PENDAHULUAN
Ilmu pelayaran ialah suatu ilmu pengetahuan yang mengajarkan cara untuk melayarkan
sebuah kapal dari suatu tempat ke tempa lainnya, dengan aman dan ekonomis.
Disebabkan pengaruh laut, misalnya ombak, arus dan angin maka jarak yang terpendek
belum tentu dapat ditempuh dalam waktu yang tersingkat. Dapat saja terjadi bahwa
jarak yang baik panjang ditempuh dalam waktu yang lebih singkat andaikan pelayaran
tadi selalu mendapat arus dari belakang.
Navigasi Radio, yaitu bernavigasi dimana penentuan posisi kapal didasarkan atas
pengamatan dengan menggunakan prinsip gelombang radio, baik itu secara pasif, yaitu
menggantungkan adanya pancaran dari stasiun pemancar dari darat contohnya LORAN,
DECCA, OMEGA, RDF, atau secara aktif yaitu dengan menggunakan RADAR. Selain itu
Navigasi Satelit (Satellite Navigation), yaitu bernavigasi dimana penentusn posisi dengan
menggunakan alat penerima signal satelit navigasi (Satelit Receiver), seperti NNSS dan
GPS.
Faktor-faktor yang perlu diperhatikan agar dapat mencapai tujuan dengan selamat
diantaranya adalah, seperti : manusia, alat yang digunakan untuk bernavigasi, dan kapal
itu sendiri, serta memperhatikan keadaan alam yang mempengaruhinya. Sedangkan
untuk mencapai efisiensi yang tinggi, seorang navigator harus memperhatikan semua
sarana yang ada, mampu menggunakannya secara maksimal sesuai dengan keadaan
yang ada serta harus memperhatikan jarak tempuh yang sependek mungkin, dengan
memperhatikan keselamatan kapal.
Dalam menentukan rute yang akan ditempuh kapal haruslah diperhatikan faktor-faktor
cuaca, keadaan laut, sifat-sifat kapalnya sendiri, dan sebagainya diperoleh suatu rencana
pelayaran yang paling ekonomis dan cukup aman. Untuk menguasai ilmu pelayaran
dengan baik, tidaklah cukup dengan hanya mempelajari teori di kuliah, melainkan haru
sdisertai denagn penghayatan ilmu tersebut selama bertahun-tahun di kapal, dan disrtai
dengan perasaan atau feeling yang halus.
1.2. Tujuan
Praktikum navigasi darat ini dilaksanakan di Ruang Simulasi Navigasi BBPPI (Balai Besar
Pengembangan Penangkapan Ikan) Semarang pada Mei
II. TINJAUAN PUSTAKA
Menurut Supriyono (2000), navigasi berasal dari bahasa latin Navis yang berarti kapal
atau kendaraan atau vehicle dan agere yang berarti mengarahkan atau menjalankan
atau membawa. Kenavigasian adalah kegiatan yang meliputi segala sesuatu yang
berkaitan dengan sarana bantu navigasi pelayaran, telekomunikasi pelayaran, hidrografi,
alur dan perlintasan, penanganan kerangka kapal, salvage, dan pekerjaan bawah air,
untuk kepentingan keselamatan pelayaran.
Sarana bantu navigasi pelayaran adalah sarana yang dibangun atau terbentuk secara
alami yang berada di luar kapal yang berfungsi membantu navigator dalam menentukan
posisi dan/atau haluan kapal serta memberitahukan bahaya dan/atau rintangan
pelayaran untuk kepentingan keselamatan berlayar. Telekomunikasi pelayaran adalah
setiap pemancaran, pengiriman atau penerimaan tiap jenis tanda, gambar, suara, dan
informasi dalam bentuk apapun melalui sistem kawat, optik, radio atau sistem
elektromagnetik lainnya dalam dinas bergerak pelayaran yang merupakan bagian dari
keselamatan pelayaran. Buku petunjuk pelayaran adalah buku kepanduan bahari yang
berisi petunjuk atau keterangan-keterangan yang dipergunakan bagi para pelaut agar
navigasi dapat dilakukan dengan selamat (Djunarsjah, 2005).
1951 Terdapat dua instansi hidrografi di bawah Jawatan Pelayaran dan TNI-AL (PP
No. 23);
1960 Keppres No.164 tentang penggabungan Biro Hidrografi dan Dinas Hidrografi
dengan nama Jawatan Hidrografi AL (Janhidral). Selanjutnya berganti nama menjadi
Direktorat Hidrografi AL (Dithidral), Jawatan Hidro-Oseanografi (Janhidros), dan Dinas
Hidro-Oseanografi (Dishidros);
Menurut Supriyono (2000), istilah Navigasi berasal dari bahasa latin Navis (= kapal /
kendaraan / vehicle) dan Agere (= mengarahkan / menjalankan / membawa). Menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia (Balai Pustaka) navigasi diartikan sebagai:
Menurut Burczynski (1985), dalam buku Duttons Navigation and Ploting, navigasi
didefinisikan: The process of directing the movement of vehicle from a point to another.
The vehicle can be surface craft or ship, a submarine, an air craft or space craft, yang
artinya Ilmu pelayaran adalah suatu seni mengarahkan suatu rakit atau kapal, dari
tempat ke lain dengan aman dan efisien. Sedangkan menurut Nathaniel Bowditch dalam
bukunya American Practical Navigator dikatakan bahwa: Navigation is an art of directing
a vihicle o rcraft or vessel, from place to another safely and efficiently yang artinya
proses mengarahkan bergeraknya kapal dari suatu titik ke titik yang lain. Vehicle dapat
berupa perahu / kapal permukaan, kapal selam, kapal udara (pesawat terbang).
2. Mempelajari serta menempatkan rute jalan yang harus ditempuh agar kapal
dengan aman, cepat, selamat dan efisien sampai tujuan;
3. Menentukan haluan antara tempat tolak dan tempat tiba yang diketahui sehingga
jauhnya jarak dapat ditentukan juga; dan
4. Menentukan tempat tiba bilamana titik tolak, haluan dan jauh diketahui.
Menurut Yoyok (2002), secara garis besar navigasi dapat dibagi menjadi tiga macam:
Menurut Supriyono (2000), ditinjau dari cara dan alat yang digunakan, navigasi
dibedakan menjadi dua bagian yaitu:
Konvensional menurut SOLAS 1974, diartikan sebagai alat yang tidak menggunakan
kelistrikan kapal, sehingga apabila listrik kapal padam, alat tersebut masih dapat
digunakan secara normal.
2. Navigasi Elektronika (Modern), yaitu bernavigasi dengan menggunakan peralatan-
peralatan elektronik seperti: LORAN, DECCA, RADAR, Radio Penentu Arah (Radio
Direction Finder / RDF), GPS (Global Positioning System).
Navigasi darat adalah bagian dari ilmu untuk menentukan posisi suatu objek dan arah
perjalanan baik pada medan sebenarnya maupun pada peta. Navigasi darat di fokuskan
pada kemampuan membaca dan memahami peta serta kompas. Peta dan kompas
adalah alat vital bagi navigasi darat. Navigasi Terestrial (Terrestrial Navigation), yaitu
bernavigasi dengan menggunakan bantuan alat konvensional dan dengan benda-benda
daratan seperti gunung, pulau, tanjung, suar, bangunan yang mencolok terlihat dari laut,
dsb. Sebagai benda bantunya, dengan menentukan arah dan jarak serta hitungan-
hitungan secara goneometrik untuk menentukan posisi kapal (Azha, 2006).
Sesuai dengan LOP (Line of Posistion : Garis Tempat Kedudukan) yang diperoleh, sistem
penentuan posisi secara radio dibagi menjadi (3) jenis yaitu:
Navigasi laut adalah ilmu yang mempelajari tentang cara atau bagaimana menganalisa,
menentukan juga mempetakan suatu daerah di wilayah perairan. Navigasi laut
menggunakan alat seperti gps, peta laut, radar, echo sounder, electronic chart, serta
kompas. Dimana alat bantu tersebut mempunyai fungsi dan kegunaan yang berbeda-
beda. Untuk dapat mencapai tujuan selamat, perlu diperhatikan faktor-faktor seperti :
manusianya, alat yang digunakan untuk bernavigasi, dan kapalnya itu sendiri, serta
dengan memperhatikan keadaan alam yang mempengaruhinya. Untuk mencapai
efficiency yang tinggi, seorang navigator harus memperhatikan semua sarana yang ada
dan mampu menggunakannya secara maksimal sesuai dengan keadaan yang ada serta
harus memperhatikan jarak yang ditempuh yang sependek mungkin, denagan
memperhatikan keselamatan kapal. (Arso, 1992)
Lalu lintas pelayaran dewasa ini dipenuhi oleh kapal-kapal tradisional dan modern
yang dilengkapi dengan bermacam-macam sistem navigasi antara lain navigasi
elektronik. Sejalan dengan pesatnya kemajuan teknologi bidang pelayaran dari tahun ke
tahun sistem navigasi elektronik harus dikembangkan dan instrument model terbaru
diperkenalkan agar sepenuhnya dapat menunjang keselamatan pelayaran. Pada
gilirannya tuntutan kualitas profesional terhadap kemampuan para perwira navigator
juga semakin tinggi. Peranan sistem navigasi elektronik dalam penentuan posisi sangat
potensial dan merupakan bagian dari kegiatan tugas jaga seorang perwira di anjungan.
