Anda di halaman 1dari 23

IV.

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Kapal Purse Seine


Kapal penangkap ikan adalah kapal yang dikonstruksikan dan digunakan
khusus untuk menangkap ikan sesuai dengan alat penangkap dan teknik
penangkapannya. Kapal yang digunakan pada praktik akhir ini adalah KM. Citra
Armina dengan call sign atau tanda panggilan YEA 5899. Kapal ini menggunakan alat
tangkap purse seine yang dilengkapi dengan mesin induk, mesin pendingin, dan
generator. Kapal ini memiliki desain bentuk kapal V bottom dan sistem kemudi hidrolik
serta mempunyai kecepatan 8 knot, sehingga lebih mudah untuk berolah gerak. KM.
Citra Armina dapat dilihat pada Gambar 3.

Gambar 3. KM. Citra Armina

Data umum atau spesifikasi dari KM. Citra Armina secara rinci dapat dilihat
pada tabel 1.
Tabel 1. Keterangan Umum KM. Citra Armina
No Spesifikasi Keterangan

1 Nama kapal KM. Citra Armina

2 Pemilik Bambang Liyoto

3 Kebangsaan Indonesia

4 Pelabuhan pendaftaran Juwana, Pati


5 Tanda selar GT. 53 No.1229/Fp

6 Bentuk kapal V bottom

7 Material kapal Kayu, fiberglass

8 Tempat pembuatan Juwana, Pati

9 Tahun pembuatan 2000

10 Sistem kemudi Hidrolik

11 Maksimum Speed 8 Knot

12 LOA 27,5 M

13 B. (breath) 7,95 M

14 D. (Draft) 2,7 M

15 Berat bersih 31 ton

16 Merek Mesin Nissan

17 No Seri Mesin 023481

(Sumber : Data Praktik, 2017)

4.2. Mesin Pada KM. Citra Armina.


KM. Citra Armina mempunyai 1 unit mesin induk yang bermerek NISSAN
dengan kekuatan 128 PK serta kecepatan maksimum 8 knot dan 3 unit mesin genset
sebagai mesin bantu. Dua unit mesin genset berdaya 16000 Watt dan satu unit mesin
genset berdaya 11000 Watt. Mesin induk pada KM. Citra Armina dapat dilihat pada
Gambar 4.
.
Gambar 4. Mesin induk

4.3. Struktur Organisasi di KM. Citra Armina


Jumlah awak kapal yang terdapat di KM. Citra Armina yaitu sebanyak 40
orang, terdiri dari Nahkoda, Kepala Kamar Mesin (KKM), Mualim I, Serang, Oiler,
Koki dan Anak Buah Kapal (ABK). Struktur organisasi pada KM. Citra Armina dapat
dilihat pada Gambar 5.

Gambar 5. Struktur organisasi pada KM. Citra Armina.

4.4. Peralatan Navigasi di KM. Citra Armina


Peralatan navigasi yang digunakan pada KM. Citra Armina adalah GPS (Global
Positioning system) dan kompas magnet. GPS yang terdapat pada KM. Citra Armina
bermerek Garmin dengan tipe GPS 128. Pada KM. Citra Armina GPS dan kompas
sama-sama digunakan untuk menentukan haluan kapal. Alat navigasi pada KM. Citra
Armina dapat dilihat pada Gambar 6.

a b

Gambar 6. a) GPS (Global Positioning System). b) Kompas.

4.5. Bagian Utama Purse Seine


Berdasarkan fungsinya, yaitu untuk menangkap ikan pelagis kecil, maka alat
tangkap yang digunakan pada KM. Citra Armina adalah purse seine. Bagian-bagian
purse seine pada KM. Citra Armina beserta ukurannya adalah sebagai berikut:

1. Jaring utama
Bagian badan jaring berfungsi untuk membentuk jaring menyerupai kantong.
Ukuran mata jaring pada tiap bagian adalah tidak sama. Bagian yang memiliki ukuran
yang sama terletak pada bagian sayap dengan ukuran mata yang besar. Sementara pada
bagian kantong ukuran matanya kecil, karena pada tempat ini merupakan tempat
berkumpulnya ikan yang tertangkap sebelum diangkat ke permukaan.
Ukuran mata jaring untuk bagian kantong adalah ¾ inch dengan ukuran benang
210 d/15, sedangkan untuk sayap ukuran mata jaringnya adalah 1 inch dengan ukuran
benang 210 d/12, d/9 dan d/6 dengan bahan polyamide (PA).

