Anda di halaman 1dari 5

Proses Terjadinya Korosi (Karat)

APRIL 4, 2012 | GINAISKANDAR


Nama: Gina Indriany Iskandar

Kelas: 1PA09

NPM: 13511072

Proses Kimia Terjadinya Korosi (Karat)

Korosi adalah reaksi redoks antara suatu logam dengan senyawa lain yang terdapat di lingkungannya
(misal air dan udara) dan menghasilkan senyawa yang tidak dikehendaki. Peristiwa korosi kita kenal
dengan istilah perkaratan. Korosi ini telah mengakibatkan kerugian bermilyar rupiah setiap tahunnya.
Biasanya logam yang paling banyak mengalami korosi adalah besi.

Korosi terjadi melalui reaksi redoks, di mana logam mengalami oksidasi, sedangkan oksigen
mengalami reduksi. Karat logam umumnya berupa oksida atau karbonat. Karat pada besi berupa zat
yang berwarna cokelat-merah dengan rumus kimia Fe2O3·xH2O. Oksida besi (karat) dapat
mengelupas, sehingga secara bertahap permukaan yang baru terbuka itu mengalami korosi. Berbeda
dengan aluminium, hasil korosi berupa Al2O3 membentuk lapisan yang melindungi lapisan logam
dari korosi selanjutnya. Hal ini dapat menerangkan mengapa panic dari besi lebih cepat rusak jika
dibiarkan, sedangkan panci dari aluminium lebih awet.

Korosi secara keseluruhan merupakan proses elektrokimia. Pada korosi besi, bagian tertentu dari besi
sebagai anode, di mana besi mengalami oksidasi.

Fe(s) à Fe2+(aq) + 2e–

Elektron yang dibebaskan dalam oksidasi akan mengalir ke bagian lain untuk mereduksi oksigen.
O2(g) + 2 H2O(l) + 4e– à 4 OH–(l)

Ion besi(II) yang terbentuk pada anode akan teroksidasi membentuk besi(III) yang kemudian
membentuk senyawa oksida terhidrasi Fe2O3·xH2O yang disebut karat.

1. Faktor-faktor penyebab korosi besi


Penyebab utama korosi besi adalah oksigen dan air.

2. Teknik pencegahan korosi besi


Korosi pada besi menimbulkan banyak kerugian, karena barang-barang atau bangunan yang
menggunakan besi menjadi tidak awet.

Korosi pada besi dapat dicegah dengan membuat besi menjadi baja tahan karat (stainless steel),
namun proses ini membutuhkan biaya yang mahal, sehingga tidak sesuai dengan kebanyakan
pengunaan besi

Cara pencegahan korosi pada besi dapat dilakukan sebagai berikut:

a. Pengecatan
Fungsi pengecatan adalah untuk melindungi besi kontak dengan air dan udara. Cat yang mengandung
timbal dan seng akan lebih melindungi besi terhadap korosi. Pengecatan harus sempurna karena jika
terdapat bagian yang tidak tertutup oleh cat, maka besi di bawah cat akan terkorosi. Pagar bangunan
dan jembatan biasanya dilindungi dari korosi dengan pengecatan.
b. Dibalut plastik
Plastik mencegah besi kontak dengan air dan udara. Peralatan rumah tangga biasanya dibalut plastik
untuk menghindari korosi.

c. Pelapisan dengan krom (Cromium plating)


Krom memberi lapisan pelindung, sehingga besi yang dikrom akan menjadi mengkilap. Cromium
plating dilakukan dengan proses elektrolisis. Krom dapat memberikan perlindungan meskipun
lapisan krom tersebut ada yang rusak. Cara ini umumnya dilakukan pada kendaraan bermotor,
misalnya bumper mobil.

d. Pelapisan dengan timah (Tin plating)


Timah termasuk logam yang tahan karat. Kaleng kemasan dari besi umumnya dilapisi dengan timah.
Proses pelapisan dilakukan secara elektrolisis atau elektroplating. Lapisan timah akan melindungi
besi selama lapisan itu masih utuh. Apabila terdapat goresan, maka timah justru mempercepat proses
korosi karena potensial elektrode besi lebih positif dari timah.

e. Pelapisan dengan seng (Galvanisasi)


Seng dapat melindungi besi meskipun lapisannya ada yang rusak. Hal ini karena potensial elektrode
besi lebih negative daripada seng, maka besi yang kontak dengan seng akan membentuk sel
elektrokimia dengan besi sebagai katode. Sehingga seng akan mengalami oksidasi, sedangkan besi
akan terlindungi.

f. Pengorbanan anode (Sacrificial Anode)