Pengunaan alat-alat seperti gps, peta laut, radar, echo sounder, electronic chart, serta
kompas sangat penting dalam dunia pelayaran. Dalam dunia penangkapan ikan, alat
tersebut sangat besar perannya disamping menggunakan alat bantu pencari (Arso,
1992).
2.3.1. Kompas
Menurut Sonnenberg G. J (1987), kompas adalah alat penunjuk arah, yaitu arah utara
magnetis bumi yang disebabkan oleh sifat kemagnetisannya. Karena sifat ini, maka
dalam penggunaannya jauhkan kompas dari pengaruh benda-benda yang terbuat dari
baja atau besi, karena akan menyebabkan penunjukkan yang salah pada jarumnya.
1. Jenis-jenis kompas
a. Kompas Orienteering
Kompas Ibujari. Organisasi orienteering top dari Swedia membuat kompas baru dengan
mempertajam baseplate dan membuat lubang untuk memasang kompas tsb di jempol.
Kompas ini lalu dipasang di jempol tangan kiri, diletakkan di atas kompas yang juga
dipegang dengang tangan kiri pula. Keuntungan dari model ini adalah peta dan kompas
selalu di baca dalam satu unit, peta menjadi lebih mudah di baca dan cepat, ditambah
satu tangan bebas bergerak. Kekurangan nya adalah sudut yang sangat akurat sesuai
dengan sudut kompas sangat sulit diambil (Dirjen Perikanan, 1999).
b. Kompas Bidik
Salah satu jenis khusus magnetik kompas, maka kompas prismatik memanfaatkan kapsul
kecil yang penuh dengan minyak dan sebuah magnet dial. Kombinasi ini ditambah
dengan penerangan bertenaga baterai komponen yang membantu untuk menyediakan
salah satu yang paling akurat pembacaan kompas jenis apa pun. Kadang-kadang disebut
sebagai optik kompas, yang akurasi perangkat membantu untuk membuat kompas
prismatik ideal untuk berbagai aplikasi di mana pencahayaan dalam persediaan terbatas.
Seperti halnya dengan semua jenis kompas, maka kompas prismatik memudahkan
untuk mengisolasi arah dari setiap titik di planet ini. Pointer dalam perangkat akan
selaras dengan alam tarik medan magnet bumi, memastikan bahwa kompas akan
memudahkan untuk secara akurat menentukan dasar arah Sudah lazim bagi kompas
magnetis untuk digunakan sebagai bagian dari keseluruhan proses navigasi (Suwiyadi,
2000)
The prismatik kompas, karena kualitas yang bercahaya, membuat perangkat ideal untuk
digunakan dalam lingkungan di mana visibilitas agak terbatas. Bila menavigasi melalui
sistem bawah tanah seperti gua, sebuah kompas prismatik akan menyediakan sarana
yang handal membaca arah, membantu mencegah explorer dari menjadi hilang. Aplikasi
dalam profesi yang bergantung pada survei tanah dan harta benda lain juga sering
memanfaatkan kompas prismatik. Satu yang paling umum penggunaan kompas
prismatik dengan tugas atau profesi yang melibatkan sungai atau laut. Kelautan ahli
biologi dapat menggunakan kompas ketika melakukan eksplorasi di bawah air, sehingga
mudah untuk merekam arah ke dan dari titik awal. Para kompas prisma dapat sangat
membantu dalam perairan lebih dalam, di mana ada sangat sedikit di jalan cahaya.
Secara umum, kompas prismatik dirancang untuk menangani tugas berat digunakan,
dan adalah baik udara dan kedap air. Banyak model dari kompas prisma dapat dipasang
pada tripod bila sesuai, serta yang dimiliki dan dioperasikan dengan satu tangan. Dengan
baterai yang tahan lama, dimungkinkan untuk mengandalkan kompas prismatik untuk
jangka waktu yang lama sebelum tuduhan diperlukan (Suwiyadi, 2000)
c. Kompas Lensa
Busur derajat atau protaktor terdapat beberapa bentuk derajat yang dapat kita gunakan
yakni lingkaran setengah lingkaran segi empat dari bujur sangkar, tetapi untuk
kepraktisan dan kelengkapannya, protaktor lebih menjanjikan, karena disamping
pembagian arah mata angin dalam derajat dan mil juga tersedia skala pengukuran
panjang dan tali pusat untuk memperpanjang pengikiran dan mempermudah
perhitungan azimuth dan back azimuth (Dirjen Perikanan, 1999).
1. Sudut Azimuth
Sudut mendatar yang besarnya dihitung sesuai dengan arah jarum jam dari arah utara.
Azimuth ditujukkan untuk menentukan arah di medan atau di peta, melakukan
pengecekkan arah perjalanan, karena garis yang membentuk sudut kompas tsb adalah
arah lintasan yang menghubungkan titik awal dan akhir perjalanan kita (Suwiyadi, 2000)
Sudut arah dari suatu garis dilihat menurut arah kebalikkan. Cara menghitungnya : Jika
azimuth lebih dari 180, maka back azimuth sama dengan azimuth dikurangi 180. Jika
azimuth yang kita peroleh kurang dari 180, maka back azimuthnya sama dengan 180
ditambah azimuth (Sonnenberg G. J, 1987).
a. Resection
Menurut Dirjen Perikanan (1999), resection yaitu menentukan posisi dipeta dengan
menggunakan dua atau lebih tanda medan yang dikenali. Langkah-langkah melakukan
resection:
2. Cari objek / titik yang mudah dikenali pada medan sebenarnya dan pada peta,
minimal 2 buah
3. Bidik tanda- tanda medan tersebut dari posisi saat ini (azimuth)
4. Hitung hasil back azimuth, tarik garis lurus dari titik acuan tersebut
6. Perpotongan garis yang ditarik dari back azimuth titik acuan tersebut adalah posisi
kita dipeta.
b. Intersection
Menurut Dirjen Perikanan (1999), interesection yaitu menentukan posisi suatu titik
(benda) pada peta dengan menggunakan 2 atau lebih tanda medan yang dikenali
dilapangan dan dipeta. Langkah- langkah melakukan intersection adalah:
1. Lakukan orientasi medan dan resection untuk memastikan posisi kita di peta,
5. Perpotongan garis perpanjangan dari dua sudut yang didapat adalah posisi obyek
yang dimaksud. Semakin banyak titik bidik untuk menarik garis perpotongan, semakin
akurat hasil yang didapatkan. Sudut terbaik antara titik bidik untuk melakukan
intersection adalah 900.
d. Kompas Silva
Kompas ini sering disebut juga Kompas Orientasi, ini disebabkan oleh kemudahan
penggunaan kompas ini untuk orientasi medan. Kompas ini memiliki tanda panah
penyesuai yang terdapat di dasar piringan kompas, dilengkapi pula dengan cermin.
Selain itu disekitar piringan kompas terdapat konektor dan penggaris (Dirjen Perikanan,
1999).
3. Untuk jenis tertentu memiliki kaca pembesar dan konektor untuk peta berskala I :
50.000 dan I : 25.000.
5. Dapat digunakan untuk mengukur besar sudut peta (pengganti busur derajat).
1. Untuk membuat kompas terdebut datar kita harus menggunakan alat bantu yang
datar.
e. Kompas Prisma
Kompas ini memiliki prisma pada bagian dekat pengait. Kompas ini terbuat dari bahan
logam, dengan jarum kompas mengandung zat phosphoric yang akan memudahkan
pembacaan sudut bila pada atempat gelap.
Perhatikan angka-angka pembagian derajat yang terdapat pada piringan kompas (untuk
keseragaman sebaiknya menggunakan kompas dengan pembagian derajat sampai 360).
Bila kita menggunakan kompas dengan pembagian derajat 6400, maka di lapangan kita
harus menghitung lagi (Sonnenberg G. J, 1987).
GPS adalah suatu sistem navigasi yang memanfaatkan satelit. Penerima GPS
memperoleh sinyal dari beberapa satelit yang mengorbit bumi. Satelit yang mengitari
bumi pada orbit pendek ini terdiri dari 24 susunan satelit, dengan 21 satelit aktif dan 3
buah satelit sebagai cadangan. Dengan susunan orbit tertentu, maka satelit GPS bisa
diterima diseluruh permukaan bumi dengan penampakan antara 4 sampai 8 buah
satelit. GPS dapat memberikan informasi posisi dan waktu dengan ketelitian yang sangat
tinggi sekali (Dirjen Perikanan, 1999).
Nama lengkapnya adalah NAVSTAR GPS (Navigational Satellite Timing and Ranging
Global Positioning System; ada juga yang mengartikan "Navigation System Using Timing
and Ranging.") Dari perbedaan singkatan itu, orang lebih mengenal cukup dengan nama
GPS (Dirjen Perikanan, 1999).
1. Bagian-bagian GPS
Pada umumnya menurut Dirjen Perikanan (1999), pesawat GPS terdiri dari dua bagian
atau unit :
1. Unit antena
Bentuknya beragam, ada yang berbentuk tabung, bentuk setengah bulat, piringan tebal,
bahkan ada berbentuk bola besar.
2. Unit display
Biasanya bentuk display berupa layar monitor ( LED ) kecil berikut papan tombol (
keyboard ) nya menjadi satu.