2. Selvedge
Selvedge merupakan mata jaring penguat yang dipasang untuk melindungi
bagian pinggir antara jaring utama dengan tali ris agar tidak mudah rusak atau robek
pada saat operasi penangkapan.
Ukuran mata jaring yang digunakan untuk selvedge pada KM. Citra Armina
berukuran 2,5 inch dengan nomor benang 400/d15 dan bahan terbuat dari PE
multifilament. Selvedge dapat dilihat pada Gambar 7.

Gambar 7. Selvedge

3. Tali ris
Tali ris pada KM. Citra Armina terdiri dari tali ris atas dan tali ris bawah. Tali
ris menggunakan tali dengan arah pintalan kanan. Panjang tali ris atas 480 meter dan
panjang tali ris bawah 500 meter dengan diameter tali Ø 2 cm dan menggunakan bahan
polyethylene (PE). Tali ris dapat dilihat pada Gambar 8.

Gambar 8. Tali ris

4. Pelampung
Pelampung berguna untuk memberikan daya apung pada alat tangkap, agar alat
tangkap dapat berdiri dengan tegak pada waktu dioperasikan di dalam air. Pelampung
yang digunakan pada KM. Citra Armina terdiri dari 2 warna yaitu pelampung pautih
dan kuning. Pelampung putih berbentuk silinder dengan type Y-20, panjang 20 cm,
diameter 10 cm dan besar diameter lubang pelampung 2 cm. Sedangkan pelampung
kuning dengan type Y-60, panjang 25 cm dan diameter 15 cm yang dipasang pada
bagian kantong. Jumlah pelampung yang digunakan sebanyak 1250 buah dengan bahan
Polyvinil Chloride (PVC). Tali pelampung mempunyai arah pintalan kanan.
Pelampung pada KM. Citra Armina dapat dilihat pada Gambar 9.

Gambar 9. Pelampung

5. Cincin (ring)
Cincin berfungsi untuk jalannya tali kerut pada waktu jaring ditarik sehingga
jaring membentuk kantong. Cincin yang digunakan pada KM. Citra Armina terbuat
dari bahan stainless yang tidak mudah berkarat. Besi yang digunakan untuk cincin
berukuran 12 mm. Teknik pengikatan cincin menggunakan teknik ikatan jangkar, yang
biasa digunakan untuk mengikat benda yang berupa ring atan cincin. Jumlah cincin
yang digunakan pada alat tangkap sebanyak 100 buah yang berdiameter 15 cm dan
jarak antar cincin 1 meter. Cincin yang digunakan di KM. Citra Armina dapat dilihat
pada Gambar 10.
Gambar 10. Cincin

1. Pemberat
Pemberat berguna untuk memberikan daya tenggelam pada jaring sehingga
jaring dapat terbentang dengan sempurna. Pemberat yang digunakan oleh KM. Citra
Armina terbuat dari bahan timah yang berjumlah 2500 buah dan memiliki berat 250
gram per buah. Pemberat terbuat dari bahan Pb (timah hitam) yang tidak mudah
berkarat dan berdiameter 4 cm. Tali pemberat yang digunakan mempunyai arah
pintalan kanan. Pemberat yang digunakan di KM. Citra Armina dapat dilihat pada
Gambar 11.

Gambar 11. Pemberat

2. Tali cincin
Tali cincin adalah tali penghubung antara cincin dengan tali ris bawah. Tali
cincin digunakan untuk mengikat dan menggantung cincin pada gabungan antara tali
ris bawah, tali pemberat dan tali gantungan jaring. Tali cincin yang digunakan pada
KM. Citra Armina terbuat dari bahan polyethilene (PE) dengan panjang 50 cm. Tali
yang digunakan untuk tali cincin mempunyai arah pintalan kanan. Tali cincin dapat
dilihat pada Gambar 12.

Gambar 12. Tali cincin

3. Tali kerut
Tali kerut digunakan untuk menutup bagian bawah jaring pada saat
dioperasikan yang dilewatkan pada cincin sehingga cincin akan terkumpul dan jaring
membentuk sebuah kantong sehingga ikan tidak dapat keluar dari jaring. Tali kerut
yang digunakan pada KM. Citra Armina terbuat dari bahan polyethilene (PE) yang
berdiameter 26 mm dan panjang 540 meter. Tali kerut pada KM. Citra Armina dapat
dilihat pada Gambar 13.

