Anda di halaman 1dari 51

Kuis 1

Waktu : 10 menit.
Soal:
1) Jelaskan pengertian dari Perancangan (designing) alat
penangkap ikan
2) Sebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi disain alat
penangkapan ikan
GEOMETRI JARING, GAYA DAN
MODEL ALAT PENANGKAPAN IKAN
(Mata Kuliah Rancangan Alat Penangkapan ikan)
BAHAN DASAR ALAT
PENANGKAPAN IKAN

 Bahan dasar alat penangkapan ikan yaitu: jaring atau


tali.
 Tali, berasosiasi pancing
 Tali, berasosiasi jaring (jaring penjerat ikan maupun dinding
penghalang)

 Bahan jaring, yaitu : jaring dengan bahan


multifilament dan bahan monofilament.
Keterangan:
N = jumlah mata jaring pada bagian atas
jaring
n = jumlah mata jaring pada bagian
bawah jaring
H = jumlah mata jaring ke arah vertikal
S = mesh size
T = Notasi benang
 Luas permukaan benang (Twine surface area = TSA)

 Luas permukaan benang merupakan perhitungan permukaan


benang secara keseluruhan pada suatu alat penangkapan ikan
yang telah diketahui kebutuhan jaringnya.
 Perhitungan TSA diperlukan untuk kepentingan pendugaan
gaya-gaya yang akan bekerja pada suatu alat penangkapan
ikan di dalam air.
 TSA dihitung dengan menggunakan rumus berikut :
𝑇𝑆𝐴 = 𝑁 + 𝑛 /2 𝑥 𝐻 𝑥 4𝑎𝑑 𝑥 10−6 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑚2
Dimana : a = panjang bar dalam mm
d = diameter benang dalam mm
N = jumlah mata jaring horizontal pada bagian atas (mata)
n = jumlah mata jaring horizontal pada bagian bawah (mata)
H = jumlah mata jaring ke arah vertikal (mata)
 Diameter Benang

 Kondisi di laboratorium, diameter benang dapat diukur secara


langsung dengan menggunakan micrometer.
 Kondisi lapangan dimana peralatan tidak tersedia, maka
diperlukan pendekatan lain. Sebagai rumus pendekatan,
biasanya akurasi tergantung dari pabriknya, dan akan
berbeda antara satu pabrik dengan pabrik lainnya.
 Perhitungan diameter benang (D) untuk bahan PA sebagai
berikut :
𝐷= 210 𝑥 𝑛𝑜𝑚𝑜𝑟 𝑏𝑒𝑛𝑎𝑛𝑔/5135

 Perhitungan berat bahan (Wt)


𝑁+𝑛 Dimana :
𝑥𝐻 2𝑥𝑆 +𝐾 S = mesh size jaring
𝑊𝑡 = 2 K = knot content
1000 𝑥 𝑅 R = runnage (m/kg)
atau
𝑊𝑡 = 𝑝𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝑗𝑎𝑟𝑖𝑛𝑔 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑡𝑎𝑙𝑖/𝑅

• Metode ini dapat digunakan untuk menduga berat jaring gill


net dengan kisaran ukuran benang dari 210D/6 sampai
210D/30 dengan ukuran mata jaring berkisar dari 5 sampai 10
inci. Berat sebenarnya yang diperoleh akan bervariasi sekitar
10 - 15% dari nilai perhitungan. Rumusnya sebagai berikut :

𝐷𝑒𝑛𝑖𝑒𝑟 𝑦𝑎𝑟𝑛 𝑥 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑦𝑎𝑟𝑛 𝑥 𝑁 𝑥 𝐷


𝑊𝑡 𝑙𝑏 =
840.000
• Berat jaring dari bahan polyamide dan cotton dapat dihitung
dengan rumus berikut :

𝑁1 + 𝑁2 𝑛
𝑊𝑡 𝑔 = 𝑊𝑥𝑁1 𝑁2 1 𝐿+𝐾
2𝑁1 𝑁2 𝑁𝑚

dimana :
W = wt/cm panjang benang
W = 0,0136 x n/Nm untuk cotton pilinan keras
W = 0,000628 x n untuk benang polyamide
n = jumlah yarn tunggal dalam benang
N1 & N2 = jumlah mata pada arah panjang dan lebar jaring
Nm = nomor benang dalam sistem metrik
L = mesh size dalam cm
K = nilai konstan; dimana 3,5 untuk polyamide, 2,0 untuk cotton tidak keras dan 2,26
untuk cotton keras
 Teknik dan Nilai Penggantungan Jaring