2. Pengoperasian
Saat tombol power ditekan on , unit display tidak langsung mengeluarkan tampilan
posisi, namun harus menunggu kurang lebih dua menit untuk proses pencarian
almanak ( data yang berisi informasi orbit )yang dipancarkan oleh satelit-satelit GPS.
Karena setiap satelit selalu memancarkan data orbit dirinya sendiri serta perkiraan data
orbit hampir semua satelit GPS yang ada. Kemudian barulah penerimaan awal almanac
sekitar beberapa puluh detik. Proses tersebut secara kseluruhan memakan waktu 2 - 3
menit (Dirjen Perikanan, 1999).
Setelah itu unit Display akan menampilkan beberapa informasi pada layar LCD yang
antara lain menurut Dirjen Perikanan (1999), yaitu mengenai :
a. Waktu ( time )
Menerangkan waktu kini berdasarkan waktu internasional ( UTC ), untuk waktu lokal
disesuaikan melalui cara yang biasanya diuraikan melalui fungsi tombol menu.
b. Posisi koordinat garis lintang dan garis bujur ( latitude and longitude )
Menerangkan posisi kini koordinat dimana alat GPS berada, contoh :340 44 321 N (
posisi kapal berada pada koordinat atau perpotongan antara Garis Lintang Utara 340 44,
321 dan 350 211 567 E Garis Bujur Timur 350 21 567 detik ).
c. Haluan ( course )
d. Kecepatan ( speed )
Menerangkan keccepatan kapal saat ini, tertulis dalam satuan knot ( KT ). Informasi
tersebut diatas tampil pada layar Display sebagai tampilan standart atau sama dengan
tampilan pada tombol pos .
Untuk mengetahui posisi dari GPS, diperlukan minimal 3 satelit. Pengukuran posisi GPS
didasarkan oleh sistem pengukuran matematika yang disebut dengan Triliterasi. Yaitu
pengukuran suatu titik dengan bantuan 3 titik acu. Misalnya anda berada di suatu kota A
(disini kota kita anggap sebagai titik), tetapi anda tidak mengetahui dimana anda berada.
Untuk mengetahui keberadaan anda, anda bertanya kepada seseorang, dan orang
tersebut menjawab bahwa anda 2 km dari kota B. Jawaban ini tidak memuaskan anda
karena anda tidak tahu apakah anda di sebelah selatan, utara, barat, atau timur kota B.
Kemudian anda bertanya kepada orang ke-2 dan mendapat jawaban bahwa anda berada
5 km dari kota C. Dengan jawaban ini anda sudah dapat membayangkan dimana posisi
anda, hanya ada kemungkinan 2 titik berbeda yang berpotongan antara lingkaran
dengan radius kota A dengan kota B dan lingkaran dengan radius kota A dengan kota C.
Untuk lebih memperjelas lagi anda mumerlukan orang ke-3, misalnya anda berada di 1
km dari kota D. Dengan demikian anda mendapatkan perpotongan antara lingkaran
dengan radius jarak kota A ke kota B, lingkaran antara kota A dan kota C, dan lingkaran
antara kota A dan kota D. Dalam GPS kota A adalah alat penerima GPS, kota B, C, dan D
adalah Satelit (Dirjen Perikanan, 1999).
3. Kegunaan GPS :
1. Militer
GPS digunakan untuk keperluan perang, seperti menuntun arah bom, atau
mengetahui posisi pasukan berada. Dengan cara ini maka kita bisa mengetahui mana
teman mana lawan untuk menghindari salah target, ataupun menetukan pergerakan
pasukan (Dirjen Perikanan, 1999).
2. Navigasi
GPS banyak juga digunakan sebagai alat navigasi seperti kompas. Beberapa jenis
kendaraan telah dilengkapi dengan GPS untuk alat bantu navigasi, dengan
menambahkan peta, maka bisa digunakan untuk memandu pengendara, sehingga
pengendara bisa mengetahui jalur mana yang sebaiknya dipilih untuk mencapai tujuan
yang diinginkan (Dirjen Perikanan, 1999).
Untuk keperluan Sistem Informasi Geografis, GPS sering juga diikutsertakan dalam
pembuatan peta, seperti mengukur jarak perbatasan, ataupun sebagai referensi
pengukuran (Dirjen Perikanan, 1999)
4. Pelacak kendaraan
Kegunaan lain GPS adalah sebagai Pelacak kendaraan, dengan bantuan GPS pemilik
kendaraan atau pengelola armada bisa mengetahui ada dimana saja kendaraannya atau
aset bergeraknya berada saat ini (Dirjen Perikanan, 1999).
5. Pemantau gempa
6. Bahkan saat ini, GPS dengan ketelitian tinggi bisa digunakan untuk memantau
pergerakan tanah, yang ordenya hanya mm dalam setahun. Pemantauan pergerakan
tanah berguna untuk memperkirakan terjadinya gempa, baik pergerakan vulkanik
ataupun tektonik (Dirjen Perikanan, 1999).
2.3.3. Radar
Radar (Radio Detection and Ranging). Radar yaitu salah satu alat bantu navigasi
yang sangat berpotensial diatas kapal, baik dalam penentuan posisi maupun pendeteksi
resiko tubrukan. Pengertian radar lainnya adalah sebagai sistem penentuan tempat
dengan gelombang-gelombang radio, yang dilakukan oleh pemancaran dan penerimaan
di suatu tempat, dengan menggunakan sifat refleksi/pemantulan atau sifat pemancaran
ulangan dari obyek atau target yang akan ditentukan tempatnya (Sonnenberg G. J,
1987).
a. Radar primer adalah radar dimana sasaran dipancarari satu berkas gelombang
radio, dipantulakan kembali, diterima kapal dan ditampakkan.
b. Radar sekunder, sasaran mula-mula menerima pancaran dari radar set kapal.
Kemudian memancarkan sendiri satu berkas gelombnag radio, diterima kapal, kemudian
dibuat tampak.
a. Instalasi Radar
b. Transmitter (pemancar)
c. Modulator
Komponen yang berfungsi mengatur pengiriman pulsa dari transmiter sebanyak 500
hingga 3000 pulsa setiap detik. Modulator juga mengatur beberapa fungsi dari receiver
dan indicator.
d. Antena
Antena radar (scanner) memancarkan pulsa keluar dan menerima kembali signal yang
dipantulkan oleh target.
d. Receiver
Sebuah jaringan elektronik untuk memperkuat signal yang diterima dalam keadaan
lemah, dimodulasi kembali dan dimunculkan dalam gambar berupa gema.
e. Indicator
Melalui sebuah CRT, gema yang diterima diproses dan disajikan dalam bentuk gambar
dilayar radar.
Untuk mengukur jarak target dapat digunakan dua jenis tombol yaitu fixed rang dan
variable range.
Baringan suatu target dilayar radar dibaca pada skala azimuth dengan memperhatikan
tombol pengaturan compass rings.
a. Pancaran pendek dari energi radio di pancarkan secara terarah dari antena yang
berputar yang memantau daerah sekeliling kapal.
b. Setiap benda yang terkena pancaran ini akan memantulkan enegi kembali ke
antena.
c. Energi pantulan yang kembali ke antena diperkuat oleh penerima dan memperjelas
bayangan objek.
d. Pulsa yang dipancarkan dan dipantulkan menempuh garis lurus pada kecepatan
yang sama, sebagai baringan dan jarak dari objek yang dapat ditentukan.
4. Kegunaan radar
b. Menentukan arah dan jarak (ranging) dari pada target tersebut dengan
menggunakan gelombang-gelombang radio.
c. Mencegah pelanggaran (anti collision) terutama diwaktu kabut gelap atau pada
waktu penglihatan kurang baik.
2.3.4. ECDIShttp://suryagandhi5t1p.blogdetik.com/files/2010/01/ecdis-for-ships-
190510-150x150.jpg
ECDIS atau Electronic Chart Display and Information System adalah suatu alat yang
fungsi dan systemnya dapat memberikan informasi tentang navigasi dan yang
kegunannya adalah untuk memback-up peralatan yang ada,sehingga dapat diterima dan
dianggap memenuhi persyaratan yang ditentukan sesuai aturan V/19 & V/27 dari
konvensi SOLAS 1974 & amandemennya. Oleh karena itu peralatan ECDIS ini harus
memenuhi kriteria standart kinerja
(www.en.wikipedia.org/wiki/Electronic_Chart_Display_and_Information_Syst).
3. Dapat memantau terus menerus dalam laut serta lekuk-lekuk dasar kedalaman
laut.
4. Tersedianya informasi yang cepat pada waktu mendekati pelabuhan yang sibuk
sekalipun demikian juga dengan daerah navigasi lainnya yang baru.
2. Ukuran peta yang ditampilkan di layer kemungkin lebih kecil dari aslinya.
a. Deskripsi alat
Echo Sounder adalah system sonar yang arah pemancaran gelombang suaranya
secara vertical. Echo sounder merupakan salah satu alat bantu panangkap ikan yang
digunakan oleh nelayan modern. Alat ini mudah digunakan karena tidak memerlukan
keahlian khusus dalam pengoperasiannya. Nelayan hanya melihat pada monitor dan
langsung dapat mengetahui keberadaan ikan di suatu perairan (Burczynski and Benyami,
1985), apabila menggunakan alat ini maka nelayan akan mendapatkan data tentang
posisi ikan dan pada kedalaman berapa ikan-ikan tersebut berada, sehingga akan
memudahkan proses penangkapan.