Gambar 13. Tali kerut.


Desain atau konstruksi alat tangkap pada KM. Citra Armina secara rinci dapat
dilihat pada Gambar 14.

Gambar 14. Konstruksi alat tangkap pada KM. Citra Armina.

Alat tangkap pada KM. Citra Armina mempunyai panjang 450 meter dengan
dalam jaring bagian kantong 60 meter serta dalam jaring bagian sayap 40 meter.
Pelampung berjumlah 1250 buah dengan warna dan ukuran yang berbeda. Pelampung
kuning memiliki panjang 25 cm dan berdiameter 15 cm sedangkan pelampung putih
memiliki panjang 20 cm dengan diameter 10 cm. Pemberat berjumlah 2500 buah
dengan berat 250 gram perbuah. Jumlah cincin 100 buah dengan diameter lingkaran 15
cm. Panjang tali ris atas 480 meter dan panjang tali ris bawah 500 meter. Panjang tali
kolor atau tali kerut 540 meter.

4.6. Alat Bantu Penangkapan


Alat bantu penangkapan pada pengoperasian purse seine yang terdapat di KM.
Citra Armina untuk menunjang kelancaran dan keberhasilan operasai penangkapan
terdiri atas :

1. Rumpon
Rumpon adalah salah satu jenis alat bantu penangkapan berbentuk alat, obyek,
atau struktur yang bersifat permanen atau sementara yang didesain dan dikonstruksi
dari jenis material alami dan buatan yang diberi pemberat agar rumpon dapat terpasang
tegak lurus di dalam air.
Rumpon yang digunakan pada KM. Citra Armina terdiri dari 4 komponen
utama yaitu pelampug, tali pemberat, pemikat dan pemberat. KM. Citra Armina
mempunyai rumpon yang bersifat sementara. Panjang tali rumpon 10 meter yang
terbuat dari bahan PE dan berdiameter 10 mm. Pemberat terbuat dari campuran pasir
dan semen yang dicor atau dipadatkan dengan berat 10 kg. Pemikat rumpon atau
atraktor berupa jaring bekas berwarna hijau dengan ukuran 60 x 40 cm yang dipasang
dengan cara ditempelkan pada tali pemberat dengan jarak 20 cm. Pelampung terbuat
dari bahan gabus atau busa. Rumpon yang terdapat pada KM. Citra Armina dapat
dilihat pada Gambar 15.

Gambar 15. Rumpon

2. Lampu
Lampu digunakan untuk mengumpulkan gerombolan ikan yang kemudian
dilakukan operasi penangkapan. Lampu yang digunakan pada KM. Citra Armina ada
2 macam yaitu lampu galaxy yang berjumlah 28 buah dan lampu merkuri yang
berjumlah 42 buah. Lampu ditempatkan disekeliling kapal bagian atas. Selain lampu
yang ditempatkan disekeliling kapal, ada lampu bantu yang sengaja dirancang untuk
menggantikan lampu merkuri dan galaxi pada saat dimatikan, agar gerombolan ikan
tetap bertahan di tempat yang sama. Lampu yang terdapat di KM. Citra Armina dapat
dilihat pada Gambar 16.

a b

d
c
Gambar 16. a) Lampu galaxi. b) Lampu merkuri. c) Lampu merkuri.
d) Lampu bantu.

3. Fish finder
Fish finder digunakan untuk mendeteksi gerombolan ikan yang menjadi sasaran
tangkap utama. KM. Citra Armina menggunakan fish finder yang bermerek Furuno.
Pada KM. Citra Armina fish finder sangat berperan penting dalam proses penurunan
alat tangkap. Alat tangkap akan diturunkan apabila sudah terdeteksi gerombolan ikan
pada fish finder. Apabila tidak terdeteksi ikan pada fish finder, maka penurunan alat
tangkap akan dibatalkan. Fish finder yang terdapat pada KM. Citra Armina dapat
dilihat pada Gambar 17.

Gambar 17. Fish finder

4. GPS (Global Positioning System)


GPS digunakan untuk menentukan posisi kapal, kecepatan kapal, garis haluan,
posisi penangkapan dan hal-hal lain yang menunjang keperluan navigasi di laut
terutama ketika kapal mengadakan operasi penangkapan yang jauh dari pantai atau
pulau. Merek GPS yang digunakan di KM. Citra Armina adalah Garmin dengan type
GPS 128. GPS di KM. Citra Armina dapat dilihat pada Gambar 18.