• Teknik penggantungan jaring


- Staping - Hitching

- Setting
- Norselling
• Nilai penggantungan jaring

Menurut Nomura and Yamazaki (1977), nilai penggantungan


jaring dapat dihitung dengan 2 cara yaitu:
1) Shortening (S) atau hang-in (E’)
Pengendoran atau pengerutan atau shortening yang biasa
dikenal dengan naman hang-in ratio adalah hasil
pengurangan panjang jaring dalam keadaan terentang (L)
dengan panjang tali pelampung (l) dibagi dengan panjang
jaring dalam keadaan terentang (L). Nilai shortening atau
hang-in ratio biasanya dinyatakan dalam persen (%),
dengan rumus:
L l
S  E'  x 100 %
L
2) Hangin – ratio (E’)

Nilai hanging (E) juga dinyatakan dalam persen yaitu hasil


bagi panjang tali pelampung (l) dengan panjang jaring dalam
keadaan stretch (L). Rumus untuk mencari hanging adalah:
l
H E x 100 %
L

Hanging ratio (E) juga dapat dicari apabila hang-in ratio (E’)
sudah diketahui, dengan rumus:

E 1  E '
Contoh:

Soal:
Selembar jaring panjang terentang = 250 meter digantungkan pada
tali pelampung sepanjang 100 meter.
Berapa nilai penggantungannya?
Dik:
L = 250 m
l = 100 m
Penyelesaian: S  E '  L  l x 100 % H E
l
x 100 %
L L

250  100 100


S  E'  x 100 %  60 % H E x 100 %  40 %
250 250
Bentuk mata jaring sebagian besar dipengaruhi oleh hang-in
ratio. Tabel di bawah ini menunjukkan data secara teori mengenai
tinggi mata jaring untuk hang-in ratio yang berbeda.

Tabel Hubungan antara hang-in ratio dan tinggi mata jaring


Hang-in (%) 10 20 30 40 50 60 70 80 90
Tinggi mata jarring (%) 44 60 71 80 86 92 95 98 99

Dengan data di atas maka dalam jaring dapat dihitung dengan


menggunakan rumus:
Tinggi mata jaring (%)
Dalam jaring (d )  besar mata (m) x jumlah mata (n) x
100

Atau dapat juga dihitung dengan menggunakan rumus:

d  n . m 2S  S 2  n . m 2 E '  E ' 2  n . m 1  E 2
Contoh:
Diketahui dalam sebuah jaring 11,2 meter, besar matanya 10 cm
dengan hang-in 40 %. Berapakah jumlah mata jaring arah dalam dari
jaring tersebut.
Diket:
d = 11,2 m = 11.200 mm
E’ = 40 % = 0,4
m = 10 cm = 100 mm
n = ?

Penyelesaian
Tinggi mata jaring (%)
Dalam jaring (d )  besar mata (m) x jumlah mata (n) x
100
80
11.200  n. (100) x
100
11.200  80n Jadi jumlah mata jaring arah dalam = 140 #
11.200
n  140
80
 Sistem Pemotongan Jaring

Ada tiga hal penting dalam memotong jaring, baik


terhadap satu mata jaring maupun satu lembar jaring.
Ketiga hal tersebut adalah:
(1) Pemotongan vertikal (point cutting), bila dilakukan pada semua
mata jaring disebut “all point cutting” (p)

(2) Pemotongan horisontal (mesh cutting), bila dilakukan pada


semua mata jaring disebut “all mesh cutting” (m)

(3) Pemotongan diagonal (bar cutting), pemotongan diagonal


pada semua mata jaring dengan jumlah mata kedua sisi jaring
sama disebut “all bar cutting” (b)
> Pemotongan Segitiga

Dalam pemotongan segitiga ini, pendistribusian


jumlah pemotongan b, p, dan m arus seimbang. Hal ini
harus menggunakan sumus sebagai berikut:
P=L–B
b = 2B
Dimana: L
p = Jumlah pemotongan p
B
b = Jumlah pemotongan b
L = Jumla mata sisi terpanjang
B = Jumlah mata sisi terpendek
Contoh 1. Apabila nilai p lebih keci dari b

