Pole / Rod and line atau disebut biasa juga dengan “pancing gandar” karena pancing
ini menggunakan gandar, walesan, joran atau tangkal ( rod or pole ). Jadi semua pancing
yang menggunakan gandar sebenarnya adalah pole and line, walaupun terakhir salah kaprah
karena sebutan pole and line hanya untuk penagkapan cakalang. Pada pengoperasiannya ia
dilengkapi dengan umpan, baik umpan benar ( true bait ) dalam bentuk mati atau hidup
Ikan tuna sudah dikenal manusia sejak zaman batu, hal ini dibuktikan dengan
ditemukannya alat penangkap ikan dengan menggunakan pancing dari tanduk dan perahu
jukung kuno. Pada awalnya pole atau gandar terbuat dari bahan tradisional seperti bambu
atau kayu namun seiring dengan kemajuan zaman, bahan pole atau gandar berkembang
Di Jepang, pancing pertama dikenalkan pada abad 8 yang terbuat dari metal, dan
kemudian ditemukan jaring untuk skipjack atau cakalang pada abad 12. Pada awalnya
penangkapan ikan menggunakan pole and line menggunakan perahu jukung kemudian
berkembang menjadi perahu dayung, perahu layar dan akhirnya berkembang menjadi kapal
layar besar pada abad 19. Dan sekarang kapal pole and line sudah menggunakan
Seperti yang telah diketahui Indonesia memiliki lautan yang sangat luas, meliputi
kurang lebih duapertiga dari seluruh luas wilayah negara. Disamping itu sebagai negara
kepulauan Indonesia memiliki 13.607 buah pulau. Dan memiliki kuranglebih 90.000 km
garis pantai. Lautan Indonesia yang terletak di daerah khatulistiwa, beriklim tropis ternyata
membawa konsekuensi kaya akan jenis-jenis maupun potensi sumberdaya perikanan. Untuk
ikan saja diperkirakan ada 6000 jenis dimana 3000 jenis diantaranya telah diidentifikasikan
Sehubungan dengan hal diatas, penggunaan pole and line di Indonesia masih
memiliki kesempatan yng besar karena wilayah Indonesia masih menyimpan potensi yang
besar untuk perikanan tangkap, yaitu sekitar 1,8 juta ton pertahun (Kompas; 3-04-04 )
terutama di wilayah timur Indonesia seperti laut Arafura, laut Seram, laut Banda, dan laut
Flores serta perairan lainnya seperti Laut Cina Selatan, Samudera Pasifik dan Lautan
Hindia.Namun demikian perlu adanya kewaspadaan akan terjadinya pencurian ikan oleh
pihak asing. Menurut harian Kompas ( 3-04 2004 ), pada tahun 2003 sebanyak 144 kapal
ikan asing tertangkap di perairan Indonesia dan 28 kapal diantaranya berada di Kalbar. Dan
salah satu kelemahan utama penegakan hukum dilaut, menurut Rohmin adalah terlalu
4. Konstruksi umum
Pole and line terdiri dari gandar yang bisanya terbuat dari bambu ( bamboes pole),
tali pancing dan mata pancing. Bentuk kapal pole and line memiliki beberapa kekhususan
antara lain :
• Bagian atas dek kapal bagian depan terdapat plataran ( flat form ) yang digunakan
16. Dalam kapal harus tersedia bak-bak untuk penyimpanan ikan umpan yang masih hidup.
7. Pada kapal pole and line ini harus dilengkapi sistem semprotan air ( water splinkers
Sedangkan tenaga pemancing jumlahnya bervariasi misalnya saja untk kapal ukuran
20 GT dengan kekuatan 40-60 HP, tenaga pemancingnya berjumlah 22-26 orang, dengan
ketentuan sebagai berikut 1 orang sebagai kapten, 1 motoris, 1-2 orang pelempar umpan, 1
5. Detail konstruksi
Panjang galah biasanya tergantung ukuran perahu yaitu semakin besar ukuran
perahu yang digunakan, ukuran gandar / joran juga semakin panjang dan terbuat dari bambu
maupun fiberglass karena ringan dan lentur Tali utama terbuat dari bahan nylon
monofilament warna merah atau hijau dan panjangnya 2/3 dari panjang galah/ gandar.