Menurut Ismail. A (1975), Echo Sounder adalah salah satu alat bantu penangkapan yang
menggunakan prinsip pengukuran kedalaman laut berdasarkan pulsa getaran suara.
Getaran pulsa-pulsa tersebut dipancarkan dari tranduser kapal secara vertical ke dasar
laut, selanjutnya permukan dasar laut akan memantulkan kembali pulsa-pulsa itu
kemudian diterima oleh tranduser kapal.
Selang waktu pulsa saat dipancarkan saat kembali ke receiver dapat dihitung,
sedangkan kecepatan membuat suara di air dapat dikatakan tetep, sehingga setengah
waktu tempuh dikalikan dengan kecepatan suara di air dapat dihitung sebagai
kedalaman air. (Ismail. A, 1975).
Transmiter
Transducer
Transducer adalah alat untuk mengubah energi listrik menjadi energi suara
kemudian suara tersebut dipancarkan ke dalam laut, juga sebaliknya merubah energi
suara menjadi energi listrik, pada saat pantulan berupa gema (echo) diterima. Fungsi
lainnya yaitu ntuk menghimpun energi suara yang dipncarkan ke dalam beam (sudut
sorotan). Dalam perikanan digunakan transducer nickel dan transducer keramik.
Receiver
Receiver adalah alat untuk menguatkan sinyal listrik yang lemah dari transducer
saat gema (echo) terjadi sebelum dialirkan ke recrder. Penguatan ini dilakukan pada
receiver dan jumlah penguatan dapat dibedakan oleh sensivitas (kepekaan) atau volume
control.
Recorder
Recorder berfungsi sebagai alat pencatat yang ditulis ke dalam kertas serta
menampilkan pada layar display CRT (Cathoda Ray Tube) berupa sinar osilasi (untuk
layar warna) ataupun berupa tampilan sorotan lampu neon (untuk echo sounder tanpa
rekaman), selain itu juga dapat berfungsi sebagai pemberi sinyal untuk menguatkan
pulsa transmisi dan penahanan awal penerimaan echo pada saat yang sama.
2.3.6. Sectan
Menurut Yoyok (2002), Sectan adalah sebuah rasi bintang minor. Namanya diambil dari
bahasa Latin untuk sectan, sebuah instrumen yang sering dipakai Hevelius dalam
observasinya. Sectan terdiri dari sebuah teleskop, cermin separuh yang dilapisi perak
dan sebuah lengan ayun yang memiliki cermin index.
Secara garis besar sectan adalah instrumen yang mengukur sudut antara dua benda
yang terlihat. Terutama, digunakan untuk mengukur sudut antara suatu benda angkasa
dan cakrawala, sebuah proses biasanya dikenal sebagai objek pengamatan atau
mengambil pemandangan. Sudut diukur dan waktu yang diukur kemudian digunakan
untuk mengidentifikasi lokasi pengguna pada peta grid dunia. Jadi pada dasarnya
sextants alat navigasi dan telah berhasil digunakan oleh pelaut dan bahkan penumpang
lainnya selama bertahun-tahun. Proses yang paling umum ini adalah untuk melihat
matahari di siang hari untuk menemukan lintang lokasi seseorang . (Ismail. A, 1975).
a. Fitur-fitur menarik
Menurut Suwardiyono (1975), Sectan sebagai sebuah konstelasi menutupi sebuah
daerah yang cenderung gelap di langit. Ia hanya memiliki satu bintang di atas magnitudo
ke-5, disebut Sextantis, yaitu pada 4,49m. Konstelasi ini memiliki beberapa bintang
ganda, termasuk Sextantis, 35 Sextantis, dan 40 Sextantis. Ada beberapa bintang
variabel yang menarik, termasuk Sextantis, 25 Sextantis, 23 Sextantis, dan LHS 292.
NGC 3115, sebuah galaksi lentikuler, adalah satu-satunya benda langit dalam yang
menarik.
1. Sudut datang sama dengan sudut pantulan, maksudnya cahaya yang datang akan
dipantulkan dengan sudut yang sama pada cermin datar.
2. Sudut antara cahaya datang dengan sudut pantulan terakhir adalah sama dengan dua
kali sudut yang ada diantara kedua cermin, hal ini terjadi bila cahaya dipantulkan dua
kali pada bidang datar yang sama oleh dua buah cermin.
1. Sectan harus dijaga benar-benar jangan sampai jatuh. Atau mendapat getaran yang
berlebihan.
2. Bila sectan telah digunakan bersihkan dengan lap dan simpan kembali ke dalam
kotaknya dengan baik dan kunci rapat, serta jauhkan dari suhu tinggi (mis. sinar
matahari langsung) dan jauhkan juga dari uap air.
3. Sewaktu mengeluarkan sectan dari dalam kotak, yang harus dipegang pada
kerangkanya atau pegangannya (handle) dan jangan sekali-kali memegang pada bagian
busur, alhidade atau teropongnya.
6. Apabila sectan disimpan dalam jangka waktu yang panjang hendaknya busur dan
poros berulir dilapisi dengan vaselin.
perambuan
Menurut Ismail. A (1975), Rambu-rambu dalam navigasi laut terdiri dari dari 2 sistem,
antara lain:
1. Sistem A
Sistem A yang dimaksud adalah berlayar pada siang hari, saat memasuki pelabuhan
maka ada tanda berwarna merah dan hijau. Warna hijau ada disebelah kanan kapal dan
warna merah ada di sisi kiri kapal.
2. Sistem B
Sistem A yang dimaksud adalah berlayar pada petang hari, saat memasuki pelabuhan
maka ada tanda berwarna merah dan hijau. Warna hijau ada disebelah kiri kapal dan
warna merah ada di sisi kanan kapal.
Tanda kardinal adalah tanda atau rambu laut (pelampung atau struktur
mengambang atau tetap lainnya) yang digunakan dalam pemanduan maritim untuk
menunjukkan posisi bahaya dan arah air yang aman.
Kardinal menunjukkan tanda arah keselamatan sebagai arah (kompas) kardinal (utara,
timur, selatan atau barat) relatif untuk menandai. Hal ini membuat mereka berarti
terlepas dari arah atau posisi kapal mendekat, berbeda dengan sistem tanda (mungkin
lebih terkenal) lateral. Karakteristik dan makna tanda kardinal adalah seperti yang
didefinisikan oleh Asosiasi Internasional Otoritas Lighthouse.
III. MATERI DAN METODE
3.1. Materi
3.1.1. Alat
No
Alat
Kegunaan
1 GPS
2 Peta Laut
3 Radar
4 Echo sounder
5 Electronic chart
6 Fish Finder
7 Kompas
8 Alat Tulis
9 amera
Mendokumentasikan kegiatan praktikum
3.1.2. Bahan
Bahan yang digunakan pada saat praktikum Navigasi adalah buku referensi Navigasi dan
materi dari Balai Besar Pengembangan Ikan (BBPPI) Semarang.
3.2. Metode
Praktikum Navigasi ini dilakukan dengan metode survey deskriptif dengan cara
mengumpulkan data dan informasi berupa fungsi alat-alat dan cara pengoperasian alat-
alat navigasi yang terdapat pada ruang Simulasi Navigasi di Balai Besar Pengembangan
Penangkapan Ikan (BBPPI) Semarang, Jawa Tengah.
1. Memperkenalkan dan menjelaskan peralatan dari simulasi kapal dan fungsi dari
masing-masing peralatan tersebut dari pihak petugas BPLP kepada praktikan.
Ruang simulator itu juga bisa membantu membaca peta, plotting, membaring,
pemanduan buta, manuver kapal, dan membantu menghindari kecelakaan di laut. Di
ruang simulator juga bisa mengetahui bagaimana cara menjalankan/mengemudikan
kapal. Ruangan ini berfungsi sebagai tempat pembelajaran bagi para pemula ABK kapal
sebelum mengoperasikannya dilautan. Isi dari ruangan navigasi di setting sedemikian
rupa sehingga tempat seperti keadaan sebenarnya dilapangan (Yoyok, 2002).
4.3.2. Alat navigasi
1. Radar
Radar adalah kependekan dari Radio detecting and ranging. Radar merupakan
salah satu alat bantu navigasi elektronika, yang digunakan untuk mendeteksi obyek
(target/ sasaran) berdasarkan prinsip pengukuran waktu tempuh yang diperlukan untuk
merambatkan pulsa sinyal gelombang elektromagnetik, sejak sinyal tersebut
dipancarkan oleh transmitter hingga gema (echo) yang dipantulkan oleh obyek dan
diterima pada receiver. Sinyal elektromagnetik yang ditampilkan oleh obyek ke pesawat
penerima tersebut selanjutnya tergambar pada layar kaca (Position Plan Indicator atau
PPI), sehingga arah baringan dan jarak pengamat terhadap obyek dapat diketahui.
Obyek pengamatan radar dapat berupa: kapal, pulau, radar reflektor, pelampung
rambu dan benda lainnya yang dapat memantulkan gelombang elektromagnetik, bahkan
awan yang rendah serta hujanpun dapat dideteksi oleh radar.
a. Komponen radar
Secara garis besar komponen radar tersusun antara lain: transmitter, scanner,
receiver dan display unit.
Transmitter
Scanner
Receiver
Receiver berfungsi menerima dan memperkuat sinyal gelombang pantulan (echo)
yang diperoleh dari obyek dan merubahnya menjadi sinyal listrik untuk kemudian
diteruskan ke display unit.