Gambar 18. Global Positioning System (GPS).


5. Purse line winch (gardan)
Purse Line winch digunakan untuk menarik tali kerut yang dipasang di sisi
kanan dan kiri kapal dan dapat digunakan untuk menarik tali jangkar, selain itu purse
line winch digunakan untuk menarik jaring pada saat ikan terlalu banyak dan tidak
mampu ditarik secara manual. Purse line winch yang digunakan di KM. Citra Armina
terbuat dari stainless yang tidak mudah berkarat dengan diameter 30 cm. Purse line
winch pada KM. Citra Armina digerakan menggunakan mesin induk. Purse line winch
pada KM. Citra Armina dapat dilihat pada Gambar 19.

Gambar 19. Purse line winch

6. Roller
Roller digunakan untuk memudahkan penarikan tali kerut pada saat ditarik
menggunakan purse line winch, sehingga tali kerut tidak bergesekan dengan kapal yang
dapat mengakibatkan tali kerut putus. Roller pada KM. Citra Armina dapat dilihat pada
Gambar 20.
Gambar 20. Roller

7. Tiang boom
Tiang boom digunakan untuk menahan pelampung pada saat ikan hasil
tangkapan telah berada pada kantong jaring, sehingga pengangkatan ikan lebih mudah
dan cepat. Tiang boom dilengkapi dengan tali gantung yang digunakan untuk mengikat
pelampung pada bagian kantong. Tiang boom pada KM. Citra Armina dapat dilihat
pada Gambar 21.

Gambar 21. Tiang boom.

8. Katrol
Katrol digunakan sebagai alat yang mempermudah pengangkatan serok pada
saat menaikan hasil tangkapan ke kapal dengan bantuan purse line winch. Katrol yang
digunakan di KM. Citra Armina mempunyai beberapa komponen yaitu tiang boom,
gantol, tali dan block. Katrol pada KM. Citra Armina dapat dilihat pada Gambar 22.
Gambar 22. Katrol

4.7. Teknik Pengoperasian Purse Seine


Teknik pengoperasian purse seine pada KM. Citra Armina meliputi beberapa
tahapan sebagai berikut:

1. Tahap persiapan
Tahap persiapan operasi penangkapan pada KM. Citra Armina, pemilik kapal
mempercayakan penuh kepada nahkoda dan ABK untuk melakukan persiapan yang
dibutuhkan pada saat operasi penangkapan. Tahap operasi penangkapan pada KM.
Citra Armina meliputi :
a. Persiapan darat
Persiapan darat meliputi:
1) Menyiapkan surat-surat kapal. Surat-surat KM. Citra Armina dapat dilihat pada
lapiran 4.
2) Menyiapkan semua perbekalan yang dibutuhkan selama operasi penangkapan
sampai selesai. Perbekalan yang dibutuhkan pada KM. Citra Armina dapat
dilihat pada lapiran 5.
3) Menyiapkan alat navigasi. Alat navigasi yang disiapkan adalah GPS dan
kompas.
4) Mengecek dan memastikan mesin induk dan mesin bantu kapal dalam keaadan
baik dan siap untuk digunakan.
b. Persiapan selama menuju fishing ground.
Pesiapan selama menuju fishing ground meliputi:
1) Memperbaiki jaring yang sobek.
2) Mengganti jaring yang tidak layak digunakan.
3) Mempersiapkan perlengkapan yang dibutuhkan pada saat operasi penangkapan.
4) Mengganti lampu yang tidak menyala.
5) Memperbaiki bagian rumpon yang rusak.
c. Persiapan menjelang setting
Persiapan menjelang setting meliputi:
1) Menurunkan rumpon.
2) Merapikan dan mengecek alat tangkap dalam keadaan siap setting.
3) Menyiapkan tali yang kemungkinan diperlukan pada saat Haulling.
4) Mengetes gardan atau purse line wich agar selalu dalam keadaan siap pakai.
5) Menyalakan lampu merkuri.