Mata pancing untuk pole and line ini ada 2 macam yaitu yang berkait balik dan tidak
berkat balik, namun yang sering digunakan adalah yang tidak berkait balik. Mata pancing ini
diselipkan seakan akan disembunyikan pada umpan tiruan / palsu, sehingga tidak secara
langsung kelihatan menyolok. Untuk mata pancing yang berkait balik memakai umpan, yaitu
umpan hidup atau masih segar. Penggunaan mata pancing ini hanya dilakukan kalau
nantinya ikan yang akan ditamgkap tidak suka menyambar umpan tiruan.
6. Karakteristik
Pole and line atau pancing gandar ini memiliki beberapa jenis antara lain mackerel
pole and line, skipjack pole and line dan squid pole and line atau pole and line untuk cumi-
Untuk di Jepang metode pemancingan ikan makarel yang efisien pada malam hari. Berat
kapal sekitar 1-50 ton.Lama pelayaran dari satu malam hingga dua minggu. Nelayan
lebih suka menggunakan galah bambu, buatan jepang, karena ringan dan lentur. Jarak
galah biasanya 1,5 sampai 2 meter panjangnya tergantung ukuran perahu. Tali utama
panjangnya hampir sama dengan panjang galah. Pengait atau ikan yng dipasang pada
mata pancing dihubungkan dengan tali utama oleh tali mata pancing sepanjang 10-15 cm
dan warnanya sama dengan tali utama. Ada dua jenis umpan ( untuk pengait dan untuk
ditabur ) umpan untuk pengait yaitu terbuat daridaging makarel bagian luar dengan lebar
10mm, panjang 50-60 mm, dan tebal 2 sampai 3 mm. Untuk pemasangannya , bagian
Pemancingan skipjack dengan pole and line di perairan jepang menggunakan tangkai
bambu dengan panjang 4,5 sampai 6 meter unuk di jepang dan 3,5 sampai 4 meter untuk
di kep pasifik dan Tahiti. Pada kapal skipjack ini biasanya memiliki banyak awak kapal
sejumlah awak kapal. Mesin yang digunakan untuk tiap-tiap kapal antara 4 sampai 12
unit mesin. Mesin ini dirancang untuk melakukan gerakan sebagai mana yang dilakukan
nelayan, contohnya untuk menarik ikan dengan cara gerakan vertikal dari tangkai dan
Sedangkan untuk ukuran kapal bervariasi antara 20 sampai 500 GT. Kapal yang
berukuran lebih dari 70 GT terbuat dari baja, sedangkan yang kurang dari 60 GT terbuat
dari fiberglass. Umpan hidup dari jenis ikan sardin sangatlah diperlukan, agar sardin
tersebut teap hidup untuk masa 50-60 hari sampai kapal sampai di tempat pemancingan,
maka sarden disimpan di tangki air laut dn air diganti 4 sampai 6 kali tiap jamnya oleh
Pemancingan ikan cumi- cumi dilakukan malam hari dengan bantuan lampu. Sepanjang
operasi spanker digunakan untuk melawan angin. Ukuran kapal cumi-cumi ini bervariasi
yaitu 2-3 GT untuk penagkapan di pantai dan 500 GT untuk laut bebas. Untuka kapal 100
GT biasanya memiliki awak kapal sejumlah 16-20 orang dengan waktu perjalanan 2
Alat ini banyak digunakan di wilayah Indonesia bagian timuer. Penangkapan dengan
menggunakan pole and line tersebut dapat menggunakan kapal motor ( kapal motor
menggunakan perahu dayung ( rowing boat ) yang biasa disebut Funai dan atau Rurche.
Alat pemancingnya sendiri bentuknya umum sepeti pancing cakalang pada umumnya.