Display Unit
Display unit menerima sinyal yang dikirimkan oleh receiver, kemudian ditampilkan
data obyek berupa gambar pada layar kaca yang terbuat dari tabung CRT (cathode ray
tube). Layar tampilan pada tabung CRT tersebut dinamakan Position Plan Indicator (PPI).
Pengamat dapat melihat atau mengamati keadaan obyek dari tampilan display unit ini
berupa baringan dan jarak dari kapal pengamat ke obyek. Pada display unit ini dilengkapi
dengan tombol-tombol yang berfungsi untuk mengoperasikan radar tersebut.
Tombol Power.
Pada tombol power terdapat 3 arah tampilan; OFF, Stanby, ON. Pada posisi OFF;
aliran sumber tenaga (aliran listrik) yang menuju radar diputuskan, sehingga seluruh
komponen radar tidak bekerja. Posisi Stanby; sumber tenaga yang menuju ke radar
dialirkan, dan pada kedudukan tersebut aliran sumber tenaga dikendalikan oleh
pengatur waktu (timer) untuk pemanasan (warming up) seluruh komponen radar. Pada
umumnya pemanasan memerlukan waktu antara 3 - 5 menit. Sebelum lampu indikator
READY menyala, tombol power belum diijinkan diputar pada arah ON. Posisi ON; pada
posisi ini seluruh komponen radar sudah siap untuk dioperasikan.
Brightness
Tombol brightness merupakan pengatur terang atau gelapnya layar kaca (PPI) .
Dengan memutar tombol searah jarum jam, maka tampilan lingkaran jarak, garis
baringan dan obyek dapat dilihat pada PPI.
Sensitivity
Tombol tuning; untuk mengatur penerimaan echo dari obyek yang akan
ditampilkan. Untuk maksud tersebut, diupayakan jarum penunjuk tuning (tuning meter)
menunjuk pada tanda optimum, agar tampilan gambar pada PPI sempurna.
Pada saat cuaca buruk, ketika sedang melakukan pelayaran dilaut permukaan
gelombang laut dapat terdeteksi oleh radar dan tergambar pada PPI, yang menyebabkan
tampilan obyek terkadang tertutup oleh pantulan gelombang laut tersebut. Dengan
mengatur tombol STC, maka kepekaan penerimaan refleksi sinyal permukaan laut
diperlemah, sehingga tampilan gambar obyek menjadi lebih jelas.
Ketika awan gelap dan rendah, atau hujan lebat maupun salju tampak pada
tampilan layar PPI, maka pengamat menjadi sulit untuk mengidentifikasi gambar obyek
pada PPI. Dengan mengatur tombol FTC, maka kepekaan penerimaan pantulan dari
hujan, awan ataupun salju dapat dikurangi, sehingga tampilan gambar obyek menjadi
lebih jelas.
Cursor
Cursor digunakan untuk memutar piringan penunjuk arah baringan (azimuth) kapal
terhadap obyek pada layar PPI.
Ring Marker
Tombol ini berfungsi untuk menampilkan lingkaran jarak dari pada PPI. Dengan
mengetahui jarak yang terdapat pada PPI tersebut, maka pengamat dapat menduga
berapa jarak dari pengamat ke obyek tersebut.
Dengan mengatur tombol ini dapat menduga jarak dan arah baringan dari
pengamat terhadap obyek.
2. Echosounder
Fish finder atau echo sounder yang dalam bahasa Indonesianya disebut Perm
Gema adalah merupakan salah satu peralatan elektronik yang terdapat dikapal,
digunakan untuk mendeteksi dan mengukur kedalaman air laut, serta dapat
dimanfaatkan untuk bernavigasi.
Prinsip kerja fiah finder adalah pengukuran kedalaman laut berdasarkan pulsa
getaran suara. Pulsa-pulsa getaran suara tersebut dipancarkan dari transducer kapal
merambat melalui media air laut secara vertikal kedasar laut, kemudian dasar laut atau
target lainnya sepwerti ikan dan lain-lain, akan memantulkan pulsa tadi yang kemudian
diterima oleh transducer kapal.
Selang waktu pulsa saat dipancarkan, hingga kembali kembali ke receiver dapat
dihitung, sedangkan kecepatan merambat suara diair laut dapat dikatakan tetap,
sehingga separuh waktu tempuh dikalikan dengan kecepatan suara diair dapat dihitung
sebagai kedalaman air.
Fungsi dari fish finder ini adalah selain untuk mengukur kedalaman laut, dapat
juga digunakan untuk mendeteksi dan mencari gerombolan ikan terutama ikan-ikan
demersal . Selain itu dapat digunakan untuk melihat bentuk kontur dasar perairan serta
jenis dasar perairan.
Fish finder terdiri dari 4 komponen utama, yaitu: transmitter, transducer, receiver
dan recorder.
Transmitteer
Transmitter adalah bagian dari fish finder yang memproduksi pulsa listrik untuk
dikirimkan ke transducer, namun sebelum sampai di transducer, pulsa listrik tadi
diperkuat terlebih dahulu dari hanya beberapa watt (W) menjadi ribuan Watt (Kw).
Transducer.
Bagian alat yang berfungsi merubah pulsa listrik menjadi pulsa suara yang
kemudian memancarkannya kedalam media air untuk mengenai obyek (sasaran/ target),
dimana setelah suara tersebut mengenai sasaran maka akan dipantulkan kembali dan
kemudian akan diterima kembali oleh transducer receiver. Disini pulsa suara diubah
kembali menjadi pilsa listrik.
Receiver
Receiver berfungsi untuk memperkuat energi pulsa listrik yang lemah dari
transducer menjadi kira-kira satu juta kali yang kemudian siap diproses dan diteruskan
pada stylus.
Recorder
Alat ini berfungsi menggambarkan informasi pulsa listrik dalam bentuk goresan
pada kertas pencatat dengan menggunakan stylus. Dalam penggunaan kertas pencatat
ini ada dua jenis, yaitu kertas basah dan kering.
b. Cara pengoprasian
Untuk mengoperasikan fish finder, perlu mengetahui fungsi dari berbagi tombol
yang tersedia pada display unit. Berbagai merk pabrikan fish finder yang mempunyai
versi sendiri-sendiri, namun secara garis besar fungsinya hampir sama. Macam dan
fungsi tombol-tombol tersebut, antara lain:
White Line, tombol ini berfungsi untuk memperjelas garis dasar peraian serta untuk
membedakan antara garis dasar perairan dengan benda-benda yang berada didekat
dasar perairan seperti ikan atau udang.
Phase Range, tombol untuk memilih tingkatan jarak atau lapisan kedalaman,
dimana setiap lapisan kedalaman disesuaikan dengan jumlah kelompok jarak
kedalaman.
Paper speed, untuk mengatur kecepatan kertas perekam. Biasanya ada pilihan
lambat, sedang dan cepat.
Fish finder, selain digunakan untuk keperluan navigasi juga digunakan dalam
beberapa kepentingan perikanan. Di dunia usaha Perikanan khususnya perikanan
industri, fish finder bukan barang baru lagi, mereka sudah menggunakan untuk mencari
ikan khususnya ikan demersal dan udang pada perikanan trawl.
Ada beberapa keuntungan dari penggunaan fish finder ini untuk pendugaan stok
ikan, antara lain:
Waktu yang diperlukan untuk survey pendugaan stok relatif lebih singkat dan cepat.
Perangkat keras fish finder untuk yang canggih harganya relative mahal.
Masih langkanya ketersediaan suku cadang, andaikata ada hanya terdapat dikota-
kota besar.
Masih sedikitnya sumberdaya manusia (SDM) yang mumpuni untuk
mengoperasikan, merawat dan memperbaiki peralatan fish finder.
3. Sonar
Sonar merupakan salah satu alat bantu penangkapan ikan yang sistim kerjanya
hampir sama dengan fish finder, yaitu menggunakan pulsa suara yang dipancarkan oleh
transducer kedalam laut. Kalau pada fish finder, pancaran pulsa hanya satu arah saja
yaitu secara vertikal, sedangkan pada sonar arah pancaran transducer dapat digerakkan
baik horizontal maupun vertikal, namun pada umumnya penggunaan sonar lebih dititik
beratkan untuk mendeteksi ikan pada arah horizontal atau mendekati arah horizontal.
Pada awalnya, generasi sonar yang masih konvensional pancaran pulsanya berasal
hanya dari 1 transducer yang berputar sesuai dengan sudut dan arah yang dikehendaki.
Sinyal pancaran sonar ini hampir mirip dengan pancaran scanner radar. Untuk generasi
yang baru sudah muncul omni sonar, dimana didalam transducer ini terdiri dari
gabungan 128 unit transducer kecil-kecil, sehingga dengan demikian maka arah
pancaran pulsa suara bisa serentak dilakukan menyebar dengan sudut 360 derajat.
Keuntungan menggunakan omni sonar adalah bahwa pergerakan target ikan yang
terdeteksi dapat diikuti secara terus menerus, sedangkan pada sonar konvensional pada
saat putaran sinyal sudah lewat, ada kemungkinan ikan sudah bergerak, sehingga pada
putaran sinyal berikutnya target ikan sudah tidak terdeteksi lagi.
a. Komponen sonar
Susunan kompnen sonar sama dengan fish finder, yaitu terdiri dari: transmitter,
transducer, receiver dan recorder.