Perbaikan pipa bawah tanah yang terkorosi mungkin memerlukan perbaikan yang mahal biayanya.
Hal ini dapat diatasi dengan teknik sacrificial anode, yaitu dengan cara menanamkan logam
magnesium kemudian dihubungkan ke pipa besi melalui sebuah kawat. Logam magnesium itu akan
berkarat, sedangkan besi tidak karena magnesium merupakan logam yang aktif (lebih mudah
berkarat).
Proses Terjadinya Korosi
A. Proses Terjadinya Korosi
Korosi (Kennet dan Chamberlain, 1991) adalah penurunan mutu logamakibat reaksi elektro kimia
dengan lingkungannya. Korosi atau pengkaratanmerupakan fenomena kimia pada bahan – bahan
logam yang pada dasarnyamerupakan reaksi logam menjadi ion pada permukaan logam yang
kontaklangsung dengan lingkungan berair dan oksigen. Contoh yang paling umum, yaitukerusakan
logam besi dengan terbentuknya karat oksida. Dengan demikian, korosimenimbulkan banyak
kerugian.
Korosi logam melibatkan proses anodik, yaitu oksidasi logam menjadi iondengan melepaskan
elektron ke dalam (permukaan) logam dan proses katodikyang mengkonsumsi electron tersebut
dengan laju yang sama : proses katodikbiasanya merupakan reduksi ion hidrogen atau oksigen dari
lingkungansekitarnya. Untuk contoh korosi logam besi dalam udara lembab, misalnya
prosesreaksinya dapat dinyatakan sebagai berikut :
Anode {Fe(s)→ Fe2+(aq)+ 2 e}
x2
Katode O2(g)+ 4H+(aq)+ 4 e → 2 H2O(l)
+
Redoks 2 Fe(s) + O2 (g)+ 4 H+(aq)→ 2 Fe2++ 2 H2O(l)
Dari data potensial elektrode dapat dihitung bahwaemf standar untuk proseskorosi ini, ,yaituE0sel
=+1,67 V ; reaksi ini terjadi pada lingkungan asam dimanaion H+ sebagian dapat diperoleh dari
reaksi karbon dioksida atmosfer dengan airmembentuk H2CO3. Ion Fe+2 yang terbentuk, di anode
kemudian teroksidasi lebihlanjut oleh oksigen membentuk besi (III) oksida :
4 Fe+2(aq)+ O2 (g) + (4 + 2x) H2O(l) → 2 Fe2O3x H2O + 8 H+(aq)
Hidrat besi (III) oksida inilah yang dikenal sebagai karat besi. Sirkuit listrikdipacu oleh migrasi
elektron dan ion, itulah sebabnya korosi cepat terjadi dalamair garam.
Jika proses korosi terjadi dalam lingkungan basa, maka reaksi katodik yang
terjadi, yaitu :
O2 (g) + 2 H2O(l)+ 4e → 4 OH-(aq)
Oksidasi lanjut ion Fe2+ tidak berlangsung karena lambatnya gerak ion inisehingga sulit
berhubungan dengan oksigen udara luar, tambahan pula ion inisegera ditangkap oleh garam
kompleks hexasianoferat (II) membentuk senyawakompleks stabil biru. Lingkungan basa tersedia
karena kompleks kaliumheksasianoferat (III).
Korosi besi realatif cepat terjadi dan berlangsung terus, sebab lapisansenyawa besi (III) oksida yang
terjadi bersifat porous sehingga mudah ditembusoleh udara maupun air. Tetapi meskipun alumunium
mempunyai potensial reduksijauh lebih negatif ketimbang besi, namun proses korosi lanjut
menjaditerhambatkarena hasil oksidasi Al2O3, yang melapisinya tidak bersifat poroussehingga
melindungi logam yang dilapisi dari kontak dengan udara luar.

B. Dampak Dari Korosi


Karatan adalah istilah yang diberikan masyarakat terhadap logam yang
mengalami kerusakan berbentuk keropos. Sedangkan bagian logam yang rusak
dan berwarna hitam kecoklatan pada baja disebut Karat. Secara teoritis karatadalah istilah yang
diberikan terhadap satu jenis logam saja yaitu baja, sedangkansecara umum istilah karat lebih tepat
disebut korosi. Korosi didefenisikan sebagaidegradasi material (khususnya logam dan paduannya)
atau sifatnya akibatberinteraksi dengan lingkungannya.
Korosi merupakan proses atau reaksi elektrokimia yang bersifat alamiah danberlangsung dengan
sendirinya, oleh karena itu korosi tidak dapat dicegah ataudihentikan sama sekali. Korosi hanya bisa
dikendalikan atau diperlambat lajunya sehingga memperlambat proses perusakannya.
Dilihat dari aspek elektrokimia, korosi merupakan proses terjadinya transferelektron dari logam ke
lingkungannya. Logam berlaku sebagai sel yangmemberikan elektron (anoda) dan lingkungannya
sebagai penerima elektron(katoda). Reaksi yang terjadi pada logam yang mengalami korosi adalah
reaksioksidasi, dimana atom-atom logam larut kelingkungannya menjadi ion-ion denganmelepaskan
elektron pada logam tersebut. Sedangkan dari katoda terjadi reaksi, dimana ion-ion dari lingkungan
mendekati logam dan menangkap elektron-
elektron yang tertinggal pada logam.

Anda mungkin juga menyukai