9. Menuju fishing ground (searching)


Fishing ground akan menentukan keberhasilan atau gagalnya proses
penangkapan ikan. Proses penangkapan ikan dengan KM. Citra Armina, posisi fishing
ground sudah tersimpan dalam GPS sehingga dalam proses penangkapan, kapal tidak
lagi mencari fishing ground tetapi langsung menuju ke posisi yang telah diseting dalam
GPS. Selain itu, dalam penentuan daerah penangkapan biasanya nahkoda akan
menghubungi kapal lain untuk menanyakan informasi daerah penangkapan yang
banyak ikannya. Posisi-posisi fishing ground yang dimiliki KM. Citra Armina dapat
dilihat pada lampiran 1.

10. Setting (penurunan alat tangkap)


Sebelum penurunan alat tangkap diawali dengan beberapa hal yang harus
diperhatikan oleh nahkoda, yaitu angin, arus, gelombang dan ada tidaknya gerombolan
ikan yang terdeteksi melalui fish finder. Setelah nahkoda memperhatikan hal-hal
tersebut, nahkoda langsung memberikan tanda berupa bunyi bel bahwa setting akan
segera dimulai.
Kegiatan penurunan alat tangkap di KM. Citra Armina diawali dengan
mematikan lampu galaxi dan merkuri satu persatu. Setelah semua lampu galaxi dan
merkuri dimatikan, maka lampu bantu segera dinyalakan dan diturunkan. Lampu bantu
berfungsi untuk memfokuskan ikan pada rumpon, sehingga ikan tidak yang sudah
terkumpul tidak berpindah tempat. Penurunan lampu bantu dilakukan oleh dua orang
ABK, satu bertugas sebagai penjaga lampu dan satu bertugas sebagai juru arus. Setelah
lampu bantu diturunkan, kedua orang tersebut membawa lampu menuju ke rumpon
yang diikat di buritan kapal, kemudian tali rumpon dilepas untuk disambungkan
dengan lampu bantu.
Setelah rumpon telah tersambung dengan lampu bantu, kapal langsung menjauh
dengan jarak ±30 meter dan nahkoda memberi tanda untuk menaikan jangkar.
Penarikan jangkar dilakukan dengan menggunakan gardan atau purse line winch.
Setelah jangkar naik ke atas kapal, nahkoda langsung memutar kemudi menuju lampu
bantu yang disambungkan dengan rumpon. Pada saat kapal telah mendekati rumpon
dan lampu ±30 meter, nahkoda merubah haluan kapal untuk mengelilingi rumpon dan
lampu bantu tersebut dengan jari-jari ±30 meter sambil mencari posisi angin dan arus
yang baik. Posisi angin dan arus yang dicari oleh nahkoda KM. Citra Armina adalah
angin yang datang berlawanan dengan arah kapal dan harus searah dengan lambung
kanan kapal.
Setelah mendapatkan arah angin dan arus yang tepat nahkoda langsung
memberikan aba-aba “tawur” kemudian ABK yang bertugas untuk menurunkan alat
tangkap ulang menyebut aba-aba yang dikatakan oleh nahkoda. Secara bersamaan juru
masak yang membawa tongkat bambu yang dipasangkan lampu tanda bagian ujungnya
terjun kelaut menggunakan ban yang diikuti dengan penurunan jaring. Tongkat bambu
ini berfungsi untuk mengikat tali ris atas bagian belakang. Selama penurunan jaring,
kapal tetap bergerak mengelilingi atau melingkari lampu bantu dan rumpon. Waktu
yang dibutuhkan untuk melingkarkan jaring ± 5-6 menit dan kecepatan kapalnya 5
knot. Kegiatan pelingkaran berlangsung sampai kapal mendekati tongkat bambu.
Setelah kapal akan mendekati bambu kecepatan kapal dikurangi sedikit demi sedikit
dengan tujuan tongkat bambu tidak tertabrak oleh kapal dan ketika kapal telah
mendekati tongkat bambu, juru masak yang bertugas menjaga tongkat bambu langsung
memberikan bambu kepada ABK yang berada di atas kapal untuk menarik tongkat
bambu yang tersambung dengan tali ris atas, yang selanjutnya tali ris ditarik secara
manual hingga ujung jaring naik ke atas kapal. Sketsa pelingkaran jaring pada KM.
Citra Armina dapat dilihat pada Gambar 23.
Gambar 23. Sketsa proses pelingkaran jaring.