Umpan hidup yang digunakan terdiri dari sejenis ikan teri, sardin, selar, kembung, lolosi
(Caesio spp ). Ikan-ikan umpan hidup ini biasanya diperoleh dari pengusaha
Untuk nelayan skala kecil, penggunaan perahu motor memaang dirasa terlalu mahal
biayanya, kecuali untuk perikanan industri. Bagi nelayan kecil penangkapan dengan pole
and line dapat menggunakan perahu dayung ( rowing boat ). Di daerah kepulauan
maluku bagian utara perahu yang digunakan disebut Bloto dengan panjang 7 m, lebar 1-
1,25 m, dalam 0,5 m, menggunakan tenaga 4 orang, sedang untuk ukuran lebih besar
menggunakan tenaga 6-8 orang. Sebagian nelayan daerah Ambon, Ceram, Banda juga
ada yang menggunakan perrahu dayung yang disebut Arambai, yang berukuran panjang
10 m, lebar 1-1,25m, dalam 0,50 m. tenaga yang diperlukan sejumlah 14 orang yaitu 7
①. Pancing kakap
Suatu pancing yang dikhususkan memancing ikan kakap. Gandar berukuran
gulio ) yang diperoleh dari hasil menjala. Cara menggunakan umpan ini adalah
dengan memasukkan ujung mata pancing tepat dibawah kepala dibawah tulang
punggung atau di atas irip dada. Lokasi penagkapan yaitu I pantai, muara sungai,
dan dekat pelabuhan. Hasil tangkapan terutama ikan kakap. Daerah distribusi di
②. Pancing bobara
Pancing bobara mempunyai panjang joran 3-3,5 m, berdiameter 2cm pada bagian
pangkalnya dan 0,75 m pada ujungnya. Tali pancing sepanjang 3,5 m dibuat dari
bahan nilon atau senar (plastik ). Pada ujung tali pancing diikat dengan kawat
panjangnya 10 cm dan baru pada ujung kawat ini dikaitkan mata pncing ( no 6 ).
Pada waktu penangkapan pancing ini menggunakan umpan hidupdari jenis tembang
atau japuh yang diperoleh dari hasil menjala. Lokasi penagkapan dilakukan di
bobara (Carank spp ), juga ikan – ikan besar lainnya seperti kerapu ( Ephinephelus,
③. Pancing Tandipang
Mata pancing yang digunakan untuk mata pancing tandipang, berukuran yang paling
kecil dan idak berkait balik, dan dalam pengoperasiannya menggunakan umpan
yang terdiri dari udang halus atau udang rebon. Penangkapan dilakukan dengan
bedramai-ramai. Biasanya terdiri dari 15-20 perahu yang berukuran panjang 5m,
lebar 0,5 m, dalam 0,45 m dan dilengkapai dengan katir / sema bila telah ditemukan
dalam airdan umumnya segera disambar. Umpan yang telah disambar ini dengan
cepat diangkat ke atas perahu. cara pemancingan ini sama dengan pole and line
tapi khusus untuk ikan kecil. Distibusi dari pancing ini adalah di daerah perikanan
sekitar Gorontalo.
8. Gambar tehnis
a. Pancing ini digunakan untuk menangkap blue fin tuna di Gulf of Biscay, Prancis
①. Diameter pole 30 mm
③. Yaps,d : 4 , spread : 20
a. Gandar
Untuk nelayan jepang yang menggunakan pole and line sebagai alat tangkapnya
lentur. Selain itu ada juga yang menggunakan fiberglass untuk dipakai joran/ gandar,
b. Tali pancing
Tali pancing bisanya menggunakan PA atau polyamide dan ada juga yang
Tali mata pancing yaitu tali yang menghubungkan pancing dengan tali pancing,
11. Umpan
Umpan yang digunakan untuk pole and line ini terdiri dari dua jenis yaitu umpan benar
( true bait ) dan umpan imitasi. Untuk umpan benar biasanya menggunakan ikan yang masih
hidup yaitu dari jenis ikan teri, sardin, selar, kembung, dan lolosi yang biasanya didapat dari
pengusaha penagkapan ikan umpan. Sedangkan umpan imitasi dapat digunakan bulu ayam
atau umpan palsu yang memang sudah dibuat secara komersil dan telah tersedia di pasaran.