Diketahui: Selembar jaring berukuran, panjang = 50 mata


dan lebar = 50 mata. Jaring akan diambil 30 mata pada sisi
yang satu dan 15 mata pada sisi yang lain.
Ditanya: Bagaimana memotongnya?
Penyelesaian:
50 #
P = L – B = 30 – 15 = 15 1pt. 2b

50 # b = 2B = 2 x 15 = 30
15 #
30 # P : b = 15 : 30 = 1 : 2
pemotongan 1p 2b
GAYA YANG BEKERJA PADA ALAT
PENANGKAPAN IKAN
 Sifat Gaya Yang Bekerja Pada Alat Tangkap

Gambar Gaya luar yang bekerja pada jaring (B. Murdiyanto)


• Gaya gravitasi dan hidrostatik

Keterangan:
W = gaya gravitasi mengarah vertikal ke bawah (kgf)
B = gaya apung mengarah vertikal ke atas.
Q = berat benda yang terbenam dalam air

Keterangan:
v = volume benda (m3)
γ = specific weight = berat jenis (kgf/m)
γw = berat jenis air = 1000 kgf/m3 ; (untuk
air laut = 1025 kgf/ m3)
Bila berat benda di udara (W) diketahui maka Q dapat
dihitung dengan rumus:

Keterangan:
W = berat benda di udara dan
Eγ = koefisien buoyancy (gaya apung) atau sinking force γ
Gambar Menentukan gaya apung (Qf) dari benda apung (pelampung)
(B. Murdiyanto)
Gambar Menentukan gaya apung (Qf) dari benda yang tengelam (pemberat)
(B. Murdiyanto)
• Gaya hidrodinamika yang bekerja pada jaring (alat
tangkap)

 Gaya hidrodinamika:
- Timbul akibat pergerakan air terhadap alat tangkap dan
atau sebaliknya.
- Berasal dari tekanan yang diperlukan untuk mengalihkan
air disekeliling komponen padat dari alat tangkap
tersebut.
- Besar tekanan dan arah gaya bergantung banyak faktor
(a.l. beban komponen pada alat tangkap, bentuk dan
posisi alat tangkap dalam air).
Ketentuan Baku:

Perlu dipahami baik secara kuantitatif maupiun kualitatif. Untuk


memperoleh nilai numerik atau gaya hidrodinamika umumnya, gaya
tekan air yang bekerja pada alat tangkap maka untuk memecahkan
besar gaya ini menjadi gaya dan arah komponen vektornya, perlu
membagi alat tangkap menjadi bagian-bagian berupa bentuk badan
jaring, material, mata jaring, hanging ratio, ukuran benang dan lain-
lain terhadap gerak aliran air dengan berbagai kecepatan arus dalam
suatu tanki percobaan. Dengan menetapkan besar tahanan air R
untuk setiap kasus pada setiap bagian alat tangkap, koefisien gaya
hidrodinamika dapat dihitung.
Koefisien Hidrodinamika (C):

Koefisien non dimensi ini memberikan informasi kuantitatif


yang diperlukan terhadap pengaruh sifat-sifat fisik (benang,
bahan, matajaring, hangingratio dll) dari jaring yang diuji besar
gaya hidrodinamikanya (yang mengenai jaring tersebut sebagai
alat tangkap).
Gambar Gaya hydrodinamika terhadap tiga cara orientasi badan jaring
(B. Murdiyanto)
Koefisien hidrodinamika drag force(Cx) dan sheer force
(Cy)

Rx = drag force (parallel to the flow)

Ry = sheering force (perpendicular to the flow)

Nilai koefisien hidrodinamika ditentukan secara empiris


dengan uji dalam flume tank atau dengan perhitungan lain:
Koefisien Cx dan Cy bergantung pula pada rasio soliditas badan jaring
Es, dan pada kondisi jaring terhadap arah arus (angle of incsidence)
seperti yang didefinisikan oleh Reynolds number (Re). Lihat contoh
pada Gambar dibawah. untuk jaring dengan spesifikasi :

Gambar Cx dan Cy berbagai


posisi panel jaring terhadap
arah arus air.
• Rasio soliditas dan koefisien filtrasi untuk jaring

Rasio soliditas atau Es adalah perbandingan luas proyeksi panel


jaring (At) terhadap luas panel jaring (An).