Transmitter
Transmitter seperti halnya pada fish finder adalah mengirimkan pulsa listrik ke
transducer, namun sebelum sampai di transducer, pulsa listrik tadi diperkuat terlebih
dahulu dari hanya beberapa watt (W) menjadi ribuan Watt (Kw).
Transducer
Alat ini berfungsi menerima pulsa listrik dari transducer, kemudian memperkuat
terlebih dahulu, kemudian mengubahnya menjadi pulsa suara, dan selanjutnya
memancarkannya kedalam media air laut secara hoeizontal maupun vertikal dan
menerima kembali sinyal pantulan tadi serta mengubah kembali menjadi pulsa listrik
dan mengirimkan ke receiver.
Receiver
Receiver berfungsi untuk memperkuat energi pulsa listrik yang lemah dari
transducer menjadi kira-kira satu juta kali yang kemudian siap diproses dan diteruskan
ke rekorder.
Recorder
Recorder berfungsi menggambarkan informasi pulsa listrik pada layar PPI (pada
sonar konvensional), sedangkan gambaran target pada omni sonar dapat dilihat
seperti pada contoh dibawah ini.
b. Cara Pengoperasian
Dalam pengoperasian, seperti hal peralatan bantu lainnya sonar dilengkapi dengan
beberapa tombol, antara lain:
Mainr switch.
Fungsi tombol ini adalah untuk menghidupkan atau mematikan semua komponen
sonar. Pada mainswitch ini terdapat 4 tombol, yaitu: Power, Up, Mid dan Down. Power;
Tombol untuk menghidupkan perangkat sonar. Up; Pada posisi ini transducer pada
posisi diatas, atau didalam tabung pelindung pada lambung bawah kapal.. Disamping itu
tombol ini berfungsi untuk menaikkan transducer keatas. Middle; Menaikkan dan
menurunkan transducer pada posisi separuh. Down; Menurunkan transducer pada
posisi terbawah.
Target marker
Dengan menekan tombol+0l ini maka pada layar monitor akan muncul tanda
segitiga sebagai simbol target ikan.
Dengan menekan tombol ini, akan muncul tanda kapal sebagai kapal sendiri.. Data
posisi kapal akan muncul pada menu Objects.
Circle Marker
Tanda ini berfungsi untuk mengestimasi besarnya gerombolan ikan atau dapat juga
digunakan untuk mengindikasikan ukuran daripada purse seine.
Gear Symbol
Tanda ini bisa digunakan untuk purse seine atau trawl, tergantung dari parameter
yang dipilih dengan menekan tombol gear ini pada menu Set Up.
Gain
Tombol ini untuk mencari gambar tampilan yang optimum dengan cara
membesarkan atau mengecilkan sinyal echo yang diterima. terdapat 2 pilihan, yaitu
horizontal dan vertikal
Range Control
Cursor
Cursor hanya digunakan untuk opientasi gambar tampilan dan operasional menu.
Trackball
Tilt
Tombol ini adalah untuk menggerakkan dan mengarahkan transducer pada sudut
kemiringan yang dikehendaki.
4. ECDIS
ECDIS atau Electronic Chart Display and Information System adalah suatu alat
yang fungsi dan systemnya dapat memberikan informasi tentang navigasi dan yang
kegunannya adalah untuk memback-up peralatan yang ada,sehingga dapat diterima dan
dianggap memenuhi persyaratan yang ditentukan sesuai aturan V/19 & V/27 dari
konvensi SOLAS 1974 & amandemennya. Oleh karena itu peralatan ECDIS ini harus
memenuhi kriteria standart kinerja.
Peralatan lain yang digunakan bersamaan dengan ECDIS adalah ENC (Electronic
Navigational Charts). ENC ini sebenarnya merupakan suatu Data Base yang
distandardisasikan baik mengenai muatan,struktur dan formatnya disesuaikan untuk
digunakan bersama ECDIS namun harus ada persetujuan dari IHO. Demikian juga halnya
dengan RCDS ( Raster Chart Display System ),yang fungsinya hampir sama dengan ECDIS
dan bahkan juga telah disetujui oleh IMO dan IHO, namun perbedaannya hanya
sedikit,yaitu ECDIS dilengkapi dengan alarm yang langsung berhubungan dengan peta
yang digunakan apabila misalnya posisi atau haluan yang digunakan tidak tepat.
Sedangkan RCDS atau RNC dilengkapi dengan kertas peta (Chart paper) yang tidak
dipunyai oleh ECDIS, dimana ECDIS sendiri hanya menggunakan tampilan yang hampir
sama dengan peta. Spesifikasi dan kegunaan dari kedua jenis tersebut diatas hampir
sama.
8. Tersedianya informasi yang cepat pada waktu mendekati pelabuhan yang sibuk
sekalipun demikian juga dengan daerah navigasi lainnya yang baru.
6. Ukuran peta yang ditampilkan di layer kemungkin lebih kecil dari aslinya.
Navigasi berasal dari bahasa latin. Navis yang berarti kapal dan Agere yang berarti
mengarahkan. Apabila kedua kata tersebut dirangkaikan menjadi satu, akan
memberikan pengertian dan makna dari kata Navigasi adalah suatu proses dalam
menjalankan kapal dari satu tempat ketempat tujuan dengan cara yang paling aman dan
efisien (Arso, 1992).
Manfaat Navigasi:
Global Positioning System atau lebih dikenal dengan singkatannya yaitu GPS adalah
suatu sistim navigasi berdasarkan penghitungan satelit yang mempunyai ketepatan
tinggi. Pertama kali peralatan ini dikembangkan oleh Departemen Pertahanan Amerika
Serikat untuk kepentingan militer, akan tetapi pada saat sekarang sudah digunakan
secara luas untuk keperluan komersial maupun rekreasi.
Pada saat keadaan tersedia penuh, bumi diliput oleh suatu konstelasi satelit yang
terdiri dari 24 buah, ditempatkan menyebar pada ketinggian mendekati 20.000 km pada
orbit bumi yang beredar secara terus menerus memancarkan keseluruh penjuru dunia,
mengenai posisi, cuaca, waktu dan informasi kecepatan kepada seluruh pesawat
penerima GPS. Jadi fungsi pesawat penerima GPS adalah untuk mengetahui letak atau
posisi alat ini (pesawat penerima GPS) secara akurat, yaitu berdasarkan letak koordinat
bumi atau perpotongan antara garis bujur dan garis lintang (Longitude and Latitude
Coordinate).
Untuk dunia perikanan khususnya, pesawat penerima GPS ini sangat berguna karena
dapat dimanfaatkan antara lain untuk:
Menentukan arah haluan kapal dengan haluan sejati, sehingga tidak perlu
menghitung variasi maupun deviasi sebagaimana pada kompas magnet
Cara pesawat penerima GPS menentukan posisinya ialah dengan menerima pancaran
dari 3 (atau 4) satelit pada garis pandangnya dengan langkahlangkah dasar sebagai
berikut:
Satelit GPS secara terus menerus memancarkan data orbitnya yang sangat tepat
yang disebut ephemeris. Dengan data ini pesewat penerima GPS langsung menghitung
posisi satelit.
Hampir sama dengan alat penginderaan jarak jauh lainnya seperti Radar, dimana untuk
menetapkan posisi yang paling akurat yang akan diperoleh jika diantara obyek-obyek
sasaran mempunyai sudut pandang mendekati 90 satu sama lain dari posisi kita. Begitu
pula dengan GPS, secara umum bahwa semakin jauh letak satu satelit dengan satelit
lainnya maka ketepatan posisinya akan lebih tinggi.
a. Bagian-bagian GPS
1. Unit Antena
Bentuknya beragam, ada yang berbentuk tabung, bentuk setengah bulat piringan tebal
bahkan ada yang berbentuk bola besar.
2. Unit Display
Pada umumnya bentuk display berupa layar monitor (LED) kecil berikut papan tombol
(keyboard) nya menjadi satu. ( namun ada beberapa pabrikan yang memproduksi GPS
yang bagian display dan antenanya menjadi satu, bahkan ada pula yang berukuran saku).
Untuk mendapatkan hasil yang optimal dalam penerimaan sinyal satelit pada pesawat
penerima GPS, maka pemasangan unit antenna maupun unit display sebaiknya
memperhatikan hal-hal berikut ini:
1. Unit Antena
Dipasang jauh dari sorotan scanner Radar, karena sorotan Radar akan menghalangi
penerimaan sinyal satelit GPS.
Pastikan bahwa lokasi disekitar antenna tidak menutupi garis pandang kearah
satelit. Benda-benda disekitar antenna seperti tiang kapal, atau cerobong asap dapat
menghalangi penerimaan sinyal satelit GPS.
Memasang antenna setinggi mungkin, hal ini juga akan menjaga dari percikan air
laut.
2. Unit Display
Tempatkan unit display jauh dari sengatan matahari langsung, karena panas
tersebut akan menjalar ke bagian dalam kabinet dan akan membuat komponen-
komponen didalamnya bekerja tidak normal.
c. Pengoprasian GPS
Pada saat tombol Power ditekan (on), unit display tidak langsung mengeluarkan
tampilan posisi sekarang, namun harus menunggu kurang lebih 2 menit untuk proses
pencarian almanac (data yang berisi informasi orbit) yang dipancarkan oleh satelit-
satelit GPS. Setiap satelit selalu memancarkan data orbit dirinya sendiri serta perkiraan
data orbit hampir semua satelit GPS yang ada. Kemudian baru penerimaan awal almanac
sekitar beberapa puluh detik. Proses tersebut secara keseluruhan akan memerlukan
waktu 2 3 menit. Setelah itu Unit Display akan menampilkan beberapa informasi pada
layar LCD yang antara lain mengenai:
1. Waktu (Time)
Menerangkan waktu saat ini berdasarkan waktu internasional (UTC). Untuk penggunaan
waktu local (Local Mean Time) dapat disesuaikan dengan cara yang biasanya diuraikan
melalui fungsi tombol menu.