Pada perikanan cakalang (Katsuwonus pelamis), karena dalam usaha menangkap jenis
ikan tersebut diperlukan umpan, maka baik para nelayan maupun para ahli perikanan berusaha
untuk mengetahui jenis umpan yang bagaimana disukai ikan tersebut. Ikan cakalang termasuk
jenis ikan yang rakus dan tidak menunjukkan adanya makanan utama, tambahan dan
Pada perikanan tuna dan cakalang, besarnya hasil tangkapan yang dikehendaki
bergantung pada dapat terpenuhi atau tidaknya umpan hidup ataupun umpan mati dalam
jumlah dan kualitas tertentu. Beberapa jenis umpan tertentu, terkadang hanya dapat
diperoleh di perairan tertentu saja, yang mungkin sekali bahwa tempat untuk memperoleh
umpan tersebut sangat jauh dari daerah penangkapan, disamping bahwa beberapa spesies
tertentu tidak dapat diperoleh atau ditangkap secara terus menerus sepanjang tahun, karena
mungkin sekali jenis umpan tersebut dapat diperoleh secara musiman saja (Gunarso, 1985).
Umpan hidup merupakan faktor pembatas dalam penangkapan ikan cakalang dengan
pole and line. Analisa dari hasil-hasil penelitian (Widodo dalam Anonymous, 1986), memberi
petunjuk bahwa banyak sedikitnya hasil tangkapan yang diperoleh dari hasil analisa
menunjukkan rata-rata ratio hasil penangkapan ikan cakalang dan umpan berkisar antara 4,8-
8,6 kg. Artinya dalam 1 kg ikan umpan menghasilkan 4,8-8,6 kg ikan cakalang. Besarnya
angka ratio ini dapat di pengaruhi oleh besar kecilnya gerombolan (schooling) cakalang yang
dijumpai dan keadaan cakalang waktu dijumpai (lapar atau kenyang), juga selera/ nafsu
makan cakalang terhadap jenis umpan (mutu ikan umpan) yang digunakan.
Salah satu faktor pembatas berhasilnya perikanan cakalang adalah dengan cukup
tersedianya umpan hidup, yang dimaksud dengan perikanan cakalang yang berkaitan dengan
“umpan hidup” ialah penangkapan cakalang dengan pole and line. Walaupun pada prinsipnya
penggunaan ikan umpan hidup (life bait fishes) ditujukan khusus untuk menangkap ikan
cakalang dengan pole and line, namun hasilnya tidak hanya ikan cakalang/ skipjack
(Katsuwonus pelamis), tetapi juga jenis-jenis ikan lainnya. Untuk cakalang sendiri meliputi 80-
95 %, sedang sisanya terdiri dari : Albakora/ albacore (Thunnus alalunga), Tuna mata besar/
Big eye tuna (Thunnus obesus), Madidihang/ Yellowfin tuna (Thunnus albacares), Tongkol
(Euthynnus affinis).
Umpan yang digunakan adalah umpan hidup, dimaksudkan agar setelah ikan umpan
dilempar ke perairan akan berusaha kembali naik ke permukaan air. Hal ini mengundang ikan
cakalang untuk mengikuti naik ke dekat permukaan. Selanjutnya diadakan penyemprotan air
pancing yang sedang dioperasikan. Umpan hidup yang paling sering digunakan adalah jenis
Umpan yang baik dan sering dipakai terutama adalah jenis teri, sardin, lolosi dan
layang. Sedangkan alat yang digunakan dalam penangkapan umpan tersebut yang berada di
perairan Teluk Bone, perairan Kendari dan perairan Bau-bau adalah alat tangkap bagan
12. Kapal
Para nelayan tradisionl di Indonesia dalam operasinya masih menggunakan kapal kayu,
karena disamping bahan lebih mudah didapat tapi juga harganya lebih murah. Sedangkan
untuk nelayan dari jepang dapt dibedakan menjadi dua yaitu untuk kapal dengan ukuran
kurang dari 60 GT dibuat dari fiberglass, sedangkan yang lebih dari 70 GT dibuat dari baja.
Memancing dilakukan di haluan kapal, sedangkan semprotan air terletak di luar pagar kapal.