Faktor yang paling berpengaruh pada saat pelingkaran jaring adalah arah angin
dan arus. Jaring akan melingkar dengan sempurna apabila arah angin datang dari depan
dan berlawanan dengan haluan kapal, sedangkan arah arus harus searah dengan
lambung kanan kapal.

11. Penarikan tali kerut (pursing)


Pursing merupakan kegiatan menarik tali kolor hingga jaring membentuk
kantong dengan sempurna, sehingga ikan tidak dapat meloloskan diri. Penarikan tali
kolor di KM. Citra Armina dilakukan setelah ujung jaring bagian haluan dan buritan
telah bertemu. Penarikan tali kolor dilakukan dengan menggunakan gardan atau purse
line winch, hingga semua cincin dan pemberat naik ke kapal. Penarikan tali kolor harus
dilakukan secepat mungkin, karena penarikan tali kolor sangat berpengaruh pada hasil
tangkapan. Semakin lama penarikan tali kolor maka hasil tangkapan akan menurun.

12. Penarikan jaring ke atas kapal (hauling)


Hauling adalah proses penarikan jaring ke kapal. Hauling dilakukan bersamaan
dengan penarikan tali kolor. Proses penarikan jaring ke kapal pada KM. Citra Armina
masih menggunakan tenaga manusia, yang dikerjakan oleh semua orang yang ada di
kapal terkecuali nahkoda. Hauling dilakukan dengan menarik lembaran-lembaran
jaring bersamaan dengan penarikan pelampung. Proses hauling berlangsung selama ±
2 jam. setelah lembaran jaring sudah naik di kapal dan pelampung tanda berwarna
kuning telah mencapai haluan kapal, pelampung tersebut di ikat pada tali gantung guna
untuk mengurung ikan agar mudah untuk diangkat ke kapal. Proses selanjutnya
pengangkatan ikan keatas kapal atau brailling dengan menggunakan serok yang
digantung pada tiang boom dan dibantun dengan purse line winch untuk menarik serok
yang telah berisi ikan.

4.8. Jenis Jenis Hasil Tangkapan


Hasil tangkapan purse seine pada umumnya terdiri dari berbagai jenis ikan
pelagis kecil yang bergerombol. Hasil tangkapan pada KM. Citra Armina terdiri dari
berbagai jenis ikan pelagis kecil yang suka bergerombol seperti ikan tongkol
(Euthynnus sp), sardin (Sardinella sirm), layang (Decapterus sp), kembung
(Rastrelliger kanagurta), bawal (Formioniger sp), selar (Selarcrumenopthalnus),
cumi-cumi (loligo sp) dan tenggiri (Scomberomo rusguttatus). Hasil tangkapan pada
KM. Citra Armina dapat dilihat pada lampiran 3.

4.9. Penanganan dan Penyimpanan Hasil Tangkapan


Teknik penanganan hasil tangkapan di KM. Citra Armina sudah termaksud
dalam kategori modern, karena menggunakan sistem sharp freezer. Sharp freezer
adalah sistem pembekuan ikan dengan meletakan ikan di atas rak yang terbuat dari
pipa-pipa evaporator. Jumlah freezer yang ada di kapal KM. Citra Armina sebanyak 2
unit. Kapal KM. Citra Armina mempunyai 9 palka, 2 palka dipasang pipa evaporator
yang digunakan untuk proses pembekuan dengan suhu -30o C dan 7 palka digunakan
untuk penyimpanan ikan dengan suhu -20o C untuk mempertahan kualitas ikan agar
tetap segar, sehingga suhu ikan menurun menjadi -18o C. Tahapan penanganan ikan di
KM. Citra Armina terdiri dari:

1. Penyortiran
Penyortiran dilakukan setelah ikan naik keatas kapal. Penyortiran bertujuan
untuk memisahkan jenis dan ukuran ikan agar mudah diatur dalam nampan dan palka
penyimpanan. Alat yang digunakan untuk proses penyortiran, yaitu sarung tangan,
keranjang dan van pembeku. Proses penyortiran dapat dilihat pada Gambar 24.

Gambar 24. Proses penyortiran

2. Pencucian hasil tangkapan


Pencucian dilakukan setelah ikan selesai disortir. Pencucian hasil tangkapan
bertujuan menghilangkan sisik, lendir dan darah pada bagian kulit ikan. Alat yang
digunakan untuk pencucian ikan adalah selang air dan mesin pompa air. Ikan dicuci
menggunakan air laut yang disemprotkan menggunakan selang. Pencucian ikan dapat
dilihat pada Gambar 25.
Gambar 25. Pencucian ikan.