2. Posisi
Menerangkan posisi saat ini yang merupakan koordinat garis lintang dan garis bujur
(Latitude and Longitude) dari pesawat penerima GPS ini berada. Contoh: 34 44 321 N
35 21 567 E. Ini menunjukkan bahwa kapal berada pada koordinat (perpotongan)
antara garis Lintang Utara 34 derajat 44,321 menit dengan garis Bujur Timur 35 derajat
21,567 menit).
3. Haluan (Course)
Menerangkan haluan kapal saat ini. Contoh: C =123, berarti kapal bergerak/ berjalan
dengan arah haluan sejati 123
4. Kecepatan (Speed)
Menerangkan kecepatan kapal saat ini, tertulis dalam satuan knot (KT). Informasi
tersebut diatas tampil pada layar display sebagai tampilan standard atau sama dengan
tampilan pada tombol pos.
2. Radar
Radar adalah kependekan dari Radio detecting and ranging. Radar merupakan salah satu
alat bantu navigasi elektronika, yang digunakan untuk mendeteksi obyek (target/
sasaran) berdasarkan prinsip pengukuran waktu tempuh yang diperlukan untuk
merambatkan pulsa sinyal gelombang elektromagnetik, sejak sinyal tersebut
dipancarkan oleh transmitter hingga gema (echo) yang dipantulkan oleh obyek dan
diterima pada receiver. Sinyal elektromagnetik yang ditampilkan oleh obyek ke pesawat
penerima tersebut selanjutnya tergambar pada layar kaca (Position Plan Indicator atau
PPI), sehingga arah baringan dan jarak pengamat terhadap obyek dapat diketahui.
Obyek pengamatan radar dapat berupa: kapal, pulau, radar reflektor, pelampung rambu
dan benda lainnya yang dapat memantulkan gelombang elektromagnetik, bahkan awan
yang rendah serta hujanpun dapat dideteksi oleh radar.
a. Komponen radar
Secara garis besar komponen radar tersusun antara lain: transmitter, scanner, receiver
dan display unit.
Transmitter
Transmitter (pemancar), adalah salah satu komponen radar yang menghasilkan pulsa
gelombang elektromagnetik. Pulsa tersebut disalurkan ke scanner untuk selanjutnya
dipancarkan keluar menuju obyek (target / sasaran).
Scanner
Scanner merupakan antenna pemancar dan penerima pulsa (transmitter and receiver)
gelombang microwave. Scanner bergerak berputar pada sumbunya menempuh putaran
360 derajat secara terus menerus dan berulang-ulang. Sambil bergerak berputar,
scanner memusatkan gelombang elektromagnetik dan memancarkannya secara terus
menerus pada selang waktu tertentu menuju obyek. Pantulan (echo) geleombang
elektromagnet yang dipantulkan oleh obyek kemudian diterima kembali pada scanner
untuk selanjutnya diteruskan ke unit penerima (receiver).
Receiver
Receiver berfungsi menerima dan memperkuat sinyal gelombang pantulan (echo) yang
diperoleh dari obyek dan merubahnya menjadi sinyal listrik untuk kemudian diteruskan
ke display unit.
Display Unit
Display unit menerima sinyal yang dikirimkan oleh receiver, kemudian ditampilkan data
obyek berupa gambar pada layar kaca yang terbuat dari tabung CRT (cathode ray tube).
Layar tampilan pada tabung CRT tersebut dinamakan Position Plan Indicator (PPI).
Pengamat dapat melihat atau mengamati keadaan obyek dari tampilan display unit ini
berupa baringan dan jarak dari kapal pengamat ke obyek. Pada display unit ini dilengkapi
dengan tombol-tombol yang berfungsi untuk mengoperasikan radar tersebut.
Tombol Power.
Pada tombol power terdapat 3 arah tampilan; OFF, Stanby, ON. Pada posisi OFF; aliran
sumber tenaga (aliran listrik) yang menuju radar diputuskan, sehingga seluruh
komponen radar tidak bekerja. Posisi Stanby; sumber tenaga yang menuju ke radar
dialirkan, dan pada kedudukan tersebut aliran sumber tenaga dikendalikan oleh
pengatur waktu (timer) untuk pemanasan (warming up) seluruh komponen radar. Pada
umumnya pemanasan memerlukan waktu antara 3 - 5 menit. Sebelum lampu indikator
READY menyala, tombol power belum diijinkan diputar pada arah ON. Posisi ON; pada
posisi ini seluruh komponen radar sudah siap untuk dioperasikan.
Brightness
Tombol brightness merupakan pengatur terang atau gelapnya layar kaca (PPI). Dengan
memutar tombol searah jarum jam, maka tampilan lingkaran jarak, garis baringan dan
obyek dapat dilihat pada PPI.
Sensitivity
Tombol sensitivity (kepekaan), adalah untuk mengatur kepekaan penerimaan receiver.
Dengan memutar tombol ini searah jarum jam, display unit akan mengatur kepekaannya
untuk menghilangkan tampilan gambar yang kotor (noise) agar layar PPI dapat
menampilkan gambar yang jelas.
Tuning
Tombol tuning; untuk mengatur penerimaan echo dari obyek yang akan ditampilkan.
Untuk maksud tersebut, diupayakan jarum penunjuk tuning (tuning meter) menunjuk
pada tanda optimum, agar tampilan gambar pada PPI sempurna.
Pada saat cuaca buruk, ketika sedang melakukan pelayaran dilaut permukaan
gelombang laut dapat terdeteksi oleh radar dan tergambar pada PPI, yang menyebabkan
tampilan obyek terkadang tertutup oleh pantulan gelombang laut tersebut. Dengan
mengatur tombol STC, maka kepekaan penerimaan refleksi sinyal permukaan laut
diperlemah, sehingga tampilan gambar obyek menjadi lebih jelas.
Ketika awan gelap dan rendah, atau hujan lebat maupun salju tampak pada tampilan
layar PPI, maka pengamat menjadi sulit untuk mengidentifikasi gambar obyek pada PPI.
Dengan mengatur tombol FTC, maka kepekaan penerimaan pantulan dari hujan, awan
ataupun salju dapat dikurangi, sehingga tampilan gambar obyek menjadi lebih jelas.
Cursor
Cursor digunakan untuk memutar piringan penunjuk arah baringan (azimuth) kapal
terhadap obyek pada layar PPI.
Ring Marker
Tombol ini berfungsi untuk menampilkan lingkaran jarak dari pada PPI. Dengan
mengetahui jarak yang terdapat pada PPI tersebut, maka pengamat dapat menduga
berapa jarak dari pengamat ke obyek tersebut.
Dengan mengatur tombol ini dapat menduga jarak dan arah baringan dari pengamat
terhadap obyek.
Sementara model yang berbeda dari ARPA yang tersedia di pasaran, fungsi-fungsi
berikut ini biasanya diberikan:
6. Otomatis stabilisasi tanah untuk keperluan navigasi. ARPA proses informasi radar
jauh lebih cepat dari radar konvensional namun masih tunduk pada keterbatasan yang
sama. ARPA data hanya seakurat data yang berasal dari input seperti giro dan log
kecepatan.
Sebelum melakukan teknik baringan, langkah pertama yang dilakukan adalah membuat
peta lapangan tempat pelaksanaan praktik baringan serta menentukan letak benda-
benda yang dikenali yang akan dibaring, posisi awal pengamatan, dan posisi akhir (Home
base) ke dalam peta lapangan. Setelah seluruh data yang diperlukan telah diukur, maka
langkah selanjutnya adalah menskalakan hasil pengukuran kemudian memetakannya ke
dalam bidang datar. Pengukuran diukur mengingat letak geografis lapangan gedung
BBPPI Semarang.
Peta lokasi ini dibuat karena peta lokasi belum dipetakan, dan hasilnya (peta lokasi)
dijadikan sebagai pedoman dalam memetakan hasil baringan. Berbeda apabila
pengamatan kita lakukan di laut, maka peta lokasi tidak perlu dibuat karena sudah ada
peta laut yang dijadikan sebagai pedoman, untuk menentukan posisi benda-benda yang
dibaring dan menentukan posisi kapal.
Dalam melakukan baringan silang, didapatkan hasil pengukuran sudut horisontal yaitu
sebagai berikut:
Baringan silang dilakukan untuk menentukan atau melihat posisi awal pada peta dengan
cara membaring dua benda dan mencari perpotongan garis baringan dari keduanya
setelah garis baringan diperpanjang dari titik baringan. Setelah hasil baringan dipetakan
pada peta, kita dapat mengetahui posisi kapal dengan melihat pada peta tersebut.
Hasil yang didapat adalah merupakan jalur pelayaran menuju posisi akhir, dalam hal ini
adalah home base, haluan dan besarnya jarak dapat diketahui dengan mereplikasi hasil
yang diperoleh ke dalam peta. Dari sini perjalanan bisa dikatakan selesai karena tujuan
akhir yang dikehendaki telah dicapai.