Untuk ruangan ikan dilapisi dengan kayu, namun karena terjadi kebocoran maka plat kayu
Pada penagkapan ikan dengan menggunakn pole and line ini, hasilnya antara lain :
h. Dll
14. Daerah Penangkapan
terdapat di wilayah Indonesia timur seperti Minahasa, Gorontalo, Air tembaga, Ambon,
Bacan, Banda, Teratai dan Sorong. Sedangkan daerah penangkapan ikan dunia dengan
• Antara lintang 40 0 LU dan 40 0 LS yaitu daerah kep Hawiai, Chilli, North Island , dan
Ikan akan selalu mencari tempat yang sesuai dengan sifat hidupnya. Biasanya suatu jenis
ikan mempunyai suhu optimum, faktor musim dan perubahan suhu serta berbagai keadaan
lainnya akan mempengaruhi penyebaran serta kelimpahan suatu daerah penangkapan ikan
(fishing ground). Sejauh ini telah diketahui bahwa salah satu daerah penangkapan (fishing
ground) yang baik terdapat di perbatasan atau pertemuan arus panas dengan arus dingin,
pada daerah terjadinya pembalikan lapisan air (up welling), terjadinya arus pengisian
Penentuan daerah penangkapan (fishing ground) tuna dan cakalang secara tepat
dapat dilakukan dengan dukungan berbagai informasi. Informasi dapat diperoleh berdasarkan
pengalaman nelayan dan bantuan teknologi yang terus berkembang. Fishing ground tuna dan
cakalang dapat ditentukan secara visual langsung di perairan, atau secara tidak langsung
berdasarkan data yang diperoleh melalui teknologi penginderaan jauh dan hidroakustik
(Anonymous, 2001b).
Saat pencarian fishing ground merupakan suatu hal yang membutuhkan pengetahuan
dan keterampilan untuk membaca tanda-tanda alam. Biasanya hal ini merupakan tanggung
jawab dari fishing master, tanda-tanda alami di laut yang menunjukkan tentang adanya
①. Kawanan burung yang terkonsentrasi di atas permukaan laut dan sesekali menukik
⑤. Konsentrasi warna yang lebih gelap, berbeda dibandingkan warna air disekitarnya.
adanya fishing ground buatan yang biasa disebut dengan rumpon. Ide pembuatan rumpon
diperoleh dengan memperhatikan tingkah laku ikan yang suka mengikuti benda-benda atau
④. Umumnya jenis ikan ini bergerombol di sekitar batang-batang kayu yang hanyut
diperairan atau bersama ikan berukuran besar seperti ikan paus (Anonymous,
2001b).
Pada suatu daerah penangkapan ikan (fishing ground), kelompok ikan pada umumnya
tidak akan berada dekat pada lapisan permukaan dimana mereka lebih memungkinkan untuk
dapat ditangkap, bila suhu di tempat atau lapisan tersebut tidak sesuai bagi mereka, walau
Menurut Subani dan Barus (1998), ada beberapa persyaratan umum daerah
penangkapan yang potensial, untuk alat tangkap pole and line adalah :
Disamping itu persyaratan lain bagi ikan cakalang adalah kedalaman perairan sekitar 40 m,
antara 10ºLU-10ºLS. Sebagian dari perairan Indonesia merupakan lintasan ikan cakalang yang
bergerak menuju kepulauan Filipina dan Jepang. Itulah sebabnya cakalang dijumpai hampir
sepanjang tahun di perairan Indonesia. Kelompok yang padat sering dijumpai pada perairan
sekitar Kalimantan, Sulawesi, Halmahera, Nusa Tenggara, Kepulauan Maluku dan Irian Jaya
(Gunarso, 1985).
Menurut Gunarso (1985), pola ruaya ikan cakalang dari Utara ke Selatan sepanjang
pantai Barat Sumatera (Samudera Hindia bagian Timur) sebagai berikut: bulan Juli sampai
September di bagian Utara jauh dari pantai Barat Sumatera dan pada bulan Oktober hingga
Desember di bagian Selatan dengan gerakan ke arah Timur. Pada bulan April hingga Juni, ikan
cakalang tersebut muncul diselatan Jawa Tengah dan Jawa Timur, Bali dan Nusa Tenggara
Barat. Selama kurun waktu bulan April hingga Juni ikan cakalang kembali ke Selatan menuju
Samudera Hindia.
