang
dan gading-gading yang berhubungan dengan lunas dibuat lubang air, sehingga air
dapat mengalir ke pompa bilga, dan bagian kontruksi ini selalu kering (bagian ini sangat
mudah membusuk), lihat gambar
Gambar 5-71: Gading Kapal Kayu
Hubungan Galar Balok dengan linggi harus diperkuat dengan lutut atau siku
(lihat gambar di bawah)
Dengan memahami pembelahan dan penyusutan kayu maka kita akan dapat
mengontrol pemasang kulit lambung maupun papan geladak secara baikdan benar,
misalnya papan geladak akan lebih baik dipasang tengkurap, sehingga paa
mengembang pakal maupun dempul tidak terganggu, sehingga terhindar dari
kebocoran (lihat gambar di bawah)
Gambar 5-75: Pembelahan dan Penyusutan Papan Geladak
Papan-papan sekat kedap air sedapat mungkin utuh, tanpa sambungan dan
pemasangannya melintang. Sekat kedapa air diperkuat dengan penegar, dengan jarak
penegar tergantung panjang kapal 15 m ± 400 mm. Lihat Gambar sekat kedap air.
Ukuran tebal papan geladak dan tutup sisi geladak tergantung ukuran panjang
kapal. Sambungan papan geladak tidak boleh berdampingan satu dengan yang lain,
jarak sambungan dengan papan yang bersebelahan sekurang-kurangnya dua kali jarak
balok geladak.
Sambungan papan diletakkan diatas balok geladak sehingga mendapat
penopang dari balok geladak walaupun sambungan boleh berupa sambungan tumpul.
5.15. Pagar
Ukuran pagar tergantung panjang kapal :
Untuk Kapal 15 m Tinggi pagar antara 400 mm sampai 500 mm
Pagar diperkuat oleh penyokong pagar yang biasanya gading yang diperpanjang
menembus geladak pada setiap 2(dua) jarak gading dengan ukuran boleh diperkecil
sampai 75% dari ukuran gading. Pada bagian atas pagar diberi papan penutup pagar
yang cukup lebar, sedangkan disamping dipasang papan pagar dengan bagian bawah
masih ada tempat untuk mengalirnya air keluar geladak.
Catatan :
(1) Baut baja tumpul, digunakan dalam penyambungan antara :
Lunas luar,lutut dan linggi haluan.
Lunas luar dan wrang.
Linggi dan wrang.
Tiang layar dan tiang pengapit.
Pondasi/pembujur mesin dan wrang.
(2) Baut Baja tumpul, digunakan dalam penyambungan antara :
Lajur Lunas dengan Wrang.
Galar Balok dan Gading-gading.
Galor balok dan balok geladak
Tutup sisi geladak dan balok geladak.
Sambungan lunas luar.
Balok-balok ambang palka.
(3) Baut baja tumpul,digunakan dalam penyambungan antara :
Sambungan lunas Dalam.
Galar Kim dan Gading-gading
Galar Balok Bawah dan Gading-gading
Kulit luar dan gading-gading.
Kulit luar dan lunas serta linggi.
Penegar sekat.
Bangunan atas.
(4) Spiket atau pasak, digunakan dalam penyambungan antara :
Kulit luar dengan gading-gading (disamping digunakan baut).
Tutup sisi geladak dan balok geladak.
Tutup sisi geladak dan papan lajur sisi atas.
Papan sekat.
(5) Sekrup, digunakan dalam penyambungan antara :
Galar balok dan gading-gading, sebagai tambahan setelah digunakan baut baja
tumpul.
Kulit luar dan lunas serta linggi, disamping digunakan spiker.
Tutup sisi geladak dan papan lajur sisi atas.
(6) Paku baja, digunakan dalam penyambungan /hubungan antara :
Papan geladak dan balok geladak.
Papan penegar
Gambar 5-82: Lutut Balok pada Sambungan Lunas luar dan Linggi Haluan
5.20. PEMAKALAN
Pemakalan dilakukan dengan terlebih dahulu dibuat kampuh atau celah pada
rapatan papan. Pembuatan kampuh dilakukan dengan alat yang dipukulkan pada
tempat penyambungan sampai terbentuk kampuh. Setelah kampuh terbentuk, maka
diisi dengan bahan pakal dan kemudian didempul. Bahan pakal yang diisikan berupa
bahan pakal yang apabila kena air akan mengembang. Sebelum pemakalan kampuh,
terlebih dahulu dilapisi cat meni.