Menurut Tim Penyusun PIP (2004), menyatakan bahwa cara pesawat GPS
menetapkan posisi ialah dengan menerima pancaran dari 3 ( atau 4) satelit padsa garis
pandangannya dengan langkah-langkah dasar sebagai berikut:
a. Satelit GPS secara terus-menerus memancarkan data orbitnya yang sangat tepat
disebut ephemeris, dengan data ini pesawat GPS langsung menghitung posisi satelit;
GPS-60C
1. Unit Antena
Bentuknya beragam, ada yang berbentuk tabung, setengah blat piringan tebal, dan
berbentuk bola besar.
2. Unit Display
Biasanya bentuk display berupa layar monitor (LED) kecil berupa papan tombol
(keyboard) menjadi satu.
Menurut Arso (1992), menyatakan bahwa cara pengoperasian GPS yaitu saat
tombol power ditekan on, unit display tidak langsung mengeluarkan tampilan posisi
sekarang, namun harus menunggu 2 menit untuk proses pencaharian almanak (data
yang berisi informasi orbit) yang dipancarkan oleh satelit-satelit GPS. Karena setiap
satelit selalu memancarkan data orbitnya sendiri serta perkiraan data orbit hampir
semua satelit GPS yang ada. Kemudian barulah penerimaan almanak sekitar beberapa
puluh detik. Proses tersebut secara keseluruhan memakan waktu 2-3 menit. Setelah itu
unit display akan menampilkan beberapa informasi pada layar LCD antara lain
mengenai:
- Waktu (time);
- Kecepatan (speed).
Pos, menampilkan posisi kapal, haluan, kecepatan, waktu dan kondisi penerimaan
pesewat (merupakan tampilan standard pada GPS).
R/B, menampilkan jarak (range) dan baringan (bearing) antara kapal dengan titik
Sasaran, dimana titik Sasaran pada umumnya adalah lokasi pada posisi tertentu yang
telah direkam dan diberi nama tertentu.
Nav, menampilkan informasi navigasi yang sesuai dengan apa yang dipilih oleh
pengguna, seperti:
Posisi kini (seperti yang ada pada tampilan tombol POS ) berikut jarak dan baringan
terhadap Sasaran (seperti pada fungsi R/B) berikut kecepatan kapal dan haluan kapal
saat ini.
Tampilan tanggal, bulan dan waktu kearah Sasaran berikut jarak, baringan dan nama
tempat serta kecepatan kapal berikut haluannya.
Mob, adalah singkatan Man Over Board . Tombol ini berfungsi untuk menyimpan
dengan merekam posisi, tanggal dan waktu pada saat kapal berada pada lokasi tertentu,
dan pada saat kapal menjauh meninggalkan lokasi tersebut, maka jarak dan baringan
terhadap posisi tersebut tetap dihitung terus secara otomatis sehingga kapal akan
sangat mudah kembali ke posisi tersebut.
Go to, tombol ini berfungsi untuk memilih titik posisi Sasaran yang diinginkan yang
sudah terekam pada jejak yang ada pada way point.
Way point (WPT),adalah suatu titik-titik lokasi khusus dalam jalur pelayaran, baik
itu titik awal berangkat, titik-titik antara ataupun titik akhit tujuan. Tombol ini berfungsi
untuk menampung posisi-posisi koordinat tertentu yang dapat disimpan dalam memory
display yang terkadang mampu untuk 100 150 titik posisi termasuk informasi-informasi
yang Berkenaan dengan pelayaran ke tujuan titik Sasaran tersebut dari posisi sekarang ,
antara lain mengenai:
Penyimpangan sudut haluan yang terjadi selama pelayaran dan titik berangkat ke
titik tujuan.
Esc, tombol ini sama seperti yang terdapat pada komputer, berfungsi untuk me
nonaktifkan fungsi yang sedang berjalan untuk kembali ke fungsi sebelumnya atau ke
fungsi standard (default).
Set Up, untuk Self Test (menguji kenormalan unit display maupun unit antenna)
dan untuk penyetelan awal, seperti ; Penyesuaian waktu local (Local Mean Time);
Ketinggian Antena; DOP
Alarm, Untuk mengatur alarm pada kondisi tertentu agar tanda bahaya tersebut
berbunyi pada saat memasuki kondisi yang telah deprogram sebelumnya, seperti: Kapal
berjalan dengan kecepatan melebihi; Kapal memasuki wilayah posisi tertentu; Pada saat
unit bekerja tidak normal; Terjadi rimban yang berlebihan terhadap jalur pelayaran yang
telah deprogram; Kapal keluar dari radius batas tertentu saat labuh jangkar dll
Satellite, Berisi beragam informasi mengenai satelitsatelit GPS, antara lain: Nilai
sinyal yang dipancarkan oleh sejumlah satelit; Nilai DOP dan sudut elevasi dari sejumlah
satelit; Jumlah satelit yang masih berfungsi dam yang sudah tidak berfungsi; Nomor-
nomor satelit; Menjelaskan bahwa pada waktu-waktu tertentu (dalam jam dan menit)
dimana satelit tertent tidak mempunyai posisi tetap, atau sebaliknya.
DAFTAR PUSTAKA
Azha, Aksan. 2006. Dasar Navigasi Darat. Akademi Usaha Perikanan. Jakarta.
Burczynski, J and Ben Yami, M. 1985. Finding Fish with Ecosounder, FAO Training Series.
Food and Agriculture Oganization of the United Nations. Via delle Ierme Caracalla.
00100 Roma. Italia.
Dirjen Perikanan. 1999. Petunjuk Teknis untuk Nelayan Tradisional jilid 2. BPPI.
Semarang.
M. Suwiyadi H. 2000. Ilmu Pelayaran. Balai Pendidikan dan Latihan Pelayaran. Semarang.
Supriyono, Hadi. 2000. Ilmu Navigasi untuk Perguruan Tinggi (Non Kepelautan).
Universitas Diponegoro kerjasama dengan BPLP. Semarang.
www.en.wikipedia.org/wiki/Electronic_Chart_Display_and_Information_Syst.
Yoyok, Suariyoto, 2002. Pengetahuan Dasar Echo Sounder dan Aplikasinya pada Kapal
Ikan. Departemen Kelautan dan Perikanan. Balai Pengembangan Penangkapan Ikan
(BPPI). Semarang.
Automatic Identification System
Ketika satelit digunakan untuk mendeteksi tanda tangan AIS maka istilah Satellite-AIS (S-
AIS) digunakan. Informasi AIS melengkapi radar laut, yang terus menjadi metode utama
menghindari tabrakan untuk transportasi air.
Informasi yang disediakan oleh peralatan AIS, seperti identifikasi yang unik, posisi, arah
dan kecepatan, dapat ditampilkan pada layar atau ECDIS. AIS dimaksudkan untuk
membantu petugas watchstanding kapal dan memungkinkan otoritas maritim untuk
melacak dan memantau pergerakan kapal. AIS mengintegrasikan VHF transceiver
standar dengan positioning system seperti GPS atau penerima LORAN-C, dengan sensor
navigasi elektronik lainnya, seperti gyrocompass atau tingkat indikator gilirannya. Kapal
dilengkapi dengan AIS transceiver dan transponder dapat dilacak oleh BTS AIS terletak di
sepanjang garis pantai atau, ketika keluar dari jangkauan jaringan terestrial, melalui
semakin banyak satelit yang dilengkapi dengan penerima AIS khusus yang mampu
deconflicting sejumlah besar tanda tangan.
http://images.digopaul.com/wp-
content/uploads/related_images/2015/09/08/sextan_1.jpg
Sumber: features.cgsociety.org
http://www.bpress.cn/im/tag/JRC-USA/
Peta laut
Peta laut
Peta laut adalah proyeksi[1] bumi atau sebagian muka bumi yang di gambarkan di atas
bidang datar dan digunakan untuk berlayar di laut. Peta laut dibuat sedemikian rupa
sehingga dapat dipakai untuk merencanakan suatu pelayaran baik di laut, lepas pantai
maupun di perairan umum. Peta laut merupakan salah satu alat bantu navigasi untuk
keselamatan pelayaran. Di Indonesia yang berhak menerbitkan peta laut adalah Dinas
Hidro-Oseanografi TNI AL[2]. Ditinjau dari fisiknya Peta laut dibagi menjadi 2 jenis
yaitu[3] :
Peta Elekronik.
Muka surutan
Daratan
Informasi peta (Nomor peta, judul peta, skala peta, koreksi peta, proyeksi peta, peneliti
peta, peringatan, edisi peta, satuan kedalaman laut)
Bahaya navigasi (Kerangka kapal, karang, gosong, ranjau, kabel bawah laut, pipa bawah
laut)
Nomor peta, ditulis di sudut kiri atas dan sudut kanan bawah di luar garis peta
Satuan kedalam peta, ditulis di sudut kiri atas dan kanan bawah di luar garis peta, biasa
dalam satuan meter, depa, atau kaki.
Penerbit peta, ditulis ditengah-tengah bagian bawah dari peta, tepat di luar garis peta
Edisi peta, ditulis disamping sebelah kanan dari penerbit peta, di luar garis peta
Mawar Kompas, dibagian yang tidak mengganggu keterangan dan detail peta.
Region sistem pelampungan, ditulis di bawah judul peta, tepat di bawah skala peta.