Ikan cakalang dapat mencapai panjang 1 meter dengan berat 25 kg. Ikan ini juga
terdapat di tiga samudra dunia tetapi menghendaki kondisi tertentu, faktor pembatasnya yang
penting adalah suhu dan salinitas. Cakalang lebih banyak hidup di perairan lapisan permukaan
dengan suhu 16-30 oC dan salinitas 32-36 promil dan melakukan pemijahan di daerah pantai
(Nontji, 1993).
Dalam pengoperasian pole and line, diperlukan alat bantu penengkapan yang
berguna unuk membantu mengumpulkan kawanan ikan atau untukk membantu dalam
Jaring tangguk berguna untuk memojokkan umpan ke suatu sudut agar mudah di
tangguk dengan churchill. Sedangkan seser yang besar berguna untuk memindahkan
umpan hidup ke ember dan seser kecil digunakan untuk menyebar umpan
b. Penyemprot air
Penyemprot air yang erbuat dari pipa dan erletak di bagian tepi kapal yitu dibawah para-
para . penyemprot air ini bergna untuik menyemprotkan air ke arah kawanan ikaan agar
kawanan ikan tersebut mengira air yang jatuh adalah umpan yang disebar sehingga
c. Ember
disebar
d. Mesin pemancing
Mesin pemncing ini teretak pada bagian pinggir lambung kapal. Ada sebagian pendapat
yang mengatakan bahwa penggunaan mesin ini lebih efektif dari tenaga manusia.
e. Rumpon
Rumpon ini berguna untuk mengumpulkan kawanan ikan dan harus dipasang jauh hari
sebelum operasi penangkapan, jadi tidak perlu menggunakan ikan hidup sebagai umpan
a. Persiapan
Tahap persiapan ini dilakukan sebelum kapal berangkat untuk mencari gerombolan ikan /
fishing ground.
②. es / freon yang digunakan untuk menyimpan ikan hasil tangkapan agar lebih awet
③. umpan hidup, biasanya menggunakan ikan teri yang diperoleh dari hasil menjla
④. ember, kaleng, jaring tangguk, seser yang berguna untuk membantu kelancaran
⑤. joran / gandar yang telah dirangkai sesuai dengan sejumlah pemancing besreta
cadangannya.
⑧. Dan alat- alat lain yang dapat membantu kelancaran operasi penangkapan
pencarian gerombolan ikan. Hal ini dapat dilakukan dengan dua cara yaitu dengan
Untuk teknik mengejar ruaya ikan dapat digunakan 3 cara seperti diagram berikut ini :
1. angin
IKAN
arus
kapal
2.
angin
IKAN
arus
kapal
3.
Angin
IKAN
Arus
b. Pemancingan
agar cakalang lebih mendekat ke arah kapal sehingga lebih udah dijangkau oleh pancing.
Setelah ikan mendekat, agar umpan hidup tidak banyak terbuang, maka kran
penyemprot air laut dibuka dan setelah ikan terlihat meloncat-loncat kemudian dipancing.
Kegiatan pemncingan ini dilakukan begitu rupa yaitu dengan menjatuhkan pancing ke
atas permukaan air dan bila disambar oleh cakalang, dengan cepat diangkat melalui atas
kepala dan secara otomatis terlempar ke dalam dek kapal. Hal demikian dilakukan
hingga berulang-ulang. Pemancingan dengan cara seperti ini biasa disebut dengan cara
banting. Disamping itu ada yang disebut dengan cara gepe yaitu cara pemancingan
dengan pole and line dimana setelah ikan terkena pancing dan diangkat dari dalam air
kemudian pengambilan dari mata pancing dilakukan dengan cara menjepit ikan diantara
Pada penangkapan ikan dengan menggunakan pole and line ini hasil tangkapan
dipengaruhi oleh
waktu penangkapan. Waktu yang optimal yaitu pukul 09.00 dan 15.00.