Estimation of Projected (blocked or solid ) netting area (At):


• Reynolds number

Reynolds number (Re) adalah nilai non dimensi yang secara


sederhana mengidentifikasi gerak benda dalam air. Re
didefinisikan sebagai rasio gaya inertia cairan (fluid inertia
force) terhadap gaya kekentalan cairan (viscous force);

Keterangan:
L = dimensi linear karakteristik (m) dari benda yang disepakati dalam percobaan
(untuk bentuk bola dan silinder adalah diameternya ).

V = kecepatan relatif antara kecepatan air terhadap benda (m/sec)

v = viskositas kinetik medium cairan dalam m/sec2


Berdasarkan ketebalan benang (diameter), maka;

D adalah ketebelan atau diamter penampang benang

Metode pendekatan sederhana untuk mengestimasi tahanan


gaya (drag) hidrodinamika:

Di mana:
An = luas kerja panel jaring dalam air (m2)
V = kecepatan arus air (m/sec)
Kh adalah koefisien dimensi empiris (kgf-sec2/m4). Dalam hal
ini pengaruh bilangan Reynolds dan hanging ratio diabaikan.

Untuk panel jaring yang tegak lurus arus air (a = 90o) dengan
hanging ratio sedang (E = 0,7) secara empiris Kh = 360.Dt /mi dan
oleh karenanya,

Untuk panel jaring sejajar arus air (α = 0o), secara empiris Kh =


1,8 sehingga:

Untuk panel jaring dengan sudut αo terhadap arus air, pertama-


tama tentukan dahulu (estimasi) R90 dan R0, kemudian dilakukan
perhitungan interpolasi di antara keduanya dengan memakai rumus
sebagai berikut:
Ini adalah estimasi yang sangat mendekati gaya drag, misalnya bila
dikatakan bahwa kurva untuk koefisien Cx (Cx dan Cy berbagai posisi
panel jaring terhadap arus air) adalah linear tanpa ada penjelasan lain
tentang gaya normal atau sheering yang sangat penting sebagai
komponen gaya hidrodinamika panel jaring.

 Tahanan Jaring Yang Kompleks


 Bentuk jaring yang kompleks misalnya jaring trawl, pukat pantai
dan sebagainya, yang umumnya terdiri atas beberapa bagian yang
lebih sederhana yang dihubungkan satu sama lain.
 Contoh adalah jaring berbentuk kerucut dan tabung yang
dihubungkan.
 Untuk bentuk demikian tahanan jaring ditaksir dengan
menjumlahkan gaya-gaya tahanan bagian bagian jaring yang
bentuknya lebih sederhana untuk keperluan perhitungannya.
 Jika alat penangkapan ikan terdiri atas n bagian maka gaya tahanan
R dihitung sbb:
 Gaya Tahanan hidrodinamika pada benang dan tali

Gaya tahanan pada benang atau tali dapat diestimasi sbb:

Di mana:
Cx = koefisien tahanan D = ketebalan (diameter)
L = panjang q = ρ. V / 2 atau disebut tekanan hidrodinamika tetap

Cx bergantung pada bentuk tali (lurus atau lengkung), bahan tali,


sudut antara arah arus dan tali tersebut dan bilangan Reynolds. Dalam
keadaan tali melengkung dapat digunakan tabel koefisien tahanan tali
berdasarkan rasio panjang dan tingkat kelenturannya.
Gaya hidrodinamika pada perlengkapan a.p.i.
Alat penangkapan ikan selalu dilengkapi dengan macam macam
perlengkapan seperti pelampung, pemberat, tali ris, tickler chain
bobbin dan lain sebagainya. Perlengkapan tersebut tentunya akan
menerima gaya hidrodinamika akibat pergerakannya terhadap massa
air. Gaya tahanan yang diberikan oleh perlengkapan a.p.i. tersebut
perlu dihitung (diestimasi).
Rumus dasar yang dipakai menghitung gaya tahanan
terhadap perlengkapan tetap:

A = luas daerah bagian perlengkapan alat yang dikenai


gaya arus dan mengakibatkan tahanan terhadap gaya
tersebut. Koefisien tahanan (Cx) untuk menghitung R
bergantung pada bentuk dan bahan pembuat perlengkapan
yang bersangkutan.
Tabel koefisien tahanan berbagai bentuk perlengkapan a.p.i.
Gaya gesekan dan gaya ke atas (drag dan lift forces)
terhada bagian a.p.i. Dihitung berdasarkan rumus
hidrodinamika seperti pada:

Pengaruh bilangan Reynolds sangat berkurang untuk


kebanyakan a.p.i. karena berada antara 102 ~ 105
(Fridman, 1986).
MODEL ALAT PENANGKAPAN IKAN

A Definisi Model Alat Penangkapan Ikan

• Model alat penangkapan ikan adalah alat penangkapan ikan yang


dikonstruksi dengan pengecilan dari ukuran yang sebenarnya
menggunakan faktor skala dengan tujuan utama untuk menguji
penampilan alat penangkapan ikan tersebut di laboratorium.

• Tujuan utama adalah untuk pengujian di laboratorium, maka


standar ukuran (dimensi) dari model seharusnya disesuaikan
dengan dimensi dari laboratorium (flume tank) dimana model
tersebut akan diuji.
Gambar Flume tank sebagai tempat pengujian model alat penangkap ikan
B Dasar Pertimbangan Pembuatan Model Alat
Penangkapan Ikan

• Pembuatan model alat penangkapan ikan dibuat setelah dibuat


disain lengkap dari alat penangkapan ikan yang direncanakan.
• Dimensi dari alat penangkapan ikan sudah jelas ditentukan,
termasuk spesifikasi dan ukuran material yang akan digunakan.
• Pembuatan model alat penangkapan ikan, digunakan pendekatan
prinsip kesamaan antara ukuran yang sebenarnya dengan ukuran
model.
• Dimensi utama yang diperbandingkan meliputi panjang, luas dan
volume.
• Untuk jaring ada hal khusus yaitu ukuran mata jaring yang
sebenarnya dan ukuran mata jaring yang tersedia.
C. Model Alat Penangkapan Ikan

Jika luas dua jaring sama, tahanan jaring tersebut dapat


dibandingkan berdasarkan nilai D/L (D=diameter, L=mesh size).
Nomura (1977) mengemukakan formula sebagai berikut :
Dimana :
(D/L)b = perbandingan diameter dan mesh size jaring B
(D/L)a = perbandingan diameter dan mesh size jaring A
Rb = tahanan jaring B
Ra = tahanan jaring A
Tahanan dari jaring sebanding dengan pangkat dua dari
kecepatan arus (Nomura, 1977).

Dimana :
R = tahanan jaring (kg m2)
V = kecepatan arus (mile/jam)

Gambar Kesamaan dimensi linear, luas dan volume


Perhitungan Model Secara Teoritis

Perhitungan model berdasarkan formula Clive (Najamuddin,


1990) yang dinyatakan sebagai berikut :
Gambar Kesamaan geometrik ikan dan ukuran mata jaring
Gambar Kesamaan kinematik gaya tenggelam pemberat purse seine
Contoh soal :

Gill net terbuat dari bahan PA 210D/12 mesh size 4 inci (100 mm),
panjang 60 m lebar 6 m S=40%. Mau dibuat model dengan
panjang 3 m bahan PA 210D/3 mesh size 0,5 inci (12,5 mm).
Penyelesaian :
• Skala panjang model (R1) = 1/20

• Diameter benang jarring sebenarnya (Do)= D = v 210 x 12/5135


= 0,700535
• Diameter benang jarring model (Dm) = D = v 210 x 3/5135 =
0,350268
Rm = ½

Ukuran mata jaring teorotis = 100 x ½ = 50 mm

Jumlah mata jaring sebenarnya


Lo= (60 m/0,6) = 100 m
Jumlah mata jarring = 100 m/100 mm = 1000 mata
Jumlah mata jarring model teoritis = 1000 mata x 0,1 = 100 mata
Jadi jumlah mata jarring model yang sebenarnya adalah 400 mata
TUGAS

Buat Resume dari materi yang barusan di


berikan.

Anda mungkin juga menyukai