Dapat pula dipergunakan pasak dalam menghubungkan papan yang akan
disambung. Sebelum papan dirapatkan pasak dan bahan pakal diisikan pada
sambungan.
Gambar 5-83: Pemakalan Kulit Lambung dan Dek dengan Lem Perkapalan dan Katun
BAB 6. Melaksanakan perawatan/ perbaikan kapal kayu
Pada perbaikan kapal yang terbuat dari material kayu, pada umumya pihak
galangan anya menyediakan tempat (slipway) untuk pross perawatan dan perbaikan
kapal. Biaya yang dikenakan kepada pemilik kapal hanyalah biaya naik/turun kapal dan
biaya sewa slipway per hari. Proses perbaikan dilakukan sendiri oleh pemilik kapal
dengan merekrut pekerja-pekerja sendiri, dengan demikian biaya perawatan dan
perbaikan ditanggung sendiri oleh pemilik kapal secara langsung
Proses perawtan dan perbaikan yang dilakukan pada galangan kapal meliputi
perawatan dan perbaikan untuk bagian badan kapal (Lambung kapal), perawatan dan
perbaikan itu meliputi: pencucian seluruh bagian kapal, pengelontokan cat kapal yang
telah rusak atau bocor dan pengecatan kapal. Namun demikian apabila pihak pemilik
kapal menginginkan hal tersebut dilakukan oleh pihak galangan kapal, maka setelah
terjadi kesepakatan bersana, proses perbaikan akan segera dilakukan.
Perawatan dan perbaikan lainnya seperti: mesin kapal, baling baling, jangkar,
instalasi listrik dan lainnya juga dapat dilakukan oleh pihak galangan kapal, sedangkan
untuk alat tangkap ikan, pada umumnya dlakukan di tempat lain.
2. Mesin Bor tangan sering di pergunakan untuk membuat lubang Awal bagi
A. Sambungan lunas luar
B. Pemasangan Paku
C. Untuk Sambungan yang memakai besi beton
D. Untuk membuat lubang Air (Water way)
4. Pada proses menggambar konstruksi yang harus dikerjakan lebih daulu adalah gambar…
A. Rencana Umum
B. Komponen Kapal Kayu program autocad
C. Gambar Rencana garis
D. Konstruksi melintang
15. Penentuan ukuran bagian konstruksi kapal dengan Tolak ukur pada apa saja?
A. Pengalaman kayu secara tradisional
B. Ukuran yang tergantung jenis kayu yang tersedia disekitar galangan contoh bila kayu kelas lebih
rendah dari yanbg ditentukan klasifikasi maka ukuran ditambah
C. Memakai aturan dari klasifikasi tetapi perbanfingan L/B> 5 , L/H<6 sedang B/H >3 tanpa koreksi
D. Memenuhi ketentual B,H,L sesuai bagian konstruksi serta perhitungan beban yang diberikan pada
tabel klasifikasi
16. Pemasangan pelantaian (wrang) adalah…
A. Wrang dipasang di workshop untuk sambungan gading kiri dan kanan
B. Wrang dipasang sembarang tanpa memikirkan penempatan baut penyambunganya
C. Baut Penyambung wrang dengan lunas terletak lurus satu garis sepanjang kapal
D. Jarak antara wrang tidak harus sama
24. ketentuan Jumlah paku serta baut pada sambungan bergantung pada?
A. Posisi sambungan dengan teknik pemakuan
B. Ukuran kapal serta fungsi sambungan
C. Jenis kayu dari sisi kuat, awet dan pengerjaan
D. Jumlah pekerja
25. Ketentuan Bahan logam yang digunakan sebagai pengikat konstruksi kayu adalah
A. Besi beton
B. Besi yang di galvanized dengan panjang 2.2 kali tebal dan ketentuan dari klasifikasi
C. Pasak kayu sebagai pengganti logam
D. Bahan lain yag direkomendiaskan oleh klasifikasi