3. Penyusunan ikan dalam van pembeku


Penyusunan ikan dalam van pembeku dilakukan setelah ikan selesai dicuci.
Ikan hasil tangkapan dimasukan ke dalam van pembeku yang berukuran 60 cm x 40
cm dengan kedalaman 10 cm dan berkapasitas 10 kg. Pada bagian bawah nampan
terdapat bolongan yang berguna untuk membuang air yang masuk ke dalam van
pembeku Penyusunan ikan dalam van pembeku dapat dilihat pada Gambar 26.

Gambar 26. Penyusunan ikan dalam van pembeku

4. Proses pembekuan ikan.


Setelah ikan disusun ke dalam van pembeku, selanjutnya semua van pembeku
yang telah berisi ikan dimasukan dan disusun ke dalam freezer yang suhunya telah
diturunkan hingga mencapai -30o C. Selanjutnya proses pembekuannya berlangsung
selama ± 24 jam. Freezer di KM. Citra Armina dapat dilihat pada Gambar 27.
Gambar 27. Freezer di KM. Citra Armina

5. Penyimpanan ikan ke dalam palka


Ikan yang telah membeku dikeluarkan dari freezer pembekuan, kemudian ikan
dilepaskan dari van pembeku untuk dimasukan ke dalam plastik lalu diikat kencang.
Hal ini berfungsi agar tidak terjadi proses penguapan ketika di palka penyimpanan yang
bersuhu -200 C. Cara penyimpanan ikan di dalam palka dilakukan dengan menumpuk
packingan ikan hingga palka penuh.

6. Pembongkaran ikan
Pembongkaran ikan di KM. Citra Armina yang dilakukan di pelabuhan ketika
kapal sandar. Pembongkaran dimulai dengan membuka pintu palka dan salah satu ABK
masuk ke dalam palka untuk mengangkat ikan. Setelah ikan diangkat maka langsung
diserahkan kepada ABK yang berada di atas palka, lalu diserahkan lagi kepada ABK
lain untuk dimasukan ke dalam basket yang kemudian basket tersebut dibawa ketempat
pelelangan ikan. Namun ada hasil tangkapan tertentu yang tidak melewati tahap
pelelangan, tetapi dijual langsung oleh pemilik kapal kepada pengepul ikan. Beberapa
ikan yang tidak melewati tahap pelelangan meliputi ikan bawal dan ikan tenggiri saja.

7. Pembersihan palka
Pembersihan palka dilakukan setelah semua ikan dikeluarkan, kemudian unit
mesin pendinginnya dimatikan. Pada KM. Citra Armina pembersihan palka dilakukan
dengan cara menyemprotkan air bersih pada seluruh bagian palka sehingga bunga es
yang masih melekat pada pipa evaporator akan mecair. Kemudian palka dicuci
menggunakan sabun untuk menghilangkan bau amis di dalam palka. Namun
pembersihan palka paska pembongkaran hasil tangkapan ini tidak dilakukan oleh ABK,
tetapi dikerjakan oleh pekerja tidak tetap dari TPI (Tempat Pelelangan Ikan). Proses
pembersihan palka ini telah memenuhi prinsip penanganan ikan yang baik dan standar
kebersihan kesehatan dan keselamatan serta sanitasi dan higienis (Ilyas, S., 1983).
Pembersihan palka di KM. Citra Armina dapat dilihat pada Gambar 28.

Gambar 28. Pembersihan palka

8. Pembersihan deck kapal


Pada KM. Citra Armina pembersihan deck dilakukan dengan cara
menyemprotkan air bersih pada seluruh bagian deck. Kemudian deck dicuci
menggunakan sabun, lalu digosok dengan sikat. Namun pembersihan deck paska
pembongkaran hasil tangkapan ini tidak dilakukan oleh ABK, tetapi dikerjakan oleh
pekerja tidak tetap dari TPI (Tempat Pelelangan Ikan). Hal ini sesuai pendapat Ilyas,
S. (1983) bahwa proses pembersihan palka ini telah memenuhi prinsip penanganan
ikan yang baik dan standar kebersihan kesehatan dan keselamatan serta sanitasi dan
higienis.

Anda mungkin juga menyukai